Anda di halaman 1dari 11

Materi Sejarah kelas XI IPA

BAB I
(Perkembangan Kerajaan Hindu Buddha dan Islam di Indonesia)
A. Masuknya Kebudayaan dan Agama Hindu dan Buddha ke Indonesia
Hubungan dagang antara Indonesia dengan India berpengaruh terhadap masuknya budaya Hindu-Buddha
ke Indonesia, Agama Budha disebarluaskan ke Indonesia oleh para bhiksu, sedangkan mengenai
pembawa agama Hindu ke indonesia terdapat 4 teori sebagai berikut:
1. Teori Brahmana: pengaruh dari kaum pendeta
2. Teori Ksatria : pengaruh dari tawanan perang yang dibuang
3. Teori Waisya : pengaruh dari pedagang yang transit
4. Teori Sudra : pengaruh dari kaum budak
5. Teori Arus Balik : pelajar yang kembali dari menuntut ilmu di Inda
B. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur, terjadi kontak pertama dengan India. Kerajaan ini menganut
kepercayaan Hidu Syiwa. Peninggalan terpenting adalah 7 prasasti Yupa, dengan huruf Pallawa dan
bahasa Sanskerta, dari abad ke-4 Masehi, mengenai pengorbanan raja Mulawarman terhadap kaum
Brahmana berupa 1000 ekor sapi. Raja yang pernah berkuasa:
1. Kundungga : pendiri Kutai, raja Kutai yang belum menganut agama Hindu
2. Asmawarman ( Ansuman/Dewa Matahari) : menjadi penganut agama Hindu melalui upacara
Abhiseka dan mamperluas wilayahnya dengan upacara aswamedha
3. Mulawarman : menganut ajaran agama Hindu sejak lahir dan yang memerintahkan untuk menulis
Yupa.
C. Kerajaan Tarumanegara
Kerjaan Tarumanegara terletak di Jawa Barat. Didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun
358, raja keduanya adalah Dharmayarman (putra dari raja I) dari tahun 382-395, raja ketiganya adala
Maharaja Purnawarman (395-434 M). Kerajaan ini menganut agama Hindu Waisnawa atau aliran Wisnu.
Prasasti yang ditemukan antara lain:
1. Ciaruteun : Raja Purnawarman merupakan titisan Dewa Wisnu
2. Kebon Kopi : apak kaki gajjah Airawata
3. Jambu : kondisi masyarakat di Tarumanegara
4. Muara Ciaten : keagungan Raja Purnawarman
5. Tugu : Sungai Candrabhaga dan Gomati yang ditafsirkan sebagai sungai yang digunakan untuk
pengairan. Penggalian diperintahkan oleh Purnawarman sepanjang 11 km.
6. Pasir Awi : kegaungan Raja Purnawarman
7. Munjul : kondisi masyarakat Tarumanegara
D. Kerajaan Holing
Kerajaan Holing terketak di Jawa Tengah. Kerajaan ini diperintah oleh Ratu Sima yang sangat adil dan
bijaksana. Bercorak agama Budha. Pendeta Budha dari Cina belajar agama di Holing dan bersama dengan
Janabhadra menerjemahkan kitab agama Budha dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Cina.
E. Kerajaan Melayu
Terletak di sekitar Jambi wilayah sungai Batanghari. Sumber berita keberadaan kerajaan ini adalah berita
Cina, sedangan prasasti tidak ada yang ditemukan. Sekitar abad VII M, kerajaan Melayu merupakan
bagian dari Sriwijaya.
F. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya terletak di Selat Malaka, atau sekarang di Palembang. Kerajaan ini bercorak Buddha,
dan merupakan kerajaan yang membawa kejayaan bagi Indonesia. Kerajaan ini menjadi tempat transit
kapal-kapal dagang karena letaknya yang strategis. Prasasti yang ditemukan antara lain :
1. Kedukan Bukit : kemengan Dapunta Hyang yang dapat menundukab Minangtamwan (sekitar
wilayah Jambi) sehingga Sriwijaya menjadi makmur.
2. Talang Tuwo : pembuatan Taman Srikesetra atas perintah Dapunta Hyang.
3. Talaga Batu : kutukan raja bagi siapa saka yang tidak taat pada raja
4. Kota Kapur : menaklukan Bumi Jaya bagi yang tidak setia terhadap kerajaan Sriwijaya
5. Karang Berahi : penguasaan atas Jambi dan wilayah pedalaman
6. Ligor : pengawasan daerah selat Malaka dan penguasaan atas wilayah Funan.
7. Nalanda : jasa raja Balaputradewa dalam pembangunan asrama di Nalanda untuk transit pelajar
Sriwijaya yang belajar agama Budha di India.

G. Kerajaan Mataram Kuno


Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah, dikelilingi gunung dan sungai, digunakan sebagai
pertahanan. Prasasti yang ditemukan dan raja yang pernah memerintah antara lain :
1. Prasasti Canggal
Ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Disebutkan pada mulanya Jawa (Yawadwipa)
diperintah oleh Raja Sanna. Setalah wafat, digantikan oleh Sanjaya, putra Sannaha (saudara
perempuan Sanna).
2. Prasasti Kedu
Ditulis oleh Raja Balitung pada tahun 907, memuat mengenai raja-raja keturunan Sanjaya:
a) Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya : pendiri kerajaan Mataram kuno yang bercorak agama Hindu
Siwa. Ratu mendatangkan oendeta sehingga rakyat dapat memperdalam ilmu agama.
b) Sri Maharaja Rakai Panangkaran
c) Sri Maharaja Rakai Panunggalan
d) Sri Maharaja Rakai Warak
e) Sri Maharaja Rakai Garung
f) Sri Maharaja Rakai Pikatan
Raja ini memiliki cita-cita menyatukan Jawa Tengah dengan resiko harus berhadapan dengan
Sriwijaya yang diperintah Balaputradewa.
g) Sri Maharaha Rakai Kayuwangi
h) Memiliki tujun untuk memajukan sistem pertanian, serta erhatian terhadao agama juga sangat
besar.
i) Sri Maharaja Rakai Watumuhalang
j) Sri Maharaja watukura Dyah Balitung
3. Prasasti Kelurak
Disebutkan bahwa Raja Dharanindra membangun arca Majusri (candi Sewu). Penggatinya adalah
Samaratungga, lalu digantikan putrinya, Pramodawardhani (Sri Kahulunan).
4. Prasasti Sri Kahulunan
Sri Kahulunan meresmikan pemberian tanah untuk pemeiharaan candi Borobudur yang dibangun
sejak Samaratungga.
Pramodharwardani menikah dengan Rakai Pikatan. Adik beliau, Balaputradewa menentang. Padatahun
856 Balaputradewa berusaha merebut kekuasaan dari Rakai PIkatan, namun gagal. Setalah pemerintahan
Rakai Pikatan, Mataram mengalami kemunduran. Sejak pemerintahan Raja Balitung, banyak
mengalihkan perhatian ke Jawa Timur. Raja-raja setelah Balitung :
1) Daksa (910-919)
2) Rakai Layang Dyah Tulodong (919-924)
3) Wawa yang bergelar Sro Wijayalokanamottungga (924-929)
Merupakan raja terakir, kemudian oleh Pu Sindok Mataram dipindahkan ke Jawa Timur.
H. Kerajaan Medang Kamulan
Kerajaan ini terletak di Jawa timur, di Muara Sungai Brantas, ibu kota terletak di Watan Mas. Didirikan
oleh Mpu Sindok, dan merupakan hasil pemindahan kerajaan Mataram Kuno akibat bencana alam gunung
berapi. Sumber sejarah antara lain :
1. Prasasti oleh Mpu Sindok : mengenal pemerintahan Mpu Sindok dan permaisuri Sri Wardhani
Mpu Kbin
2. Prasasti di daerah Bangil : perintah Mpu Sindok membangun candi untuk pemakaman ayahnya
3. Prasasti di Lor (Nganjuk) : perintah Mpu Sindok untuk membuat candi simbol kemenangan di
daerah Anjukladang
4. Prasasti Calcuta (Pucangan) : silsilah kerajaan, oleh Airlangga.
Raja yang pernah memerintah :
a) Raja Mpu Sindok : memiliki gelar Sri Isyanatunggadewa karena mendirikan dinasti Isyana.
Setekah turun tahta, Medang Kamulan mengalami kemunduran.
b) Dharmawangsa : memajukan perekonomian dan politik kerajaan.
c) Airlangga : merupakan masa kejayaan
I.
Kerajaan Kediri
Kerajaan ini meliputi wilayah Madiun. Prasasti yang ditemukan antara lain :
1. Prasasti Sirah Kering : pemberian hadiah tanah kepada ralyat
2. Prasasti di Tulungagung dan Kertsoono : kegiatan keagamaan
3. Prasasti Ngantang : pemberian tanah oleh Jayabaya
4. Prasasti Jaring : mengenai gelar pejabat yang menggunakan nama binatang
5. Prasasti Kamulan : mengenai raja yang dpat mengalahkan daerah Katangkatang
Raja yang memerintah:
1. Raja Jayawarsa : prasasti Sirah Keting, pemberian hadiah bagi yag berjasa pada kerajaan
2. Raja Bhameswara : sistem keagamaan menjadi perhatian khusus

3. Raja Jayabaya : masa kejayaan, merupakan peramal yan jitu. Ramalan yang terkenal terdapat
pada kitab Jongko Joyoboyo
4. Raja Sarweswara dan Aryeswara : tidak meninggalkan bukti prasasti
5. Raja Gandra : nama bintang jadi gelar kepangkatan (prasasti Jaring)
6. Raja Kameswara : seni sastra dan ceritacerita panji
7. Raja Kertajaya : mengaalami kemunduran, kaum Brahmana diturunkan posisinya
J. Kerajaan Singosari
Kerajaan ini terletak di wilayah Malang, Jawa Timur. Perkembangan pesat terjadi setelah mengalahkan
Kediri dalam perang di dekat Ganter. Peninggalan kerajaan Singosari :
1. Kitab Pararaton : cerita raja- raja
2. Kitab Negarakertagama : kedekatan kerajaan Majapahit
3. Berita Cina : rencana Kubilai Khan menyerang Singosari
4. Peninggalan Candi : Candi Kidal,Candi Jago, Candi Singosari
Raja yang memerintah :
1. Ken Arok : pendiri kerajaaan dengan membunuh Tunggul Ametung dari Kediri, dan
menggantikannya sebagai Tumapel. Lalu, pada tahun 1222, ia membunuh Kertajaya, dan menjadi
rajja dengan gelah Ranggah Rajasa Sang Amurwa Bhumi
2. Raja Nusapati : kegemaran menyambung ayam
3. Raja Tohjaya : hanya beberapa bulan, lalu digantikan anaknya, Ranggawuni, bergelar
Wisnuwardhana
4. Raja Kertanegara : raja terakhir, puncak kejayaan, menganut Siwa-Budha, dibinih oleh Arya
Wijaya dan Jayakatwang dari Kediri
K. Kerajaan Majapahit
Dimulai dari pembukaan Hutan Tarik di dekat Sungai Brantas atas izin Arya Wijaya kepada Raden
Wijaya, menantu Kertanegara, yang kemudian tempat itu diberi nama Majapahit. Raden Wijaya
membalas dendam pada Jayakatwang dengan memanfaatkan pasukan Tartar yang dikirim Kubilai Khan
untuk menghukum raja Jawa. Jayakatwang hancur, Raden Wijaya diangkat sebagai raja. Raja yang pernah
memerintah:
1. Raden Wijaya : bergelar Sri Rajasa Jayawardhana, peletak dasar-dasar kerajaan
2. Jayanegara : penuh dengan pemberontakan, salah satunya pemberontakan Kuti yang berhasil
ditumpas oleh Gajah Mada. Jayanegara dibunuh oleh tabib istana, dan tidak meninggalkan
keturunan
3. Tribuwana Tunggadewi (Bhre Khuripan) : ekspedisi hingga seluruh Nusantara. Maha Patih Gajah
Mada mengucapkan Sumpah Palapa untuk menyatukan Nusantara
4. Hayam Wuruk (Kertajasa Jayawardhana) : anak Bhre Kahuripan, Gajah Mada mewujudkan
sumpahnya, Majapahit di puncak Kejayaan
Kerajaan ini runtuh karena perang saudara antara Wikramawardhana (suami Kusumawardahani, anak
Hayam Wuruk), dan Bhre Wirabhumi (anak laki-laki Hayam Wuruk dari selir). Perang ini disebut perang
Paregreg, dan Wirabhumi kalah. Kekuasaan Majapahit melemah, dan banyak wilayah yang melepaskan
diri. Selain itu terdapat serangan dari Kerajaan Demak.
L. Perkembangan Kerajaan Islam
Penyebaran dilakukan melalui beberapa media, antara lain :
1. Perdagangan
2. Pendidikan
3. Perkawinan
4. Dakwah
5. Kesenian
6. Tasawuf
M. Kerajaan Samudera Pasai
Terletak di sekitar Selat Malaka, sangat strategis sehingga menjadi pusat Bandar transito internasional.
Pendirinya adalah Nazimuddin al-Kamil, Laksamana Laut dari Mesir. Di Mesir, Dinasti Mamaluk
mengirim Syekh Ismail untuk merebut Samudera Pasai. Syekh Ismail bekerja sama dengam Marah Silu,
dan berhasil merebut Samudera Pasai. Marah Silu diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan Malik Al
Shaleh. Raja yang pernah memerintah :
1. Nazimuddin Al Kamil : pendiri kerajaan
2. Sultan Malik Al Shaleh : menjadi pusat perdagangan di Selat Malaka. Raja wafat digantikan oleh
putranya.
3. Sultan Malik At Thahir (Sultan Muhammad-Sultan Ahmad-Sultan Zainal Abidin) : Samudera
Pasai mengalami kemunduran, dan dikuasai oleh Kerajaan Islam Malaka
N. Kerajaan Malaka
Terletak di Selat Malaka, didirikan oleh seorang pelarian dari Blambangan, bernama Paramisora. Beliau
bergelar Sultan Iskandar Syah, raja pertama Kerajaan Malaka. Kerajaan ini letaknya strategis dan menjadi
bandar dagang. Raja yang pernah memerintah:

1. Iskandar Syah : mewujudkan cita-cita sebagai penguasa Selat Malaka


2. Sultan Muhammad Iskandar Syah : menguasai Selat Malaka setelah menikahi putri mahkota
Kerajaan Samudera Pasai
3. Sultan Mudzafat Syah : puncak kejayaan
4. Sultan Mansyur Syah : puncak kejayaan
5. Sultan Alaudin Syah : perkembangan pesat dalam perekonomian
6. Sultan Mahmud Syah : kerajaan lemah, tidak dapat menangkal bangsa Portugis saat masuk ke
Malaka
O. Kerajaan Aceh
Terletak di bagian utara pulau Sumatera dekat dengan jalur perdagangan internasional. Raja yang
memerintah :
1. Sultan Ali Mughayat Syah : memperluas kerajaa hingga Sumatera Utara
2. Sultan Salahuddin : mengalami kemerosotan
3. Sultan Alaudin Riayat Syah : memperbaiki sistem pemerintahan, melakukan penguasaan terhadap
kerajaan Aru
4. Sultan Iskandar Muda : puncak kejayaan
5. Sultan Iskandar Thani : tidak lama memerintah
6. Putri Sri Alam Permaisuri : mengalami kemunduran, runtuh dikuasai Belanda.
Penyebab Keruntuhan:
1. Setelah Iskandar Muda tidak ada lagi pemimpin yang cakap
2. Pertikaian antara bangsawan dengan ulama
3. Daerah kekuasaannya banyak yang melepaskan diri
P. Kerajaan Demak
Berlokasi di Jawa Tengah, merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Merupakan daerah asal Majapahit
yang kekuasaannya diserahkan pada Raden Patah. Raja yang memerintah :
1. Raden Patah : mengalami perkembangan pesat, menjadi pusat penyiaran agam Islam di Jawa
2. Adipati Unus : menyerang Malaka yang dikuasai bangsa Portugis. Beliau wafat, dan digantikan
adiknya
3. Sultan Trenggana : puncak kejayaan, memperluas wilayah hingga daerah Jawa Barat.
Mengirimkan pasukan ke Jawa Barat dibawah pimpinan Fatahillah, mengusir Portugis dari Sunda
Kelapa
Keruntuhan terjadi setelah Trenggana wafat, terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Seda ing Lepen
(adik Sultan Trenggono) dan Sunan Prawoto (putra Sultan Trenggana). Anak dari Pangeran Seda ing
Lepen (Arya Penansang). Arya Penansang membunuh adipati Jepara, Pangeran Hadiri, lalu istrinya
melawan Arya Penansang. Arya Penansang dibunuh oleh Ki Jaka Tingkir. Lalu Ki Jaka Tingkir naik tahta
dengan gelar Sultan Hadiwijaya, dan memindahkan Demak ke Pajang.
Q. Kerajaan Banten
Terletak di daerah Jawa Barat bagian utara, menguasau jalur perdagangan di daerah Selat Sunda. . Peletak
dasar kerajaan adalah Sultan Hasanuddin(putra Fatahillah). Raja yang memerintah :
1. Raja Hassanuddin : berkembang pesat, mengalami perluasan sampai Lampung
2. Panembahan Yusuf : perkembangan pesat pada pertanian dan perdagangan. Penguasaan terhadap
kerajaan Pajajaran
3. Maulana Muhammad : menjadi raja di umur 9 tahun, sehingga Mangkubumi menjadi wali raja.
Banten menjadi bandar transito perdagangan lada
4. Abu Mufakir : menjadi raja di umur 5 bulan, wali raja adalah Mangkubumi yang bernama
Pangeran Ranamenggala
5. Sultan Ageng Tirtayasa : puncak kejayaan
Kerajaan Banten runtuh akibat perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji, dan
Belanda memanfaatkan ini dengan devide et impera (politik adu domba). Sultan Haji meminta bantuan
VOC, dan pada tahun 1682, Sultan Ageng menyerah dan ditawan sampai meninggal. Kerajaan mengalami
kemunduran dan dikuasai sepenuhnya oleh Belanda.
R. Kerajaan Mataram
Terletak di Jawa Tengah bagian selatan. Wilayah kekuasaan meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
sebagian Jawa Barat. Raya yang memerintah :
1. Panembahan Senapati : pendiri kerajaan, dalam waktu singkat Jawa TImur dikuasai
2. Mas Jolang : saat meluaskan wilayahnya, menarik pasukan kembali karena terjadi wabah
penyakit
3. Sultan Agung : puncak kejayaan. Sultan Agung anti terhadap Belanda. Mengadakan penyerangan
terhadap Belanda di Batavia, namun gagal
4. Amangkurat I : Belanda menyebarkan pengaruhnya untuk mendirikan benteng pertahanan
5. Amangkurat II : ibukota Mataram dipindah ke Kartasura
Kerajaan Mataram mengalami kemnduran setalah Perjanjian Giyanti, dimana Mataram dibagi menjadi
dua daerah kekuasaan, yaitu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat kepada Pangeran Mangkubumi
(Sultan HB I) dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Sultan PB III).

S. Kerajaan Gowa Tallo


Terletak di Sulawesi Selatan, merupakan jalur perdagangan rempah-rempah daerah Maluku. Kerajaan ini
merupakan daerah persinggahan pedagang. Raja yang memerintah :
1. Sultan Alauddin : pendiri kerajaan, mengembangkan sistem maritim di daerah Makassar
2. Sultan Hassanuddin : puncak kejayaan, perluasan hingga Ambon, mendapat perlawanan dari
Belanda yang sudah terlebih dahulu di wilayah tersebut
3. Masapomba : mengalami kemunduran
T. Kerajaan Ternate-Tidore
Terletak di Maluku, telah tertata sistem pemerintahan yang terstruktur, antara lain adanya Uli Lima dan
Uli Siwa. Raja yang memerintah Ternate :
1. Sultan Hairun : Portugis mendirikan Benteng Santo Paulo, melakukan monopoli perdagangan,
dan Sultan Haitun menentang keras. Untuk menyelesaikan permasalahan, Sultan Hairun diajak
berunding, namun ditusuk hingga tewas
2. Sultan Baabullah : menggantikan Sultan Hairun, ikut menentang Portugis. Beliau melakukan
perlawanan dan dimenangkan oleh kerajaan, dan Portugis meninggalkan Maluku
Raja yang berkuasa di Tidore adalah Sultan Nuku, yang masa pemerintahannya tidak begitu bergabung,
namun membawa kesejahteraan bagi rakyat.
BAB II
(Perkembangan Masyarakat Indonesia di Bawah Penjajahan
VOC, Belanda Inggris, dan Jepang)
A. Indonesia di Bawah VOC
1. Kekuasaan VOC
Pada tahun 1596, Belanda melakukan pelayarn mencari rempah-rempah dipimpin oleh Counelis de
Houtman. Pertama kali mendarat di Indonesia di Banten, kemudian ke Maluku sebagai pusat rempahrempah. Belanda membentuk kongsi dagang yang bernama VOC pada tahun 1602, memiliki hak-hak
istimewa sebagai berikut :
1) Hak monopoli perdagangan
2) Hak memiliki tentara sendiri dan mengadili sendiri
3) Hak menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di daerah kekuasaan monopolu
perdagangannya
2. Kebangkrutan VOC
Menjelang abad ke 19, keuangan memburuk. Dengan kas yang kosong, j=hutang yang bertumpuk, serikat
dagang tidak mampu menjalankan kegiatannya. Penyebab kebangkrutan antara lain :
Korupsi merajalela yang dilakukan pegawai VOC
1) Banyak pegawai VOC yang tidak cakap, pengendalian monopoli tidak berjalan lancar
2) VOC banyak menanggung hutang akibat peperangan baik dengan rakyat Indonesia maupun
dengan Inggris untuk memperebutkan kekuasaan dagang
3) Kemerosotan moral di kalangan penguasa akibat sistem monopoli perdagangan
4) Tidak jalannya verplichte (penyerahan wajib) dan Preanger Stelsel (aturan Priangan), kedua
aturan ini dimaksudkan untuk mengisi kekosongan kas
3. Pembubaran VOC
Armada kapal EIC berturut-turut merebut kedudukan VOC di Persia, Hindustan, Sri Lanka smapai
Malaka. Menyadari bahaya serangan INggris, pemerintah Republik Bataaf bertindak terhadap VOC. VOC
dianggap tidak bisa diandalkan menghadang serangan Inggris. Keberadaan VOC juga tidak bisa
dipertahankan karena menyedot keuangan negara. Pada tanggal 31 Desember 1799, pemerintah mencabut
izin usaha VOC, dan VOC pun bubar.
B. Pemerintahan Kolonialisme Belanda di Indonesia
1. Sistem Tanam Paksa di Indonesia
Sejak pembubaran VOC, daerah yang menjadi kekuasaannya diambil alih pemerintah Kerajaan Belanda.
Untuk menyelamatkan negeri Belanda dari kekosongan kas negaram pemerintah memerintah Kerajaan
Belanda mengangkat Van den Bosch sebagai gubernur jenderal di Indonesia. Van den Bosch
memperkenalkan sistem tanam paksa (cuktur stelsel) dengan pokok peraturannya :
1) Perjanjian pembagian sebagian tanahnya dengan rakyat untuk ditanami tanaman yang laku di
pasaran Eropa
2) Tanah yang dipergunakan seperlima dari tanah pertanian suatu desa
3) Tenaga yang digunakan tidak melebihi tenaga yang digunakan untuk menanam padi
4) Tanah yang digunakan bebas pajak
5) Hasil dari tanaman diserahkan kepada pemerintah. Jika lebih, maka kelebihan itu dikembalikan
kepada rakyat

6) Kerusakan tanaman yang bukan kesalahan rakyat akan ditanggung pemerintah


Ternyata pelaksanaan menyimpang jauh dari pokok peraturan, misalya :
1) Tanah yang digunakan lebih dari seperlima
2) Tanah tetap dikenai pajak
3) Kerusakan tanaman selalu diganti rakyat
4) Tanam paksa mengembalikan kejayaan Belanda, namun menyebabkan kemelaratan dan
penderitaan bagi rakyat Indonesia.
2. Fase Politik Liberal (1870-1900)
Kaum liberal Belanda mengkritik tanam paksa yang menyengsarakan rakyat. Sistem ini diganti dengan
usaha swasta karena waktu 1870-1900 bermunculan modal-modal asing di Indonesia, seperti kopi, teh,
tebu, dan kina. Perkebunan tersebut berkembang pesat. Untuk mendukung program ini Belanda
mambangun waduk, saluran irigasi, jalan, jembatan, dan rel kereta api. Segi positif munculnya
perusahaan-perusahaan perkebunan swasta, yaitu :
1) Meresapnya ekonomi uang di pedesaan
2) Dikenal sistem kerja upahan
3) Lahirnya kaum buruh dan tumbuhnya kota-kota di lingkungan perusahaan
4) Praktik-praktik kolonial justru menimbulkan merosotnya kehidupan rakyat, Rakyat tidak
diperbaiki nasibnya padahal sudah berperan dan memberi keuntungan bagi Belanda
3. Fase Politik Etis (1900->>)
Gagasan politik ini dikemukakan oleh Van Deventer sebagai politik balas budi kepada rakyat Indonesia.
Kebijakan politik etis ini bertumpu pada tiga bidang : pendidikan, irigasi, transmigrasi. Ini pun bertujuan
untnuk mendukung perusahaan-perusahaan Belanda. Dari program politik etis ini di bidang pendidikan
lahirnya kaum terpelajar yang dalam perkembangannya menjadi pelopor dan pemimpin pergerakan
nasional.
C. Pemerintahan Kolonial Inggris di Indonesia (1811-1816)
Sejak perjanjian Tuntang, Indonesia diserahkan kepada Inggris. Inggris mengangkat Tomas Stamford
Raffles sebagai letnan gubernur. Raffles berpatokan pada 3 asas:
1) Segala bentuk dan jenis penyerahan wajib maupun pekerjaan rodi harus dihapuskan, rakyat
menentukan jenis tanaman apa tanpa unsur paksaan
2) Peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan mereka dijadikan sebagai bagian
integral dari pemerintahan kolonial dengan fungsi-fungsi pemerintahan yang sesuai dengan asaasas negara Barat
3) Pemilik tanah adalah pemerintah kolonial, maka petani yang menggarap tanah dianggap sebagai
penyewaa tanah milik pemerintah
Sistem sewa tanah dikenal dengan land rent system, diharapkan dapat memberikan kebebasan dan
kepastian hukum kepada petani, dan merangsang arus pendapatan negara yang tetap. Gagasan-gagasan ini
mempengaruhi Pemerintah Belanda pada tahun 1816 saat Indonesia kembai ke tangan Belanda.
D. Masa Pendudukan Jepang di Indonesia
1. Masuknya Jepang ke Indonesia
Pada tanggal 8 Maret 1942, Belanda dibawah pimpinan Letnan Jenderal Ter Poorten, menyerah tanpa
syarat di Kalijati kepada bala tentara Jepang di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitosi Immamura.
2. Struktur Pemerintahan Pendudukan Jepang
Terdapat 3 pemerintahan militer, yaitu :
1) Pemerintahan militer Angkatan Darat (Tentara ke-25) untuk Sumatra dengan pusat di Bukittinggi
2) Pemerintahan militer Angkatan Darat (Tentara le-16) untuk Jawa dan Madura dengan pusat di
Jakarta
3) Pemerintahan militer Angkatan Laut (armada Selatan ke-2) untuk Sulawesi, Kalimantan dan
Maluku dengan pusat di Makassar
Diadakan pemerintahan pendudukan militer di Jawa yang bersifat sementara, sesuai dengan UU oleh
Panglima Tentara ke-16:
1) Bala tentara Nippon melangsungkan pemerintahan militer sementara waktu di daerah yang telah
ditempati supaya mendatangkan keamanan
2) Pembesar bala tenatra Jepang memegang kekuasaan pemerintahan militer yang tertinggi dan juga
seluruh kekuasaan yang dipegang Gubernur Hindia Belanda
3) Semua badan pemerintah dan kekuasaan hukum dan undang-undang dari pemerintah yang dahulu
tetap diakui sah untuk sementara waktu, asal saja tidak bertentangan dengan aturan pemerintah
militer
4) Bahwa bala tentara Jepang akan menghormati kedudukan dan kekuasaan pegawai-pegawai yang
setia pada Jepang

3. Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia


A. Dampak Politik
Perubahan dalam kehidupan politik :
a) Bubarnya organisasi yang dibentuk pada masa Belanda
b) Dibentuk badan resmi pendukung Jepang
c) Dibentuk Barisan Pemuda Asia Raya (BPAR) dari tk. pusat di Jakarta sampai daerah
d) Dibentuknya Cuo Sang In, untuk mendukung Jepang
B. Bidang Ekonomi
Pemerintahan Jepang melakukan pemerasan seperti :
1. Pemerasan bahan makanan
a) Mengeluarkan peraturan untuk menguasai ekonomi
b) Rehabilitasi terhadap perkebunan karet dan kina
c) Melarang rakyat menanam tebu dan membuat gula
Rakyat dibebani pekerjaan wajib, romusha (pekerja paksa) pada objek militer Jepang. Rakyat memakai
karung goni sebagai sandang.
2. Pemerasan tenaga manusia
Jepang mengerahkan tenaga kerja sebanyak mmungkin untuk membangun sarana pertahanan, dan diambil
dari tenaga kerja pulau Jawa, diberlakukan romusha.
C. Bidang pendidikan
Perubahan-perubahan penting :
a) Pengahapusan dikriminasi pendidikan
b) Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar sekolah
c) Diwajibkan siswa kerja bakti (kinrohosyo) dan senam (taisho)
d) Diwajibkan guru ikut kursus bahasa Jepang
D.Bidang militer
Jepang membentuk organisasi kemiliteran antara lain :
a) Seinendan (barisan pemuda)
b) Keibodan (barisan pembantu polisi)
c) Heiho (pembantu prajurit Jepang)
d) Fujinkai (barisan wanita)
e) Jawa Hohokai ( Perhimpunan Kebangkitan Rakyat Jawa)
f) Peta (Pembela Tanah Air)
4. Akhir Pemerintahan Jepang
Terdesak oleh pasukan sekutu tahun 1944, dan terjadi pemberontakan oleh rakyat Indonesia. Jepang
berusaha untuk merebut simpati rakyat dengan cara:
1) Menjanjikan kemerdekaan
2) Dibentuknya BPUPKI
3) Bendera merah putih diizinkan untuk dikibarkan, dan lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan
A. BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
Diketuai oleh dr. Radjiman Widyodiningrat, beranggotakan 60 orang. Tugas pokoknya adalah menyelidiki
dam mengumpulkan bahan-bahan yang penting tentang politik, ekonomi, dan tata pemerintahan.
Terbentuk beberapa panitia kerja :
1) Panitia Perumus Pembukaan UUD 1945, Anggota 9 prang diketuai Ir. Soekarno
2) Panitia Perancang UUD diketuai oleh Soekarno dan dibentuk panitia kecil diketuai oleh Mr.
Supomo
3) Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai oleh Moh. Hatta
4) Panitia Pembela Tanah Air diketuai Abikusno Cokrosuyoso
Mengadakan sidang dalam dua tahap:
1. Sidang pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 195) menghasilkan rumusan dasar negara yaitu Pancasila
yang dikemukakan oleh Muh.Yamin, Supomo, dan Ir. Soekarno. Anggota BPUPKI membentuk
"Panitia Sembilan" yang diketuai Soekarno untuk merumuskan Rancangan Pembukaan UndangUndang Dasarpada 22 Juni 1945. Hasil keputusannya melahirkan " Piagam Jakarta", yang berisikan :
a) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab
c) Persatuan Indonesia
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Sidang kedua BPUPKI (10-17 Juli 1945) membahas Rancangan Undang-Undang Dasar serta
pembukaan UUD, diambil dari Piagam Jakarta. Pada tanggal 14 Juli 1945, Ir. Seokarno melaporkan
hasil kerja Panitia Perancang UUD, terdiri atas 3 hal yaitu :

a) Pernyataan Indonesia merdeka


b) Pembukaan UUD
c) UUD (Batang Tubuh UUD)
BPUPKI berhasil melaksanakan tugasnya dan dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945.
B. PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
Dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945, anggota dipilih oleh Panglima Perang Tertinggi Jepang, Jenderal
Terauchi. Pada tanngal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dr. Radjiman Widodiningrat dipanggil
ke Dalat oleh Jenderal Terauchi, menghasilkan kesepakatan :
1) Ir. Soekarno diangkat sebagai ketua PPKI dan Moh. Hatta sebagai wakil
2) Jepang akan mengesahkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945
3) Penentu wilayah Indonesia, meliputi seluruh bekas daerah kekuasaan Hindia Belanda
Keanggotaan terdiri dari 21 orang, lalu bertambah 7 orang, PPKI diambil alih oleh pimpinan Indonesia
sebagai alat perjuangan rakyat. Pada Perang Dunia II, Jepang terdesakoleh sekutu, Amerika menjatuhkan
bom atom di Hiroshima tanggal 6 Agustus, dan Nagasaki tanggal 9 Agustus 1945, dan akhirnya Jepang
menyerah tanggal 14 Agustus 1945.
BAB III
(Perkembangan Nasionalisme di Indonesia)
Pengertian nasioanalisme adalah paham kebangsaan, perasaan kebangsaan, semngat cinta atau perasaan
cinta terhadap tanah air, suatu paham yang menyadarkan harga dirinya sebagai suatu bangsa hingga
memperoleh pengakuan umum secara wajar.
Nasionalisme muncul karena adanya unsur-unsur sebagai berikut :
a) Adanya campur tangan bangsa lain (penjajahan)
b) Adanya keinginan dan tekad bersama untuk melepaskan diri dari belenggu penjajah
c) Adanya ikatan tempat tiinggal dalam suatu wilayah yang sama
d) Adanya ikatan rasa senasib dan seperjuangan
e) Adanya cita-cita dan tujuan yang sama
Faktor Pendorong Nasionalisme
1. Faktor Internal
a) Penderitaan rakyat
b) Kenangan kejayaan masa lampau
c) Munculnya golongan terpelajar
d) Kemajuan bidang politik, sosial-ekonomi, dan kebudayaan
2. Faktor Eksternal
a) Pengaruh paham baru dari Eropa
b) Pengaruh pergerakan nasional di negara kawasan Asia-Afrika
c) Pengaruh dari pemikiran cendekiawan muslim
Perkembangan Organisasi Pergerakan
A. Budi Utomo
Lahir tanggal 20 Mei 1909, pendirinya adalah dr. Soetomo, dr. Wahidin Sudirohusodo, dr. Gunawan
Mangunkusumo. Pelajar STOVIA (sekolah kedokteran) adalah inti organisasi. Tujuan : kemajuan
harmonis untuk nusa dan bangsa, yang diwujudkan dengan:
a) Memajukan pengajaran
b) Memajukan pertanian, peternakan, dan perdagangan
c) Memajukan teknik dan industri
d) Menghidupkan kembali kebudayaan
B. Sarikat Islam
Dirintis sejak tahun 1909 oleh R.M. Tirtoadisuryo yang telah mendirikan Sarikat Dagang Islam (SDI),
tujuan : memperkuat usaha dagang golongan pribumii agar mampu bersaing dengan pedagang Cina.
Tujuan SI antara lain :
a) Memperkuat rasa persaudaraan antara sesama anggota
b) Menghilangkan paham-paham yang keliru dalam Islam
c) Meningkatkan kecerdasan dan kehidupan bangsa
d) Memajukan usaha dagang golongan pribumi
C. Indische Partij
Berdiri pada tanggal 25 Desember 1912, pendirinya adalah dr. Douwes Dekker, dr. Ciptumangunkusumo,
dan dr. Suwardi Suryaningrat. Tujuan : ingin mencapai Indonesia merdeka. Program kerja IP:
a) Meresapkan cita-cita kesatuan nasional Indonesia
b) Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan
c) Memberantas usaha yang membangkitkan kebencian antaragama
d) Memperbesar pengaruh pro-Hindia dalam pemerintahan
e) Berusaha mendapatkan persamaan hak bagi orang Hindia
f)
Mengutamakan kepentingan Hindia dalam bidang ekonomi dan pengajaran

Karena kegiatannya dianggap merugikan pemerintah, akhirnya IP dinyatakan sebagai organisasi terlarang.
Ketiga pendiri dibuang ke negeri Belanda, dan masuk ke Perhimpunan Insulide, kemudian berubah nama
menjadi Nasional Indische Partij.
D. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Berdiri pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung, pendirinya adalah kaum pelajar dan mahasiswa Indonesia,
yaitu Ir. Soekarno, dr. Cipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskak, Mr. Sunaryo, Mr.
Budiarto, dan dr. Sanusi. Tujuan : Indonesia merdeka. Program-program:
a) Bidang politik : memperkuat kesatuan, menyebarkan pengetahuan mengenai sejarah Indonesia,
memperat hubungan antarbangsa di Asia
b) Bidang ekonomi : berusaha mencapai perekonomian nasional, menyokong perdagangan dan
perindustrian nasioanal, mendirikan bank dan koperasi
c) Bidang sosial : memajukan pengajaran nasional, memperbaiki kedudukan wanita, memajukan
serikat buruh dan serikat tani, memperbaiki kesehatan rakyat
E. Perhimpunan Indonesia
Berdiri pada tanggal 22 Desember 1908 dengan nama Indische Vereeniging, dipimpin oleh Sutan
Kesayangan dan R. Noto Suroto. Semakin berkembang ketika dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Achmad
Soebardjo. PI suka mengikuti kongres-kongres seperti :
a) Turut serta dalam kegiatan komitmen dan Association pour Etude Civilisations Orientales yang
didirikan di Paris tahun 1925. Dan ikut serta dalam Liga Penentang Imperialisme
b) Mengikuti kongres dalam rangka mencari dukungan perjuangan Indonesia, antara lain: Kongres
Demokrasi untuk perdamaian dai Paris tahun 1926, Kongres Liga Melawan Imperilaisme dan
Penindasan Penjajah di Brussel tahun1927, Kongres Wanita Indonesia di Grand Swiss tahun
1927.
Ditransformasikan kepada segenap pemuda yang tergabung dalam Pemuda Indonesia (PI), Perhhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia(PPPI), Jong Islamieten Bond (JIB), dan Perhimpunan Indonesia (PI di Belanda).
Mereka mempertimbangkan dua bentuk persatuan, yaitu fusi dan federasi. Untuk ini, diadakan suatu rapat
besar para pemuda tanggal 30 April-2 Mei 1926.
F. Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
PNI, PSU BU, Pasundan, Sumatera Bond, Kaum Betawi, Indonesische Study Club mendirikan PPPKI
pada rapat tanggal 17-18 Desember 1927. Tujuan PPPKI :
a) Menyamakan arah, aksi kebangsaan, memperkuat diri dengan memperbaiki organisasi, serta
bekerja sama antaranggota-anggotanya
b) Menghindari perselisihan sesama anggotanya yang dapat melemahkan perjuangan
Kelemahan PPPKI:
a) Tidak memiliki asas dan dasar yang sama
b) Sikapnya terhadapt Belanda tidak sama, adan yang menjalankan kooperasi dan nonkooperasi
G. Kongres Pemuda
Pemuda mengadakan kongres pertama pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 di Jakarta, dipelopori oleh PPPI.
Disampaikan beberapa pidato yang mengarah pada peningkatan persatuan Indonesia, kewajiban
keagamaan, dan kedudukan wanita dalam pergaulan hidup agama Islam. Pada tangga; 26-28 Oktober
1928, diadakan Kongres Pemuda Kedua yang dihadiri oleh : wakil-wakil organisasi pemuda (PPPI,
Pemuda Indonesia, Jong Java, Jong Sumatra, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong Bataks Bond,
Jong Celebes, dan Pemuda Kaum Betawi), wakil-wakil dari partai (BU, PNI, PSI), Pejabat pemerintah
kolonial Belanda. Kongres Pemuda II menghasilkan:
a) Ikrar Sumpah Pemuda
b) Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan
c) Merah putih sebagai bendera nasional
d) Organisasi pemuda dilebur jadi satu dengan nama Indonesia Muda
H. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
Dibentuk atas prakarsa Parindra tahun 1939. Anggota GAPI : Parindra, Pasundan, Persatuan Minahasa,
PSII, Gerindo, PNI. Pengurus harian : Abikusno Cokrosuyoso, Amir Syarifudin, Muhammad Husni
Thamrin. Hal-hal yang mendorong peleburan :
a) Bahaya perang dunia sebagai perkembangan fasisme, penting untuk pemusatan tenaga bangsa
b) Kegagalan Petisi Sutarjo
c) Sikap Belanda yang tidak memperhatikan kepentingan Indonesia
Dasar perjuangan GAPI:
a) Hak menentukan nasib sendiri
b) Persatuan nasional seluruh bangsa Indonesia dengan berdasarkan kerakyatan dalam paham
politik, ekonomi, sosial
c) Persatuan aksi seluruh pergerakan Indonesia
GAPI memiliki kesamaan dengan PPPKI berusaha untuk mengadakan kongres rakyat Indonesia
Perbedaannya:
a) PPPKI : aksi ditujukan pada Indonesia merdeka

b) GAPI : penggabungan partai-partai


c) GAPI : tidak dipersoalkan ideologi-ideologi dan asas anggota-anggotanya
d) PPPKI : masih dipersoalkan sehingga kaum Indo tidak dapat masuk
BAB IV
(Terbentuknya Negara Indonesia)
A. Peristiwa Rengasdengklok
Berita kekalahan Jepang tanggal 14 Agustus 1945, tidak banyak diketahui rakyat karena radio-radio
disegel pihak Jepang, berita kekalahan dirahasiakan tentara Jepang di Indonesia, dinas propaganda Jepang
hanya mengumumkan berita kemenangan Jepang. Namun akhirnya berita kekalahan itu terdengar oleh
para pemuda. Saat Ir. Soekarno, Moh. Hatta, tiba di Jakarta dari kunjungan di Vietnam, pemuda langsung
mendesak beliau untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Soekarno tidak setuju untuk langsung
melakukan proklamasi karena harus didiskusikan dalam sidang PPKI. Oleh karena itu, para pemuda, yaitu
Sukarni, Yusuf Kunto, Moewardi, Syudanco Singgih, Chaerul Saleh, melakukan rapat tanggal 15 Agustus,
mereka sepakat untuk menclik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok supaya mereka tidak terkena pengaruh
Jepang. Pertentangan antara golongan tua dan muda ini dapat reda oleh Ahmad Soebardjo, dan akhirnya
Soekarno-Hatta dikembalikan ke Jakarta.
B. Perumusan Proklamasi
Perumusan dilakukan di rumah Laksamana Maeda, Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jepang, dan
memberi jaminan keamanan. Menjelang pagi tanggal 17 Agustus. teks prokalamasi terbentuk atas usulanusulan kalimat dari Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Lalu timbul persoalan mengenai siapa
yang menandatangani teks tersebut. Chaerul Saleh tidak setuju apabila ditandatangani oleh anggota PPKI,
karena merupakan organisasi buatan Jepang. Lalu Sukarni mengusulkan apabila Soekarno-Hatta yang
menandatangani mewakili bangsa Indonesia, dan disetujui.
C. Pelaksanaan Proklamasi
Dilaksanakan pada hari Jumat pukul 10.00 tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno, Jl.
Pegangsaan Timur No. 56, Jakata. Dilakukan pengibaran bendera oleh pemuda, Suhud dan Latief
Hendraningrat, disusul dengan lagu "Indonesia Raya".
D. Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Kelengkapannya
Kriteria yang harus dipenuhi sebagai sebuah negara :
a) Memiliki Wilayah
b) Memiliki Penduduk
c) Memiliki Kelengkapan Pemerintahan
d) Mendapat Pengakuan dari Negara Lain
Faktor-faktornya adalah :
a) Untuk menjaga kelangsungan hidup
b) Ada kekhawatiran jika terdapat ancaman atau intervensi negara lain
c) Tak ada suatu negara yang dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain
Pengakuan dari negara lain dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Pengakuan secara de facto : berdasarkan kenyataan bahwa negara yang mendapat pengakuan
tersebut benar adanya
2) Pengakuan secara de jure : secara resmi berdasarkan hukum oleh negara lain dengan segala
konsekuensinya
Kelengkapannya lain yang perlu dibentuk antara lain UUD dan kabinet atau menteri yang membantu
presiden, perlu dibentuk DPR, dan badan keamanan. Maka, pada tanggal 18 Agustus 1945, diadakan
sidang PPKI I, hasilnya adalah:
1) Mengesahkan dan menetapkan UUD negara RI
2) Ir. Seokarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden
3) Dalam masa peralihan, tugas presiden dibantu oleh komite nasional
E. Penyusunan Kelengkapan Negara
Pada tanggal 19 Agustus 1945, diadakan sidang PPKI II, memutuskan susunan kementrian dan wilayah
provinsi. Sistem pemerintahan mengandung sistem presidensial, dimana presiden bertindak sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan, dan menteri bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Susunanya adalah:
1) Menteri Dalam Negeri
2) Menteri Pekerjaan Umum
3) Menteri Luar Negeri
4) Menteri Kehakiman
5) Menteri Kemakmuran
6) Menteri Kauangan
7) Menteri Kesehatan
8) Menteri Pengajaran

9) Menteri Sosial
10) Menteri Penerangan
11) Menteri Perhubungan
4 orang Menteri Negara
1) Provinsi dibagi menjadi :
2) Provinsi Sumatra
3) Provinsi Jawa Barat
4) Provinsi Jawa Tengah
5) Provinsi Jawa Timur
6) Provinsi Kalimantan
7) Provinsi Sulawesi
8) Provinsi Sunda Kecil
9) Provinsi Maluku
Masing-masing memiliki Gubernur.

Anda mungkin juga menyukai