DISTRIC
METER
AREA
SEBAGAI
Melanjutkan dari tulisan yang pernah saya tulis tentang Pembentukan DMA untuk
penurunan NRW maka perlu adaya pemantauan DMA yang sudah terbentuk
sebagai tindakan penurunan NRW. Dalam melakukan pemantauan DMA kita perlu
tahu terlebih dahulu apa yang perlu dipantau di DMA tersebut, karena ini nantinya
akan jadi skala prioritas DMA mana yang terlebih dahulu akan dilakukan tindakan
penurunan NRW. Seperti yang sudah saya pernah tulis di sini, PDAM Kota Malang
ada 133 DMA jadi sangat tidak mungkin bila kesemuanya akan dilakukan tindakan
penurunan NRW tanpa ada skala prioritas DMA mana yang didahulukan.
Berdasarkan implementasi di PDAM Kota Malang pemantauan DMA dilakukan oleh
SPV Water Balance yang bertugas melakukan water balance DMA (WB-DMA) yaitu
membandingkan debit yang masuk DMA dengan pemakaian pelanggan di DMA
tersebut, setelah tahu prosentase NRW di DMA tersebut maka kan dilakukan
tindakan penurunan NRW bila nilai prosentase NRW nya > 30% oleh SPV Active
Leakage Control, dengan metode steptest & survey commercial losses di DMA
tersebut.
Selain
itu
juga
perlu
dilakukan
pemantauan
pressure
24
jam
menggunakan pressure data logger yang dipasang di pipa input DMA, di pipa
layanan tertinggi & layanan terendah di setiap DMA, fungsinya untuk mengetahui
pressure 24 jam di DMA agar nantinya SPV Pressure Management bisa melakukan
pengaturan tekanan di masing masing DMA sesuai kebutuhan. Karena tekanan
berbanding lurus dengan kebocoran, jadi perlu dikendaliakan atau diatur sesuai
kebutuhan.
WB DMA dilakukan minimal di 8 DMA dalam satu bulan, ini memang tak sebanding
dengan jumlah 133 DMA, tapi ini sebagai strategi awal unit kehilangan air di PDAM
Kota
Malang
untuk
kegiatan
pemantauan
DMA
terbentuk,
tidak
menutup
Selain pemantauan DMA dengan motode WB DMA secara terjadwal, kita sebagai
orang NRW harus tahu kondisi yang terjadi di DMA yang terbentuk saat itu juga,
maksudnya kita tahu info flow apa kurang, info pressure apa terlalu besar atau
terlalu kecil, ada indikasi bocor, adanya backflow yang menunjukan bahwa DMA
tidak sempurna. Minimal kita tahu data data tersebut 1 x 24 jam kemarin.
Bagaimana caranya?
Caranya di setiap input system DMA perlu adanya meter induk (electromangnetic
flow meter) yang dilengkapi data logger flow & pressure yang juga bisa mengirim
data online/GSM ke kantor pusat. PDAM Kota Malang saat ini sudah ada 39 meter
induk terpasang yang setiap hari mengirim data data DMA ke kantor pusat
khususnya di unit kehilangan air.
(Gambar 2. Model Meter Induk DMA & PRV di PDAM Kota Malang)
Data data tersebut akan tampil di monitor computer di unit kehilangan air, maka
akan segera tahu DMA mana yang sedang ada masalah. Ini sangat penting sekali
dalam
rangka
penentuan
prioritas
DMA
mana
yang
harus
di
selesaikan
permasalahannya.
(Gambar 3. Tampilan Data Meter Induk DMA di PDAM Kota Malang)
Dengan pemantauan DMA kita juga bisa mengevaluasi apakah kebutuhan jam
puncak di DMA tersebut kurang dibandingkan dengan kebutuhan pelanggan DMA
tersebut, maka nantinya akan ada perencanaan penambahan diameter pipa input
DMA agar bisa meingkatkan pemakaian pelanggan di DMA tersebut, karena konsep
dasar dari NRW adalah Produksi (input DMA) Pemakaian (demand pelanggan
DMA), maka selain mengendalikan produksi juga harus bisa meningkatkan
pemakaian agar NRW turun.
Maka dengan adanya pemantauan DMA diharapkan tindakan penurunan NRW dapat
segera dilaksanakan demi menurunan angka NRW di PDAM Kota Malang. Pada
akhirnya tulisan ini hanya berbagi pengalaman kami dalam melakukan kegiatan
penurunan NRW mulai dari pemantauan DMA metode WB DMA keliling di 8 DMA
setiap bulan menggunakan Meter portable (ultrasonic flow meter) & kemudian
pemantauan DMA dengan meter induk yang dilengkapai data logger bisa dikirim
online/GSM yang baru ada 39 unit. Semoga pengalaman ini dapat menjadikan
inspirasi bagi PDAM PDAM di seluruh Indonesia dalam pelaksanaan penurunan
NRW.
BIODATA PENULIS
NAMA
ALAMAT RUMAH
NO RUMAH
: 0341 - 717475
NO HP
: 081334527337
ALAMAT KANTOR
NO KANTOR
: 0341 - 715103
NO REKENING
: gigih.nrw@gmail.com