Jurnal Bambang Susanto
Jurnal Bambang Susanto
BACA PERPUSTAKAAN
Studi kasus : sekolah alam madinah school, Jl. Jelupang Utama Raya No.2 Serpong
ABSTRACT
One of the most important factors that need to be noticed in the design of the building
is lighting. People cant work properly without enough light but sometimes with
excessive light will not be good either, because it would interfere with vision and eyes
healt problem. The nevest issues discussion about day lighting, the statements is that
good quality cant be separated from the distribution of light (openings) and orientation
toward. The needs of natural lighting system(solar) and artificial in a room should be
considered as closely related to the activities taken by the lighting. Activities in the
library cant be separated from the lighting. It was because, most of the activities in the
library are reading and writing, and the system must be sufficient lighting in the library.
For adequate lighting absolute requirement to conduct activities in the room (Lasa,
2005:172) .Therefore lighting design strategy is to optimalize the source of natural
lighting. Optimalize lighting design include: Optimization of the quantity of light from the
sky, keeping the visual comfort and maintain coolness, as well as save energy (Harten
P.Van, SetiawanE, 1985:36-42). Side lighting use in the field of library reading room
walls are simulated in accordance with the existing condition of the building. Phase
natural lighting simulations will be compared with the results of measurements of the
existing conditions. End of this study showed an increase in the average illuminance on
the living room area of the existing condition. With the increase of light intensity (lux) in
the space is expected presence of an improvement effort in obtain in effective natural
lighting.
Keywords: library reading room, natural lighting, side lighting, optimization
ABSTRAK
Salah satu faktor terpenting yang harus di perhatikan dalam perancangan gedung
adalah pencahayaan. Orang tidak dapat bekerja dengan baik tanpa cahaya yang
cukup tapi terkadang dengan adanya cahaya yang berlebihan tidak akan lebih baik
karena akan mengganggu penglihatan dan mengganggu kesehatan mata. Isu yang
berkembang tentang pembahasan Pencahayaan Alami menyatakan bahwa Kualitas
Pencahayaan Alami yang baik tidak terlepas dari distribusi cahaya yang masuk melalui
jendela (bukaan) dan orientasi arah bukaan. Kebutuhan sistem pencahayaan alami
(matahari) dan buatan pada suatu ruangan harus di pertimbangkan karena berkaitan
erat dengan kegiatan yang di lakukan oleh pengguna. Kegiatan di perpustakaan tidak
dapat lepas dari pencahayaan. Hal itu dikarenakan kegiatan di perpustakaan sebagian
besar adalah kegiatan membaca dan menulis, maka sistem pencahayaan di
perpustakaan harus cukup. Sebab pencahayaan yang cukup syarat mutlak untuk
melakukan kegiatan di dalam ruangna (Lasa, 2005:172). Oleh karena itu perlu strategi
desain pencahayaan dengan memanfaatkan pencahayaan alami secara optimal.
Desain pencahayaan yang optimal meliputi : Optimasi kuantitas cahaya langit, menjaga
kenyaman visual dan menjaga kesejukan, serta menghemat energy (Harten P.Van,
Setiawan E, 1985: 36-42). Penggunaan sidelighting pada bidang dinding ruang baca
perpustakaan disimulasikan sesuai dengan kondisi eksisting bangunan. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan iluminansi rata-rata pada area ruang
keluarga dari kondisi eksisting. Dengan adanya peningkatan intensitas cahaya (lux)
dalam ruang diharapkan adanya suatu usaha perbaikan dalam memperoleh
pencahayaan alami yang efektif.
1 LATARBELAKANG
Di area yang krisis global ini biaya kebutuhan hidup melambung tinggi, seperti biaya
pendidikan. Karena dalam melakukan suatu kegiatan pendidikan semua orang membutuhkan
berbagai sarana dan sumber informasi.
Animo pelajar untuk mencari informasi dan membaca buku mulai meninggi. Dalam
perkembangan dewasa saat ini baik di negara maju maupun Negara berkembang, minat
membaca memang memegang peranan yang cukup penting.Buku yang menjadi jendela
dunia bagi manusia banyak di cari masyarakat dan pelajar.
Salah satu faktor terpenting yang harus di perhatikan dalam perancangan gedung dan
ruang perpustakaan adalah pencahayaan. Orang tidak dapat bekerja dengan baik tanpa
cahaya yang cukup tapi terkadang dengan adanya cahaya yang berlebihan tidak akan lebih
baik karena akan mengganggu pengelihatan dan mengganggu kesehatan mata.
Isu yang berkembang tentang pembahasan Pencahayaan Alami menyatakan bahwa
Kualitas Pencahayaan Alami yang baik tidak terlepas dari distribusi cahaya yang masuk
melalui jendela (bukaan) dan orientasi arah bukaan. Semakin luas bukaan maka akan
semakin banyak cahaya yang masuk kedalam ruang. Untuk itu diperlukan kontrol terhadap
jumlah cahaya yang masuk ke dalam ruangan.Kualitas Pencahayaan Alami yang baik juga
dipengaruhi oleh letak bukaan terhadap arah datangnya sinar matahari.
Ruang perpustakaan memiliki arti penting bagi pelajar dalam membantu kegiatan
membaca, menulis sehingga mampu meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan serta
menambah tingkat kecerdasan dalam berpikir dan merespon perkembangan jaman.
Kebutuhan system pencahayaan alami (matahari) dan buatan pada suatu ruangan harus
di pertimbangkan karena berkaitan erat dengan kegiatan yang di lakukan oleh
pengguna.Kegiatan di perpustakaan tidak dapat lepas dari pencahayaan.Hal itu di karenakan
kegiatan di perpustakaan sebagian besar kegiatan membaca dan menulis.Maka system
pencahayaan di perpustakaan harus cukup.Sebab pencahayaan yang cukup syarat mutlak
untuk melakukan kegiatan di dalam ruangna (Lasa, 2005:172).
2 METODE
karena itu sangat disarankan agar menggunakan cahaya alami semaksimal mungkin di
dalam banguanan untuk memenuhikebutuhan pencahayaan manusia dalam berkegiatan.
Langkan yang paling sering digunakan untuk pencahayaan alami adalah membuat bukaan
di atas dan di samping ruang.
a. Toplighting (bukaan atas)
Bukaan atas merupakan langkah yang paling efesien untuk memasukan cahaya ke
dalam ruangan, karena pendestribusian cahaya dapat lebih merata ke seluruh ruangan
dan penggunaan kaca dapat diminmalisir. Di Indonesia, toplighting jarang digunakan
karena beriklim tropis. Biaya akan lebih mahal karena toplighting perlu penyelesaian
khusus di daerah beriklim tropis.
b. Sidelighting (bukaan samping)
Cahaya yang masuk bangunan melalui bukaan smping di pagi hari yang cerah dapat di
gunakan sebagai cahaya langit yang efektif dalam menghemat energy sepanjang
hari.Bukaan samping biasanya berupa jendela.Jendela berperan sebagai pemenuh
kebutuhan dasar bagi suatu bangunan, yaitu estetika bangunan, pandangan sekeliling,
jalan masuk cahaya, ventilasi alam peredam suara dan juga sebagai pintu darurat.
Sidelighting dapat di hasilkan dengan bukaan pada dinding yaitu.
1. Clerestories window
Clerestories adalah jendela yang terletak diantara atap miring yang bertingkat atau
bertumpuk.Jendela tipe ini sangat berguna untuk memasukan cahaya alami kedalam
ruangan yang memiliki flafon tinggi. Karena posisinya yang susah dijangkau,
clerestories biasanya disebut sebagai jendela mati.
2. Ribbon window
Ribbon window merupakan jendela yang susunannya memanjang seperti pita.
Jendela ini biasa di buat bersegmen atau menerus tanpa segmen. Keberadaan
ribbon window merupakan salah satu cirri banguana bergaya modern.
TUU
TUS1
TUS2
Bidang A
Bidang B
Bidang Penelitian
A
JAM
(WIB)
08,00
12,00
16,00
08,00
12,00
16,00
60
Ket
kurang
kurang
kurang
kurang
kurang
kurang
200
40
TUU
TUS1
20
TUS2
0
08,00 12,00 16,00
Gambar 3 grafik Pengukuran
kondisi eksisting bidang A
150
TUU
100
TUS1
50
TUS2
0
08,00 12,00 16,00
Gambar 3 grafik Pengukuran
kondisi eksisting bidang B
Dapat diliahat berdasarkan hasil pengukuran di lapangan bahwa Intensitas cahaya pada
ruang baca perpustakaan sekolah alam madinah school dengan adanya bukaan samping
sangat tidak memenuhi standar pencahayaan alami, hal ini dikarenakan sangat minimnya
bukaan yang ada untuk memasukan cahaya matahari, untuk menunjang kegiatan yang ada
di dalam perustakaan memerlukan pencahayaan buatan. Dan pada ruang baca perustakaan
ini kurang mengoptimalkan cahaya alami.Selain bukaan untuk memasukan cahaya matahari,
arah orientasi bangunan juga sangat berpengaruh terhadap masuknya cahaya matahari
kedalam ruang.
Berdasarkan hasil simulasi diatas bidan yang memiliki garis grid menunjukan letak bidang
kerja.Bidang kerja diletakan setinggi 80 cm dari lantai ada penelitian ini.karena standar SNI
untuk hasil tingkat iluminasi cahaya alami adalah 80 cm dari bidang lantai. Warna yang ada
pada bidang kerja menujukan tingkat iluminasi yang terjadi pada ruang baca perpustakaan
sekolah alam madinah school yang memiliki bukaan samping (sidelighting).
Tabel 2Tingkat iluminasi Rata-rata
Bidang
Penelitian
A
Jam
(WIB)
08,00
12,00
16,00
08,00
12,00
16,00
Tingkat Iluminasi
TUS
TUS
TUU
1
2
198
91
91
202
94
94
198
77
77
99
44
44
101
43
43
101
42
42
Ket
250
150
200
150
TUU
100
TUS1
50
TUS2
100
TUU
TUS1
50
TUS2
0
JAM
(WIB)
08,00
12,00
14,00
08,00
12,00
16,00
100-300
>300
Memenuhi
Syarat
Tidak
memenuhi
Syarat
Dari kedua hasi dapat dikatakan ruang baca perpustakaan yang digunakan sebagai objek
penelitian tidak memenuhi syarat pencahayaan untuk penglihatan biasa yaitu 100-300 lux,
dan secara visual distribusi cahaya merata dan terjadi penyilauan dalam ruang (glare) yaitu
tingkat iluminasi melebihi 500lux terutama pada titik pengukuran bidang kerja di titik ukur
utama. Dengan demikian iluminansi pada simulasi ini tidak memenuhi syarat untuk
pencahayaan di dalam ruangan pada pagi hari hingga sore hari.
Dalam tahap pertama simulasi dilakukan dengan menambahkan bukaan samping di satu
sisi saja, yaitu bukaan diletakan pada dinding samping bidang B, Dalam tahap kedua simulasi
dilakukan dengan menambahkan bukaan samping di satu sisi, yaitu bukaan diletakan pada
dinding samping bidang b. dan memperbesar bukaan samping di bidang a yang sebelumnya
ukuran jendelanya 50cmx120cm menjadi 80cmx130cm.
Bedasarkan hasil dari kedua simulasi di atas alternatif / usulan simulasi kedua lebih baik di
gunakan untuk perbaikan optimalisasi pada ruang baca perpustakaan sekolah alam madinah
school.
5 REFERENSI
Bloggs, C., (1994), The male elephant as a domestic pet. In Macroveterinology, Vol.1, 2nd
ed., edited by Bloggs, C. (London: University of Dagenham Press), 12711290.
Bloggs, C. and Triffid, D. (1988), The Economics of Feeding Large Pachyderms, (Paris:
Treetop & Sons).
Bloggs, C., Triffid, D. and Carpel, B.G., (1979), Keeping your elephant fully nourished. In
Proceedings of the 9th Annual Conference on Animal Welfare, London, edited by Morris, J.,
(London: Parrot Press), 113.
Bloggs, C., Triffid, D. and Carpel, B.G., (1982), A review of todays captive breeding
techniques. Journal of Animal Husbandry, 15, 237245.
Birren, F. (1982). Light, color, and environment :a discussion of the biological and
psychological offects of color. New York
Diktat Presentasi Kuliah Pencahayaan Departemen Arsitektur UI
Egan, M.David. (2002). Architectural Lighting. New York : McGraw-Hill,
G. Poole, Frazer. (1981). Dasar Perancangan Gedung Perpustakaan Perguruan Tinggi di
Indonesia.Bandung : Penerbit ITB
Good Lighting for School and Educational Establishments
(http://www.dl4all.com/e_books/5236-good-lighting-for-schools.pdf)
Hopkinson, R. G, Kay, J.D. (1969). The Lighting of Buildings. London: Faber and Faber
Lechner, Norbert. (1968). Heating Cooling Lighting : Design Method for Architects.
Canada : Jonh Wiley & Sons, Inc
Lighting the Office and Education Environment.
(http://www.rsltg.com/images/SVA_Concepts_Office_and_Education.pdf)
Majalah Rumah Ide Jendela cantik
Malman, David (2001) Lighting for Libraries. Libris Design Project.
(www.librisdesign.org/docs/lightingforlibrary.pdf)