Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Akhir-akhir ini tuntutan hukum terhadap dokter dengan dakwaan
melakukan malpraktek makin meningkat dimana-mana, termasuk di negara
kita. Ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran hukum masyarakat,
dimana masyarakat lebih menyadari akan haknya. Disisi lain para dokter
dituntut untuk melaksanakan kewajiban dan tugas profesinya dengan hatihati dan penuh tanggung jawab. Seorang dokter hendaknya dapat
menegakkan diagnosis dengan benar sesuai dengan prosedur, memberikan
terapi dan melakukan tindakan medik sesuai standar pelayanan medik, dan
tindakan itu memang wajar dan diperlukan.

2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah agar pembaca dapat mengidentifikasi
kasus malpraktik yang terjadi disekitar kita, terutama dalam bidang
medis.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Kasus
Mas Parjo merupakan salah satu pasien yang dating di suatu rumah sakit di
daerah Mawar, Ia merupakan korban kecelakan sepeda motor yang menyebabkan
fraktur di tulang femur. Dokter Endang SpB menangani kasus ini. Mas Parjo .
Parjo dijadwalkan operasi, dengan melalui prosedur-prosedur rutin rumah sakit,
informed concent telah ditanda tangani oleh Parjo sendiri. Parjo sangat sadar
dengan apa yang ia tanda tangani. Sebelum mengoperasi Parjo pada jam 10.00,
Dokter Endang SpB sudah melakukan tiga operasi elektif satu operasi cito.
Malam harinya Dokter Endang SpB mengoperasi dua operasi cito. Operasi
reposisi Parjo telah berhasil dengan baik, dari foto rontgen pasca operasi, pen
telah menancap pada tempat yang benar, kelurusan tulang telah sesuai dengan
yang diharapkan. Parjo setelah recovery dan perawatan di bangsal yang memadai
akhirnya bisa dipulangkan. Belum ada seminggu, di tempat luka operasi, setiap
saat selalu keluar nanah, hingga membuat pembalut luka selalu diganti.
Karena nanah yang terus menerus keluar pihak keluarga dari Mas Parjo
menjadi khawatir. Lalu kemudian pihak keluarga memeriksakan Mas Parjo ke
Rumah Sakit Melati dan ditangani oleh dokter Andi SpB. Setelah dilakukan
pemeriksaan

dokter mendiagnosa Mas Parjo mengalami osteomielitis yang

disebabkan ada sebuah kasa yang tertinggal di ruang antara otot dan tulang.

2. Analisa Kasus
Yang ditimpa masalah adalah Rumah Sakit Mawar. Sedangkan rumah sakit
Melati tidak dalam posisi bermasalah. Rumah Sakit Melati dalam posisi penemu
kesalahan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Mawar.
Dalam kasus ini diasumsikan tidak ada masalah administrasi pada dokterdokter yang berpraktik baik di Rumah Sakit Mawar maupun Rumah Sakit Melati.
Jadi tidak ada kasus perbuatan melanggar hukum. Permasalahannya adalah
operasi yang dilakukan oleh dokter Endang terdapat bukti kelalaian yaitu kasa

tertinggal di ruang antara otot dan tulang. Berdasarkan criteria 4 D jelas


memenuhi criteria tersebut. Ada wan prestasi (D1 & D2 ; duty dan dereliction of
duty) yang dilakukan oleh dokter Endang SpB; sudah ada kontrak hubungan
terapetik dan ada bukti melalaikan kewajiban yaitu kasa tertinggal.. Juga
terdapat damage yaitu adanya osteomielitis dan akibat osteomielitis ini
berkaitan dengan tertinggalnya kasa yang berada di ruang antara otot dan
tulang.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Sebuah kelalian yang dilakukan seorang dokter merupakan sesuatu
bentuk dari malpraktik bagi masyarakat. Maka dari itu Sesuai dengan
profesinya, seorang dokter dituntut untuk melaksanakan tugasnya dengan
hati hati dan penuh tanggung jawab. Tak hanya itu, seorang dokter juga
harus mampu menegakkan diagnosis secara benar. Karena apabila seorang
dokter melakukan malpraktek maka akan dituntut sesuai Hukum Kesehatan
atau Hukum kedokteran yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilunifk83.com/t315-hukum-kesehatan

Anda mungkin juga menyukai