Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Litosfer ini dengan baik.
Upaya penyusun dalam membuat makalah ini bertujuan untuk melengkapi
Tugas Semester 2 yang dibimbing langsung oleh Dosen pembimbing
Pengembangan Konsep Dasar IPA Ibu Haidar R.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung yang membantu penyusunan dalam
membuat
makalah
ini:
1.
2.
3.
4.
5.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
tanaman.
Semua
akifitas
manusiadilakukan
di
lapisan
litosfer.
Manusia
tinggal,
berkembang
biak,
bekerja
d a n berinteraksi dengan lingkungan sekitar di lapisan ini.
Lapisan litosfer memiliki beragam bentuk, ada yang berupa
p e g u n u n g a n , dataran tinggi, dataran rendah, maupun sungai. Perbedaan
bentuk ini dipengaruhi oleh beberapa faktor alam yaitu tenaga endogen dan
eksogen bumi. Perbedaan bentuk muka b u m i i n i m e n y e b a b k a n p e n g a r u h
y a n g b e r b e d a t e r h a d a p k e h i d u p a n m a n u s i a . O l e h sebab itu, kita perlu
mengkaji lebih dalam mengenai litosfer, bahan-bahan penyusunnyaserta
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah ada, penulis merumuskan beberapa permasalahan
diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan litosfer?
2. Bagaimana struktur dan lapisan bumi itu?
3. Apa saja material dan batuan penyusun lapisan?
4. Apa yang dimaksud dengan tenaga geologi dan bagaimana peristiwa terjadinya?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas kelompok Pengembangan Konsep Dasar IPA.
2. Untuk dijadikan bahan dalam kegiatan diskusi.
3. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Litosfer.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata
Yunani, litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan.
Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut
dengan kulit bumi. Litosfer merupakan lapisan batuan/ kulit bumi yang bulat dengan
ketabalan kurang lebih 1200 km. Ahli- ahli geofisika menggunakan istilah litosfer
dalam pengertian yang lebih terbatas yaitu kulit luar bumi yang tipis, disebut kerak
(crust).
Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan
Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki
ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas
(merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah
(merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Bumi tersusun dari beberapa lapisan yaitu :
a. Kulit bumi (lithosfer)
Lapisan ini pada kedalaman 50-200 km, tebalnya sekitar 1200 km, dengan masa
jenis rata-rata 2,9 gram/cc. Lapisan ini merupakan lapisan bebatuan yang
mengapung diatas astenosfer.
Lithosfer
disebut
juga
kulit
bumi
terdiri
dua
bagian
yaitu:
1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al 2O3. L a p i s a n
ini
m e m i l i k i ketebalan rata-rata 35Km. lapisan sial disebut juga lapisan kerak.
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen,
granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan
benua.
Kerak bumi di bagimenjadi dua, yaitu:
Kerak benua, kerak benua merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit
dibagian atasnya dan batuan beku basalt dibagian bawahnya. usia lapisan
kerak benua adalah sekitar 3,7-4, 28 miliar tahun ditemukan di Narryer Gneiss
Terranedi Barat Australia dan di Acasta Gneiss, Kanada.
Kerak samudra. Merupakan benda padat yang terdiri atas endapan dilaut
pada bagian atasnya, kemudian di bagian bawahnya batuan vulkanik, dan
yang paling bawah batuan beku gabro dan peridolit. Usia kerak samudra
saati n i adalah sekitar 200 juta tahun. Kerak ini menempati dasar samudra.
2. Lapisan Sima yaitu lapisan bumi yang disusun oleh logam-logan sillisium dan
magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan ini mempunyai berat
jenis yang lebih besar daripada lapisan sial, karena mengandung besi dan
magnesium yaitu mineral ferromagnesium dan batuan basalt. Lapisan ini bersifat
elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65Km.
b. Selimut (Mantel)
Lapisan
ini
mempunyai
2
bagian
berturut-turut
:
Mesosfer : Lapisan ini dikedalaman sekitar 2900 km, wujudnya padat terletak
dibawah
atenosfer
dengan
ketebalan
2400-2750
km.
Astenosfer : Lapisan ini dikedalaman 700 km, wujudnya agak kental tebalnya 100400km.
Diduga
lapisan
ini
tempat
formasi
magma.
c.
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar
pembentukannya adalah Magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda.
Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer.
a. Batuan igneus atau Batuan beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") yaitu batuan yang
terbentuk sebagai hasil dari kumpulan mineral-mineral silikat hasil penghabluran
magma yang mendingin (Walter T Huang, 1962). Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan sekitar 80%
material batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku.
Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga
macam, yaitu:
1) Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung
perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh batuan beku
dalam adalah granit, diotit, dan gabbro.
2) Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur
magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan
litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga
kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang
besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
3) Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku
di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan
beku luar adalah basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (bumice).
Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat tiga cirri utama,
yaitu :
1). Tidak mengandung fosil
2). Teksturnya padat, mampat, serta strukturnya homogen dengan bidang
permukaan kesemua arah sama
3). Susunan sesuai dengan pembentukannya
Batuan beku banyak dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan pengeras jalan.
Batuan beku ditambang dengan cara dipecahkan bahkan dihancurkan.
b. Batuan Endapan atau Batuan Sedimen
Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan bumi
yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan
tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser
yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis
yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen.
Berdasarkan tenaga yang mengendapkan batuan sedimen dibagi 3 yaitu:
1) Batuan sedimen akuatis: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh air
sungai, danau, atau air hujan.
2) Batuan sedimen aeolis (aeris): berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh
angin.
3) Batuan sedimen glasial: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh gletser.
Berdasarkan tempat pengendapannya batuan sedimen dibagi 5,yaitu :
1) Batuan sedimen teristris: diendapkan di darat.
2) Batuan sedimen marine: diendapkan di laut.
3) Batuan
sedimen
limnis:
diendapkan
di
danau.
4)
Batuan
sedimen
fluvial:
diendapkan
di
sungai.
5) Batuan seidmen glasial: diendapkan di daerah es/gletser.
Berdasarkan cara pengendapannya batuan sedimen dibagi 3 yaitu:
1) Batuan sedimen mekanis: diendapkan secara mekanik tanpa mengubah susunan
kimianya. Contohnya batu pasir, tanah liat, konglomerat, breksi.
2) Batuan sedimen kimiawi: diendapkan secara kimiawi, artinya terjadi perubahan
struktur kimia. Contohnya batu kapur, gipsum, gamping.
3) Batuan sedimen organis: diendapkan lewat kegiatan organik (makhluk hidup).
Contohnya terumbu karang.
c. Batuan Metamorf
Batuan Metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik
maupun secara kimiawi sehingga menjadi berbeda dari batuan induknya. Batuan
metamorf dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
1) Metamorf kontak (metamorf Termal)
batuan yang terjadi akibat suhu yang sangat tinggi, biasanya terletak dekat dengan
dapur magma, contoh: marmer, dan batu bara dibukit asam.
2) Metamorf dinamo (metamorf kinetik)
berubah karena tekanan yang tinggi, dalam waktu yang lama, dan dihasilkan proses
pembentukan kulit bumi oleh tenaga endogen. Adanya tekanan dari arah
berlawanan menyebabkan butir-butir mineral menjadi pipih dan ada yang
mengkristal kembali. Contohnya batu lumpur menjadi batu tulis (slate).
3) Metamorf pneumatolitis
berubah karena pengaruh gas-gas dari magma. Contohnya kuarsa dan gas borium
berubah menjadi turmalin, dengan gas florin menjadi topas (permata kuning).
2. Siklus Batuan
Batu-batuan mengalami siklus sebagaimana diperlihatkan dalam gambar
sebagai berikut (gambar siklus batu-batuan dialami dari magma), batuan cair pijar
didalam lithosfer
a. Karena pendinginannya makin lama makin padat akhirnya membeku menjadi batuan
beku (2)
b. Batuan beku rusak hancur karena tenaga eksogen, misal : air hujan, panas dingin, es
dingin, dsb. Diangkut dan diendapkan menjadi batuan sedimen kastis (3)
c.1 larut didalam air dan langsung diendapkan menjadi batuan sedimen kemis (4a)
c.2 larut didalam air diambil oleh organisme, dan melalui organisme itu membentuk
batuan endapan organis (4b)
d. Karena suhu tinggi, tekanan besar, dan waktu yang lama, batuan beku serta batuan
sedimen berubah menjadi batuan metamorf (5)
e. Ada kemungkinan karena terganggunya keseimbangan suhu dan tekanan, sehingga
batu-batuan mencair kembali menjadi magma.
C. Tenaga Geologi
Yang dimaksud tenaga geologi yaitu tenaga yang mengubah bentuk permukaan
bumi yang terdiri atas tenaga endogen dan tenaga eksogen.
1. Tenaga endogen
Tenaga atau kekuatan yang berasal dari bumi dapat dibedakan menjadi empat
macam:
a. Orogenesis yaitu gerak yang menyebabkan terjadinya gunung, tanah retak dan
lapisan bumi bergeser
Kulit
Bumi
Lipatan, yaitu gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan berlangsung
dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau
melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi pegunungan. Punggung
lipatan dinamakan antliklinal, daerah lembah (sinklinal) yang sangat luas dinamakan
geosinklinal, ada beberapa lipatan, yaitu lipatan tegak miring, rebah, menggantung,
isoklin
dan
kelopak.
Macam-macam lipatan:
1. Lipatan tegak, yaitu arah tenaga vertikal berasal dari bawah
2. Lipatan condong/miring, yaitu arah tenaga horizontal dan kekuatannya tidak sama.
3. Lipatan rebah, yaitu tenaga horizontal dan berasa dari satu arah.
4. Lipatan kelopak, yaitu arah horizontal searah, tetapi agak panjang.
5. Lipatan isoklinal, deret lipatan yang memiliki bentuk sama besar.
Patahan
Patahan yaitu gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung yang
dalam waktu yang sangat cepat, sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi retak
atau patah. Bagian muka bumi yang mengalami patahan seperti graben dan horst.
Horst adalah tanah naik, terjadi bila terjadi pengangkatan. Graben adalah tanah
turun, terjadi bila blok batuan mengalami penurunan.
Vulkanisme
Yang dimaksud vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan naiknya
magma dari dalam perut bumi.
1. Magma adalah campuran batuan-batuan dalam keadaan cair agak liat serta sangat
panas. Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas
yang terkandung didalamnya. Magma dapat berbentuk gas, cair dan padat.
Macam magma berdasarkan susunan mineralnya adalah:
Magma asam (granitis): magma yang banyak mengandung kuarsa (SiO 3) dan
berwarna terang.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
3. Intrusi magma
Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batu-batuan, tetapi tidak mencapai
permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
a) Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup diantara dua lapisan batuan, mendatar dan
pararel dengan lapisan batuan tersebut.
b) Batolit adalah jenis batuan beku, yang mana batu tersebut terbentuk ketika masih di dalam dapur magma.
c) Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau
kue serabi.
d) Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela sela lipatan (korok).
e) Apofisa adalah cabang dari batu gang.
f) Diaterma adalah lubang (pipa) diantara dapur magma dan kepundan gunung berapi bentuknya seperti silinder
memanjang.
4. Ekstrusi magma
Ekstrusi magma juga biasa disebut erupsi, erupsi adalah peristiwa keluarnya magma dari dalam perut bumi
hingga mencapai permukaan bumi. Ekstrusi magma merupakan salah satu penyebab terbentuknya gunung api
atau vulkan.
Menurut sifatnya Erupsi / Ekstrusi magma dibedakan menjadi 2 yaitu:
a) Erupsi Effusif
Erupsi Effusif merupakan ekstrusi magma yang tidak mengakibatkan letusan, hal ini disebabkan karena tekanan
gas terlalu kecil. Dalam letusan ini yang dikeluarkan hanyalah beberapa material cair (lava) dan sedikit
kandungan material padat. Lava adalah magma yang berbentuk cair dan berpijar yang mengalir pada
permukaan numi.
b) Erupsi Eksplosif
Erupsi Eksplosif adalah ekstrusi magma yang sampai menyebabkan letusan, letusan tersebut disebabkan
karena tekanan gas dalam dapur magma sangat kuat. Biasanya kejadian ini mampu menyemburkan material
vulkan baik cair maupun padat.
Menurut bentuk lubang keluarnya, magma erupsi dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
Erupsi linier: Erupsi ini terjadi jika magma keluar melalui retakan yang
terdapat pada kulit bumi, sehingga membentuk lubang yang memanjang.
Contoh: Letusan Gunung Api Lakky yang terdapat pada pulau Eslandia
dengan panjang hingga mencapai 30 Km.
Erupsi arel: Erupsi arel terjadi disebabkan karena dapur magma mempunyai
letak yang dekat dengan permukaan bumi, sehingga permukaan bumi leleh
dan mencair akibat lava pijar (magma) yang keluar dari dapur magma
langsung kepermukaan bumi. Contoh Erupsi Arel: bekas letusan gunung api
yang dikenal dengan Yellostone National Park di Amerika Serikat.
Erupsi sentral: Erupsi sentral merupakan erupsi yang terjadi hanya jika
magma keluar menggunakan satu lubang atau satu jalur, sehingga dapat
menciptakan vulkan di tempat keluarnya magma tersebut. Contoh:
Letusan Gunung Krakatau.
5. Jenis-jenis gunung berapi berdasarkan tipe letusan dapat dibedakan menjadi tiga:
Gunung Api Strato: berbentuk kerucut, tetapi berlapis-lapis. Terjadi karena letusan yang kuat dan diselingi
letusan yang lemah.
Contoh: Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung Agung
Gunung Api Maar: berbentuk seperti danau kecil, karena letusan eksplosif yang relatif tidak kuat dan hanya
berlangsung sekali. Contohnya Gunung Lamongan (Jawa Timur).
Gunung Api Perisai/tameng: berbentuk seperti perisai, karena letusan dengan bahan keluaran yang sangat
cair. Contohnya gunung api di kepulauan Hawaii.
6. Letusan Gunung Api
Bahan-bahan yang dikeluarkan pada waktu gunung api meletus sebagai berikut:
a. Benda Padat berupa lapili, kerikil, pasir dan debu.
b. Benda Cair yang terdiri dari lava, lahar panas, dan lahar dingin.
1) Lava yaitu magma yang telah sampai diluar
2) Lahar panas yaitu aliran air panas bercampur dengan lumpur yang dimuntahkan dari kawah.
3) Lahar dingin yaitu aliran air dingin bercampur dengan lumpur yang terjadi karena hujan lebat setelah gunung api
meletus.
c. Bahan Gas (eksalasi)
1) Solfatar: gas-gas yang mengandung belerang yng keluar dari lubang solftara. Misalnya Gunung Papandayan dan
Gunung Sibayak
2)
3) Mofet:
lubang
yang
mengeluarkan
CO2.
Misalnya
Gunung
Dieng.
a.
Pelapukan
Adalah segala perubahan dalam bentuk pengaruh keadaan cuaca (misal air, suhu).
Hasil pelapkan batuan ini dapat mengakibatkan terbentuknya tanah.
Macam-macam pelapukan:
1) Pelapukan Mekanik
Merupakan pelapukan batuan yang tidak disertai dengan perubahan susunan kimia,
seperti batuan besar yang pecah dan berubah menjadi kecil, selanjutnya sampai
halus, tetapi susunan kimianya sama dengan batuan induknya.
2) Pelapukan Kimia
Merupakan pelapukan batan meleui proses kimia yang disertai perubahan susunan
zat dari mineral batuan induknya. Pelapukan kimia terjadi karena air atmosfer, gua
asam arang dan oksigen dari udara.
3) Pelapukan Organis
Pelapan batuan karena akar tanaman, rumahbinatang yang menempel batuan, atau
karena ulah manusia.
b. Pengikisan (erosi)
Adalah pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan
benda-benda seperti air mengalir, es, angin, dan gelombang atau arus.
Erosi menurut penyebabnya dapat dibagi atas empat macam:
Erosi Aliran Permukaan terjadi apabila intensitas dan lamanya hujan melebihi
kapasitas infiltrasi.
Erosi Angin disebabkan oleh angin, yang disebut juga deflasi atau ablasi. Erosi ini
banyak terjadi di daerah gurun. Ciri-ciri yang dapat diamati akibat erosi angin adalah
batu jamur. Bentuk erosi yang disebabkan angin dapat dibedakan sebagai berikut:
Tiupan angin menerbangkan partikel debu ke tempat yang jauh.
Angin menggulingkan pecahan batuan atau bukit pasir.
Kerikil dan bongkahan batu yang tidak dapat digerakkan angin akan tertinggal di
belakang permukaan. Bongkahan tersebut akan tergores dan mengikis batuan
lainnya.
Erosi Gletser atau erosi glasial adalah erosi yang terjadi akibat pengikisan massa es
yang bergerak menuruni lereng. Dapat terjadi di pegunungan yang tertutup salju. Ciri
khas bentuk lahannya adalah adanya alur-alur lembah yang arahnya relatif sejajar.
Jika berlangsung lama akan membuat lembah-lembah dalam berbentuk huruf U.
Erosi Air Laut disebut abrasi atau erosi marine. Erosi ini disebabkan gelombang yang
mampu mengikis batuan yang ada di pantai, kemudian diendapkan di sekitar pantai.
Beberapa bentuk lahan akibat erosi air laut antara lain:
Cliff, yakni pantai berdinding curam hingga tegak.
Relung, yakni cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding cliff.
Dataran abrasi, yakni hamparan wilayah yang datar akibat abrasi dan dapat terlihat
jelas pada pasang surut.
eristis
: pengendapan di darat
edimen fluvial : pengendapan di sungai
edimen limmis : pengendapan di rawa-rawa
edimen marin : pengendapan di laut
edimen glasial : pengendapan di daerah es
Daerah-daerah Gempa Bumi
Gempa bumi banyak terjadi di daerah yang masih labil. Daerah ini adalah:
a. Rangkaian Mediterania, seperti Balkan, Iran, India, Indonesia
b. Rangkaian Sirkum Pasifik, seperti Jepang, Filipina, Chili, dan daerah Amerika
Tengah.
Indonesia adalah daerah pertemuan antara rangkaian Mediterania dan rangkaian
Sirkum Pasifik. Di Indonesia proses pembentukan pegunungan juga masih
berlangsung. Oleh karena itu, di Indonesia banyak terjadi gempa bumi. Intensistas
gempa bumi di suatu tempat akan ditentukan oleh:
a. Jarak tempat ke episentrum
b. Kedalaman gempa
c. Keadaan geologi setempat
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Lapisan kulit bumi tempat manusia hidup merupakan bagian dari kerak bumi.
Segala kejadian atau peristiwa di kulit bumi tidak terlepas dari segala aktivitas kerak
bumi, yaitu dari poses tenaga geologis, berupa tenaga endogen sebagai tenaga
pembentuk muka bumi dalam bentuk epirogenesis dan orogensis, yang pada
akhirnya menghasilkan relief. Tenaga inilah yang mula-mula membentuk muka bumi
dalam bentuk tinggi-rendah, menonjol, datar atau membentuk lekukan. Terbentuknya
relief semata-mata bukanlah hasil dari tenaga endogen, namun tenaga eksogen pun
ikut berperan melalui proses pelapukan, pengerosian, dan sedimentasi.
Dari hasil bentukan kedua tenaga ini, kita akan mendapatkan hamparan muka
bumi, mulai dari puncak gunung yang paling tinggi sampai ke tepi pantai, bahkan
dasar laut, agar dapat dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas.
Saran
Jaga dan lestarikan bumi kita dengan baik untuk generasi kita mendatang
serta kurangi aktivitas kita yang menyebabkan pemanasan global (global warming).
DAFTAR PUSTAKA
Yulir Yulmadia, 2004. Geografi untuk SMA Kelas 1. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hestianto Yusman, 2007. Geografi 1 kelas X. Jakarta: Yudhistira.
Tim Kreatif, 2009. Geografi SMA/MA kelas X. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
http://sains.geoklik.com/pengertian-vulkanisme-dan-bentuk-bentuk-instrusi-magma/
http://dennynatalian.blogspot.com
Yani Ahmad, 2007. Litosfer. Bandung : Grafindo.