Anda di halaman 1dari 8

Abi Rafdi

04011281320013
Analisis Masalah

a. Apa saja risiko dari proses pengolahan :

Kaliberasi ketebalan dan penghalusan ( Grinding Machine) pada proses ini lembaran marmer
yang telah terbagi tersebut kemudian dikupas/dihaluskan permukaannya untuk mendapatkan
ketebalan yang pas dan sesuai dengan permintaan.
Grinding machine/mesin gerinda merupakan mesin yang memiliki getaran yang cukup besar,
terutama akan lebih mempengaruhi tangan.
Pajanan getaran pada tangan secara reguler dan sering dapat menimbulkan 2 efek kesehatan
permanen, yaitu Hand Arm Vibration dan Carpal Tunnel Syndrome.
Hand-Arm Vibration Syndrome (HAVS) atau white finger phenomenon adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan cidera yang terjadi pada tangan dan lengan yang
disebabkan oleh paparan berlebihan terhadap alat getar. Jari jemari menjadi putih diakibatkan
oleh sirkulasi darah yang buruk yang merusak pembuluh darah dan jaringan.

HAV Syndrome
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) menimbulkan efek rasa geli, mati rasa, dan tangann lemah
yang bisa mengurangi kemampuan bekerja di kondisi dingin atau basah.

Abi Rafdi
04011281320013

Carpal Tunnel Syndrome


Gejala dari dua efek kesehatan di atas bisa datang dan pergi namun dengan pajanan HAV
yang terus-menerus, efek tersebut bisa berlangsung lama dan permanen dan menyebabkan
sakit, menyusahkan, dan gangguan tidur. Hal ini bisa terjadi hanya dalam beberapa bulan
pemajanan, namun kebanyakan kasus bisa terjadi lebih dari beberapa tahun.
b. Berapa nilai normal Fe dan Mn yang dapat dikonsumsi dalam air minum?
menurut PP No.20 Tahun 1990 tersebut, kadar (Fe) dalam air minum maksimum yang
dibolehkan adalah 0,3 mg/lt, dan kadar Mangan (Mn) dalam air minum yang dibolehkan
adalah 0,1 mg/lt. Di negara maju seperti Amerika dan Jepang, peraturan standar kualitas air
minumnya lebih ketat lagi. Total kandungan besi dan mangan dalam air minum maksimum
yang diperbolehkan adalah 0,3 mg/lt.
c. Berapa ambang batas normal bising?
Nilai ambang Batas Kebisingan adalah angka 85 dB yang dianggap aman untuk sebagian
besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Nilai Ambang Batas untuk
kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan rata-rata yang masih
dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk
waktu terus-menerus tidak lebih dari dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggunya. Waktu
maksimum bekerja adalah sebagai berikut

Abi Rafdi
04011281320013

d. Bagaimana manajemen risiko fisik (bising, getaran, suhu)?


Eliminasi
Eliminasi adalah Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya.
tujuannya adalah untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia dalam menjalankan
suatu sistem karena adanya kekurangan pada desain. Penghilangan bahaya merupakan metode
yang paling efektif sehingga tidak hanya mengandalkan prilaku pekerja dalam menghindari
resiko, namun demikian, penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak selalu praktis dan
ekonomis.
Contoh-contoh eliminasi bahaya yang dapat dilakukan misalnya: bahaya jatuh, bahaya ergonomi,
bahaya ruang terbatas, bahaya bising, bahaya kimia.
C. Subtitusi
Subtitusi adalah Metode pengendalian

bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi

ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini
menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui disain sistem ataupun desain ulang.
Beberapa contoh aplikasi substitusi misalnya: Sistem otomatisasi pada mesin untuk mengurangi
interaksi mesin-mesin berbahaya dengan operator, menggunakan bahan pembersih kimia yang
kurang berbahaya, mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus listrik, mengganti bahan baku
padat yang menimbulkan debu menjadi bahan yang cair atau basah.
D. Pengendalian secara teknik (enginering control)

Abi Rafdi
04011281320013
Pengendalian ini dilakukan untuk memisahkan bahaya dengan pekerja serta untuk mencegah
terjadinya kesalahan manusia. Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau
peralatan.
Contoh-contoh implementasi metode ini misal adalah adanya penutup mesin/machine guard,
circuit breaker, interlock system, start-up alarm, ventilation system, sensor, sound enclosure.
E.

Pengendalian secara administratif

Kontrol administratif ditujukan pengandalian dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan,
dengan dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan mematuhi, memiliki kemampuan dan
keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman.
Jenis pengendalian ini antara lain: seleksi karyawan, adanya standar operasi baku (SOP),
pelatihan, pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal kerja, rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen
perubahan, jadwal istirahat, investigasi dll.
F. Alat pelindung diri
Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan hal yang paling tidak efektif dalam
pengendalian bahaya,dan APD hanya berfungsi untuk mengurangi seriko dari dampak bahaya.
Karena sifatnya hanya mengurangi, perlu dihindari ketergantungan hanya menggandalkan alat
pelindung diri dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.
Alat pelindung diri Mandatory adalah antara lain: Topi keselamtan (Helmet), kacamata
keselamatan, Masker, Sarung tangan, earplug, Pakaian (Uniform) dan Sepatu Keselamatan. Dan
APD yang lain yang dibutuhkan untuk kondisi khusus, yang membutuhkan perlindungan lebih
misalnya: faceshield, respirator, SCBA (Self Content Breathing Aparatus),dll.
Pemeliharaan dan pelatihan menggunakan alat pelindung diripun sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan efektifitas manfaat dari alat tersebut.
Dalam aplikasi pengendalian bahaya, selain kita berfokus pada hirarkinya tentunya dipikirkan
pula kombinasi beberapa pengendalian lainnya agar efektifitasnya tinggi sehingga bahaya dan
resiko yang ada semakin kecil untuk menimbulkan kecelakaan.

Abi Rafdi
04011281320013
Contoh : adanya adanya unit mesin baru yang sebelumnya memiliki kebisingan 100 dBA
dilberikan enclosure (dengan metode engineering control) sehingga memiliki kebisingan 90
dBA, selain itu ditambahkan pula safety sign dilokasi kerja, adanya preventive maintenance
untuk menjaga keandalaann mesin dan kebisingan terjaga, pengukuran kebisingan secara
berkala, diberikan pelatihan dan penggunaan earplug yang sesuai.

Untuk manajamen risiko bising biasanya sulit untuk menggunakan metode eliminasi.
Biasanya bisa digunakan metode engineering control yaitu mesin diatur untuk
mengeluarkan suara dengan decibel yang lebih rendah. Selain itu juga pekerja disarankan

menggunakan APD seperti earplug saat bekerja.


Untuk manajemen risiko suhu dapat dengan cara pemberian air minum, asupan garam,
istirahat,tidur, memakai pakaian tebal, dan juga aklimatisasi. Suhu yang tinggi dapat
menyebabkan heat stroke dan heat cramps sedangkan suhu yang sangat rendah bahkan
dapat menyebabkan frostbite, chilblain, dan trenchfoot

Pengendalian getaran dapat dilakukan sebagai berikut :


Pengendalian secara teknis
a. Menggunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan damping
atau peredam).
b. Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya membalut pegangan
alat dengan karet.
c. Memelihara atau merawat peralatan dengan baik. Dengan mengganti bagian-bagian yang aus
atau membeerikan pelumasan.
d. Menggunakan remote control. Tenaga kerja tidak terkena paparan getaran, karena
dikendalikan dari jauh.
e. Meletakkan peralatan dengan teratur. Alat yang diletakkan diatas meja yang tidak stabil dan
kuat dapat menimbulkan getaran disekililingnya.

2. Pengendalian secara administratif


Dengan cara mengatur waktu kerja, misalnya :
a. Merotasi pekerjaan. Apabila terdapat suatu pekerjaan yang dilakukan oleh 3 orang, maka

Abi Rafdi
04011281320013
dengan mengacu pada NAB yang ada, paparan getaran tidak sepenuhnya mengenai salah
seseorang, akan tetapi bergantian, dari A,B dan kemudian C.
A B C A B C A B C
b. Mengurangi jam kerja, sehingga sesuai dengan NAB yang berlaku.
3. Pengendalian secara medis
Dapat dilakukan 4 langkah untuk pemulihan gejala akibat getaran supaya peredaran darah
normal kembali, yaitu :
a. Pemanasan tangan dalam air panas.
b. Pemijitan.
c. Meniupkan udara panas ke tangan.
d. Menggerakkan tangan secara berputar.
4. Pemakaian alat pelindung diri (APD)
Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang telah dilengkapi
peredam getar (busa). Efek-efek berbahaya dari paparan kerja terhadap getaran paling baik
dicegah dengan memperbaiki desaign alat-alat yang bergetar tersebut, dan pemakaian sarung
tangan pelindung. Resiko dapat juga dikurangi dengan memperpendek waktu paparan.
Pemeriksaan sebelum penempatan dan pemeriksaan berkala mempermudah pengenalan dini
individu-individu yang terutama rentan dan membantu mengurangi meluasnya masalah..

Abi Rafdi
04011281320013
Learning Issue

Open dumping
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah,
metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah
yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan
penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan
sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak
dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya angin
berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air sampah. Sistem
pembuangan sampah Open Dumping adalah sistem pembuangan sampah di suatu lahan terbuka
tanpa ada persiapan lahan pembuangan, tidak dilapisi oleh lapisan geotekstil. Sampah ditumpuk
secara terus menerus tanpa ditutup dan tanpa ada pengolahan lebih lanjut, hanya dibiarkan
teruka begitu saja. Di negara maju, banyak

penimbunan sampah yang mempunyai sistem

pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan
dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin
berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik. Dari semua jenis penanganan sampah, sistem
Open Dumping adalah sistem yang paling buruk namun paling sering dijumpai di negara-negara
berkembang. Sampah hanya ditumpuk pada lahan terbuka yang sangat luas tanpa ada
penanganan serius secara lebih lanjut. Masalah-masalah persampahan juga paling banyak
ditemukan pada metode ini jika dibandingkan dengan metode pengelolaan sampah yang lainnya.
Kepraktisan dari metode inilah yang menyebabkan metode Open Dumping sering menjadi
pilihan warga dan pemerintah. Namun kepraktisan pembuangan sampah ini justru menjadi
bumerang yang akhirnya menyerang keindahan, kesehatan, serta keamanan wilayah itu sendiri.

Abi Rafdi
04011281320013
Penduduk sekitar TPA pada umumnya tidak setuju jika ada TPA Open Dumping di dekat rumah
mereka karena bau serta penyakit dari gunung-gunun sampah yang sangat mengganggu
kenyamanan dan keindahan hunian. Open Dumping merupakan sistem pembuangan yang tidak
saniter karena dapat menjadi media perkembangbiakan lalat dan tikus sehingga menimbulkan
sumber penyakit, selain karena menimbulkan bau tak sedap dan pemandangan yang tidak enak
dilihat, sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan. Di Kabupaten Klaten sendiri saat ini
sampah masih dibuang dengan metode Open Dumping, sampah hanya dibiarkan menumpuk di
suatu lahan terbuka yang luas tanpa penutup sehingga jelas sangat mengganggu kenyamanan
lingkungan. Efek lain yang ditimbulkan adalah munculnya berbagai macam bibit penyakit yang
justru akan menambah permasalahan dalam wilayah Kabupaten Klaten itu sendiri. Selain itu gas
yang terperangkap dalam tumpukan sampah tersebut dapat menimbulkan ledakan apabila sudah
mencapai tekanan tertentu. Ledakan sampah ini dapat menimbulkan longsornya tumpukan
sampah dan mengenai permukiman atau lahan warga di sekitarnya. Alasan lain mengapa sistem
Open Dumping tidak cocok digunakan adalah karena lahan bekas tumpukan sampah tersebut
akan tercemari dan tidak dapat digunakan untuk keperluan yang lain, dengan kata lain tanah
tersebut sudah mati.

Anda mungkin juga menyukai