TAMRIN SITOMPUL
PPN 12095
A. Pengertian
Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang normalnya
menghilang saat menstuasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel-sel embrional
yang tidak berdiferensiasi, kista ini tumbuh lambat dan ditemukan selama pembedahan
yang mengandung material sebasea kental, berwarna kuning yang timbul dari lapisan
kulit (Smeltzer, 2001).
B. Etiologi
Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi;
1. Gaya hidup tidak sehat.
Diantaranya adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Sering stress
2. Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat
karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen
ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
C. Patofisiologi
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran
sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft atau korpus luteum atau kista
ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium ovarium. ovarium
normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada
pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan
oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang
memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi
pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu
jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista thecalutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista
fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas
terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple
dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien
dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan
LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi
ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol
dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal
dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal
dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista
jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor
ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma
berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional;
ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Pathway
Preoperasi
Post operasi
Pembesaran ovarium
Luka operasi
Menahan organ sekitar
Tekanan
saraf sel
tumor
Menekan
usus dan
anus
Konstipasi
Diskontinuitas
jaringan
Rasa sebah
diperut
Komplikasi
peritonial
Mual,
muntah
Peritonitis
Nafsu makan
berkurang
Peningkatan
metabolisme
Perubahan
peristaltik
usus
Nyeri
hipolisis
Peningkatan
absorbsi di usus
Peningkatan
asam laktat
Nyeri
Perubahan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
Anoreksia
Keletihan,
kelemahan
Intake tidak
adekuat
Gangguan
Rasa Nyaman:
Nyeri
Intoleransi aktivitas
menghilangkan kista. Sekitar 80% lesi yang terjadi pada wanita berusia 29 tahun dan
yang lebih muda adalah jinak, setelah 50 tahun hanya 50% yang jinak. Penurunan
tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya
mengarah pada distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu
tingkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat.
G. Kemungkinan Data Fokus
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat,
serta data penanggung jawab
b. Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah
abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada
pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan
muntah.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
4) Riwayat perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya kista
ovarium.
5) Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk
tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
6) Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan
sampai amenorhea.
d. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
a. Kepala
a) Hygiene rambut
b) Keadaan rambut
b. Mata
a) Sklera
: ikterik/tidak
b) Konjungtiva
: anemis/tidak
c) Mata
: simetris/tidak
c. Leher
a) pembengkakan kelenjer tyroid
b) Tekanan vena jugolaris.
d. Dada
Pernapasan
a)
Jenis pernapasan
b)
Bunyi napas
c)
e. Abdomen
a) Nyeri tekan pada abdomen.
b) Teraba massa pada abdomen.
f. Ekstremitas
a) Nyeri panggul saat beraktivitas.
b) Tidak ada kelemahan.
g. Eliminasi, urinasi
a) Adanya konstipasi
b) Susah BAK
e. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
f. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
g. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada
klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan
mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan.
h. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan
tidur karena merasa nyeri
i. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium
2. Pemeriksaan Hb
3. Ultrasonografi
4. Untuk mengetahui letak batas kista.
2. Asuhan Keperawatan
a. Analisa data
No
Data
DO :
-
Klien tampak
menahan kesakitan
Nyaman : Nyeri
Klien tampak
Penimbunan folikel
DS :
Klien mengatakan
nyeri
didaerah
perut bawah
-
Masalah keperawatan
Gangguan Rasa
didaerah perut
lemah
-
Etiologi
Ketidakseimbangan estrogen dan
Klien mengatakan
nyeri
Kista Ovarium
Post operasi
Preoperasi
Luka operasi
Pembesaran
ovarium
Menahan
organ
sekitar
Tekanan
saraf sel
tumor
Diskontinuitas
jaringan
Komplikasi
peritonial
Nyeri
Peritonitis
Nyeri
DO :
-
Klien
tampak
lemah
-
Berat
badan
menurun
-
Klien
tampak
pucat
DS :
-
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
infeksi ovarium
Penimbunan folikel
Klien
mengatakan
tidak ada nafsu
ovarium
makan
Klien
mengatakan
perutnya terasa
tidak enak
Kista Ovarium
Preoperasi
Pembesaran ovarium
Mual, muntah
Anoreksia
DO :
-
Feces
keras,
berwarna
coklat
infeksi ovarium
kehitaman
-
Klien
tampak
nyeri abdomen
DS :
-
Penimbunan folikel
Klien
ovarium
mengatakan
perut
terasa
tidak nyaman
-
Klien
mengatakan
ingin
BAB
tetapi keras
Kista Ovarium
Preoperasi
Pembesaran ovarium
Konstipasi
Konstipasi
Ketidakseimbangan estrogen dan
DO :
-
Klien
tampak
lemah
-
Intoleransi Aktivitas
Klien
tampak
infeksi ovarium
pucat
N : 70x/menit
TD
Penimbunan folikel
90/60
mmHg
DS :
-
Klien
mengatakan
badan
-
terasa
lemah
Kista Ovarium
Klien
mengatakan
malas
untuk
bergerak
karena
badannya letih
Post operasi
Peningkatan metabolisme
hipolisis
kelemahan, keletihan
Intoleransi Aktivitas
b. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan insisi abdomen
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat
3. Konstipasi berhubungan dengan efek gangguan korda spinalis pada sfingter usus
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
No
e.
i.
Dx Kep
f.
j. l.
G
Tujuan/Kriteria Evaluasi
Intervensi Keperawatan
Tujuan Umum:
h.
t. Mandiri:
m. Nyeri
teratasi
k.
g.
Rasional
aa. Mandiri:
1. Membantu dalam evaluasi gejala nyeri karena
n.
o. Tujuan
Khusus:
u.
p. setelah
v.
dilakukan
tindakan
diharapkan
nyeri
hilang
q.
r. Kriteria:
yang tepat.
s. Melaporka
n
nyeri pasien.
selama
3x24
nyeri
hilang atau
terkontrol,
x.
y.
z.
tampak
rileks,
tidur
atau
istirahat
dengan
baik,
berpartisis
pasi dalam
aktifitas
yang
ac.
diinginkan
ad.af. Tujuan Umum:
1. Kaji Riwayat nutrisi, termasuk makanan
P
ag. Berat
badan
ae.
kembali
normal
ah.
ai. Tujuan
Khusus :
aj. setelah
dilakukan
tindakan
yang disukai
2. Timbang berat badan setiap hari
an.
3. Berikan makan sedikit dan frekuensi
sering
ao.
4. Observasi dan catat kejadian
mual/muntah
selama
minggu
diharapkan
nutrisi
tubuh klien
terpenuhi
ak.
al. Kriteria :
am.Tidak
mengalami
tanda
malnutrisi,
menunjukk
an
peningkata
n
aq.
berat
badan
ar.at. Tujuan Umum :
K au.
av.
as. aw.
ax.
Tujuan Khusus :
Setelah
Dilakukan
bd.
be.
BAB
Kembali
Normal
ay.
az.
ba.
Kriteria :
bb.
Menunjukan
bf.
bg.
3.
klien
4. Memberi ketenangan bagi klien
pola
nyeri
abdomen
berkurang/hilang
bi. bk. Tujuan Umum :
I bl.
Klien
dapat
beraktivitas mandiri
bj. bm.
bn.
Tujuan khusus :
bo.
Setelah
menyelesaian tugas
2. Kaji kehilangan /gangguan keseimbangan
Dilakukan
klien
dapat
Kriteria :
br.
Menunjukan
penurunan
intoleransi
tanda
mis,
nadi,
bw.