Anda di halaman 1dari 18

Laporan Pendahuluan

Asuhan Keperawatan dengan Diagnosa Kista Ovarium


Di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung

TAMRIN SITOMPUL
PPN 12095

PROGRAM PROFESI NERS X


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2013

A. Pengertian
Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang normalnya
menghilang saat menstuasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel-sel embrional
yang tidak berdiferensiasi, kista ini tumbuh lambat dan ditemukan selama pembedahan
yang mengandung material sebasea kental, berwarna kuning yang timbul dari lapisan
kulit (Smeltzer, 2001).
B. Etiologi
Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi;
1. Gaya hidup tidak sehat.
Diantaranya adalah :
a.

Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat

b.

Zat tambahan pada makanan

c.

Kurang olah raga

d.

Merokok dan konsumsi alcohol

e.

Terpapar denga polusi dan agen infeksius

f.

Sering stress

2. Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat
karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen
ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
C. Patofisiologi
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran
sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft atau korpus luteum atau kista
ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium ovarium. ovarium
normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada
pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan
oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang
memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi
pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan.

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu
jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista thecalutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista
fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas
terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple
dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien
dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan
LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi
ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol
dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal
dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal
dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista
jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor
ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma
berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional;
ektodermal, endodermal, dan mesodermal.

Pathway

Ketidakseimbangan estrogen dan progesteron, gagalnya


sel telur (folikel) untuk berovulasi, degenerasi ovarium
dan infeksi ovarium
Penimbunan folikel
Folikel terbentuk tidak
sempurna didalam ovarium
Folikel gagal mengalami pematangan
dan gagal melepaskan sel telur
Kista Ovarium

Preoperasi

Post operasi

Pembesaran ovarium
Luka operasi
Menahan organ sekitar

Tekanan
saraf sel
tumor

Menekan
usus dan
anus

Konstipasi

Diskontinuitas
jaringan

Rasa sebah
diperut

Komplikasi
peritonial

Mual,
muntah

Peritonitis

Nafsu makan
berkurang

Peningkatan
metabolisme

Perubahan
peristaltik
usus

Nyeri
hipolisis

Peningkatan
absorbsi di usus

Peningkatan
asam laktat

Nyeri
Perubahan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh

Anoreksia

Keletihan,
kelemahan

Intake tidak
adekuat
Gangguan
Rasa Nyaman:
Nyeri

Intoleransi aktivitas

D. Tanda dan gejala


Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam waktu
yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik.
1. Pada stadium awal gejalanya dapat berupa;
Gangguan haid
Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan dan sakit diperut. Nyeri saat bersenggama.
2. Pada stadium lanjut;
Asites
Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus
dan hati). Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,gangguan buang
air besar dan kecil. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.
E. Pemeriksaan diagnostik
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari
ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal
dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat
pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada
kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4. Parasintesis
Fungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding
kista tertusuk.
F. Penatalaksanaan
Pengobatan kista ovarium biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah bila
ukurannya kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan/fisiologis pada pasien muda
yang sehat. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan

menghilangkan kista. Sekitar 80% lesi yang terjadi pada wanita berusia 29 tahun dan
yang lebih muda adalah jinak, setelah 50 tahun hanya 50% yang jinak. Penurunan
tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya
mengarah pada distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu
tingkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat.
G. Kemungkinan Data Fokus
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat,
serta data penanggung jawab
b. Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah
abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada
pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan
muntah.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
4) Riwayat perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya kista
ovarium.
5) Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk
tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
6) Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan
sampai amenorhea.

d. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
a. Kepala
a) Hygiene rambut
b) Keadaan rambut
b. Mata
a) Sklera

: ikterik/tidak

b) Konjungtiva

: anemis/tidak

c) Mata

: simetris/tidak

c. Leher
a) pembengkakan kelenjer tyroid
b) Tekanan vena jugolaris.
d. Dada
Pernapasan
a)

Jenis pernapasan

b)

Bunyi napas

c)

Penarikan sela iga

e. Abdomen
a) Nyeri tekan pada abdomen.
b) Teraba massa pada abdomen.
f. Ekstremitas
a) Nyeri panggul saat beraktivitas.
b) Tidak ada kelemahan.
g. Eliminasi, urinasi
a) Adanya konstipasi
b) Susah BAK
e. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
f. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.

g. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada
klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan
mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan.
h. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan
tidur karena merasa nyeri
i. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium
2. Pemeriksaan Hb
3. Ultrasonografi
4. Untuk mengetahui letak batas kista.

2. Asuhan Keperawatan
a. Analisa data
No

Data
DO :
-

Klien tampak
menahan kesakitan

progesteron, gagalnya sel telur (folikel)

Nyaman : Nyeri

untuk berovulasi, degenerasi ovarium dan


infeksi ovarium

Klien tampak

Penimbunan folikel

DS :

Klien mengatakan
nyeri

didaerah

perut bawah
-

Masalah keperawatan
Gangguan Rasa

didaerah perut
lemah
-

Etiologi
Ketidakseimbangan estrogen dan

Folikel terbentuk tidak sempurna didalam


ovarium

Klien mengatakan

Folikel gagal mengalami pematangan dan

angka 5 pada skala

gagal melepaskan sel telur

nyeri

Kista Ovarium

Post operasi

Preoperasi

Luka operasi

Pembesaran
ovarium
Menahan
organ
sekitar

Tekanan
saraf sel
tumor

Diskontinuitas
jaringan
Komplikasi
peritonial

Nyeri

Peritonitis
Nyeri

DO :
-

Klien

tampak

lemah
-

Berat

badan

menurun
-

Klien

tampak

pucat
DS :
-

Perubahan nutrisi

progesteron, gagalnya sel telur (folikel)

kurang dari

untuk berovulasi, degenerasi ovarium dan

kebutuhan tubuh

infeksi ovarium

Penimbunan folikel

Folikel terbentuk tidak sempurna didalam

Klien
mengatakan
tidak ada nafsu

Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri


Ketidakseimbangan estrogen dan

ovarium

Folikel gagal mengalami pematangan dan

makan

gagal melepaskan sel telur

Klien

mengatakan
perutnya terasa
tidak enak

Kista Ovarium

Preoperasi

Pembesaran ovarium

Menahan organ sekitar

Rasa sebah di perut

Mual, muntah

Anoreksia

Intake tidak adekuat

Perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
Ketidakseimbangan estrogen dan

DO :
-

Feces

keras,

berwarna

untuk berovulasi, degenerasi ovarium dan

coklat

infeksi ovarium

kehitaman
-

Klien

tampak

nyeri abdomen
DS :
-

Penimbunan folikel

Folikel terbentuk tidak sempurna didalam

Klien

ovarium

mengatakan
perut

terasa

tidak nyaman
-

progesteron, gagalnya sel telur (folikel)

Klien

Folikel gagal mengalami pematangan dan


gagal melepaskan sel telur

mengatakan
ingin

BAB

tetapi keras

Kista Ovarium

Preoperasi

Pembesaran ovarium

Menahan organ sekitar

Menekan usus dan anus

Konstipasi


Konstipasi
Ketidakseimbangan estrogen dan

DO :
-

Klien

tampak

lemah
-

Intoleransi Aktivitas

progesteron, gagalnya sel telur (folikel)


untuk berovulasi, degenerasi ovarium dan

Klien

tampak

infeksi ovarium

pucat

N : 70x/menit

TD

Penimbunan folikel

90/60

mmHg

Folikel terbentuk tidak sempurna didalam


ovarium

DS :
-

Klien

Folikel gagal mengalami pematangan dan

mengatakan
badan
-

terasa

gagal melepaskan sel telur

lemah

Kista Ovarium

Klien

mengatakan
malas

untuk

bergerak
karena
badannya letih

Post operasi

Nafsu makan berkurang

Peningkatan metabolisme

hipolisis

peningkatan asam laktat

kelemahan, keletihan

Intoleransi Aktivitas

b. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan insisi abdomen

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat
3. Konstipasi berhubungan dengan efek gangguan korda spinalis pada sfingter usus
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

c. Rencana Asuhan Keperawatan


d.

No

e.
i.

Dx Kep

f.
j. l.
G

Tujuan/Kriteria Evaluasi

Intervensi Keperawatan

Tujuan Umum:

h.

t. Mandiri:

m. Nyeri

1. Tanyakan kepada pasien tentang nyeri.

teratasi
k.

g.

Rasional

aa. Mandiri:
1. Membantu dalam evaluasi gejala nyeri karena

Tentukan karakteristik nyeri mis. Terus

kanker, yang dapat melibatkan visera, saraf atau

n.

menerus, sakit, menusuk, terbakar buat

jaringan tulang penggunaan skala rentang

o. Tujuan

rentang intensitas pada skala 0-10

membantu pasien dalam mengkaji tingkat nyeri

Khusus:

u.

p. setelah

v.

dilakukan
tindakan

2. Kaji pernyataan verbal dan non verbal


w.

verbal/nonverbal dapat memberikan petunjuk


derajat nyeri, kebutuhan/keefektifan intervensi
3. Meningkatkan relaksasi dan pengalihan

jam 3. Berikan tindakan kenyamanan mis.,

diharapkan

sering ubah posisi, pijatan punggung,

nyeri

sokongan bantal. Dorong penggunaan

hilang

teknik relaksasi mis., visualisasi,

q.

bimbingan imjinasi, dan aktivitas hiburan

r. Kriteria:

yang tepat.

s. Melaporka
n

analgesic, meningkatkan kontrol nyeri.


2. Ketidaksesuaian antara petunjuk

nyeri pasien.

selama
3x24

dan memberikan alat untuk evaluasi keefektifan

nyeri

hilang atau
terkontrol,

x.
y.
z.

perhatian. Menghilangkan ketidaknyamanan dan


meningkatkan efek terapeutik analgesik.
ab.

tampak
rileks,
tidur

atau

istirahat
dengan
baik,
berpartisis
pasi dalam
aktifitas
yang
ac.

diinginkan
ad.af. Tujuan Umum:
1. Kaji Riwayat nutrisi, termasuk makanan
P

ag. Berat
badan

ae.

kembali
normal
ah.
ai. Tujuan
Khusus :
aj. setelah
dilakukan
tindakan

yang disukai
2. Timbang berat badan setiap hari
an.
3. Berikan makan sedikit dan frekuensi
sering
ao.
4. Observasi dan catat kejadian
mual/muntah

1. Mengidentifikasi defisiensi, menduga


kemungkinan intervensi
2. Mengawasi masukan kalori atau kualitas
kekurangan konsumsi makanan
3. Mengawasi penurunan berat badan atau
efektivitas intervensi nutrisi
ap.
4. Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia
pada organ

selama

minggu
diharapkan
nutrisi
tubuh klien
terpenuhi
ak.
al. Kriteria :
am.Tidak
mengalami
tanda
malnutrisi,
menunjukk
an
peningkata
n
aq.

berat

badan
ar.at. Tujuan Umum :
K au.

Bab Kembali Normal

av.
as. aw.
ax.

Tujuan Khusus :
Setelah

Dilakukan

1. Observasi warna feses, konstensi ,

1. Membantu mengidentifikasikan penyebab/

frekuensi dan jumlah


2. Kaji kondisi kulit perianal dengan sering,

faktor pemberat dan intervensi yang tepat


2. Mencegah ekstorasi kulit dan kerusakan

catat perubahan dalam kondisi kulit atau

bd.

mulai kerusakan. Lakukan perawatan

be.

Tindakan Selama 3x24 Jam


Diharapkan

BAB

Kembali

Normal
ay.

perianal setiap defekasi bila terjadi


konstipasi
3. Membatasi pengunjung
bc.
4. Beri lingkungan yang nyaman

az.
ba.

Kriteria :

bb.

Menunjukan

bf.
bg.
3.

Mengontrol lingkungan yang nyaman bagi

klien
4. Memberi ketenangan bagi klien

pola

normal dari fungsi usus, feses


lunak,
bh.

nyeri

abdomen

berkurang/hilang
bi. bk. Tujuan Umum :
I bl.

1. Kaji kemampuan klien untuk melakukan

Klien

dapat

beraktivitas mandiri

kelelahan, keletihan dan kesulitan

bj. bm.
bn.

Tujuan khusus :

bo.

Setelah

menyelesaian tugas
2. Kaji kehilangan /gangguan keseimbangan

Dilakukan

Tindakan Selama 2 minggu


diharapkan

klien

dapat

melakukan aktivitas secara


mandiri
bp.
bq.

Kriteria :

tugas/AKS normal, catat laporan

gaya jalan dan kelemahan otot


3. Awasi TD, nadi, pernapasan selama dan
sesudah aktivitas. Catat respon terhadap
tingkat aktivitas (mis. Peningkatan denyut
jantung /TD, disritmia, pusing, dispnea,
takipnea dll)
4. Berikan lingkungan tenang. Pertahankan
tirah baring bila diindikasikan. Pantau dan

1. Mempengaruhi pilihan intervensi


bs.
bt.
bu.
2. Menunjukkan perubahan neurologi karena
defesiensi vitamin B 12 mempengaruhi
keamanan pasien/risiko cedera
3. Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung
dan paru untuk membawa jumlah oksigen
adekuat ke jaringan
4. Meningkatkan istirahat untuk menurunkan
kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan
regangan jantung dan paru

br.

Menunjukan

penurunan
intoleransi

tanda

batasi pengunjung, telepon, dan gangguan


fisiologis

mis,

nadi,

pernapasan, dan TD masih


dalam rentang normal
bv.

berulang tindakan yang tak direncanakan.

bw.

bx. DAFTAR PUSTAKA


by.
bz.
ca. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
cb.
cc. Bobak, (2002). Buku ajar keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
cd.
ce. Diagnosa Nanda (NIC&NOC) 2007-2008
cf.
cg. Doengoes. (2000). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
ch.
ci. Smeltzer.(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta:
EGC
cj.
ck. Price. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta: EGC
cl.
cm.
cn.
co.
cp.

Anda mungkin juga menyukai