Anda di halaman 1dari 2

SOSIALISASI KOPERASI TAMBANG RAKYAT

Details
Created on Monday, 07 May 2012 01:29
Terkait masalah tambang emas yang ada di dusun Wamsait desa Dafa Kecamatan
Waeapo yang selama ini buah bibir masyarakat, kini pemerintah Kabupaten Buru
bersama masyarakat adat telah memberikan solusi tentang pengelolahan tambang
emas yaitu dengan membentuk Koperasi Tambang Rakyat yang nantinya akan
dikelola oleh masyarakat sendiri. Pemerintah hanya memfasilitasi adanya koperasi,
dan hasilnya itu kedepan dapat dirasakan oleh masyarakat. Penegasan ini
disampaikan oleh Bupati Buru Ramly Umasugi beserta jajarannya ketika
mengahadiri acara Sosialisasi Pembentukan Koperasi Tambang Rakyat di Arena
Panen Raya Desa Waenetat, Kecamatan Waeapo Sabtu siang (05/05/12). Hadir
dalam acara tersebut, unsur Muspida dan masyarakat adat dari dataran Waeapo.

Bupati Buru menambahkan, berdasarkan perundang undangan di Negara kita


Bumi, air dan segala kekayaan alam beserta isinya yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,
akan tetapi pemerintah daerah mengambil kebijakan bersama masyarakat adat
untuk membetuk koperasi tambang rakyat sebagai solusinya. Selain itu setelah
koperasi dibentuk semua pengusaha pengusaha tromol yang ada di Kabupaten
Buru segera bergabung, jika tidak maka pemerintah akan melakukan razia terhadap
tromol tromol tersebut karena dianggap illegal tegas Ramly Umasugi. Lebih lanjut
Ramly Umasugi menambahkan agar proses berjalan lancar, diharapkan kerjasama
bersama masyarakat adat untuk menertibkan tambang emas yang ada di Desa
Wansait.
Disamping itu Bupati Buru yang terkenal ramah dan murah senyum ini, menekankan
agar dalam penempatan mesin-mesin tromol yang digunakan untuk mengelola hasil
tambang emas, jika limbah tambang itu telah mencemari air maka akan
membahayakan warga, sehingga diperlukan tempat khusus yang jauh dari sungai
dan pemukiman warga. Untuk manajemen pengaturan dan lain-lain diatur dengan
sebaik-baiknya agar tidak terjadi ketimpangan sosial di masyarakat. Hasil dari
tambang ini harus benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat
tegasnya.
Untuk lebih mudah mengkoordinir dan mengelola hasil tambang, baiknya semua
koperasi berada dalam satu areal atau kawasan saja. Pemerintah siap memfasilitasi
dan menyediakan instruktur instruktur tambang pungkasnya.
Koperasi yang dibentuk pada areal tambang berjumlah lima koperasi, dengan satu
Koperasi Induk FLOLI BUPOLO yang diketuai oleh Amus Besan. Amus Besan

selaku Ketua Koperasi FLOLI BUPOLO mengatakan, berkat kesadaran bersama


Masyarakat Adat dalam hal menyikapi fenoma tambang emas yang ada di Desa
Wansait dibentuklah koperasi tersebut. Berkat pemerintah daerah Kabupaten Buru
sebagai fasilitator, proses perijinannya telah selesai hingga tingkat pusat. Koperasi
yang dimaksud adalah koperasi Waetimun Mandiri yang diketuai oleh Jafar Nurlatun,
Koperasi Habulalet diketuai oleh Fendy wael, KSU Humailupu diketuai oleh Saiful
Amarduan dan terakhir koperasi Rana Bupolo kata Amus.
Lebih lanjut Amus menambahkan keempat koperasi tersebut dibawah koordinasi
Koperasi Floli Bupolo namun untuk pengaturan dan manajemennya tetap berada
pada koperasi masing-masing. Terkait masalah penambang, Amus Besan lebih
menekankan agar masyarakat Buru lebih lagi diberdayakan, menyangkut
masyarakat luar buru bisa digunakan sebagai tenaga ahli. Karena areal tambang
diperkirakan mencapai 125 hektar, maka pembagian penempatan wilayah
penambang per koperasi dapat 25 hektar lahan tambang jelasnya
Ketika ditanya soal data jumlah penambang yang ada di Desa Wansait, Amus Besan
yang juga pemangku adat ini mengatakan jumlah penambang per 28 April 2012
kemarin di areal Gunung Botak dan Hanoni kurang lebih 14.000 jiwa. Itu belum
termasuk penambang yang berada di alur-alur mata air pinggir gunung pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kapolres Pulau Buru dan Komandan Kodim yang
diwakili Kasdim Kabupaten Buru juga memberikan arahan yang berkaitan masalah
tambang.
Kapolres Pulau Buru AKBP Saripudin menegaskan, soal penegakan hukum masih
belum maksimal diterapkan karena mempertimbangkan kondisi sosial budaya
masyarakat yang ada jika saya memberlakukan sesuai proses hukum maka akan
banyak sekali warga yang saya tangkap dan itu tidak mungkin saya lakukan karena
pertimbangan tadi ungkap Saripudin.
Lebih lanjut bapak yang dikenal tegas ini menghimbau kepada warga masyarakat
agar mengikuti arahan pemerintah daerah dan menyambut positif dengan adanya
koperasi tambang rakyat agar kedepannya pengelolahan tambang berjalan dengan
baik dan dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
Sementara Dandim (Komandan Kodim) yang diwakili oleh Kasdim lebih memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang dampak yang ditimbulkan dari
penambangan liar. Apabila cairan mercuri yang digunakan untuk mengelola tambang
emas telah mencemari lingkungan makan akan berdampak sangat fatal yang
menjadi korban anak cucu kita kedepan karena dengan penggunaa cairan mercuri
tersebut tegasnya.(Yono)

Anda mungkin juga menyukai