Anda di halaman 1dari 71

SHIP RESISTANCE CALCULATE

MT. LASKAR SULI SULI 02

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tahanan kapal merupakan ilmu yang mempelajari reaksi fluida akibat gerakan kapal
yang melalui fluida tersebut. Dalam istilah hidrodinamika kapal, tahanan/resistance/drag
adalah besarnya gaya fluida yang bekerja pada kapal sedemikian rupa sehingga melawan
gerakan kapal tersebut. Tahanan tersebut sama dengan komponen gaya yang bekerja sejajar
dengan sumbu gerakan kecepatan kapal.
Tahanan dalam dunia perkapalan merupakan suatu hal yang teramat penting untuk
dikalkulasi secara tepat karena sangat berkaitan dengan penentuan daya mesin yang bekerja
di atas kapal. Pada kenyataaannya dalam pengoperasian suatu kapal sering terjadi bahwa
kecepatan yang diinginka sering tidak sesuai dengan perencanaan atau daya mesin yang
terpasang kadang terlalu besar. Untuk menyesuaikan besar daya mesin dengan kecepatan
yang dinginkan, maka harus diketahui besar tahanan yang terjadi pada kapal tersebut. Oleh
karena itu penting bagi mahasiswa untuk mengetahui bagaimana cara menentukan besar
tahanan suatu kapal dan bagaimana hubungan antara tahanan dengan daya mesin kapal untuk
mencapai kecepatan tertentu. Berangkat dari hal tersebut, maka disusunlah tugas tahanan
kapal rancangan. Dan dari hasil perhitungan nantinya akan digunakan untuk perhitungan
selanjutnya yaiitu penentuan besar daya mesin utama kapal yang tercakup dalam mata kuliah
propulsi kapal.
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana menghitung tahanan kapal dengan menggunakan metode guldhamer

Bagaimana menghitung tahanan kapal dengan menggunakan metode yamagata

Bagaimana menghitung tahanan kapal dengan menggunakan metode holtrop

Bagaimana menentukan atau memilih tahanan kapal rancangan yang tepat berdasarkan
metode guldhamer, yamagata, dan holtrop.

1.3 Manfaat Penyusunan

Tersedianya nilai tahanan suatu kapal yang nantinya akan digunakan untuk menghitung
daya mesin kapal

Sebagai data awal dalam perencanaan propeller.

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE

MT. LASKAR SULI SULI 02


Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa dalam menentukan tahanan suatu kapal.

Kemampuan menghitung tahanan kapal merupakan bagian dari kompetensi utama lulusan
program studi teknik perkapalan dan kemampuan ini bermanfaat untuk digunakan saat
bekerja diindustri galangan kapal atau perusahaan pelayaran

BAB II
MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar
2.1.1 Komponen Tahanan
Pada dasarnya tahanan kapal dibagi menjadi dua yaitu tahanan yang berada di atas
permukaan air dan tahanan yang berasal dari bawah permukaan air. Tahanan yang di atas
permukaan air adalah yang bekerja pada bagian badan kapal yang kelihatan di atas
permuakaan air, disini pengaruh adanya udara yang mengakibatkan timbulnya hambatan.
Komponen tahanan yang bekerja pada kapal dalam gerakan mengapung di air adalah :
a.

Tahanan gesek (Friction resistance)


Tahanan Gesek (friction resistance) timbul akibat kapal bergerak melalui fluida yang
memiliki viskositas seperti air laut, fluida yang berhubungan langsung dengan permukaan
badan kapal yang tercelup sewaktu bergerak akan menimbulkan gesekan sepanjang
permukaan tersebut, inilah yang disebut sebagai tahanan gesek. Tahanan gesek terjadi akibat
adanya gesekan permukaan badan kapal dengan media yang di lalulinya. Semua fluida
mempuyai viskositas, dan viskositas inilah yang menimbulkan gesekan tersebut. Penting
tidaknya gesekan ini dalam suatu situasi fisik tergantung pada jenis fluida dan konfigurasi
fisik atau pola alirannya (flow pattern). Viskositas adalah ukuran tahanan fluida terhadap
gesekan bila fluida tersebut bergerak. Jadi tahanan Viskos (R V) adalah komponen tahanan
yang terkait dengan energi yang dikeluarkan akibat pengaruh viskos. Tahanan gesek ini
dipengaruhi oleh beberapa hal, sebagai berikut :

Angka Renold (Renolds number, Rn)

Koefisien gesek (friction coefficient, Cf )

Rasio kecepatan dan panjang kapal (speed length ratio, Slr)

b. Tahanan sisa (Residual Resistante)


Tahanan sisa didefenisikan sebagai kuantitas yang merupakan hasil pengurangan dari
hambatan total badan kapal dengan hambatan gesek dari permukaan kapal. Hambatan sisa
terdiri dari :
1) Tahanan gelombang (Wakemaking Resistance)
Tahanan gelombang adalah hambatan yang diakibatkan oleh adanya gerakan kapal
pada air sehingga dapat menimbulkan gelombang baik pada saat air tersebut dalam keadaan
tenang maupun pada saat air tersebut sedang bergelombang.

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
2) Tahanan udara (Air Resistance)
Tahanan udara diartikan debagai Tahanan yang di alami oleh bagian badan kapal
utama yang berada diatas air dan bangunan atas (Superstrukture) karena gerakan kapal di
udara. Tahanan ini tergantung pada kecepatan kapal dan luas serta bentuk bangunan atas
tersebut. Jika angin bertiup maka tahanan tersebut juga akan tergantung pada kecepatan angin
dan arah relatif angin terhadap kapal.
3) Tahanan bentuk
Tahanan ini erat kaitannya dengan bentuk badan kapal, dimana bentuk lambung kapal
yang tercelup di bawah air menimbulkan suatu tahanan karena adanya pengaruh dari bentuk
kapal tersebut.
4) Tahanan Pola Gelombang, RWP (Wave Pattern Resistance )
Tahanan pola gelombang adalah komponen tahanan yang disimpulkan dari hasil
pengukuran elevesi gelombang yang jauh dari model kapal; dalam hal ini medan kecepatan
bawah permukaan ( subsurface velocity field ), yang berarti momentum fluida, dianggap
dapat dikaitkan dengan pola gelombang dengan memakai teori linier. Tahanan yang
disimpulkan demikian itu tidak termasuk tahanan pemecahan gelombang ( wave breaking
resistance ).
5) Tahanan Tekanan, RP ( Pressure Resistance )
Tahanan tekanan adalah komponen tahanan yang diperoleh dengan jalan
mengintegralakan tegangan normal keseluruh permukaan kapal menurut arah gerakan kapal.
6) Tahanan Tekanan Viskos, RPV ( Viskos Pressuru Resistance )
Tahanan tekanan viskos adalah komponen tahanan yang diperoleh dengan jalan
mengintegralkan komponen tegangan normal akibat viskositas dan turbulensi. Kuantitas ini
tidak dapat diukur langsung, kecuali untuk benda yang terbenam seluruhnya, dalam hal ini
sama dengan tahanan tekanan.
7) Tahanan tambahan (Added Resistance)
Tahanan ini mencakup tahanan untuk korelasi model kapal. Hal ini akibat adanya
pengaruh kekasaran permukaan kapal, mengingat bahwa permukaan kapal tidak akan pernah
semulus permukaan model. Tahanan tambahan juga termasuk tahanan udara, anggota badan
kapal dan kemudi.
Komponen Tahanan tambahan terdiri dari :

Tahanan anggota badan (Appendages Resistance);yYaitu tahanan dari bos poros,


penyangga poros, lunas bilga, daun kemudi dan sebagainya.

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE

MT. LASKAR SULI SULI 02


Tahanan kekasaran; yaitu terjadi akibat kekasaran dari korosi air, pengotoran pada badan
kapal, dan tumbuhan laut.

Hambatan kemudi (Steering Resistance); yaitu akibat pemakaian kemudi mengakibatkan


timbulnya hambatan kemudi.
Lingkungan juga berpengaruh pada tahanan. Bila kapal bergerak di air yang terbatas,

dinding pembatas air tersebut akan cukup dekat untuk mempengaruhi tahanan kapal. Terbatas
disini diartikan sebagai dekatnya jarak antara dinding pembatas air itu sendiri dalam arah
horizontal. Kedangkalan air juga mempunyai pengaruh pada tahanan, yang disebut pengaruh
air dangkal ( Shallow Water Effect). Bila membandingkan karakteristik untuk kerja kapal
umunya karakteristik di daerah perairan yang mempunyai panjang, lebar dan kedalaman yang
terbatas. Selain itu, jika berada dijalur perairan samudera bebas ( sea way ), tahanan kapal
akan mengalami perubahan yang berupa :
1. Adanya Tahanan Tambahan (Added Resistance ) akibat angin yang bertiup pada
bagian superstructure, RAA.
2. Tahanan menjadi lebih besar akibat gerakan kapal.
3. Adanya tahanan tambahan akibat refleksi gelombang pada badan kapal.
4. Tahanan menjadi lebih besar karena sudut hanyut ( drift angle ) yang ditimbulkan
oleh baik angin dan gelombang maupun gerakan daun kemudi.
Kenaikan tahanan rata-rata digelombang, RAW, diartikan sebagai kenaikan tahanan rata-rata
diangin dan gelombang dibandingkan terhadap tahanan diair tenang pada kecepatan rata-rata
yang sama.
2.2.2 Metode Metode Penentuan Tahanan Kapal
Dalam menentukan tahanan suatu kapal, digunakan tiga metode, yaitu :
1. Metode Kapal Pembanding
Dalam metode ini, untuk menetukan tahanan dari suatu kapal dilakukan dengan cara
mengambil suatu contoh kapal dengan type dan ukuran yang sama sehingga dapat diketahui
berapa besar tahanan kapal tersebut.
2. Metode Statistik
Untuk menentukan berapa besar tahanan suatu kapal dengan mengunakan metode
statistik ini dilakukan dengan cara mengambil contoh dari beberapa kapal pembanding
dengan type kapal yang sama. Melalui data statistik maka akan diperoleh besar tahanan suatu
kapal untuk ukuran yang berbeda.

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
3. Metode Satu Per Satu
Dalam metode ini, untuk menentukan besar tahanan dari suatu kapal dapat diperoleh
dengan jalan menghitung setiap konponen tahanan yang dad pada suatu kapal sehingga
diperoleh keseluruhan jumlah tahanan kapal tersebut.
Dalam metode satu persatu terbagi lagi menjadi beberapa metode, yaitu :
a. Diagram Taylor dan Gertler
b. Metode Guldhammer
c. Diagram Lapp
d. Metode Yamagata
e. Metode Ayre Rammers
f. Metode Holtrop
Namun dalam tugas tahanan kapal ini untuk perhitungan tahanan kapal dengan ukuran
yang telah diberikan akan menggunakan 3 metode, yaitu :
1. Metode Guldhammer
2. Metode Yamagata
3. Metode Holtrop

BAB III
PERHITUNGAN TAHANAN

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02

PERHITUNGAN TAHANAN
METODE GULDHAMER
Metode Guldhamer pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuan Denmark
kelahiran Jerman bernama H. E. Guldhamer. Metode ini berdasarkan penelitian pada Taylor
Model Basin, Wageningen , Model Basin dan Swedish State Shipbuilding Experimental Tank
di Swedia. Penerbitan pertama tentang metode dan kemudian disempurnakan sepuluh tahun
kemudian. Pada metode ini diperkenalkan suatu sistem perhitungan dengan pembacaan
diagram-diagram yang dikembangkan dari rumus-rumus empiris maupun non empiris.
ALGORITMA PERHITUNGAN
a) Menentukan lima jenis kecepatan kapal
b) Menghitung luas permukaan basah
c) Menghitung froude number
d) Menghitung koefisien tahanan gesek
e) Menghitung koefisien tahanan sisa
f) Menghitung koefisien tahanan sisa akibat rasio B/T
g) Menghitung koefisien tahanan sisa akibat letak LCB
h) Menghitung koefisien tahanan sisa akibat adanya bagian-bagian
tambahan
i) Menghitung koefisien tahanan sisa akibat adanya bulbous bow
j) Menghitung koefisien tahanan sisa akibat bentuk badan kapal
k) Menghitung koefisien tahanan sisa total
l) Menghitung koefisien tahanan gesek
m) Menghitung koefisien tahanan gesek hasil koreksi
n) Menghitung koefisien tahanan akibat kekasaran
o) Menghitung koefisien tahanan angin
p) Menghitung koefisien tahanan steering

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
q) Menghitung koefisien tahanan total
r) Menghitung tahanan total kapal
s) Menghitung tahanan total kapal akibat jalur pelayaran
t) Menghitung daya efektif kapal
DATA DAN UKURAN KAPAL MT. LASKAR SULI-SULI 02
Length Between Perpendicular (LBP) = 94,45 m
Length Waterline (LWL)
= 98,23 m
Breadth (B)
= 16,68 m
Draught (H)
= 8,14 m
Draft (T)
= 6,43 m
Kecepatan (v)
= 14,50 knot
= (1 knot = 0,5144 m/s)
Block Coefficient (Cb)
= 0,66
Midship Coefficient (Cm)
= 0,98
Waterline Coefficient (Cwl)
= 0,79
Prismatic Coefficien (Cp)

= 0,673

(Displacement)

= 7180,654 ton

(Volume)

= 6953,366 m3

LCB

= -0,803 % LBP

air

= 1025 kg/m3

PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL MT. LASKAR SULI-SULI 02


1) Menentukan minimal lima macam kecepatan kapal dalam satuan knot untuk
diselidiki (catatan : jarak antar tiap kecepatan adalah 1 knot)
12,5

13,5

Kecepatan (Knot)
14,5

15,5

16,5

2) Menentukan kecepatan dalam satuan m/s dan mengkuadratkannya


V(knot) = V(knot) 0,5144
v (m/s)
v2 (m2/s)

6,430
41,345

6,944
48,225

7,458
55,633

7,973
63,572

8,487
72,039

3) Menentukan luas bidang basah kapal (S)

Menurut J.A Normand


(Tim Dosen Perkapalan Jurusan Perkapalan Unhas, Perhitungan Tahanan
Kapal; halaman 6)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
S1 = LWL (1,5 T + (0,09 + Cb)B)
= 98,23 (1,5 6,43 + (0,09 + 0,66) 16,68)
= 2176,286 m2

Menurut E.R Mumford


(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 133)
S2 = 1,025 LWL (Cb B 1,7 T)
= 1,025 98,23 (0,66 16,68 1,7 6,43)
= 2209,025 m2

Menurut D.W Taylor


(Tim Dosen Perkapalan Jurusan Perkapalan Unhas, Perhitungan Tahanan
Kapal; halaman 6)
S3 = LWL (1,7 T + 0,7 B)
= 98,23 (1,7 6,43 + 0,7 16,68)
= 2220,686 m2
Smean = (S1 + S2 + S3) / 3
= (2176,286 + 2209,025 + 2220,686) / 3
= 2201, 998 m2
4) Menentukan Angka Froude (Fn)
(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 44)
Menurut R.E Froude, hambatan gesek dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Vm
( )
s
Fn=
g LWL

Pada kecepatan 6,430 m/s


6,430
Fn =
9,81 98,23
= 0,207

Pada kecepatan 6,944 m/s


6,944
Fn =
9,81 98,23
= 0,224

Pada kecepatan 7,458 m/s


7,458
Fn =
9,81 98,23
= 0,240

Pada kecepatan 7,973 m/s


7,973
Fn =
9,81 98,23
= 0,257

Pada kecepatan 8,487 m/s


8,487
Fn =
9,81 98,23
= 0,273
5) Menentukan Koefisien Tahanan Sisa (103 CR1)
(Alham Djabbar, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 89-90)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
Koefisien Tahanan Sisa (103 CR) dihitung dengan mempertimbangan nilai C R. Dimana CR =
98,23
LWL
=
= 5,146. Dari grafik 5.5.7 dan 5.5.8 diperoleh nilai 103 CR1 :
1/ 3
1 /3
(6953,366)

Pada kecepatan 6,430 m/s, Fn 0,207, dan Cb 0,66

103 CR1
0,98
?
0,8

CR
5
5,146
5,5
103 CR1 = 0,98 +

(0,80,98)
(5 , 55 ,0)

(5,146 5)

= 0,927

Pada kecepatan 6,944 m/s, Fn 0,224, dan Cb 0,66


103 CR1
1,1
?
0,85

CR
5
5,146
5,5
103 CR1 = 1,1 +

(0,851,1)
(5 , 55 , 0)

(5,146 5)

= 1,027

Pada kecepatan 7,458 m/s, Fn 0,240, dan Cb 0,66


103 CR1
1,4
?
1,15

CR
5
5,146
5,5
103 CR1 = 1,4 +

(1,151,4 )
(5 , 55 ,0)

(5,146 5)

= 1,327

Pada kecepatan 7,973 m/s, Fn 0,257, dan Cb 0,66


CR
5
5,146
5,5

103 CR1
1,85
?
1,45

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
(1,451,85)
103 CR1 = 1,85 +
(5 , 55 , 0)

(5,146 5)

= 1,733

Pada kecepatan 8,487 m/s, Fn 0,273, dan Cb 0,66


103 CR1
2,7
?
2,2

CR
5
5,146
5,5
103 CR1 = 1,85 +

(2,22,7)
(5,55 , 0)

(5,146 5)

= 2,553
6) Menentukan Koefisien Tahanan Sisa Akibat Ratio B/T (103 CR2)
(Tim Dosen Perkapalan Jurusan Perkapalan Unhas, Perhitungan Tahanan Kapal;
halaman 2)
Tahanan sisa yang menjadi standar perhitungan dengan ratio perbandingan B/T = 2,5.
Jikalau melebihi standar ratio tersebut, maka harus dikoreksi. Sedangkan pada kapal ini nilai
perbandingan lebar-sarat 2,59, sehingga harus dikoreksi. Koreksi tahanan sisa akibat ratio
B/T yang tidak sesuai standar dapat dihitung dengan rumus :
(103 CR2) = 103 CR1 0,16 (B/T 2,5)
Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s, 103 CR1 = 0,927


103 CR2

= 103 CR1 - 0,16 (B/T 2,5)


= 0,927 0,16 (16,68/6,43 2,5)
= 0,912

Pada kecepatan 6,944 m/s, 103 CR1 = 1,027


103 CR2

= 103 CR1 - 0,16 (B/T 2,5)


= 1,027 0,16 (16,68/6,43 2,5)
= 1,012

Pada kecepatan 7,458 m/s, 103 CR1 = 1,327


103 CR2

= 103 CR1 - 0,16 (B/T 2,5)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
= 1,327 0,16 (16,68/6,43 2,5)
= 1,312

Pada kecepatan 7,793 m/s, 103 CR1 = 1,733


103 CR2

= 103 CR1 - 0,16 (B/T 2,5)


= 1,733 0,16 (16,68/6,43 2,5)
= 1,718

Pada kecepatan 8,487 m/s, 103 CR1 = 2,553


103 CR2

= 103 CR1 - 0,16 (B/T 2,5)


= 2,553 0,16 (16,68/6,43 2,5)
= 2,538

7) Menentukan Koefisien Tahanan Sisa Akibat Letak LCB (103 CR3)


Sebelum menentukan koefisien tahanan sisa akibat letak LCB, maka letak LCB harus
dikoreksi terlebih dahulu. Koreksi LCB dilakukan untuk mengetahui penambahan koefisien
tahanan sisa (CR) akibat dari penyimpangan letak LCB Sebenarnya terhadap LCB Standar.
3) Penentuan Letak LCB Sebenarnya
(Tugas Lines Plan, Sectional Area Curve)
= -0,803 % LBP

LCBsebenarnya

= -0,803 % 94,45
= -0,758 m
4) Penentuan Letak LCB Standar
(Tim Dosen Perkapalan Jurusan Perkapalan Unhas, Perhitungan Tahanan Kapal;
halaman 20, Fig 10)
Letak LCBstandar dipengaruhi oleh fungsi Froude Number (Fn). Sehingga :
v(m/s)
6,430
6,944
7,458
7,793
8,487

Fn
0,207
0,224
0,240
0,257
0,273

LCBstandar
0,24 % 94,45 = 0,227 m
-0,47 % 94,45 = -0,444 m
-1,22 % 94,45 = -1,152 m
-1,98 % 94,45 = -1,870 m
-2,16 % 94,45 = -2,040 m

Keterangan :
94,45 = LBP

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
5) Koefisen Koreksi LCB (103 CR/ LCB)
(Tim Dosen Perkapalan Jurusan Perkapalan Unhas, Perhitungan Tahanan
Kapal; halaman 20, Fig 11)
v(m/s)
6,430
6,944
7,458
7,793
8,487
Keterangan :

(103 CR/ LCB)


0
0
0,225
0,289
0,321

Fn
0,207
0,224
0,240
0,257
0,273

Pada kecepatan 6,430 m/s dan 6,944 m/s nilai koefisien koreksi LCB = 0, karena pada
kecepatan itu tidak memenuhi standar dilakukan koreksi.
6) Koreksi LCB (LCB)
(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 130)
Koreksi LCB ( LCB) dilakukan jika letak LCBsebenarnya berada di depan LCBstandar.
Nilai LCBsebenarnya adalah -0,758 m, sedangkan nilai LCB standar pada kecepatan 6,430
dan 6,944 masing-masing sebesar 0,227 m dan -0,444 m. Hal tersebut menunjukkan
bahwa nilai

LCBsebenarnya dibelakang LCBstandar sehingga pada kecepatan itu tidak

berlaku koreksi LCB (LCB). Sedangkan pada kecepatan lain berlaku koreksi LCB
(LCB). Koreksi LCB (LCB) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
(LCB) =

( LCB sebenarnyaLCB standar)


100

Koefisien

Koreksi

Pada kecepatan 6,430 m/s, Koefisien koreksi 0


(LCB)

=0

Pada kecepatan 6,944 m/s, Koefisien koreksi 0


(LCB)

=0

Pada kecepatan 7,458 m/s, Koefisien koreksi 0,225


(LCB)

0,758(1,152)
100

0,225

= 0,000886

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE

MT. LASKAR SULI SULI 02


Pada kecepatan 7,793 m/s, Koefisien koreksi 0,289
(LCB)

0,758(1,870)
100

0,289

= 0,003213

Pada kecepatan 8,487 m/s, Koefisien koreksi 0,321


(LCB)

0,758(2,040)
100

0,321

= 0,004114
7) Koefisien Tahanan Sisa Akibat Letak LCB (103 CR3)
(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 130)
Dengan demikian maka koefisien tahanan sisa dengan koreksi di atas untuk kapal yang
mempunyai LCBsebenarnya di depan LCBstandar adalah :
(103 CR3) = 103 CR standar (LCB)
Dimana 103 CR standar = (LCB standar)/1000
Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s,


103 CR3

= (0,227/1000) + 0
= 0,00027

Pada kecepatan 6,944 m/s


(LCB)

= (-0,444/1000) + 0
= -0,000444

Pada kecepatan 7,458 m/s


(LCB)

= (-1,152/1000) + 0,000886
= -0,0002661

Pada kecepatan 7,793 m/s


(LCB)

= (-1,870/1000) + 0,003213
= 0,0001343

Pada kecepatan 8,487 m/s

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
(LCB)
= (-2,040/1000) + 0,004114
= 0,002074
8) Menentukan Koreksi Tahanan Sisa Akibat Adanya Bagian-Bagian Tambahan (10 3
CR4)
(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 131-132)
Untuk bagian kemudi dan Bilga Keel, tidak mendapatkan pengoreksian. Untuk bagian
Boss Propeller, ditambah 3-5 % dari 10 3 CR2 serta untuk bagian Shaft, ditambah 5-8 % dari
103 CR2. Sehingga koreksi tahanan sisa akibat adanya bagian-bagian tambahan kapal adalah :
1) Kemudi dan Bilga Keel ( Tidak Ada Koreksi)
2) Boss Propeller (Dilakukan penambahan 3 %)
3) (Dilakukan penambahan 5 %), Sehingga Total Penambahan 8 %

Pada kecepatan 6,430 m/s, 103 CR2 = 0,912


103 CR4

= 103 CR2 + (8 % 103 CR2)


= 0,912 + (8 % 0,912)
= 0,9851

Pada kecepatan 6,944 m/s, 103 CR2 = 1,012


103 CR4

= 103 CR2 + (8 % 103 CR2)


= 1,012 + (8 % 1,012)
= 1,0926

Pada kecepatan 7,458 m/s, 103 CR2 = 1,312


103 CR4

= 103 CR2 + (8 % 103 CR2)


= 1,312 + (8 % 1,312)
= 1,4166

Pada kecepatan 7,793 m/s, 103 CR2 = 1,718


103 CR4

= 103 CR2 + (8 % 103 CR2)


= 1,718 + (8 % 1,718)
= 1,8552

Pada kecepatan 8,487 m/s, 103 CR2 = 2,538


103 CR4

= 103 CR2 + (8 % 103 CR2)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
= 2,538 + (8 % 2,538)
= 2,7415
9) Menentukan Tahanan Sisa Akibat Adanya Bulbous Bow (103 CR5)
(Tim Dosen Perkapalan Jurusan Perkapalan Unhas, Perhitungan Tahanan Kapal;
halaman 23, Tabel 11)
a) Jika harga ABT / Am 0,1, maka harga 103 CR5 ditentukan melalui tabel
b) Jika harga ABT / Am = 0,1, maka tidak ada harga koreksi
c) Jika harga 0 ABT / Am 0,1, maka harga 103 CR5 harga koreksi didapatkan dengan
penyesuaian dan pendekatan berdasarkan ukuran bulbous bow.
A BT 13,664
=
=0,13
Am 105,107
Berdasarkan rasio ABT / Am yang didapatkan, maka aturan yang sesuai adalah a, yang
artinya harus dikoreksi melalui tabel. Dan berikut ini hasilnya :
103 CR5
0,091035
-0,012136
-0,121865
-0.199235
-0,264744

Fn
0,207
0,224
0,240
0,257
0,273

10) Menentukan Tahanan Sisa Akibat Bentuk Badan Kapal (103 CR6)
(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 131)
Koreksi untuk 103 CR akibat bentuk gading ditentukan dengan bentuk fore body dan
after body dengan rincian sebagai berikut :
Fore Body
After Body

Ekstrim U
- 0,1
Ekstrim U
+ 0,1

Ekstrim V
+ 0,1
Ekstrim V
-0,1

Pada perancangan kapal ini, bentuk badan kapal bagian depan dan bagian belakang
kapal berbentuk standar, yaitu penampang yang bukan benar-benar berbentuk U dan V,
sehingga tidak diperlukan adanya koreksi.
11) Penentuan Koefisien Total Tahanan Sisa Kapal (103 CR)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
Koefisien total tahanan sisa kapal dapat dihitung dengan mengakumulasikan semua
nilai koefisien tahanan untuk setiap faktor. Berikut rinciannya :
103 CR = 103 CR1 + 103 CR2 + 103 CR3 + 103 CR4 + 103 CR5
Dimana :
103 CR1 = Koefisien tahanan sisa akibat L akibat

LWL
1 /3

103 CR2 = Koefisien tahanan sisa akibat L akibat rasio B/T


103 CR3 = Koefisien tahanan sisa akibat L akibat
103 CR4 = Koefisien tahanan sisa akibat L akibat bagian tambahan
103 CR5 = Koefisien tahanan sisa akibat L akibat adanya bulbous bow
v (m/s)
6,430
6,944
7,458
7,973
8,487

103 CR1
0,927
1,027
1,327
1,733
2,553

103 CR2
0,912
1,012
1,312
1,718
2,538

103 CR3
0,00027
-0,00444
-0,000266
0,001343
0,002074

103 CR4
0,9851
1,0926
1,4166
1,8552
2,7415

103 CR5
0,091035
-0,012136
-0,121865
-0.199235
-0,264744

103 CR6
0
0
0
0
0

103 CR
2,9159
3,1184
3,9329
5,1078
7,5708

12) Penentuan Koefisien Tahanan Gesek (103 CF)


(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 119)
a) Menghitung Reynold Number (Rn)
Angka Reynold dapat dihitung dengan menggunakan rumus empiris berikut :
v LWL
Rn =

Dimana :
v
= kecepatan kapal dalam m/s
LWL = length waterline yaitu 98,23 m
= viskositas air laut 1,1883 10-6 m2/s
Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s


6,430 98,23
Rn =
1,1883 106
= 5,32 108

Pada kecepatan 6,944 m/s


6,944 98,23
Rn =
1,187 106
= 5,74 108

Pada kecepatan 7,458 m/s


7,458 98,23
Rn =
1,187 106
= 6,17 108

Pada kecepatan 7,973 m/s

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
7,973 98,23
Rn =
1,187 106
= 6,59 108

Pada kecepatan 8,487 m/s


8,487 98,23
Rn =
1,187 106
= 7,02 108
b) Penentuan Koefisien Gesek (103 CF)
Koefisien gesek dapat dihitung dengan menggunakan rumus empiris berikut :
Rn2
log

103 CF =
1000

0,075

Pada Reynold Number 5,32 10


Rn2
log

103 CF
=
1000

0,075

2
log 5,32 108

=
1000

0,075

2
8,726

=
1000

0,075

= 1,65809

Pada Reynold Number 5,75 108


Rn2
log

103 CF
=
1000

0,075

2
log 5,75 108

=
1000

0,075

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
2
8,759

=
1000

0,075

= 1,64173

Pada Reynold Number 6,17 108


Rn2
log

103 CF
=
1000

0,075

2
log 6,17 108

=
1000

0,075

2
8,790

=
1000

0,075

= 1,62676

Pada Reynold Number 6,60 108


Rn2
log

103 CF
=
1000

0,075

2
8
log 6,60 10

=
1000

0,075

2
8,819

=
1000

0,075

= 1,61296

Pada Reynold Number 7,02 108

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE

103 CF

MT. LASKAR SULI SULI 02


Rn2
log

=
1000

0,075

2
log 7,02 108

=
1000

0,075

2
8,847

=
1000

0,075

= 1,60020

13) Penentuan Koefisien Gesek Yang Telah Dikorkesi (103 CF)


(Tim Dosen Perkapalan Jurusan Perkapalan Unhas, Perhitungan Tahanan Kapal;
halaman 3)
Akibat dari beberapa bagian dari kapal yang menonjol keluar maka harga koefisien
gesek CF harus dikoreksi dengan memfungsikan harga luasan bidang basah dari kapal.
Menurut ITTC 56 Dalam Buku Tahanan Kapal Oleh M. Alham Djabbar Halaman 85, nilai
103 CF dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
103 CF = (S1/S) 103 CF
Dimana :
103 CF = Koefisien gesek yang bergantung pada kecepatan
S
= Luas bidang basah yaitu 2201, 998 m2
S1
= Luas bidang basah dengan tambahan-tambahan
= (1 - 3% S) + S
= (2 % 2201, 998) + 2201, 998
= 2246,0388 m2
S1/S = 2246,0388 m2 / 2201, 998 m2
= 1,02
Sehingga :
103 CF
1,65785
1,64150
1,62653
1,61274
1,599978

(S1/S) 103 CF
1,02 1,65809
1,02 1,64173
1,02 1,62676
1,02 1,61296
1,02 1,60020

103 CF
1,6913
1,6746
1,6593
1,6452
1,6322

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
14) Penentuan Koefisen Tahanan Akibat Kekasaran (103 CA)
(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 132)
Permukaan kapal tidak akan pernah mulus sekalipun kapal tersebut masih baru dan
catnya masih mulus. Koefisien Penambahan tahanan untuk korelasi model umumnya sebesar
CA = 0,0004, namun demikian pengalaman lebih lanjut menunjukkan bahwa cara demikian
tidak benar (Dalam Buku Tahanan Kapal oleh M Alham Djabbar Halaman 85). Karena itu
diusulkan koreksi untuk pengaruh kekasaran dan pengaruh kondisi pelayaran percobaan
sebagai berikut :
(ton)
1000
7180,654302
10.000

CA

= 0,0006 +

(0,00040,0006)
(10.0001000)

CA
0,0006
?
0,0004

(7180,6543 - 1000)

= 0,00046
103 CA

= 0,46

15) Penentuan Koefisien Tahanan Angin (103 CAA)


(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 132)
Angin diperkirakan hanya memberikan sedikit pengaruh terhadap tahanan kapal
namun tetap harus diperhitungkan. Maka disarankan untuk pengoreksian nilai koefisien
tahanan angin (103 CAA) sebesar 0,07
16) Penentuan Koefisien Tahanan Steering (103 CS)
(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 132)
Adanya rudder juga mempengaruhi tahanan kapal seperti halnya bagian-bagian
tambahan lainnya. Maka disarankan untuk pengoreksian nilai koefisien tahanan steering (10 3
CS) sebesar 0,04
17) Koefisien Tahanan Total Kapal (103 CRT)
Koefisien tahanan total dihitung dengan mengakumulasikan semua koefisien tahanan
kapal, yaitu :
103 CRT = 103 CR + 103 CF + 103 CA + 103 CAA + 103 CS

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
Dimana :
103 CR
103 CF
103 CA
103 CAA
103 CS

= KoefisienTahanan Sisa
= Koefisien Tahanan Gesek Yang Telah Dikoreksi
= Koefisien Tahanan Akibat Kekasaran
= Koefisien Tahanan Angin
= Koefisien Tahanan Steering

103 CR
2,9159
3,1184
3,9329
5,1078
7,5708

v (m/s)
6,430
6,944
7,458
7,973
8,487

103 CF
1,6913
1,6746
1,6593
1,6452
1,6322

103 CA
0,46
0,46
0,46
0,46
0,46

103 CAA
0,07
0,07
0,07
0,07
0,07

103 CS
0,04
0,04
0,04
0,04
0,04

103 CRT
5,1798
5,3657
6,1648
7,3259
9,7756

18) Menentukan Tahanan Total (RT)


Tahanan total (RA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
RT = 0,5 S v2 103 CRT 10-6
Dimana :

S
v
103 CRT
Sehingga :

= Massa jenis air laut yaitu 1025 kg/m3


= Luas bidang tangkap angin yaitu 2201, 998 m2
= Variasi kecepatan kapal
= Koefisien tahanan total

Pada kecepatan 6,430 m/s


RT

= 0,5 1025 kg/m3 2201, 998 m2 (6,430 m/s)2 5,1798 10-6


= 241,683 KN

Pada kecepatan 6,944 m/s


RT

= 0,5 1025 kg/m3 2201, 998 m2 (6,944 m/s)2 5,3657 10-6


= 292,016 KN

Pada kecepatan 7,458 m/s


RT

= 0,5 1025 kg/m3 2201, 998 m2 (7,458 m/s)2 6,1648 10-6


= 387,056 KN

Pada kecepatan 7,973 m/s


RT

= 0,5 1025 kg/m3 2201, 998 m2 (7,973 m/s)2 7,3259 10-6


= 525,562 KN

Pada kecepatan 8,487 m/s


RT

= 0,5 1025 kg/m3 2201, 998 m2 (8,487 m/s)2 9,7756 10-6


= 794,741 KN

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
19) Menentukan Tahanan Total Akibat Jalur Pelayaran (RT)
(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 132)
Untuk kondisi rata-rata pelayaran dinas harus diberikan kelonggaran tambahan pada
tahanan dan gaya efektif yang disebabkan oleh angin, erosi dan fouling pada badan kapal.
Tambahan kelonggaran ini sangat tergantung pada jalur pelayaran. Kelonggaran rata-rata (sea
margin/service

margin)

untuk

tahanan

atau

daya

efektif

direncanakan

sbb:

Jalur pelayaran Asia Timur, 15-20 %. Pada perancangan kapal ini diambil sea margin sebesar
15%, sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s


RT

= (15 % RT) + RT
= (15 % 241,683) + 241,683
= 277,935 KN

Pada kecepatan 6,944 m/s


RT

= (15 % RT) + RT
= (15 % 292,016) + 292,016
= 335,819 KN

Pada kecepatan 7,458 m/s


RT

= (15 % RT) + RT
= (15 % 387,056) + 387,056
= 445,114 KN

Pada kecepatan 7,973 m/s


RT

= (15 % RT) + RT
= (15 % 525,562) + 525,562
= 604,397 KN

Pada kecepatan 8,487 m/s


RT

= (15 % RT) + RT
= (15 % 794,741) + 794,741
= 913,952 KN

20) Menghitung Daya Efektif (EHP)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
Daya efektif (EHP) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
EHP = RTOT v(m/s)

Pada kecepatan 6,430 m/s


EHP

= 277,935 KN 6,430 m/s


= 1554,023 kW

Pada kecepatan 6,944 m/s


EHP = 335,819 KN 6,944 m/s
= 2027,879 kW

Pada kecepatan 7,458 m/s


EHP = 445,114 KN 7,458 m/s
= 2886,973 kW

Pada kecepatan 7,973 m/s


EHP = 604,397 KN 7,973 m/s
= 4190,416 kW

Pada kecepatan 8,487 m/s


EHP = 913,952 KN 8,487 m/s
= 6745,446 kW

Kecepatan - RT
1000
RT (KN)

500
0
6

6.5

7.5

8.5

KECEPATAN (m/s)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02

PERHITUNGAN TAHANAN
METODE HOLTROP DAN MENNEN

Kecepatan - EHP
10000

EHP (KW)

5000
0
6 6.5 7 7.5 8 8.5 9

KECEPATAN (m/s)

Pada beberapa metode perhitungan hambatan kapal terdapat peninjauan yang


berdasarkan suatu kesepakatan, seperti pada pengestimasian nilai hambatan haluan gembung
yang hanya meninjau haluan gembung tersebut secara terpisah. Atas dasar itulah J.Holtrop
dan G.G.J.Mennen membuat suatu metode yang mengandalkan ketepatan perhitungan dengan
pengambilan data dan pengolahannya secara statistik yang kemudian dikenal dengan
Metode Prediksi Daya Efektif Statistik atau disingkat Metode Tahanan Kapal Statistik.
ALGORITMA PERHITUNGAN
a) Menentukan lima jenis kecepatan kapal
b) Menghitung tahanan gesek
c) Menghitung tahanan tambahan kapal

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
d) Menghitung tahanan gelombang kapal
e) Menghitung tahanan akibat transom
f) Menghitung tahanan akibat bulbous bow
g) Menghitung tahanan akibat angin
h) Menghitung daya efektif kapal
DATA DAN UKURAN KAPAL MT. LASKAR SULI-SULI 02
Length Between Perpendicular (LBP) = 94,45 m
Length Waterline (LWL)
= 98,23 m
Breadth (B)
= 16,68 m
Draught (H)
= 8,14 m
Draft (T)
= 6,43 m
Kecepatan (v)
= 14,50 knot
= (1 knot = 0,5144 m/s)
Block Coefficient (Cb)
= 0,66
Midship Coefficient (Cm)
= 0,98
Waterline Coefficient (Cwl)
= 0,79
Prismatic Coefficien (Cp)

= 0,673

(Displacement)

= 7180,654 ton

(Volume)

= 6953,366 m3

LCB

= -0,803 % LBP

As

= Luas bidang tambahan


= 15 % Luas bidang basah (S)
= 15 % 2201,998
= 330,299 m2

hB

= Tinggi bulbous bow


= CZB T
= 0,4 6,43
= 2,572 m

AT

= Luas transom
= 10,0476 m2 ( dari tugas lines plan)

LCB

= -0,803 % LBP

Sangin

= Luas bidang tangkap angin yaitu 339,4753 m2

Cstern

= Stern shape parameter


= Dalam paper An Approximate Power Prediction Method oleh J. Holtrop and
G.G.J Mennen halaman 5, nilai Cstern maksimum adalah 10

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
air = 1025 kg/m3
udara

= 1300 kg/m3

PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL MT. LASKAR SULI-SULI 02


1) Menentukan minimal lima macam kecepatan kapal dalam satuan knot untuk
diselidiki (catatan : jarak antar tiap kecepatan adalah 1 knot)
12,5

13,5

Kecepatan (Knot)
14,5

15,5

16,5

Kecepatan (m/s)
7,458

7,973

8,487

2) Kecepatan dalam satuan m/s


V(knot) = V(knot) 0,5144

6,430

6,944

3) Menentukan Angka Froude (Fn)


Menurut R.E Froude, hambatan gesek dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Vm
( )
s
Fn=
g LWL

Pada kecepatan 6,430 m/s


6,430
Fn =
9,81 98,23
= 0,207

Pada kecepatan 6,944 m/s


6,944
Fn =
9,81 98,23
= 0,224

Pada kecepatan 7,458 m/s


7,458
Fn =
9,81 98,23
= 0,240

Pada kecepatan 7,973 m/s


7,973
Fn =
9,81 98,23
= 0,257

Pada kecepatan 8,487 m/s


8,487
Fn =
9,81 98,23
= 0,273
4) Menghitung Tahanan Gesek (RF)
(Paper An Approximate Power Prediction Method Oleh J. Holtrop And G.G.J Mennen)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


a)

b)

c)

d)

MT. LASKAR SULI SULI 02


Menentukan LR
0,06 Cp %LCB
LR = L (1 + Cp +
)
4 Cp1
0,06 0,673 0,803
= 98,23 (1 + 0,673 +
)
4 0,6731
= 30,193 m
Menentukan nilai koefisien 12 (C12)
C12 = (T/L)0,2228446
(Untuk T/L > 0,05)
6,43 0,2228446
)
= (
98,23
= 0,545
Menentukan nilai koefisien 13 (C13)
C13 = 1 + 0,003 Cstern
= 1 + 0,003 10
= 1,03
Menentukan nilai harga faktor lambung (1 + k1)
1 + k1 = C13 (0,93 + C12 (B/LR)0,92497 (0,95-Cp)-0,521448 (1 - Cp + 0,025 % LCB)0,6906
= 1,03 (0,93 + 0,545 (16,68/30,193)0,92497 (0,95 0,673)-0,521448 (1 0,673 + 0,025

-0,803)0,6906
= 0,925
e) Menentukan luas bidang basah kapal (S)

Menurut J.A Normand


(Tim Dosen Perkapalan Jurusan Perkapalan Unhas, Perhitungan Tahanan
Kapal; halaman 6)
S1 = LWL (1,5 T + (0,09 + Cb)B)
= 98,23 (1,5 6,43 + (0,09 + 0,66) 16,68)
= 2176,286 m2

Menurut E.R Mumford


(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 133)
S2 = 1,025 LWL (Cb B 1,7 T)
= 1,025 98,23 (0,66 16,68 1,7 6,43)
= 2209,025 m2

Menurut D.W Taylor


(Tim Dosen Perkapalan Jurusan Perkapalan Unhas, Perhitungan Tahanan
Kapal; halaman 6)
S3 = LWL (1,7 T + 0,7 B)
= 98,23 (1,7 6,43 + 0,7 16,68)
= 2220,686 m2
Smean = (S1 + S2 + S3) / 3
= (2176,286 + 2209,025 + 2220,686) / 3
= 2201, 998 m2
SAPP = 15 % Smean
= 15 % 2201, 998 m2
= 330,299 m2
S
= Smean + SAPP
= 2201, 998 m2 + 330,299 m2
= 2532,298 m2
8) Menghitung Reynold Number (Rn)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
(M. Alham Djabbar, Tahanan Kapal; halaman 78)
Angka Reynold dapat dihitung dengan menggunakan rumus empiris yang dikemukakan
dalam ITTC (International Towink Tank Conference) tahun 1957 berikut :
v LWL
Rn =

Dimana :
v
= kecepatan kapal dalam m/s
LWL = length waterline yaitu 98,23 m
= viskositas air laut 1,1883 10-6 m2/s
Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s


6,430 98,23
Rn =
1,187 106
= 5,32 108

Pada kecepatan 6,944 m/s


6,944 98,23
Rn =
1,187 106
= 5,74 108

Pada kecepatan 7,458 m/s


7,458 98,23
Rn =
1,187 106
= 6,17 108

Pada kecepatan 7,973 m/s


7,973 98,23
Rn =
1,187 106
= 6,59 108

Pada kecepatan 8,487 m/s


8,487 98,23
Rn =
1,187 106
= 7,02 108
9) Menghitung Koefisien Gesek (CF)
(M. Alham Djabbar, Tahanan Kapal; halaman 78)
Koefisien gesek dapat dihitung dengan menggunakan rumus

empiris yang

dikemukakan dalam ITTC (International Towink Tank Conference) tahun 1957 berikut :
Rn2
log

CF =

0,075

Pada Reynold Number 5,32 10


Rn2
log

CF =

0,075

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
2
log 5,32 108

0,075

2
8,726

0,075

= 0,001658

Pada Reynold Number 5,74 108


Rn2
log

CF =

0,075

2
log 5,75 108

0,075

2
8,759

0,075

= 0,001641

Pada Reynold Number 6,17 108


Rn2
log

CF =

0,075

2
log 6,17 108

0,075

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
2
8,790

0,075

= 0,001627

Pada Reynold Number 6,59 108


Rn2
log

CF =

0,075

2
log 6,60 108

0,075

2
8,819

0,075

= 0,001613

Pada Reynold Number 7,02 108


Rn2
log

CF =

0,075

2
8
log 7,02 10

0,075

2
8,847

0,075

= 0,001600
g) Menghitung Tahanan Gesek (RF)
Koefisien gesek dapat dihitung dengan menggunakan rumus empiris berikut :

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
RF = (1 + k1) CF 0,5 S v2
Dimana ;
CF

= Koefisien gesek (bergantung pada variasi kecepatan)

1+ k1 = Harga faktor lambung yaitu 0,925

= Massa jenis air laut yaitu 1025 kg/m3

= Luas bidang basah yaitu 2532,298 m2

= Variasi kecepatan kapal dalam m/s

Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s dan CF = 0,001658


RF
= 0,925 0,001658 0,5 1025 kg/m3 2532,298 m2 (6,430 m/s)2
= 82344,6432 N
Pada kecepatan 6,944 m/s dan CF = 0,001642
RF
= 0,925 0,001642 0,5 1025 kg/m3 2532,298 m2 (6,944 m/s)2
= 95099,2169 N
Pada kecepatan 7,458 m/s dan CF = 0,001627
RF
= 0,925 0,001627 0,5 1025 kg/m3 2532,298 m2 (7,458 m/s)2
= 108709,2115 N
Pada kecepatan 7,973 m/s dan CF = 0,001613
RF
= 0,925 0,001613 0,5 1025 kg/m3 2532,298 m2 (7,973 m/s)2
= 1231,67,6123 N
Pada kecepatan 8,487 m/s dan CF = 0,001599
RF
= 0,925 0,001599 0,5 1025 kg/m3 2532,298 m2 (8,487 m/s)2
= 138467,9508 N

5) Menghitung Tahanan Tambahan Kapal (RAPP)


(Paper An Approximate Power Prediction Method Oleh J. Holtrop And G.G.J Mennen)
a) Harga faktor bagian tambahan (1 + k2) ditentukan dengan formula berikut :
(1 + k2) = E2 / E1
Harga E1 dan E2 ditentukan berdasarkan tabel berikut :
Bagian
Rudder behind stern
Rudder behind skeg
Twin screw balance rudders
Shaft bracket
Skeg
Strut bossing
Hull bossing
Shaft
Stabilizer fins
Dome
Bilga keels

Ada = 1, Tidak = 0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1

Faktor
1,3
1,5
2,8
3
1,5
3
2
2
2,8
2,7
1,4

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

Produk
1,3
0
0
0
0
3
2
0
0
0
1,4

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
E1
Sehingga :

E2

7,7

(1 + k2)

= 7,7/ 4
= 1,925
b) Harga hambatan bagian tambahan (RAPP) dapat ditentukan dengan formula berikut :
RAPP = (1 + k2) CF 0,5 As v2
Dimana :
CF

= Koefisien gesek (bergantung pada variasi kecepatan)

1+ k2 = Harga faktor bagian tambahan yaitu 1,925

= Massa jenis air laut yaitu 1025 kg/m3

As

= Luas bidang tambahan yaitu 330,299 m2

= Variasi kecepatan kapal dalam m/s

Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s dan CF = 0,001658


RAPP = 1,925 0,001658 0,5 1025 kg/m3 330,299 m2 (6,430 m/s)2
= 22338,976 N
Pada kecepatan 6,944 m/s dan CF = 0,001641
RAPP = 1,925 0,001641 0,5 1025 kg/m3 330,299 m2 (6,944 m/s)2
= 25799,117 N
Pada kecepatan 7,458 m/s dan CF = 0,001627
RAPP = 1,925 0,001627 0,5 1025 kg/m3 330,299 m2 (7,458 m/s)2
= 29491,322 N
Pada kecepatan 7,973 m/s dan CF = 0,001613
RAPP = 0,925 0,001613 0,5 1025 kg/m3 330,299 m2 (7,973 m/s)2
= 33413,689 N
Pada kecepatan 8,487 m/s dan CF = 0,001600
RAPP = 0,925 0,001600 0,5 1025 kg/m3 330,299 m2 (8,487 m/s)2
= 37564,461 N

6) Menghitung Tahanan Gelombang (Rw)


(Paper An Approximate Power Prediction Method Oleh J. Holtrop And G.G.J Mennen)
a) Menghitung Sudut Entrance (iE)
Menurut Gaguk Suhardjito dalam buku Merencana Garis halaman 11, sudut masuk
haluan atau entrance (iE) dapat dihitung dengan menginterpolasi tabel berikut :
Cp
0,6
0,673
0,75
X

=9+

IE
9o
X
10o

(109)
(0,6730,6)
(0,750,60)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
= 9,489o
b) Menghitung Koefisien C7
Nilai koefisien C7 dipengaruhi atau dibatasi oleh nilai B/L
B/L = 16,68 m / 98,23 m
= 0,169
C7 = B/L
when 0,11 < B/L < 0,25
= 0,169
c) Menghitung Koefisien C1
Koefisien C1 dihitung berdasarkan rumus empiris :
C1 = 2223105 C73 (T/B)1,07961 (90 IE)-1,37565
Dimana :
C7

= 0,169

= Sarat kapal yaitu 6,43 m

= Lebar kapal yaitu 16,68 m

IE

= Sudut masuk haluan yaitu 9,489o

Sehingga :
C1

= 2223105 (0,169)3 (6,43/16,68)1,07961 (90 9,489)-1,37565


= 2,3053

d) Menghitung Koefisien C3 (reduksi bulbous bow)


Koefisien C3 dihitung berdasarkan rumus empiris :
1,5

C3 =

0,56 A BT
BT ( 0,31 A BT +T F h B )

Dimana :
ABT

= Luas bulbos bow yaitu 13,663 m2 (diambil dari tugas lines plan)

= Sarat kapal yaitu 6,43 m

= Lebar kapal yaitu 16,68 m

TF

= Tinggi sarat bagian haluan sama dengan sarat kapal yaitu 6,43 m (faktor trim

kapal diabaikan)
hB

= Tinggi bulbous bow yaitu 2,572 m

Sehingga :

C3

13,663+6,43+6,43
0,31

=
16,68 6,43
1,5
0,56 (13,663)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
1,5
0,56 A BT
=
16,68 6,43(0,31 13,663+6,432,572)
= 0,0527
e) Menghitung Koefisien C2
Koefisien C2 dihitung berdasarkan rumus empiris :
C2 = exp (-1,89

C3

Sehingga :
C2

= exp (-1,89

0,0527

= 0,6479
f) Menghitung Koefisien C5
Koefisien C5 dihitung berdasarkan rumus empiris :
C5 = 1 (0,8 AT) / (B T Cm)
Dimana :
AT

= Luas transom yaitu 10,0476 m2 (diambil dari tugas lines plan)

= Lebar kapal yaitu 16,68 m

= Sarat kapal yaitu 6,43 m

Cm

= Koefisien midship yaitu 0,98

Sehingga :
C5

= 1 (0,8 10,0476) / (16,68 6,43 0,98)


= 0,9235

g) Menghitung Koefisien C16


Nilai koefisien C16 dipengaruhi dan dibatasi oleh koefisien prismatik (Cp). Koefisien
C16 dihitung berdasarkan rumus empiris :
C16 = 8,07981 Cp 13,8673 Cp2 + 6,984388 Cp3

when Cp < 0,80

Sehingga :
C16

= (8,07981 0,673) (13,8673 0,6732) + (6,984388 0,6733)


= 1,2852

h) Menghitung Koefisien m1
Koefisien m1 dihitung berdasarkan rumus empiris :
m1 =

0,0140407 L 1,75254 1 /3 4,7932 B

+
C16
T
L
L

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
Dimana :
L

= Length waterline yaitu 98,23 m

= Sarat kapal yaitu 6,43 m

= Lebar kapal yaitu 16,68 m

= Volume karena kapal yaitu 6953,37 m3

C16

= 1,2852

Sehingga :
m1

1 /3

0,0140407 98,23 1,75254 6953,37

6,43
98,23

0,56 A BT 1,5
16,68 6,43(0,31 13,663+6,436,43)

4,7932 16,68
1,2852
98,23

= -0,5974
i) Menghitung Koefisien C15
Nilai koefisien C15 dipengaruhi dan dibatasi oleh

LWL 3
. Koefisien C16 dihitung

berdasarkan ketentuan berikut :


3
(98,23)
LWL 3
=

6953,37
= 136,313
C15

= -1,69385

when for

LWL 3

< 512

j) Menghitung Koefisien m2
Koefisien m2 dihitung berdasarkan rumus empiris :
m2 = C15 Cp2 exp (-0,1 Fn-2)
Dimana :
C15

= -1,69385

Cp

= Koefisien prismatik yaitu 0,673

Fn

= Froude number yang tergantung pada variasi kecepatan

Sehingga :

Untuk Froude Number 0,207


m2
= -1,69385 (0,673)2 exp (-0,1 (0,207)-2)
= -0,0748
Untuk Froude Number 0,224
m2
= -1,69385 (0,673)2 exp (-0,1 (0,224)-2)
= -0,1044
Untuk Froude Number 0,240
m2
= -1,69385 (0,673)2 exp (-0,1 (0,240)-2)
= -0,1359

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02

Untuk Froude Number 0,257


m2
= -1,69385 (0,673)2 exp (-0,1 (0,257)-2)
= -0,1689

Untuk Froude Number 0,273


m2
= -1,69385 (0,673)2 exp (-0,1 (0,273)-2)
= -0,2016
k) Menghitung nilai
LWL
LWL
Nilai dipengaruhi dan dibatasi oleh
.
B
B

98,23
16,68

= 5,89. Nilai

dihitung berdasarkan rumus empiri berikut :


= (1,446 Cp2) (0,03 L/B)

When L/B <12

Sehingga :

= (1,446 (0,673)2) (0,03

98,23
)
16,68

= 0,797
l) Menghitung Tahanan Gelombang (RW)
Harga tahanan gelombang (RW) dapat ditentukan dengan formula berikut :
RW = C1 C2 C5 exp {m1 Fnd m2 cos ( Fn-2)}/1000
Dimana :
C1
= 2,3053
C2
= 0,6479
C5
= 0,923
= Volume karena kapal yaitu 6953,37 m3
= 1025 kg/m3
m1
= -0,5974
Fn
= Froude number berdasarkan variasi kecepatan
m2
= Koefisien tahanan berdasarkan variasi kecepatan dan froude number (Fn)

= 0,797

= -0,9

Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s dan Froude Number 0,207


RW = 2,3053 0,6479 0,923 6953,37 m3 1025 kg/m3 exp{-0,5974 0,207-0,9
-0,0748 cos (0,797 0,207-2)}/1000
= 7617,461 N

Pada kecepatan 6,944 m/s dan Froude Number 0,224


RW = 2,3053 0,6479 0,923 6953,37 m3 1025 kg/m3 exp{-0,5974 0,224-0,9
-0,1044 cos (0,797 0,224-2)}/1000
= 8983,156 N

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE

MT. LASKAR SULI SULI 02


Pada kecepatan 7,458 m/s dan Froude Number 0,240
RW = 2,3053 0,6479 0,923 6953,37 m3 1025 kg/m3 exp{-0,5974 0,240-0,9
-0,1455 cos (0,797 0,240-2)}/1000
= 10366,496 N

Pada kecepatan 7,973 m/s dan Froude Number 0,257


RW = 2,3053 0,6479 0,923 6953,37 m3 1025 kg/m3 exp{-0,5974 0,257-0,9
-0,1689 cos (0,797 0,257-2)}/1000
= 11754,055 N

Pada kecepatan 8,487 m/s dan Froude Number 0,273


RW = 2,3053 0,6479 0,923 6953,37 m3 1025 kg/m3 exp{-0,5974 0,273-0,9
-0,2019 cos (0,797 0,273-2)}/1000
= 13135,415 N

7) Menghitung Tahanan Transom (RTR)


(Paper An Approximate Power Prediction Method Oleh J. Holtrop And G.G.J Mennen)
a) Menghitung Koefisien FnT
Nilai koefisien FnT dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
v
FnT =
2 g AT /( B+ B C )
Dimana :
v
g
AT
B
CWP
Sehingga :

= Variasi kecepatan kapal dalam m/s


= Percepatan grafitasi yaitu 9,8 m/s2
= Luas transom yaitu 10,0476 m2 (diambil dari tugas lines plan)
= Lebar kapal yaitu 16,68 m
= Koefisien waterline kapal yaitu 0,79

Pada kecepatan 6,430 m/s


FnT

6,430
2 9,8 10,0476/(16,68+16,68 0,79)

= 2,5024

Pada kecepatan 6,944 m/s


FnT

6,944
2 9,8 10,0476/(16,68+16,68 0,79)

= 2,7026

Pada kecepatan 7,458 m/s

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE

FnT

MT. LASKAR SULI SULI 02


7,458
=
2 9,8 10,0476/(16,68+16,68 0,79)
= 2,9028

Pada kecepatan 7,973 m/s


FnT

7,973
2 9,8 10,0476/(16,68+16,68 0,79)

= 3,1029

Pada kecepatan 8,487 m/s


FnT

8,487
2 9,8 10,0476/(16,68+16,68 0,79)

= 3,3031
b) Menghitung Koefisien C6
Nilai koefisien C6 dibatasi dan dipengaruhi oleh harga FnT. Nilai koefisien C6 dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
C6 = 0,2 (1- 0,2 FnT) when for FnT < 5
Sehingga :

Pada FnT = 2,5024


C6

= 0,2 (1- 0,2 2,5024)


= 0,0999

Pada FnT = 2,7026


C6

= 0,2 (1- 0,2 2,7026)


= 0,0918

Pada FnT = 2,9028


C6

= 0,2 (1- 0,2 2,9028)


= 0,0839

Pada FnT = 3,1029


C6

= 0,2 (1- 0,2 3,1029)


= 0,0759

Pada FnT = 3,3031


C6

= 0,2 (1- 0,2 3,3031)


= 0,0678

c) Harga tahanan transom (RTR) dapat ditentukan dengan formula berikut :


RTR = 0,5 AT v2 C6

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
Dimana :

= Massa jenis air laut yaitu 1025 kg/m3

AT

= Luas transom yaitu 10,8789 m2 (diambil dari tugas lines plan)

= Variasi kecepatan kapal dalam m/s

C6

= Koefisien tahanan akibat transom

Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s dan C6 = 0,0999


RTR
= 0,5 1025 kg/m3 10,0476 m2 (6,430 m/s)2 0,0999
= 21269,92 N
Pada kecepatan 6,944 m/s dan C6 = 0,0918
RTR
= 0,5 1025 kg/m3 10,0476 m2 (6,944 m/s)2 0,0918
= 22820,71 N
Pada kecepatan 7,458 m/s dan C6 = 0,0839
RTR
= 0,5 1025 kg/m3 10,0476 m2 (7,458 m/s)2 0,0839
= 24032,74 N
Pada kecepatan 7,973 m/s dan C6 = 0,0759
RTR
= 0,5 1025 kg/m3 10,0476 m2 (7,973 m/s)2 0,0759
= 24840,54 N
Pada kecepatan 8,487 m/s dan C6 = 0,0678
RTR
= 0,5 1025 kg/m3 10,0476 m2 (8,487 m/s)2 0,0678
= 25178,65 N

8) Menghitung Tahanan Akibat Bulbous Bow (RB)


(Paper An Approximate Power Prediction Method Oleh J. Holtrop And G.G.J Mennen)
a) Menentukan harga Froude Number akibat ketenggelaman bulbous bow (Fni)
Nilai Fni dapat dihitung berdasarkan rumus :
T F hB 0,25 A BT + 0,15 v 2

Fni =

Dimana :
v
= Variasi kecepatan dalam m/s
TF
= Tinggi sarat bagian haluan sama dengan sarat kapal yaitu 6,43 m (faktor trim
ABT
hB

kapal diabaikan)
= Luas bulbous bow yaitu 13,663 m2
= Tinggi bulbous bow yaitu 2,572 m

= Percepatan gravitasi yaitu 9,8 m/s2

Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE

Fni

MT. LASKAR SULI SULI 02


2
6,432,5720,25 13,663+ 0,15(6,43)

9,8

6,430

= 0,6796

Pada kecepatan 6,944 m/s


2

Fni

6,432,5720,25 13,663+ 0,15(6,944)

9,8
=

6,944

= 0,6957

Pada kecepatan 7,458 m/s


2

Fni

6,432,5720,25 13,663+ 0,15(7,458)

9,8

7,458

= 0,7094

Pada kecepatan 7,973 m/s


2

Fni

6,432,5720,25 13,663+ 0,15(7,973)

9,8

7,973

= 0,7209

Pada kecepatan 8,487 m/s


2

Fni

6,432,5720,25 13,663+ 0,15(8,487)

9,8

8,487

= 0,7311
b) Menentukan koefisien darurat bulbous bow (PB)
Koefisien darurat bulbous bow (PB) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
B
T F 1,5 h

PB = 0,56

A BT

Dimana :
TF
ABT
hB
Sehingga :

= Tinggi sarat bagian haluan sama dengan sarat kapal yaitu 6,43 m (faktor trim
kapal diabaikan)
= Luas bulbous bow yaitu 13,663 m2
= Tinggi bulbous bow yaitu 2,572 m

6,43(1,5 2,572)

PB
= 0,56
13,663

= 0,80
c) Menentukan tahanan bulbous bow (RB)
Tahanan bulbous bow (RB) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
3
1,5
F n i A BT g
-2
RB = 0,11 exp (-3 PB )
2
1+ F
Dimana :
PB
= Koefisien darurat bulbous bow PB yaitu 0,80
Fni
= Froude Number akibat ketenggelaman bulbous bow dan bergantung variasi
ABT

g
Sehingga :

kecepatan
= Luas bulbous bow yaitu 13,663 m2
= Massa jenis air laut yaitu 1025 kg/m3
= Percepatan gravitasi yaitu 9,8 m/s2

Pada kecepatan 6,430 m/s dan Fni = 0,6796


RB

-2

= 0,11 exp (-3 0,80 )

0,67963 13,6631,5 1025 9,8


2
1+0,6796

= 116,688 N

Pada kecepatan 6,944 m/s dan Fni = 0,6957


RB

= 0,11 exp (-3 0,80-2)

0,69573 13,6631,5 1025 9,8


2
1+0,6957

= 123,323 N

Pada kecepatan 7,458 m/s dan Fni = 0,7094


RB

= 0,11 exp (-3 0,80-2)

0,70943 13,6631,5 1025 9,8


1+0,7094 2

= 129,107 N

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE

MT. LASKAR SULI SULI 02


Pada kecepatan 7,973 m/s dan Fni = 0,7212
RB

-2

= 0,11 exp (-3 0,80 )

0,72123 13,6631,5 1025 9,8


1+0,72122

= 134,156 N

Pada kecepatan 8,487 m/s dan Fni = 0,7314


RB

= 0,11 exp (-3 0,80-2)

0,73143 13,6631,5 1025 9,8


1+0,7314 2

= 138,572 N
9) Menghitung Tahanan Angin (RA)
(Paper An Approximate Power Prediction Method Oleh J. Holtrop And G.G.J Mennen)
a) Menentukan koefisien C4
TF
Nilai koefisien C4 dibatasi dan dipengaruhi oleh nilai
.
LWL
TF
6,43 m
=
=0,065 , sehingga formula yang digunakan adalah :
LWL 98,23 m
TF
C4 = 0,04
When
> 0,04
LWL
b) Menentukan koefisien tahanan angin (CA)
Nilai koefisien tahanan angin dibagi menjadi dua bagian yaitu :
LWL
CA1 = 0,006 (L + 100)-0,16 0,00205 + 0,003
C2 (0,04 0,04)
7,5 C b
98,23
= 0,006 (98,23 + 100)-0,16 0,00205 + 0,003
0,648 (0,04
7,5 0,66

0,04)
= 0,000523974
CA2 = (0,105 Ks1/3 0,005579) / L1/3 (Dimana Ks = 150 m = 150 10-6)
= (0,105 (150 10-6)1/3 0,005579) / 98,231/3
= -9,21 10-9
CA total
= CA1 + CA2
= 0,000523974 + -9,21 10-9
= 0,000523965
c) Menentukan tahanan angin (RA)
Tahanan angin (RA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
RA = 0,5 Sangin v2 CA
Dimana :
= Massa jenis udara yaitu 1300 kg/m3
Sangin = Luas bidang tangkap angin yaitu 339,4753 m2
v
= Variasi kecepatan kapal
CA
= Koefisien tahanan angin yaitu 0,000523965
Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
= 0,5 1300 kg/m3 339,4753 m2 (6,430 m/s)2 0,000523965

RA

= 4780,194 N

Pada kecepatan 6,944 m/s


= 0,5 1300 kg/m3 339,4753 m2 (6,944 m/s)2 0,000523965

RA

= 5575,618 N

Pada kecepatan 7,458 m/s


RA

= 0,5 1300 kg/m3 339,4753 m2 (7,458 m/s)2 0,000523965


= 6432,229 N

Pada kecepatan 7,973 m/s


RA

= 0,5 1300 kg/m3 339,4753 m2 (7,973 m/s)2 0,000523965


= 7350,027 N

Pada kecepatan 8,487 m/s


RA

= 0,5 1300 kg/m3 339,4753 m2 (8,487 m/s)2 0,000523965


= 8329,011 N

10) Menghitung Tahanan Total (RTOT)


Tahanan total dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
RTOT = (RF + RApp + RW + RTR + RB + RA)/1000 (KN)
Dimana :
RF
= Tahanan gesek (N)
RAPP = Tahanan bagian tambahan (N)
RW
= Tahanan gelombang (N)
RTR
= Tahanan akibat bentuk transom (N)
RB
= Tahanan akibat adanya bulbous bow (N)
RA
= Tahanan disebabkan angin (N)
v (m/s)
6,430

RF
82344,643

RAPP
22338,97

RW
7617,461

RTR
21269,9

RB
116,71

RA
4780,194

RTOT
138,468

6,944

95099,217

6
25799,117

8983,156

2
22820,7

123,345

5575,618

158,401

7,458

108709,211 29491,32

10366,49

1
24032,7

129,129

6432,229

179,161

123167,61

2
33413,68

6
11754,055

4
24840,5

7,973

134,178

7350,027

200,660

2
138467,95

9
37564,46

13135,41

4
25178,6

8,487

138,594

83,29,011 222,814

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
11) Menentukan Tahanan Total Akibat Jalur Pelayaran (RT)
(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 132)
Untuk kondisi rata-rata pelayaran dinas harus diberikan kelonggaran tambahan pada
tahanan dan gaya efektif yang disebabkan oleh angin, erosi dan fouling pada badan kapal.
Tambahan kelonggaran ini sangat tergantung pada jalur pelayaran. Kelonggaran rata-rata (sea
margin/service

margin)

untuk

tahanan

atau

daya

efektif

direncanakan

sbb:

Jalur pelayaran Asia Timur, 15-20 %. Pada perancangan kapal ini diambil sea margin sebesar
15%, sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s


RT

= (15 % RT) + RT
= (15 % 138,468) + 138,468
= 159,238 KN

Pada kecepatan 6,944 m/s


RT

= (15 % RT) + RT
= (15 % 158,401) + 158,401
= 182,161 KN

Pada kecepatan 7,458 m/s


RT

= (15 % RT) + RT
= (15 % 179,161) + 179,161
= 206,035 KN

Pada kecepatan 7,973 m/s


RT

= (15 % RT) + RT
= (15 % 200,660) + 200,660
= 230,759 KN

Pada kecepatan 8,487 m/s


RT

= (15 % RT) + RT
= (15 % 222,814) + 222,814
= 256,236 KN

12) Menghitung Daya Efektif (EHP)


Daya efektif (EHP) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
EHP = RTOT v(m/s)

Pada kecepatan 6,430 m/s


EHP

= 159,238 KN 6,430 m/s


= 1023,900 kW

Pada kecepatan 6,944 m/s


EHP = 182,161 KN 6,944 m/s
= 1265,001 kW

Pada kecepatan 7,458 m/s


EHP = 206,035 KN 7,458 m/s
= 1536,776 kW

Pada kecepatan 7,973 m/s


EHP = 230,759 KN 7,973 m/s
= 1839,888 kW

Pada kecepatan 8,487 m/s


EHP = 256,236 KN 8,487 m/s
= 2174,830 kW

Kecepatan - RT
300
200
RT (KN)

100
0
6

6.5

7.5

8.5

Kecepatan (m/s)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02

PERHITUNGAN TAHANAN
METODE YAMAGATA

Kecepatan - EHP
3000
2000
EHP (kW)

1000
0
6

6.5

7.5

8.5

Kecepatan (m/s)

Metode Guldhamer pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuan Jepang yang
bernama Dr. Yamagata. Beliau adalah pengajar di beberapa universitas terkemuka di Jepang
dan merupakan salah satu staf ahli Biro Keselamatan dan Teknologi Maritim Kekaisaran
Jepang.
ALGORITMA PERHITUNGAN
Menentukan lima jenis kecepatan kapal
Menghitung luas permukaan basah
Menghitung reynold number
Menghitung koefisien tahanan gesek

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
Menghitung koreksi koefisien tahanan gesek
Menghitung tahanan gesek
Menghitung froude number
Menghitung koefisien tahanan sisa awal
Menghitung koefisien tahanan sisa akibat rasio B/L
Menghitung koefisien tahanan sisa akibat rasio B/T
Menghitung koreksi koefisien tambahan
Menghitung koreksi koefisien akibat adanya bulbous bow
Menghitung koreksi koefisien akibat adanya stern form
Menghitung koefisien tahanan sisa total
Menghitung koefisien tahanan angin
Menghitung tahanan angin
Menghitung tahanan total kapal
Menghitung tahanan total kapal akibat jalur pelayaran
Menghitung daya efektif kapal

DATA DAN UKURAN KAPAL MT. LASKAR SULISULI 02


Length Between Perpendicular (LBP)
Length Waterline (LWL)
Breadth (B)
Draught (H)
Draft (T)
Kecepatan (v)
Block Coefficient (Cb)
Midship Coefficient (Cm)
Waterline Coefficient (Cwl)

= 94,45 m
= 98,23 m
= 16,68 m
= 8,14 m
= 6,43 m
= 14,50 knot
= (1 knot = 0,5144 m/s)
= 0,66
= 0,98
= 0,79

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
Prismatic Coefficien (Cp)

= 0,673

(Displacement)

= 7180,654 ton

(Volume)

= 6953,366 m3

LCB

= -0,803 % LBP

air

= 1025 kg/m3

PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL MT. LASKAR SULI-SULI 02


1) Menentukan minimal lima macam kecepatan kapal dalam satuan knot untuk
diselidiki (catatan : jarak antar tiap kecepatan adalah 1 knot)
12,5

13,5

Kecepatan (Knot)
14,5

15,5

16,5

2) Menentukan kecepatan dalam satuan m/s dan mengkuadratkannya


V(knot) = V(knot) 0,5144
v (m/s)
v2 (m2/s)

6,430
41,345

6,944
48,225

7,458
55,633

7,973
63,572

8,487
72,039

3) Menentukan luas bidang basah kapal (S)

Menurut J.A Normand


(Tim Dosen Perkapalan Jurusan Perkapalan Unhas, Perhitungan Tahanan
Kapal; halaman 6)
S1 = LWL (1,5 T + (0,09 + Cb)B)
= 98,23 (1,5 6,43 + (0,09 + 0,66) 16,68)
= 2176,286 m2

Menurut E.R Mumford


(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 133)
S2 = 1,025 LWL (Cb B 1,7 T)
= 1,025 98,23 (0,66 16,68 1,7 6,43)
= 2209,025 m2

Menurut D.W Taylor


(Tim Dosen Perkapalan Jurusan Perkapalan Unhas, Perhitungan Tahanan
Kapal; halaman 6)
S3 = LWL (1,7 T + 0,7 B)
= 98,23 (1,7 6,43 + 0,7 16,68)
= 2220,686 m2
Smean = (S1 + S2 + S3) / 3
= (2176,286 + 2209,025 + 2220,686) / 3
= 2201, 998 m2
SAPP = 15 % Smean
= 15 % 2201, 998 m2

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE

MT. LASKAR SULI SULI 02


= 330,299 m2
= Smean + SAPP
= 2201, 998 m2 + 330,299 m2
= 2532,298 m2

4) Menghitung Reynold Number (Rn)


(M. Alham Djabbar, Tahanan Kapal; halaman 78)
Angka Reynold dapat dihitung dengan menggunakan rumus empiris yang dikemukakan
dalam ITTC (International Towink Tank Conference) tahun 1957 berikut :
v LWL
Rn =

Dimana :
v
= kecepatan kapal dalam m/s
LWL = length waterline yaitu 98,23 m
= viskositas air laut 1,1883 10-6 m2/s
Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s


6,430 98,23
Rn =
1,187 106
= 5,32 108

Pada kecepatan 6,944 m/s


6,944 98,23
Rn =
1,187 106
= 5,74 108

Pada kecepatan 7,458 m/s


7,458 98,23
Rn =
1,187 106
= 6,17 108

Pada kecepatan 7,973 m/s


7,973 98,23
Rn =
1,187 106
= 6,59 108

Pada kecepatan 8,487 m/s


8,487 98,23
Rn =
1,187 106
= 7,02 108
5) Menghitung Koefisien Gesek (CF)
(M. Alham Djabbar, Tahanan Kapal; halaman 78)
Koefisien gesek dapat dihitung dengan menggunakan rumus

empiris yang

dikemukakan dalam ITTC (International Towink Tank Conference) tahun 1957 berikut :
Rn2
log

CF =

0,075

Pada Reynold Number 5,32 10

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
Rn2
log

CF =

0,075

2
log 5,32 108

0,075

2
8,726

0,075

= 0,001658

Pada Reynold Number 5,74 108


Rn2
log

CF =

0,075

2
8
log 5,75 10

0,075

2
8,759

0,075

= 0,001641

Pada Reynold Number 6,17 108


Rn2
log

CF =

0,075

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
2
log 6,17 108

0,075

2
8,790

0,075

= 0,001627

Pada Reynold Number 6,59 108


Rn2
log

CF =

0,075

2
log 6,60 108

0,075

2
8,819

0,075

= 0,001613

Pada Reynold Number 7,02 108


Rn2
log

CF =

0,075

2
log 7,02 108

0,075

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
2
8,847

0,075

= 0,001600
6) Menghitung Koreksi Koefisien Gesek (CF)
(M. Alham Djabbar, Tahanan Kapal; halaman 82)
Akibat adanya kekasaran permukaan badan kapal, maka nilai koefisien tahanan gesek
yang didapatkan pada poin 5 harus dikoreksi. Koreksi koefisien gesek dihitung dengan
menggunakan rumus :
CF = 1,04 CF
Sehingga :
v (m/s)
6,430
6,944
7,458
7,973
8,487

CF
0,001658
0,001641
0,001627
0,001613
0,001600

CF = 1,04 CF
1,04 0,001658 = 0,001724
1,04 0,001641 = 0,001707
1,04 0,001627 = 0,001691
1,04 0,001613 = 0,001677
1,04 0,001600 = 0,001664

7) Menghitung Tahanan Gesek (RF)


(M. Alham Djabbar, Tahanan Kapal; halaman 82)
Koefisien gesek dapat dihitung dengan menggunakan rumus empiris berikut :
RF = CF 0,5 S v2
Dimana ;
CF

= Koefisien gesek hasil koreksi (bergantung pada variasi kecepatan)

= Massa jenis air laut yaitu 104,5918367 kg.s2/m4

= Luas bidang basah yaitu 2532,298 m2

= Variasi kecepatan kapal dalam m/s

Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s dan CF = 0,001724


RF
= 0,001724 0,5 104,5918 kg.s2/m4 2532,298 m2 (6,430 m/s)2
= 9441,617 kg
= 9441,617 kg 9,81 m/s2
= 92622,259 N
Pada kecepatan 6,944 m/s dan CF = 0,001707
RF
= 0,001707 0,5 104,5918 kg.s2/m4 2532,298 m2 (6,944 m/s)2
= 10904,053 kg
= 10904,053 kg 9,81 m/s2

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE

MT. LASKAR SULI SULI 02


= 106968,7597 N
Pada kecepatan 7,458 m/s dan CF = 0,001691
RF
= 0,001691 0,5 104,5918 kg.s2/m4 2532,298 m2 (7,458 m/s)2
= 12464,571 kg
= 12464,571 kg 9,81 m/s2
= 122277,448 N
Pada kecepatan 7,973 m/s dan CF = 0,001677
RF
= 0,001677 0,5 104,5918 kg.s2/m4 2532,298 m2 (7,973 m/s)2
= 14122,3683 kg
= 14122,3683 kg 9,81 m/s2
= 138540,433 N
Pada kecepatan 8,487 m/s dan CF = 0,001664
RF
= 0,001664 0,5 104,5918 kg.s2/m4 2532,298 m2 (8,487 m/s)2
= 15876,7014 kg
= 15876,7014 kg 9,81 m/s2
= 155750,441 N

8) Menentukan Angka Froude (Fn)


(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 44)
Menurut R.E Froude, hambatan gesek dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Vm
Fn=

g LWL

Pada kecepatan 6,430 m/s


6,430
Fn =
9,81 98,23
= 0,207

Pada kecepatan 6,944 m/s


6,944
Fn =
9,81 98,23
= 0,224

Pada kecepatan 7,458 m/s


7,458
Fn =
9,81 98,23
= 0,240

Pada kecepatan 7,973 m/s


7,973
Fn =
9,81 98,23
= 0,257

Pada kecepatan 8,487 m/s


8,487
Fn =
9,81 98,23
= 0,273
9) Menentukan Angka Koefisien Tahanan Sisa Kapal (Cro)
(M. Alham Djabbar, Tahanan Kapal; halaman 82)
Berdasarkan buku Tahanan Kapal Fig. 29, koefisien tahanan sisa (Cro) dapat
didapatkan dengan menunjukkan fungsi angka froude (Fn) terhadap koefisien blok (Cb)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
Fn
0,207
0,224
0,240
0,257
0,273

Cro
0,0048
0,0050
0,0060
0,0085
0,0105

10) Menentukan Koefisien Tahanan Sisa Akibat Perbandingan B/L


(M. Alham Djabbar, Tahanan Kapal; halaman 82)
a) Penentuan Nilai B/L
B/L = 16,68 / 98,23
= 0,1698
Menurut aturan berdasarkan Yamagata Method rasio B/L standar adalah 0,135, jika
harga B/L tidak berada dalam daerah itu maka harus dikoreksi dengan menggunakan
Yamagata Chart Fig. 30
b) Menentukan Harga Koreksi Perbandingan B/L ((B/L)K)
(Kiyoshi Takashiro, Power Prediction Based on Modified Yamagata Resistance
Chart and Newly Intruduced Thrust Deduction and Wake Factors ; halaman 26)
(B/L)K

= B/L 0,1350
= 0,169806 0,1350
= 0,034806
c) Menentukan Harga Koefisien Koreksi Perbandingan B/L ((CR)(B/L) / (B/L)K)
(Kiyoshi Takashiro, Power Prediction Based on Modified Yamagata Resistance
Chart and Newly Intruduced Thrust Deduction and Wake Factors ; halaman 24)
Mengacu pada Fig. 30 dengan mempertimbangkan fungsi koefisien blok (Cb) dan
Froude Number (FN) maka didapatkan nilai koefisien koreksi perbandingan B/L sebagai
berikut :
Fn
0,207
0,224
0,240
0,257
0,273

((CR)(B/L) / (B/L)K)
0,06
0,06
0,06
0,06
0,07

d) Menentukan Koefisien Tahanan Sisa Akibat Koreksi Perbandingan B/L (CR)(B/L)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
(Kiyoshi Takashiro, Power Prediction Based on Modified Yamagata Resistance
Chart and Newly Intruduced Thrust Deduction and Wake Factors ; halaman 26)
Nilai koefisien tahanan sisa akibat koreksi perbandingan B/L adalah :
(CR)(B/L) = (B/L)K ((CR)(B/L) / (B/L)K)
Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s


(CR)(B/L)

= 0,034806 0,06
= 0,002088

Pada kecepatan 6,944 m/s


(CR)(B/L) = 0,034806 0,06
= 0,002088

Pada kecepatan 7,458 m/s


(CR)(B/L) = 0,034806 0,06
= 0,002088

Pada kecepatan 7,973 m/s


(CR)(B/L) = 0,034806 0,06
= 0,002088

Pada kecepatan 8,487 m/s


(CR)(B/L) = 0,034806 0,07
= 0,002436

11) Menentukan Koefisien Tahanan Sisa Akibat Perbandingan B/T


a) Menentukan harga perbandingan B/T
B/T = 16,68 / 6,43
= 2,594
Menurut aturan berdasarkan Yamagata Method rasio B/T standar adalah 2,25, jika
harga B/T tidak berada dalam daerah itu maka harus dikoreksi dengan menggunakan
Yamagata Chart Fig.31
b) Menentukan harga koreksi perbandingan B/T
(Kiyoshi Takashiro, Power Prediction Based on Modified Yamagata Resistance Chart
and Newly Intruduced Thrust Deduction and Wake Factors ; halaman 26)
(B/T)K

= B/T 2,25
= 2,594 2,25
= 0,34409
c) Menentukan Harga Koefisien Koreksi Perbandingan B/T ((CR)(B/T) / (B/T)K)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
(Kiyoshi Takashiro, Power Prediction Based on Modified Yamagata Resistance Chart
and Newly Intruduced Thrust Deduction and Wake Factors ; halaman 24)
Mengacu pada Fig. 31 dengan mempertimbangkan fungsi koefisien blok (Cb) dan
Froude Number (FN) maka didapatkan nilai koefisien koreksi perbandingan B/T sebagai
berikut :
Fn
0,207
0,224
0,240
0,257
0,273

((CR)(B/T) / (B/T)K)
0,0006
0,0006
0,000825
0,00097
0,00092

e) Menentukan Koefisien Tahanan Sisa Akibat Koreksi Perbandingan B/T (CR)(B/T))


(Kiyoshi Takashiro, Power Prediction Based on Modified Yamagata Resistance Chart
and Newly Intruduced Thrust Deduction and Wake Factors ; halaman 26)
Nilai koefisien tahanan sisa akibat koreksi perbandingan B/L adalah :
(CR)(B/T) = (B/T)K ((CR)(B/T) / (B/T)K)
Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s


(CR)(B/T)

= 0,34409 0,0006
= 0,0002064

Pada kecepatan 6,944 m/s


(CR)(B/T) = 0,34409 0,0006
= 0,0002064

Pada kecepatan 7,458 m/s


(CR)(B/T) = 0,34409 0,000825
= 0,0002838

Pada 7,973 m/s


(CR)(B/T) = 0,34409 0,00097
= 0,0003338

Pada kecepatan 8,487 m/s


(CR)(B/T) = 0,34409 0,00092
= 0,0003165
12) Menentukan koreksi koefisien tambahan (Kp)
(Kiyoshi Takashiro, Power Prediction Based on Modified Yamagata Resistance Chart
and Newly Intruduced Thrust Deduction and Wake Factors ; halaman 26)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
Karena kapal yang direncanakan menggunakan single propeller, maka berdasarkan
aturan Yamaga Method nilai koefisien tambahan (Kp) adalah 1.

13) Menentukan koreksi koefisien akibat adanya bulbous bow (K b)


(Kiyoshi Takashiro, Power Prediction Based on Modified Yamagata Resistance Chart
and Newly Intruduced Thrust Deduction and Wake Factors ; halaman 25)
Bulbous bow berfungsi untuk menginterferensi gelombang yang menuju lambung
kapal menjadi bagian riak atau gelombang kecil. Sehingga diperlukan koreksi koefisien
akibat adanya bulbous bow. Adapun ketentuannya sebagai berikut :
For 0,55 Cb 0,75
When V VrKb = 0,90
(a)
When V > Vr
Kb = 0,90 (Vr/ V)
(b)
Dimana :
V
= 1,60 LWL
= 1,60 98,23
= 15,85776781
Vr

= (1,1 Cb) LWL / 0,32


= (1,1 0,66) 98,23 / 0,32
= 13,62776921

(Memenuhi aturan b)

Sehingga nilai Kb adalah :


Kb

= 0,90 (13,62776921/ 15,85776781)


= 0,7734375

14) Menentukan koreksi koefisien akibat adanya stern form (Ks)


(Kiyoshi Takashiro, Power Prediction Based on Modified Yamagata Resistance Chart
and Newly Intruduced Thrust Deduction and Wake Factors ; halaman 25)
Ks = 1,00 1,025

(Untuk kapal dengan bentuk lambung mendekati ekstrim U)

Ks = Diambil 1,025
15) Koefisien Tahanan Sisa Total (CR)
(Kiyoshi Takashiro, Power Prediction Based on Modified Yamagata Resistance Chart
and Newly Intruduced Thrust Deduction and Wake Factors ; halaman 26)
Nilai koefisien tahanan sisa total kapal dihitung dengan menggunakan rumus :

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
CR = Kp Kb Ks {(CRO + (CR)(B/L)+ (CR)(B/T)}

Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s


CR = 1 0,7734375 1,025 (0,0048 + 0,002088 + 0,0002064)
= 0,005625

Pada kecepatan 6,944 m/s


CR = 1 0,7734375 1,025 (0,0050 + 0,002088 + 0,0002064)
= 0,005783

Pada kecepatan 7,458 m/s

CR = 1 0,7734375 1,025 (0,0060 + 0,002088 + 0,0002838)


= 0,006637

Pada kecepatan 7,973 m/s


CR = 1 0,7734375 1,025 (0,0085 + 0,002088 + 0,0003338)
= 0,008659

Pada kecepatan 8,487 m/s


CR = 1 0,7734375 1,025 (0,0105 + 0,002436 + 0,0003165)
= 0,010506

16) Menentukan Tahanan Sisa Total (RR)


Tahanan sisa (RR) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
RR = 0,5 S v2 CR
Dimana :
= Massa jenis air laut yaitu 1025 kg/m3
S
= Luas bidang basah yaitu 2201, 998 m2
v
= Variasi kecepatan kapal
CR
= Koefisien tahanan sisa yang bergantung pada kecepatan
Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s


RR

= 0,5 1025 kg/m3 2201, 998 m2 (6,430 m/s)2 0,005625


= 43417,7891 N

Pada kecepatan 6,944 m/s


RR

= 0,5 1025 kg/m3 2201, 998 m2 (6,944 m/s)2 0,005783


= 52070,1068 N

Pada kecepatan 7,458 m/s


RR

= 0,5 1025 kg/m3 2201, 998 m2 (7,458 m/s)2 0,006637

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
= 68942,0652 N

Pada kecepatan 7,973 m/s


RR

= 0,5 1025 kg/m3 2201, 998 m2 (7,973 m/s)2 0,008659


= 102772,7231 N

Pada kecepatan 8,487 m/s


RR

= 0,5 1025 kg/m3 2201, 998 m2 (8,487 m/s)2 0,010506


= 141315,1731 N

13) Menghitung Tahanan Angin (RA)


a) Menentukan koefisien Angin (CAA)
(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 132)
Angin diperkirakan hanya memberikan sedikit pengaruh terhadap tahanan kapal
namun tetap harus diperhitungkan. Maka disarankan untuk pengoreksian nilai koefisien
tahanan angin sebesar 0,00007
b) Menentukan tahanan angin (RA)
(Kiyoshi Takashiro, Power Prediction Based on Modified Yamagata Resistance Chart
and Newly Intruduced Thrust Deduction and Wake Factors ; halaman 26)
Tahanan angin (RA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
RA = 0,5 Sangin v2 CAA
Dimana :
= Massa jenis udara yaitu 1300 kg/m3
Sangin = Luas bidang tangkap angin yaitu 339,4753 m2
v
= Variasi kecepatan kapal
CA
= Koefisien tahanan angin yaitu 0,00007
Sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s


RA

= 0,5 1300 kg/m3 339,4753 m2 (6,430 m/s)2 0,00007


= 638,618 N

Pada kecepatan 6,944 m/s


RA

= 0,5 1300 kg/m3 339,4753 m2 (6,944 m/s)2 0,00007


= 744,884 N

Pada kecepatan 7,458 m/s


RA

= 0,5 1300 kg/m3 339,4753 m2 (7,458 m/s)2 0,00007


= 859,325 N

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE

MT. LASKAR SULI SULI 02


Pada kecepatan 7,973 m/s
= 0,5 1300 kg/m3 339,4753 m2 (7,973 m/s)2 0,00007

RA

= 981,939 N

Pada kecepatan 8,487 m/s


= 0,5 1300 kg/m3 339,4753 m2 (8,487 m/s)2 0,00007

RA

= 1112,729 N
17) Menghitung Tahanan Total (RTOT)
Tahanan total dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
RTOT = (RF + RR)/1000 (KN)
Dimana :
RF
= Tahanan gesek (N)
RR
= Tahanan sisa (N)
RA
= Tahanan angin (N)
v (m/s)
6,430
6,944
7,458
7,973

RF
155750,441
138540,433
122277,448
106968,7597

RR
43417,7891
52070,1068
68942,0652
102772,723

RA
638,618
744,884
859,325
981,939

RTOT
136,678
159,783
192,078
242,295

8,487

92622,259

1
141315,173

1112,729

298,178

1
14) Menentukan Tahanan Total Akibat Jalur Pelayaran (RT)
(Sv. Harvald, Tahanan dan Propulsi Kapal; halaman 132)
Untuk kondisi rata-rata pelayaran dinas harus diberikan kelonggaran tambahan pada
tahanan dan gaya efektif yang disebabkan oleh angin, erosi dan fouling pada badan kapal.
Tambahan kelonggaran ini sangat tergantung pada jalur pelayaran. Kelonggaran rata-rata (sea
margin/service

margin)

untuk

tahanan

atau

daya

efektif

direncanakan

sbb:

Jalur pelayaran Asia Timur, 15-20 %. Pada perancangan kapal ini diambil sea margin sebesar
15%, sehingga :

Pada kecepatan 6,430 m/s


RT

= (15 % RT) + RT
= (15 % 136,678) + 136,678
= 157,180 KN

Pada kecepatan 6,944 m/s

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


RT

MT. LASKAR SULI SULI 02


= (15 % RT) + RT
= (15 % 159,783) + 159,783
= 183,751 KN

Pada kecepatan 7,458 m/s


RT

= (15 % RT) + RT
= (15 % 192,078) + 192,078
= 220,890 KN

Pada kecepatan 7,973 m/s


RT

= (15 % RT) + RT
= (15 % 242,295) + 242,295
= 278,639 KN

Pada kecepatan 8,487 m/s


RT

= (15 % RT) + RT
= (15 % 298,178) + 298,178
= 342,905 KN

14) Menghitung Daya Efektif (EHP)


Daya efektif (EHP) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
EHP = RTOT v(m/s)

Pada kecepatan 6,430 m/s


EHP

= 157,180 KN 6,430 m/s


= 878,843 kW

Pada kecepatan 6,944 m/s


EHP = 183,751 KN 6,944 m/s
= 1109,602 kW

Pada kecepatan 7,458 m/s


EHP = 220,890 KN 7,458 m/s
= 1432,677 kW

Pada kecepatan 7,973 m/s


EHP = 278,639 KN 7,973 m/s
= 1931,867 kW

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE

MT. LASKAR SULI SULI 02


Pada kecepatan 8,487 m/s
EHP = 342,905 KN 8,487 m/s
= 2530,818 kW

Kecepatan - RT
400
300
RT (KN) 200
100
0
6

6.5

7.5

8.5

Kecepatan (m/s)

Kecepatan - EHP
3000
2000
EHP (kW)

1000
0
6 6.5 7 7.5 8 8.5 9
Kecepatan (m/s)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN DATA
4.2 Data Kumulatif Dan Pembahasan Perhitungan Tahanan Semua Metode
v (m/s)
6,430
6,944
7,458
7,973
8,487

RTguldhamer (KN)
277,936
335,819
445,114
604,397
913,952

RTyamagata (KN)
157,180
183,751
220,890
278,639
342,905

RTholtrop (KN)
159,238
182,161
206,035
230,759
256,236

Kecepatan -RT
1000
800

Metode Guldhamer

600
RT (RT)

Metode Yamagata
Metode Holtrop dan
Mennen

400
200
0
6

Kecapatan (m/s)

4.1. Analisis Persentase Perbedaan Tahanan Setiap Metode


a) Tahanan Yamagata Tahanan Holtrop
No
1
2
3
4
5

Kecepatan (Knot)
12,5
13,5
14,5
15,5
16,5

Tahanan Yamagata (KN)


157,1804672
183,7513139
220,8906637
278,6393607
342,9050942

Tahanan Holtrop (KN)


159,2380687
182,1613136
206,0352726
230,7590924
256,2362125

Persentase (%)
1,30906942
0,865300054
6,725223604
17,18359826
25,27488893

Tahanan Holtrop (KN)


159,2380687
182,1613136

Persentase (%)
42,70687711
45,75610506

b) Tahanan Guldhamer Tahanan Holtrop


No
1
2

Kecepatan (Knot)
12,5
13,5

Tahanan Guldhamer (KN)


277,9357463
335,8190149

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
3
4
5

14,5
15,5
16,5

445,1143855
604,397136
913,9525425

206,0352726
230,7590924
256,2362125

53,71183693
61,81995602
71,96394773

Tahanan Yamagata (KN)


157,1804672
183,7513139
220,8906637
278,6393607
342,9050942

Persentase (%)
43,44719262
45,28263568
50,37440468
53,89796805
62,48108318

c) Tahanan Guldhamer Tahanan Yamagata


No
1
2
3
4
5

Kecepatan (Knot)
12,5
13,5
14,5
15,5
16,5

Tahanan Guldhamer (KN)


277,9357463
335,8190149
445,1143855
604,397136
913,9525425

1. Konsep tahanan pada kapal yang bukan bertipe speed vessel menyatakan bahwa
pertambahan kecepatan berbanding lurus terhadap intensitas tahanan yang bekerja pada
kapal. Jikalau melihat grafik di atas, maka kapal rancangan MT. Laskar Suli-Suli 02
masuk dalam area konsep tersebut.
2. Ketiga metode di atas menghasilkan jumlah tahanan yang berbeda-beda dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya :
1) Jumlah komponen tahanan yang menjadi tolak ukur itu berbeda dengan rincian sebagai
berikut :
Metode Guldhamer
Tahanan Sisa
Tahanan sisa akibat rasio B/T
Tahanan sisa akibat letak LCB
Tahanan sisa akibat adanya bagian-bagian tambahan
Tahanan sisa akibat adanya bulbous bow
Tahanan sisa akibat bentuk badan kapal

Tahanan gesek

Tahanan Tambahan
Tahanan akibat kekasaran
Tahanan angin
Tahanan steering

Tahanan akibat jalur pelayaran

Metode Yamagata
Tahanan Sisa

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
Tahanan sisa awal
Tahanan sisa akibat rasio B/L
Tahanan sisa akibat akibat rasio B/T
Tahanan sisa akibat adanya bulbous bow
Tahanan sisa akibat adanya stern form
Tahanan sisa akibat adanya bagian tambahan

Tahanan gesek

Tahanan angin

Tahanan akibat jalur pelayaran

Metode Holtrop
Tahanan gesek

Tahanan akibat bagian tambahan

Tahanan gelombang

Tahanan bulbous bow

Tahanan stern transom

Tahanan korelasi model

Tahanan akibat jalur pelayaran

2) Rumus empiris yang digunakan untuk setiap metode itu juga berbeda. Semua perhitungan
tahanan pada metode holtrop menggunakan rumus-rumus empiris karena metode ini lebih
mengedepankan

pada

aspek

ketepatan

perhitungan

pada

pengambilan

data

dan

pengolahannya secara statistik. Sementara pada metode guldahamer dan yamagata, konsep
perhitungannya lebih cenderung untuk memadukan antara rumus-rumus empiris dan grafik
(Guldahamer dan Yamagata Chart). Selain itu kedua metode ini juga mengadopsi nilai-nilai
koefisien tahanan yang telah menjadi kesepakatan internasional seperti koefisien tahanan
angin, koefisien tahanan kekasaran, koefisien tahanan steering dan koefisien tahanan
tambahan.
3.

Dari grafik di atas, tampak bahwa tahanan terbesar terdapat pada perhitungan metode
guldahmer dan tahanan terkecil terdapat pada perhitungan metode holtrop.
4.2 Data Kumulatif Dan Pembahasan Perhitungan EHP Semua Metode
v (m/s)
6,430

EHPguldhamer (KW)
1554,023

EHPyamagata (KW)
1010,670

EHPholtrop (KW)
1023,900

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
6,944
2027,879
7,458
2886,973
7,973
4190,416
8,487
6745,446

1276,042
1647,579
2221,647
2910,441

1265,001
1536,775
1839,888
2174,830

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan hasil perhitungan tahanan di atas adalah :
1) Tahanan kapal berbading lurus terhadap kecepatan dan kebutuha daya mesin kapal.
2) Persentase perbedaan tahanan rata-rata tertinggi terjadi antara metode guldhamer terhadap
metode holtrop yakni 55,19 %.
Sementara Persentase perbedaan tahanan rata-rata terendah terjadi antara metode yamagata
terhadap metode holtrop yakni 10,27 %.

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
3) Ketiga metode di atas menghasilkan jumlah tahanan yang berbeda-beda karena parameter
atau komponen tahanan yang diperhitungakan serta rumus yang digunakan juga berbedabeda.
4) Dari ketiga metode perhitungan tahanan dan kebutuhan daya mesin kapal, maka untuk
kapal rancangan MT. Laskar Suli-Suli 02 menggunakan metod holtrop dengan beberapa
pertimbangan diantaranya :
a. Mempunyai nilai tahanan kapal terkecil pada kecepatan maksimum jika dibandingkan
dengan metode guldhamer dan yamagata.
b. Karena hasil perhitungan tahanan kapal metode holtrop berada pada nilai terkecil , maka
intensitas kebutuhan daya mesin juga akan rendah. Hal itu sangat menguntungan karena
intesitas daya mesin sangat berhubungan kebutuhan bahan bakar. Sementara telah
diketahui bahwa untuk kapal barang jumlah kebutuhan bahan bakar harus mampu
diminimalisir dengan pertimbangan payload dan cost yang terbuang.
c. Parameter atau komponen tahanan yang diperhitungkan pada metode holtrop lebih
kompleks dan heterogen jika dibandingkan dengan metode guldahamer dan yamagata.
d. Metode holtrop juga lebih mengandalkan perhitungan dengan menggunakan rumusrumus empiris berdasarkan hasil eksperimen Holtrop dan Mennen. Sementara disisi lain,
metode guldhamer dan yamagata memadukan antara rumus empiris, grafik, dan
kesepakatan bersama berskala internasional. Ternyata perpaduan itu dapat menjadi salah
satu kelemahan metode guldhamer dan yamagata. Koefisien-koefisien tahanan yang
didapatkan dari grafik sebagai fungsi angka froude dan koefisien blok membutuhkan
banyak proses interpolasi karena tidak semua angka froude dan koefisien blok ada pada
grafik tersebut. Selain itu, tidak presisinya gambar dan nilai interval fungsi froude
number, cb, serta koefisien tahanan pada grafik guldhamer dan yamagata menyebabkan
banyak mahasiswa yang hanya memperkirakan nilai koefisien tahanan itu. Hal ini dapat
menyebakan nilai tahanan yang diperoleh kurang tepat. Alhasil ketelitian mahasiswa
sangat dibutuhkan.
5.2 Saran
Adapun saran-saran penulis setelah menyelesaikan tugas Tahanan Kapal adalah
sebagai berikut :.
Masih perlu adanya penambahan literatur-literatur, buku pedoman sehingga dapat
lebih memperlancar proses penyalesaian tugas.

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
Perlunya lebih banyak waktu untuk asistensi tugas

DAFTAR PUSTAKA
Arsip data tugas prarancangan kapal, lines plan, dan konstruksi kapal
Anonim, Perhitungan Tahanan Kapal. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Univeristas
Hasanuddin
Harval, Sv. Aa. 1974. Resistance and Propultion of Ships. Akademisk Forlag, Copenhagen.
J.M.Journee. 2000.An Approximate Power Prediction Method Oleh J. Holtrop And G.G.J
Mennen
M. Alham Djabbar dan Rosmani, 2011, Tahanan Kapal, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Univeristas Hasanuddin.
Rosmani, dkk. 2014. Pandauan Perhitungan Tahanan. Program Studi Teknik Perkapalan,
Universitas Hasanuddin.
Solarso, Harotahara. 1983. Pompa dan Kompressor. PT. Pradnya Pramita : Jakarta

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02
Takasiro, Kiyoshi. 1980. Power Prediction Based on Modified Yamagata Resistance Chart
and Newly Intruduced Thrust Deduction and Wake Factors. Japan

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

SHIP RESISTANCE CALCULATE


MT. LASKAR SULI SULI 02

LAMPIRAN

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

68

Anda mungkin juga menyukai