Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
Graves disease berasal dari nama Robert J. Graves, MD, circa tahun1830, adalah
penyakit autoimun yang ditandai dengan hipertiroid (produksi berlebihan dari kelenjar tiroid)
yang ditemukan dalam sirkulasi darah.
Diantara pasien-pasien dengan hipertiroid, 60 80% merupakan penyakit grave,
tergantung pada beberapa faktor, terutama intake yodium. Insidensi tiap tahun pada wanita
berusia diatas 20 tahun sekitar 0,7% per 1000. tertinggi pada usia 40 60 tahun. Angka
kejadian penyakit grave 1/5 1/10 pada laki-laki maupun perempuan, dan tidak umum
diapatkan pada anak-anak. Prevalensi penyakit grave sama pada orang kulit putih dan Asia,
dan lebih rendah pada orang kulit hitam.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Graves disease berasal dari nama Robert J. Graves, MD, circa tahun 1830, adalah
penyakit autoimun yang ditandai dengan hipertiroid (produksi berlebihan dari kelenjar tiroid)
yang ditemukan dalam sirkulasi darah.
2.2 Etiologi
Penyakit Graves merupakan salah satu penyakit autoimun yang disebabkan thyroidstimulating antibodies (TSAb). Antibodi ini berikatan dan mengaktifkan thyrotropin receptor
(TSHR) pada sel tiroid yang mensintesis dan melepaskan hormon tiroid. Penyakit Graves
berbeda dari penyakit imun lainnya karena memiliki manifestasi klinis yang spesifik, seperti
hipertiroid, vascular goitre, oftalmopati, dan yang paling jarang infiltrative dermopathy.
2.3 Epidemiologi
Diantara pasien-pasien dengan hipertiroid, 60 80% merupakan penyakit grave,
tergantung pada beberapa faktor, terutama intake yodium. Insidensi tiap tahun pada wanita
berusia diatas 20 tahun sekitar 0,7% per 1000. tertinggi pada usia 40 60 tahun. Angka
kejadian penyakit grave 1/5 1/10 pada laki-laki maupun perempuan, dan tidak umum
diapatkan pada anak-anak. Prevalensi penyakit grave sama pada orang kulit putih dan Asia,
dan lebih rendah pada orang kulit hitam.
2.4 Patofisiologi
Imunopatogenesis dari penyakit graves merupakan hal yang kompleks. Antibodi
terhadap reseptor dari TSH (TRAb) adalah penyebab utama dalam terjadinya hipertiroid.
Antibodi ini membentuk ikatan dengan reseptor TSH yang berada di permukaan sel folikuler

tiroid dan menyebabkan terjadinya stimulasi hormon tiroid yang berkelanjutan dan tidak
terkontrol. Produksi antibodi ini utamanya berasal dari kelenjar tiroid dan diduga rendahnya
kadar sel T supresor bertanggung jawab terhadap timbulnya produksi antibodi terhadap
reseptor TSH. TRAb tidak hanya menyebabkan hipersekresi dari hormon tiroid namun juga
menyebabkan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia dari folikel tiroid yang berujung pada
terjadinya pembesaran kelenjar tiroid.
Graves opthalmopathy memiliki karakteristik adanya edema dan inflamasi dari otototot ekstraokular disertai meningkatnya jaringan penghubung serta kandungan lemak dari
orbita. Edema disebabkan oleh sifat hidrofilik dari glikosaminoglikan yang disekresi oleh
fibroblast, sedangkan inflamasi diakibatkan oleh infiltrasi limfosit dan makrofag ke dalam
otot-otot ekstraokular dan jaringan orbita. Exopthalmus yang terjadi merupakan konsekuensi
dari meningkatnya volume dari jaringan retrobulbar. Keterkaitan penyakit graves dengan
oftalmopati menunjukan bahwa kondisi ini merupakan suatu respon autoimun terhadap
antigen-antigen yang terdapat di kelenjar tiroid dan jaringan orbita.

2.5 Gejala Klinis


Tanda dan gejala dari penyakit Graves terbagi menjadi 2 bentuk yaitu tanda dan
gejala dari hipertiroid serta tanda dan gejala khas dari penyakit Graves.
Usia penderita juga mempengaruhi dalam hal gejala klinis dimana padausia muda
gejala nervositas yang lebih menonjol, sedangkan pada usia lanjut gejala kardiovaskuler yang
lebih menonjol. Disamping itu pada penderita usia tua cenderung memiliki durasi gejala yang
lebih lama, pembesaran kelenjar tiroid tidak terlalu besar apabila dibandingkan dengan
penderita usia muda serta tidak ada keluhan orbita.
Secara umum keluhan yang dialami pasien adalah palpitasi, merasa gelisah, mudah
cemas, sulit tidur, tidak tahan terhadapudara panas, banyak berkeringat, mudah merasa lelah,
badan terasa lemah, berat badan menurun walaupun nafsu makan meningkat, frekuensi buang
air besar gangguan menstruasi dan libido yang menurun.
Gejala khas, antara lain ditemukannya pembesaran kelenjar gondok yang
difus,oftalmopati (exopthalmus,. Starring eye, stellwag sign, dalrymples sign), dermopati
yang terutama timbul di daerah anterolateral (pretibial myxedema), joffroys sign, juga
ditemukan pembengkakan jari tangan dan kaki diikuti dengan perriosteal reaction dari tulangtulang ekstremitas, dimana kondisi ini dikenal dengan nama thyroid acropachy.
2.6 Diagnosis
a. Pemeriksaan Fisik

Anda mungkin juga menyukai