Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

A. ANAMNESIS
1. IDENTITAS PENDERITA
Nama

: Tn. P

Umur

: 35 tahun

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Pekerja lepas

Status

: Sudah menikah

Alamat

: rambes 2/4 watuagung tuntang

No.RM

: 043714

Tanggal masuk

: 31 Oktober 2013

Tanggal pulang

: 12 November 2013

Kelompok pasien : JAMKESMAS


Pasien bangsal

: Teratai

2. DATA DASAR
a. Keluhan utama : nyeri perut
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri perut dirasakan sejak 10 hari SMRS, nyeri perut terasa panas di
ulu hati, nyeri dirasakan terus menerus semakin hari semakin bertambah, nyeri
perut timbul semakin memberat jika pasien telat makan, nyeri perut membaik
jika pasien minum atau makan, mual (+) dirasakan sejak timbul nyeri perut,
muntah (-). Demam (+) sejak 10 hari yang lalu, demam dirasakan terus
menerus dan turun jika minum obat warung, BAB (-) sejak 7 hari yang lalu,
BAK normal.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Maag
Riwayat mondok
tifoid
Alergi makanan
Riwayat Alergi
Riwayat Hipertensi
Riwayat Diabetes Melitus
Riwayat Pengobatan Lama

: diakui
: 1 bulan yang lalu mondok di RS karena suspek
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal

d. Riwayat Penyakit pada Anggota Keluarga


Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat sesak nafas
: disangkal
Riwayat sakit serupa
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
e. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal dengan 1 istri dan 2 anaknya, dirumah tidak ada yg
mengalami penyakit yang sama dengan pasien, pasien tidak ada pekerjaan
tetap, pengobatan menggunakan jamkesmas, kesan ekonomi : kurang.
f. Riwayat penggunaan obat
Dirumah pasien menggunakan obat bodrex untuk penurun panas.
g. Riwayat kebiasaan
Merokok (-), makan tidak teratur (+), makan diluar (kadang-kadang),
minum alkohol (-), kebiasaan makan pedas (-).
h.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Anamnesis sistem
Kepala : Pusing - , sakit kepala +
Mata : kabur -/- , gatal -/- , kuning -/- , sekret -/Hidung : tersumbat -, keluar darah - , keluar lendir - , gatal Telinga : penurunan pendengaran -, berdengning -, keluar sekret atau darah Mulut : bibir kering -, gusi mudah berdarah -,
Tenggorokan : rasa kering dan gatal -, serak -, sukar menelan Sistem respirasi : sesak -, batuk -, dahak - , nyeri dada -, mengi
Kardiovaskular : berdebar-debar -, nyeri dada
Gastrointestinal : nyeri +, mual +, sebah +, cepat kenyang - nafsu makan
menurun -, diare -, sulit bab +, bab berdarah 10) Genitourinaria : nyeri saat bak -, panas saat bak -, sulit keluar pada awal bak -,
bak menetes -, warna seperti the -, nanah -, gatal
11) Ekstremitas : lemas +, nyeri sendi -, edema
B.

PEMERIKSAAN FISIK
A.

Keadaan Umum

Sakit sedang, compos mentis, gizi kesan normal

B.

Status gizi

BB

60 kg

TB

167 cm

BMI 21,5 kg/ m2


Kesan
Tanda Vital

: Status gizi normoweight

Tensi : 100/60 mmHg


Nadi : 80x/menit, isi dan tegangan cukup

Frekuensi Respirasi : 20 x/menit


Suhu : 36,8 0C
C.

Kulit

Warna sawo matang, ikterik (-), anemis (-)

D.

Kepala

Bentuk mesocephal, rambut warna hitam

E.

Mata

Konjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil


isokor dengan diameter 3 mm/3 mm, refleks cahaya
(+/+)

F.

Mulut

sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-) pucat (-),


coated tongue (+), papil lidah atrofi (-) stomatitis
(-), luka pada sudut bibir (-)

G.

Leher

JVP (-), trakea di tengah, simetris, pembesaran


tiroid (-), pembesaran limfonodi cervical (-)

H.

Thorax

Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostal


(-), pernafasan torakoabdominal, sela iga melebar
(-), pembesaran KGB axilla (-/-)

Jantung :
Inspeksi

Iktus kordis tidak tampak

Palpasi

Iktus kordis teraba di SIC V linea midclavicula


sinistra, tidak kuat angkat.

Perkusi

Batas jantung kanan atas SIC II linea parasternalis


dextra
Batas jantung kanan
parasternalis dextra

bawah

SIC

IV

linea

Batas jantung kiri atas SIC II linea parasternalis


sinistra
Batas jantung kiri bawah SIC IV linea media
clavicularis sinistra
Auskultasi

HR 80 kali/menit reguler. Bunyi jantung I-II murni,


intensitas normal reguler, bising (-), gallop (-),
murmur (-).

Pulmo :
Inspeksi

Statis

Normochest, simetris

Dinamis

Pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tidak

melebar, retraksi intercostal (-)


Palpasi

Pergerakan dada kanan = kiri, fremitus raba kanan


= kiri

Perkusi

Auskultasi

Kanan

Sonor

Kiri

Sonor

Kanan

Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan (-)

Kiri

Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan (-)

K. Punggung

kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-)

L. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi

Bising usus (+) meningkat 10x/menit

Perkusi

Timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-), tes undulasi


(-)

Palpasi

Supel, hepar tidak teraba, bruit (-), lien tidak teraba.


Nyeri tekan abdomen regio epigastrium, lumbal
dekstra, lumbal sinistra, umbilikus.

M. Genitourinaria
N.

C.

Dinding perut sejajar dengan dinding thorax,


venektasi (-), caput medusae (-)

sekret (-), radang (-)

Ekstremitas
Superior dekstra

Pitting edema (-), spoon nail (-), kuku pucat (-),


clubing finger (-), palmar eritema (-), palmar
ikterik(-)

Superior sinistra

Pitting edema (-) spoon nail (-), kuku pucat (-),


clubing finger (-), palmar eritema (-), palmar
ikterik(-)

Inferior dekstra

Pitting edema (-), spoon nail (-) kuku pucat (-),


clubing finger (-), nyeri genu (-), oedem genu (-),
plantar pedis ikterik (-)

Inferior Sinistra

Pitting edema (-), spoon nail (-) kuku pucat (-),


clubing finger (-) ,nyeri genu (-), oedem genu (-),
plantar pedis ikterik (-)

RESUME
Nyeri perut dirasakan sejak 10 hari SMRS, nyeri perut terasa panas di ulu hati,
nyeri dirasakan terus menerus semakin hari semakin bertambah, nyeri perut timbul

semakin memberat jika pasien telat makan, nyeri perut membaik jika pasien minum
atau makan, mual (+) dirasakan sejak timbul nyeri perut, muntah (-). Demam (+)
sejak 10 hari yang lalu, demam dirasakan terus menerus dan turun jika minum obat
warung, BAB (-) sejak 7 hari yang lalu, BAK normal.
Pasien mengaku punya riwayat maag, makan tidak teratur dan riwayat rawat di
Rumah Sakit 1 bulan yang lalu dengan keluhan yang sama.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaan kompos mentis,
status gizi normoweight, lidah coated tongue, bising usus meningkat 10x/menit, nyeri
tekan abdomen regio epigastrium, lumbal dekstra, lumbal sinistra, umbilikus.
D.
-

E.
-

F.

ASSESSMENT
Observasi febris suspek tifoid
Diagnosis differential :
- Demam dengue
- Demam berdarah dengue
- Hepatitis akut
- Malaria
- Infeksi salurah kemih
Dispepsia
Diagnosis differential :
- Gastritis
- Ulkus peptikum
PLANNING
Lab. Darah rutin
Kimia darah
Uji widal

TERAPI
Non farmakologi
- Diet lambung II
Farmakologi
-

Inf. RL 20 tpm
Inj. Ceftriakson 2x1 gram (skin test)
Inj. Ranitidin 2x1 50 mg
Parasetamol bila demam
Dulcolax 1 supp (ekstra)
Antasid 3x1 tab

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.Pemeriksaan Laboratorium
a. Laboratorium Darah
Tanggal 1 November 2012
Darah rutin
Pemeriksaan
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
Limfosit
Monosit
Granulosit
Limfosit%
Monosit%
Granulosit%

Hasil
14.9
10.5
4.04
34.9
129
86.4
36.9
42.7
11.4
7.2
3.5
0.6
6.4
33.7
5.5
60.8

Nilai rujukan
14.0-18.0
4.0-10
4.0-6.2
40-58
200-400
80-90
27-34
32-36
10-16
7-11
1.7-3.5
0.2-0.6
2.5-7
25-35
4-6
50-80

Satuan
g/dl
Ribu
Juta
%
Ribu
Mikro m3
Pg
g/dl
%
Mikro m3
10^3/mikroL
10^3/mikroL
10^3/mikroL
%
%
%

Hasil
0.093
12.7

Nilai rujukan
0.2-0.5
10-18

Satuan
%
%

75
61
17.3
1.03
17
11
7.28

74-106
<120
10-50
0.62-1.1
0-50
0-50
6-8

mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
U/L
U/L
g/dl

4.50
2.78
5.13
164
62

3.4-4.8
2.0-4.0
2-7
<225
70-140

g/dl
g/dL
mg/dl
mg/dl
mg/dl

Non reaktif

Non reaktif

Kimia darah
Pemeriksaan
PCT
PDW
Kimia Klinik
Gula darah puasa
Gula darah 2 jam PP
Ureum
Creatinin
SGOT
SGPT
Protein total
Albumin-globulin
Albumin
Globulin
Uric acid
Cholesterol
Triglycerid
Serologi
HbsAg

Uji Serologi Widal tanggal 2 November 2013


Pemeriksaan
Serologi widal
S. typhi O
S. paratyphi A-H
S. typhi H

Hasil

Nilai rujukan

Negatif
Negatif
Negatif

Negatif
Negatif
Negatif

Feses rutin tanggal 4 November 2013


Pemeriksaan
SEKRESI DAN EKSKRESI
Mikroskopis
Warna
Konsistensi
Lendir
Darah
Mikroskopis
Lekosit
Eritrosit
Amoeba
Telur cacing
Sisa makanan
Lain-lain
Benzidin test

Hasil

Nilai Rujukan

Kuning
Lembek
Negatif
Negatif

Negatif
Negatif

Negatif
Negatif
Positif
Negatif

Negatif

Negatif

Follow up dari tanggal 1 November 2013-12 November 2013


Tanggal
1-11-2013

Subject
Object
Assessment
Sakit perut
- TD : 100/60 mmHg, - Obs. Febris hari
disekitar ulu hati
N: 80x/mnt, RR :
ke-10 susp.
terasa panas dan
24x/mnt, S :
Tifoid

Planning
Inf. RL 20 tpm
Inj. Ceftriakson
2x1 gram (skin

perih, mual (+),


36,8C
- Bising usus
muntah (-),
meningkat
BAB (-) sejak 7
10x/mnt
hari yang lalu,
Nyeri
tekan
BAK normal
abdomen regio

2-11-2013

Dd : demam
berdarah dengue,
hepatitis akut,
malaria
- Dispepsia
- dd : gastritis,
ulkus peptikum

Nyeri perut di - TD : 100/60 mmHg, - Obs. Febris hari


ulu hati (+),
N : 84x/mnt, RR :
ke-11 susp.
lemas (+), panas
20x/mnt, S : 37C
Tifoid
Bising
usus
terasa menggigil
Dd : demam
meningkat
(+), mual (+),
berdarah dengue,
10x/mnt
BAB (+)
hepatitis akut,
- Nyeri tekan
malaria
abdomen regio

test)
Inj. Ranitidin 2x1
50 mg
Parasetamol bila
demam
Dulcolax 1 supp
(ekstra)
Antasid 3x1 tab
Terapi lanjut
Pemeriksaan :
Darah rutin
Feses rutin

- Dispepsia

- Rumple leed (-)


3-11-2013

dd : gastritis,
ulkus peptikum

Perut terasa
- TD : 120/70, N :
- demam tifoid
- dispepsia
panas, mual (+),
82x/mnt, RR :
muntah (-),
20x/mnt, S: 36,4C
Bising
usus
badan terasa
meningkat
panas (+), BAB
10x/menit.
lembek.
- Nyeri tekan
abdomen regio

Terapi lanjut

Rumple leed (-)


Hb : 13.9 ()
Ht : 37.4 ()
Trombosit : 161.000
()
- MCHC : 37.2 ()
4-11-2013

Nyeri perut (+), - TD : 120/80, N :


- demam tifoid
- dispepsia
mual (+), BAB
82x/mnt, RR :
lembek .
20x/mnt, S: 36,3C
- Bising usus
meningkat

Terapi lanjut

10x/menit.
- Nyeri tekan
abdomen regio

- Rumple leed (-)


- Ht : 36.3 ()
- Trombosit : 170.000
()
- MCH : 34.1 ()
- MCHC : 39.1 ()
5-11-2013

6-11-2013

Nyeri perut
- TD : 120/70, N :
- demam tifoid
- dispepsia
(+),perut terasa
82x/mnt, RR :
panas, mual (-),
20x/mnt, S: 36C
- Bising usus
muntah (-),
meningkat
BAB lembek
10x/menit.
- Nyeri tekan
abdomen regio

Perut terasa
panas, mual
muntah (-),
BAB lembek

- Ht : 35.3 ()
- Trombosit : 172.000
()
- MCH : 35.1 ()
- MCHC : 40.2 ()
- Limfosit : 1.6 ()
- Limfosit% : 24.8
- ()
- TD : 120/80, N :
- demam tifoid
dispepsia
76x/mnt, RR :
20x/mnt, S: 36,5C
- Bising usus
meningkat
8x/menit.
- Nyeri tekan
abdomen regio

- Hb : 13.3 ()
- Eritrosit : 3.65 ()

Terapi lanjut
Scopamin tab
10mg 4x 2

Terapi lanjut

7-11-2013

8-11-2013

9-11-2013

Hematokrit ()
Trombosit : 136 ()
MCH : 36.4 ()
MCHC : 41.7 ()
Monosit% : 6.9 ()
perut terasa
TD : 120/80, N :
- demam tifoid
- dispepsia
panas
76x/mnt, RR :
berkurang, mual
20x/mnt, S: 36,5C
- Bising usus
muntah (-),
meningkat
BAB normal
6x/menit.
- Nyeri tekan
abdomen regio

- Hb : 13.7g/dl()
- Eritrosit : 3.84juta
()
- Trombosit : 122.000
()
- MCV : 108.1 ()
- MCH : 35.7 ()
- Monosit% : 6.1 ()
perut terasa
- TD : 120/80, N :
- Demam tifoid
- dispepsia
panas
76x/mnt, RR :
berkurang, mual
20x/mnt, S: 36,5C
- Bising usus
muntah (-),
meningkat
BAB normal
6x/menit.
- Nyeri tekan
abdomen regio

Nyeri perut
- TD : 120/80, N :
- Demam tifoid
- dispepsia
berkurang, mual
80x/mnt, RR :
muntah (-),
20x/mnt, S: 36,3C
- Bising usus 5x/menit
BAB normal
- Nyeri tekan
abdomen regio

Terapi lanjut

Terapi lanjut
Stop scopamin

Terapi lanjut

10-11-2013

11-11-2013

12-11-2013

- Trombosit : 172.000
()
Nyeri perut
- TD : 110/60, N :
- Demam tifoid
- dispepsia
berkurang, mual
78x/mnt, RR :
muntah (-),
20x/mnt, S: 36,8C
Bising
usus 5x/menit
BAB normal
- Nyeri tekan
abdomen regio

- Trombosit : 177.000
()
Nyeri perut
- TD : 110/70, N :
- Demam tifoid
- dispepsia
berkurang, mual
80x/mnt, RR :
muntah (-) BAB
20x/mnt, S: 36C
Bising
usus 5x/menit
(N)
- Nyeri tekan
abdomen regio

Tidak ada
keluhan

- Trombosit : 188.000
()
- TD : 110/70, N :
- Demam tifoid
- dispepsia
80x/mnt, RR :
20x/mnt, S: 36C
- Bising usus 5x/menit
- Tidak ada nyeri
tekan

Terapi lanjut

Terapi lanjut

Pulang

DEMAM TIFOID

Definisi
Demam tifoid adalah Adalah demam akut yg disebabkan oleh Salmonella typhii bisa
juga oleh Salmonella enteriditis bioserotip paratyphii A dan Salmonela enteriditis serotip
paratyphi B disebut demam paratifoid.
Etiologi
Bakteri salmonella bentuk Batang, tidak berspora, Gram negatif, warna merah, ukuran
1-3,5 um X 0,5-0,8 um. Mempunyai flagel peritrikh kecuali Salmonella pullorum dan
Salmonella gallinarum, Aerob dan fakultatif anaerob pd suhu 15-41O C suhu pertumbuhan
optimum 37,5 C pH pertumbuhan 6-8, kuman mati pada suhu 56OC juga pada keadaan kering.
Dalam air biasa tahan selama 4 minggu. Hidup subur pd medium mngandung garam empedu.
Patofisiologi

Gejala klinis
Masa inkubasi 10-14hari. Gejala klasik : demam tinggi pada minggu ke-2 dan ke-3,
mgg ke-4 simtom hilang. Sifat demam meningkat perlahan pada sore terutama malam hari.
Gejala lain : anoreksia, malaise, nyeri otot, sakit kepala, batuk, obstipasi atau diare, rasa tidak
enak diperut, mual,muntah, epistaksis.
Suhu badan meningkat, bradikardia relatif, lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi
dan ujung merah serta tremor), hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan mental
berupa somnolen, sopor, koma, delirium, atau psikosis. Roseola jarang ditemukan pada orang
Indonesia.
Pemeriksaan Laboratorium
Biasanya leukopenia
Anemia ringan
Trombositopenia

Aneosinofilia maupun limfopenia


LED meningkat
SGOT dan SGPT seringkali meningkat, kembli normal setelah sembuh
Kultur darah
Uji widal
Untuk deteksi antibodi kuman S.typhi . Terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen
kuman dengan antibodi yg disebut aglutinin.
Aglutinin O (dr tubuh kuman). Aglutinin H (flagela kuman) dan Aglutinin Vi (simpai
kuman) dari ke3nya hanya aglutinin O dan H untuk diagnosis.
Faktor yang mempengaruhi uji widal :
-

Pengobatan dini dengan antibiotik


Gangguan pembentukan antibodi, dan pemberian kortikosteroid
Waktu pengambilan darah
Daerah endemik atau non endemik
Riwayat vaksinasi
Reaksi amnestik, yaitu peningkatan titer aglutinin pada infeksi bukan demam tifoid
akibat infeksi demam tifoid masa lalu atau vaksinasi
Faktor teknik pemeriksaan laboratorium, akibat aglutinasi silang, dan strain
salmonella yang digunakan untuk suspensi antigen.

Uji Tubex
Uji semikuantitatif kolometrik yang cepat (beberapa menit) dan mudah utk dikerjakan
Mendeteksi antibodi anti S.typhi 09 pd serum pasien dgn cara menghambat ikatan
antara IgM anti 09 yg trkonjugasi pada partikel latex yg brwarna dgn lipopolisakarida
S.typhi yg terkonjugasi pd partikel magnetik latex.
Hasil positif menunjukan infeksi Salmonella serogroup D walau tdk spesifik.
S.paratyphi memberikan hasil negatif.
Skor

Interpretasi

<2

Negatif : tidak menunjuk infeksi tifoid


aktif

Borderline : pengukuran tdk dpt


disimpulkan. Ulangi pengujian apabila
msh meragukan lakukan pengulangan
bbrp hr kemudian

4-5

Positif : menunjukan infeksi tifoid aktif

>6

Positif : indikasi kuat infeksi tifoid aktif

Uji tyhphidot
Mendeteksi antibodi IgM dan IgG yg terdapat pd protein membran luar S.typhi.
Hasil positif : 2-3 hari setelah infeksi dan dpt mengidentifikasi secara spesifik
antibodi IgM dan IgG thdp antigen S.typhi seberat 50 kD yg tdpt pd strip
nitroselulosa.
Uji IgM dipstick
Mendeteksi antibodi IgM spesifik S.typhi pada spesimen serum atau whole blood.
Menggunakan strip yg mengandung LPS S.typhoid dan anti IgM (kontrol).
Secara semikuatitatif diberikan penilaian terhadap garis uji dengan
membandingkannya dengan reference strip.
Penatalaksanaan
Trilogi penatalaksanaan demam tifoid
1. Istirahat dan perawatan
2. Diet dan terapi penunjang (simtomatik dan suportif)
3. Pemeberian antimikroba
Tirah baring dan perawatan mencegah terjadinya komplikasi. Makanan padat dini yaitu
nasi dan lauk pauk rendah selulosa ( menghindari sementara sayuran yang berserat) dapat
diberikan dengan aman pada pasien demam tifoid.
Pemberian antimikroba :
Kloramfenikol : obat pilihan utama. Dosis 4x500mg/hari peroral atau IV. Diberikan 7
hari bebas panas.
Tiamfenikol : dosis 4x500mg, demam rata2 menurun pada hari ke 5 sampai ke-6
Kotrimikazol : dosis 2x2 (1 tablet mengandung sulfametoksazol 400mg dan 80mg
trimetoprim) diberikan selama 2 minggu.
Ampisilin dan amoksisilin : kemampuan menurunkan panas lebih rendah dibanding
yg lain. Dosis 50-150 mg/kgBB dan digunakan selama 2minggu.

Sefalosporin generasi ke-3 : seftriakson dosis 3-4 gr dlm dekstrosa 100cc diberikan
selama jam perinfus sekali sehari, diberikan selama 3 -5 hari.

golongan fluorokuinolon : Norfloksasin dosis 2x400mg/hr slm 14hari.


siprofloksasin dosis 2x500mg/hr slm 6 hr. Ofloksasin dosis 2x400mg/hr selama 7hr.
Pefloksasin dosis 400mg/hr selama 7hari. Fleroksasin dosis 400 mg/hr slm 7 hari.

Anda mungkin juga menyukai