Refrat Otitis Media Efusi
Refrat Otitis Media Efusi
PENDAHULUAN
yang sama dengan Indonesia, Sani melaporkan prevalensi OME pada anak
prasekolah usia 5-6 tahun sebesar 13,6%. Di Indonesia telah dilaporkan penelitian
di Jakarta yang dilakukan di TK dan SD Al-Azhar pada anak usia 4-12 tahun
didapatkan prevalensi OME sebesar 23,71%.2
Diagnosis OME pada anak lebih sukar ditegakkan oleh karena keluhan
yang tidak jelas. Kecurigaan dapat dimulai adanya gangguan pendengaran pada
anak yang bisa sertai dengan kemunduran dalam pelajaran sekolah. Sedangkan
pemeriksaan telinga seringkali ditemukan secara tidak sengaja adanya kelainan
pada saat skrining pemeriksaan telinga dan pendengaran disekolah-sekolah.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Yang kedua adalah meatus akustikus eksternus atau dikenal juga dengan
liang telinga luar. Meatus akustikus eksternus merupakan sebuah tabung berkelok
yang menghubungkan aurikula dengan membran timpani. Pada orang dewasa
panjangnya lebih kurang 1 inchi atau kurang lebih 2,5 cm,dan dapat diluruskan
untuk memasukkan otoskop dengan cara menarik aurikula ke atas dan belakang.
Pada anak kecil aurikula ditarik lurus kebelakang, atau ke bawah dan belakang.
Bagian meatus yang paling sempit adalah kira-kira 5 mm dari membran timpani. 3,
4, 5
Rangka sepertiga bagian luar meatus adalah kartilago elastis, dan dua
pertiga bagian dalam adalah tulang yang dibentuk oleh lempeng timpani. Meatus
dilapisi oleh kulit dan sepertiga luarnya mempunyai rambut, kelenjar sebasea, dan
glandula seruminosa. Glandula seruminosa ini adalah modifikasi kelenjar keringat
yang menghasilkan sekret lilin berwarna coklat kekuningan yang dinamakan
serumenatau minyak telinga. Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah
infeksi.3,4,5
Saraf sensorik yang melapisi kulit pelapis meatus berasal dari n.
aurikulotemporalis dan ramus aurikularis N. Vagus. Sedangkan aliran limfe
menuju kelenjar parotis superfisialis, mastoid, dan servikalis superfialis.6
2.1.2
Telinga Tengah
Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis
temporalis yang dilapisi oleh membrana mukosa. Ruang ini berisi tulang-tulang
pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran membran timpani (gendang
telinga) ke perilympha telinga dalam. Kavum timpani berbentuk celah sempit
yang miring, dengan sumbu panjang terletak lebih kurang sejajar dengan bidang
membran timpani. Di depan, ruang ini berhubungan dengan nasofaring melalui
tuba auditiva dan di belakang dengan antrum mastoid.6
Telinga tengah mempunyai atap, lantai, dinding anterior, dindingposterior,
dinding lateral, dan dinding medial, yaitu:
-
Atap dibentuk oleh lempeng tipis tulang, yang disebut tegmen timpani,
yang merupakan bagian dari pars petrosa ossis temporalis. Lempeng
Pada bagian atas dinding anterior terdapat muara dari dua buah
saluran. Saluran yang lebih besar dan terletak lebih bawah menuju tuba
auditiva, dan yang terletak lebih atas dan lebih kecil masuk ke dalam
saluran untuk m. tensor timpani.
A. Membran Timpani
Membran timpani adalah membrana fibrosa tipis yang berwarna kelabu
mutiara. Membran ini terletak miring, menghadap ke bawah, depan, dan lateral.
Permukaannya konkaf ke lateral. Pada dasar cekungannya terdapat lekukan kecil,
yaitu umbo, yang terbentuk oleh ujung manubrium mallei. Bila membran terkena
cahaya otoskop, bagian cekung ini menghasilkan "reflekscahaya", yang memancar
ke anterior dan inferior dari umbo.4, 5, 6
Membran timpani berbentuk bulat dengan diameter lebih-kurang 1 cm.
Pinggirnya tebal dan melekat di dalam alur pada tulang. Alur itu, yaitu sulkus
timpanikus, di bagian atasnya berbentuk incisura. Dari sisi-sisi incisura ini
berjalan dua plika, yaitu plika mallearis anterior dan posterior, yang menuju ke
processus lateralis mallei. Daerah segitiga kecil pada membran timpani yang
dibatasi oleh plika-plika tersebut lemas dan disebut pars flaccida. Bagian lainnya
tegang disebut pars tensa. Manubrium mallei dilekatkan di bawah pada
permukaan dalam membran timpani oleh membran mukosa. Membran timpani
sangat
peka
terhadap
nyeri
dan
permukaan
luarnya
dipersarafi
oleh
prominentia
D. Tuba Eustachius
Tuba Eustachius merupakan saluran yang menghubungkan kavum timpani
dengan nasofaring. Panjang tuba eustachius adalah 37 mm. Tuba Eustachius
terbentang dari dinding anterior kavum timpani kebawah, depan, dan medial
sampai ke nasofaring. Sepertiga bagian posterior-nya adalah tulang dan dua
pertiga bagian anteriornya adalah kartilago. Tuba berhubungan dengan nasofaring
dengan berjalan melalui pinggir atas m. constrictor pharynges superior. 6,8
Anatomi tuba Eeustachius dibagi menjadi dua bagian yaitu:8
1. Pars osseus
2. Pars kartilagines
Pertemuan antara pars osseus dan pars kartilagines merupakan daerah yang
paling sempit yang disebut isthmus. pars osseus bermuara pada kavum timpani
pada dinding anterior, bagian ini selalu terbuka. Pars osseus merupakan 1/3
panjang dari tuba Eustachius.
Pars kartilagines merupakan 2/3 panjang tuba Eustachius. Berbentuk
seperti terompet. Bagian ini bermuara nasofaring dan selalu dalam keadaan
tertutup. Baru terbuka apabila ada kontraksi muskulus levator veli palatini (pada
saat menguap atau menelan).
Perbedaan tuba Eustachius pada anak dan dewasa yang menyebabkan
meningkatnya insiden otitis media pada anak-anak.Panjang tuba pada anak
setengah panjang tuba dewasa, sehingga sekret nasofaring lebih mudah refluks ke
dalam telinga tengah melalui tuba yang pendek. Arah tuba bervariasi pada anak,
sudut antara tuba dengan bidang horizontal adalah 10. Sedangkan pada dewasa
45. Sudut antara tensor veli palatini dengan kartilago bervariasi pada anak-anak
tetapi relatif stabil pada dewasa. Perbedaan ini dapat membantu menjelaskan
pembukaan lumen tuba (kontraksi tensor veli palatini) yang tidak efisien pada
anak-anak. Masa kartilago bertambah dari bayi sampai dewasa. Densitas elastin
pada kartilago lebih sedikit pada bayi tetapi densitas kartilago lebih besar. Pada
anak-anak banyak lipatan mukosa di lumen tuba Eustachius, hal ini dapat
menjelaskan peningkatan compliance tuba pada anak-anak.9,10
10
E. Antrum Mastoid
Antrum mastoid terletak di belakang kavum timpani di dalam pars petrosa
ossis temporalis, dan berhubungan dengan telinga tengah melaluiauditus ad
antrum, diameter auditus ad antrum lebih kurang 1 cm.11
Dinding anterior berhubungan dengan telinga tengah dan berisi auditus ad
antrum, dinding posterior memisahkan antrum dari sinus sigmoideus dan
cerebellum. Dinding lateral tebalnya 1,5 cm dan membentuk dasar trigonum
suprameatus. Dinding medial berhubungan dengan kanalis semisirkularis
posterior. Dinding superior merupakan lempeng tipis tulang, yaitu tegmen
timpani, yang berhubungan dengan meningen pada fosa kranii media dan lobus
temporalis cerebri. Dinding inferior berlubang-lubang, menghubungkan antrum
dengan cellulae mastoideae.11
2.1.3
Telinga Dalam
11
yaitu
perilympha,
yang
di
dalamnya
terdapat
labyrinthus
membranaceus.6,11
Vestibulum,
merupakan
bagian
tengah
telinga
dalam
osseus,
12
Ketiga
canalis
semisirkularis,
yaitu
canalis
semisirkularis
dalam
vestibulum
melalui
lima
lubang,
salah
satunya
terdiri atas utriculus dan sacculus, yang terdapat di dalam vestibulum osseus; tiga
duktus semisirkularis, yang terletak di dalam kanalis semisirkularis osseus; dan
duktus koklearis yang terletak di dalam koklea. Struktur-struktur ini saling
berhubungan dengan bebas.11
Utriculus adalah yang terbesar dari dua buah saccus vestibuli yang ada,dan
dihubungkan tidak langsung dengan sacculus dan ductus endolymphaticus oleh
ductus utriculosaccularis.11
Sacculus berbentuk bulat dan berhubungan dengan utriculus, seperti sudah
dijelaskan di atas. Ductus endolymphaticus, setelah bergabung denganductus
utriculo saccularis akan berakhir di dalam kantung buntu kecil, yaitu saccus
endolymphaticus. Saccus ini terletak di bawah duramater pada permukaan
posterior pars petrosa ossis temporalis.11
Pada dinding utriculus dan sacculus terdapat reseptor sensorik khususyang
peka terhadap orientasi kepala akibat gaya berat.11
Duktus semisirkularis meskipun diameternya jauh lebih kecil dari kanalis
semisirkularis, mempunyai konfigurasi yang sama. Ketiganya tersusuntegak lurus
satu terhadap lainnya, sehingga ketiga bidang terwakili. Setiap kali kepala mulai
atau berhenti bergerak, atau bila kecepatan gerak kepala bertambah atau
berkurang, kecepatan gerak endolympha di dalam duktus semisirkularis akan
berubah sehubungan dengan hal tersebut terhadap dinding duktus semisirkularis.
Perubahan ini dideteksi oleh reseptor sensorik di dalam ampulla ductus
semicircularis.11
Duktus koklearis berbentuk segitiga pada potongan melintang dan
berhubungan dengan sacculus melalui ductus reuniens. Epitel sangat khusus yang
terletak di atas membrana basilaris membentuk organ Corti (organspiralis) dan
mengandung reseptor-reseptor sensorik untuk pendengaran.11
14
Otitis media dengan efusi (selanjutnya disebut OME) adalah suatu proses
pada inflamasi pada mukosa telinga tengah yang tandai dengan adanya cairan non
purulen (serous atau mukus) di dalam telinga tengah, tanpa tanda-tanda infeksi
akut. Penyakit ini mempunyai banyak sinonim antara lain glue ear, allergic otitis
media, mucoid ear, otitis media sekretoria, non suppurative otitis media dan otitis
media serosa.8,13
Apabila efusi tersebut encer otitis media serosa dan apabila efusi tersebut
kental seperti lem otitis media mukoid (glue ear). Otitis media serosa terjadi
terutama akibat adanya transudat atau plasma yang mengalir dari pembuluh darah
ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi akibat adanya perbedaan tekanan
hidrostatik, sedangkan pada otitis media mukoid cairan yang ada di telinga tengah
timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang terdapat didalam mukosa
telinga tengah dan tuba Eustachius. Faktor yang berperan utama dalam keadaan
ini adalah terganggunya fungsi tuba Eustachius. Faktor lain yang dapat berperan
sebagai penyebab adalah adenoid, hipertrofi, adenoitis, sumbing palatum (cleftpalate), tumor di nasofaring, barotrauma, sinusitis, rhinitis. Keadaan alergik
sering berperan sebagai faktor tambahan dalam timbulnya cairan ditelinga tengah
(efusi di telinga tengah). 13
Beberapa ahli memberi batasan yaitu otitis media efusi adalah keadaan
terdapat cairan di telinga tengah baik berbentuk nanah, sekret encer, ataupun
sekret yang kental (mucoid glue ear). Dengan kata lain otitis media efusi dapat
berupa otitis media serosa/otitis media sekretoria/otitis media mukoid/otitis media
efusi terbatas pada keadaan dimana terdapat efusi dalam kavum timpani dengan
membran timpani utuh tanpa tanda-tanda radang. Bila efusi tersebut berbentuk
pus, membran timpani utuh dan disertai tanda-tanda radangmaka disebut otitis
media akut (OMA).13
Pada dasarnya otitis media serosa dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
1. Otitis media serosa akut13
15
Idiopatik
Batasan antara kondisi otitis media kronik hanya pada cara terbentuknya
sekret. Pada otitis media serosa akut sekret terjadi secara tiba-tiba di telinga
tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga, sedangkan pada keadaan kronis
sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga
yang berlangsung lama.13
Otitis media serosa kronik lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan
otitis media serosa akut lebih sering terjadi pada orang dewasa. Otitis media
serosa unilateral pada orang dewasa tanpa penyebab yang jelas harus selalu
dipikirkan kemungkinan adanya karsinoma nasofaring.13
Sekret pada otitismedia serosa kronik dapat kental seperti lem, maka
disebut glue ear. Otitis media serosa kronik dapat juga terjadi sebagai gejala sisa
dari otitis media akut (OMA) yang tidak sembuh sempurna.13
16
kronik. pembesaran
tonsil
akan menyebabkan
Patofisiologis
Dalam kondisi normal, mukosa telinga bagian dalam secara konstan
18
sekitar saluran, tersumbatnya saluran menyebabkan transudasi, dan datangnya selsel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh
bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah
nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran
Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah
terkumpul di belakang gendang telinga.16
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu
karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga
dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas.
Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 dB (bisikan halus).
Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran
hingga 45 dB (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa
nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat
merobek gendang telinga karena tekanannya.16
Saat lahir tuba Eustchius berada pada bidang paralel dengan dasar
tengkorak, sekitar 10 dari bidang horisontal, dan memiliki lumen yang pendek
dan sempit. Semakin bertambah usia, terjadi perubahan bermakna, terutama saat
mencapai usia 7 tahun, di mana lumen tuba Eustchius lebih panjang dan lebar,
serta ujung proksimal tuba Eustchius di nasofaring terletak 2-2.5 cm di bawah
orifisium tuba Eustchius di telinga tengah atau membentuk sudut 45terhadap
bidang horisontal telinga. Dengan struktur yang demikian, pada anak usia
dibawah 7 tahun lebih mudah mengalami OME. Selain itu terdapat pula beberapa
faktor resiko pada anak, antara lain:16
a. Faktor resiko anatomi: anomali kraniofasial, down syndrome, celah
palatum, hipertrofi adenoid, dan GERD.
b. Faktor resiko fungsional: cerebral palsy, down syndrome, kelainan
neurologis lainnya, dan imunodefisiensi.
c. Faktor resiko lingkungan: bottle feeding, menyandarkan botol di mulut
pada posisi tengadah (supine position), rokok pasif, status ekonomi
rendah, banyaknya anak yang dititipkan di fasilitas penitipan anak.16
19
Terjadi penurunan yang tajam dari prevalensi terjadinya OME pada anakanak dengan usia diatas 7 tahun, yang menandakan meningkatnya fungsi tuba
Eustachius dan matangnya sistem imun.16
Barotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang
tiba-tiba diluar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau penyelam, yang
menyebabkan tuba gagal untuk membuka. Apabila perbedaan tekanan melebihi 90
cmHg, maka otot yang normal aktivitasnya tidak mampu membuka tuba. Pada
keadaan ini terjadi tekanan negatif di rongga telinga tengah, sehingga cairan
keluar dari pembuluh kapiler mukosa dan kadang-kadang disertai ruptur
pembuluh darah, sehingga cairan di telinga tengahdan rongga mastoid tercampur
darah.
2.2.4
Diagnosis
Diagnosis OME seringkali sulit ditegakkan karana prosesnya sendiri yang
kerap tidak bergejala (asimptomatik), atau dikenal dengan silent otitis media.
Dengan absennya gejala seperti nyeri telinga, demam, ataupun telinga berair,
OME sering tidak terdeteksi baik oleh orang tuanya, guru, bahkan oleh anaknya
sendiri.15
1. Anamnesis (gejala klinik) meliputi:
20
untuk
mengukur
perubahan
impedans
akustik
21
Normal
22
Penatalaksanaan
A. Medikamentosa
Pengobatan OME langsung diarahkan untuk memperbaiki ventilasi normal
telinga tengah. Untuk kebanyakan penderita, kondisi ini diperoleh secara alamiah,
terutama jika berasosiasi dengan ISPA yang berhasil disembuhkan. Artinya
banyak OME yang tidak membutuhkan pengobatan medis. Akan lebih baik
menangani faktor predisposisinya, misalnya: jika dikarenakan barotrauma, maka
aktivitas yang berpotensi untuk memperoleh barotrauma berikutnya, seperti:
penerbangan atau menyelam, sebaiknya dihindarkan. Strategi lainnya adalah
menghilangkan atau menjauhkan dari pengaruh asap rokok, menghindarkan anak
dari fasilitas penitipan anak, menghindarkan berbagai alergen makanan atau
lingkungan jika anak diduga kuat alergi atau sensitif terhadap bahan-bahan
tersebut.16
Pengobatan pada barotrauma biasanya cukup dengan cara konservatif saja,
yaitu dengan memberikan dekongestan lokal atau dengan melakukan perasat
Valsava selama tidak terdapat infeksidi jalan napas atas. Apabila cairan atau cairan
yang bercampur darah menetap di telinga tengah sampai beberapa minggu, maka
23
eritromisin,
trimetropim-sulfametoksazol,
atau
eritromisin-
24
Lini kedua
25
hanya memberikan hasil jangka pendek dengan kejadian OME rekuren yang
tinggi, serta resiko gejala sisa maka kortikosteroid tidak lagi direkomendasikan.15
B. Pembedahan
Keputusan untuk melakukan intervensi bedah tidak hanya berdasarkan
lamanya penyakit. Derajat gangguan pendengaran dan frekuensi serta parahnya
gangguan pendahulu yang juga perlu dipertimbangkan. Gangguan seringkali
bilateral, namun anak dengan cairan yang sedikit, gangguan pendengaran
minimal, atau dengan gangguan unilateral dapat diobati lebih lama dengan
pendekatan yang lebih konservatif. Sebaliknya, penipisan membran timpani,
retraksi yang dalam, gangguan pendengaran yang bermakna dapat merupakan
indikasi untuk miringotomi segera. Tuba ventilasi dibiarkan pada tempatnya
sampai terlepas sendiri dalam jangka waktu enam bulan hingga satu tahun.
Sayangnya karena cairan sering kali berulang, beberapa anak memerlukan tuba
yang dirancang khusus sehingga dapat bertahan lebih dari satu tahun. Keburukan
tuba yang tahan lama ini adalah menetapnya perforasi setelah tuba terlepas.
Pemasangan tuba ventilasi dapat memulihkan pendengaran dan memperbaiki
membran timpani yang mengalami retraksi berat terutama bila ada tekanan negatif
yang menetap.3
1. Myringotomy
Anak-anak yang tidak dapat di terapi dengan antibiotik profilaksis atau
dalam masa infeksi/peradangan dapat disarankan untuk dilakukan operasi
myringotomy. Prosedur ini dilakukan di bawah anestesi umum.15
Operasi yang disebut myringotomy meliputi pembukaan kecil (small
surgical incision: melubangi gendang telinga untuk mengeluarkan cairan yang
menumpuk di belakangnya) ke dalam gendang telinga untuk mengeluarkan cairan
dan menghilangkan rasa sakit. Bukaan (potongan/insisi) ini akan sembuh dalam
beberapa hari tanpa tanda atau luka pada gendang telinga.15,16
2. Pemasangan Tuba Ventilasi (Grommet's Tube)
26
kasus tertentu dapat merupakan masalah menetap yang tidak bisa dijelaskan. Pada
kasus-kasus demikian, penanganan medis dengan antibiotik sistemik atau tetes
telinga harus diteruskan untuk waktu yang lebih lama bahkan saat tuba masih
terpasang.3
2.2.6
Diagnosis banding
Terdapat beberapa hal yang tumpang tindih antara otitis media akut
(OMA) dan Otitis media efusi, sangat sulit membedakan keduanya pada
pemeriksaan kecuali terdapat otalgia dan demam. 15
OMA dapat dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat
menyerupai OMA. Efusi telinga tengah (middle ear effusion) merupakan tanda
yang ada pada OMA dan otitis media dengan efusi.Untuk membedakannya dapat
diperhatikan hal-hal berikut: 17
2.2.7
Prognosis
Otitis media dengan efusi biasanya hilang dengan sendirinya selama
beberapa
minggu
atau
bulan.
Pengobatan
28
dapat
mempercepat
proses
BAB III
PENUTUP
29
3.1. Ringkasan
Otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non
supuratif.Otitis media non supuratif nama lain adalah otitis media musinosa, otitis
media efusi, otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media mukoid (glue
ear).
Otitis media dengan efusi (OME) adalah suatu proses inflamasi pada
mukosa telinga tengah yang ditandai dengan adanya cairan non purulen (serous
atau mukus) di dalam telinga tengah, tanpa tanda-tanda infeksi akut. Apabila efusi
tersebut encer otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem
otitis media mukoid (glue ear).
Diagnosis OME seringkali sulit ditegakkan karena prosesnya sering
asimptomatik. OME dibuat berdasarkan pemeriksaan fisik telinga dengan
menemukan
cairan
di
belakang
membran
timpani
yang
normalnya
DAFTAR PUSTAKA
30
2007.
Otitis
MediaAcute.
(online),
(from:http://www.prodigy.nhs.uk/guidance.asp?gt=otitis%20media
%20-%20acute, diakses tanggal 7 April 2012)
31
32