1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pantai adalah perbatasan antara daratan dan lautan. Pantai dibagi
beberapa jenis berdasarkan material pembentuknya, salah satunya adalah
pantai berpasir. Pantai berpasir merupakan salah satu bentuk pantai yang sering
dijumpai di dunia. Pada lautan, terjadi pergerakan air laut yang biasa dikenal
dengan gelombang. Gelombang air laut disebabkan oleh angin, gaya gravitasi
antara matahari dengan bulan, maupun pergerakan antara lempeng bumi yang
menyebabkan gelombang tsunami. Dari sekian banyak jenis gelombang yang
dibagi oleh karena penyebab terjadinya gelombang tersebut, gelombang yang
disebabkan oleh angin merupakan gelombang yang memiliki energi terbesar dan
yang paling sering terjadi pada air laut. Dari yang diketahui oleh kita, arah
pergerakan gelombang yang disebabkan oleh angin bergantung pada arah angin
bergerak sedangkan gelombang air laut akan bergerak ke arah pantai oleh
karena beberapa hal. Pada saat gelombang air laut sampai di pantai, terdapat
energi yang diserap dan dikembalikan oleh pantai ke arah lautan. Peristiwa
tersebut mempengaruhi kondisi fisik pantai. Pada pantai yang dibentuk oleh
pasir, peristiwa yang terjadi adalah pemindahan/transport sedimen pasir dari
suatu lokasi ke lokasi lain, hal ini biasa dikenal dengan erosi. Dalam skala besar,
kejadian/fenomena erosi pantai dapat merubah garis pantai. Menurut sudut
pandang manusia pada umumnya, hal ini merupakan suatu bentuk kerugian
terutama dari segi ekonomi, politik, maupun social dibeberapa kejadian.
Walaupun
peristiwa
erosi
adalah
sesuatu
yang
alami,
dengan
dasar
pertimbangan yang dibuat oleh manusia, peristiwa erosi yang dapat merubah
geometri pantai harus dicegah atau diminimalisir. Terdapat banyak teknologi
yang ditemukan manusia untuk mengatasi hal ini, umumnya berbentuk
bangunan.
Bangunan
hasil
rekaan
manusia
untuk
mencegah
terjadinya
2. Kondisi Fisik
Daerah perairan Sampang terletak pada 7 o LS-115o BT pada selat Madura
yang berada di antara Pulau Jawa dan Pulau Madura yang ditujukan oleh gambar
. Daerah yang ditugaskan pada kami untuk desain bangunan tugas
besar ini berada pada Pantai Camplong, Jawa Timur yang ditunjukkan oleh
gambar ..
Data ketinggian muka air pasang surut Karang Kleta (Sebelah timur pelabuhan Tanjung Perak)
2.2.2. Analisis
Dari data yang dimiliki di atas, kita hanya dapat melihat pola dari pasang
surut dalam sebulan apabila diterjemahkan kedalam grafik kartesian. Dalam
desain bangunan pantai, karakteristik pasang surut yang diperlukan adalah nilai
HHWL (Highest High Water Level), MSL (Mean Sea Level), dan LLWL (Lowest Low
Water Level). Perhitungan untuk mencari nilai-nilai tersebut dapat menggunakan
metode Admiralty atau dengan MKT (Metode Kuadrat Terkecil). Perhitungan-
perhitungan tersebut cukup untuk desain oleh karena pasang surut yang
memiliki periode ulang 18,61 tahun.
Dari data pasang surut Karang Kleta bulan Juni 2005 didapatkan harga
konstituen pasang surut (gambar*********) melalui metoda kuadrat terkecil yang
menjadi dasar dari program ERGELV yang dipakai.
KONSTITUEN
M2
S2
N2
K2
K1
O1
P1
M4
MS4
SO
AMPLITUDO
57.13
28.86
15.18
6.25
50.23
31.94
14.38
.04
.15
.01
BEDA FASA
18.40
-28.60
-56.55
156.12
-64.38
-42.19
68.39
-19.52
10.34
=============================
========
Konstituen Pasang Surut Hasil Perhitungan Program ERGELV
2.2.3. Peramalan
Peramalan yang dipakai adalah cara Metode Kuadrat Terkecil yang dimulai
dengan mencari nilai dari konstituen-konstituen pasang surut daerah tersebut.
Dengan bantuan program ERG, pencarian nilai konstituen tersebut dapat
dilakukan apabila terdapat data hasil pengukuran lapangan tinggi pasang surut
di kawasan tersebut. Selain cara tersebut, pencarian nilai konstituen dapat
dilakukan dengan mellihat tabel pasang surut di buku yang dikeluarkan oleh
DISHIDROS. Setelah itu dengan persamaan******* tinggi pasut pada suatu waktu
dapat diketahui. Dalam pekerjaan ini, pemodelan dilakukan dengan bantuan
program ERG. Dari data pasang surut bulan Juni tahun 2005 menghasilkan nilai
konstituen daerah tersebut, setelah itu didapatkan nilai tinggi muka air
peramalan, dan dari tinggi muka air tersebut ditemukan beberapa nilai tinggi
muka air penting yang diperlukan dalam desain.
Dari titik yang ditinjau, kita dapat menghitung panjang fetch untuk tiap sudut
yang kita ambil. Berdasarkan rumus ******* untuk mendapatkan perhitungan
yang benar, digunakan maksimal besar sudutnya adalah 5. Dengan rumus di
bawah, dapat kita tentukan fetch efektif untuk tiap arah mata angin sebagai
berikut:
Arah
Deraj
Panjang
Utama
at
Fetch
8316.121
340
345
350
355
Utara
0
5
10
15
20
Arah
Deraj
3
7910.815
5
7637.599
8
7508.711
8
7618.316
8
8132.320
8
8400.788
8
8507.869
5
8591.413
8
Panjang
20
15
10
5
0
5
10
15
20
cos
0.93
F cos
98
7641.2
59
0.98
61
7521.5
48
0.99
67
7480.1
62
39
7618.3
0.99
17
8101.3
62
0.98
75
8273.1
48
0.96
62
8217.9
59
0.93
71
8073.2
97
8.77
88
70741.
32
68
cos
Total
7814.5
97
0.96
Fetch
F cos
8063.34
528
Fetch
Utama
at
25
30
35
T
imur
Laut
40
45
50
55
60
65
Fetch
8727.026
6
8968.925
5
9345.130
8
9857.941
9
10514.97
3
11358.45
81
12452.10
29
13886.50
95
16730.65
09
Arah
Deraj
Panjang
Utama
at
Fetch
19666.30
70
75
80
85
Timur
90
95
100
105
110
02
21890.95
45
21436.79
9
68911.16
2
844529.2
771
1050022.
615
510078.1
964
473088.2
873
333884.8
96
Total
20
15
10
5
0
5
10
15
20
20
15
10
5
0
5
10
15
20
0.93
8200.7
97
0.96
22
8663.3
59
0.98
17
9203.1
48
0.99
57
9820.4
62
29
10514.
1
0.99
97
11315.
62
0.98
24
12262.
48
0.96
93
13413.
59
0.93
34
15721.
97
8.77
67
99115.
32
77
cos
0.93
F cos
08
Fetch
Total
18480.
97
0.96
28
21145.
59
0.98
04
21111.
48
0.99
13
68648.
62
93
84452
11297.5
0.99
9.3
10460
62
0.98
27
50232
48
0.96
9
45696
59
0.93
8.2
31374
97
9.2
375344.
487
Arah
Deraj
Panjang
Utama
at
Fetch
85549.71
115
120
125
130
Tenggar
a
135
140
145
150
155
8
81547.82
72
61273.32
82
70796.07
37
69963.91
96
62294.52
71
57894.07
53743.30
04
50641.54
96
Arah
Deraj
Panjang
Utama
Selatan
at
Fetch
48733.38
160
165
170
175
180
185
190
28
50208.69
69
50327.40
46
51509.52
32
53430.61
01
54584.03
92
43125.75
21
20
15
10
5
0
5
10
15
20
20
15
10
5
0
5
10
8.77
32929
32
88
cos
0.93
F cos
44
78769.
59
0.98
15
60342.
48
0.99
45
70526.
62
67
69963.
0.99
92
62057.
62
0.98
48
57014.
48
0.96
53
51912.
59
0.93
04
47587.
97
8.77
49
57856
32
4.2
cos
0.93
F cos
45794.
97
0.96
4
48497.
59
0.98
88
49562.
48
0.99
82
51313.
62
51
53430.
Total
80390.
97
0.96
Fetch
0.99
61
54376.
62
0.98
33
42470.
48
58
65946.4
523
Fetch
Total
50794.3
752
195
200
51903.20
24
53262.70
12
Arah
Deraj
Panjang
Utama
at
Fetch
52956.42
205
210
215
220
Barat
Daya
225
230
235
240
245
5
52102.43
49
50743.21
15
51771.47
03
55213.21
25
57911.39
33
60091.19
48
61610.50
83
58838.34
77
Arah
Deraj
Panjang
Utama
Barat
at
Fetch
57443.47
250
255
260
265
270
98
10853.92
68
11547.64
59
54624.18
89
53476.81
6
15
20
20
15
10
5
0
5
10
15
20
20
15
10
5
0
0.96
50134.
59
0.93
64
50050.
97
8.77
57
44563
32
1.3
cos
F cos
0.93
49762.
97
0.96
76
50327.
59
0.98
09
49972.
48
0.99
31
51574.
62
46
55213.
1
0.99
21
57691.
62
0.98
02
59178.
48
0.96
27
59511.
59
0.93
18
55289.
97
8.77
96
48852
32
0.3
cos
0.93
F cos
53979.
97
0.96
21
10484.
59
0.98
09
11372.
48
0.99
21
54416.
62
1
33
53476.
82
Fetch
Total
55682.9
83
Fetch
Total
40678.4
847
275
280
285
290
57197.74
76
72945.01
6
25704.05
67
20760.40
86
Arah
Deraj
Panjang
Utama
at
Fetch
16504.37
295
300
305
310
Barat
Laut
315
320
325
330
335
8
14817.56
32
13060.63
43
10978.46
19
9838.313
7
9666.650
6
9370.540
3
9247.428
8874.035
2
5
10
15
20
20
15
10
5
0
5
10
15
20
0.99
56980.
62
0.98
09
71836.
48
0.96
82
24828.
59
0.93
21
19508.
97
8.77
4
35688
32
2.2
cos
0.93
F cos
Total
15509.
97
0.96
04
14312.
59
0.98
67
12862.
48
0.99
21
10936.
62
69
9838.3
Fetch
0.99
14
9629.8
62
0.98
66
9228.1
48
0.96
81
8932.3
59
0.93
3
8338.8
97
8.77
65
99588.
32
16
11351.3
529
Tabel Perhitungan Panjang Fetch (F) untuk Titik yang Diambil pada Selat Madura
Selanjutnya,
dari
(lampiran******),
data
dikelompokkan
angin
daerah
menurut
Sampang,
arah
Jawa
serta
Timur
kecepatannya
yang
dipakai
untuk
melakukan
desain
dan
pemodelan/peramalan
gelombang air laut yang dihitung dari hasil koreksi terhadap angin.
Kecepatan Angin (m/s)
4.06.09.0-
0-
0.5-
1.5-
0.5
1.5
4.0
6.0
9.0
0.83
0.28
1.29
NE
0.01
0.62
2.48
0.03
1.07
7.52
SE
1.37
6.94
0.01
0.74
SW
0.01
0.01
NW
Total
12.0-
>17
Total
17.0
.0
0.32
0.19
0.03
2.95
2.9
13.89
8.33
0.43
0.1
7.53
4.91
0.75
36.5
8.08
4.28
2.11
0.31
23.08
2.1
0.94
0.21
0.06
0.03
4.09
1.24
2.3
2.48
0.87
0.12
0.05
0.01
4.78
6.14
2.66
0.75
0.52
0.14
12.52
0.73
2.49
1.02
0.93
0.37
8.55
0.06
8.37
31.94
32.66
16.03
9.2
1.74
18.9
100
U RataRata
12.0
0
1
2.92
4.66
7.08
9.93
13.24
6
Rata-rata Distribusi Angin (%) Tahunan Menurut Kecepatan dan arahnya dari tahun 1992 sampai tahun
2006
n
199
N
1
E
2
E
1
E
1
S
1
W
1
W
1
2
199
5
1
0
1
7
2
7
1
5
1
2
2
20
3
199
2
1
2
2
0
1
5
1
8
2
7
1
20
4
199
4
1
5
1
8
1
5
1
4
1
6
2
21
5
199
3
1
1
1
5
1
4
1
8
8
0
1
0
1
25
14
6
199
0
1
5
1
4
1
0
1
0
1
4
1
7
199
2
1
4
1
2
1
0
1
5
1
14
8
199
0
1
9
1
2
1
2
1
0
1
9
200
0
1
3
2
5
2
4
1
8
2
6
1
2
2
12
0
200
2
2
0
1
0
2
7
1
0
1
3
1
1
1
18
1
200
1
1
3
2
8
1
6
1
7
1
1
1
22
2
200
4
1
3
1
8
2
8
1
2
1
8
1
0
1
15
3
200
2
2
9
1
0
2
8
2
1
1
0
1
6
2
20
4
200
0
2
8
1
5
2
0
2
2
2
3
1
0
1
20
5
200
0
1
6
2
7
2
0
1
0
1
0
1
2
2
25
6
7
0
2
5
0
5
0 30
Kecepatan angin terbesar pada masing-masing arah setiap tahunnya
fetch,
tegangan
angin,
dan
konstanta
gravitasi
yang
dipakai.
Perhitungan dilakukan untuk setiap kecepatan angin dan setiap arah angin
sehingga menghasilkan tinggi gelombang dan arahnya. Untuk pemudahan dalam
penyajian data, data dikelompokan menurut arah dan tinggi gelombang
(tabel**** dan gambar*****).
Calm
20-
40-
60-
70-
80-
120-
>1
Total
40
60
70
80
120
160
60
0.1
0.5
0.44
0.43
0.21
0.24
0.63
0.32
NE
1.19
1.07
1.04
0.47
0.54
1.71
0.98
36.5
SE
3.36
3.14
2.93
1.44
1.51
4.91
3.52
0.83
0.7
0.74
0.35
0.36
0.77
0.25
SW
W
NW
1.06
12.5
2
1.31
0.88
0.98
0.41
0.4
0.8
0.2
1.24
1.18
0.59
0.61
1.68
1.01
8
0.5
3
0
2.2
7
0.1
0.0
6
0
2.95
7.53
36.5
23.08
4.09
4.78
12.52
0.9
8.55
2
Rata-rata Distribusi Gelombang (%) Tahunan Menurut Tinggi Gelombangnya dari tahun 1992 sampai 2006
Tahu
n
N
247.9
NE
337.4
1992
6
205.6
5
205.6
1993
3
233.2
1994
SE
281.1
S
247.9
SW
5
247.9
177.9
147.5
5
337.4
3
460.9
6
247.9
177.9
5
361.2
7
219.2
5
191.9
6
233.2
163.2
147.5
435.4
8
460.9
1995
4
247.9
9
147.5
177.9
5
233.2
1996
177.9
205.6
6
219.2
177.9
205.6
177.9
219.2
7
233.2
1997
3
205.6
177.9
8
130.8
1998
177.9
163.2
219.2
3
233.2
177.9
147.5
8
112.9
163.2
205.6
1999
177.9
205.6
8
337.4
7
281.1
9
337.4
4
219.2
3
300.5
2000
3
361.2
5
219.2
5
263.7
5
281.1
8
219.2
5
385.5
2001
8
233.2
8
410.2
7
300.5
5
205.6
8
147.5
6
247.9
2002
7
205.6
7
314.0
5
300.5
3
191.9
6
337.4
2003
3
337.4
7
300.5
5
337.4
4
205.6
177.9
219.2
5
337.4
2004
5
337.4
5
263.7
5
337.4
3
337.4
5
460.9
2005
5
281.1
7
337.4
5
247.9
177.9
247.9
5
594.5
2006
5
5
0
6
177.9
6
Tinggi gelombang terbesar (cm) pada masing-masing arah
NW
337.4
mendapatkan
tinggi
gelombang
signifikan
(H s),
dilakukan
perhitungan statistika dengan metode Normal, Gumbel, Log-Normal, LogGumbel, dan Log-pearson III untuk mencari bentuk grafik analitis frekuensi relatif
tinggi gelombang pada setiap arah (tabel****). Hal ini dilakukan untuk
mengetahui karakteristik gelombang ekstrim pada setiap arah gelombang yang
diperlukan dalam desain bangunan pantai.
Arah Utara
Kesalahan Rata Metode
Normal
Gumbel
Log-Normal
Log-Gumbel
Log-Pearson
III
Rata (%)
29.83
5.11
28.79
4.97
28.72
Rata (%)
35.27
5.14
37.7
7.12
III
36.8
Arah Timur
Kesalahan Rata Metode
Normal
Gumbel
Log-Normal
Log-Gumbel
Log-Pearson
Rata (%)
28.89
3.57
28.72
4.89
III
28.78
Arah Tenggara
Kesalahan Rata -
Metode
Normal
Gumbel
Log-Normal
Log-Gumbel
Log-Pearson
Rata (%)
19.96
4.54
21.33
5.71
III
20.53
Arah Selatan
Kesalahan Rata -
Metode
Normal
Gumbel
Log-Normal
Log-Gumbel
Log-Pearson
Rata (%)
III
40.62
7.54
37.81
6.09
37.64
Rata (%)
45.51
7.21
42.62
6.8
III
42.73
Arah Barat
Kesalahan Rata -
Metode
Normal
Gumbel
Log-Normal
Log-Gumbel
Log-Pearson
Rata (%)
37.96
4.81
36.84
5.48
III
37.04
Rata (%)
37.41
6.42
41.69
9.1
III
38.78
Periode Ulang
5
10
15
20
25
(cm
(secon
(cm
(secon
(cm
(secon
(cm
(secon
(cm
(secon
d)
d)
d)
d)
1.3
)
20.
d)
)
19.
22
2.1
23
2.1
NE
8.8
1.3
2.2
26
2.3
11
1.5
SE
10.
1.5
6.8
1.2
SW
6.2
1.1
7.6
1.2
NW
9.9
1.4
1.9
1
22.
2.1
6
25.
2.2
3
19.
1.9
3
17.
1.8
2
16.
1.8
5
22.
2.1
2
26.
2.3
7
24.
2.2
1
26.
2.3
9
20.
3
19.
1.9
1
18.
1.9
4
23.
2.2
8
28
2.3
25.
2
28.
2.3
1
20.
9
20.
5
19.
9
25
2.2
29.
2.4
28.
9
21.
5
21.
7
21.
1
25.
8
30.
3
2.4
2.1
2.1
2
2.3
2.4
Periode Ulang
Ara
h
N
NE
E
SE
S
SW
W
NW
30
35
50
75
100
(cm
(secon
(cm
(secon
(cm
(secon
(cm
(secon
(cm
(secon
)
23.
d)
)
24.
d)
)
26.
d)
)
28.
d)
)
30.
d)
8
26.
7
29.
6
21.
9
22.
7
22.
1
26.
6
31.
2.2
2.3
2.4
2.1
2.1
2.1
2.3
6
27.
3
30.
2
22.
2
23.
6
23.
1
27.
2
31.
2.5
1
7
Periode Ulang Gelombang
2.2
2.3
2.4
2.1
2.2
2.1
2.3
2.5
4
28.
6
31.
6
23.
1
25.
8
25.
3
28.
6
33.
3
2.3
2.4
2.5
2.1
2.3
2.2
2.4
2.6
6
30.
1
33.
1
24
28.
5
28.
2
30.
1
35.
1
2.4
2.4
2.6
2.2
2.4
2.4
2.4
2.6
3
31.
1
34.
2
24.
6
30.
5
30.
4
31.
3
36.
3
2.4
2.5
2.6
2.2
2.5
2.4
2.5
2.7
menghitung
difraksi
karakteristik
gelombang adalah menggunakan tabel difraksi dari buku SPM. Dalam tugas
desain
bangunan
pantai
ini,
digunakan
refdif (*****)
program
untuk
refdif
menghasilkan
tinggi
gelombang
di
titik-titik
yang
ditentukan berdasarkan grid yang dimodelkan. Setelah itu, hasil dari program
tersebut digambarkan untuk melihat seperti apa prakiraan gelombang yang akan
terjadi. Penggambaran dilakukan menggunakan program Surfer 8 dengan
pembentukan garis kontur menggunakan teori perhitungan Moving Average dari
titik/nodal yang dimiliki.
Grid untuk Analisis Refraksi dan Difraksi dengan Arah Datang Gelombang Tegak Lurus Garis Pantai
Analisa
refraksi
dan
difraksi
dilakukan
pada
kondisi
arah
datang
gelombang tegak lurus garis pantai, 45 o dari garis pantai, dan 135 o dari garis
pantai dengan ketinggian air laut pada MSL(Mean Sea Level), HWS (Highest
Water Spring), dan LWS (Lowest Water Spring) untuk setiap arahnya, sehingga
akan dihasilkan 9 data analisis refraksi dan difraksi gelombang.
150
100
50
-5 0
-1 0 0
-1 5 0
-2 0 0
0
50
100
150
200
250
300
350
400
150
100
50
-5 0
-1 0 0
-1 5 0
-2 0 0
0
50
100
150
200
250
300
350
400
150
100
50
-5 0
-1 0 0
-1 5 0
-2 0 0
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2.4.1.4.2. Refraksi dan Difraksi pada Arah Gelombang Datang 45o dari
Garis Pantai
2.4.1.4.2.1. Keadaan Mean Sea Level (MSL)
150
100
50
-5 0
-1 0 0
-1 5 0
-2 0 0
0
50
100
150
200
250
300
350
400
200
150
100
50
-5 0
-1 0 0
-1 5 0
-2 0 0
0
50
100
150
200
250
300
350
400
200
150
100
50
-5 0
-1 0 0
-1 5 0
-2 0 0
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2.4.1.4.3. Refraksi dan Difraksi pada Arah Gelombang Datang 135 o dari
Garis Pantai
2.4.1.4.3.1. Keadaan Mean Sea Level (MSL)
Pada keadaan Mean Sea Level,dihasilkan kontur tinggi gelombang yang
ditunjukkan pada gambar*******. Sedangkan karakteristik yang dihasilkan adalah
tinggi gelombang tertinggi yang bernilai 38,84 cm.
200
150
100
50
-5 0
-1 0 0
-1 5 0
-2 0 0
0
50
100
150
200
250
300
350
400
200
150
100
50
-5 0
-1 0 0
-1 5 0
-2 0 0
0
50
100
150
200
250
300
350
400
200
150
100
50
-5 0
-1 0 0
-1 5 0
-2 0 0
0
50
100
150
200
250
300
350
400
yang lebih rumit. Breakwater yang lebih lazim digunakan untuk melindungi
pantai dari erosi adalah detached breakwater.
Breakwater bekerja dengan cara menahan langsung terjangan gelombang
yang datang dari arah laut. Gelombang yang menabrak breakwater akan
mengalami tiga proses yaitu pemantulan energi (refleksi), penghancuran energi
(disipasi), dan penerusan energi (trasmisi). Melalui ketiga proses tersebut,
gelombang akan kehilangan energi dan melemah saat mencapai garis pantai.
Energi paling besar terjadi setelah gelombang mengalami pecah, sehingga
breakwater dibangun setelah lokasi terjadinya gelombang pecah (breaking
zone).
Breakwater seperti bangunan pantai lainnya pasti akan memberikan
dampak terhadap keseimbangan fisik pantai. Dengan menahan energi
gelombang, perpindahan sedimen tegak lurus pantai akan berkurang sedangkan
perpindahan sedimen sejajar pantai akan tetap terjadi. Hal ini menyebabkan
terjadinya penumpukan sedimen di belakang breakwater. Dengan perencanaan
breakwater, kita dapat menghindari terjadinya penumpukan sedimen yang tidak
kita inginkan.
3.2. Perencanaan Layout Pelindung Pantai
Pada kasus Pantai Sampang, gelombang yang paling besar datang dari
arah selatan.
Yang pertama harus dilakukan adalah mencari jarak antara garis pantai dan
lokasi terjadinya gelombang pecah. Lokasi gelombang pecah dapat ditentukan
melalui kedalaman saat gelombang pecah:
2,9 H max
110 H 2max
H br=
s1 ( s1 ) gT max
H max =1,6 m
s=
s 1,156
=
=1,1278
1,025
2,9 H max
110 H 2max
H br =
=5,8386 5,8 m
s1 ( s1 ) gT max
Dari peta yang telah ditampilkan di atas, didapatkan Y br maximum = 265 meter.
Ybr minimum = 0,55 Ybr maximum = 146 meter.
I e=3=e
1,720,41
L bw
Y bw
LgY b
L2b
0,5
Lg = Jarak antar breakwater
Dengan menggunakan perhitungan di atas, kita dapat mendisain panjang
breakwater dan jarak antar breakwater sesuai dengan jarak breakwater dengan
garis pantai. Panjang garis pantai yang harus dilindungi adalah 450 meter.
Untuk disain 1:
Y bw 1=150 meter
L2bw 1
Lg 1=0,5
=172 meter
Y bw 1
Lg 2=0,5
Untuk disain 2:
Y bw 2=250 meter
L2bw 2
=288 meter
Y bw 2
ii.
iii.
Sehingga dari data yang di ambil dari perhitungan pada bab 2 (panjang
fetch, kecepatan angin, kedalaman perairan, tunggang pasut, tinggi gelombang
dengan transformasi, dan gelombang signifikan) disertai dengan perhitungan
dengan rumus-rumus di atas, maka:
Tinggi gelombang dengan transformasi
Kedalaman perairan pada saat HWS
= 0,48 meter
= 8,0 meter
= 0,5 meter
Storm surge
= 0,2 meter
Tinggi runup
= 1,5 meter
cot ( )
berat unit armor (W) sebesar 32,83 ton atau 32.830 kg.
r
r
Pada dasarnya, rumus tebal lapisan yang akan dipakai sama dengan lebar
puncak pemecah gelombang, yang membedakan hanya koefisien n yang
terdapat pada kedua rumus tersebut. Dari perhitungan dengan data sebelumnya
untuk berat unit armor, berat jenis armor, percepatan gravitasi, dan koefisien
lapisan, didapatkan lebar lapisan armor adalah 4 meter.
3.3.2 Lebar Puncak Struktur
Lebar puncak dari struktur dihitung dengan asumsi metode konstruksi
struktur ini tidak mempengaruhi lebar puncak dari struktur. Oleh karena itu,
rumus yang dipakai adalah:
Oleh karena jenis armor adalah batu alam, maka kemiringan yang dipakai
adalah 1,5:1 (horizontal:vertikal).