PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Data Pasien
Nama
R. Sailan
Umur
64 th
Jenis kelamin
Laki-laki
No. RM
001619
Alamat
Operator
Utari Novhadi
Tgl pemeriksaan :
13 Februari 2015
B. Pemeriksaan Subjektif
- CC : Pasien datang ingin dibuatkan gigi tiruan
- PI :
Sebelumnya pasien belum pernah menggunakan gigi
palsu. Gigi pasien sudah tanggal seluruhnya. Gigi pasien tanggal
sendiri satu persatu sejak pasien hamil anak kedua. Saat itu gigi
pasien goyang kemudian tanggal sendiri. Sejak saat itu gigi
pasien yang lain goyang dan tanggal satu persatu.
- PDH
:
Pasien tidak pernah melakukan perawatan gigi
-
sebelumnya
PMH : Pasien sehat dan tidak menderita kelainan sistemik
FH : Ayah dan ibu pasien sehat, tidak menderita kelainan sistemik
C. Anamnesa Prostodonti
1. Status Umum
Pasien tidak menderita kelainan sistemik yang berhubungan dengan
pembuatan gigi tiruan
2. Status Khusus
- Gigi goyang
: (-)
- Perdarahan
: (-)
- Kerusakan gigi
: (-)
- Gigi tiruan
: tidak pernah
- Pencabutan terakhir : pasien tidak ingat kapan
-
D. Pemeriksaan Ekstraoral
- Muka : Lonjong
- Profil : Cembung
- Pupil : Sama tinggi
- Tragus : Sama tinggi
- Hidung
: Simetris
- Rima oris
: Normal
- Bibir atas
: Normal, simetris
- Bibir bawah : Normal, simetris
- Sendi rahang : TAK
- Deviasi
: (-)
- Kelainan lain : (-)
E. Pemeriksaan Intraoral
- Higiene mulut : Baik
- Kalkulus
: (-)
- Stain
: (-)
- Saliva
o Kuantitas : normal
o Kualitas : normal
- Lidah
o Ukuran
: normal
o Posisi wright : kelas II
o Mobilitas
: normal
- Refleks muntah : rendah
- Oklusi
: (-)
G. Rontgen Panoramik
H. Odontogram
I. Model Studi
J. Pemeriksaan Lain
- Vestibulum
Rahang Atas
Rahang Bawah
-
Posterior Kiri
Sedang
Dangkal
Posterior Kanan
Dalam
Dangkal
Anterior
Dalam
Dangkal
Prosesus Alveolaris
Rahang Atas
Post.
Post.
Anterior
Rahang Bawah
Post. kiri Post. kanan Anterior
Bentuk
Ketinggian
Ketahanan
Jaringan
-
kiri
Oval
Sedang
Oval
Tinggi
Oval
Tinggi
Segitiga
Rendah
Segitiga
Rendah
Segitiga
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Flabby
Frenulum
o Labialis superior
o Labialis inferior
o Bukalis RA kiri
o Bukalis RA kanan
o Bukalis RB kiri
o Bukalis RB kanan
o Lingualis
kanan
: Sedang
: Tinggi
: Sedang
: Sedang
: Tinggi
: Tinggi
: Tinggi
Bentuk
Oval
PALATUM
Kedalaman
Sedang
Torus
Tidak ada
Alveolar tubercle
Ruang Retromilohioid
Torus Mandibula
Dasar Mulut
Kiri
Kecil
Sedang
Tidak ada
Normal
Kanan
Kecil
Sedang
Tidak ada
Normal
Eksostosis
Sikap Mental
Tidak ada
Filosofis
Psien ingin dibuatkan gigi tiruan yang baru karena gigi tiruan yang lama
sudah tidak nyaman lagi saat digunakan
Diagnosa
Full Edentulous
Rencana Perawatan
Gigi Tiruan Penuh
elemen : 17, 16, 15, 14, 13,
12, 11, 21, 22, 23, 24, 25,
Rahang Bawah
Full Edentulous
26, 27
Gigi Tiruan Penuh
elemen : 37, 36, 35, 34, 33,
32, 31, 41, 42, 43, 44, 45,
46, 47
RAHANG ATAS
a. Stabilisasi
1) Adaptasi basis GT rahang atas yang berkontak tepat pada mukosa
2) Perluasan basis GT rahang atas mencangkupi hamular notch dan
posterior palatal seal
3) Penyusunan gigi rahang atas di atas linggir
4) Penyusunan gigi anasir memenuhi konsep oklusi berimbang
5) Penyusunan gigi membentuk kurva spee dan kurva Manson
6) Mengurangi jumlah gigi anasir
7) Mengunyah pada kedua sisi
8) Penentuan DV dan relasi sentrik yang tepat
b. Retensi
1) Tegangan permukaan pada saliva, tahanan jaringan mukosa atas
adaptasi basis
2) Gaya adhesi perlekatan antara saliva dan GT rahang atas
3) permukaan anatomis GT yang berkontak rapat yang didapat dari
pencetakan yang akurat
4) Gaya kohesi perlekatan antara saliva dan saliva
5) Muscular muscle trimming
6) Atmosferik postdam , muscle trimming
c. Support Muccosal Support
d. Estetika
1) GTP sesuai dengan kepribadian pasien sehingga tampak alami
2) Incisal gigi anterior rahang atas terlihat + 2 mm dari batas bawah bibir
3)
4)
5)
6)
7)
lip line)
8) Pemilihan gigi tiruan :bentuk, ukuran, warna
RAHANG BAWAH
a. Stabilisasi
bawah
Gaya adhesi perlekatan antara saliva dan GT rahang bawah
Gaya kohesi perlekatan antara saliva dan saliva
Muscular muscle trimming rahang bawah
Gaya berat GT Rahang bawah
O. Arah Pemasangan
Tilting
Arah Pemasangan
Rahang Atas
Posterior
Anterior
P. Tahapan Perawatan
1. Kunjungan 1 Anamnesa dan pencetakan anatomis
a. Tahap Klinis
- Anamnesa dan pemeriksaan objektif
Rahang Bawah
(-)
Vertikal
- Pencetakan anatomis
b. Tahap Laboratoris
- Pembuatan model studi
- Pembuatan sendok cetak individual dengan mengguankan akrilik
swapolimerisasi
c. Pembuatan sendok cetak individual
- Pembuatan disain (outline sendok cetak individual) mencakup
-
anatomis :
- RA : Hamular notch
Posterior palatal seal
- RB : Retromolar pad
Sulkus alveoli lingual
Buat garis dengan menggunakan pensil merah 2 mm di atas garis
biru (forniks). Garis merah merupakan batas akhir dari sendok
cetak fisiologis
Pembuatan wax spacer dengan cara melapisi model dengan selapis
malam (2 mm) menutupi gigi dan daerah tidak bergigi sampai
a. Tahap Klinis
- Menyesuaikan sendok cetak individual (base plate trimming)
- Border molding dengan compound sambil dilakukan muscle
trimming
- Pencetakan fisiologis dengan teknik mukofungsional
b. Tahap Laboratoris
- Pembuatan model kerja
- Pembuatan base plate dan bite rim
Patokan bite rim :
Anterior tinggi 12 mm, lebar 4 mm
Posterior tinggi 10-11 mm, lebar 6 mm
Lengkung bite rim rahang bawah disesuaikan dengan alveolar
ridge yang ada, tinggi bite rim rahang bawah dibuat sejajar
dengan tinggi retromolar pad
Lengkung bite rim rahang atas dibuat setinggi 2 mm di bawah
bibir atas saat rest position.
Untuk menambah retensi pada RA dibuat post dam di daerah AH
Line
3. Kunjungan 3 Insersi bite rim dan pengukuran DV
a. Tahap Klinis
- Insersi base plate dan bite rim
- Pengukuran dimensi vertikal
Pengukuran Dimensi Vertikal
1. Pengukuran DV Istirahat
Pasien duduk rileks dengan posisi FHP dan dataran oklusal sejajar lantai
Buat 2 titik : 1 pada hidung dan 1 pada dagu
Pasien diinstruksikan untuk menggumam mmmm berulang hingga
4. Pengukuran DV Oklusi
a.Tentukan DVO perhitungan, yaitu dengan mengurangi DVF yang telah
diukur sebanyak 2-4 mm
Cocokkan ukuran yang kita dapatkan secara perhitungan dengan
b.
jarak 2 titik di hidung dan dagu. Jika hasil perhitungannya sama, maka
dimensi vertikal oklusi sudah benar
c.Penilaian estetis, penilaian fonetik, dan kenyamanan
5. Penentuan Relasi Sentrik
a. Buat pedoman garis median RA dan RB
b. Buat garis masing-masing pada daerah kaninus, molar satu kiri dan
kanan
c. Ibu jari dan jari telunjuk diletakkan pada tepi sayap bukal gigi tiruan
maksila dengan telapak tangan menutupi wajah pasien.
d. Tangan lain pada permukaan labial bite rim mandibula untuk mencegah
bergesernya bite rim dari linggir
e. Instruksikan pasien membuka dan menutup mulut secara perlahan
sambil mendorong mandibula ke belakang tanpa paksaan sehingga
condilus berada pada posisi paling posterior terhadap fosa glenoid
f. Biterim rahang atas dan rahang bawah harus berkontak rapat dan sejajar
g.
h.
i.
j.
7. Kunjungan 7 Kontrol
Setelah pemasangan GTP selama 1 minggu, pasien datang untuk
kontrol. Yang perlu diperhatikan pada saat kontrol :
1. Pemeriksaan subyektif :
a) Ditanyakan apakah ada keluhan, gangguan, rasa sakit atau tidak?
b) Ditanyakan bagaimana saat berfungsi?
2. Pemeriksaan obyektif :
a) Dilihat keadaan mukosa apakah ada peradangan atau perlukaan
b) Diperiksa retensi dan stabilisasi
Pencetakan anatomi
Pencetakan fisiologis RA
Pencetakan fisiologis RB
Penentuan Gigit
Occlusal Biterim
Pembuatan Postdam
Kontrol 1
Hal yang dikeluhkan pasien :
1. Rahang bawah goyang ketika makan
2. Sakit pada posterior rahang bawah
tempatkan
lagi
articulating
paper
dan
Kontrol 2
Hal yang dikeluhkan pasien :
1. Gigi tiruan masih terasa goyang
2. Sakit ditepi sayap bukal rahang bawah kanan dan kiri.
Kontrol yang dilakukan :
-
Kontrol 3
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien
tidak
bergigi
mempunyai
kecenderungan
untuk
dengan
rahang
atas.
Hal
ini
dikarenakan
adanya
1. Gaya Oklusal
Gaya yang sering disebut sebagai gaya vertikal, adalah gaya yang
timbul pada bolus makanan berada dipermukaan oklusal gigi tiruan
sebelu dan pada sat berfungsi atau oklusi. Gaya oklusi ini hendaknya
disalurkan kepada gigi asli. Pada gigi tiruan yang pada kedua sisinya
masih dibatasi gigi asli, gaya oklusal tadi akan disalurkan ke akar
gigi lalu ke membran periodontal sampai akhirnya diterima oleh
tulang alveoar. Pada gigi tiruan berujung bebas (free end) sebagian
gaya oklusal akan diterima oleh gigi penyangga, sedangkan sisanya
oleh jaringan mukosa dibawah basis protesa.
2. Gaya lateral
Kontak oklusi antara gigi-gigi dan aktivitas otot-otot disekitar gigi
tiruan pada saat pengunyahan akan menimbulkan haya horizontal.
Berdasarkan arahnya, gaya horizontal dapat dibagi menjadi gaya
lateral dan gaya antero-posterior. Gaya lateral timbul saat rahang
bawah bergerak dari posisi kontak oklusi eksentrik ke posisi sentrik
atau sebaliknya. Gaya ini merupakan gaya yang paling merusak gigi
asli maupun tulang alveoar pada daerah tak bergigi, karena sebagian
serat periodontal atau mukosa saja yang berfungsi menyangganya.
3. Gaya antero-posterior
Gaya ini terjadi pada pergerakan rahang dimana gigi depan ada pada
posisi edge to edge atau oklusi protrusif ke oklusi sentrik dan
adalah
seorang
wanita
berusia
59
tahun
yang
mengeluhkan beberapa buah giginya yang goyang dan ada beberapa sisa
akar gigi sehingga mengganggu pasien dalam hal berbicara dan makan.
Kondisi pasien dan juga jaringan mulutnya baik, sehingga
memungkinkan untuk dilakukan perawatan dengan menggunakan GTSL
dengan pencabutan beberapa gigi yang tinggal dan pencabutan sisa akar
gigi. Keadaanresidual ridgeRA dan RB baik, sehingga dalam pembuatan
GTSL dapat diperolehretensi dan stabilisasi yang baik. Pasien pernah
memakai gigi tiruan sebagian waktu hamil anak pertama.
Gigi tiruan merupakan protesa yang dibuat untuk menggantikan
gigi yang hilang, dan didukung oleh jaringan pendukung baik lunak
maupun keras dalam rongga mulut. Pada pasien yang kehilangan gigi,
pemakaian gigi tiruan dapat membantu proses mastikasi (pengunyahan),
estetika, dan fonetik, serta mempertahankan keadaan jaringan rongga
mulut.
GTSL perlu digunakan untuk mencegah penyusutan tulang
alveolar, berkurangnya vertikal dimensi disebabkan turunnya otot-otot
pipi karena tidak adanya penyangga, dan hilangnya oklusi sentrik. Pada
orang yang kehilangan seluruh giginya, vertikal dimensi oklusi alami
akan hilang dan mulut cendurung overclosure. Hal ini akan
menyebabkan pipi berkerut dan masuk ke dalam serta membentuk
commisure. Selain itu, lidah sebagai kumpulan otot yang sangat dinamis
karena hilangnya gigi akan mengisi ruang selebar mungkin sehingga
lidah akan membesar dan nantinya dapat menyulitkan proses pembuatan
gigi tiruan. Selama berfungsi rahang bawah berusaha berkontak dengan
rahang atas sehingga dengan tidak adanya gigi-gigi rahang bawah akan
menyebabkan hilangnya oklusi sentrik sehingga dapat menyebab
gigiyang tersisa jadi over erupsi atau ekstrusi.
Keberhasilan pembuatan GTSL tergantung dari retensi yang
dapat menimbulkan efek psikologis dan dukungan jaringan sekitarnya,
sehingga dapat mempertahankan keadaan jaringan normal. Hal ini
mencakup :
1. Kondisi edentulous (tidak begigi) berupa : processus alveolaris,
saliva,
batas
mukosa
bergerak
dan
tidak
bergerak,
Setelah diinsersi dan dilakukan kontrol, pasien sudah merasa nyaman dengan
gigi tiruan sebagian lepasan berbahan akriliknya, sudah dapat mengembalikan
fungsi fonetik, mastikasi, dan estetis pasien.