Disusun oleh :
Andre Farnandes
07120120011
Pembimbing :
dr. Azis Masduki, SpA
1! of !60
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Karbohidrat
1.1.1. Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat dapat diklasifikasikan menurut jumlah gula yang
terdapat dalam senyawa tersebut menjadi monosakarida (1 unit),
disakarida (2 unit), oligosakarida (3-10 unit), polisakarida (>10 unit).
Monosakarida dan disakarida termasuk golongan karbohidrat simpleks
atau gula sederhana, sedangkan polisakarida (pati, glikogen) dikenal
sebagai karbohidrat kompleks. Dari sejumlah karbohidrat yang
sikonsumsi, sekitar 60% berasal dari polisakarida, dan disakarida seperti
sukrosa dan laktosa masing-masing sekitar 30% dan 10%.
Studi menunjukkan terdapat berbagai efek karbohidrat yang
berbeda-beda, berkaitan langsung dengan 1) Jenis karbohidrat, 2)
Keceparan cerna dan produk yang dihasilkan, 3) Fungsi fisik
karbohidrat di saluran cerna, dan 4) Kemampuannya sebagai substrat
untuk difermentasi oleh mikroflora kolon.
Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling
sederhana dengan berbagai jumlah atom karbon pada setiap unitnya
seperti triosa (3 atom C), tetrosa (4 atom carbon), pentosa (5 atom C),
hexosa (6 atom C), dan heptosa (7 atom C). Glukosa, fruktosa dan
galaktosa merupakan monosakarida terbanyak dan berkaitan erat
dengan kehidupan sehari-hari. Glukosa banyak terdapat pada buahbuahan, jagung manis, sirup jagung, madu, dan beberapa jenis umbi.
Fruktosa (levulosa) juga merupakan bentuk gula sederhana dan banyak
terdapat secara alamiah pada sirup jagung (corn syrup), gula tebu, gula
bit, stroberi, tomat, bawang merah. Galaktosatidak ditemukan secara
bebas dalam makanan tetapi merupakan hasil hidrolisis laktosa. Contoh
monosakarida lain eadalah gliserosa (triosa), erythrosa (tetrosa) dan
ribosa (pentosa). Glukosa (dekstrosa) adalah suatu hexosa terpenting
2! of !60
3! of !60
Kalori/
gram
Penggunaan pada
makanan
2,6
50-70
4! of !60
Gula
alkohol
Kalori/
gram
Penggunaan pada
makanan
Silitol
2,4
100
Permen karet,
permen, obatobatan, obat batuk
hisap dan sirup
batuk, vitamin
kunyah anak, pasta
gigi dan larutan
kumur
Maltitol
2,1
75
Permen, permen
karet, coklat,
makanan yang
dipanggang, es krim
Isomalt
2,0
45-65
Permen, lolipop,
wafer, obat batuk
hisap
Laktitol
2,0
30-40
Cokelat, permen,
makanan
panggang, frozen
dairy
Manitol
1,6
50-70
Eritriol
0-0,2
60-80
Pemanis rendah
kalori
25-50
Pemanis rendah
kalori
Hydrogenated
starch
Hudrosylates
5! of !60
6! of !60
7! of !60
Indeks Glikemik
Sedang
Indeks Glikemik
Tinggi
Beban Glikemik
Rendah
Sereal
Apel
Wortel
Kacang
Stroberi
Jagung manis
Buah bit
Belewah
Nanas
Sukrosa
Popcorn
Semangka
Roti dari tepung
gandum utuh
Beban Glikemik
Sedang
Jus apel
Pisang
Pasta
Jus jeruk
Roti gandum
Gandum oat
Kentang kecil
Nasi dari beras/
padi liar
Sereal cheerios
Sereal gandum
Beban Glikemik
Tinggi
Pasta
Makaroni
Pasta spageti
Nasi putih
Kentang russet
panggang
Sereal jagung
1.2 Protein
1.2.1 Klasifikasi Protein
Protein diklasifikasikan menjadi 3 bentuk, yaitu:
8! of !60
9! of !60
fungsi fisiologik, dan (2) emenyediakan asam amino yang tidak tersedia
dari makanan yang tidak dapat disintesis oleh jaringan tubuh untuk
merumat kebutuhan metabolik dan harus didapat dari sumber eksogen.
Perkiraan kecukupan protein atau asam amino pada anak sanag kompleks
karena anak melupakan kelompok dinamis mulai dari masa neonatal
sampai remaja. Asam amino adalam pembentuk protein dan terdapat
sekitar 23 asam amino yang dapat diisolasi dari protein alamiah dan 10
! of !60
10
Non-esensial
Esensial
Kondisional pada
makanan
Prekursor Asam
Amino Essensial
Kondisional
Histidin
Alanin
Arginin
Glutamin/ glutamat,
aspartat
Isoleusin
Asam Aspartat
Sistein
Metionin, serin
Leusin
Asparanin
Glutamin
Asam glutamat/
amonia
Metionin
Asam Glutamat
Glisin
Serin, kolin
Fenilalanin
Serin
Prolin
Glutamat
Tirosin
Fenilalanin
Treonin
Triptopan
Valin
Menurut FAO/WHO (2005) pada bayi usia 0-6 bulan jumlah protein
yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah yang terdapat dari ASI. Jumlah
tersebut setara dengan 9,1 gram/ hari atau 1,52 gram/kg/hari. Estimasi
protein yang terdapat pada ASI adalah 11,7 gram/L. Kebutuhan untuk
usia diatas 6 bulan, anak dan remaja sekitar 13,5 gram/hari sampai 52
gram/hari.
1.3 Lemak
1.3.1 Klasifikasi lemak
Lemak adalah komponen terbesar membran sel lemak terdiri dari
asam lemak jenuh dan tidak jenuh, tunggal dan ganda, yang dibutuhkan
dalam jumlah berbeda-beda. Bila terlalu banyak asam lemak jenuh maka
membran sel akan menjadi kaku atua kurang fleksibel sehingga fungsi
perlindungan organel dalam sel tidak optimal. Radikal bebas dapat
merusak membran sel sehingga sel rusak atau hancur dan dengan
sendirinya mengganggu fungsi organ bersangkutan dimana sel rusak
tersebut berada.
! of !60
11
! of !60
12
! of !60
13
Lemak total
Kolesterol
<300mg/hari
! of !60
14
! of !60
15
! of !60
16
! of !60
17
ii. Kongesti abnormal dari saluran cerna bagian atas atau saluran
nafas
Fistula trakhea esofagus
iii. Tumor
Kanker oral
! of !60
18
Fibrosis kistik
Chronic pseudo-obstruction
Fibrosis kistik
! of !60
19
Anorexia nervosa
- Obstruksi gastrointestinal
- Ileus prolong
- Enterokolitis
- Fistula digestif
- Pankreatitis berat
- Iskemia intestinal
- Kondisi berat dari inflammatory bowel syndrome
2.1.7 Penentuan status gizi dan penentuan kebutuhan gizi
Untuk menghitung kebutuhan makan, status fizi anak perlu
ditentukan. Status gizi ditentukan dengan memperhatikan:
! of !60
20
! of !60
21
Anak dengan
! of !60
22
! of !60
23
yang banyak jika diberikan pada pasien pada akhir pemberian, dapat
menyebabkan ketidaknyamaman pada daerah abdominal.
Kombinasi dari pemberian formula secara kontinyu nokturnal dan
bolus siang hari ideal diberikan pada pasien yang membutuhkan kalori
yang besar. Pemberian ini dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat
mentoleransi volume yang besar.
2.1.11 Komplikasi Pemberian NE
Pemberian NE terkadang mengalami hambatan. Beberapa
hambatan yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Gagalnya pengosongan lambung
2. Aspirasi dari isi lambung
3. Diare
4. Sinusitis
5. Esofagitis
6. Erosi
7. Salah meletakkan pipa
2.1.12 Komposisi Formula Enteral
Makanan enteral sebaiknya mempunyai komposisi yang seimbang.
Kalori non protein dari sumber karbohidrat berkisar 50-70%; bisa
merupakan polisakarida, disakarida, maupun moosakarida. Glukosa
polimer merupakan karbohidrat yang lebih mudah diabsorpsi.
Sedangkan komposisi kalori non protein dari sumber lemak berkisar
antara 30-40%; bisa merupakan lemak bersumber dari Asam Lemak
Esensial (ALE/EFA). Lemak ini mempunyai konsentrasi kalori yang
tinggi tetapi sifat absorpsinya buruk. Lemak MCT merupakan bentuk
lemak yang mudah diabsorpsi. Protein diberikan dalam bentuk
polimerik (memerlukan enzim pankreas) atau peptida. Protein whey
terhidrolisis merupakan bentuk protein yang lebih mudah diabsorpsi
daripada bentuk asam amino bebas. Pada formula juga perlu
ditambahkan serat; serat akan mengurangi resiko diare dan mengurangi
! of !60
24
! of !60
25
! of !60
26
! of !60
27
! of !60
28
Indikasi
Kontraindikasi
ASI
Formula berbahan
dasar susu sapi
dengan fortifikasi zat
besi
Formula berbahan
Defisiensi laktase/
dasar susu sapi bebas intoleransi laktosa
laktosa
Formula berbahan
dasar susu sapi,
formula rendah
elektrolit/mineral
Hiperkalsemia/
hiperfosfatemia
Penyakit ginjal
Formula berbahan
dasar susu sapi
dengan tinggi MCT
Formula berbahan
dasar susu sapi
lanjutan
Galaktosemia, defisiensi
laktase transien atau
herediter, terdiagnosis
alergi susu sapi yang
dimediasi oleh IgE,
vegetarian
Formula kedelai
dengan formula
casein hidrolisat
Diare
Alergi, sensitif terhadap
protein intak
Konstipasi
ctt: bayi dengan alergi
protein susu sapi
kemungkinan bereaksi
terhadap formula
hidrolisat protein whey
Formula berbahan
dasar asam amino
Human Milk Fortifier
Malabsorpsi (enyakit
gastrointestinal atau
hepatobilier
Bayi kurang bulan /bayi
BBLR
! of !60
29
Kategori
Indikasi
Formula prematur
Preterm discharge
formula
Formula modifikasi
asam amino atau
formula khusus
KMS
Kontraindikasi
ASPEN Board of Directors and the Clinical Guidelines Task Forces. JPEN. 2001
! of !60
30
! of !60
31
- Gagal ginjal
- Gagal jantung
- Kanker
- Gizi buruke
- Luka bakar berat
- Transplantasi sumsum tulang
- Transplantasi sel stem
2.2.3 Jenis NP
NP dapat dibedakan berdasarkan beberapa faktor
1. Pemenuhan kecukupan nutrien yang disediakan dibedakan:
a. NP total: bila semua kebutuhan nutrien diberikan melalui NP
b. NP parsial: bila hanya sebagian nutrien diberikan melalui NP,
sedangkan lainnya melalui NE atau NO
2. Akses vena yang digunakan
a. NP perifer: bila NP menggunakan vena perifer
b. NP sentral: bila NP melalui akses vena sentral, semua
kebutuhan nutrien dapat dipenuhi
3. Perkiraan Durasi NP
a. NP kontinyu: bila nutrien diberikan secara terus menerus
selama 24 jam
b. NP siklik: bila nutrien diberikan beberapa jam sehari
2.2.4 Langkah-langkah melakukan NP
1. Menentukan tujuan NP
2. Menentukan berat badan untuk perhitungan kecukupan nutrien
3. Menentukan kebutuhan cairan
4. Menentukan kebutuhan energi
5. Menentukan kebutuhan nutrien makro
6. Menentukan kebutuhan elektrolit
! of !60
32
0-6 bulan
110
6-12 bulan
100
1-3 tahun
100
4-6 tahun
90
7-10 tahun
70
47
55
40
45
! of !60
33
! of !60
34
! of !60
35
Lipid
Lipid digunakan sebagai sumber eergi karena jika hanya
mengandalkan dekstrosa, maka terdapat resiko tromboflebitis akibat
osmolalitas yang tinggi dan hiperglikemi. Keuntungan menggunakan
lipid adalam osmolaltas lipid yang iso-osmolar (300mOsm/L), serta
merupakan sumber asam lemak esensial.
Pemberian lemak bperlu berhati-hari pada keadaan yang beresiko
gangguan klirens lemak yang berakibat hipertrigliseridemia antara lain:
bayi prematur dan anak dengan diabetes, anak dengan riwayat
penggunaan steroid (efek lipolitik), malnutrisi, sepsis, gangguan fungsi
hepar dan ginjal, dan anak dengan kondisi gawat darurat. Pemantauan
ketat perlu dilakukan pada keadaan-keadaan tersebut. Pada umumnya
energi dari lemak ebesar 20%-40% dari total energi yang dibutuhkan.
Lemak diberikan bersama-sama dengan dekstrosa dan asam amino
sejak mulai pemberian NP, hanya volume pemberian ditingkatkan
sedikit demi sedikit. Misalnya pada bayi prematur dimulai dari 0,25 g/
kg.hari dan ditingkatkan dengan jumlah yang sama setiap hari sampai
mencapai jumlah yang diinginkan. Pada anak yang lebih besar,
oemberian lemak dimulai dari 1 g/kg/hari
dan ditingkatkan
Tanpa Lipid
Dengan Lipid
Dekstrosa
Asam amino
Lipid
Volume total
1000ml
1100ml
Protein
17,5 g
16 g
Energi non-protein
170 kkal/l
336kkal/ l
! of !60
36
Komposisi
Tanpa Lipid
Osmolalitas
Dengan Lipid
512 mOsm/l
406 mOsm/l
Bayi Prematur
A(
500
700
C (mg)
25
80
D (IU)
160
400
E (mg)
2,8
K(
80
200
Thitamin (mg)
0,35
1,2
Riboflavin (mg)
0,15
1,4
Niacin (mg)
6,8
17
Pyridoxine (mg)
0,18
Folate
56
140
B12
0,3
Patothenic acid
2,0
20
Biotin
Bayi prematur
(mEq/kg/hari)
Anak
(mEq/kg/hari)
Natrium
3 - 4,6
1,5 - 4,3
Kalium
2- 3,1
1,4 - 3,1
Klorida
2-3
1,1 - 3,4
Kalsium
1,41 - 2,35
1,41 - 1,88
0,47 - 0,94
1,8 - 2,7
1,8 -2,7
1,8
TAKS
TAKS
TAKS
Fosfat
Bikarbonat
! of !60
37
! of !60
38
! of !60
39
! of !60
40
! of !60
41
! of !60
42
! of !60
43
2.2.13 Pemantauan
NP memerlukan pemantauan yang baik, karena pemberian makanan
dengan cara ini tidak melalui pengaturan oleh usus dan hepar sehingga
tidak melalui proses seleksi absorpsi, detoksifikasi dan metabolisme
nutrien yang lazim sehingga kemungkinan terjadi kelebihan atau
toksisitas meningkat.
Parameter
Awal
Follow-Up
Pertumbuhan
Berat badan
Panjang/tinggi badan
Lingkar kepala
Komposisi tubuh
Harian
Mingguan-bulanan
Mingguan
Bulanan
Harian-bulanan
Bulanan
Mingguan-bulanan
bulanan tahunan
Metabolisme (serum)
Elektrolit
BUN/Kreatinin
Ca, PO4, Mg
Asam/Basa
Albumin/prealbumin
Glukosa
Trigliserida
Tes hari
Darah lengkap
Trombosit, PT/PTT
Indikator besi
Trace elements
Vitamin larut lemak
Karnitin
Folat /B12
Ammonia
Harian-mingguan
Mingguan
2 kali seminggu
Atas indikasi
Mingguan/2 mingguan
Harian mingguan
Harian bila ada perubahan
Pada waktu 2 minggu
Mingguan
Mingguan
atas indikasi
bulanan
Atas indikasi
atas indikasi
atas indikasi
atas indikasi
Mingguan - Bulanan
Mingguan - Bulanan
Mingguan - Bulanan
Mingguan - Bulanan
2 Mingguan - Bulanan
Mingguan - Bulanan
Mingguan - Bulanan
Mingguan - Bulanan
Mingguan - Bulanan
Mingguan - Bulanan
3-4 bulan
2x setahun-tahunan
2x setahun-tahunan
2x setahun-tahunan
2x setahun-tahunan
2x setahun-tahunan
Harian - mingguan
Atas indikasi
Atas indikasi
awal, atas indikasi pertumbuhan
bulanan
pada 1 bulan, atas indikasi
atas indikasi
Setiap 6 - 12 bulan
Setiap 6 -12 bulan
Tahunan
! of !60
44
! of !60
45
! of !60
46
! of !60
47
4. Baca instruksi pada kaleng / kotak susu, berapa jumlah air dan
susu yang diperlukan. Terlalu banyak / sedikit susu akan
menyebabkan bayi sakit.
5. Tuangkan air mendidih secara hati-hati ke dalam botol susu yang
sudah disterilkan. Suhu air tidka boleh >70oC jadi jangan diamkan
air lebih dari 30 menit setelah mendidih
6. Tuangkan susu bubuk dalam jumlah yang tepat ke dalam botol
7. Kocok atau putar pelan-pelan botol tersebut sehingga susu
tercampur merata dalam bentuk larutan
8. Segera dinginkan susu cair di bawah air mengalir atau mangkok
berisi air dingin. Pastikan air tidak melebihi bibir botol
9. Keringkan botol dengna kain bersih atau disposable
10. Teteskan susu ke tangan, pastikan susu tidak terlalu panas, apabila
terlalu panas dinginkan kembali
11. Minumkan susu kepada bayi
12. Buang sisa susu yang tidak diminum dalam waktu 2 jam
3.1.1 Jenis susu formula
Formula untuk bayi cukup bulan dapat diklasifikan dalam dua
bagian besar, yakni:
1. Berdasarkan usia
Formula pertama
Merupakan formula berbaan dasar protein susu sapi yang
dipergunakan sejak lahir hingga usia 12 bulan. Formula ini
juga ada byang berbahan dasar soya dan protein susu
kambing
Formula lanjutan
Dipasarkan untuk bayi yang berusia 6 bulan ke atas.
Sebenarnya tidak perlu menggantukan formula pertama
dengan formula lanjutan pada bayi dengan asupan yang
baik dan telah mulai diberikan makanan padat, namun
! of !60
48
! of !60
49
! of !60
50
! of !60
51
! of !60
52
g/100 g protein
mg / 100kkal
SIstein
2.1
38
Histidin
2.3
41
Isoleusin
5.1
92
Leusin
9.4
169
Lisin
6.3
114
Metionin
1.4
24
Fenilalanin
4.5
81
Treonin
4.3
77
Triptofan
1.8
33
Tirosin
4.2
75
Valin
4.9
99
! of !60
53
! of !60
54
Lemak
Total kandungan lemak yang disarankan sebesar 4,4 6,0 g/100kkal yang setara dengan 40-45% dari
kandungan energi yang terdapat dalam ASI
Asam lemak esensial yang harus terdapat seperti asam
lonleat sebesar 300mg/100kkal formula cukup untuk
memenuhi kebutuhan minimum asam linoleat. Nilai
maksimum asam linoleat sebesar 1200mg/100kkal
dainggap perlu karena asupan yang tinggi dapat
menginduksi efek metabolisme yang tidak
menguntungkan terdatap metabolisme lipoprotein,
fungsi imunitas, keseimbangan eikosanoid dan stres
oksidatif. Asam alpha-lonoleat dari asam lemak omega
3 merupakan asam lemak esensial dan berperan sebagai
prekursor untuk sintesis asam dokoheksaenoat yang
penting dalam perkembangan. Pada beberapa keadaan
asupan asam alpha linolenat dapat meningkatkan resiko
perioksidasi lemak yang akan mengganggu kestabilan
formula. disarankan menggunakan batasan minimum
50mg/100 kkal. Untuk memastikan keseimbangan yang
tepat antara asam lonoleat dan alpha-linolenat, juga
asam lemak tak junih rantai panjang serta eikosanoid
yang merupakan hasil metabolismenya, rasio asam
lionleat/alpha-liolenat yang disarankan berkisar antara
5-15 : 1. Implementasi rasio ini adalah pembatasan
kandungan asam alpha-linolenat yang tidak melebihi
1/5 dari 1200 mg/100kkal.
Asam laurat dan mitistat
Dengan mempertimbangkan potensi efek negatif dari
asam laurat dan mititstat terhadap konsentrasi kolesterol
! of !60
55
! of !60
56
! of !60
57
! of !60
58
1.25 ml alpha-TE/g
! of !60
59
DAFTAR PUSTAKA
1. Cummings, JG ROberfroid MB, Andersson H, Barth C, Ferro-Luzzi A, Ghoos
Y, Dibnet M, Hermansen K, Hermonsen K, James WP: A new look at dietary
carbohydrate: chemistry, physiology and health. Paris Carbohydrate Group.
2. Amtmana A, Blatt M.Regulation of Macronutrient transport. new Phytologist
2009: 35-52
3. Dwyer JT. Dietary fiber for children: how much? Pediatric 1995;96:1019-22
4. Thomas M, Udall Jr, JN. Parenteral Fluids and electrolytes. Dalam Baker SS,
Baker RD, Dabis AM penyuntung Pediatric nutrition support, h. 287-98,
Sudbury Masscahusetss, Jones and bartlett publishers 200.
5. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik, by UKK Nutrisi
Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI. Jakarta: Badan penerbit Ikatan
Dokter Anak Indonesia, 2014
6. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor: HK.
00.05.1.52.3572 Tahun 2008 mengenai Penambahan Zat Gizi dan Non Gizi
dalam Produk Pangan
7. Committee on Nutrition. Hypoallergenic formula. Pediatrics 2000: 106: 346-9
8. World Health Organization. 1981. International code of marketing of breast
milk subtitutes.
9. World Health Organization, Food and Agriculturer Organisation. Storage and
handling of powdered infant formula: guidelines. WHO technical Meeting on
Enterobacter sazakii and Salmonella Powdered Infant Formula, Rome
10. Undang-Undang Republik Indonesia nomer 36 Thaun 2009 tentang
kesehatan, pasal 128
11. EDSA_EU.Policy statement re. goatsmilk protein for infant formula
! of !60
60