Anda di halaman 1dari 211

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

DEPUTI INOVASI ADMINISTRASI NEGARA


P U S AT I N O VA S I TATA P E M E R I N TA H A N
Jakarta Veteran 10, Desember 2015

ii

Assalamualaikum Warohamatullahi Wabarakatuh,


Selamat Pagi, dan
Salam Sejahtera untuk kita semua.
Salam Inovasi.
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, karena hanya dengan rahmat dan ijin-NYA penyelenggaraan
Laboratorium inovasi administrasi negara ini telah dapat tercapai sesuai
milestone yang ditetapkan yakni menghasilkan produk inovasi administrasi
negara di Kota Yogyakarta.
Perjalanan Laboratorium Inovasi Kabupaten dapat dikatakan berjalan lancar
tanpa menemui kendala yang berarti. Dukungan dan komitmen yang tinggi
dari pimpinan Pemerintah Kota Yogyakarta menyebabkan semua tahap
pelaksanaan

Laboratorium

Inovasi

dapat

berjalan

sesuai

dengan

perencanaan.
Berkat dukungan yang optimal tersebut, maka Laboratorium Inovasi Kota
Yogyakarta dapat lebih produktif. Selama proses pelaksanaan Laboratorium
Inovasi ini, Kota Yogyakarta telah menghasilkan 120 ide dan rencana aksi
inovasi. Ini merupakan jumlah tertinggi di antara sejumlah laboratorium inovasi
yang dikelola oleh Kedeputian Inovasi Administrasi Negara di Tahun 2015.
Bahkan hingga saat ini, 70 persen di antaranya sudah dimplementasikan.
Agar inovasi-inovasi tersebut dapat terekam baik dalam memori kita, maka
buku ini mendokumentasikan inovasi yang telah selesai sesuai pelaksanaan
Laboratorium inovasi. Namun dengan keterbatasan yang ada, maka pada
kesempatan ini, buku ini mendokumentasikan 20 inovasi yang dianggap baik
dalam pelaksanaan Laboratorium Inovasi tersebut. Pemilihan Inovasi ini
iii

didasarkan dengan 4 kriteria yakni: kebaharuan, kemanfaatan, keberlanjutan


dan replikasi. Dari setiap kriteria diukur dengan luas ruang lingkup. Namun
yang paling penting dari seluruh kriteria Inovasi tersebut telah dilaksanakan.
Namun demikian, kami juga mengapresiasi ide gagasan Inovasi yang telah
dikembangkan oleh setiap SPKD.
20 inovasi yang akan disajikan dalam Buku ini meliputi :

Kampung Tangguh Bencana

Eksistensi Pelayanan Dengan Standar Profesi Tertinggi Berbasis


Keselamatan Pasien

Mujib Bung Ali

Jamila Invasi Cantik Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota


Yogyakarta

Optimalisasi CSR dalam Pembangunan Kewilayahan Daerah


Bantaran Sungai dan Tanah Magersari.

JUMANTIK MANDIRI

Pelayanan Perizinan Usaha Secara Paralel

Rumah Terampil Keparakan.

Sayangi Bumi Dengan Gerakan Pembuatan Seribu Biopori


Kelurahan Mantrijeron.

SIM Barang Persediaan (SIMBARA)

Inovasi Optimalisasi Kapasitas APIP Klinik Konsultasi Good & Clean


Government

Mbangun Kampung

Pemberantasan Sarang Nyamuk Mandiri (PESAN MANDIRI)

Kegiatan Belajar Siswa (KBS) Online

Taman Edukasi Keselamatan Lalu Lintas

Inovasi

Onestop

Service

Keterangan

Domisili

Perusahaan

Kelurahan Warungboto Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta

PONPELSUMAT Kelurahan Patehan (Telfon Pelayanan Surat


Keterangan Kematian Kelurahan)
iv

Akselerasi Perubahan Status Perkawinan Kerjasama Kecamatan


Gondomanan

Aplikasi Pengakses Informasi Pelelangan Berbasis Android

Karangwaru Nyaman Huni

Pendokumentasian 20 inovasi ini bukan hanya untuk pemenuhan administrsi


Pelaporan kegiatan. Pendokumentasian dalam buku ini sangat penting
sebagai

jejak-jekak

inovasi

Kota

Yogyakarta

yang

dapat

menjadi

pembelajaran bagi internal Kota Yogyakarta maupun pemerintah daerah


lainnya
Ada pepatah Gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan
belang. Begitupula, Laboratorium inovasi selesai, maka akan meninggalkan
pengetahuan. Semoga buku ini memberikan manfaat dan inspirasi bagi para
calon innovator.
Salam inovasi
Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Jakarta, Desember 2015
Kepala Pusat Inovasi Tata Pemerintahan
Basseng

Persaingan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN tinggal menghitung jam. Hasil


beberapa survey menunjukan pemerintah Indonesia masih tertinggal dalam
kesiapan dibandingkan dengan negara tetangga lainnya. Inovasi menjadi
resep segala sektor publik dalam meningkatkan governance dan pelayanan
publik. Ketertinggalan kesiapan ditunjukan dengan kemauan berinovasi
(willingness to innovate) dan kemampuan berinovasi (ability to innovate) di
lingkungan birokrasi yang dirasakan masih rendah. Inovasi masih merupakan
hal yang aneh, tidak disukai, bahkan cenderung dihindari karena pandangan
yang keliru bahwa inovasi merupakan sesuatu yang tidak sejalan dengan
kebijakan. Kondisi ini tentu tidak dapat dibiarkan berjalan terus namun harus
dihentikan dan bahkan perlu dibalik. Kalangan birokrasi pemerintah perlu
diyakinkan bahwa berinovasi di sektor publik itu menyenangkan dan mudah
dilakukan.
Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Administrasi Negara di Kota Yogyakarta
yang telah menghasilkan 120 Ide dan Rencana Aksi Inovasi, Meskipun tidak
semua ide dan rencana tesebut dapat terselesaikan pada tahun ini. Namun
sebagai upaya menciptakan terobosan dalam governance dan pelayanan
publik, kami apresiasi yang setinggi-tingginya. Meskipun secara kegiatan
laboratorium inovasi telah selesai dengan diakhir tahapan Display, tapi kami
sangat mengharapkan ide dan rencana aksi yang belum selesai akan tetap
dijalankan dan diselesaikan. Bahkan untuk inovasi yang telah selesai dan
bahkan terbaik perlu tetap dikembangkan dan disempurnakan sebagai
upaya peningkatan kualitas secara terus menerus.
Buku 20 Inagara (Inovasi Adminsitrasi Negara) hasil Laboratorium Inovasi Kota
Yogyakarta merupakan sebagaian kecil percikan inovasi Kota Yogyakarta.
Buku yang mendokumentasikan 20 inovasi dengan 4 kriteria yakni:
vi

kebaharuan, kemanfaatan, keberlanjutan dan replikasi sangat penting


sebagai bahan pembelajaran internal dan ekternal Kota Yogyakarta.
Semoga dengan segala keterbatasannya, buku ini dapat bermanfaat dan
memberikan ispirasi bagi para pembacanya.
Salam inovasi tiada henti..
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Desember 2015
Deputi Inovasi Administrasi Negara
Tri Widodo Wahyu Utomo

vii

Hal Cover

Pengantar

ii

Sambutan

vi

PENDAHULUAN

Kampung Tangguh Bencana Kota Yogyakarta

Kota Yogyakarta Rawan Bencana

Inovasi Kampung Tangguh Bencana

Mekanisme Kampung Tangguh Bencana

11

Manfaat Inovasi Kampung Tangguh Bencana

12

Keberlanjutan KTB

13

Ekstensi Pelayanan Dengan Standar Profesi Tertinggi


Berbasis Keselamatan Pasien Pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Yogyakarta

13

Standar Pelayanan Yang Masih Rendah

15

Inovasi yang Dilakukan

18

Mekanisme Inovasi

21

Pemangku Kepentingan

22

Output

23

Sistem Pemantauan

23

Kendala dan Solusi

23

Dampak Inovasi

24

Keberlanjutan

viii

25

Mujib Bung ALI

25

Rendahnya Mutasi Nama Wajib Pajak Bumi dan


Bangunan Simultan dengan Peralihan Hak Atas Tanah
Akibat Jual Beli

28

Mujib Bung ALI

30
33
34
36

Mekanisme Inovasi
Pemangku Kepentingan
Output Inovasi
Kendala dan Solusi
Dampak Inovasi

37
38

Keberlanjutan dan Replikasi

40

JAMILA Inovasi Cantik Kantor Arsip Dan


Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta

40

Kinerja Kantor Arsip Dan Perpustakaan

42

Jaminan Layanan Mengantar Buku Ke Pemustaka


(JAMILA)
Mekanisme Inovasi

43

Dampak Inovasi

48

Keberlanjutan Inovasi

49

50

Optimalisasi CSR Dalam Pembangunan


Kewilayahan Daerah Bantaran Sungai Dan Tanah
Magersari

50

Komunikasi yang belum efektif antara


Pemerintah,Pelaku Usaha dan Masyarakat

53

Optimalisasi CSR sebuah terobosan untuk menjalin


kerjasama tripilar Pemerintah,Pelaku Usaha,dan
Masyarakat

59

Mekanisme Teknis Inovasi

65

Kemudahan Akses Dampak inovasi optimalisasi CSR

65

Keberlanjutan dan Lessons Learned

67

Replikasi Inovasi

ix

68

Jumantik Mandiri

68

Demam Berdarah, sebuah momok di masyarakat

69

Jumantik Mandiri,upaya kreatif penanggulangan DB

73

Proses Inovasi

76

Output Inovasi

78

Monitoring dan Evaluasi

79

Kendala dan Solusi

80

Dampak Inovasi

81

Lessons Learned

81

Replikasi Inovasi

83

Pelayanan Perizinan Usaha Secara Paralel

83

Pelayanan Perizinan yang efektif sangat diperlukan

84

Pelayanan Perizinan Usaha Secara Paralel

85

Mekanisme Inovasi

89

Pemangku Kepentingan

90

Penggunaan Dan Mobilisasi Sumber Daya

91

Output

92

Kendala yang Dihadapi

93

Dampak dan Keberlanjutan

96

Lessons Learned

97

Replikasi

101

Rumah Terampil Keparakan

101

Ketrampilan merupakan faktor penting dalam


peningkatan taraf hidup

102

Rumah Terampil : Sebuah Potret Sisi Masyarakat Desa


yang kreatif dan inovatif

104

Mekanisme Pelaksanaan Pembuatan oleh masyarakat


mengoptimalkan sumebr daya yang potensial

108

Outcome

108

Monitoring dan Evaluasi

108

Kendala

109

Manfaat

110

Lessons Learned

111

Replikasi Inovasi

112

Sayangi Bumi Dengan Gerakan Pembuatan Seribu


Biopori Kelurahan Mantrijeron

112

Kelangkaan Air dan Pembuatan Seribu Biopori

113

Mekanisme Inovasi

114

Pemangku Kepentingan

114

Sumber Daya Manusia

116

Sistem Yang diterapkan untuk memantau dan


mengevaluasi

116

Dampak Inovasi

117

Keberlanjutan Inovasi.

120

SIM Barang Persediaan ( SIMBARA)

120

Pentingnya SIMBARA

122

Mekanisme Inovasi

127

Dampak Inovasi

127

Keberlanjutan Inovasi

128

Mbangun Kampung

128

Latar Belakang

129

Mbangun Kampung

130

Mekanisme Inovasi

130

Dampak yang dirasakan

131

Keberlanjutan Inovasi

132
132

Inovasi Optimalisasi Kapasitas APIP Klinik Konsultasi


Good & Clean Government
Klinik Konsultasi Good & Clean Government

xi

133

Inovasi Klinik Konsultasi Good & Clean Government

135

Mekanisme Inovasi Klinik Konsultasi Good & Clean


Government

137

Sistem Monev Klinik Konsultasi Good & Clean


Government

138
138

Dampak Inovasi Klinik Konsultasi Good & Clean


Government
Keberlanjutan Inovasi Klinik Konsultasi Good & Clean
Government

140

Pemberantasan Sarang Nyamuk Mandiri


(PESAN MANDIRI)

140

Kondisi Pemberantasan Sarang Nyamuk Saat Ini

141

Menghapus Siklus Lima Tahunan Akan Bahaya Demam


Berdarah

142

Kelompok Sasaran Yang Akan Mendapatkan


Keuntungan Darinya Atau Kelompok Sasaran

144

Mekanisme Inovasi Pesan Mandiri

146

Strategi Yang Dilaksanakan

147

Pemangku Kegiatan Yang Terlibat

148

Sumber Daya yang Digunakan dan Bagaimana

148
152
152
154

Sumberdaya Dimobilisasi
Teknis pelaksanaan pesan mandiri
Manfaat pesan mandiri
Output Yang Diperoleh Dari Adanya Inovasi
Sistem yang Diterapkan Untuk Memantau Kemajuan
dan Mengevaluasi Kegiatan
Kendala Dan Solusi

155
157

Dampak Inovasi

158

Keberlanjutan Inovasinya

xii

160

KBS ONLINE

160

Latar Belakang

161

Mekanisme Inovasi KBS

162

Statistik KBS Online

163

Keberlanjutan dan replikasi inovasi

163

Tahapan Inovasi KBS Online

164

Dampak Inovasi KBS

165

Taman Edukasi Keselamatan Lalu Lintas

165

Latar Belakang

165

Dibutuhkan suatu Inovasi

166

Mekanisme Inovasi

168

Dampak Inovasi

168

Keberlanjutan Inovasi

169

Inovasi One Stop Service Keterangan Domisili


Perusahaan Kelurahan Warungboto Kecamatan
Umbulharjo Kota Yogyakarta

169

One Stop Service Keterangan Domisili Perusahaan

170

Aksi Inovasi

172

Mekanisme Inovasi One Stop Service Keterangan


Domisili

179

Dampak Inovasi

180

PONPELSUMAT Kelurahan Patehan (Telepon


Pelayanan Surat Keterangan Kematian Kelurahan)

180

Rendahnya Minat Penduduk Mengurus Surat


Keterangan

181

Mekanisme Inovasi Ponpelsumat

181

Dampak dan Keberlanjutan Inovasi

xiii

182

Akselerasi Perubahan Status Perkawinan Kerjasama


Kecamatan Gondomanan

182

Akselerasi Perubahan Status Perkawinan

182

Mekanisme Kerja Inovasi Akselerasi Perubahan Status


Perkawinan

183

Dampak dan Keberlanjutan Inovasi

184

Aplikasi Pengakses Informasi Pelelangan Berbasis


Android

184

Mekanisme dan Kendala

185

Dampak Inovasi

185

Keberlanjutan

186

Karangwaru Nyaman Huni

186

Lingkungan Kumuh Karangwaru

187

Inovasi Karangwaru Nyaman Huni

188

Kronologi Pelaksanaan

PENUTUP

199

xiv

Pendahuluan
Laboratorium inovasi Yogyakarta merupakan program yang diciptakan
untuk mengakselerasi penciptaan inovasi di daerah. Penciptaan tersebut
dikembangkan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Sebagai suatu daerah
yang memiliki kekayaan potensi dan sumber daya, Kota Yogyakarta adalah
lahan yang subur untuk melakukan inovasi. Kota ini juga bukanlah pemula
dalam bidang inovasi. Dalam Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik
tahun 2014 misalnya, Yogyakarta mencatatkan diri sebagai kota terbanyak
yang menyumbang jumlah inovasi sebanyak 6 (enam) buah.
Bagaimanapun, menyelenggarakan laboratorium inovasi di daerah ini
tetaplah memiliki urgensi dan momentumnya yang tersendiri. Kota
Yogyakarta masih memiliki peluang untuk meningkatkan habitus inovasi yang
berkualitas. Selama ini, inovasi yang berlangsung masih belum merata di
semua SKPD dan kualitasnya juga belum termasuk sebagai bagian dari yang
terbaik dalam lingkup nasional. Laboratorium inovasi hadir salah satunya
untuk menjawab permasalahan tersebut.
Melalui metode yang disebut dengan 5D, LAN melakukan pendampingan
dan fasilitasi kepada setiap SKPD di Yogyakarta untuk menciptakan
setidaknya satu buah inovasi administrasi negara. Inovasi dipahami sebagai
penciptaan sesuatu yang baru dan bermanfaat. Berkat kerja keras berbagai
pihak terkait, penyelenggaraan laboratorium inovasi berjalan dengan sukses.
Masing-masing tahapan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dengan output
yang bahkan melebihi target. Tahap Drum-up menghasilkan motivasi dan
semangat untuk berinovasi, tahap Diagnose menghasilkan 120 ide inovasi
dari 96 SKPD, tahap Design menghasilkan rencana aksi inovasi, tahap Deliver
menghasilkan bukti-bukti dan dokumentasi inovasi, dan tahap Display
ditandai dengan penyelenggaraan festival inovasi yang mengikutsertakan
67 ide inovasi.
1

Berakhirnya penyelenggaraan laboratorium inovasi bukanlah akhir dari


segalanya. Inovasi-inovasi yang ada dapat dikembangkan dan diolah lebih
lanjut menjadi model-model. Penciptaan model tersebut dilakukan dengan
mengekstrak prinsip, karakteristik, dan tata kelola dari inovasi-inovasi terbaik
yang sukses dijalankan. Laporan ini merupakan dokumentasi atas modelmodel inovasi yang berhasil didapatkan dari penyelenggaraan laboratorium
inovasi Yogyakarta. Nantinya model tersebut diharapkan dapat menjadi
pedoman bagi daerah dan SKPD lain yang ingin melakukan replikasi inovasi,
baik melalui adopsi maupun modifikasi. Selain itu, model-model ini juga
dapat dipandang sebagai sumbangan pengetahuan yang memperkaya
pemahaman kita semua mengenai inovasi. Besar harapan kami bahwa
dokumentasi inovasi berikut model-model inovasi yang kami sampaikan
dapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh semua pihak yang berkepentingan.

KAMPUNG TANGGUH BENCANA KOTA


YOGYAKARTA

A. KOTA YOGYAKARTA RAWAN BENCANA


Yogyakarta adalah kota yang berkembang pesat oleh daya tariknya
sebagai kota pendidikan dan kota wisata. Dengan pondasi kekhasan
tersebut, Kota Yogyakarta

terus

membangun

baik struktur

maupun

infrastruktur, baik fisik maupun non fisik. Pembangunan yang terus


berlangsung tentu menuntut invetasi besar. Investasi yang dikeluarkan
tentulah

menuntut

keberlanjutan

dan

kelestariaanya.

Pembangunan

dikatakan lestari/berkelanjutan jika mampu menjamin keberlangsungan 3


aspek yaitu lingkungan (ekologi), ekonomi, dan sosial.
Kita ketahui bahwa secara geografis, geologis, hidrologis dan demografis
wilayah Kota Yogyakarta memiliki kerawanan bencana, baik yang
disebabkan oleh faktor alam, non alam maupun oleh akibat ulah manusia.
Bencana yang terjadi di Kota Yogyakarta dapat menimbulkan korban jiwa,
pengungsian, kerusakan aset, dan kerugian dalam bentuk lain yang besar.
Bencana merupakan antitesis dari pembangunan. Menjadi kebutuhan
bersama, dan kewajiban bagi pemerintah juga upaya-upaya perlindungan
hasil pembangunan dari bencana dilakukan.
Bencana telah menghancurkan hasil-hasil pembangunan yang diperoleh
dengan susah payah. Dana yang digunakan untuk tanggap darurat dan
pemulihan pasca bencana juga telah mengurangi anggaran yang
seharusnya dapat dimanfaatkan untuk pembangunan wilayah dan programprogram pemberantasan kemiskinan. Jika terjadi bencana, masyarakat
rentan yang tinggal di kawasan rawan akan menjadi pihak yang paling
dirugikan, karena jumlah korban terbesar biasanya berasal dari kelompok ini
3

dan kerugian yang ditimbulkan oleh bencana sebagian besar akan menimpa
masyarakat.
Dalam konteks kebutuhan bersama untuk selamat dari bencana, maka
satuan kampung dianggap sebagai satuan yang tepat untuk diberdayakan
dan di susun organisasinya. Kampung sebagai satuan terkecil pemerintahan
secara

historis

dapat

diarahkan

untuk

menyusun

perencanaan

penanggulangan bencana secara mandiri. Kemandirian inilah yang


diharapkan dapat mengurangi dampak bencana langsung dari masyarakat
sehingga tindakan yang dilakukan merupakan tindakan yang efektif.
Mengingat korban terbesar dari bencana adalah masyarakat di kampung,
pemerintah

mengembangkan

program pengurangan

risiko bencana

berbasis komunitas, sesuai dengan asas penanggulangan bencana dimana


salah satunya adalah pelibatan masyarakat rentan untuk serta berpartisipasi
dalam upaya penanggulangan bencana. Penanggulangan bencana
adalah tanggung-jawab pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Salah
satu strategi dalam mensinergikan ketiga pihak ini adalah Kampung Tangguh
Bencana yang akan digunakan untuk mewujudkan kampung-kampung yang
tangguh terhadap bencana.
B. INOVASI KAMPUNG TANGGUH BENCANA
Kampung Tangguh Bencana merupakan bentuk pengurangan risiko
bencana berbasis komunitas (PRBBK) yang penerapannya di sesuaikan
dengan

budaya

masyarakat

di

Kota

Yogyakarta.

PRBBK

awalnya

dikembangkan oleh beberapa LSM di Yogyakarta sebagai respon atas


kejadian gempabumi di Bantul tahun 2006 yang merenggut banyak korban
jiwa dan kerusakan tempat tinggal. Kegiatan PRBBK ditujukan untuk
meningkatkan kapasitas masyarakat di desa dalam mengurangi risiko
bencana melalui rencana aksi penanggulangan bencana di masa tidak
terjadi bencana, saat terjadi bencana, dan pasca kejadian bencana melalui
mitigasi, kesiapsiagaan, tindak darurat dan rehabilitasi serta rekonstruksi.
4

Model pengembangan PRBBK ini kemudian diadopsi oleh BNPB dan


diterjemahkan dalam program Desa Tangguh Bencana yang diprioritaskan
untuk masyarakat yang rentan bencana gempabumi dan tsunami di pesisir
barat Sumatera dan pesisir selatan Jawa. Melalui BPBD Kota Yogyakarta,
Desa Tangguh Bencana di modifikasi dimana pengelolaan di fokuskan pada
level kampung, dimana masyarakat memiliki kedekatan sosial yang tinggi.
Kegiatan penguatan Kampung Tangguh Bencana di Kota Yogyakarta
merupakan satu upaya mendorong proses internalisasi PRBBK di masyarakat
kampung. Proses yang mengajak masyarakat untuk menyadari bahwa
upaya penanggulangan bencana dapat dimulai dari kekuatan sendiri tanpa
harus menunggu bantuan dari luar, baik pemerintah atau pihak dunia usaha.
Dengan rasa kebersamaan yang kuat antar anggota kampung dapat
mewujudkan semangat gotong royong pada setiap fase pengurangan risiko
bencana. Hal ini merupakan modal yang besar untuk dapat menciptakan
kampung yang tangguh dalam menghadapi ancaman bencana. Tangguh
dalam arti mampu adaptasi, mampu mengantisipasi, dan cepat pulih setelah
bencana terjadi.
Sasaran kegiatan ini sebagai Pelaku utama adalah masyarakat kampung
dalam berbagai lapisan masayarakat. Pihak komunitas yang harus terlibat
adalah pengurus kampung, RT, RW, ibu-ibu PKK, kelompok pemuda dan juga
Pelibatan kelompok rentan. Pelibatan kelompok rentan yang ada di
kampung merupakan keharusan. Diharapkan dengan kehadiran kelompok
rentan,

diharapkan

kebutuhan-kebutuhan

dari

kelompok

ini

dapat

disuarakan dan risiko bencana yang mereka hadapi dapat diminimalisasir.


Masyarakat terlibat aktif

dalam

mengkaji,

menganalisis,

menangani,

memantau, mengevaluasi dan mengurangi risiko-risiko bencana yang ada


di wilayah mereka, terutama dengan memanfaatkan sumber daya lokal
demi menjamin keberkelanjutan.
5

Sebagaimana disebutkan diatas, penanggulangan bencana merupakan


tanggung jawab pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Maka selain
masyarakat yang disebutkan di atas, pemerintah juga dilibatkan, utamanya
pemerintah kelurahan dan kecamatan. Pihak dunia usaha dilibatkan karena
juga menjadi bagian dari pihak yang berpotensi menderita kerugian.
Pelibatan dunia usaha terutama yang berada di kampung terkait. Pelibatan
duina usaha dapat berupa akses terhadap CSR yang dimiliki perusahaan.
Tentunya

berdasarkan

kebutuhan

kampung

dalam

menanggulangi

bencana.
Tujuan khusus pengembangan Kampung Tangguh bencana ini adalah:
1) Sinkronisasi pengembangan Pengurangan Risiko Bencana berbasis
kampung

dengan

berdasarkan

konsep

Peraturan

Desa/Kelurahan

Kepala

Badan

Tangguh

Nasional

Bencana

Penanggulangan

Bencana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pembentukan


Desa/Kelurahan Tangguh Bencana;
2) Penyelarasan penyelenggaraan penanggulangan bencana dengan
semangat Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3) Memperkecil basis pengorganisasian masyarakat untuk internalisasi
pengurangan risiko bencana ke dalam kehidupan masyarakat;
4) Optimalisasi pengurangan risiko bencana berbasis potensi sosial budaya
masyarakat Kota Yogyakarta;
5) Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya dari
dampak-dampak merugikan bencana;
6) Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan,
dalam

pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi risiko

bencana;

7) Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan


sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan risiko
bencana;
8) Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan dukungan
sumber daya dan teknis bagi pengurangan risiko bencana; dan
9) Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam
penyelenggaran penanggulangan bencana, pihak pemerintah Kota
Yogyakarta,

sektor

swasta,

perguruan

tinggi,

lembaga

swadaya

masyarakat (LSM), organisasi kemasyarakatan (Ormas) dan kelompokkelompok lainnya yang peduli.
Keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana adalah kunci
inovasinya. Dalam kegiatan ini masyarakat didorong untuk dapat mengenali
karakter bencana di wilayahnya, sehingga upaya penanggulangan
bencana bisa hadir dari kesadaran bersama anggota masyarakat.
Kesadaran yang dibangun juga akan membentuk rasa kepemilikan
masayarakat atas kegiatan atau berbagai bentuk usaha mitigasi baik berupa
fisik infrastruktur maupun nonfisik peningkatan kapasitas masyarakat dalam
menanggulangi bencana. Pada kegiatan ini pula masyarakat diajak untuk
merencakan sendiri berdasarkan pengetahuan mereka akan karakter
bencana kampungnya upaya tanggap darurat mulai dari peringatan dini
hingga penentuan jalur evakuasi menuju pengungsian. Masyarakat pula
melalui kajian kebutuhannya mengelola posko pengungsian.
C. MEKANISME KAMPUNG TANGGUH BENCANA.
Kampung dikatakan tangguh jika mampu melakukan penilaian terhadap
risiko bencana yang ada di kampung tersebut dan melakukan perencanaan
serta tindakan untuk mengurangi risiko bencana yang ada. Pelaksanaan KTB,
dilakukan dengan cara fasilitasi masyarakat kampung. Proses fasilitasi
dilakukan oleh fasilitator yang diangkat dari masyarakat di kecamatan terkait.
7

Fasilitator terpilih dilatih untuk memiliki kapasitas dasar manajemen bencana


sehingga proses fasiitasi dapat dilakukan di kelurahan sasaran.
Untuk dapat dikatakan Tangguh, kampung harus memenuhi indikator
kampung tangguh yang diformulasikan dalam kegiatan fasilitasi yang ada.
Indikator yang ada adalah indikator ketangguhan yang terdiri atas proses
membangun

kesadaran

bencana,

pemahaman

karakter

bencana

kampung, perencanaan pengurangan risiko, dan simulasi bencana.


Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Pengkajian Risiko Kampung
Dalam mengembangkan Kampung tangguh bencana, para pemangku
kepentingan pertama-tama harus mengadakan pengkajian atas risikorisiko bencana yang ada di Kampung sasaran. Pengkajian risiko terdiri dari
tiga komponen, yaitu penilaian atau pengkajian ancaman, kerentanan
dan kapasitas/kemampuan. Ada beberapa perangkat yang dapat
digunakan untuk melakukan pengkajian risiko, seperti misalkan HVCA
(Hazard, Vulnerability and Capacity Assessment), yang dikembangkan
oleh Palang Merah Indonesia. Perangkat-perangkat pengkajian risiko yang
dapat digunakan dalam pengembangan Kampung tangguh bencana
akan dirinci lebih lanjut dalam panduan pelaksanaan yang lebih teknis.
2) Perencanaan PB dan Perencanaan Kontinjensi Kampung
Rencana Penanggulangan Bencana Kampung
Rencana Aksi Pengurangan Risiko Bencana Kampung merupakan
rencana

aksi yng berisi kegitan-kegiatan

bencana, sekaligus rencana mobilisasi

untuk
sumber

pengurangan risiko
daya

berbagai

pemangku kepentingan, pemerintah maupun non-pemerintah, dalam


lingkup Kampung.
8

Rencana

aksi pengurangan risiko bencana

harus disusun bersama

masyarakat, karena warga masyarakat di kawasan rawan bencana


merupakan pihak yang paling terpapar ancaman dan paling mengenal
wilayahnya.
Rencana Kontinjensi Kampung
Rencana Kontinjensi adalah rencana yang disusun untuk menghadapi
suatu situasi krisis yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi dapat pula
tidak terjadi. Rencana Kontinjensi (Renkon) merupakan suatu proses
identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan
kontinjensi atau yang belum tentu tersebut. Suatu rencana kontinjensi
mungkin tidak selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan
tidak terjadi.
Renkon

Bencana

memuat

rencana

tindakan

segera

jika

terjadi

krisis/bencana yang diperkirakan akan terjadi. Rencana kontinjensi


berupaya mengidentifikasi kemungkinan kejadian bencana beserta
dampaknya bagi masyarakat dan membangun kesepakatan bersama
untuk membagi tanggung jawab

dalam

menghadapinya,

serta

keputusan tentang mobilisasi sumber daya yang akan dilakukan.


3) Pembentukan Tim Relawan Kampung Tangguh Bencana
Untuk mendukung upaya pengurangan risiko bencana sekaligus sebgai
upaya kesiapsiagaan bencana, di Kampung perlu dibentuk Tim Relawan
Kampung Tangguh Bencana. Tim ini dapat dibentuk secara khusus atau
mengembangkan kelompok yang telah ada di kampung. Tim ini tidak
menjadi bagian dari struktur resmi pemerintah setempat, tetapi pemerintah
dapat terlibat di dalamnya bersama dengan komponen masyarakat sipil
lainnya.

4) Peningkatan Kapasitas Warga dan Aparat dalam PB


Peningkatan kapasitas dalam isu PRB akan meliputi pelatihan-pelatihan
dalam Pemetaan Ancaman, HVCA atau

Penilaian

Ancaman,

Kerantanan dan Kapasitas PMI, metode-metode PRA (Participatory Rural


Appraisal) atau Penilaian Pedesaan Partisipatif, dan metode-metode
serupa lainnya yang dibutuhkan. Peningkatan kapasitas juga akan
dilakukan melalui penyediaan peralatan dan perangkat-perangkat sistem
peringatan dini dan kesiapsiagaan bencana yang terjangkau dalam
konteks program.
5) Pemaduan PRB ke dalam Rencana Pembangunan
Selain menyusun Rencana aksi PRB Kampung, program diharapkan juga
mendorong pemaduan PRB ke dalam Rencana Pembangunan Kelurahan.
Bila berdiri sendiri, Rencana aksi kemungkinan sulit untuk mendapatkan
pendanaan,

karena

harus

bersaing

dengan

program-

program

pembangunan lainnya. Oleh karena itu, selain program berfungsi


menyusun Rencana aksi PRB Kampung, program juga diharapkan juga
mendorong masuknya

aspek- aspek dalam RPB ke dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah, sehingga RPJMD juga


mengandung pendekatan pengurangan risiko bencana.
6) Pelaksanaan PRB di Kampung
Rencana

aksi

PRB

dan

Rencana

Kontinjensi

Kampung

perlu

diimplementasikan oleh seluruh warga. Untuk itu dibutuhkan pendanaan


dan alokasi sumber daya yang memadai. Hal ini akan diatur lebih lanjut
melalui pedoman yang akan disusun.
7) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Program di tingkat Kampung
Agar dapat diimplementasikan dengan berhasil, program Kampung
Tangguh Bencana perlu dilengkapi dengan sistem pemantauan, evaluasi
10

dan pelaporan yang baik. Kegiatan-kegiatan ini perlu dilakukan sejak awal
pelaksanaan program di berbagai tingkatan, mulai dari tingkat kota
sampai tingkat masyarakat. Perangkat pemantauan dan evaluasi perlu
dibuat sesuai dengan kemampuan pemerintah Kota Yogyakarta, sumber
daya yang ada dan kapasitas warga, serta dapat memberikan bukti-bukti
yang diperlukan untuk memberi penilaian.

D. MANFAAT INOVASI KAMPUNG TANGGUH BENCANA


Kampung Tangguh Bencana di Kota Yogyakarta memiliki beberapa manfaat
antara lain :
1. Kampung memiliki struktur kepengurusan KTB yang definitif
2. Kampung memiliki dokumen kajian risiko kampung
3. Kampung memiliki kajian kerentanan, dan kapasitas kampung dalam
menanggulangi bencana
4. Kampung memiliki peta sebaran bahaya, kerentanan, kapasitas, titik
kumpul dan evakuasi dan jalur evakuasi
5. Kampung memiliki rencana tanggap darurat bencana
6. Kampung melakukan simulasi bahaya
Modal sosial yang telah ada pada masyarakat Yogyakarta merupakan
modal utama. Aktivitas kerelawanan ketika kejadian bencana terjadi pun
sesungguhnya telah dilakukan oleh masyarakat kampung. Keberadaan KTB
terutama sebagai momen bagi masyarakat kampung memaknai aktivitas
mereka sebagai bagian dari sistem penanggulangan bencana. Layaknya
sistem maka KTB adalah wadah definitif bagi masyarakat menyepakati
bahwa tiap orang di dalam komunitas memiliki kapasitas yang bisa
dimobilisasi dalam kejadian bencana. Maka dengan adanya KTB pembagian
peran di masyarakat menjadi definitif, tentang siapa melakukan apa, pihak
dan sumberdaya yang bisa dimobilisasi menjadi terdata dengan baik.

11

E. Keberlanjutan Kampung Tangguh Bencana


KTB yang telah diinisiasi adalah bentuk rintisan, banyak pelajaran yang bisa
diambil dari perjalanan 3 tahun program. Bagaimana masyarakat dapat
diorganisasikan yang nyatanya memang memiliki karakter yang tidak sama
di

tiap

kampung.

Peran

fasilitator

menjadi

sangat penting

dalam

mengkomunikasikan tahap tiap tahap dan goal dari kegiatan.


Untuk keberalanjutan program, KTB rintisan yang ada terus di tingkatkan
kapasitasnya. Kegiatan-kegiatan upgrade skill penanggulangan bencana
terus dilakukan. Pelatihan pertolongan pertama, komunikasi, dan pelatihan
lain terus dikembangkan agar KTB terus berkomunikasi di internal organisasi.
Selain itu forum KTB di bentuk direncakanan menjadi bagian dari forum
pengurangan risiko bencana di Kota Yogyakarta. Sehingga suara dari
komunitas di kampung dapat menjadi pertimbangan kebijakan di level Kota
Yogyakarta.

12

EKSTENSI PELAYANAN DENGAN STANDAR PROFESI


TERTINGGI BERBASIS KESELAMATAN PASIEN PADA RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA

A. STANDAR PELAYANAN YANG MASIH RENDAH


Rumah Sakit Umum Dearah (RSUD) Kota Yogyakarta merupakan rumah sakit
milik Pemerintah Kota Yogyakarta yang terletak di Bagian Selatan Kota
Yogyakarta, berbatasan dengan Kabupaten Bantul yang mudah diakses dari
berbagai penjuru dengan kapasitas 200 tempat tidur, dengan fasilitas yang
cukup.
Kondisi saat ini di RSUD Kota Yogyakarta adalah, rata-rata kunjungan pasien
rawat jalan pada tahun 2014 mencapai 400 orang per hari,

pelayanan

pendaftaran pasien dimulai pukul 07.30 11.00 WIB, dan jam pelayanan klinik
dimulai bila dokter telah selesai visite ke bangsal tersehingga selesai
pelayanan lebih dari pukul 14.00 WIB. Keadaan ini mendorong pasien untuk
antri sejak pagi agar mendapatkan nomor antrian kecil, sehingga terjadi
antrian panjang pada pagi hari sebelum loket pendaftaran dibuka. Hal ini
berdampak munculnya oknum penjual jasa mencarikan nomor antrian
(calo) bagi pasien yang tidak bersedia antri sendiri.
Dari keluhan pelanggan diperoleh informasi bahwa, pendaftaran manual
berdampak munculnya penjual jasa mengambilkan nomor antrian, sehingga
pasien yang datang sendiri memperoleh nomor urut besar. Ketidakpastian
jam mulai pelayanan di klinik mengakibatkan penumpukan pasien di ruang
tunggu, ketidaknyamanan pasien, rasa lelah dan bosan, sehingga pasien
merasa pelayanan tidak cepat, selesai pelayanan pasien sampai lebih dari
pukul 14.00 WIB, memungkinkan terjadinya penularan penyakit melalui udara.

13

Dengan jumlah pasien yang banyak, maka kesempatan pasien untuk


mendapatkan haknya menjadi berkurang karena waktu ketemu dengan
dokter di klinik terbatas, rata-rata waktu pemeriksaan dokter hanya 5 menit,
sehingga

pasien

tidak

punya

kesempatan

untuk

konsultasi

atau

mendapatkan penjelasan atau penyuluhan dari dokter pemeriksa.


Etiket makan pasien rawat inap, masih ditulis tangan, sehingga berpotensi
terjadi salah tulis, yang berakibat salah menu yang dapat membahayakan
pasien. Disamping itu pasien yang telah diperbolehkan pulang (pasca rawat
inap) tetapi masih membutuhkan parawatan di rumahnya, belum dapat
mengakses pelayanan kesehatan di rumah (home care) karena RSUD Kota
Yogyakarta belum menyediakan layanan tersebut.
Indeks Kepuasan Masyarakat semester II tahun 2014, pada item kecepatan
pelayanan obat dan kenyamanan lingkungan mencapai nilai 3 atau 75,
walaupun masuk kategori baik, tetapi masih perlu ditingkatkan.
RSUD Kota Yogyakarta yang berstatus sebagai Rumah Sakit Klas B Pendidikan,
sebagai BLUD pada tahun 2007 dan terakreditasi penuh 12 pelayanan pada
Desember 2010. Ijin operasional tetap selama 5 tahun diterima pada 5
September 2011. Visi RSUD Kota Yogyakarta adalah Terwujudnya pelayanan
prima dan menjadi pilihan utama masyarakat (Perwal No. 287A/KEP/2012
Tahun 2012). Untuk mencapai visi tersebut, disusun enam misi sebagai berikut
:
1. Mewujudkan pelayanan dengan standart profesi tertinggi berbasis
keselamatan pasien, sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan
2. Meningkatkan

kompetensi

dan

kinerja

pegawai

secara

berkesinambungan
3. Mewujudkan

rumah

sakit

pendidikan,

wahana

penelitian

dan

pengembangan
4. Membangun sistem informasi dan manajemen rumah sakit yang handal

14

5. Mewujudkan menejemen yang efektif dan efisien dalam iklim kerja yang
terintegrasi dan kondusif
6. Ikut mewujudkan Yogyakarta sebagai kota berwawasan lingkungan
sehat.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka
diharapkan pelayanan RS yang diberikan akan semakin berkualitas dan
dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan
suatu teknologi informasi yang cepat, tepat dan akurat. Bagian pendaftaran
sebagai lini depan rumah sakit merupakan kunci awal dari kesuksesan
kecepatan pelayanan di Rumah Sakit begitu pula dengan kecepatan dalam
pelabelan menu makanan di instalasi Gizi dan pemberian etiket obat di
Instalasi Farmasi . Oleh sebab itu perlu terus menerus dilakukan inovasi untuk
mempercepat dan memudahklan pasien baik dalam mengakses layanan
kesehatan maupun pada saat menerima layanan kesehatan di Rumah Sakit.
Dalam mewujudkan pelayanan dengan standart profesi tertinggi berbasis
keselamatan pasien, maka Direktur RSUD Kota Yogyakarta memutuskan
membentuk Tim Inovasi untuk merencanakan kegiatan inovasi, dengan
esensi inovasi adalah penambahan pelayanan untuk meningkatkan akses
dan memudahkan masyarakat.
B. INOVASI YANG DILAKUKAN
Rumah Sakit Umum Dearah (RSUD) Kota Yogyakarta merupakan rumah sakit
milik Pemerintah Kota Yogyakarta yang terletak di Bagian Selatan Kota
Yogyakarta, berbatasan dengan Kabupaten Bantul yang mudah diakses dari
berbagai penjuru dengan kapasitas 200 tempat tidur, dengan fasilitas yang
cukup.
Kondisi saat ini di RSUD Kota Yogyakarta adalah, rata-rata kunjungan pasien
rawat jalan pada tahun 2014 mencapai 400 orang per hari,
15

pelayanan

pendaftaran pasien dimulai pukul 07.30 11.00 WIB, dan jam pelayanan klinik
dimulai bila dokter telah selesai visite ke bangsal tersehingga selesai
pelayanan lebih dari pukul 14.00 WIB. Keadaan ini mendorong pasien untuk
antri sejak pagi agar mendapatkan nomor antrian kecil, sehingga terjadi
antrian panjang pada pagi hari sebelum loket pendaftaran dibuka. Hal ini
berdampak munculnya oknum penjual jasa mencarikan nomor antrian
(calo) bagi pasien yang tidak bersedia antri sendiri.
Dari keluhan pelanggan diperoleh informasi bahwa, pendaftaran manual
berdampak munculnya penjual jasa mengambilkan nomor antrian, sehingga
pasien yang datang sendiri memperoleh nomor urut besar. Ketidakpastian
jam mulai pelayanan di klinik mengakibatkan penumpukan pasien di ruang
tunggu, ketidaknyamanan pasien, rasa lelah dan bosan, sehingga pasien
merasa pelayanan tidak cepat, selesai pelayanan pasien sampai lebih dari
pukul 14.00 WIB, memungkinkan terjadinya penularan penyakit melalui udara.
Dengan jumlah pasien yang banyak, maka kesempatan pasien untuk
mendapatkan haknya menjadi berkurang karena waktu ketemu dengan
dokter di klinik terbatas, rata-rata waktu pemeriksaan dokter hanya 5 menit,
sehingga

pasien

tidak

punya

kesempatan

untuk

konsultasi

atau

mendapatkan penjelasan atau penyuluhan dari dokter pemeriksa.


Etiket makan pasien rawat inap, masih ditulis tangan, sehingga pembillingan
lambat dan berpotensi terjadi salah tulis, yang berakibat salah menu yang
dapat

membahayakan

pasien.

Disamping

itu

pasien

yang

telah

diperbolehkan pulang (pasca rawat inap) tetapi masih membutuhkan


parawatan di rumahnya, belum dapat mengakses pelayanan kesehatan di
rumah (home care) karena RSUD Kota Yogyakarta belum menyediakan
layanan tersebut.

16

Dari Indeks Kepuasan Masyarakat semester II tahun 2014, pada item


kecepatan pelayanan obat dan kenyamanan lingkungan mencapai nilai 3
atau 75, walaupun masuk kategori baik, tetapi masih perlu ditingkatkan.
RSUD Kota Yogyakarta yang berstatus sebagai Rumah Sakit Klas B Pendidikan,
sebagai BLUD pada tahun 2007 dan terakreditasi penuh 12 pelayanan pada
Desember 2010. Ijin operasional tetap selama 5 tahun diterima pada 5
September 2011. Visi RSUD Kota Yogyakarta adalah Terwujudnya pelayanan
prima dan menjadi pilihan utama masyarakat (Perwal No. 287A/KEP/2012
Tahun 2012). Untuk mencapai visi tersebut, disusun enam misi sebagai berikut;
1. Mewujudkan pelayanan dengan standart profesi tertinggi berbasis
keselamatan

pasien,

sesuai

dengan

kebutuhan

dan

harapan

pegawai

secara

pelanggan
2. Meningkatkan

kompetensi

dan

kinerja

berkesinambungan
3. Mewujudkan

rumah

sakit

pendidikan,

wahana

penelitian

dan

pengembangan
4. Membangun sistem informasi dan manajemen rumah sakit yang handal
5. Mewujudkan menejemen yang efektif dan efisien dalam iklim kerja
yang terintegrasi dan kondusif
6. Ikut mewujudkan Yogyakarta sebagai kota berwawasan lingkungan
sehat.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka
diharapkan pelayanan RS yang diberikan akan semakin berkualitas dan
dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan
suatu teknologi informasi yang cepat, tepat dan akurat. Bagian pendaftaran
sebagai lini depan rumah sakit merupakan kunci awal dari kesuksesan
kecepatan pelayanan di Rumah Sakit begitu pula dengan kecepatan dalam
pelabelan menu makanan di instalasi Gizi dan pemberian etiket obat di
Instalasi Farmasi . Oleh sebab itu perlu terus menerus dilakukan inovasi untuk
17

mempercepat dan memudahklan pasien baik dalam mengakses layanan


kesehatan maupun pada saat menerima layanan kesehatan di Rumah Sakit.
Dalam mewujudkan pelayanan dengan standart profesi tertinggi berbasis
keselamatan pasien, maka Direktur RSUD Kota Yogyakarta memutuskan
membentuk Tim Inovasi untuk merencanakan kegiatan inovasi, dengan
esensi inovasi adalah penambahan pelayanan untuk meningkatkan akses
dan memudahkan masyarakat.
C. MEKANISME INOVASI
Untuk mengurai permasalahan tersebut di atas, dan guna mencapai tujuan
yang ditetapkan, maka dilakukan analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses,
Opportunities dan Threats) yang menghasilkan nilai kualitatif. Agar dapat
membuat prioritas, maka dianalisa secara kuantitatif dengan analisa USG
yaitu Urgency : kegawatan atau besar damapak yang timbul, Seriousness :
Banyaknya waktu yang tersedia untuk penanganan masalah, dan Growth :
sifat masalah mudah berkembang yang diukur dengan skala 1 sampai 5.
Angka 1 menunjukkan nilai terendah dan angka 5 merupakan nilai tertinggi.
Dari perhitungan table 2, dihasilkan faktor pendorong (58) lebih besar dari
faktor penghambat (50).
Dari pemetaan di atas, berarti berpeluang dilakukan upaya inovasi,
kemudian dianalisa faktor internal dan eksternal, guna menyusun ide-ide
strategi yang baik dan tepat. Strategi yang dipakai adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang (SO), menggunakan kekuatan untuk
mengatasi tantangan (ST), meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan
peluang (WO) atau meminimalkan kelemahan dan menghindari tantangan,
dengan matrik sebagai berikut :

18

Internal

Strengths
1. Status BLUD sehingga

Eksternal

Weaknesses
1. Evaluasi kinerja

pengelolaan

belum optimal

keuangan lebih

dilakukan

fleksibel.
2. Direktur mendorong
terciptanya ide

2. Keterbatasan
tenaga programmer
komputer

kreatif untuk inovasi


pelayanan di rumah
sakit
Opportunitiess
1. Dukungan

Pemilik

Rumah Sakit kuat


2. Pelanggan setia RS

tergabung

dalam

Persadia

Strategi S-O

Strategi W-O

1. Siapkan anggaran

1. Tingkatkan frekuensi

untuk ekstensi

evaluasi kinerja

pelayanan.

yang dilaporkan

2. Ekstensi pelayanan
kepada pelanggan
di luar jam kerja.

kepada Dewas
2. Optimalkan kerja
sama dengan
bagian TIT PemKot
Yogyakarta

Threaths
1. Stigma negatif

Strategi S-T

Strategi W-T

1. Optimalkan system

1. Lakukan promosi

masyarakat

informasi berbasis

pelayanan RSUD

terhadap rumah

komputerisasi

melalui berbagai

sakit pemerintah

2. Lakukan rehab fisik

2. Fisik bangunan dan

bangunan dan

kebersihan ruang

supervisi kebersihan

perawatan RS lain

ruang rawat inap

yang sekelas

19

media
2. Tingkatkan integritas
pegawai RSUD

Dari strategi yang didapatkan, dilakukan penapisan. Indikator penapisan


dengan menilai efektivitas, efisiensi, kemudahan dan manfaat pelaksanaan
kegiatan.

Pengukuran

efektivitasnya,

semakin

menggunakan
besar

skala

nilainya.

5.

Keterangan

Semakin
:

besar

Pengukuran

menggunakan Skala 1 sampai dengan 5. Semakin besar nilai yang diperoleh,


berarti makin efektif, efisien dan mudah dilaksanakan, sehinggan manfaat
semakin tinggi.
Dari tabel di atas strategi yang dilaksanakan adalah strategi S-O (upaya
kooperatif) no 1, dengan rangking tertinggi 19 yaitu Ekstensi pelayanan
kepada pelanggan di luar jam kerja,
Setelah menentukan prioritas strategi yang akan dilakukan, kemudian
dirumuskan kegiatan sebagai berikut :
kegiatan jangka pendek adalah :
1) Ekstensi pelayanan kepada pelanggan di luar jam kerja
2) Siapkan anggaran untuk ekstensi pelayanan
3) Optimalkan sistem informasi berbasis komputerisasi dan Web
4) Lakukan rehab fisik bangunan dan supervisi kebersihan ruang rawat
inap
Kegiatan jangka menengah adalah:
1) Tingkatkan frekuensi evaluasi kinerja yang dilaporkan kepada Dewas
2) Optimalkan kerja sama dengan bagian TIT PemKot Yogyakarta
3) Lakukan promosi pelayanan RSUD melalui berbagai media
Kegiatan jangka panjang adalah : Tingkatkan integritas pegawai RSUD
Fokus ekstensi pelayanan adalah untuk penambahan layanan bagi
pelanggan rumah sakit dengan penyediaan klinik sore dan pendaftaran
mandiri. Indikatornya adalah tersedianya dokumen standar prosedur
operasional klinik sore dan pendaftaran mandiri yang disahkan oleh
Direktur RSUD Kota Yogyakarta.

20

D. PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemangku kepentingan di Rumah Sakit Kota Yogyakarta yang terkait
dengan inovasi ekstensi pelayanan dapat dikelompokkan dalam
empat kuandran sebagai berikut :

Laten (Pengaruhnya kuat tapi

Promotor (Pengaruh &

kepentingannya rendah) :

Kepentingannya Kuat):
1. Direktur RSUD Kota Yk

1. Bagian Organisasi

2. Wakil Direktur Pelayanan

2. BPJS

3. Ka. Bid. Penunjang Pelayanan

3. Dokter pemeriksa Klinik

4. Ka. Bid. Pelayanan Medis

4. Customer Service dan Satpam

5. Ka. Instalasi Rekam Medis


6. Ka. Instalasi Pengeloaan TI
7. Ka. Instalasi Gizi
8. Ka. Instalasi Farmasi
9. Ka. Instalasi Laboratorium
10. Ka. Seksi Rawat Jalan
Masyarakat

Apathetics (Kepentingan &

Defender (kepentingannya kuat tapi

Pengaruhnya rendah) :

pengaruhnya kecil) :
1. Wakil

Direktur

1. Ka. Instalasi Rawat Inap

Keuangan

2. Ka. Sub. Bag Kepegawaian

2. Ka. Bag Umum

3. Ka. Sub. Bag TU dan RT

3. Ka. Bid Perawatan

Umum

4. Ka. Sub Bag. Keuangan


5. Ka. Sub Bag Hukum & PP
6. Ka. Instalasi Gawat Darurat

21

&

Pemangku kepentingan utama adalah pihak yang memiliki kaitan


kepentingan secara langsung dengan kegiatan inovasi.
E. OUTPUT
1. Tersedianya Klinik Sore yaitu dibukanya Klinik Sore mulai pukul 15.00 WIB
yang

dapat

diakses

dengan

pendaftaran

by

phone

nomor

081575740904 mulai pukul 08.00 - 17.00 WIB, Pendaftaran langsung klinik


sore dimulai pukul 12.00 - 18.00 WIB
2. Tersedianya anjungan pendaftaran mandiri yang dapat mendeteksi
barcode

untuk

untuk

mempercepat

identifikasi

pasien

dalam

pengambilan rekam medik.


3. Merubah alur pendaftaran rawat jalan dan pelayanan rawat jalan
dengan merubah jam pengambilan nomor antrian dari pukul 07.30 WIB
menjadi pukul 06.30 WIB.
4. Pengumuman jam buka pelayanan di klinik, dengan menempelkan
papan pengumuman bahwa klinik pagi akan dilayani mulai pukul 09.00
dan jadwal praktek dokter klinik sore.
5. Pengumuman jam kunjung yaitu dengan membuat banner tentang
perubahan jam kunjungan keluarga pasien yang semula pagi pukul 10.00
12.00 dan sore hari pukul 16.00 18.00 WIB, menjadi : hari Senin s.d Jumat
pukul 16.00 19.00 dan hari Sabtu dan Minggu / hari libur pada pagi hari
pukul 10. 00 12.00 dan pukul 16.00 18.00 WIB.
6. Informasi ketersediaan tempat tidur melalui alamat Web RSUD:
jogjakota.rumahsakitjogja.go.id, sehingga ada kepastian bagi PPK 1 yang
akan merujuk ke RSUD Kota Yogyakarta.
7. Tersedianya layanan home care bagi pasien pasca opname di RS
maupun pasien yang tidak dapat datang ke RSUD Kota Yogyakarta.
22

8. Fisik bangunan RS yang bersih dan berwawasan lingkungan dengan


melakukan perbaikan bangunan fisik dan peningkatan kebersihan ruang
rawat inap
9. Meningkatnya

integritas pegawai RSUD Kota Yogyakarta dengan

melakukan pelatihan budaya kerja bagi karyawan


F.

SISTEM PEMANTAUAN

Sistem pemantauan kemajuan dan Evaluasi Inovasi dilakukan dengan


berbagai cara :
1. Pengamatan
2. Wawancara
3. Menganalisis keluhan pelanggan
4. Pertemuan
G. KENDALA DAN SOLUSI
Kendala yang dihadapi :

Kerusakan Hardware dan Software Aplikasi

Promosi dan sosialisasi kurang dapat dipahami pengguna layanan

Membutuhkan adaptasi waktu tersendiri untuk proses internalisasi

Cara Mengatasi :

Menyediakan cadangan hardware dan menyiapkan PIC

untuk

kerusakan software

Peningkatan frekuensi promosi dan sosialisasi oleh Sub bagian Hukum


dan Pelayanan Pelanggan

Pembuatan papan pengumuman

H. DAMPAK INOVASI
Inovasi ekstensi pelayanan yang baru dilakukan dalam waktun 9 bulan
akan terus berlangsung dan berakhir bulan Oktober 2016, meskipun
23

demikian beberapa manfaat sudah dapat dilihat dan dirasakan secara


langsung:
1. Proses pendaftaran menjadi lebih cepat
2. Waktu tunggu pendaftaran
3. Kepastian mendapatkan nomor klinik
Memberikan

pilihan

layanan

pendaftaran

berupa

layanan

pendaftaran mandiri, pendaftaran by phone, layanan pendaftaran


loket.
I.

KEBERLANJUTAN
Ekstensi layanan inovasi diharapkan dapat menjadikan model
pengembangan inovasi lainnya di RSUD sehingga pelayanan kepada
masyarakat pengguna layanan mudah diakses, sederhana, cepat,
aman, dan nyaman.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan pelajaran sekaligus inspirasi
bagi penyelenggara kesehatan lainnya, misalnya puskesmas, rumah
sakit pratama, dan klinik kesehatan lainnya :
1. Untuk

eksetensi

pelayanan

dibutuhkan

pimpinan

yang

berpengalaman dan mampu mendorong, dan memberi keleluasaan


stakeholder

yang

berkomitmen

tinggi

dan

kompeten

untuk

terwujudnya inovasi.
2. Perubahan harus dilandasi dengan latar teoritis dan observasi yang
dalam terhadap lingkungan. Dalam menyusun inovasi menggunakan
teori untuk merancang perubahan pada RSUD Kota Yogyakarta.
Sehingga perubahan yang dilakukan bersifat ilmiah dan objektif.
3. Tidak takut menjadi agen perubahan, pantang menyerah, dan jangan
takut gagal.
4. Birokarsi tidak harus selalu birokratis, melalui penyederhanaan birokrasi
dan komunikasi egaliter dan informal dapat menghasilkan inovasi yang
mudah diterapkan.
24

MUJIB BUNG ALI


A. RENDAHNYA MUTASI NAMA WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SIMULTAN
DENGAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH AKIBAT JUAL BELI .
Pemerintah Kota Yogyakarta cq. Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan
Keuangan (DPDPK) Kota Yogyakarta dengan mempertimbangkan kesiapan
Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana maupun regulasi, telah mulai
memungut Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sejak tahun
2011, sedangkan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dimulai pada
tahun 2012. Mengingat BPHTB dan PBB adalah dua jenis pajak daerah yang
berbeda, maka masing-masing memiliki sistem dan prosedur pelayanan
yang berbeda pula, termasuk personil yang menangani dan loket
pelayanan.Sebenarnya kedua jenis pajak daerah tersebut memiliki sisi
kesamaan yaitu terkait dengan kepemilikan tanah/bumi dan bangunan oleh
orang pribadi atau badan usaha.PBB terkait dengan kewajiban membayar
pajak tahunan atas kepemilikan/penguasaan/pengelolaan tanah dan/atau
bangunan, sedangkan BPHTB terkait dengan kewajiban orang pribadi atau
badan usaha membayar pajak saat mendapatkan hak atas tanah dan/atau
bangunan akibat jual beli, waris, hibah dan lain-lain.
Secara ideal, setiap terjadi peralihan hak atas tanah dan/atau bangunan
akibat adanya perbuatan atau peristiwa hukum segera diikuti dengan
pergantian namaWajib Pajak (WP) PBB, sehingga nama pemilik hak yang
tertera di sertifikat tanah adalah sekaligus Wajib Pajak PBB. Tetapi yang terjadi
saat ini, setiap ada pergantian nama sertifikat tanah, pemilik hak tanah yang
baru tidak segera melaporkan ke DPDPK untuk merubah nama Wajib Pajak
PBB, sehingga Ketetapan PBB yang terbit masih atas nama pemiliktanah
yang lama. Sebagai ilustrasi pada tahun 2014, data jumlah Wajib pajak BPHTB
di DPDPK berdasarkan jenis peralihan hak atas tanah sebagai berikut :
25

No.

Jenis Peralihan hak

BPHTB (Rp)

WP

1.

Jual Beli

37.440.338.266 2.495

2.

Tukar Menukar

643.800

3.

Hibah

1.321.366.975

259

4.

Hibah Wasiat

849.625.676

10

5.

Waris

7.231.557.887

887

6.

Pemasukan dalam persero/badan hukum 1.618.184.150

lain
7.

Pemisahan

hak

yang

mengakibatkan 755.722.306

328

peralihan
8.

Penunjukan pembeli dalam lelang

159.935.000

9.

Pelaksanaan Putusan hakim

13.490.500

10.

Penggabungan usaha

32.000.000

11.

Peleburan usaha

12.

Pemekaran usaha

13.

Hadiah

14.

Pemberian hak baru karena pelepasan hak

1.585.787.675

61

15.

Pemberian hak diluar hak

289.375.900

51.298.028.135 4.061
Sumber : Seksi Pendaftaran & Pendataan Bidang Pajak Daerah DPDPK Kota
Yogyakarta

26

Pada periode yang sama tahun 2014, jumlah Wajib pajak yang mengajukan
permohonan mutasi PBB terlihat pada table di bawah :
No.

Bulan

Permohonan

1.

Januari

22

2.

Pebruari

70

3.

Maret

94

4.

April

96

5.

Mei

75

6.

Juni

85

7.

Juli

50

8.

Agustus

80

9.

September

95

10.

Oktober

98

11.

Nopember

21

12.

Desember

20

Jumlah

806

Sumber : Seksi Pendaftaran & Pendataan Bidang Pajak Daerah DPDPK Kota
Yogyakarta

Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2014 terjadi peralihan
hak atas tanah dan/bangunan di Kota Yogyakarta sebanyak 4.061 WP
BPHTB, tetapi pada tahun yang sama jumlah pemohon mutasi PBB hanya 806
orang. Hal ini menunjukkan tingkat keaktifan WP BPHTB untuk mengajukan
permohonan mutasi WP PBB masih sangat rendah (19,8%), karena saat
mengurus peralihan hak tanah sudah dianggap selesai ketika sertifikat tanah
sudah terbit, tidak dilanjutkan dengan pengajuan permohonan mutasi WP
PBB.Akibatnya SPPT PBB yang terbit pada tahun berikutnya pasca terjadinya
peralihan hak tanah masih mencantumkan WP PBB (pemilik hak tanah) yang
lama. Hal ini menimbulkan permasalahan, diantaranya;

27

1.

Data Wajib Pajak dalam basis data PBB tidak valid;

2.

Petugas DPDPK, Kelurahan sampai dengan Ketua RT tidak tahu


siapa pemilik tanah yang baru sehingga kesulitan menyampaikan
ketetapan PBB karena nama Wajib Pajak PBB yang tertera masih
pemilik yang lama;

3.

Wajib pajak PBB yang baru tidak mau menerima Ketetapan PBB
karena masih tertera nama pemilik yang lama;

4.

Terjadi potensi tunggakan PBB akibat Ketetapan PBB tidak sampai


ke tangan Wajib Pajak PBB

B. MUJIB BUNG ALI


Mengingat PBB dan BPHTB ditangani oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang sama, yaitu DPDPK, maka pelayanan PBB dan BPHTB punya
peluang untuk dapat disimultankan, agar setiap terjadi peralihan hak atas
tanah dan/atau bangunan khususnya peralihan akibat jual beli tanah dapat
dideteksi secara dini melalui proses pelayanan BPHTB, sehingga secara
simultan wajib Pajak PBB segera diganti melalui proses mutasi nama Wajib
Pajak PBB mengikuti pemilik hak tanah yang baru. Jadi inovasi yang akan
dilaksanakan adalah pelayanan MUTASI NAMA WAJIB PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN SIMULTAN DENGAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH AKIBAT JUAL
BELI atau disingkat MUJIB BUNG ALI.
Inovasi-inovasi yang dikembangkan di DPDPK, khususnya Bidang Pajak
Daerah tidak lepas dari usulan-usulan yang disampaikan oleh Kepala Bidang
Pajak Daerah beserta seluruh jajarannya setelah mendengar keluhan dan
masukan dari masyarakat saat forum Penyuluhan Pajak Daerah di Kelurahan.
Dimana masyarakat khususnya Wajib pajak PBB maupun pihak-pihak yang
terkait dengan proses pendistribusian Surat Ketetapan PBB, seperti Ketua RW
dan Ketua RT, pada umumnya mengusulkan agar DPDPK dapat merubah
secara otomatis nama Wajib Pajak PBB setiap ada pergantian pemilik tanah
28

akibat adanya jual beli tanah untuk meminimalisir kesulitan dalam


penyampaian surat ketetapan PBB kepada warganya.
Tujuan dari inovasi Mujib Bung Ali di DPDPK Kota Yogyakarta adalah untuk
memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak BPHTB, yang selama ini harus
mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) PBB ke
loket DPDPK untuk merubah nama Wajib Pajak PBB. Adanya peran notaris
dalam pengurusan pembayaran BPHTB selaku pemegang kuasa dari Wajib
Pajak BPHTB tidak selalu membantu dalam proses mutasi nama Wajib Pajak
PBB. Kalaupun pegawai notaris saat mengurus proses sertifikasi tanah
sekaligus juga mengurus proses mutasi nama PBB, tetapi Wajib Pajak BPHTB
kadangkala harus mengeluarkan biaya tambahan.
Dengan adanya pelayanan Mujib Bung Ali maka mutasi nama Wajib Pajak
PBB akan dilaksanakan secara otomatis, sehingga surat ketetapan PBB yang
diterima oleh Wajib Pajak BPHTB pada tahun pajak berikutnya sudah atas
nama Wajib Pajak BPHTB tersebut. Hal ini sekaligus untuk memecahkan
permasalahan-permasalahan yang muncul akibat kesalahan nama Wajib
pajak PBB yang masih mencantumkan pemilik tanah yang lama, baik dalam
proses pendistribusian surat Ketetapan PBB oleh Ketua RW maupun Ketua RT
dan mengurangi potensi tunggakan PBB.
Inovasi Mujib Bung Ali DPDPK Kota Yogyakarta, diawali dari satu gagasan
yang sederhana, yaitu keinginan untuk dapat menerbitkan surat ketetapan
PBB yang nama Wajib Pajaknya secara otomatis dimutasi disesuaikan
dengan pemilik tanah yang baru yang terdeteksi saat proses pembayaran
BPHTB. Gagasan awalnya sederhana tetapi inovasi menggabungkan dua
sistem dan prosedur yang berbeda menjadi satu proses yang simultan
membutuhkan kreatifitas yang tinggi. Karena kedua sisdur tersebut sudah
berjalan sendiri-sendiri beserta dengan regulasinya yang secara prinsipil
berbeda, mengingat PBB adalah pajak yang harus dipungut secara official
assessment sedangkan BPHTB harus dipungut secara self assessment.Maka
29

Inovasi Mujib Bung Juli harus dikaji secara teknis dan yuridis agar tujuan mulia
untuk memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak BPHTB dipastikan tidak
melanggar ketentuan yang berlaku.
C. MEKANISME INOVASI
Inovasi Mujib Bung Ali diawali dengan adanya keluhan dari masyarakat
tentang masih banyaknya kesalahan data yang tertera dalam Surat
pemberitahuan Pajak Terhutang PBB, baik dari Wajib Pajak langsung maupun
perangkat Kelurahan dan Ketua RW maupun Ketua RT yang terlibat secara
langsung dalam proses pendistribusian SPPT PBB tersebut. Salah satu
kesalahan yang sering muncul adalah SPPT PBB diterbitkan atas nama pemilik
tanah yang lama, sedangkan tanah tersebut sudah beralih haknya kepada
orang lain. Logika sederhana masyarakat adalah PBB dan BPHTB keduaduanya dipungut dan dikelola oleh DPDPK, sehingga setiap ada peralihan
hak tanah yang terdeteksi melalui proses BPHTB seharusnya DPDPK segera
merubah melalui proses mutasi nama PBB, sehingga dipastikan setiap
peralihan hak tanah akan diikuti dengan pergantian nama PBB. Berangkat
dari keinginan masyarakat yang menghendaki diselaraskannya pelayanan
BPHTB dan PBB di DPDPK, maka diperlukan upaya pemetaan atas sisdur
masing-masing pelayanan, personil yang selama ini menangani, letak loket
pelayanan, aplikasi sistem yang digunakan dan kajian regulasinya.
BPHTB adalah pajak daerah yang harus dipungut dengan cara self
assessment, sehingga Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung,
menetapkan dan menyetor sendiri kewajibannya. DPDPK akan melakukan
penelitian terhadap penetapan BPHTB yang dibuat Wajib Pajak, dan apabila
sudah benar akan divalidasi agar dapat diproses lebih lanjut di Kantor
Pertanahan. Semua informasi peralihan hak atas tanah baik karena
perbuatan hukum atau peristiwa hukum (jual beli, waris, hibah, hadiah, dan
lain-lain) dipastikan masuk DPDPK pada saat pembayaran BPHTB.Agen yang
selama ini berperan sangat besar dalam proses pengurusan sertifikat tanah,
30

mulai dari pembuatan Akte Jual Beli, pembayaran BHPTB, Pajak penghasilan
dan pendaftaran tanah adalah Notaris maupun Camat selaku Pejabat
Pembuat Akta Tanah. Sehingga, informasi BPHTB tersebut merupakan data
awal calon pemilik tanah yang akan diolah DPDPK untuk merubah nama
Wajib Pajak PBB. Tetapi di lain fihak data calon pemilik tanah tersebut belum
serta merta bisa dijadikan acuan untuk merubah nama Wajib Pajak PBB,
karena pembayaran BPHTB di DPDPK baru merupakan tahap awal dari
proses penerbitan sertifikasi tanah, dimana prosesnya masih berlanjut
dengan pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) bagi penjual tanah di kantor
pelayanan pajak pratama Yogyakarta dan proses finalnya berupa
penerbitan sertifikat tanah oleh Kantor Pertanahan.Artinya tidak semua Wajib
Pajak BPHTB yang datanya sudah masuk di DPDPK bisa dijadikan acuan untuk
mutasi nama PBB secara otomatis, karena tidak semua Wajib Pajak BPHTB
sertifikatnya akan terbit, tergantung dari hasil verifikasi keabsahan peralihan
hak oleh kantor Pertanahan. Di lain fihak, dalam sisdur mutasi nama Wajib
PBB selama ini dilakukan oleh DPDPK atas dasar adanya permohonan mutasi
dari Wajib Pajak PBB, sehingga merubah nama Wajib Pajak PBB tanpa
persetujuan Wajib pajaknya dikhawatirkan rawan gugatan dari Wajib Pajak
terhadap Pemerintah Kota Yogyakarta.
Strategi

yang

dilakukan

DPDPK

sebelum

inovasi

dilakukan

adalah

mengundang Kantor Pertanahan, Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan


Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT), untuk koordinasi membuat
kajian bersama tentang rencana DPDPK meluncurkan pelayanan mutasi
nama Wajib Pajak PBB simultan dengan peralihan hakatas tanah
mendasarkan pada data BPHTB yang diterima oleh DPDPK dari Wajib Pajak
BPHTB melalui Notaris.
Dari hasil koordinasi dengan stake holder tersebut diperoleh beberapa
kesimpulan mendasar yang akan menjadi landasan inovasi, yaitu :

31

1. Wajib Pajak BPHTB yang melaporkan data peralihan hak atas tanah &
membayar kewajiban BPHTB kepada DPDPK tidak serta merta bisa
dijadikan acuan untuk mutasi nama Wajib Pajak PBB, mengingat
peralihan ha katas tanah masih dalam proses dimana finalisasinya
berada di Kantor Pertanahan saat sertifikat hak atas tanah terbit;
2. Dalam ketentuan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah & Retribusi
Daerah ada ketentuan bahwa Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris
dan kepala kantor yang membidangi pelayanan lelang negara
melaporkan pembuatan akta atau risalah lelang Perolehan Hak atas
Tanah dan/atau Bangunan kepada Kepala Daerah paling lambat
pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya, apabila terlambat
dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp250.000,00 (dua
ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap laporan.
3. Secara yuridis Akta yang dibuat menunjukkan bahwa hakatas tanah
sudah sah beralih kepada pihak pembeli meskipun sertifikat tanah
belum terbit atas nama pembeli tersebut, sehingga data AJB yang
dilaporkan oleh Notaris/PPAT/Kepala kantor lelang kepada Walikota cq.
Ka. DPDPK dapat dijadikan acuan untuk merubah wajib Pajak PBB;
4. Sesuai ketentuan Perda Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2011 tentang
PBB P2 : Pasal 26 ayat (1) : Atas permohonan Wajib Pajak atau karena
jabatannya, Walikota atau Pejabat yang ditunjuk dapat membetulkan
SPPT, STPD, SKPD atau SKPDLB yang dalam penerbitannya terdapat
kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung dan/atau kekeliruan
penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan daerah.
5. Dengan demikian Walikota cq. Ka. DPDPK punya kewenangan untuk
merubah data PBB secara jabatan tanpa mendasarkan pada adanya
surat permohonan dari Wajib Pajak PBB, sehingga mutasi Wajib Pajak
PBB secara otomatis mendasarkan pada AJB tidak menyalahi

32

ketentuan, bahkan akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada


Wajib Pajak PBB;
6. Mutasi nama Wajib pajak PBB secara jabatan mendasarkan pada
Laporan Penerbitan AJB oleh Notaris yang disampikan kepada DPDPK
sebaiknya tercatat dalam histori objek PBB bersangkutan dalam basis
data Sismiop
7. Sehingga mutasi nama Wajib Pajak PBB yang dapat disimultankan
dengan peralihan hak atas tanah dan/atau bangunan hanya terbatas
pada peralihan yang terjadi akibat jual beli, sementara peralihan akibat
waris,

hibah,

dll

Wajib

Pajak

BPHTB

masih

harus

mengajukan

permohonan mutasi nama Wajib Pajak PBB setelah sertifikat hak tanah
terbit.
D. PEMANGKU KEPENTINGAN
Proses terbentuknya inovasi Mujib Bung Ali melibatkan pihak internal DPDPK,
terutama Kepala DPDPK, Kepala Bidang Pajak Daerah, kepala Seksi
Pendaftaran

&

Pendataan,

Kepala

Seksi

Penetapan,

Kepala

Seksi

Pembukuan & Pelaporan, Kepala Seksi Penagihan & Pelaporan, staf


pengampu tugas pelayanan BPHTB maupun staf pengampu tugas
pelayanan PBB, dan pihak eksternal yang terdari dari Ketua RT, Ketua RW,
Kelurahan, IPPAT, Notaris, staf pegawai Notaris, Kantor Pertanahan, dan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Yogyakarta.
Inovasi Mujib Bung Ali merupakan wujud respon keluhan Wajib Pajak BPHTB
dan PBB yang disuarakan melalui Ketua RT dan Ketua RW serta Kelurahan.
Dari hasil identifikasi permasalahan yang ada di Bidang Pajak daerah,
dengan mempertimbangkan urgensitasnya di bahas bersama pejabat
eselon IV bidang pajak Daerah, staf pengampu pelayanan BPHTB dan PBB
dan disetujui Kepala DPDPK maka inovasi yang dipilih terkait dengan
pemecahan masalah PBB & BPHTB. Untuk melengkapi kajian inovasi Mujib
Bung Ali dikoordinasikan dengan stake holder, akhirnya direspon positip dan
33

mendapat masukan yang lebih komprehensif dari Kantor Pertanahan, kantor


Pelayanan Pajak Pratama dan IPPAT.
Untuk menjalankan inovasi Mujib Bung Ali berupa penyusunan sisdur kerja
simultan pelayanan BPHTB dan pelayanan PBB, maka sumber daya yang
digunakan adalah kekuatan Sumber Daya Manusia dan keuangan daerah
untuk menyelenggarakan forum-forum koordinasi baik internal DPDPK
maupun dengan pihak eksternal.
Mobilisasi SDM diawali dari koordinasi pemetaan sisdur pelayanan BPHTB
maupun PBB yang sudah berjalan selama ini. Dilanjutkan brainstorming
internal DPDPK yang melibatkan seluruh pejabat structural Bidang Pajak
daerah maupun staf pengampu pelayanan BPHTB dan PBB untuk membuat
kajian regulasi, sistem IT dan aplikasi yang digunakan maupun terobosan
pembuatan sisdur kerja baru yang akan dituangkan dalam Standar Operasi
pelayanan (SOP). Penyempurnaan sisdur kerja baru Mujib Bung Ali dilakukan
dengan stake holder yang terdiri dari pihak eksternal meliputi SDM di
pengurus IPPAT, Kantor Pertanahan maupun Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Yogyakarta.
E. OUTPUT INOVASI
Out put dari inovasi Mujib Bung Ali adalah pelayanan mutasi nama Wajib
Pajak PBB secara otomatis mendasarkan pada Laporan penerbitan akta oleh
Notaris kepada Walikota cq. Ka.DPDPK. Sehingga Wajib Pajak BPHTB selaku
pemilik hak baru atas tanah dan/atau bangunan melalui peralihan jual beli
sekaligus akan mendapatkan Surat Ketetapan PBB yang sudah atas nama
Wajib Pajak BPHTB tersebut.
Mengingat entry point dari inovasi Mujib Bung Ali adalah berawal dari
adanya Laporan Pembuatan akta dari Notaris kepada Walikota, maka salah
satu kunci keberhasilan inovasi ini ditentukan oleh peran aktif Notaris dalam
membuat dan menyampaikan laporan. Sesuai ketentuan Peraturan Daerah
34

Kota Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2010 tentang BPHTB Pasal 92 ayat (1) :
Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dan kepala kantor yang membidangi
pelayanan lelang negara melaporkan pembuatan akta atau risalah lelang
Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan kepada Kepala Daerah
paling lambat pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
Pasal 93 ayat (1) Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dan kepala kantor
yang membidangi pelayanan lelang negara, yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (1) dikenakan sanksi
administratif berupa denda sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu
rupiah) untuk setiap laporan.
Selama ini pengawasan terhadap penyampaian laporan pembuatan akta
beserta pengenaan dendanya belum ditangani secara memadai oleh
DPDPK, sehingga dengan adanya inovasi sisdur Mujib Bung Ali ini sekaligus
akan membuat sisdur pelayanan penerimaan laporan beserta penentuan
petugas pelaksananya di DPDPK, baik petugas penerima laporan, petugas
pemantau keterlambatan laporan maupun petugas penerima denda
keterlambatan laporan.
Sehingga untuk mewujudkan sisdur Mujib Bung Ali harus dibuat Standar
Operasi Pelayanan (SOP) Pelayanan Mutasi Wajib Pajak PBB simultan dengan
Peralihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan untuk jenis Peralihan Jual Beli,
termasuk SOP lain yang terkait dan mendukung, yaitu :
1. SOP Penerbitan Nomor Identitas Wajib Lapor untuk Notaris;
2. SOP Penerbitan Surat Ketetapan Denda dan Surat Ketetapan Denda
Administrasi Pelanggaran Akta;
3. SOP

Pendapatan

dan

laporan

Pertanggungjawaban

Penerimaan DPDPK;
4. SOP Pelayanan Administrasi Surat Masuk;
5. SOP Penagihan;
6. SOP Pengarsipan.
35

Bendahara

Sistem yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi


inovasi Mujib Bung Ali dilakukan secara berjenjang oleh pejabat struktural
dari Eselen IV, Eselon III dan Eselon II, dengan memantau dan mengevaluasi
kinerja Bidang Pajak Daerah atas pelaksanaan SOP Mujib Bung Ali. Eselon IV
terdiri dari :
a. Kepala Seksi Pendaftaran & pendataan memantau dan mengevaluasi
pelayanan penerimaan laporan Akta oleh Notaris, pelaksanaan entry
data mutasi wajib pajak ke Sismiop PBB;
b. Kepala Seksi Penetapan memantau & mengevaluasi serta merekap
data mutasi Wajib Pajak PBB sebagai dasar penerbitan ketetapan PBB
tahun yang akan datang.
Eselon III adalah Kepala Bidang Pajak Daerah dan Eselon II adalah Kepala
DPDPK yang memantau dan mengevaluasi proses pelayanan Mujib Bung Ali
dari Loket Pelayanan sampai out put terakhir berupa data Wajib Pajak PBB
yang sudah dimutasi, melalui format laporan realisasi mutasi wajib pajak PBB
secara jabatan yang akan dibuatkan sistemnya dalam aplikasi Sismiop PBB.
Secara sistem akan dikembangkan aplikasi untuk dapat menyajikan Laporan
Bulanan pelaksanaan inovasi Mujib Bung Ali, berupa jumlah Wajib Pajak
BPHTB jual beli yang dimutasi Wajib Pajak PBB secara jabatan (otomatis),
sehingga kinerja pelaksanaan inovasi ini akan terukur out putnya.
F.

KENDALA DAN SOLUSI

Sebagaimana lazimnya sebuah perubahan, rencana inovasi Mujib Bung Ali


kurang mendapat perhatian serius, karena ada kekhawatiran penerapan
sisdur yang baru adalah identic dengan tambahan beban kerja, sistem dan
aplikasi IT yang belum siap menampung sisdur baru, keterbatasan anggaran
dan punya resiko melanggar aturan yang berlaku.
Salah satu kunci keberhasilan inovasi ini adalah adanya komitmen yang
tinggi dari pejabat structural di lingkungan Bidang pajak Daerah, dengan
semboyan inovasi untuk mendapatkan solusi masalah riil yang dihadapi
36

DPDPK. Upaya memberikan mindset tentang adanya masalah yang harus


dipecahkan DPDPK dalam penerbitan ketetapan PBB kepada seluruh stake
holder baik internal maupun eksternal dilakukan secara terus menerus dan
konsisten sehingga rencana inovasi ini difahami dan diyakini dapat
mengatasi masalah tersebut.
Adanya sisdur baru tidak dapat dipungkiri akan berdampak terhadap
perubahan sistem dan aplikasi IT yang digunakan sehingga solusi yang paling
tepat adalah harus dilakukan pengembangan sistem dan aplikasi khususnya
SISMIOP dan SIM Mapatda. Maka langkah berikutnya untuk mengiringi inovasi
ini adalah koordinasi dengan Bagian TIT Setda Kota Yogyakarta untuk
mensuport DPDPK dalam menyiapkan pelaksanaan inovasi Mujib Bung Ali.
Keterbatasan anggaran adalah resiko yang muncul karena ide inovasi
cenderung

spontan

dan

insidentil,

hal

ini

dapat

disiasati

dengan

menggunakan anggaran makan minum rapat yang ada di DPDPK dalam


rangka memecahkan masalah Pajak Daerah khususnya PBB.
Resiko melanggar aturan telah diantisipasi dengan melakukan kajian hukum
yang mendalam tidak hanya dengan pihak internal DPDPK, tetapi juga
dengan pihak stake holder eksternal, sehingga ditemukan adanya paying
hukum yang memadai sebagai dasar rencana inovasi.
G. DAMPAK INOVASI
Inovasi Mujib Bung Ali, apabila telah dilaksanakan secara konsisten akan
sangat besat manfaatnya terhadap Wajib pajak BPHTB, khususnya peralihan
hak karena jual beli. Harapan masyarakat termasuk stake holder agar DPDPK
dapat menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang PBB yang memiliki
data Wajib Pajak valid dan up to date disesuaikan dengan pemilik hak tanah
yang terakhir akan terpenuhi. Untuk melihat dampak dan manfaat secara
objektif inovasi ini dapat diukur dari 3 (tiga) parameter :

37

1. Banyaknya data base Wajib pajak PBB dalam aplikasi SISMIOP PBB yang
diup date melalui proses mutasi secara jabatan pada tahun berjalan;
2. Banyaknya SPPT PBB terbit pada tahun berikutnya dengan data Wajib
Pajak sudah dimutasi disesuaikan dengan nama pemilik hak atas tanah
yang terakhir.
Maka parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui efektifitas inovasi
ini adalah Rasio Jumlah Mutasi WP PBB secara Jabatan dengan Jumlah WP
BPHTB kategori jual beli.
Dampak ikutan lainnya, mengingat inovasi ini menciptakan sisdur baru
berupa pemantauan atas penyampaian Laporan akta, maka Laporan
Pembuatan Akta yang disampaikan Notaris dimanfaatkan secara maksimal
sehingga akan teridentifikasi :
1. Jumlah Notaris yang tertib menyampaikan Laporan;
2. Jumlah Notaris yang melanggar ketentuan karena menyampaikan
laporan melebihi saat jatuh tempo yaitu tanggal 10 bulan berikutnya;
3. Masuknya denda keterlambatan laporan pembuatan akta Notaris
sehingga

menjadi

potensi

baru

Pendapatan

Asli

Daerah

kota

Yogyakarta, khususnya pendapatan lain-lain yang sah.


H. KEBERLANJUTAN INOVASI
Dari uraian tentang inovasi Mujib Bung Ali ini ada beberapa hal yang dapat
dijadikan pelajaran sekaligus inspirasi bagi organisasi sector public lain yang
ingin melakukan inovasi, diantaranya adalah :
1. Peluang inovasi sebagai upaya memperbaiki kinerja organisasi selalu
terbuka dan dinamis mengingat setiap organisasi dalam upaya
mencapai tujuan-tujuannya tidak selalu berjalan mulus, pasti ada
masalah yang timbul sebagai penghambat baik dalam skala kecil,

38

sedang atau berat, sehingga inovasi diperlukan untuk mengatasi


masalah riil tersebut;
2. Mengingat masalah yang dihadapi sebuah organisasi selalu multi jenis,
maka inovasi dapat ditetapkan untuk mengatasi salah satu masalah
tertentu sebagai skala prioritas agar mudah dalam memobilisasi sumber
daya;
3. Inovasi identic dengan perubahan, sehingga SDM yang merasa sudah
berada di zona nyaman cenderung lebih resisten terhadap ide inovasi,
baik SDM pada level staf maupun pejabat structural;
4. Setiap inovasi selalu membutuhkan motor penggerak baik dari dalam
maupun luar organisasi, berupa orang staf atau pejabat structural atau
lembaga lain yang selalu mendorong terwujudnya inovasi tersebut
secara konsisten & berkesinambungan;
5. Inovasi dapat diibaratkan sebuah gelembung udara yang pecah dan
akan memicu pecahnya gelembung-gelembung udara yang lain,
karena pembahasan terhadap satu inovasi secara intensif akan
merangsang lahirnya inovasi-inovasi lain yang berada diseputaran ide
dasarnya.
Terdapat banyak kemungkinan dan peluang untuk mereplikasi inovasi Mujib
Bung Ali ini, terutama pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang sudah
menangani BPHTB dan PBB pasca diterbitkannya Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah. Hampir semua
pemerintah daerah kabupaten/kota memiliki permasalahan yang sama
yaitu belum adanya konektifitas pelayanan BPHTB dengan pelayanan PBB.
Inovasi ini tentu harus disesuaikan dengan nomenklatur kelembagaan
masing-masing pemerintah daerah. Yang terpenting adalah SOP harus
dibuat untuk menentukan siapa menangani apa untuk mengatasi masalah
terbitnya SPPT PBB yang salah data Wajib Pajak karena tidak memanfaatkan
informasi peralihan hak atas tanahnya.

39

JAMILA INOVASI CANTIK KANTOR ARSIP


DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA
YOGYAKARTA

A. KINERJA KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN


Sebagaimana dijelaskan dalam visi pembangunan Kota Yogyakarta, maka
salah satunya adalah menjadikan Yogyakarta sebagai kota pendidikan.
Perpustakaan sebagai sumber informasi selalu berupaya memaksimalkan
fungsinya sebagai pusat pendidikan, penelitian, pelestarian, dan rekreasi.
Pusat pendidikan dalam hal ini, perpustakaan berupaya memenuhi
kebutuhan

bahan

pustaka

dan

informasi

sebagai

sumber

belajar

masyarakat.
Berdasarkan survey minat baca yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan
dan Arsip Daerah DIY pada bulan Oktober-Desember 2014, menempatkan
Kota Yogyakarta dengan Indeks Minat Baca Masyarakat sebesar 79,42
dimana menempati rangking tertinggi di DIY. Oleh karena itu Kantor
ARPUSDA sebagai satu-satunya perpustakaan umum di Kota Yogyakarta
harus berusaha mempertahankan sekaligus meningkatkan indeks tersebut
dengan melakukan berbagai kegiatan peningkatan minat membaca. Hal
tersebut selaras dengan motto The Dynamic Library perpustakaan, dimana
harus selalu melakukan dinamisasi layanan seiring dengan tuntutan
masyarakat.
Pada sisi lainnya berdasarkan data kunjungan perpustakaan pada tiap
tahunnya, mengalami kenaikan kunjungan yang sangat pesat. Dari tahun
2010 sebesar 75.044 orang, tahun 2011sejumlah 115.469 orang, tahun 2012
40

sejumlah 126.205 orang, dan data terakhir pada tahun 2014 sejumlah 143.793
orang. Peningkatan pengunjung tersebut berakibat terhadap keterbatasan
gedung dan ruang layanan maupun ruang baca perpustakaan.
Disamping itu dengan perkembangan kota Yogyakarta menjadi kota
modern, menyebabkan masyarakat melakukan aktifitas maksimal pada tiap
harinya. Oleh karena itu meskipun mereka mempunyai minat baca yang
cukup tinggi tetapi tidak mempunyai cukup waktu untuk datang ke
perpustakaan

termasuk

meminjam

koleksi

sekalipun.

Sehingga

permasalahan yang mengemuka adalah bagaimanakah inovasi layanan


perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan bahan pustaka sebagai media
literasi membaca masyarakat?
Pemerintah daerah dalam hal ini perpustakaan daerah seiring amanat
Undang-Undang nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 50
diharuskan memfasilitasi dan mendorong pembudayaan kegemaran
membaca dengan menyediakan bahan bacaan bermutu ,murah,dan
terjangkau serta menyediakan sarana dan prasarana perpustakaan yang
mudah diakses. Oleh karena itu mendekatkan koleksi buku perpustakaan
kepada masyarakat adalah hal utama yang harus dilakukan perpustakaan.
Layanan perpustakaan pada Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Yogyakarta memandang perlu, bukan hanya mengajak masyarakat untuk
mengunjungi perpustakaan. Lebih dari itu, adalah bagaimana perpustakaan
mau dan mampu mengantarkan buku bacaan kepada masyarakat yang
membutuhkannya.
Analisa SWOT yang ada di Kantor ARPUSDA kota Yogyakarta merupakan
pertimbangan utama adanya peningkatan layanan, maka diupayakan
melakukan inovasi layananJAMILA(Jaminan Layanan Mengantar Buku ke
Pemustaka) di Perpustakaan Kota Yogyakarta. Inovasi

ini merupakan

layanan delivery service (yaitu servis antar bahan pustaka berupa buku
41

perpustakaan
Yogyakarta

pada

kantor

dengan

ARPUSDA

sistim

kepada

pesan

http://perpustakaan.jogjakota.goidataupun

melalui

mail:

masyarakat
web

di

Kota

perpustakaan

perpus_jogja@yahoo.co.id.

Dengan

inovasi JAMILA maka kedepannya masyarakat akan hemat waktu, biaya


dalam

meminjam

koleksi

buku-buku

perpustakaan,

sedangkan

Perpustakaan Kota Yogyakarta akan semakin nyaman karena tidak terlalu


padat.
B. JAMINAN LAYANAN MENGANTAR BUKU KEPEMUSTAKA (JAMILA)
Inovasi JAMILA tidak terlepas dari ide cerdas Kepala Kantor Arsip dan
Perpustakaan
perkembangan

Daerah
jumlah

(ARPUSDA)

Kota

pengunjung

Yogyakarta

perpustakaan

setelah
yang

melihat

mengalami

peningkatan secara signifikan. Peningkatan jumlah pengunjung tersebut


tidak diiringi dengan penambahan area ruang baca perpustakaan. Hal
tersebut berakibat terhadap ruang baca, ruang koleksi maupun tempat
transaksi peminjaman-pengembalian yang sudah tidak nyaman lagi
dikarenakan terlalu padat oleh pengunjung.
Tindak lanjut ide inovasi tersebut selanjutnya dibahas oleh personalia di
jajaran layanan perpustakaan yang terdiri dari Kepala Seksi Pengelolaan
Perpustakaan

dan

Para

Pustakawan

yang

memahami

tentang

permasalahan minat baca. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek


pendukung maka dilaksanakan inovasi JAMILA di ARPUSDA Kota
Yogyakarta.
Inovasi layanan JAMILAbertujuan meningkatkan responsibilitas pemerintah
dalam hal ini ARPUSDA Kota Yogyakarta untuk memfasilitasi dan mendorong
pembudayaan kegemaran membaca dengan menyediakan bahan
bacaan bermutu, murah,dan terjangkau serta mudah diakses oleh
masyarakat dikarenakan keterbatasan waktu mengunjungi perpustakaan.
Inovasi ini juga dalam upaya meningkatkan efektifitas kinerja personalia
42

layanan perpustakaan pada Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota


Yogyakarta.
Adapun sasaran daripada inovasi ini adalah masyarakat Kota Yogyakarta,
dimana pada waktu memanfaatkan layanan ini tinggal di wilayah tersebut.
Warga masyarakat tersebut terutama dari kalangan pegawai, mahasiswa,
pelajar, dimana dikarenakan rutinitas harian mereka menyebabkan tidak
mempunyai waktu luang/khusus untuk mendatangi perpustakaan
Inovasi JAMILA layanan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Yogyakarta merupakan inovasi yang terbilang berani. Karena selama ini
layanan perpustakaan pada umumnya layanan dengan tipe cenderung
mendatangkan pengunjung/pemustaka. Dengan tipe layanan inversi, maka
personalia layanan JAMILA akan mendatangi pemustaka yang memesan
buku untuk disimpan.
C. MEKANISME INOVASI JAMILA
Ide awal layanan JAMILA dari Kepala Kantor selanjutnya dibahas ditingkat
rapat kecil yang mellibatkan Kepala Kantor, Seksi Pengelolaan Perpustakaan,
Sub Bagian Tata Usaha dan Pustakawan. Hasil curah gagasan dari rapat
tersebut

sepakat

dibentuk

sebuah

tim

kecil

guna

merencanakan,

melaksanakan kegiatan. Tim kerja layanan JAMILA dibuat sederhana,


ramping tetapi multi guna. Terdiri dari seorang manajer, pustakawan, unit
layanan, unit TIK, serta dukungan bagian tata usaha.
Pada tahapan selanjutnya tim kerja membuat design kerja menyangkut
aspek-aspek:
a. Konsep inovasi mulan jamila menyangkut 5 W dan 1 H, keunggulan
program, serta cara masyarakat memanfaatkannya.
b. Tim juga menghitung kebutuhan sarana (motor, HP, buku pendukung,
modem, laptop/computer, bensin)
c. Tim kerja menghitung alokasi kebutuhan biaya.
43

d. Menetukan sistim kerja, dari adanya permintaan user, transaksi online,


sistim mengantar, titik pertemuan, pelaksanaan agunan, sd transaksi
pengambilan
e. Menentukan pengembangan aplikasi transaksi peminjaman
f.

Menentukan alur kerja serta tata kala kegiatan

Tim kerja melakukan Forum Group Discussion, dengan mengundang


masyarakat/pemustaka yang terdiri dari wakil masyarakat umum, pelajar,
mahasiswa, ahli IT, serta akademisi yang mempunyai program studi ilmu
perpustakaan (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Setelah konsep layanan JAMILA terbentuk, pada tahapan selanjutnya
dilakukan simulasi/ujicoba inovasi program dengan pilot proyek kalangan
terbatas, yang melibatkan

masyarakat sebagai calon pengguna serta

akademisi, teknisi aplikasi layanan perpustakaan


Hasil daripada ujicoba terbatas tentulah masih ditemukan berbagai kendala,
oleh karena itu konsep yang ada akan dimatangkan lagi dengan
mempertimbangkan uji coba, FGD, masukan tim ahli, akademisi, masyarakat.
Tim kecil selanjutnya akan merumuskan konsep inovasi secara detail, dengan
mempertimbangkan masukan hasil ujicoba, FGD, akademisi, teknisi, dan unit
layanan.Rumusan konsep layanan JAMILA selanjutnya dipakai sebagai
dasar persiapan pelaksanaan, menyangkut personalia JAMILA, saranaprasarana, alur kerja, sosialisasi ke masyarakat, serta evaluasi program.
Sosialisasi

kepada

masyarakat

pengguna/pemustaka

dengan

memanfaatkan media brosur, release, web, standing banner, film pende,


dan banner). Media sosialiasi tersebut diedarkan kepada masyarakat melalui
surat kabar (release), front office perpustakaan, humas Pemerintah Kota
Yogyakarta.

44

Pada tahapan selanjutnya dilakukan launching layanan JAMILA dengan


mengundang pejabat daerah, serta berbagai media, masyarakat, akan
dimulainya inovasi tersebut. Tepat satu bulan dari pelaksanaan layanan
JAMILA

maka

dilakukan

evaluasi

program,

berkaitan

dengan

ditemukannya berbagai kendala yang terjadi selama layanan JAMILA.


Hasil evaluasi dijadikan penyempurnaan program serta pemberlakuan
layanan JAMILA secara permanen.
Strategi

dilakukan

selama

ini

oleh

layanan

perpustakaan

dalam

meningkatkan minat baca masyarakat adalah dengan cara mendatangkan


pengunjung sebanyak-banyaknya ke Perpustakaan Kota Yogyakarta. Hal
tersebut menjadikan perpustakaan semakin padat, terutama pada ruang
koleksi, ruang baca dan ruang layanan.
Layanan JAMILA dilakukan menggunakan strategi inversi/pembalikan,
dimana yang seharusnya masyarakat datang ke perpustakaan dalam
rangka meminjam koleksi menjadi dibalik, yaitu aparat (Pustakawan) yang
mendatangi masyarakat untuk meminjam koleksi perpustakaan. Strategi ini
dipilih agar masyaraka mendapatkan layanan bahan pustaka dari
perpustakaan secara mudah dan murah.
Proses terbentuknya inovasi layanan JAMILA, maka sumber daya utama
yang digunakan adalah dari personalia layanan perpustakaan pada Kantor
Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta. Disamping itu dukungan
dari tata usaha berkaitan dengan kelengkapan sarana prasarana layanan
menjadi komponen utama layanan JAMILA.
Pada sisi lain pihak luar juga berperan dalam mendukung layanan ini, seperti
bagian TIT Pemerintah Kota Yogyakarta dalam support IT, akademisi sebagai
support kajian akademis, humas dan media dalam mendukung publikasi
serta masyarakat umum untuk memberikan masukan teknis berkaitan
dengan pelaksanaan program.
Untuk menjalankan inovasi ini, maka sumber daya utama berasal dari tenaga
pustakawan di bagian layanan. Sumber daya tersebut ubtuk mencukupi
45

kebutuhan penerimaan pesan buku dari masyarakat, baik melalui telepon,


mail

dan

web.

Prinsip

memaksimalkan

layanan

dilakukan

dalam

meyelenggarakan layanan JAMILA, dikarena buku pesanan baru akan


diantar pada hari Seni, Rabu, Jumat pada jam 13.00-15.00 wib. Dipilih jam
13.00-15.00wib

disebabkan

pada

jam

tersebut

terjadi

penumpukan

personalia layanan mengingat bergabungnya dua shift. Shift pagi pada jam
07.30-15.30 sedangkan shift sore pada jam 12.00-20.00 wib.
Mobilisasai personalia pendukung layanan JAMILA adalah dengan
melakukan penjelasan tentang konsep layanan JAMILA, alur dan prosedur
kerja, serta efektifitas layanan pada jam tersebut. Hal ini untuk mempertegas
akan tugas pokok personalia layanan agar tidak tumpang tindih dengan
layanan intern perpustakaan.
Dengan adanya inovasi layanan JAMILA diharapkan terjadi peningkatan
jumlah peminjaman buku-buku perpustakaan, terutama peminjaman sistim
pesan antar. Adapun secara kwalitas layanan perpustakaan juga akan
meningkat. Hal tersebut ditandai dengan ruang/area perpustakaan tidak
sepadat sebelum adanya layanan JAMILA sehingga pengunjung merasa
nyaman. Pada sisi lain, masyarakat secara umum mempunyai pilihan,
apakah akan memanfaatkan koleksi perpustakaan melalui datang langsung
ke perpustakaan ataupun bukunya dikirim oleh pustakawan ke masyarakat.
Hal tersebut dapat tergambar sebagaimana tabel berikut:

46

SEBELUM INOVASI JAMILA

SETELAH INOVASI JAMILA

Output :
a. Keterbatasan transaksi
peminjaman-pengembalian
buku di Perpustakaan Kota
Yogyakarta.
b. Ruang layanan perpustakaan
terlalu padat

Output:
a. Peningkatan kwantitas dan
kwalitas
layanan
peminjaman buku
b. Masyarakat mendapatkan
layanan bahan pustaka
dari perpustakaan tanpa
harus
berkunjung
ke
perpustakaan

Tabel output layanan sebelum pelaksanaan inovasi dan sesudahnya

Evaluasi dilakukan oleh tim kerja yang ditunjuk dengan mengajak


masyarakat

serta

stakeholder

seluas-luasnya

untuk

ikut

mencermati

penyelenggaraan layanan JAMILA. Sistim evaluasi dilakukan dengan


berbagai cara, antara lain:
a. Melalui pertemuan rutin layanan perpustakaan pada setiap hari Senin.
Pada pertemuan tersebut akan dibahas penyelenggaraan layanan
JAMILA pada setiap minggunya serta kendala apa yang muncul untuk
diselesaikan bersama
b. Melalui sistim informasi perpustakaan baik berbasis manual melalui SISKA
(Sistim Informasi Pemustaka), maupun melalui online (Web) yang
dilakukan oleh masyarakat pemustaka.
c. Melalui IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) yang dilakukan oleh
perpustakaan setiap 6 bulan sekali. Pada IKM akan dimasukkan pula
kegiatan

layanan

JAMILA

untuk

mendapatkan

tanggapan

masyarakat.
Sebagai halnya sebuah perubahan, maka adanya inovasi tidak mudah
untuk mengajak semua personalia memahami sekaligus mendukung
pelaksanaan inovasi tersebut. Ada rasa keengganan untuk menjalankan,
sebab secara pemikiran praktis tambahan layanan akan meningkatkan
beban kinerja personalia

47

Pada sisi lain, masih banyak masyarakat yang merasa harus ke perpustakaan
karena ada beberapa pilihan, bukan hanya peminjaman buku. Berbagai
pilihan tersebut seperti meminjam buku sembari wifi, diskusi, belajar bersama,
berekreasi, dan sebagainya.
Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, berkaitan dengan adanya
tambahan inovasi, maka pemahaman yang cukup kepada segenap
personalia perpustakaan khususnya bagian layanan. Pemahaman ini harus
menyentuh agar terbentuknya komitmen personalia dimana harus selalu
meningkatkan

layanan

kepada

masyarakat.

Apabila

kita

tidak

meningkatkan layanan, maka akan ditinggalkan masyarakat, sehingga


adanya inovasi selalu dibutuhkan.
Berkaitan

dengan

animo

masyarakat,

inovasi

layanan

JAMILA

meruapakan pilihan, apakah akan memanfaatkan pesan antar ataupun


tetap datang ke perpustakaan. Hal tersebut berkaitan dengan jarak
pemustaka maupun ketersediaan waktu bagi mereka, tetapi dalam jangka
waktu panjang, pasti layanan ini akan dimanfaatkan oleh masyarakat
secara maksimal.
D. DAMPAK INOVASI JAMILA
Inovasi layanan JAMILA dilayankan pada bulan September 2015, artinya
inovasi ini masih terlalu baru untuk diukur dampaknya bagi masyarakat.
Dalam taraf awal saat sosialisasi/publikasi, banyak sekali tanggapan positif
masyarakat terkait dengan layanan tersebut. Untuk melihat dampak secara
efektif diperlukan waktu beberapa tahun, seiring semakin tingginya aktifitas
masyarakat. Pada saat tersebut, dikarenanya tingginya aktifitas maka
kebutuhan bahan pustaka yang secara langsung dapat dipesan oleh
pemustaka dan di antar oleh perpustakan pasti menjadi pilihan utama.
Adapun dampak yang dirasakan oleh masyarakat maupun perpustakaan
adalah semakin dekatnya koleksi perpustakaan dengan aktifitas masyarakat,
48

dimana pada titik akhir jumlah sirkulasi bahan pustaka (peminjamanpengembalian buku) akan semakin meningkat.
E.

KEBERLANJUTAN INOVASI JAMILA

Dalam meningkatkan fungsi utama perpustakaan sebagai sumber informasi,


pengetahuan yang mudah, murah serta terjangkau oleh masyarakat, maka
esensi perpustakaan umum haruslah selalu berusaha mendekatkan koleksi
perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani tersebut. Layanan mobil
keliling yang selama ini dilakukan masih sangat terbatas serta belum mampu
menjangkau semua lapisan masyarakat.
Inovasi Layanan JAMILA akan mampu mengatasi kesenjangan/jarak
koleksi, dimana koleksi yang dimiliki perpustakaan akan mampu digerakkan
oleh pustakawan kepada masyarakat yang membutuhkan serta seiring
dengan

kebutuhan

mereka.

Pada

inovasi

ini

perpustakaan/melalui

pustakawan benar-benar berpihak kepada kepentingan pengguna dengan


meningkatkan komitmennya untuk memenuhi masyarakat akan kebutuhan
koleksi buku perpustakaan.
Inovasi layanan JAMILA sangat mungkin untuk direplikasi di peprustakaan
umum daerah lainnya, dengan karakter daerah yang hampir sama seperti
Kota Yogyakarta. Persamaan karakter tersebut antara lain lokasi wilayah
yang tidak terlalu jauh, kawasan perkotaan, adanya akses jaringan wifi
ataupun handpone yang cukup, adanya sarana transportasi serta
ketersediaan pustakawan/personalia layanan yang memadai.
Komitmen dari pimpinan beserta personalia perpustakaan umum tersebut
menjadi syarat utama dimana harus mengedepankan masyarakat yang
dilayani. Jika hal tersebut telah terbentuk maka aspek lain, seperti
ketersediaan sarana-prasarana, personalia akan mudah dipenuhi jika inovasi
ini akan diterapkan di tempat lain.

49

OPTIMALISASI CSR DALAM PEMBANGUNAN


KEWILAYAHAN DAERAH BANTARAN SUNGAI DAN
TANAH MAGERSARI

A. KOMUNIKASI YANG BELUM EFEKTIF ANTAR ,PEMERINTAH ,DAN PELAKU USAHA


SERTA, MASYARAKAT
Sebagian wilayah Kelurahan Kotabaru berada di daerah pinggir Sungai
Code khususnya RW. 1, 4 dan tanah Magersari, sehingga banyak kebutuhan
masyarakat terkait sarana dan prasarana fisik yang tidak dapat diampu
dengan APBD. Sedangkan penduduk yang ber KMS serta masyarakat kurang
mampu sangat banyak di wilayah tersebut.
Pagu Indikatif Kelurahan Kotabaru relatif kecil dibandingkan dengan pagu
Kelurahan yang lain di Kota Yogyakarta, Pagu tahun 2015 sebesar 200 juta
dan 2016 sebesar 220 juta meliputi kegaitan pemberdayaan masyarakat dan
sarana

prasarana

fisik

di

wilayah,

sedangkan

kelembagaan

sosial

kemasyarakatan yang berada di Kelurahan Kotabaru banyak dan


memerlukan pendampingan ataupun anggaran untuk kegiatan.
Kelurahan Kotabaru sebagian wilayah merupakan zona perkantoran,
pendidikan, perdagangan dan jasa, sehingga memungkinkan adanya andil
dari para pelaku usaha untuk berpartisipasi terhadap pembangunan
kewilayahan, namun selama ini belum terjalin komunikasi serta belum intens
partisipasi dari stakholder yang ada.
Pemerintah Kota Yogyakarta terdekat dengan masyarakat, yakni Kelurahan
Kotabaru sangat berusaha keras mencari solusi agar permasalahan yang
dihadapi tersebut mendapatkan solusi terbaik. Lurah sebagai kepanjangan
Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya membaca potensi serta peluang

50

yang dimiliki wilayah, walaupun ada juga kelemahan serta tantangan yang
dihadapi.
Kesempatan serta peluang potensi yang dimiliki dengan melimpahnya
pelaku usaha yang berada di wilayah, memberikan harapan besar adanya
solusi masalah yang dihadapi.Komunikasi diantara pemerintah, pelaku usaha
dengan masyarakat selama ini belum intens terjalin.Peluang nyata menjadi
bukti adanya kepedulian pihak pelaku usaha terhadap masyarakat adanya
pembinaan kesehatan lengkap dengan bantuan berupa sumur air bersih,
MCK serta sarana pendukungnya di wilayah Rt. 18 RW.04 Kelurahan
Kotabaru.
Masyarakat dengan sebutan kurang beruntung, banyak sekali tinggal di
sepanjang sungai Code terbentang dari RT. 01 RW.01 serta RT. 18, 21.Selain di
wilayah tersebut terdapat area daerah berada di tanah Magersari, yang
letaknya di RT. 15, 16, serta 17 RW. 04. Pemukiman yang sangat padat dengan
status tanah di daerah wedi kengser aliran sungai Code sangat menyulitkan
stimulan Pemerintah secara formal masuk pada daerah-daerah tersebut.
Rencana kegiatan mengoptimalkan komunikasi dengan pelaku usaha se
wilayah Kelurahan Kotabaru Kecamatan Gondokusuman, memberikan
harapan besar bagi keduanya, dengan alas an dari sisi pelaku usaha dapat
memberikan partisipasi aktif berupa pengabdian riil kepada masyarakat,
sedangkan dari sisi masyarakat pengabdian pelaku usaha tersebut
merupakan stimulant yang sangat penting sebagai solusi masalah selama ini
yang diharapkan.
Terjalinnya simbiosis pemerintah, pelaku usaha serta masyarakat memberikan
kontribusi sangat penting dengan asas memberdayakan masyarakat.
Masyarakat yang selalu menggantungkan harapan dengan bantuan
pemerintah, di kemudian hari dapat berdaya dengan mengoptimalkan
kerjasama pihak pelaku usaha.
Jalinan kerjasama yang terjalin merupakan potensi yang sangat penting
untuk mendongkrak berdayanya masyarakat kurang beruntung untuk bisa
51

berdaya guna dan berhasil guna dengan mengembangkan segenap


potensi yang dimiliki.Kemauan keras berwirausaha merupakan tuntutan
dengan berupaya sekuat tenaga untuk bermigrasi dari masyarakat kurang
beruntung menuju masyarakat sejahtera.
Proses menuju sejahtera tersebut di perlukan sarana dan prasarana fisik untuk
mendukung terciptanya keserasian, kenyamanan lingkungan. Terciptanya
rumah yang sehat dan layak huni dari sudut pandang kesehatan,
merupakan hal yang sangat dibutuhkan masyarakat.Tersedianya jalan lintas
ekspansi sebagai akses jalan masyarakat menuju jalan raya, sebagai
harapan besar disangat dibutuhkan.Tersedianya fasilitas publik sebagai
sarana temu warga atau sarana bermain anak anak merupakan hal nyata
sanat didambakan.
Jalinan komunikasi diantara tripilar tersebut pemerintah, steakholder serta
masyarakat memberikan harapan wujud nyata adanya tanggung jawab
terhadap wilayah dengan program-program kegiatan pemberdayaan
masyarakat serta pembangunan sarana prasarana fisik yang sumber
pembiayaan dari pelaku usaha.
Wujud kegiatan nyata yang diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap berkurangnya masyarakat kurang beruntung di wilayah RW.01
serta RW.04 pada khususnya serta Kelurahan Kotabaru pada umumnya.
Pengetasan masyarakat kurang beruntung merupakan tanggung jawab kita
bersama, oleh karena hal tersebut perlu dibuka krant-krant komunikasi
dengan segenap komponen guna membuka tanggung jawab kepedulian
Tripilar yang terbentuk diantara komponen satu dengan yang lain saling
memberikan hal yang sangat unik, artinya dari sisi pemerintah berharap
adanya tanggung jawab nyata dari pelaku usaha terhadap masyarakat
sekitar di tempat mereka berkembang dengan usahanya, namun dari sisi
yang lain pelaku usaha berkemauan untuk peduli dengan masyarakat
dengan asas pemberdayaan agar berhasil guna dan berdaya guna menuju
masyarakat sejahtera. Dari sisi pemerintah simbiosis yang terjadi merupakan
52

wujud nyata tanggung jawab kepedulian yang terjadi sebagai aksi dan
reaksi.
B. OPTIMALISASI CSR: SEBUAH TEROBOSAN UNTUK MENJALIN KERJASAMA
TRIPILAR PEMERINTAH, PELAKU USAHA, MASYARAKAT
Inovasi-inovasi yang dikembangkan di Kelurahan Kotabaru tidak terlepas dari
Lurah Kotabaru sebagai kepanjangan Pemerintah Kota Yogyakarta yang
membaca potensi serta peluang yang dimiliki wilayah, walaupun ada juga
kelemahan serta tantangan yang dihadapi.
Banyaknya

pengalaman

di

dunia

pendidikan

serta

pengalaman

mengabdikan ke masyarakat di berbagai lokasi kerja, memberikan harapan


berhasilnya inovasi yang dimunculkan. Selama menjadi Pegawai Negeri
Sipil(PNS) pengalaman berkoordinasi, menjalin komunikasi dengan berbagai
lapisan

masyarakat,

baik

dari

pelaku

usaha,

tokoh

masyarakat,

kelembagaan sosialsangat baik dilakukan.


Kepribadian yang baik serta kemauan yang keras merupakan modal dasar
keberhasilan suatu program kegiatan.Wawasan yang luas serta tidak gagap
informasi sealu mengikuti dinamika masyarakat yang dipimpinya menambah
khasanah yang lengkap tentang baground wilayah, yang sangat penting
untuk membaca potensi yang dimiliki. Potensi masyarakat di daerah di
sepanjang sungai Code terbentang dari RT. 01 RW. 01 serta RT. 18, 21, juga di
wilayah tersebut terdapat area daerah di tanah Magersari, yang letaknya di
RT. 15, 16, serta 17 RW. 04. Potensi yang demikian, diperlukan solusi masalah
yang jitu agar tidak membebani pemerintah daerah.
Sangatlah tepat mengoptimalkan dengan masyarakat pelaku usaha,
masyarakat dan pemerintah merupakan langkah yang tepat dengan
jembatan CSR.Keunikan CSR ini merupakan daya tarik tersendiri untuk
diwujudkan secara nyata sebagai salah satu inovasi-inovasi daerah di
53

Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai kontribusi nyata serta tanggung jawab


kepedulian pelaku usaha terhadap masyarakat di sekitar tempat usahanya.
Hal ini menunjukkan masyarakat, pelaku usaha serta pemerintahan
menrupakan simbiosis yang tepat untuk mengentaskan masalah yang
dihadapi khususnya daerah bantaran sungai serta tanah magersari.
Tujuan dari inovasi mengefektifkan komunikasi dengan stakholder yang ada
di wilayah untuk ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan wilayah
melalui CSR yang mereka miliki, sehingga terbangun tripilar pembangunan
yang harmonis antara pemerintah, masyarakat dan stakholder (swasta).
Bertumbuh kembangnya suatu usaha tidak lepas pada kondisi wilayah
sebagai modal dasarnya, artinya situasi dan kondisi wilayah meliputi di jalan
mana, dengan posisi pusat keramaian, daerah yang nelatar belakangi.
Kondisi yang relative strategis dengan berbagai gelar kawasan sejarah,
membuat pelaku usaha di kawasan Kotabaru mendapatkan spirit secara
tidak langsung dari sisi Kelurahan Kotabaru sebagai andil kawasan hetitage,
kawasan pertahanan dan keamanan, kawasan perjuanagan, kawasan
wisata perangkai bunga segar, kawasan wisata sejarah makam widoro
manis, kawasan perkantoran, kawasan pendidikan dari TK sampai perguruan
tinggi. Juga pusat bangunan Hindia Belanda yang masih dipertahankan
sampai saat ini, membuat daya tarik wisata tersendiri baik masyarakat yang
berasal dari dalam/domistik, melainkan dari wisatawan asing yang berasal
dari berbagai negara.
Potensi yang demikian membuat pelaku usaha di wilayah Kelurahan
Kotabaru mendapatkan angin segar dengan tersebarnya kawasan wiasta
yang disandang oleh Kotabaru secara luas. Sebutan Kotabaru melekat erat
dengan berbagai daya tarik yang disandangnya menyebabkan ramainya
situasi perekonomian di kawasan kotabaru baik, Pedagang Kaki Lima (PKL),

54

pedagang Perangkai Bunga Segar, pertokoan, Salon, bimbingan belajar,


kursus, klinik kesehatan, warung, rumah makan, hotel, pendidikan.
Dari

segenap

potensi

tersebut

Kelurahan

Kotabaru

secara

makro

mendapatkan keutungan besar di mata masyarakat, lokal, nasional serta


dunia.Hal yang demikian sangatlah tepat pelaku usaha tidak mengecilkan
andil yang diberikan oleh wilayah terhadap berkembangnya usaha yang
dijalankan.Tentunya dari sisi pelaku usaha berkembang dan tidaknya usaha
tergantung manajemen yang dikelola secara baik, namun pendudkung
situasi, kondisi wilyah secara tidak langsung memberikan andil yang sangat
besar atas berkembangnya usaha tersebut.Keamanan yang terjamin,
minimnya konflik di masyarakat, terselenggaranya kerukunan antar umat
beragama, kegotong-royongan yang kuat, keguyuban masyarakatnya serta
dinamika masyarakat yang tumbuh serasi serta selaras, membuat keamanan
dan perekonomian berjalan semakin mantap.
Kawasan Kelurahan Kotabaru sebagian kecil berada di daerah aliran sungai
atau wedi kengser, jumlah penduduk yang tinggal di wilayah RT. 01 Rw. 01
terdapat 195 orang terdiri dari laki-laki sebayak 100orang, untuk sedangkan
perempuan sebanyak 95 orang, untuk jumlah penduduk yang tingal di RW.
01 sebanyak 329 orang dengan rincian laki-laki sebanyak 182 orang dan
perempuan sebanyak 147 orang.
Di wilayah yang lain , jumlah penduduk yang tinggal di wilayah RT. 18 Rw. 04
terdapat 206 orang terdiri dari laki-laki sebayak 119 orang, untuk sedangkan
perempuan sebanyak 87 orang, untuk jumlah penduduk yang tingal di RW.
01 sebanyak 1062 orang dengan rincian laki-laki sebanyak 516 orang dan
perempuan sebanyak 546 orang.Terbentang wilayah-wilayah tersebut
bermasalah dengan status hak atas tanah menyebabkan stimulan dari
pemerintah tidak bisa masuk secara langsung membantu masyarakat di
daerah tersebut khususnya pembangunan fisik, baik rumah tidak layak huni
dan sarana prasarana jalan lingkungan, talud tebing dan lain-lain.
55

Hal yang lain di atas telah diuraikan bahwa sebagian wilayah Kelurahan
Kotabaru berada di daerah pinggir Sungai Code khususnya RW. 1, 4 dan
tanah Magersari, sehingga banyak kebutuhan masyarakat terkait sarana
dan prasarana fisik yang tidak dapat diampu dengan APBD. Sedangkan
penduduk yang ber KMS serta masyarakat kurang mampu sangat banyak di
wilayah tersebut.
Pagu Indikatif Kelurahan Kotabaru relatif kecil dibandingkan dengan pagu
Kelurahan yang lain di Kota Yogyakarta, Pagu tahun 2015 sebesar 200 juta
dan 2016 sebesar 220 juta meliputi kegaitan pemberdayaan masyarakat dan
sarana

prasarana

fisik

di

wilayah,

sedangkan

kelembagaan

sosial

kemasyarakatan yang berada di Kelurahan Kotabaru banyak dan


memerlukan pendampingan ataupun anggaran untuk kegiatan.
Kelurahan Kotabaru sebagian wilayah merupakan zona perkantoran,
pendidikan, perdagangan dan jasa, sehingga memungkinkan adanya andil
dari para pelaku usaha untuk berpartisipasi terhadap pembangunan
kewilayahan, namun selama ini belum terjalin komunikasi serta belum intens
partisipasi dari stakholder yang ada.
Dari segi sasaran yang dituju adalah masyarakat yang tinggal di daerah
bantaran sungai khususnya di daerah Rt. 01 Rw. 01 dan Rt. 18 Rw. 04. Dengan
berbagai latar belakang pendidikan yang sangat variatif serta kondisi
lingkungan pemukiman yang sangat padat sangat tidak dimungkinkan
adanya salah satu sarana sanitasi yang bersifat manual artinya per keluarga,
yang paling tepat adanya MCK yang bersfat umum serta perbaikan rumah
yang sangat kurang beruntung di warga masyarakat.
Dari sudut pandang mata pencaharian masyarakat di daerah bantaran
sungai sebagian besar bersifat jasa artinya tidak menetap, ada yang buruh
cuci, perdagangan angkringan, buruh di perusahaan, pemulung dan
sebagainya. Artinya kondisi perekonomian yang sangat pas-pasan.Kondisi
demikian sangat memerlukan bantuan dari luar untuk memberdayakan
56

warga masyarakat. Berbagai ilustrasi yang sda sebagai gambaran umum


masyarakat pinggiran sungai tersebut mengundang perhatian dari berbagai
pihak, khusunya pemerintah kelurahan Kotabaru.
Upaya yang dilakukan membaca peluang yang dimiliki di area Kelurahan
Kotabaru. Potensi yang melimpah adanya pelaku usaha, perkantoran,
rumah sakit, sarana pendidikan dari taman Kanak-kanak sampai dengan
Perguruan Tinggi membuka wawasan berinovasi memberdayakan pelaku
uasa yang ada di wilayah.
Tuntutan wilayah yang sangat membutuhkan uluran tangan dari berbagai
pihak tersebut, muncul ide untuk mengefektifkan komunikasi dengan
stakeholder di wilayah Kelurahan Kotabaru diharapkan rencana yang
digagas mendapatkan tanggapan yang positif dari segenap pelaku usaha.
Sasaran yang dituju secara umum jelas masyarakat yang tinggal di daerah
aliran sungai Code dengan berbagai potensi yang dimiliki, berupaya
diberdayakan

oleh

steakholder

gabungannya.Membicarakan

pelaku

potensi

usaha

menyangkut

dengan

segenap

lengkap

dengan

berbagai keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh karena hal tersebut
dari berbagai latar belakang tersebut diupayakan untuk diramu agar
masyarakat dapat meningkatkan potensi yang dimiliki.
Potensi

masyarakat

sebagian

besar

bekerja

dari

sector

jasa

dan

perdagangan, oleh karenanya sasaran tembak yang tepat mengunakan


apa yang dibutuhkan masyarakat. Meningkatkan peengetahuan dan
ketrampilan mereka, menguatkan permodalan dari segi non fisiknya, sedang
dari

segi

fisiknya

mengembangkan

dan

mengupayakan

kesehatan

masyarakat. Kesehatan masyarakat dari sudut pandang papan tempat


tinggal, baik di dalam rumah dan di luar rumah. Dari dalam rumah dituntut
adanya

rumah

yang

sehat

termasuk

di

dalamnya

pencahayaan,

ventilasi,kebersihan dan kesehatan penghuninya, sedang sehat di luar rumah


dituntut untuk kesehatan lingkungan, dengan tersedianya jalan lingkungan
yang tidak becek, air bersih serta mandi cuci kakus yang bersih.
57

Pola hidup yang sehat tersebut terdapat berbagai komponen pendukung


agar tercipta adanya lingkungan yang bersih dan sehat, dukungan
penghijauan pemanfaatan lingkungan serta terbinanya keluarga yang sehat
dan sejahtera.
Hal demikian dibutuhkan uluran tangan dari pihak luar mengingat dari
Pemerintah Kota Yogyakarta tidak bisa masuk membantu oleh karena
regulasi yang mengaturnya.Kesempatan pelaku usaha yang berada di
wilayah bersudut pandang pengabdian masyarakat, sangatlah tepat
membantu demi solusi masalah yang dihadapi.
Kelompok sasaran utama dari inovasi ini tentu adalah masyarakat yang
tinggal di daerah aliran sungai (DAS).Dengan potensi gambaran penduduk
yang dimiliki dengan data yang akurat tentunya menjadi modal dasar
sebagai langkah awal sebagai pertimbangan guna memprioritaskan
masalah

yang

dihadapi.Ada

pun

pihak-pihak

yang

yang

akan

mendapatkan manfaat dari inovasi ini adalah seluruh masyarakat Kelurahan


Kotabaru, mengapa demikian, dari sudut pandang masyarakat yang
menjadi sasaran kegiatan inovasi ini sangat terbantu dengan kepedulian dari
steakholder dengan berbagai program kegiatan yang dilakukan, sedangkan
dari sudut pandang steakholder program kegiatn yang dilakukan tersebut
merupakan gerakan riil dan nyata untuk mewujudkan secara kongkrit berupa
berbagai kegiatan fisik yang dilakukan dengan CSR melangsungkan keatan
usaha yang dilakukan. Dari sudut pandang Pemerintah Kelurahan Kotabaru
kegiatan yang bersimbiosis tersebut secara langsung dapat mengentaskan
masalah yang dihadapi secara makro di wilayah.Berdasar dari ketiga
manfaat yang dirasakan oleh segenap pelaku kegiatan secara bersamaan
mendapatkan keuntungan dan kemanfaatan.
Inovasi mengefektifkan komunikasi dengan stakholder yang ada di wilayah
untuk ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan wilayah melalui CSR
yang mereka miliki, kerjasama diantara susdut pandang yang berbeda
tersebut merupakan yang yang sangat unik untuk dipadukan, agar terjalin
58

keserasian diantara pemerintah, steakholder dan masyarakat. Peluangpeluang yang kegiatan yang menjadi masalah bagi masyarakat dapat
menjadi solusi masalah bagi steakholder khususnya pihak swasta ( pelaku
usaha

),

dengan

berbagai

program

kegiatan

kemasyarakatannya.

Sedangkan dari Pemerintah Kelurahan Kotabaru yang menjadi jembatan


diantara keduanya sehingga semula tidak ada komunikasi dengan
berdampak

pada

suatu

langkah

lanjut

menjadi

komunikasi

yang

membuahkan kerjasama yang saling membutuhkan dan sangat efektif


dilaksanakan.
C. MEKANISME TEKNIS INOVASI PENGOPTIMALAN CSR
Gambaran umum tentang Kelurahan Kotabaru yang tidak terlalau luas luas
wilayahnya lengkap dengan berbagai masalah yang melingkupinya,
dengan mengefektifkan steakholder dengan jembatan CSR diharapkan
menjadi solusi masalah yang selama ini dihadapi. Persiapan awal dilakukan
untuk mencari input dari berbagai lapisan pelaku usaha dan masyarakat
tentang berbagai masalah yang dihadapi. Berbagai keluhan, kritikan yang
sangat pedas, bahkan aspirasi yang tidak mengenakkan sebagai bentuk
kedidakpuasan kebijakan pemerintah.
Kebijakan yang sangat mengikat serta mempersempit ruang gerak wilayah
yang berada di daerah bantaran sungai tentunya tidak bisa mengakses
stimulan dana dari pemerintah secara langsung, menyebabkan masalah
yang sangat pelik dan segera dicarikan solusi masalahnya. Timbulah
gagasan untuk membuka komunikasi awal dengan berbagai tokoh
masyarakat dan tokoh kelembagaan se Kelurahan Kotabaru berkaitan
dengan stimulan yang tidak bisa masuk di wilayah.
Komunikasi dengan berbagai SKPD untuk memperjuangkan tentang
permasalahan yang dihadapi terutama ke bagian Tata Pemerintahan Kota
Yogyakarta, tetapi dari pihak pemerintah Kota Yogyakarta tidak bisa
59

berbicara banyak oleh karena regulasi.Komunikasi yang intens dari berbagai


lapisan masyarakat muncul gagasan dari pimpinan Kelrahan Kotabaru untuk
memberdayakan potensi pelaku usaha di wilayah Kelurahan Kotabaru agar
ikut peduli berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
Gagasan awal tentang memberdayakan steakholder ini memperkuat spirit
dari berbagai kelembagaan masyarakat untuk segera dirintis agar
mendapatkan informasi nyata berkaitan dengan solusi masalah yang
dihadapi.Komunikasi yang intens ini membuahkan kesepakatan untuk
dibentuk tim guna mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat di
bantaran sungai dengan berbagai permasalahan yang dihadapi.
Dalam pembentukan tim ini terdiri dari berbagai lapisan masyarakat dan
tokoh

kelembagaan

serta

Pemerintah

Kelurahan

Kotabaru

sebagai

penggerak dan fasilitasi kegiatan. Pembentukan tim ini memeberikan fokus


perhatian bagaimana agar supaya dapat menyumbangkan seluruh potensi
yang dimiliki, baik waktu, tenaga, pemikiran bahkan dana sebagai
penggerak kegiatan di kemudian hari. Pemikiran-pemikiran antar tim ini
membuahkan kerjasama yang saling bertanggung jawab antar anggota,
sehingga kerjasama tim yang saling peduli ini bersifat kemitraan. Artinya
saling bantu dan saling mendukung untuk mencari tindakan yang tepat guna
mencari solusi permasalahan.
Kebulatan tekad tim dalam sebuah kegiatan yang bersifat kemitraan
memperbesar komitment antar anggota, sehingga timbulah rasa saling
tanggung jawab bersama. Kesatu paduan tekad berujud kesatuan cara
pandang dan arah pandang sangat dibutuhkan.
Strategi
Strategi yang dilaksanakan sebagai langkah awal dari inovasi daerah
dengan menginventarisasi seluruh potensi pihak swasta yang ada di wilayah,
selanjutnya dilakukan forum sarasehan dengan segenap pemangku
kepentingan untuk mencari titik temu cara pandang tentang suatu masalah.
60

Cara yang ditempuh untuk mencari data permasalahan yang dihadapi


masyarakat daerah bantaran sungai dengan menyerap aspirasi pendapat
secara langsung dari forum pertemuan, tokoh RT dan RW, sehingga input
yang diperoleh bukan sekedar usulan saja.
Informasi yang diperoleh dari berbagai lapisan masyarakat tersebut
dikomunikasikan

dengan

pihak

swasta

dan

berbagai

pemangku

kepentingan lewat forum sarasehan.Masukan masukan yang di dapat


merupakan gambaran umum permasalahan yang terjadi, direkap dan
dikumpulkan sebagai bahan dasar inventarisasi program kegiatan. Programprogram kegiatan tersebut dimusyawarahkan dengan pihak swasta guna
mendapatkan jawaban, apa yang harus ditempuh.
Hasil musyawarah lanjutan menentukan langkah kerja nyata ke daerah yang
menjadi sasaran kegiatan tersebut, dengan berbagai swadaya murni
masyarakat dengan bahu-membahu dengan tradisi gotong royongnya.
Banyaknya

sumber

tenaga

yang

tersedia

didukng

rasa

senasip

sepenanggungan berada di kawasan yang rawan membuat rasa guyub


diantara masyarakat masih terasa sangat kuat, walaupun berada di tengah
perkotaan dengan berbagai kompleksitas yang disandangnya.
Masyarakat bantaran sungai berkemauan keras untuk menuju sejahtera,
walaupun msih banyak juga menggantaungkan hidupnya terhadap pihak
lain. Namun sebagian besar masyarakat di bantaran sungai berkemauan
keras untuk bekerja demi kelangsungan hidupnya.Semangat inilah menjadi
modal dasar sebagai pertimbangan dari pihak steakholder untuk membantu
mereka untuk mencarikan solusi masalah yang dihadapi.

PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemangku kepentingan yang langsung berhadapan langsung dengan
masyarakat

tentunya

Lurah

skaligus

sebagai

kepanjangan

tangan

Pemerintah Kota Yogyakarta.Selain Lurah tentunya banyak tokoh-tokoh


61

masyarakat yang sangat berperan penting di dalam memikirkan kemajuan


dan kesejahteraan masyarakat khususnya yang tinggal di daerah bantaran
sungai. Tokoh kelembagaan, RT, RW, LPMK, BKM, Kelurahan Siaga, tokohtokoh di bidang kesehatan dan lingkungan, Posyandu, juga pemerhati
lingkungan sungai juga pihak swasta yang begitu banyak tersebar diwilayah
Kelurahan Kotabaru yang menjalankan usahanya.
Pihak swasta yang bergerak di idang perdagangan dan jasa, pendidikan,
kesehatan, sejarah, serta penggerak perekonomian di Kota Yogyakarta.
Potensi inilah yang sanagat penting dijadikan pertimbangan untuk
menyatukan cara pandang dan arah pandang terkait engan masyarakat
bantaran sungai yang tidak bisa diakses oleh Stimulan Pemerintah Kota
Yogyakarta. Terintegrasinya Lurah, tokoh masyarakat serta pihak swasta
merupakan tripilar sebagai penopang kegiatan lewat CSR nya.
Sumber daya yang dimiliki masyarakat bantaran sungai dengan begitu
banyak sumber daya manusia serta budaya local yang kuat dengan gotong
royong adalah merupakan sumber daya yang sangat tepat untuk
dieksploitasi.Didalam merangkai asa masyarakat bantaran sungai berpikir
sangat kuat dengan berbagai maslah yang dihadapinya, tentunya tidak
sendirian bersama dengan pemerintah wilayah.Pemikian yang berkreasi dan
berinovasimencetuskan

saling

peduli

dengan

lingkungan

mereka

tinggal.Sikap kepedulian terhadap lingkungan serta rasa tanggung jawab


menjadikan peluang besar untuk digarap dan dijadikan umpan kegiatan.
Dari sisi lainpelaku usaha di wilayah Kelurahan Kotabaru sangat banyak
berkembang sangat baik, oleh karena berbagai gelar sandang sebutan
yang dimiliki Kelurahan Kotabaru. Berkembangnya dan suksesnya pelaku
usaha di kawasan Kotabaru membuka mata kita bersama adanya
membuka hati dengan sikap peduli. Permasalahan danadengansegenap
dukungan financial yang dimiliki terbuka lebar untuk bermitra dengan
masyarakat dengan kemasan CSR. Cara pandang dan arah pandang
peduli dan tanggung jawab ini dapat mengoptimalkan terbentuknya dan
62

terintegrasinya Lurah, tokoh masyarakat serta pihak swasta penopang


kegiatan lewat CSR nya.
Adanya inovasi mengefektifkan komunikasi dengan pihak swasta dapat
memberikan peluang sebesar-besarnya guna mengatas masalah yang
dihadapi.Kesulitan terkait air bersih dan mck masyarakat bantaran sungai
diharapkan dapat ditopang oleh segenap pelaku usaha di wilayah melalui
program CSR nya. Masyarakat di kawasan bantaran sunyai yang semula
tidak mempunyai MCK dengan jamban keluarganya, sekarang telah
terwujud dengan bekerja sama dengan pihak swasta ( rumah sakit ) dengan
memberikan stimulant air bersih serta MCK. Masyarakat yang semula sanagat
sulit dan susah payah mendapatkan air minum, sekarang menjadi mudah
dan lancer.
Di lain hal pola hidup masyarakat yang terbiasa mandi cuci dan berhajat
kecil dan besar di sungai, sudah tidak lagi terlihat denga tersedianya MCK
hasil stimulant dari pihak lain, menjadikan budaya hidup bersih dan sehat
sekaligus sungai menjadi bersih.
Dari sudut pandang yang lain Output yang diperoleh dari masyarakat
terpenuhinya kebutuhan hidup tentang suatu kegiatan, hasil terjalinnya
kepedulian

dari

segenap

pelaku

usaha

untuk

mendarmabhaktikan

eksistensinya di wilayah dapat berjalan dengan sinergi, artinya saling


membutuhkan.
Sistem yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi
inovasi mengefektifkan komunikasi dengan steakholder pihak swasta melalui
CSR dengan atau menerapkan pelaporan secara melekat, artinya dari tokoh
RT dan RW yang langsung berada di wilayah setempat menjadi kendali
utama berfungsi sebagai pemantau dan mengevaluasi kegiatan yang
berlangsung di wilayah yang menjadi sasaran kegiatan inovasi.
Kinerja yang baik dari tim yang telah dibentuk akan memunculkan keyakinan
bahwa inovasi telah berjalan sesuai dengan program kegiatan yang
direncanakan. Ilustrasi tersebut memberikan input secara makro bahwa
63

kegiatan yang memberdayaan masyarakat wilayah sangat berpotensi


meningkatkan

kesejahteraan

melalui

peningkatan

perekonomian.

Kesejahteraan masyarakat atas kerjasama dengan steakholder pihak swasta


merupakan hal pokok dan sangat penting untuk menyambung kemitraan
saling menguntungkan.
Kemitraan ini diharapkan terlajin secara kontinyu, tentunya dengan
menerapkan monitoring dan evaluasi atas apa yang dilakukan yang
merupakan input, sekaligus umpan balik untuk menentukan langkah di masa
mendatang
Kendala yang dihadapi, kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat
masih bersifat keinginan bukan merupakan kebutuhan, artinya kemauan
yang diusulkan sebagian manusiawi tentang modal usaha, pangan yang
masih kurang , kehidupan yang sangat mepet, serta tidak punya lahan untuk
bertempat tinggal secara layak. Padat serta banyaknya warga masyarakat
di daerah bantaran sungai mengakibatkan timbulah permasalahan sosial.
Sikap masyarakat tidak lepas dengan kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta
yang selalu memberikan ikan terhadap masyarakat, artinya banyak stimulant
yang diberikan bersifat langsung dan tidak pernah ada kontribusi balik yang
dituntut oleh Pemerintah Kota Yogyakarta membuat masyarakat secara
umum terlena dengan berbagai gelar bantuan
Untuk

memberikan

pelajaran

yang

berharga

kepada

masyarakat

dibentuklahtim untuk menyeleksi dari usulan masyarakat diarahkan ke mental


dan sikap untuk berdaya bukannya diperdayakan. Budaya yang demikian
membuat

masyarakat

terlena

untuk

meminta

pemugaran

rumah,

pembangunan jalan akses, MCK umum di wilayah mereka, dengan atau


tanpa

melihat

permasalahan

status

hak

atas

tanah

yang

ditempatinya.Sangatlah tidak mungkin untuk program pemerintah masuk ke


wilayah mereka, maka tokoh kelembagaan harus berpikir keras untuk
mewujudkan tuntutan tersebut, dengan berinovasi bermitra dengan pihak
swasta lewat program CSR yang di fasilitasi dari Pemerintah Kelurahan.
64

D. KEBERLANJUTAN DAN LESSON LEARNED


Dampak yang nyata terlihat denga program CSR yang dilakukan oleh pihak
swasta kehidupan, masyarakat di daerah bataran sungai menuju ke
sejahtera dengan berbagai kemudahan dan kelancaran akses jalan, air
bersih dan kesehatan lingkungan. Timbulnya bantuan dari pihak swasta
dengan pemugaran rumah tanpa melihat status hak katas tanah
menjadikan kesehatan lingkungan perumahan menjadi lebih sehat dengan
penerangan yang cukup, sirkulasi udara, penerangan/cahaya yang cukup
serta lantainisasi.
Kemudahan akses ini menyebabkan spirit masyarakat bantaran sungai
semakin setara dengan masyarakat yang tinggal di luar. Meningkatkan
kehidupan meuju kesetaraan ini sangatlah besar usaha yang harus ditempuh
dan akhirnya membuahkan hasil yang diharapkan.
Dari uraian tentang inovasi mengefektifkan komunikasi dengan stakholder
yang ada di wilayah untuk ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan
wilayah melalui CSR yang mereka miliki.
Adapun pelajaran-pelajaran yang dapat diambil diantaranya sebagai
berikut:
1. Mengembangkan sikap toleransi terhadap sesama
2. Menumbuhkan sikap bertanggung jawab terhadap lingkungan
3. Menumbuhkan sikap peduli
4. Berpikir secara inovatif dan kreatif terhadap suatu masalah
5. Mengembangkan rasa kemitraan di antara masyarakat dan steakholder
Pertama, mengembangkan sikap toleransi terhadap sesama, artinya
didalam kehidupan yang saling berbeda bila ditilik dari sudut pandang
masing-masing pihak. Dari pihak masyarakat mengharapkan adanya sikap
yang

tidak

terlalu menyolok perbedaaan diantara keduanya baik

steakholder dari pihak swasta dengan masyarakat sekitar tempat usahanya.


Kolaborasi dari sikap toleransi terhadap sesame diharapkan tumbuh sikap
65

saling membantu, menolong dengan berusaha mengentaskan masyarakat


sekitar dari ketidak sejahteraan.
Kedua, menumbuhkan sikap bertanggung jawab terhadap lingkungan
dengan melihat berbagai kebutuhan dan kepentingan masyarakat demi
menuju proses kesejahteraan masyarakat dengan bertopang pada
penyediaan sarana kesehatan, jalan lingkungan, pemugaran rumah tidak
layak huni dan lain sebagainya. Artinya pihak swasta muncul sikap
bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar tempat usahanya,
memberikan kontribusi penting terhadap berkembangnya usaha yang
digelutinya.
Ketiga, menumbuhkan sikap peduli, masyarakat sekitar khususnya yang
tinggal di daerah bantaran sungai sangat membutuhkan uluran tangan dari
berbagai infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan dari
Pemerintah Kota Yogyakarta tidak bisa masuk ke dalamnya.Pengembangan
sikap peduli terhadap wilayah ini kunci pokok sebagai pembuka komunikasi.
Keempat, berpikir secara inonatif dan kreatif, mempunyai gambaran bahwa
situasi dan kondisi yang sangat urgen dibutuhkan masyarakat luas dan
pemerintah

tidak

bisa

menyediakannya

haruslah

masyarakat

dan

steakholder dituntut untuk kreatif dan berinovasi guna mencari solusi masalah
yang dihadapinya.
Kelima, mengembangkan sikap kemitraan dari masyarakat dan steakholder,
mempunyai ilustrasi banhwa masyarakat, steakholder danpemerintah
merupakan tripilar untuk mewujudkan pembangunan di wilayah.Sudut
pandang masing-masing sangat bertolak belakang tetapi ketiganya
merupakan pilar yang harus saling dukung agar optimal kerjasamanya, oleh
karena itu sifat kemitraan merupakan langkah jituuntuk mengatasi masalah
masyarakat bantaran sungai.

66

E. REPLIKASI INOVASI
Berbagai inovasi yang dimunculkan dari berbagai daerah sangatlah
mungkin untuk direplikasi oleh daerah lain, tetapi di suatu daerah terdapat
keunikan dan karakter masing masing yang tidak bisa diplagiat oleh daerah
lain. Berkembangnya meanset masyarakat serta kesatuan cara pandang
masyarakat dalam rangka memandang suatu program kegiatan yang
dilakukan oleh pihak swasta melalui kegiatan CSR, memberikan nilai yang
sangat rumit demi menempuh proses keberhasilannya. Proses menuju
keberhasilan ini mempunyai ciri khusus di masing-masing daerah.
Budaya lokal yang terjadi di masyarakat serta berkembangnya pola pikir
masyarakat secara umum menyebabkan dinamika di lingkungan semakin
maju, artinya berpikir kearah ke depan dengan melihat perkembangan yang
terjadi. Permasalahan yang terjadi saat ini merupakan bahan penting untuk
merencanakan program kegiatan.Inventarisasi permasalahan serta sarana
dan prasarana yang menjadi kebutuhan masyarakat menjadi substansi
perencanaan program CSR di masa mendatang sebagai tindak lanjutan.
Karakter, adat kebiasaan, pola pikir, pola tindak serta kearifan lokal yang
menjadi pegangan di suatu daerah tertentu membuat inovasi daerah yang
dicetuskan menjadi hal yang sangat unik dan khusus. Inilah hal yang
menjadikan inovasi boleh sama tetapi output yang dihasilkan sangat
berbeda.

67

JUMANTIK MANDIRI
A. DEMAM BERDARAH, SEBUAH MOMOK DI MASYARAKAT.
Sebagai sebuah Kantor Pemerintah, Kelurahan Gedongkiwo mempunyai
fungsi

dan

tugas

sebagai

pelayanan

dan

Pemberdayaan.

Dalam

pelaksanaan pekerjaannya, selalu mengacu pada peningkatan pelayanan


untuk mewujudkan kualitas yang diinginkan Masyarakat. Oleh karena itu
membuat

komitmen

untuk

menciptakan

Inovasi

untuk

menambah

kesempurnaan pelayanan agar tercipta masarakat yang sejahtera di


wilayah Gedongkiwo.
Inovasi, sebagaimana hakekatnya perlu dilakukan karena akan mendorong
kemajuan pola pikir untuk mengembangkan kemampuan dalam melakukan
pekerjaan, yang merupakan bentuk tanggungjawab untuk mencapai
kesempurnaan hasil yang telah dilakukan.
Oleh karena itu, Kelurahan Gedongkiwo dalam melakukan pekerjaan
sebagai aparat Pemerintah, membuat komitmen untuk menciptakan inovasi
agar dalam pelaksanaan Pelayanan dan Pemberdayaannya mampu
menghasilkan seperti yang diharapkan sebagaimana yang tertera pada
semangat Reformasi Birokrasi.
Pada penciptaan inovasi ini, bermula dari rasa keprihatinan atas siklus 5 (lima)
tahunan yang selalu menghantui masyarakat yang ditimbulkan oleh nyamuk,
sehingga selalu membawa bencana bagi masyarakat luas. Juga bermula
dari banyaknya warga masyarakat Gedongkiwo terkena musibah yang
ditimbulkan oleh nyamuk tersebut. Untuk itu, Inovasi JUMANTIK MANDIRI ini
diciptakan.
Data

yang

tertuang

dari

Puskesmas

Mantijeron

Kota

Yogyakarta

menunjukkan bahwa, dari wilayah se kecamatan Mantrijeron yang paling


banyak warga terkena wabah Demam Berdarah adalah Kelurahan

68

Gedongkiwo. Itu artinya menunjukkan perilaku masyarakat di kelurahan


Gedongkiwo kurang memperhatikan tingkat kebersihan lingkungannya.
Agar perilaku masyarakat tercipta dalam pencegahan dampak wabah
yang timbul dikemudian hari, maka dibutuhkan seorang pelopor atau ide
cara mengatasinya untuk memulai/mengawali pemberantasan dengan
tindakan pencegahan atau Preventifnya.
Harapan, ketika pada pelaksanaan JUMANTIK MANDIRI nantinya dilakukan
dengan sungguh-sungguh, maka momok yang selalu menghantui bahaya
Demam Berdarah tidak lagi mewabah, seingga masyarakat luas pada
umumnya serta masyarakat Gedongkiwo pada khususnya akan merasa
tenteram menjalani kehidupan sehari-harinya tanpa ada rasa kekhawatiran
lagi akan kena Demam Berdarah lagi.
B. JUMANTIK MANDIRI, UPAYA KREATIF DALAM RANGKA PENANGGULANGAN
DEMAM BERDARAH
Berawal dari rasa keprihatinan atas kasus yang menimpa banyak warga
masyarakat Gedongkiwo terkena Demam Berdarah yang terlihat dari data
kasus dari Puskemas Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta, maka Ibu
Lurah Supiyatun, S.Sos bersama-sama Sekretaris Kelurahan Gedongkiwo
Bapak Agus Joko Mulyono, SIP, MSi membahas permasalahan tersebut.
Dalam penciptaan gagasan inovasi ini, harus mengatasi permasalahan yang
timbul, juga tindakan prefentif yang dilakukan untuk mengatasi wabah lebih
efektif.
Adapun pembahasan tersebut meliputi dari cara Pencegahan,
penanganan, pemberian penghargaan (Reward) bagi pelaku/relawan
(para Jumantik Mandiri) yang paling disiplin dalam pelaksanaannya, juga
pemberian Sanksi (Scock Teraphy) bagi Jumantik Mandiri yang kurang disiplin
sampai dengan pembahasan untuk mempertimbangkan dari berbagai
permasalahan yang akan ditimbulkan baik dari segi untung maupun ruginya,
69

maka terciptalah Gagasan Inovasi JUMANTIK MANDIRI untuk mengatasi


wabah Demam Berdarah.

Tujuan & Kelompok Sasaran


Inovasi diciptakan dengan harapan agar menghasilkan sebuah
gagasan yang mampu untuk mengatasi permasalahan, sebagaimana
kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan yang berjalan di masyarakat.
Inovasi juga diciptakan untuk meningkatkan kualitas pekerjaan yang kita
lakukan, agar kemampuan yang kita miliki makin berkualitas.
Demikian juga Inovasi JUMANTIK MANDIRI ini diciptakan atau digagas
untuk mengatasi permasalahan yang timbul di masyarakat, dengan cara
pelaksanaannya yang lebih efektif dan efisien, berbeda dengan cara
penanganan terdahulu, sehingga mengatasi masalah Demam Berdarah
lebih maksimal tanpa ada dampak merugikan yang ditimbulkan dari
pelaksanaan pemberantasan nyamuk.
Inovasi JUMANTIK MANDIRI ini digagas disamping bertujuan seperti tersebut di
atas, juga untuk :
Meningkatkan kesadaran dan kepedulian Masyarakat akan pentingnya
kebersihan lingkungan.
Membangkitkan pemahaman, pengetahuan dan pengelolaan tindakan
yang harus dilakukan untuk pencegahan berkembangnya nyamuk.
Membangkitkan kepedulian Masyarakat tentang arti pentingnya ikut andil
dalam berperan aktif pada kegiatan-kegiatan di wilayahnya.
Membangkitkan pola pikir Masyarakat agar kegiatan pemberantasan
Sarang Nyamuk sebagai bentuk Budaya keseharian di Masyarakat.
Membangkitkan pola pikir Masyarakat tentang kebersamaan dalam
berkehidupan sosial.
pemberantasan sarang nyamuk lebih efektif dan tepat sasaran, tanpa
ada dampak yang ditimbulkan yang berakibat merugikan Masyarakat.
70

Menghapus siklus 5 (lima) tahunan akan bahaya Demam Berdarah.


Setelah pelaksanaan Jumantik mandiri ini berjalan sesuai dengan
rencana, maka dari pelaksanaan Inovasi JUMANTIK MANDIRI ini nantinya
kelompok atau sasaran kelompok yang diuntungkan adalah masyarakat luas
pada umumnya, juga masyarakat Gedongkiwo pada Khususnya.
Terutama pada setiap keluarga yang melakukan penanganan
Jumantik Mandiri secara benar dan disiplin.
Namun demikian pelaksanaan Jumantik Mandiri ini nantinya
diharapkan akan diikuti oleh wilayah/daerah lainnya, sehingga akan lebih
maksimal hasilnya dan kelak dikemudian hari tidak akan ada lagi wabah
Demam Berdarah yang mengenai warga masyarakat
Sisi Kreatif & Inovatif
Ketika sebuah kebijakan program kegiatan untuk kepentingan
masyarakat luas dilaksanakan, seharusnya memikirkan dampak positif dan
sekaligus negatif yang menyertainya karena dampak yang timbul dari akibat
pelaksanaan kebijakan akan sangat mempengaruhi potensi konflik di
masyarakat, sehingga tindakan untuk mengatasi konflik akan sangat
membutuhkan waktu maupun biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
sebelum

penerapan

kebijakan

harus

dikaji

terlebih

dahulu

agar

pelaksanaannya lebih efektif dan berdaya guna.


Demikian juga pelaksanaan pemberantasan nyamuk dengan
menggunakan Fogging yang selama ini diterapkan, ternyata sudah tidak
efektif lagi dan tidak tepat sasaran karena setelah dilakukan Fogging,
ternyata nyamuknya masih berkeliaran dan masih berkembang biak, juga
dampak dari penyemprotan tersebut berakibat pada kematian hewan
peliharaan tertentu yang menghirup, sehingga merugikan masyarakat
pemilik hewan peliharaan terutama Burung klangenan. Disamping itu juga
para ibu-ibu selalu repot untuk menutupi atau menyimpan barang-barang
yang rentan terhadap obat/bahan Fogging itu.
71

Kurun waktu sekarang, setelah dilakukan penyemprotan ternyata


nyamuk masih saja berterbangan dan berkembang biak makin cepat,
karena diperkirakan bahwa nyamuk sekarang sudah bermutasi, sehingga
sudah kebal akan obat Fogging tersebut. Oleh karena itu tindakan
pemberantasan nyamuk dengan Fogging tidak relevan dan tidak efektif lagi.
Bermula dari pemikiran seperti tersebut di atas, maka perlu dilakukan
tindakan Inovasi berupa tindakan Preventif untuk mencegah penyebaran
Jentik. Tindakan Preventif inipun tetap mengacu pada tindakan 3 M yaitu :
Menutup, Menguras dan Menimbun. Namun demikian, tindakan ini supaya
lebih tepat sasaran atau tepatnya lebih efektif harus dilakukan oleh setiap
keluarga untuk berkomitmen bersama-sama melakukan tindakan Preventif
ini, dengan cara melakukan Pemberantasan sarang nyamuk secara Mandiri,
dimana harus ada salah satu anggota keluarga untuk aktif melakukan
tindakan 3 M tersebut dengan istilah JUMANTIK MANDIRI.
JUMANTIK MANDIRI ini adalah warga/anggota rumah tangga yang
secara suka rela ikut bagian dari program inovasi tersebut. Dimana para
JUMANTIK MANDIRI melakukan kegiatannya (melakukan 3 M) secara berkala
dalam setiap minggunya sebanyak 2 kali pelaksanaan si setiap rumah
masing-masing.
Pelaksanaan JUMANTIK MANDIRI dalam melakukan program inovasi
ini berkeinginan untuk melibatkan juga masyarakat, supaya masyarakat
merasa ikut andil dan merasa berkewajiban pada pencegahan Demam
Berdarah. Dalam penerapan inovasi nantinya ada harapan yang didapat
dari pelaksanaan JUMANTIK MANDIRI berupa :

Membangkitkan kepedulian Masyarakat tentang arti pentingnya ikut


andil dalam berperan aktif pada kegiatan-kegiatan di wilayahnya.

Membangkitkan pola pikir Masyarakat agar kegiatan pemberantasan


Sarang Nyamuk sebagai bentuk Budaya keseharian di Masyarakat.

72

C. PROSES INOVASI
Langkah

langkah

dan

tahapan

yang

harus

dilakukan

untuk

melaksanakan inovasi yang berupa tindakan Jumantik Mandiri, melalui :


1. Membuat surat Edaran yang ditujukan kepada Ketua RT se Kelurahan
Gedongkiwo untuk membentuk JUMANTIK MANDIRI di setiap rumah.
2. Memberikan penyuluhan dan sosialisasi cara-cara atau tindakantindakan yang harus dilakukan oleh anggota keluarga yang aktif
untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk sebagai anggota
JUMANTIK MANDIRI.
3.

Membentuk Tim pelaksana JUMANTIK MANDIRI

4.

Membuat Surat Keputusan Lurah Gedongkiwo tentang pembentukan


JUMANTIK MANDIRI.

5.

Memberikan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan Jumantik


berupa Baterai, buku catatan dan ballpoin/pensil.

6.

Melakukan Pemantauan yang hasilnya dicatat pada Catatan Harian


dari Pelaksanaan kegiatan Jumantik para Kader JUMANTIK MANDIRI.

7.

Melakukan

Rapat

Koordinasi

para

pemangku

kepentingan

pelaksanaan Inovasi
8.

Mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana hasil dari


pelaksanaan para Jumantik Mandiri.

9.

Memberikan REWARD atau penghargaan kepada Keluarga yang


paling baik melakukan tindakan Jumantik Mandirinya.

10. Dan memberikan SANKSI berupa denda (disesuaikan kemampuan


masing-masing

wilayah)

sebagai

Scock

Teraphy

agar

disiplin

melakukan tindakan JUMANTIK MANDIRI secara rutin, yang nantinya


denda ini digunakan sebagai kas RT.
Strategi Pelaksanaan
Agar

inovasi

berjalan

dengan

sempurna,

dimana

pada

proses

pelaksanaannya tercermin kreatifitas dari penggagas inovasi, maka


73

diperlukan startegi pelaksanaan yang tepat sasaran sekaligus tepat guna.


Sebagaimana hal tersebut, diperlukan kemampuan dari daya pikir yang
berwawasan luas dalam mendukung berjalannya inovasi, sehingga
hasilnya menciptakan pola kinerja dari para penggas maupun para
pelaksana yang memuaskan.
Strategi dibutuhkan, karena untuk menghasilkan pelaksanaan inovasi
yang lebih efektif sekaligus efisien, sehingga mampu menghasilkan
kebijakan yang tepat sasaran ketika kebijakan inovasi diterapkan.
Penerapan

strategi

pada

pelaksanaan

program

inovasi

yang

dilaksanakan seperti tersebut di atas, sebagaimana Program Inovasi yang


dilakukan Kelurahan Gedongkiwo melalui JUMANTIK MANDIRI dengan
cara :

Melibatkan warga masyarakat untuk ikut andil/berpartisipasi dalam


pencegahan Wabah Demam Berdarah

Melakukan

pemberantasan

pemantauan langsung

sarang

yang

nyamuk

ditengarai

pada

dengan

cara

tempat-tempat

tertentu yang berhubungan dengan air.


Memberikan penghargaan kepada para JUMANTIK MANDIRI yang
melakukan tindakan secara baik.
Pemangku Kepentingan
Pada pelaksanaan inovasi yang dilakukan Kelurahan Gedongkiwo
dengan JUMANTIK MANDIRI nya, melibatkan banyak masyarakat, para
pejabat, baik dari Pemerintah Kota Yogyakarta juga dari tokoh
masyarakat di lingkungan Kelurahan Gedongkiwo.
Keberadaan

Para

pemangku

ini

berguna

untuk

memberikan

kewenangan, pendanaan, juga wawasan, sehingga keberadaannya


sangatlah dibutuhkan. Koordinasi yang baik dilakukan secara berkala oleh
para pemangku akan membawa tingkat keberhasilan inovasi dalam

74

pelaksanaannya, melalui evaluasi pada rapat koordinasi yang dilakukan


untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan pemantauan Jentik.
Adapun para pemangku pada inovasi pelaksanaan JUMANTIK MANDIRI
adalah :
Camat Mantrijeron Kota Yogyakarta.
Lurah Gedongkiwo.
Kepala Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta.
Kapolsek Mantrijeron Kota Yogyakarta
Komandan Koramil Mantrijeron Kota Yogyakarta
Ketua LPMK Kelurahan Gedongkiwo.
Ketua BKM Kelurahan Gedongkiwo.
Aparat dari Kelurahan Gedongkiwo.
Serta Tokoh-tokoh masyarakat Geongkiwo.
Sumber Daya
Dalam membuat inovasi, ide kebijakan yang dituangkan ketika pada
pelaksanaannya pasti membutuhkan sumberdaya, baik itu sumberdaya
keuangan maupun sumberdaya manusia itu sendiri. Demikian juga pada
pelaksanaan

JUMANTIK

MANDIRI

yang

digagas

oleh

Kelurahan

Gedongkiwo ini pun juga membutuhkan sumberdaya dari keduanya.


Pada sumberdaya Keuangan, dibutuhkan untuk membiayai kebutuhan
Sarana dan Prasarana dalam mendukung pelaksanaan kegiatan para
Jumantik Mandiri dalam bekerja melaksanakan ide Inovasi.
Sumberdaya manusia diperlukan karena sebagai pelaksana kegiatan,
sehingga kegiatan bisa berjalan. Namun demikian sumberdaya manusia
ini perlu ada perhatian khusus, dikarenakan sumberdaya manusia
menentukan berhasil atau tidaknya sebuah kegiatan. Kesuksesan
kegiatan akan tercermin pada kualitas yang dimiliki sumberdaya yang
melaksanakan kegiatan tersebut

75

Sebagaimana sumberdaya yang dimaksud dalam inovasi pada kegiatan


JUMANTIK MANDIRI adalah :
Sumberdaya Keuangan :
Dana berasal dari APBD Kota Yogyakarta, diperlukan untuk membiayai
pengadaan sarana dan prasana pada pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh para pelaku JUMANTIK MANDIRI saat pemeriksaan sarang
nyamuk.
Adapun sarana dan prasarananya berupa :

Lampu senter/Baterai.

Buku tulis, untuk pencatatan hasil pemantauan.

Pensil/Ballpoin.

Sumberdaya Manusia :
Pelaksana

sebuah

menyelesaikan

kegiatan

pekerjaan

mutlak

yang

diperlukan,

telah

ditetapkan.

karena

untuk

Sebagaimana

sumberdaya manusia yang dimaksud dalam pelaksanaan inovasi ini


adalah :
Salah satu anggota keluarga yang menjadi tim JUMANTIK di seluruh

wilayah Kelurahan Gedongkiwo.


Para pemangku jabatan/pejabat terkait

Sumberdaya manusia pemegang peranan penting dalam keberhasilan


pelaksanaan inovasi JUMANTIK MANDIRI, karena sebagai mobilitas
pelaksanaan kegiatannya.
D. OUTPUT
Pelaksanaan kegiatan yang telah dijalankan, pastilah membuahkan hasil.
Hasil pekerjaan nantinya akan dievaluasi, untuk mengetahui sejauhmana
perkembangan atau kualitas yang telah dicapai. Dengan demikian, setelah
hasil

dievaluasi,

maka

akan

diambil
76

kebijakan

untuk

memperbaiki

kekurangan pada proses pelaksanaannya, sehingga diharapkan setelah


mengetahui kekurangan dan kelebihan dari hasil kegiatan tersebut, nantinya
bisa meningkatkan kualitas dari apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Sebagaimana

dalam

pelaksanaan

JUMANTIK

MANDIRI

ini,

dalam

pelaksanaannya akan menghasilkan output atau hasil yang telah dicapai


dari para JUMANTIK MANDIRI. Setelah hasil dari pemantauan diketahui, maka
akan diambil sebuah kesimpulan untuk memperbaiki cara atau strategi
dalam pelaksanaan pemantauan kearah yang lebih efisien dan sekaligus
tepat sasaran, sehingga akan menghasilkan output yang lebih maksimal.
Pada hakekatnya, di dalam pelaksanaan pemantauan jentik dalam
pelaksanaan program inovasi pada program JUMANTIK MANDIRI ini ketika
pelaksanaan berjalan sesuai dengan rencana yang menghasilkan pekerjaan
yang tepat sasaran, maka dipastikan akan berhasil. Keberhasilan dari
pelaksanaan JUMANTIK MANDIRI adalah :

Meningkatkan kesadaran dan kepedulian Masyarakat akan pentingnya


kebersihan lingkungan.

Membangkitkan pemahaman, pengetahuan dan pengelolaan tindakan


yang harus dilakukan untuk pencegahan berkembangnya nyamuk.

Membangkitkan kepedulian Masyarakat tentang arti pentingnya ikut


andil dalam berperan aktif pada kegiatan-kegiatan di wilayahnya.

Membangkitkan pola pikir Masyarakat agar kegiatan pemberantasan


Sarang Nyamuk sebagai bentuk Budaya keseharian di Masyarakat.

Membangkitkan pola pikir Masyarakat tentang kebersamaan dalam


berkehidupan sosial.

pemberantasan sarang nyamuk lebih efektif dan tepat sasaran, tanpa


ada dampak yang ditimbulkan yang berakibat merugikan Masyarakat.

Menghapus siklus 5 (lima) tahunan akan bahaya Demam Berdarah.

Setelah semua hal tersebut di atas tercukupi, maka ada output yang didapat
dalam pelaksanaan kegiatan JUMANTIK MANDIRI, dari mulai proses

77

pembentukan, pelaksanaan serta evaluasi yang dilakukan oleh para


pemangku jabatan itu.
Adapun Output tersebut adalah :
Notulen dan Pemantapan Program.
SK Tim Inovasi.
Surat Edaran dan Undangan.
Pemahaman akan melakukan cara pelaksanaan Jumantik
secara efektif dan efisien.
Dokumen monev pelaksanaan uji coba.
Hasil Pemantauan Para Jumantik Mandiri.
Budaya hidup bersih
E. MONITORING & EVALUASI
Pemantauan pelaksanaan pekerjaan, idealnya dilakukan pada saat
pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai dikerjakan, karena
ketika

melakukan

pemantauan

pada

saat

pelaksanaan

pekerjaan

berlangsung akan mudah untuk memperbaiki kesalahan atau kekurangan


dari sistem yang diterapkan, sehingga akan diketahui sedini mungkin
kesalahan tersebut. Kemudian pemantauan setelah pekerjaan selesai
dimaksudkan untuk mengevaluasi sejauhmana pekerjaan itu dihasilkan,
sehingga dikemudian dapat diambil kebijakan untuk meningkatkan kualitas
pekerjaan berikutnya.
Namun demikian sebuah pekerjaan, akan terlihat berhasil atau malah makin
menurun tergantung dari kualitas kemampuan yang dimiliki para pelaksana
maupun dari para pemangku kebijakan. Sejauh ini, ketika para pelaksanan
dan para pemangku kebijakan mengetahui dan bekerja secara baik, maka
akan menghasilkan pekerjaan yang berkualitas.
Pemantauan di dalam pelaksanaan JUMANTIK MANDIRI, menggunakan
sistem atau cara evaluasi Yaitu dilakukan oleh para pemangku kebijakan
melalui Rapat Koordinasi, dimana di dalam Rapat tersebut membahas hasil
78

dari pemantauan jentik para JUMANTIK MANDIRI yang telah terkumpul.


Setelah diketahui seberapa baik atau buruk dari hasil yang didapat,
kemudian dilakukan analisa untuk pengambilan langkah selanjutnya untuk
mengatasi permasalahan yang menjadi kendala ketika pemantauan
tersebut buruk.
Sebuah pemantauan Jentik yang dilakukan oleh para JUMANTIK MANDIRI,
pastilah mengalami kendala ketika pemeriksaan. Maka dari itu, kendalakendala yang dijumpai akan diolah di dalam rapat para Pemangku Jabatan
untuk dicarikan jalan keluar, sehingga kelak ketika para JUMANTIK MANDIRI
melakukan pemantauan berikutnya berjalan lancar.
F. KENDALA DAN SOLUSI
Pelaksanaan pekerjaan, apalagi melakukan hal/pekerjaan baru dipastikan
akan mengalami permasalahan atau kendala yang berarti. Namun
demikian, kendala-kendala yang dihadapi akan menambah kekuatan kelak
dikemudian hari, karena kendala-kendala tersebut akan dievaluasi yang
kemudian akan dibuat sebuah jalan keluar untuk mengantisipasi maupun
untuk mengatasi kendala itu.
Seperti halnya pada pelaksanaan inovasi yang menerapkan pelaksanaan
JUMANTIK MANDIRI ini, karena pelaksanaan program JUMANTIK MANDIRI ini
baru diterapkan, maka juga akan mengalami berbagai kendala atau
permasalahan dalam pelaksanaan pemantauan yang dilakukan oleh para
JUMANTIK MANDIRI dan juga kendala akan dihadapi oleh para pemangku
jabatan, ketika mengadakan rapat koordinasi dalam mengevaluasi hasil
pelaksanaan pemantauan jentik yang dilakukan oleh para JUMANTIK
MANDIRI. Adapun kendala yang dihadapi adalah :

Anggaran untuk pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang


pelaksanaan JUMANTIK MANDIRI yang dikeluarkan tidak sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan pada perencanaan kegiatan.

79

Ketidakdisiplinnya para pelaku JUMANTIK MANDIRI dalam pemantauan


jentik.

Pengambilan keputusan yang tidak tepat dalam mengatasi kendala


yang dihadapi oleh para pelaksana JUMANTIK MANDIRI, maupun dari
para Pemangku Jabatan itu sendiri.

Namun demikian, ketika kendala yang dihadapi telah diketahui, maka


pengambilan keputusan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi
akan tercipta dan kemudian diterapkan pada saat pelaksanaan kegiatan
berikutnya. Cara mengatasi permasalahan yang telah terjadi yaitu melalui
pembahasan pada saat para Pemangku Jabatan mengadakan Rapat
Koordinasi.
G. DAMPAK SETELAH INOVASI DIHASILKAN
Suatu pelaksanaan pekerjaan, ketika telah selesai dikerjakan, biasanya
mempunyai dampak yang ditimbulkan dari efek pekerjaan tersebut.
Dampak yang timbul sangatlah beragam, bisa dari pelaksanaan pekerjaan
itu sendiri yang berasal dari dalam, maupun dari pihak luar yang dalam hal
ini lingkungan, ataupun dari pencapaian hasil pekerjaan.
Dampak yang ditimbulkan setelah pelaksanaan pogram inovasi yang dalam
hal ini pemantauan Jentik adalah :
1. Terbentuknya Budaya Perilaku Hidup Bersih di Masyarakat.
2. Masyarakat peduli akan kebersihan lingkungannya.
3. Masyarakat berperan aktif pada kegiatan-kegiatan di wilayahnya.
4. terbentuknya team work para anggota Keluarga pada kegiatan
keseharian di dalam rumah sebagai wujud Keluarga yang harmonis di
setiap rumah tangga.
5. Lingkungan rumah kelihatan bersih dan indah.
6. Terhindarnya wabah penyakit Demam Berdarah.

80

H. LESSON LEARNED
Suatu program pekerjaan yang dilakukan, akan menghasilkan suatu
pelajaran yang dapat dipetik untuk dapat dijadikan pedoman ataupun
wawasan yang akan diterapkan pada kehidupan kita sehari-hari. Pelajaran
yang berharga dari kegiatan tersebut akan berdampak positif, sehingga
mampu merubah perilaku maupun pola pikir yang mengerjakan pekerjaan
tersebut dan juga akan mempengaruhi lingkungan di mana pelaksanaan
pekerjaan itu berlangsung.
Sebagaimana telah dijabar di atas, pelaksanaan inovasi Kelurahan
Gedongkiwo yang melaksanakan program kerjanya dengan memilih
JUMANTIK MANDIRI, maka dari hasil pelaksanaan pemantauan jentikpun
dapat diambil pelajaran yang bisa merubah perilaku hidup masyarakat.
Adapun manfaat dari pelaksanaan JUMANTIK MANDIRI dapat diambil
pelajarannya sebagai berikut :
Terbentuknya Budaya Perilaku Hidup Bersih di Masyarakat.
Masyarakat peduli akan kebersihan lingkungannya.
Masyarakat berperan aktif pada kegiatan-kegiatan di wilayahnya.
terbentuknya team work para anggota Keluarga pada kegiatan
keseharian di dalam rumah sebagai wujud Keluarga yang harmonis di
setiap rumah tangga.
Membentuk pola pikir masyarakat akan arti pentingnya pencegahan dari
pada pengobatan.
I. REPLIKASI INOVASI
Wabah Demam Berdarah, telah menjadi bagian dari jenis penyakit yang
sangat dikhawatirkan oleh masyarakat luas. Karena penyakit ini dapat
mengakibatkan kematian bagi orang yang terjangkit, apabila orang tersebut
tidak lekas tertolong untuk penangannya, sehingga penyakit Demam
Berdarah ini dapat perhatian khusus bagi Pemerintah Indonesia khususnya
Kementrian Kesehatan. Pertimbangan demikian, karena penyakit ini selalu
81

datang dalam jumlah yang lebih besar ketika saat siklus 5 (lima) tahunan tiba
dan hal tersebut terjadi diseluruh wilayah di Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut di atas, beberapa institusi yang pemerhati dari jenis
penyakit ini mencari obat sekaligus pencegahannya, maka kemudian dicari
cara atau jalan keluarnya untuk mengantisipasi kejadian atau memutus siklus
5 (lima) tahunan ini. Dari penelitian dan analisa yang telah dilakukan,
kemudian ditemukan cara pencegahan yang lebih efektif dan efisien untuk
pemberantasan

nyamuk

pembawa

penyakit

Demam

Berdarah.

Pencegahan yang dimaksudkan adalah melakukan kegiatan yang sangat


sederhana namun dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.
Perlakuan untuk pencegahannya telah diutarakan seperti di atas, yaitu
dengan cara 3 M yakni : Menutup, Menguras dan Menimbun.
Namun demikian, pelaksanaan pencegahan yang sangat sederhana ini
dilakukan tidaklah mudah, karena membutuhkan kerjasama dan kedisiplinan
dari masyarakat luas, sehingga membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Menilik dari penyakit yang bisa membawa kematian bagi orang yang
terkena, maka harus ada seorang pelopor atau penggerak untuk
membangkitkan pola pikir dan kesadaran yang dimiliki masyakat untuk sadar
bahwa wabah Demam Berdarah yang telah menjadi momok selama ini bisa
dicegah. Pola pikir atau kesadaran masyarakat dapat dibentuk dengan cara
sosialisasi maupun sarasehan, sehingga akan terbentuk budaya untuk selalu
melakukan gaya hidup yang mengarah pada antisipasi dan pencegahan
akan timbulnya penyakit Demam Berdarah yang akan datang.
Berdasarkan hal tersebut, maka inovasi ini dapat dilakukan di wilayah lain,
karena setiap orang dapat melakukan yang kemudian setiap keluarga
ditekankan untuk wajib melakukan pelaksanaan JUMANTIK MANDIRI seperti
penjabaran di atas. Oleh karena itu, apabila pelaksanaan JUMANTIK
MANDIRI dilakukan oleh setiap keluarga serentak di seluruh Indonesia, maka
momok yang selalu ditakuti masyarakat Indonesia, yaitu wabah Demam
Berdarah bisa diberantas sekaligus dicegah.
82

PELAYANAN PERIZINAN USAHA


SECARA PARALEL
A. PELAYANAN PERIZINAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN SANGAT DIPERLUKAN.
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Pelayanan perizinan dengan sistem terpadu satu pintu
(one stop service ) membuat waktu pembuatan izin menjadi lebih singkat .
Pasalnya , dengan

pengurusan administrasi berbasis teknologi informasi,

input data cukup dilakukan sekali, dan administrasi bisa dilakukan secara
simultan.
Dengan adanya kelembagaan pelayanan terpadu satu pintu, seluruh
perizinan dan non-perizinan dapat terlayani dalam satu lembaga. Harapan
yang ingin dicapai adalah mendorong pertumbuhan ekonomi melalui
peningkatan investasi dan bertujuan meningkatkan kualitas layanan publik.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan
pelayanan dalam hal perizinan adalah melalui ditetapkannya Peraturan
Menteri

Dalam

Negeri

No.

24

Tahun

2006

tentang

Pedoman

Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu yang bertujuan


untuk meningkatkan kualitas layanan publik serta memberikan akses yang
lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik serta
terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti
dan meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik.
Pelayanan perizinan secara umum dapat dikatakan sangat efektif dan
efisien, baik dari sisi waktu, prosedur dan mekanisme pelayanan perizinan.
Akan tetapi bagi masyarakat dunia usaha yang membutuhkan waktu yang
cepat dan sederhana akan menjadi permasalahan, karena dalam
83

mengajukan pendaftaran izinnya harus satu persatu sesuai dengan


pembagian rumpun izin tersebut. Dengan melihat perkembangan dunia
usaha tersebut, maka perlu memberi pilihan kepada masyarakat, dalam
melaksanakan pendaftaran perizinan usaha dapat secara sendiri-sendiri per
jenis izin maupun secara paralel dari beberapa izin yang dibutuhkan.
Sebagai ilustrasi berikut kami gambarkan tahapan Perizinan Usaha di
Pemerintah Kota Yogyakarta sbb:

IZIN DASAR

1. IMB
2. HO 12

IZIN
OPERASIONAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.

TDP

SIUP 3
TDUP 9
IUTM 6
IUP2T 6
IUPP
TDG

B. PELAYANAN PERIZINAN USAHA SECARA PARALEL


Pengusul Inovasi adalah Dinas Perizinan Kota sebagai instansi yang
melaksanakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah Kota Yogyakarta,
hal ini didasarkan pada peluang-peluang yang memungkinkan dapat
dilakukan penyederhanaan proses pelayanan publik dengan mendasarkan
regulaasi yang ada dan sumber daya manusia (SDM) serta sarana dan
prasarana yang tersedia di Dinas Perizinan.
Tujuan inovasi ini secara umum adalah untuk melaksanakan reformasi
birokrasi di bidang pelayanan publik dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik di Kota yogyakarta dengan harapan dapat
meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan perikonomian masyarakat
Kota Yogyakarta. Adapun tujuan khususnya dalam inovasi ini adalah untuk:

84

1. Terwujudnya penyederhanaan persyaratan dan proses pelayanan


perizinan

Usaha

serta

penyederhanaan

waktu

kunjungan

masyarakat/pelanggan ke dinas perizinan dalam pengurusan izin


2. Terwujudnya pelayanan public yang telah menerapkan Standar
Pelayanan Publik (SPP)
3. Terwujudnyapelayanan yang pasti dalam , waktu, biaya, persyaratan
danakuntabel
4. Terwujudnya kepastian hukum dan transparansi bagi masyarakat dan
aparatur dalam pelayanan perizinan.
Sedangkan kelompok/sasaran yang akan mendapatkan keuntungan dari
inovasi ini adalah masyarakat pada umumnya dan pelaku usaha pada
khususnya. Masyarakat dan pelaku usaha akan mendapatkan kualitas
layanan publik yang baik cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan
meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik yang
efektif dan efisiensi.
Pelayanan perizinan dengan system

paralel ini membuat waktu

pembuatan izin menjadi lebih singkat. Pasalnya,dengan penggabungan


beberapa izin dapat didaftarkan dalam satu kali saja dan diproses secara
terpadu dan bersamaan serta pengurusan administrasi berbasis teknologi
informasi, input data cukup dilakukan sekali, dan administrasi bisa
dilakukan secara simultan, maka membutuhkan keberanian dan kreatifitas
dari aparatur pelayanan masyarakat
C. MEKANISME INOVASI PELAYANAN PERIZINAN USAHA SECARA MANDIRI.
Tahapan kronologis dalam inovasi ini kegiatan pertama yang dapat
dilakukan dengan mengidentifikasi latar belakang dan diskripsi inovasi
daerah yang direncanakan. Dalam pelaksanaan pelayanan perizinan usaha
secara paralel ini tetap harus mendasarkan pada regulasi yang berlaku,
namun memcari krestifitas dan terobosan-terobosan yang baru untuk lebih
85

menyederhanakan proses tampa meninggalkan hakiki dari suatu layanan


yang berkualitas. Dari identifikasi tersebut dapat disusun kronologis atau
tahapan kuncinya yaitu meliputi:
1. Pembentukan Tim Inovasi Dinas Perizinan
2. Koordinasi antar bidang dalam inovasi pelayanan izin usaha secara
paralel
3. Penyusunan persyaratan-persyaratan izin yang dapat dilaksanakan
pendaftaran secara parallel
4. Penyusunan bagan alur pelayanan perizinan usaha secara paralel.
5. Penetapan waktu proses pelayanan perizinan usaha
6. Penyusunan Paket/pengelompokan izin-izin yang dapat dilaksanakan
pendaftaran secara parallel
7. Penandatanganan Regulasi Pendaftaran Perizinan
8. In Hause Tranning (IHT)
9. Pembuatan SIM Pendaftaran secara Paralel
10. Uji coba inovasi
11. Sosialisasi
12. Implementasi
13. Monitoring dan evaluasi.
Sedangkan dilihat dari pelaksanaan inovasi ini adalah dengan membentuk
Tim Kerja dengan memberikan diskripsi uraian tugas masing-masing tim,
sehngga seluruh komponen tim dapat bekerja dengan optimas dan efektif.
Adapun tim kerja tersebut disusun sebagai berikut:

86

Struktur

Deskripsi

Bagan Tim Inovasi Dinas Perizinan

Sponsor

Kota Yogyakarta.

Menjadi motivator dan


pendorong projest Leader
pada khususnya dan seluruh
pelaksana inovasi daerah
pada umumnya.
Memberikan petunjuk dan
arahan strategis pada semua
unsur pelaksana inovasi
daerah .
Memberikan saran dan advis
terhadap permasalahan
yang dihadapi Project
Leader, Project Leadership
dan Team Working.

SPONSOR
KepalaDinas

Project leader

KabidReg. dan PK

Project Leadership

Kasi Regulasi

Project Leader
Team Working

Team Working

SKPD Terkait

Internal Dinas

Memberi penjelasan teknis


dan detail mengenai inovasi
daerah kepada semua
pelaksana inovasi.
Memimpin teknis
operasional dan menyusun
strategi inovasi.

Peran Tim dalam inovasi ini sangat


besar sekali memberi dorongan
dan dukungan yang sangat
efektif, hal ini karena semua unsur
Memberikan solusi
dalam TIM mempunyai fungsi dan
pemecahan masalah yang
tugas sesuai rencana inovasi yaitu
terjadi pada Project
dari unsur Organisasi memberikan
Leadership dan Team
pedoman dalam pembuatan
Waorking.
mekanisme pelayanan publik

Memantau dan monitoring


secara umum serta sebagi
pelaksanaan keseluruhan
pembina dalam tatalaksana
inovasi..
pelayanan publik, sedangkan
Bagian Hukum mempunyai
peranan yang sangat besar
Project Leadership
dalam memberikan pedoman
Merencanakan isu-isu dalam
dan mekanisme kaidah-kaidah
penyusunan regulasi didaerah.
inovasi dan mengelola kerja
Sementara unsur internal
Team working.
mempunyai peranan yang cukup
87

besar dalam mendukung


keberhasilan inovasiini.

Menyelesaikan hambatanhambatan yang muncul


dalam inovasi.
Menfasilitasi, menyiapkan
sarana dan prasarana
kebutuhan Tim dalam
inovasi..
Melaporkan secara berkala
proses pelaksanaan inovasi
daerah kepada Kabid
Regulasi dan Pengembangan
Kinerja.
Melakulan monitoring dan
evaluasi inovasi..
Team Working
Melaksanakan tugas-tugas
yang pembahasan dan
pencermatan pokok
bahansan inovasi.
Melaksanakan sinkronisasi
dan harmonisasi dalam
pembahasan inovasi.
Melaksanakan tugas dan
kewajiban sesuai dengan
tata kala yang ditetapkan
dengan tepat waktu.
Membuat laporan atau
risalah pelaksanaan tugas.

88

D. PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM INOVASI PELAYANAN PERIZINAN


USAHA SECARA PARALEL
Secara Internal, pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan inovasi
ini adalah pejabat structural pada Dinas Perijinan Kota Yogyakarta, terdiri
dari:
1. Kepala. Dinas Perizinan
2. Sekretaris
3. Ka Bidang Regulasi dan Pengembangan Kinerja.
4. Ka Bidang Pelayanan
5. Ka Bidang Pengawasan dan Pengaduan
6. Ka Bidang Data dan Sistem Informasi
7. Kasie Regulasi
8. Kasi Pengembangan Kinerja
9. Kasi Administrasi dan Advis Planing
10. Kasi Koordinasi Lapangan
11. Kasi Data
12. Kasi Sistem Informasi
13. Kasi Pengawasan
14. Kasi Pengaduan
15. Kasubag Umum
16. Kasubag Keuangan
17. Kasubag Administrasi dan Laporan
18. Staf Bidang Regulasi dan Pengembangan Kinerja.
19. Staf Bidang Pelayanan.
Sedangkan dilihat dari eksternal, pemangku kepentingan adalah :
1. Bagian Hukum (Kasubag Tatalaksana Bagian Organisasi Setda Kota
Yogyakarta).
2. Bagian Organisasi (Kasubag Perundang-undangan Bagian Hukum
Setda Kota Yogyakarta).
89

3. Masyarakat
4. Pelaku Usaha
5. LPMK
6. Paniti Kismo Kraton Ngayojokarta.
7. Bagian Tata Pemerintahan
E. PENGGUNAAN DAN MOBILISASI SUMBER DAYA.
Dari keterkaitan stakeholder diatas didapat gambaran yang memberi
dorongan dan hambatan serta daya dukung dalam keberhasilan proyek
ini yaitu; ada dua Stakeholder Eksternal yang menimbulkan dampak positif
dan negatif dalam inovasi, stakeholder tersebut adalah Masyarakat dan
LPMK.Pengaruh negatifnya adalah adanya sebagaian masyarakt dan
LPMK yang menyatakan setiap perizinan sebelum diajukan di Dinas
Perizinan terlebih dahulu harus adanya persetujuan dari stakeholder
tersebut. Hal ini akan menambah proses pelaksanan perizinan, sehingga
tujuan penyederhanaan pelayanan perizinan akan menjadi tidak optimal
lagi.
Keterlibatkan instansi teknis dalam perizinan adalah tidak langsung dalam
proses pelaksanaan penerbitan perizinan, namun sebagai persyaratan
dalam mengajukan suatu perizinan ( contoh antara lain Dokumen
Lingkungan dikeluarkan oleh BLH, Rekomendasi pemanfaatan tanah
negara dikeluarkan oleh Bag. Tapem dll)
Yang termasuk stakeholder teknis adalah semua yang aktif secara
langsung melaksankan inovasi yaitu dari semua unsur internal Dinas
Perizinan dan dari ekstenal adalah Bagian Hukum dan Bagian Organisasi.

90

F. OUTPUT YANG DIPEROLEH


Output yang dihasilkan dalam renvana inovasi pelayanan usaha secara
paralel ini adalah sebagai berikut:
Nama

Deskripsi

1. Tim pelaksana inovasi

Tersusunnya ketugasan dan


anggota personel pelaksanaan
penyusunan regulasi pendaftaran
perizinan usaha.
Terlaksananya koordinasi
perencanaan inovasi antar
bidang di lingkungan Dinas
Perizinan Kota Yogyakarta

2. Koordinasi antar Bidang


dalam perencanaan inovasi
daerah
3. Persyaratan Perizinan Usaha
secaraParalel.

4. Bagan alir pelayanan


perizinan usaha secara
paralel

5. Penetapan waktu proses


pelayanan perizinan usaha.
6. Paket atau golongan izin
yang dapat di laksanakan
Pendaftaran Perizinan usaha
secara paralel.
7. Regulasi pendaftaran
perizinan usaha secara
paralel sudah
ditandatangani oleh
Penyelenggara Pelayanan
Publik.

Tersusunnya persyaratanpersyaratan yang tetap dan baku


dalam izin usaha secara paralel
yang harus dipenuhi oleh
masyarakat.
Memberikan petunjuk mengenai
alur proses pelaksanaan
pendaftaran perizinan usaha
secara paralel yang merupakan
gambaran alur yang harus dilalui
oleh masyarakat yang akan
mengajuka permohonan
perizinan usaha.
Lamanya waktu yang dibutuhkan
dalam proses pelaksanaan
perizinan usaha.
Pengelompokan izin-izin yang
dapat dilaksanakan pendaftaran
secara parallel sesusi dengan
kebutuhan masyarakat.
Regulasi pendaftaran perizinan
usaha secara paralel sudah
ditetapkan dan dapat dijadikan
dasar hukumdalam pelaksanaan
pelayanan periziann.

91

8. In Hause Tranning (IHT)


9.

10.
11.
12.
13.

Terlaksanannya pelatihan (IHT)


bagi pelaksanaan pelayanan
publik.
Pembuatan SIM Pendaftaran Tersusun dan terpasannya aplikasi
secara Paralel.
pendaftaran perizinan dengan
terkoneksi dengan SIM yang telah
ada.
Uji coba inovasi.
Terlaksannnya uji coba
pelaksanaan perizinan secara
paralel.
Sosialisasi.
Terlaksanaanya sosialisasi
pelaksanaan perizinan secara
paralel.
Implementasi.
Penerapan perizinan secara
paralel dalam layanan publik.
Monitoring dan evaluasi
Terlaksanannya monitoring dan
evaluasi pelaksanan perizinan
secara paralel.

G. KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PENERAPAN INOVASI


Kendala yang dihadapi

dalam pelaksanaan inovasi daerah ini akan

muncul dalam tataran teknis pelaksanaannnya yaitu meliputi:


1. Pelaksanaan proyek perubahan tidak sesuai dengan tata kala yang
ditetapkan karena susahnya koordinasi antar SKPD.
Pendekatan
solusi

: Setiap

kegiatan

diberitahukan

yang
jauh-jauh

akan

dilaksanakan

hari

sebelum

pelaksanaan dan menunjuk secara personal


dalam undangan.

2. Kekhawatiran tidak dapat dilaksanaanya proyek perubahan karena


susahnya pelaksanaan atau belum siapnya sumber daya manusia
pelaksanan dari pendaftaran perizinan usaha secara paralel.

92

Pendekatan

: Dilaksanakan

In

hause

tranning/pelatihan

singkat bagi petugas pelaksana terhadap

solusi

regulasi pendaftaran secara paralel serta


penetapan prosedur yang jelas.

3. Munculnya sengketa/gugatan Tata Usaha Negara (TUN)

atas

pendaftaran perizinan usaha secara paralel karena proses perizinan


akan lebih lama.
Pendekatan
solusi

: - Dalam

penyusunan

Regulasi

pendaftaran

secara paralel dilaksanakan dengan hati-hati,


teliti dan mengikuti pedoman pembentukan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Memberlakukan pelaksanaan perizinan secara
sendiri-sendiri per jenis izin

H. DAMPAK INOVASI YANG DIRASAKAN MASYARAKAT DAN PELAKU USAHA


YAITU.
Dampak dari inovasi ini adalah adanya kemudahan dan penyerderhanaan
persyaratan serta mempercepat

proses pelayanan usaha di Kota

yogyakarta pada umumnya, adapun penyederhanaan tersebut dapat


terlihat pada daftar tabel berikut:

93

1. Adanya penyederhanaan PERSYARATAN,


Perbandingan Persyaratan:
Izin Gangguan (HO)

SIUP

TDP

1) Foto copy KTP

1) Foto copy KTP

1) Foto copy KTP.

Pemohon yang

Direktur

Pemilik/Direktur

masih berlaku;

/penanggung

/penanggung

jawab

jawab

perusahaan;

perusahaan yang

2) Fotocopy IMBB atau


surat pernyataan
kesanggupan untuk

2) Foto copy Izin

mengurus IMBB bagi

Gangguan;

bangunan yg belum

3) Neraca;

memiliki IMBB bagi

4) Foto copy

usaha jenis
gangguan kecil;
3) Gambar denah

NPWP;
5) Foto copy

berlaku;
2) Foto copy Izin
Teknis;
3) Surat penunjukan
pimpinan
Cabang, jika

Akta pendirian

Perusahaan

bangunan untuk

/ perubahan,

cabang;

usaha dan denah

jika berbentuk

letak tempat usaha;

badan hukum;

4) Kajian Lingkungan,

6) Foto copy

dikecualikan untuk

Pengesahan

jenis gangguan

badan hukum

kecil;

4) TDP Pusat,Jika
perusahaan
cabang;
5) Foto copy Akta
pendirian /
perubahan, jika

5) Foto copy Akta

berbentuk badan

Pendirian

hukum;

Perusahaan/cabang

6) Foto copy Izin

bagi usaha yg

Gangguan;

berbentuk badan

7) Foto copy NPWP;

hukum/badan

8) TDP asli jika

usaha;

memperbaharui;
94

6) Surat pernyataan

9) Foto copy

tidak keberatan dari

Pengesahan

pemilik tempat atau

badan

perjanjian sewa-

hukum/Keputusan

menyewa apabila

Menteri Hukum

tempat yang

dan HAM, jika

digunakan bukan

berbentuk PT;

milik sendiri

10)Materai.

7) Foto copy bukti


kepemilikan/
sertifikat tanah atau
bukti kepemilikan
lain yg masih berlaku
dan sah;

2. Lebih mempercepat WAKTU proses layanan perizinan, Perbandingan


Waktu:
Pengurusan izin

Izin Gangguan

SIUP

TDP

JUMLAH

(HO)
Secara sendiri

12

18 hari

Secara Pararel

12

12 hari

3. Adanya penyederhanaan waktu kunjungan masyarakat/pelanggan


ke dinas perizinan dalam pengurusan izin.
Penyederhanaan waktu kunjungan:
a. Pengurusan secara sendiri-sendiri izin, maka setiap izin harus antri
sendiri-sendiri sesuai loket izin, sehingga membutuhkan 3 kali
datang ke Dinas Perizinan.
95

b. Pengurusan izin dengan secara pararel, maka 3 jenis izin dapat


diajukan bersamaan dalam sekali antri dan sekali datang ke Dinas
Perizinan.
I. LESSON LEARNED
Pelajaran atau pemahaman yang diperoleh dalam inovasi pelayanan
perizinan secara paralel ini secara umum adalah adanya penyederhanaan
pelayanan publik dari yang terkesan berbelik-belik, memerlukan waktu yang
lama dan memerlukan biaya yang besar dalam pengurusan izin akan
berubah menjadi pelayanan perizinan yang sederhana, cepat, mudah dan
transparan serta akuntabel. Inovasi itu harus ada dan berkembang dalam
pelayanan publik, karena sudah menjadi kebutuhan, keinginan, dan
permintaan dari masyarakat moderen dan berkembang.
Arti inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan barang, jasa atau ide
yang dirasakan baru oleh seseorang. Meskipun ide tersebut telah lama ada
tetapi ini dapat dikatakan suatu inovasi bagi orang yang baru melihat atau
merasakannya. Hal ini terjadi dikarenakan dalam inovasi pelayanan perizinan
secara paralel tersebut mengandung nilai atau prinsip yang universal dan
merupakan kebutuhan dalam dunia pelayanan publik, sehingga harus
tingkatkan dan kembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, terlebihlebih dalam memberikan pelayanan publik. Adapun nilai-nilai atau prinsipprinsip yang terkandung dalam inovasi tersebut meliputi:
1. Keberanian melakukan perubahan.
2. Kepemimpinan
3. Konsisten untuk kemajuan
4. Bermanfaat bagi masyarakat.
5. Terencana dan terarah
6. Membangun keunggulannya sendiri
7. Memiliki ciri khusus
8. Memiliki unsur pembaharuan
96

9. Program inovasi melalui program yang


10. Memiliki tujuan.

J. REPLIKASI INOVASI
Ada suatu kata-kata bijak yang sangat baik sekali dan berhubungan dengan
keberlanjutan inivasi daerah yaitu Carilah teladan dari generasi masa lalu,
dan jadilah teladan bagi generasi masa depan..
Dari kata-kata diatas dapat diartikan bahwa dalam kehidupan manusia
memang memerlukan suatu keteladanan dari masa lalu ataupun dari orangorang masa lalu. Keteladaan tersebut ditujuan unutk lebih menyempurnakan
atau

untuk

melakukan

peningkatan

dalam

kehidupannya.

Dalam

birokrasipun keteladaan menjadi kebutuhan yang mutlak, dalam rangka


meningkatkan kualita pelayanan kepada masyarakat, bahkan menjadi
kebutuhan pokok masyarakat. Dalam inovasi pelayanan perizinan paralel ini
diharapkan dapat diterapkan di daerah-daerah lainnya karena memberikan
kemudahan dan penyederhanaan pelayanan perizinan usaha pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Ada slogan yang

menyatakan bahwa merebut,

mendirikan atau

mendapatkan lebih mudah dari pada mempertahankan. Jikalau slogan


ini dimaknakan dalam konteks pelayanan, maka lebih mudah membuat
atau mendirikan pelayanan baru dibanding mempertahankan pelayanan
baru. Namun, hal ini jangan diartikan bahwa kita dapat memandang sepele
orang-orang yang telah berjuang merintis. Namun, seringkali kita terlalu
bersemangat dan mampu memulai dengan baik tapi akhirnya apa yang
dimulai dengan mantap itu tidak dapat dipertahankan dan akhirnya
membuat pelayanan menjadi pudar dan hilang.
Mempertahankan pelayanan secara berkelanjutan bukanlah hal yang
mudah sehingga perlu untuk memahami dan mengerti secara jelas subtansi
97

dan esensi dari pelayanan perizinan usaha secara paralel tersebut. Setelah
mengetahui alasan tersebut diharapkan sistem dan mekanisme pelayanan
menjadi motivasi dan semangat untuk dapat dipertahankan serta dapat
diteladani dan diterapkan di daerah lain.
Mengapa pelayanan perizinan secara paralel dipertahankan secara
berkelanjutan dan dapat diterapkan di daerah lainnya, hal ini dikarenakan
dalam pelayanan perizinan secara paralel ini mengandung nilai yang
universal dan dapat dianalisis dan dicermati bagi orang yang melakukan
inovasi dan perubahan yaitu sebagai berikut :
1. Pelayanan ini juga dapat menjadi salah satu reformasi birokrasi.
Pelayanan ini merupakan salah satu alat sebagai mereformasi
birokarsi dalam pelayanan publik, hal ini dikarenakan pelayanan ini
menyederhanakan dan mempercepat proses layanan perizinan
usaha dari sisi waktu , biaya dan persyaratan yang menjadi
kebutuhan dan harapan masyarakat modern.
2. Membantu pertumbuhan pelaku usaha.
Bahwa subtansi dari pelayanan ini adalah membantu secara luas
akan

keberadaan

pelaku

usaha

dalam

upaya

unutk

lebih

mempermudah dan mempersingkat proses dan prosedur palayanan


perizinan, sehingga akan dapat membantu pelaku usaha dalam
mengembangkan dan meningkatkan usahanya tampa di hambat
dalam administrasi proses perizinannya.
3. Eksistensi dan nyata
Eksistensi itu ada kalanya dapat diartikan sebagai kenyataan dan
realita

akan

kebutuhan

pelayanan

kebutuhan semua masyarakat.

yang

dapat

memenuhi

Dalam hal ini, rasa pelayanann

tersebut harus nyata hadir dalam setiap layanan perizinan usaha.

98

4. Kualitas atau Mutu Pelayanan


Mempertahankan kualitas dan mutu pelayanan adalah penting.
Harus ada strategi jitu untuk mempertahankan kualitas dan mutu
pelayanan.

Selain itu, untuk mendapatkan kualitas dan mutu

pelayanan perizinan usaha yang baik, Tim harus dibekali dengan


pengetahuan dan skill yang baik agar dapat melaksanakan pelayan
yang berkualitas dan bermutu.

Belajar itu tidak ada habisnya,

sehingga inovasi dan perubahan menjadi kebutuhan pokok dalam


pengembangan bermasyarakat dan bernegara.
5. Inovasi Improvisasi Pelayanan
Segmen utama pelayanan perizinan usaha secara paralel adalah
masyarakat pelaku usaha. Tim harus mencermati apa yang menjadi
kemauan segmen utama ini, kalau tidak, maka segmen utama ini bisa
melakukan pengaduan dan komplin pada birikrasi. Tapi perlu diingat,
bahwa inovasi dan improvisasi ini jangan sampai meninggalkan
kualitas dan mutu pelayanan dan

melanggar kaidah-kaidah

peraturan perundangan-undangan yang berlaku .


6. Semangat untuk berubah
Semangat untuk melakukan perubahan pelayanan adalah juga
faktor penting yang perlu dipertahankan. Di awal pelayanan, Tim
begitu

bersemangat

untuk

melayani,

tak

jarang

mereka

mengorbankan kesenangannya dan urusan penting dalam hidupnya


agar perizin usaha secara paralel dapat berjalan dengan baik.
Namun seiring berjalannya waktu, tantangan dan hambatan baik
dalam diri sendiri maupun dari luar menghadang sehingga membuat
semangat dan keteguhan pelayanan menjadi pudar. Inilah yang
harus dicermati, jangan sampai tantangan dan hambatan itu
membuat semangat pelaksanaan pelayanan itu menjadi pudar dan
tidak bermakna.
99

7. Mengikuti perkembangan
Di setiap organisasi pasti ada regulasi yang menjadi dasar
pelaksanaan tugasnya. Regulasi penting untuk selalu mengikuti
perkembangan dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu dalam
pelaksanaan pelayanann perizinan secara paralel harus juga
mengikuti perkembangan masyarakat dunia usaha, mau kearah
mana

perkembangannya,

segingga

mengikuti perkembangan ntersebut.

100

regulasinnya

pun

harus

RUMAH TERAMPIL KEPARAKAN

A. KETRAMPILAN MERUPAKAN FAKTOR PENTING DALAM PENINGKATAN TARAF


HIDUP.
Seiring perkembangan jaman yang semakin maju, canggih dengan era
teknologi informasi, semakin pesat pembangunan, bagunan bangunan
megah, jalan jalan yang lebar halus dan lain sebagainya semakin banyak
pula masyarakat yang hidupnya mapan dan sejahtera. Namun demikian
semakin banyak pula masyarakat yang jauh dari menikmati dampak dari
kemajuan tadi bahkan bayak masyarakat yang semakin miskin dan
tertinggal. Apalagi di daerah perkotaan yang nampak sekali perbedaan
yang kian menyolok antara si kaya dan si miskin.
Oleh Karena itu dibutuhkan peran pemerintah dan masyarakat yang sinergi,
bersama sama membangun negeri ini agar semua elemen masyarakat
dapat menikmati hasil-hasil dari perkembangan dan kemajuan zaman.
Pemerintah selaku penyelenggara pemerintahan dan berkewajiaban
mengatur, memfasilitasi dan memberikan pelayanan yang baik dan
berimbang

pada

masyarakat.

Agar

senantiasa

program

program

pemerintah dapat berjalan dengan baik sangat diperlukan dukungan dan


peranserta masyarakat khususnya dalam pembangunan sebagai upaya
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Partisipasi secara langsung sangat
diperlukan dalam rangka mendukung program program pemerintah, baik
secara langsung terlibat aktif dalam berbagai kegiatan ataupun ide-ide
yang kreatif dalam rangka mensukseskan program Pemerintah. Hal
tersebutlah yang mendorong Pemerintah Kelurahan Keparakan Kecamatan
Mergangsan Kota Yogyakarta mencetuskan Rumah Trampil Keparakan

101

Melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat Kelurahan Keparakan, terutama


masyarakat yang tinggal di bantaran sungai code, dimana sebagain besar
masyarakat masih banyak yang hidup dalam kondisi yang serba kekurangan,
banyak

tenaga

kerja

produktif

yang

menganggur

dan

setengah

pengangguran. Dari 45 kelurahan se Kota Yogyakarta masuk 5 besar jumlah


warga miskin yang ada di wilayah Keparakan. Namun demikian ada potensi
yang dapat dikembangkan yang telah berjalandengan baik di wilayah
Kelurahan Keparakan, di tengah-tengah bayaknya warga masyarakat yang
penduduknya padat, lingkungan yang kumuh dan miskin. Dengan kondisi
seperti itu menjadi tantangan tersendiri sebagain masyarakat untuk dapat
meningkatkan dan mempertahankan hidup ditenga-tengan persaingan
masyarakat Perkotaan. Sudah banya warga masyarakat yang mencoba
menekuni bidang kerajian kulit, batik dan lai-lain sehingga menjadikan
kampung keparakan kidul menjadi kampung kerajinan, dimana banyak
rumah tangga yang menekuni bidang kerajian kulit, sepatu, sandal, tas,
asesoris, aneka suvenir dan lain lain. Ada sebagian warga masyarakat yang
sudah berhasil mengembangan usaha kerajinan.
Pemerintah Kelurahan Keparakan mengandeng sebagaian warga yang
sudah berhasil untuk dapat mengembangkan usaha serta dapat membantu
masyarakat sekitar yang masih menganggur, masih mencari pekerjaaan,
tidak mempunyai ketrampilan, untuk diajak maju dengan dilatih dibekali ilmu
ketrampilan kerajian sampai bisa mandiri secara gratis bebas tanpa terikat
waktu dan sebagainya.
B. RUMAH TERAMPIL: SEBUAH POTRET SISI KREATIF MASYARAKAT DESA YANG
INOVATIF.
Inovasi yang dikembangkan di Kelurahan Keparakan tidak lepas dari
keinginan pemerintah Kelurahan beserta masyarakat yang menginginkan
Kelurahan Keparakan mewujudkan impiannya bahwa masyarakat kelurahan
Keparakan yang mandiri dan sejahtera. Mandiri berarti mampu berkarya
102

secara nyata dengan potensi yang dimiliki dan menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi diri sendiri serta masyarakat pada umumnya. Ide inovasi
rumah trampil muncul dari hasil diskusi warga masyarakat dan pemerintah
Kelurahan Keparakan dalam upaya mengembangkan potensi wilayah,s erta
mengurangi penggangguran dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Muncul rumah trampil sebagai sebuah ide dalam rangka
mengatasi berbagai persoalan-persoalan sosial yang ada di wilayah. Aspek
sosial ekonomi masyarakat mendorong pemerintah Kelurahan bersama
sama pengarajin yang sudah berhasil untul dapat mengatasi persmasalahan
sosial yaitu pengangguran, kemiskinan, makin banyaknya pendatang yang
tidak memiliki ketrampilan yang menjadikan beban sosial sendiri bagi
Pemerintah, sementara dari aspek ekonomi supaya usaha kerajinan dapat
berkembang dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan
Tujuan dari inovasi rumah trampil keparakan adalah masyarakat yang
mandiri dan sejahtera. Tidaklah mudah untuk mendapatkan apa yang
dinamakan masyarakat yang mandiri dan sejahtera. Berbagai upaya harus
dilakukan termasuk berbagai program pembangunan yang dilakasanakan
pemerintah saat ini dalam rangka mencapai masyarakat yang mandiri dan
sejahtera. Berbagai program diluncurkan, namun semakin hari justru semakin
jauh dari apa yang di harapkan. Olehkarena itu sebuah terobosan inovasi
dilakukan oleh Kelurahan Keparakan yang didukung oleh segenap
komponen masyarakat. Rumah trampil memberikan keuntungan bersamasama baik masyarakat yang di latihdientaskan maupun para pelaku usaha
yang sudah berhasil akan semakin berkembang usahanya. Transfer ilmu
pengetahuan yang dilakukan akan semakin menambah ketrampilan dan
pengetahuannya, serta semakin banyak tenaga kerja, semakin banyak
produksi dan semakin banyak pula omset penjualan. Hal ini dilakukan secara
bersama sama sehingga semakin maju dan berkembang. Kampung
keparakan kidul yang sudah terkenal dengan kampung industri kerajian akan
103

semakin berkembang dengan semakin banyak masysrakat yang menekuni


bidang kerajinan tersebut.
Aspek kepedulian sosial masyarakat nampak nyata dalam program rumah
trampil keparakan ini, dimana sebagian kompenen masyarakat yang sudah
mampu mengandeng masyarakat yang lain untuk bersama samaa peduli
terhadap masyarakat sekitar tempat tinggal yang masih hidup di kurang
layak. Banyaknya persoalan dan permasalahan sosial yang ada bukanlah
semata-mata tanggung jawab pemerintah saja , tetapi masyarakat juga
harus ikut andil di dalammya agar berbagai program pembangunan dalam
rangka mencapai masyarakat adil dan makmur tercapai. Dalam rumah
trampil pemerintah dan masyarakat bersama sama mengatasi persoalan di
masyarakata yaitu kemiskinan, pengangguran dan persoalan lainnya.
Secara nyata masyarakat banyak berperan dalam mengatasi problematika
di lingkungannya. Dalam rumah trampil terlihat potensi-potensi yang ada di
masyarakat dioptimalkan agar segenap komponen masyarakat dapat
bersama-sama maju dan berkembang. Gotong royong dan bahu membahu
dikembangkan sekaligus dalam upaya mengembangkan usaha bersama,
mulaia dari transfer ketrampilan, transfer ilmu pengetahuan sesama
masyarakaat, produksi bersama sama, promosi dan pemasaran dilakukan
pendampingan dan bersama-sama.
C. MEKANISME

PELAKSANAAN

PEMBUATAN

OLEH

MASYARAKAT,

MENGOPTIMALKAN SUMBER DAYA YANG POTENSIAL.


Proses Inovasi
Rumah trampil Keparakan dilaksanakan melalui berbagai tahapan tahapan,
namun tidaklah memerlukan proses panjang dan berbelit belit baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaan, oleh karena adanya dorongan dari
perintah Kelurahan serta kemauan dari masyarakat itu sendidri. Uapaya yang
dilakuakn diawali dari keprihatianan sebagian masyarakat serta upaya apa
yang akan dilakukan agar menghasilan sesuatnu yang diinginkan oleh
104

masyarakat dan didukung oleh potensi yang ada di wilayah. Diawali dari
sudah banyaknya para pengarajin yang sudah berhasil, serta banyaknya
kebutuhan masyarakat akan berbagai produk yang dihasilkan dari kampung
keparakan, namun masih juga banyak warga yang potensial tetapi tidak
memiliki ketrampilan dalam hal bidang kerajinan, sementara potensi wilayah
sangat

mendukung

dengan

semakin

banyaknya

masyarakat

yang

membutuhkan.
Sosialisasi dilakukan baik oleh masyarakat sendiri maupun pemerintah
kelurahan dengan tokoh-tokoh masyarakat. Tahap sosialisasi perlu dilakuakn
agar pelaksanaan kegiatan betul betul dapat dilaksanakan dan didukung
oleh segenap komponen masyarakat. Pemahaman keapad masyarakat
perlu

dilakukan

agar

sejalan

dengan

keinginan

masyarakata

dan

pemerintah. Sosialisasi dilakuakn baik melalui lefleat maupun media sosial


lainya agar dapat diterima oleh segenap masyarakat tidak hanya
masyarakat kelurahan, tetapi masyarakat Yogyakarta pada umumnya.
Setelah sosialisai dilaksanakan sebelum di lounching kita lakukan pendataan
ataupun identifikasi peserta yang sekiranya potensial sebagai kelompok
sasaran utama. Walaupun banyak sasaran dari rumah trampil ini misalanya
para

pemuda,

pengangguran,

para

pencari

kerja

maupun

ibu

rumahtangga, tetapi tidaklah mudah untuk mengajak mereka bergabung


dalam rumah trampil untuk dilatih secara gratis, dibimbing dan didampingi
baik dalam produksi maupun menjalankan usaha agar mandiri, oleh karena
diperlukan orang yang tekun dan serius dalam menjalankan usaha/kegiatan
agar senantiasa nantinya dapat mandiri. Dalam rumah trampil setelah ada
apelatihan/bimbingan tidaklah berhenti di situ saja tetapi masih ada
tahapan tahapan yang sekiranya peserta/masyarakat menghendaki yaitu
pendampingan dalam proses produksi, promosi dan penjualan , secara
bersama-sama.

105

Strategi Pelaksanaan
Strategi

yang

dilaksanakan

oleh

Kelurahan

Keparakan

adalah

menggandeng tokoh-tokoh masyarakat maupun tokoh pelaku usahan yang


ada di wilayah. Masyarakat dan pelaku usaha di dorong dan diberikan
kepercayaan penuh untuk dapat berperan aktif dalam ikut membangun
negara dan masyarakat melalui potensi potensi yang dimiliki. Dorongan dan
kepercayaan yang diberikan akan mampu menumbuhkan semangat
masyarakat dalam ikut partisipasi dalam pembangunan dan membangun
warga dan lingkungnannya. Pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat
merupakan strategi yang ampuh di dalam rangka mensukseskan programprogram Pemerintah agar didukung oleh segenap masyarakat serta
menumbuhkan peran serta aktif masyarakat dala rangka ikut berpartisipasi
aktif menagatasi persoalan persoalan di masyarakat. Tentunya hal tersebut
membutuhkan strategi bagaimana agar mampu menumbuhkan semangat
masyarakat, menumbuhkan kebersamaan masyarakat, menumbuhkan
kepedulian

sosial

masyarakat

untuk

membangun

lingkungan

dan

masyarakat sekitar secara bersama sama


Pemangku Kepentingan
Di dalam rumah trampil segenap komponen masyarakat saling terlibat satu
sama lain saling berkaaitan baik pemerintah Kelurahan tokoh tokoh
masyarakat maupun para pelaku usaha. Keberhasilan inovasi rumah trampil
keparakan ini juga sepenuhnya tergantung dari komponen masyarakat serta
pemerintah sendiri. Tidatklah akan mudah berjalan dengan baik apabila
satu sama lain tidak saling berkaitan. Namun kesadaran dan kemauan
pelaku usaha yang sudah berhasil disini memberikan pengaruh yang besar
dalam keterlibatannya di dalam rumah trampil demi keberhasilan program
rumah trampil, oleh karena dari merekalah bentuk kegiatan rumah trampil
akan kelihatan dan nyata dalam pelaksaanaannya. Seuai dengan program
pemberdayaan masyarakat, maka masyarakaatlah sebagai kunci utama
106

dalam pelaksanaan kegiatan, termasuk kegiatan inovasi rumah trampil


keparakan. Para pelaku usaha yang secara sukarela dan dengan tulus iklas
menularkan

ilmunya

kepada

masyarakat,

serta

kemauannya

untuk

melakukan pendampingan sampai masyarakat mandiri sebagai kunci


utama dalam keberlangsungan rumah trampil, yang nantinya benar-benar
mampu mewujudkan masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
Penggunaan Dan Mobilisasi Sumber Daya
Keberhasilan program rumah trampil tidaklah ditentukan oleh banyaknya
dana yang digunakan untuk melakukan kegiatan. Hal tersebutlah yang
membedakan dengan program program atau kegiatan lainnya dalam
melaksanakan pembangunan, yang biasanya semakin besar dana yang
digunakan semakin banyak program yang dilaksanakan. Namun berbeda
dengan rumah trampil keparakan yang tidak ditentukan oleh seberapa
besar dana untuk melakukan kegiatan. Dengan slogan pelatihan gratis
tentunya sudah menggambarkan bahwa sumber dana tidaklah dominan
dalam menentukan keberhasilan program. Hal terpenting adalah kesadaran
dan kemauan mayarakat untuk dapat maju dan berkembang secara
bersama sama, baik para pelaku usaha yang sudah maju maupun
masyarakat yang sama sekali belum memiliki ketrampilan ataupun usaha.
Dengan bergabung dalam rumah trampil akan bersama sama maju dan
berkembang dengan para pelaku usaha yang sudah maju. Transfer ulimu
dan berkembang bersama itulah kunci rumah trampil keparakan. Karena
selain mendapatkan ilmu krtrampilan dari para pengrajin yang sudah maju,
dalam rumah trampil juga dibimbing dalam produksi, promosi maupun
penjualan dan pemasaran.

107

D. OUTCOME
Memampukan masyarakat dengan maksimalkan ketrampilan.
Output dari rumah trampil adalah masyarakat yang tidak memiliki
ketrampilan,

para

penganggur

dan

belum

mendapatkan/memiliki

pekerjaan, dengan bergabung dalam rumah trampil akan memiliki


ketrampilan di bidang kerajinan dan dapat mengembangkan usaha di
bidang kerajinan secara mandiri. Hidup mandiri tidak menggantungkan
pada porang lain serta mampu meningkatkan kesejahteraan. Dengan motto
berkembang bersama rumah trampil, masyarakat akan bersama sama
mengembangkan usaha di bidang kerajinan, tergabung dalam komunitas
usaha bersama, secara bersama sama melakukan produksi, promosi dan
pemasaraan akan lebih menyemangatkan dalam menjalankan usaha.
E. MONITORING & EVALUASI
Tidaklah sulit untuk memantau dan mengevaluasi keberhasilan atau
kemajuan dari inovasi rumah trampil. Inovasi yang sederhana dan tidaklah
sulit asal ada semangat dan kemauan untuk mengabdikan diri kepada
masyaraakat, untuk secara sukarela berkembang man maju bersama-sama,
tidakegois dan tidak mau menang sendiri itu menjadi kunci keberhasilan
program rumah trampil. Pemerintah dan masyarakat biasa bersama sama
memantau dan mengevaluasi kegitan secara bersama sama. Suport,
bimbingan dan fasilitasi dari pemerintah juga sangat menentukan dalam
keberhasilan program rumah trampil. Keberhasilan rumah trampil bisa dilihat
dari semakin banyaknya jumlah produksi untuk serta pemasaran yang ada.
F.

KENDALA

Kendala utama yang dihadapi adalah justru datang dari para peserta yang
akan dilatih dan didik untuk menjadi tenaga trampil di bidang keraajinan.
Tidak semua para pengganggur dan pencari kerja sepoenuhnya mau
mendalami secara tekun, sehingga diperlukan mayarakat yang benar benar
108

mau mandiri sehingga bisa mengikuti kegiatan secara tekun. Ketekunan dan
keseriusan dalam melakukan kegiatan sangatlah penting, karena tanpa
ketekunan dan keseriusan sangatlah sulit untk dapat menjalankan usaha
secara mandiri. Hal ini terlihat jelas banyaknya para apemuda sekarang yang
ingin praktis dan enak bekerja dapat uang banyak tanpa harus bekerja
keras.
Sementara yang namanya usaha kecil tentunya dimulai dari hal-hal yang
kecil terlebih dahulu dan memerlukan proses yang panjang. Selain itiu
keterbatasan sarana dan prasarana juga menjadikan persoalan tersendiri
dalam keberlangsungan rumah trampil. Dengan tempat dan sarana
seadanya tentunya kurang optimal dalam melaksanakan kegiatan.
G. MANFAAT
Inovasi rumah trampil keparakan menjelang satu tahun dilaksakannya
program sudah nampak hasilnya yang secara langsung maupun tidak
langsung dinikmati oleh masyarakat. Secara tidak langsung semakin
dikenalnya kampung keparaakan kidul dikenal luas masyarakat, serrta
semakin berkembangnya indtrustri kerajinan di keparakan kidul. Secara
langsung dapat dilihat semakin banyaknya jumlah pengrajin yang ada di
keparakan kidul khususnya dan keparakan pada umumnya.
Demikian pula semakin pesatnya perkembangan industri kerajinan yang
ditandai dengan semakin banyaknya shoroom/ outlet penjualan. Secara
tidak langsung juga dilahat dari semakin berkurangnya persoalan sosial yang
ada di wilayah. Jumlah pengangguran yang semakin berkurang, jumlah
pengarajin bertambah, para pencari kerja tidak kesulitan lagi untuk
mendapatkan perekerjaan asal ada kemauan dan ketekunan untuk
berkembang. Persoalan soaial di wilayah sedikit banyak dipengaruhi juga
oleh banyaknya aktifitas masyaraakat yang kurang positif karena tidak ada
kegiatan-kegiatan yang positif. Dam pak sosialnyaa saangatlah luas,
109

sehingga nantinnya diharapkan impian masyarakat Kelurahan Keparakan


yang mandiri sejahtera dapat terwujud.
H. LESSON LEARNED
Banyak hal yang di dapat dari adanya inovasi rumah trampil, baik bagi
masyarakat sendiri ataupun pemerintah. Dalam prorgam pemberdayaan
masyarakat dimana peran serta aktif masyarakat sangat diperlukan di dalam
rangka merealisasikan prgram-program pembanganunan, nampaknya dari
inovasi rumah trampil bisa dijadikan referensi di dalam program program
pemberdayaan masyarakat. Bagaimana keterlibatan masyarakat terutama
tokoh tokoh masyarakat sangat nyata di dalam rumah trampil yang
menjadikan inovasi dapat berjalan dengan baik. Aspek kepedulian sosial
yang tinggi terhadapmasyarakat dan lingkungan sekitarnyaditunjukan oleh
tokoh tokoh masyarakat, lebihlebih para pelaku usaha yang berhasil mau
sekara sukarela menularkan ilmunya kepada siapa saja tanpa imbalan apa
apa, bahkan mendampingi dan memberikan suntikan modal kepada warga
yang membutuhkan. Patut mendapatkan paresiasi bagi sukarelawan
pengrajin tidak pelit ilmu, bahkan mengobral ilmunya kepada masyarakat
untuk diajak maju dan berkembang bersama-sama. Hal tersebut sejalan
dengan gerakan pemerintah Kota Yogyakarta dengan segoro Amarto nya
dimana kepedulian, kebersamaan dan kegotongrorongan benar benar
direalisasikan secara nyata dan menberikan kontribusi yang signifikan dalam
masyarakat.
Bagi pemerintah itu merupakan keberhasilan dalam upaya pemberdayaan
masyarakat dimana program pemerintah didukung laangsung oleh
masyarakat dan bahkan masyarakat sebagai pelaku utama, baik dalam
perencanaan

maupun

pelaksanaan.

Pemerintah

tentunya

dalam

melaksanakan prgram program pemberdayaan harus sesuai dengan


aspirasi, kondisi, situasi dan potensi yang ada di masyarakat, sehingga

110

masyarakat tergerak secara langsung dan nyata oleh karena sangat


signifikan dengan kondisi dan potensi masyarakat yang ada.
I.

REPLIKASI INOVASI

Inovasi rumah trampil yang ada di kelurahan Keparakan sangat mungkin dan
bisa direplikasi di tempat atau daerah lain, baik dengan jenis dan bentuk
yang sama ataupun berlainan dari aspek materi dan jenis ketrampilannya,
tetapi tetap menggunakan model yang sama. Namun yang terpenting
adalah terbangunnya komunikasi yang baik antara pemerintah dan
masyarakat daalam upaya mengatsi persoalan persoalan yang ada di
wilayah yang nantinya mampu menimbulkan kesadaran bagi masyarakat
untuk mau dalam berpartisipasi langsung aktif dalam masyarakat dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kalaupun mungkin
nantinya daerah lain dalam hal ini kecamatan lain di Kota Yogyakarta belum
mereplikasikan rumah trampil di wilayahnya, dari Kelurahan Keparakan siap
menampung warga dari kecamatan lain/14 Kecamatan yang ada di Kota
Yogyakarta untuk dilatih/transfer ilmu secara gratis di Rumah Trampil
Keparakan.

111

SAYANGI BUMI DENGAN GERAKAN PEMBUATAN SERIBU


BIOPORI KELURAHAN MANTRIJERON KECAMATAN
MANTRIJERON KOTA YOGYAKARTA.

A. KELANGKAAN AIR DAN PEMBUATAN SERIBU BIOPORI


Kebutuhan air yang senantiasa dipergunakan dalam keseharian masyarakat
sangat penting sekali bisa kita bayangkan apabila setiap hari kita mengambil
air akan tetapi tidak menyadari bahwa cadangan air dalam tanah
senantiasa berkurang dan tidak pernah terpikirkan oleh kita untuk
Menabung air agar keberadaannya senantiasa ada dalam jumlah yang
cukup.

Perkembangan

pembangunan

disektor

pariwisata

di

Kota

Yogyakarta mendorong tumbuh dan perkembangnya jumlah hotel yang


mana

dalam

kegiatannya

banyak

menggunakan

air

tanah

yang

berdampak adanya rasa kekawatiran banyak warga masyarakat sekitar


akan berkurangnya air sumur mereka ,atau menyebabkan kekeringan.
Mungkin kita belum terlambat masih banyak cara yang dapat dilakukan
untuk mengantisipasi berkurangnya jumlah persediaan air tanahantara lain
dengan membangun kesadaran dan pemahaman bahwaanugerah yang
berujut air milik Tuhan itu harus dimaknai sebagai amanah yang harus kita
jaga kelestariannya bersama,untuk sumberkehidupan bagi anak dan cucu
kita sampai akhir jaman nanti dengancara tidak berlebihan atau boros
dalam

mempergunakan

air

dan

berusaha

secara

bersama-sama

menampung kembali air bumiataupun air hujan melalui lubang lubang


biopori yang bisa kita buatsecara gotong royong maupun secara mandiri ,
sebagai bentuk nyatadalam kita mencintai bumi dan segala isinya.
Kekeringan air sumur di rumah warga masyarakat sekitar hotel memang
belum terjadi,namun kekawatiran tetap ada hal ini terungkap dalam setiap
temu warga dan sosialisasi yang dilaksanakan oleh pihak hotel di
112

wilayah.Selaku aparat kelurahan menyampaikan bahwa kawatir saja tidak


cukup maka perlu ada tindakan nyata dari semua pihak bagaimana tetap
menjaga kelestarian air bumi dan menghemat penggunaannya serta
merubah perilaku masyarakat yang kurang peduli pada lingkungan menjadi
peduli .
Dimulai dari memikirkan sebuah inovasi membuat seribu biopori di wilayah
Kelurahan Mantrijeron ,yang rencana pengerjaannya dilaksanakan secara
bertahab diawali dari wilayah selatan, lingkungan Jogokariyan, Mantrijeron,
Mangkuyudan,

Danunegaran

dan

Ngadinegaran.Untuk

pengerjaan

pertama diusulkan dalam DPA Anggaran Perubahan Th 2015 sebanyak 200


unit biopori dengan besaran anggaran Rp 15.000.000,-.Harapannya dengan
dibuatnya banyak biopori bisa untuk Menabung air dimusim hujan dan
digunakan sebagai media membuat pupuk organik di dalamnya

untuk

menyuburkan tumbuhan dan tanaman ,baik tanaman sayuran,buah atau


tanaman hias lainnya.Harapan selanjutnya disini agar masyarakat tergerak
hatinya untuk secara suka rela memelihara keberadaan biopori di halaman
rumah dan sekitarnya.
B. MEKANISME INOVASI SAYANGI BUMI DENGAN GERAKAN PEMBUATAN
SERIBU BIOPORI
Evaluasi kegiatan kelurahan Mantrijeron bulan April 2015, dari hasil
pertemuan dengan warga yang ada di wilayah, masalah kawatiran
kekeringan air sumur warga yang selalu disampaikan dalam sosialisasi hotel
menjadi prioritas bahasan,maka sesuai momentum peringatan HARI BUMI
ditindak lanjuti dengan membuat sebuah inovasi Sayangi Bumi Dengan
Gerakan Pembuatan Seribu Biopori yang pemeliharaan dan manfaatnya
diserahkan pada warga masyarakat dengan LPMK. Dengan inovasi ini
bertujuan untuk mengajak

warga masyarakat peduli pada lingkungan

khususnya terhadap keberadaan air

113

dan bagaimana bisa melestarikan

sumber daya alam yang ada. Kegiatan diawali oleh sekertariat Kelurahan
Mantrijeron melakukan:
1) Rapat Koordinasi dengan Ketua RT/RW, LPMK. BKM. dan Tokoh
Masyarakat.
2) Membentuk Tim Pelaksana Inovasi yang terdiri dari : -Lurah, Sekertaris, Kasi
Pembangunan, Kasi Pembangunan Kecamatan, LPMK Kel.Mantrijeron
Pembuatan seribu biopori dilaksanakan secara bertahab, direncanakan lima
tahun anggaran. Setiap tahun anggaran membuat 200 unit biopori di satu
lingkungan/ ex RK

dimulai anggaran

2015 (ABT), besar aanggaran

Rp15,.000.000,-

Sistim penunjukan langsung,

LPMK Kel.Mantrijeron selaku pelaksana kegiatan

pembuatan 200 unit biopori

Lokasi pembuatan menyebar di lingkungan Jogokariyan sesuai usulan


dari RT dan RW.

Tahapan kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Oktober dan Nopember 2015
-

Sosialisasi masyarakat di Jogokariyan RW 09,10,11dan 12,

Uji coba pembuatan 20 unit biopori

Monitoring dan evaluasi kegiatan uji coba

Pembuatan 180 unit biopori

Monitoring dan evaluasi kegiatan pembuatan 200 unit


biopori

Penyerahan pekerjaan dari pelaksana pada PPHP

Pelaporan Pertanggung jawaban

114

C. Pemangku Kepentingan Dalam Inovasi Biopori.


1) BLH sebagai nara sumber tehnis dalam sosialisasi
2) Kelurahan Mantrijeron : selaku pengusul inovasi ,pengawas kegiatan
3) Kecamatan Mantrijeron: Pengampu Dana ,Tim Pelaksana Pengadaan
kegiatan,Penerima hasil pekerjaanMelalui Anggaran Perubahan Tahun
2015
4) LPMK Kelurahan Mantrijeron selaku pelaksana pembuatan biopori
5) RT/RW warga masyarakat penerima manfaat
D. Sumber Daya Manusia (SDM)
Ketua atau pengurus RT/RW dalam kegiatan ini bertugas:

menyampaikan kegitan ini pada masyarakat setempat

mencari lokasi dan koordinasi pada pemilik lahan

melaporkan daftar warga pemilik lahan pada kelurahan

Sekertaris Kelurahan Mantrijeron

menerima ,merekap usulan dari RT/RW dan

menyampaikan

usulan lokasi pada Kasi Pembangunan Kecamatan Mantrijeron


Lurah , kepala seksi Pembangunan Kelurahan Mantrijeron
Mengawasi pelaksanaan kegiatan pembuatan biopori
Camat Kecamatan Mantrijeron

Pengguna Anggaran

Kasi Pembangunan Kecamatan Mantrijeron

Penerima Hasil Pekerjaan

LPMK Kelurahan Mantrijeron

Sebagai

pelaksana

kegiatan

pembuatan

200

biopori

di

Lingkungan Jogokariyan.
Warga pemilik lahan sebagai pemelihara biopori,melaporkan secara
lesan atau tertulis pada rapat berkala tingkat RT/RW
RT/RW menerima laporan dari warga dan mengkoordinasikan pada
rakordasi di kelurahan.
115

E. SISTEM YANG DITERAPKAN UNTUK MEMANTAU KEMAJUAN DAN


MENGEVALUASI KEGIATAN

Warga pemilik lahan sebagai pemelihara biopori,melaporkan secara


lesan atau tertulis pada rapat berkala tingkat RT/RW

RT/RW menerima laporan dari warga dan mengkoordinasikan pada


rakordasi di kelurahan

LPMK dan

Kasi Pembangunan kelurahan melakukan

evaluasi

Pertriwulan.
F. DAMPAK INOVASI
Pembangunan akan terus berjalan sarana pariwisata di Kota Yogyakarta
akan terus dikembangkan ,meskipun pembangunan hotel dikendalikan
penambahannya ,melihat minat investor yang sangat besar untuk
mengembangkan bisnis dibidang perhotelan khususnya di wilayah Kelurahan
Mantrijeron ,dari hotel kelas melati akan dikembangkan menjadi hotel
berbintang dengan fasilitas kolam renang yang dalam operasionalnya nanti
akan lebih banyak menggunakan air bawah tanah.
Dengan telah dibuat 200 unit resapan air lubang biopori di wilayah
lingkungan Jogokariyan yang meliputi RW 09, 10,11,12 diharapkan :

Merubah pola pikir pada masyarakat dari rasa khawatir terjadi


kekeringan menjadi tindakan nyata dengan memelihara biopori di
sekitarnya dengan melihat langsung membersihkan,memanen pupuk
organik secara berkala,dan memanfatkannya.

Dengan adanya pupuk yang diolah lewat lubang-lubang biopori


meningkatkan minat untuk menanam pohon yang akarnya akan
berfungsi menjaga struktur tanah dan air dalam tanah.

116

Menggugah minat warga masyarakat secara mandiri menambah


pembuatan biopori di pekarangannya untuk tempat dan sarana
menabung air.

Dibuatnya 200 unit biopori sebagai pancingan ,membuat biopori tidaklah


sulit dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. Dari 100 warga dalam satu
RW yang memiliki pekarangan atau halaman jika bersedia membuat masing
masing 10 unit bipori saja secara mandiri maka akan tersedia 1000 unit biopori
yang diharapkan bisa:
memperbanyak resapan air
Mengurangi genangan air sekaligus mengurangi berkembang biaknya
nyamuk

G. KEBERLANJUTAN DAN LESSON LEARNED INOVASI


Sumber air adalah sumber daya alam satu satunya yang dimiliki Oleh Kota
Yogyakarta. Jumlah air yang tersedia sangat terbatas tidak sebanding
dengan jumlah kebutuhan ,sedang lahan untuk tempat konservasi air tidak
tersedia di Kota Yogyakarta,kita sangat tergantung dengan wilayah
kabupaten

lain.

Penghematan

air

sangat

dibutuhkan,

menghemat

penggunaannya atau berusaha menabung air tanah dan air hujan yang
ada dengan membuat resapan lubang biopori.
Membuat Lubang Resapan Biopori tidaklah sulit, langkahnya :
1. Pilih lokasi yang sesuai (tempat air menggenang, halaman
Pekarangan, taman, lahan parkir dll),
2. Tanah yang akan dilubangi terlebih dahulu disiram dengan air agar
lunak,
3. Letakkan mata boor tegak lurus,lakukan penggeboran dengan
menekan dan memutar boor kekanan hingga masuk kedalam
tanah, dengan diameter kurang lebih 25 cm.
117

4. Setelah kira kira mencapai 70 Cm kedalamannya ,tarik boor dan


bersihkan tanah yang ada pada mata boor.
5. Tanamkan pralon ke dalam lubang, isi dengan sampah sampah
organik atau dedaunan dari sampah pohon.
6. Tutup lubang resapan tersebut dengan conblok berlubang
Lakukan cara 1 s.d 6 di lokasi atau lahan yang lain dan pastikan lobang
lubang biopori tidak berbahaya untuk orang yang berjalan melewati ,pada
mulut lubang bisa dipasang kawat atau jaring yang aman.Pada areal lahan
yang luas dengan lubang biopori yang banyak dapat meninggikan
permukaan air tanah,sehingga sumur rumah tangga air tanahnya tidak
terlalu dalam.
Dalam Kegiatan ini melibatkan anggota keluarga baik anak anak ,dewasa
bahkan lansia untuk berempati terhadap keberadaan lubang resapan
biopori di sekitar tempat tinggalnya dengan cara secara berkalamelihat
apakah biopori sudah penuh ,jika sudah bisa secara bersama-sama
membersihkan,memanfaatkan pupuk yang dihasilkan dan mengisi lubang
dengan sampah organik yang baru.Sarana penyimpanan air alami yang
berupa pohon pohon besar saat ini jumlahnya sangat terbatas,apalagi di
daerah padat hunian termasuk wilayah kelurahan Mantrijeron.Untuk itu
kesadaran masyarakat dalam memelihara lingkungan yang bersih dan hijau
menjadi tanggung jawab bersama semua pihak
Sesuai perencanaannya bahwa inovasi ini dilaksanakan secara bertahab
dari lingkungan yang satu ke yang lain ,dan pembuatan biopori dengan
anggaran APBD sifatnya untuk pancingan pada warga masyarakat dan
pihak lain terkait dalam hal ini adalah hotel
masyarakat untuk nantinya tergerak hatinya

hotel yang ada ditengah


secara

mandiri bisa

mengembangkan jumlah pembuatan biopori di wilayahnya sehingga akan


tersedia banyak lubang resapan biopori sarana menabung air sebagai

118

bentuk nyata untuk melestarikan anugerah Tuhan yang berupa air, yang bisa
diwariskan pada anak cucu kita dikelak kemudian hari.

119

SIM BARANG PERSEDIAAN (SIMBARA)

A.

PENTINGNYA SIM BARANG PERSEDIAAN (SIMBARA)

Penyajian Laporan Neraca Daerah, selain menampilkan laporan uang juga


menampilkan laporan pengelolaan barang. Dinas Bangunan Gedung dan
Aset Daerah (DBGAD) sebagai Pembantu Pengelola Barang Daerah salah
satunya menjalankan fungsi inventarisasi barang seluruh Kota Yogyakarta
yang dilakukan oleh para penyimpan dan pengurus barang se-Kota
Yogyakarta. Laporan Barang terdiri laporan barang inventaris dan laporan
barang persediaan pakai habis. Laporan barang inventaris sudah di back up
SIMBADA sedangkan laporan barang persediaan belum ada SIM-nya (masih
manual)
Dalam penyusunan laporan barang persediaan DBGAD mengalami
kendala, antara lain :
1. Sebagai akibat penyajian data laporan barang persediaan yang
dilakukan secara manual dan berjenjang dari unit yang paling kecil
sampai dengan ke SKPD maka membutuhkan waktu yang lebih lama,
lebih rumit sehingga data yang disajikan dalam neraca juga selalu
terlambat.
2. Data barang persediaan yang tersaji karena dikerjakan secara manual
cenderung tidak valid, tidak akurat sebagai akibatnya maka data di
neracapun cenderung kurang akurat dan sering berubah-ubah.
3. Dalam PP dan Permendagri 17 tahun 2007 cenderung bersikap
diskriminatif terhadap penyajian data barang inventaris dan barang
persediaan. Data barang inventaris diamanatkan menggunakan
SIMBADA, sedangkan barang persediaan tidak diatur secara jelas dan
tegas.

120

Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah Kota Yogyakarta sebagai


pembantu pengelola barang daerah yang bertanggungjawab dalam
pelaporan barang persediaan habis pakai se-Kota Yogyakarta memandang
perlu adanya suatu sistem informasi manajemen (SIM) untuk membatu dalam
pelaporan barang persediaan habis pakai di SKPD. Hal tersebut perlu segera
dibuat Sebagai akibat data laporan barang persediaan tidak valid/tidak
akurat dan penyajiannya tidak tepat waktu dan data yang ditampilkan di
neraca daerah kurang valid/tidak akurat
Dengan keadaan yang terjadi saat ini maka yangdi butuhkan adanya Sistem
Informasi

Manajemen

(SIM)

pengelolaan

barang

persediaan

akan

membantu dalam mengolah dan menyajikan data barang persediaan.


Dengan SIM Barang Persediaan (SIMBARA) diharapkan data laporan barang
persediaan bisa tersaji secara tepat, akurat dan valid.
Inovasi

Sistem Informasi Manajemen (SIM) Barang Persediaan (SIMBARA)

yang dikembangkan oleh Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah


bekerjasama dengan Bagian TIT tidak lepas dari salah satu tupoksi yang
menjadi tanggungjawab DBGAD dalam penyusunan laporan barang
persediaan Pemerintah Kota Yogyakarta yang merupakan sebagai salah
satu bagian dari Laporan Keuangan Pemerintah Kota Yogyakarta.
a. Tujuan dan kelompok sasaran inovasi adalah sebagai berikut :
Untuk membantu pengelolaan barang pakai habis secara elektronik
yang terintegrasi pada semua SKPD.
Terbangunnya database barang pakai habis secara terpusat.
Mempermudah pengelolaan barang pakai habis di SKPD
1) Entri per transaksi tidak perlu melakukan rekapitulasi manual.
2) Satu input transaksi untuk menghasilkan pelaporan yang
lengkap.
Mempercepat penyusunan pelaporan barang pakai habis di SKPD.

121

Mempermudah integrasi pelaporan barang pakai habis secara


online.
Kelompok sasaran adalah semua SKPD se-Kota Yogyakarta.
b. Kelompok sasaran yang mendapatakan keuantungan dengan adanya
SIM Barang persediaan sebagai berikut :
SKPD pengampu dalam pembuatan laporan keuangan daerah
(DPDPK)
SKPD pengampu penyusunan laporan barang persediaan (DBGAD)
Semua pengurus/penyimpan barang SKPD sampai dengan sekolah.
Kreatif dan Inovatifnya (Inovasi yang dilakukan) antara lain :

Kesamaan nama barang untuk Jenis barang yang sama (manual


banyak yang tidak sama sehingga membingungkan SKPD sendiri )

Setiap terjadi transaksi penerimaan atau pengeluaran barang dapat


langsung di entry ke SIM Persediaan. Dan pada akhir bulan setelah
mengklik stock opname, untuk laporan bulanan/ triwulan/semesteran/
akhir tahun dan berita acara dapat langsung di print lewat field
laporan.

Kelompok Obat-obatan, alat bahan kimia/medis, alat kontrasepsi dan


alat kesehatan dalam bentuk perpetual yaitu : pada laporan stock
opname harga barang yang tercatat adalah harga pertransaksi).

Selain kelompok itu dalam bentuk periodik, yaitu pada laporan stock
opname harga barang yang tercatat adalah harga terakhir entry
penerimaan).

B. MEKANISME INOVASI SIMBARA


Adapun tahapan kegaiatan yang dilakukan dalam membangun SIM
Barang Persediaan, adalah sesuai dengan tahapan-tahapan Rencana Aksi
yang telah ditentukan sebelumnya yakni :
1. Pembentukan Tim Inovasi pengelolaan Barang Persediaan.

122

2. Menyusun Peraturan Walikota Yogyakarta tentang Pengeloaan


Barang Persediaan
3. Pembuatan Data base untuk SIM Barang Persediaan
4. Pembuatan Aplikasi SIM Barang Persediaan
5. Ujicoba Aplikasi SIM Barang Persediaan
6. Sosialisasi dan pelatihan pengoperasian SIM Barang Persediaan.
7. Implentasi SIM Barang Persediaan
8. Monitoring dan evaluasi pelapoaran dengan menggunakan SIM
Barang Persediaan.
Sedangkan SIM Barang Persediaan yang telah dibangun oleh tim kerja
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
FLOWCHAT SIM BARANG PERSEDIAAN

Penerima
an
Barang

Input Transaksi
Penerimaan
Barang

Pengelua
ran
Barang

Barang
Rusak

Input Transaksi
Pengeluaran
Barang

Input Transaksi
Barang Rusak/
ED

Stok Opname
(Tutup Bulan)

Stok Opname
FIFO

Stok Opname
Harga Akhir

Laporan
Persediaan
FIFO

Laporan
Persediaan
Harga Akhir
Jurnal
Persediaan
Laporan Stok
Harian

Laporan Stok
Harian

Laporan Stok
Perbarang

Laporan Stok
Perbarang

Laporan Tutup
Bulan

Laporan Tutup
Bulan

123

Strategi yang telah dilakukan dalam pelaksanaan SIM Barang persediaan


adalah sebagai berikut :
1. Memonitoring laporan yang dibuat SKPD melalu SIM Barang Persediaan
2. Memberikan pelatihan kepada pengurus/penyimpan barang secara
kontinue.
3. Memotivasi kepada semua pengurus/penyimpan barang tentang
efesiensi pelaporan dengan menggunakan SIM Barang Persediaan.
Yang berkepentingan dalam pelapoaran Barang Persediaan dengan
menngunakan aplikasi SIM Barang Persediaan adalah :
1. DPDPK
2. DBGAD
3. Semua SKPD
Untuk menjalankan inovasi SIM Barang Persediaan, maka sumber daya
utama yang digunakan adalah kekuatan sumber daya manusia (SDM) dan
Teknologi Informatika (IT). SDM di Bagian TIT membuat SIM Barang Persediaan
berdasarkan usulan Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah untuk
membangun system yang dibutuhkan untuk pelaporan barang persediaan.
Output dari Inovasi SIM Barang persediaan, yaitu :
1. Laporan yang mudah di monitoring langsung oleh DBGAD sebagai
pembantu pengelolaa barang
2. Kemudahan bagi pengurus/penyimpan barang dalam pembuatan
laporan barang persediaan setiap bulannya.
Berikut ini adalah sekilas tampilan SIM Barang Persediaan

124

125

Sistem yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi


kegiatan
1. Monitoring secara langsung lewat aplikasi SIM Barang Persediaan
2. Rapat koordinasi dengan pengurus dan penyimpan barang SKPD
setiap triwulan
3. Monitoring secara langsung yang dilakukan koordinator kelompok
kepada SKPD
Kendala yang dihadapi pada pelaksanaan SIM Barang Persediaan
1. Keterbatasan personil (SDM) untuk melatih dan mendampingi SKPD
sebagai awal perubahan sistem pelaporan barang persediaan.
2. Masih

banyak

pengurus/penyimpan

barang

yang

belum

memahami IT
3. Kesulitan database, karena masih banyak data yang belum dientry
dikarenakan keterbatan kemampuan SDM dalam IT.
4. Ada SKPD tetentu yang sebelumnya yang telah memiliki SIM
tersendiri dalam mengelola barang persediaan, sehingga bila
menggunakan SIMBARA harus 2 X kerja. Solusi yang ditempuh
adalah melakukan sinkronisasi 2 SIM ini. Namaun demikian hal ini
bakan hal yang mudah dan perlu waktu lama. Salah satunya SIM
yang sudah ada diciptakan oleh lembaga/pihak lain.

126

C. DAMPAK INOVASI SIMBARA


Dampak sesudah inovasi dihasilkan adalah
Mempermudah pengelolaan barang pakai habis di SKPD
Entri per transaksi tidak perlu melakukan rekapitulasi manual.
Satu input transaksi untuk menghasilkan pelaporan yang lengkap.
Mempercepat penyusunan pelaporan barang pakai habis di SKPD.
Mempermudah integrasi pelaporan barang pakai habis secara
online.
D. KEBERLANJUTAN INOVASI SIMBARA
Manfaat yang diperoleh dengan adanya SIM Barang persediaan antara lain:

Mempermudah pengelolaan barang pakai habis di SKPD


1. Entri per transaksi tidak perlu melakukan rekapitulasi manual.
2. Satu input transaksi untuk menghasilkan pelaporan yang lengkap.

Mempercepat penyusunan pelaporan barang pakai habis di SKPD.


Mempermudah integrasi pelaporan barang pakai habis secara online.
Kemungkinan untuk mereplikasi inovasi di tempat lain bisa dilaksanakan, dan
Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai pemilik inovasi dapat melakukan hak
paten sebagai hak cipta pembuatan aplikasi SIM Barang Persediaan.

127

Mbangun Kampung

A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil survey AC Nelson yang dilakukan oleh TVRI Yogyakarta
pada tahun 2013 dan tahun 2014 program acara yang masuk dalam 3 (tiga)
acara yang diminati oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya adalah
Pangkur Jengleng, Angkringan dan Ketoprak Sayembara. Dan berdasarkan
teori penyiaran dari Ishadi SK, dijelaskan bahwa produk penyiaran yang
dapat menarik pemirsa adalah yang mengandung unsur sex, humor dan
kekerasan.

Teori

tersebut

terbukti

dengan

hasil

survey

AC

Nelson

sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.


Acara Pangkur Jengleng merupakan acara dialog interaktif dengan format
talkshow dengan sajian kesenian tradisional jawa berupa campur sari yang
menampilkan pesinden lokal Yogyakarta dengan busana kebaya yang
mereka kenakan. Untuk acara Ketoprak Sayembara merupakan sajian
kesenian tradisional yang saat ini memang sudah jarang dapat disaksikan
dan dengan dibumbui sayembara berhadiah, maka menjadi daya tarik
tersendiri bagi masyarakat lokal Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Sedangkan
untuk acara Angkringan merupakan acara dengan format talkshow yang
dibawakan secara ringan dengan sajian humor sehingga pemirsa dapat
lebih mudah dalam mencerna pesan-pesan yang disampaikan secara
sederhana oleh para pengisi acara.
Saat ini Pemerintah Kota Yogyakarta mempunyai program acara khusus
yang disiarkanoleh TVRI Yogyakarta dengan nama Obrolan Balai Kota
berupa sajian dialog interaktif dengan menghadirkan narasumber Walikota
Yogyakarta dan SKPD terkait serta menampilkan potensi kesenian dari
wilayah/kecamatan sebagai hiburannya. Saat ini program acara ini masuk
128

dalam peringkat sepuluh besar berdasarkan survey AC Nelson terkait


berbagai acara yang disajian di TVRI Yogyakarta.
Dan melihat kecenderungan masyarakat saat ini bahwasannya terkait
dengan pencarian informasi/berita/isu, mereka cenderung tertarik dengan
isu-isu yang bersifat nasional yang dapat mereka peroleh lebih up date
melalui sajian beberapa televisi swasta nasional. Sedangkan untuk sajian
televisi lokal, masyarakat cenderung tertarik untuk menyaksikan programprogram acara yang menampilkan sajian dan karakteristik lokal yang
dibawakan secara sederhana dan ringan.
B.

Mbangun Kampung

Media tahun 90an, pemirsa TVRI sangat familiar dengan acara Membangun
Deso, acara ini dikemas dalam tayangan sinetron dengan bumbu humor
serta menampilkan karakteristik lokal Kota Yogyakarta dengan nuansa
pedesaan dengan tetap menyisipkan pesan-pesan maupun informasi
mengenai berbagai kebijakan Pemerintah pada saat itu.
Terpicu dengan kerinduan terhadap acara TVRI Kota Yogyakarta tersebut
dan berdasarkan teori Ishadi SK yang menerangkan bahwa acara humor
merupakan salah satu sajian yang dapat menarik minat pemirsa untuk
mengikuti suatu sajian di media televisi, Bagian Hubungan Masyarakat dan
Informasi Sekretariat Daerah Kota Yogyakarta mempunyai ide untuk
menghidupkan kembali sajian sinetron lokal tersebut.
Namun demikian, sajian tersebut akan kami sesuaikan dengan karakteristik
lokal Kota Yogyakarta berupa kondisi dan potensi kampung-kampung di
wilayah Kota Yogyakarta, sehingga nama acaranya adalah Membangun
Kampung.

129

C. Mekanisme Inovasi
Ada beberapa langkah dan tahapan yang dilaksanakan dalam melakukan
inovasi ini hal ini dimulai dari :

Brainstorming yaitu diskusi internal bagian humas untuk melakukan


perubahan format sosialisasi kebijakan dan program Pemerintah Kota
Yogyakarta.

Rapat Koordinasi dengan pihak ketiga dan SKPD terkait dengan tema
yang diangkat dalam sinetron.

Pengumpulan data terkait tema yang diangkat dalam sinetron


Membangun Kampung.

Penjabaran konsep dalam bentuk Naskah Sinetron.

Koreksi Naskah Sinetron.

Survei Lokasi Shooting.

Shooting Sinetron Membangun Kampung.

Post Production yaitu menyunting video-video yang direkam untuk


dikemas dalam bentuk sinetron.

Evaluasi Produksi yaitu mengevaluasi hasil post production apakah


sudah sesuai dengan konsep yang disepakati. Jika sudah sesuai
dengan konsep dan memenuhi standar penyiaran di televisi, maka
sinetron Membangun Kampung siap ditayangkan. Apabila masih
ada kekurangan, seperti kekurangan gambar maka akan dilakukan
pengambilan gambar/ perekaman video insert dalam sinetron
Membangun

Kampung.

Setelah

itu,

akan

dilakukan

proses

penyuntingan.

Promo Sinetron Membangun Kampung

Penayangan Membangun Kampung

D. Dampak yang Dirasakan


Dengan adanya inovasi ini yaitu dengan program Membangun
Kampung, diharapkan Masyarakat Kota Yogyakarta mengerti kebijakan130

kebijakan dari Pemerintah Kota Yogyakarta yang di tayangkan melalui


program sinetron membangun kampong, sehingga implementasi dari
kebijakan tersebut dapat di dukung oleh masyarakat dan berhasil dalam
pelaksanaannya. Karena televisi masih merupakan media komunikasi
efektif yang dapat menjangkau masyarakat luas.
E. Keberlanjutan Inovasi
Program Membangun Kampung bermanfaat bagi Pemerintah Daerah
dalam mensosialisasikan kebijakan yang sudah ada ataupun rencana/isu
kebijakan yang akan di buat oleh pemerintah, sehingga masyarakat
telibat secara pasif dan tidak akan menimbulkan gejolak di kemudian
hari. Inovasi Membangun Kampung sangat memungkinkan di replikasi di
daerah lain karena semua sumberdaya yang dibutuhkan juga tersedia
di manapun di seluruh wilayah Indonesia.

131

INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK


KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT
INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA

A. KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT

Inspektorat selaku Aparat Pengawas Internal Pemerintah mempunyai peran


penting

dalam

mengendalikan

munculnya

permasalahan

dalam

penyelenggaraan segala urusan pemerintahan dalam suatu instansi/


pemerintah daerah. Menjadi lapis kedua pengendalian setelah lapis
pertama dari internal manajemen, menjadikan Inspektorat berperan strategis
agar jangan sampai permasalahan muncul kemudian dan menjadi temuan
oleh Aparat Pengawas Eksternal seperti BPKP, Irjen Kementerian bahkan lebih
jauh dari Pemeriksa Eksternal yaitu BPK dan Aparat Penegak Hukum (APH).
Namun

demikian,

selama

ini

upaya

untuk

mencegah

terjadinya

penyimpangan masih minim karena lebih banyak kegiatan audit yang


sifatnya post audit. Itupun tidak seluruh pelaksanaan program kegiatan
dapat terperiksa secara menyeluruh setiap tahun. Hal ini disebabkan
terbatasnya sumberdaya yang ada baik personil yang baru terpenuhi 30%
dari hasil anjab khususnya untuk tenaga fungsional auditor, anggaran APIP
yang hanya sebesar 0,35% dari total APBD maupun sarana prasarana
sehingga selama ini untuk mengatasi keterbatasan terutama personil dan
anggaran dilakukan audit secara sampling.
Pola pengawasan yang menempatkan auditan dalam hal ini SKPD/ unit kerja
sebagai obyek audit juga berpengaruh terhadap mindset SKPD / unit kerja
bahwa pengawasan belum menjadi suatu kebutuhan manajemen dan hal
yang penting yang dapat membantu tercapainya tujuan organisasi dengan
baik. Di samping itu sejalan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah
132

Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,


Inspektorat

selaku

APIP

dituntut

untuk

dapat

menjalankan

fungsi

pengawasan dari semula berfungsi sebagai Watchdog bergeser menjadi


berfungsi sebagai pembina, konsultan, pendeteksi dini (early warning) dan
penjamin mutu (quality assurance). Sehingga sudah saatnya untuk
mengubah pola pengawasan dengan lebih mengedepankan fungsi
pencegahan terjadinya penyimpangan dan mengupayakan agar SKPD/
unit kerja

proaktif serta menempatkan pengawasan sebagai hal yang

penting dan dibutuhkan bagi manajemen yang dapat membantu


tercapainya tujuan organisasi dengan baik.
Inspektorat menyediakan layanan baru berupa Klinik Konsultasi bagi SKPD
untuk mendapatkan solusi dari sisi pengawasan ketika menghadapi
permasalahan dalam tupoksinya tanpa harus menunggu jadwal kegiatan
audit. SKPD yang semula menjadi obyek audit berganti sebagai subyek yang
diharapkan aktif memanfaatkan layanan ketika menghadapi permasalahan
yang perlu dikonsultasikan kepada Inspektorat selaku APIP. Dari sisi APIP
inovasi

ini

akan

meningkatkan

kapabilitas

yang

berguna

dalam

pemeringkatan (leveling) APIP. Sehingga melalui inovasi Klinik Konsultasi


Good & Clean Government dapat diperoleh keuntungan dari kedua belah
pihak baik pemberi layanan, dalam hal ini Inspektorat selaku APIP di
lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta maupun penerima layanan dalam
hal ini yang utama adalah SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta
maupun pihak-pihak lain seperti APIP lainnya, masyarakat dan lain
sebagainya.
B. INOVASI KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT

Inovasi ini lahir dan berpijak dari paradigma baru fungsi APIP sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, dari pengawasan yang semula berfungsi
sebagai

Watchdog bergeser menjadi

berfungsi sebagai pembina,

konsultan, pendeteksi dini (early warning) dan penjamin mutu (quality


133

assurance). Selain itu juga tuntutan bahwa APIP harus bisa meningkatkan
kapabilitasnya yang hal ini juga diukur melalui leveling APIP. Dengan
perkembangan tuntutan pelayanan kepada masyarakat yang semakin
tinggi maka akan berdampak pula meningkatnya akuntabilitas kinerja. Untuk
menjaga

hal

tersebut

maka

pengawasan

tidak

bisa

lagi

hanya

mengandalkan cara-cara lama di mana SKPD diposisikan sebagai obyek


auditan dan sifat audit seperti post audit tetapi pengawasan harus sedini
mungkin dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan
SKPD harus digerakkan untuk juga proaktif dan memposisikan pengawasan
sebagai suatu kebutuhan manajemen.
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dengan adanya inovasi Klinik Konsultasi
Good & Clean Government yaitu meningkatkan upaya pencegahan
terjadinya penyimpangan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di
lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, mendorong SKPD/ unit kerja
maupun masyarakat selalu proaktif dalam upaya pencegahan terjadinya
penyimpangan,

meminimalkan

temuan

pemeriksaan

oleh

Pemeriksa

Eksternal serta meningkatkan kapabilitas Inspektorat Kota Yogyakarta selaku


APIP

di

lingkungan

Pemerintah

Kota

Yogyakarta.

Harapan

dari

terselenggaranya inovasi ini dengan baik adalah keuntungan pada kedua


pihak baik pemberi layanan dalam hal ini auditor dan lembaga APIP yaitu
bertambahnya kompetensi auditor dan meningkatkan kapabilitas APIP,
sehingga menaikkan peringkat level APIP maupun penerima layanan yaitu
SKPD mitra yaitu setiap saat dapat memanfaatkan Inspektorat untuk
membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi dari sisi pengawasan
maupun pihak lainnya yang juga dapat memanfaatkan layanan ini seperti
masyarakat, APIP lainnya, dan lain sebagainya.
Selama ini pengawasan bergerak mengikuti pelaksanaan, sehingga selalu
yang

terjadi

pengawasan

masuk

ketika

sudah

terjadi

adanya

penyimpangan. Dengan inovasi layanan Klinik Konsultasi ini semua


diharapkan

proaktif

melakukan

pengawasan
134

dan

menempatkan

pengawasan sebagai hal penting dalam manajemen, sehingga tujuan


meminimalkan terjadinya penyimpangan atau permasalahan yang berlarut
dapat ditingkatkan karena ada deteksi dini dan pencegahan. Inovasi ini
secara kreatif juga telah menjawab tantangan keterbatasan jumlah personil
dan anggaran yang dihadapkan semakin kompleksnya tuntutan kinerja APIP
saat ini, dimana tugas fungsi yang semakin luas seiring makin bertambahnya
urusan penyelenggaraan pemerintahan dan bertambahnya tugas-tugas
yang sifatnya mandatori dari instansi pusat, sehingga diharapkan seluruh
tugas fungsi pengawasan dapat terselenggara dengan baik
C. MEKANISME INOVASI KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT

Inovasi dilakukan dengan melewati serangkaian proses dan tahapan yang


melibatkan stakeholders internal maupun eksternal. Serangkaian diskusi
internal dilaksanakan untuk mempersiapkan langkah-langkah yang akan
dilakukan. Secara keseluruhan proses terdapat tiga tahap yang dilakukan
yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan/pemantauan. Untuk tahap
persiapan antara lain melakukan pembentukan dan penetapan Tim
Sekretariat dan Tim Teknis Konsultasi, menyusun alur/ mekanisme kegiatan
konsultasi, mempersiapkan form kelengkapan administrasi kegiatan, serta
pengumpulan bahan referensi. Kemudian untuk tahap pelaksanaan
dilakukan penyusunan Perwal/Kepwal penyelenggaraan Klinik Konsultasi,
melaksanakan sosialisasi di lingkungan pemerintah Kota Yogyakarta,
meningkatkan wawasan/kompetensi APIP, melaksanakan penerimaan
konsultasi, dan mengadminitrasikan proses penerimaan konsultasi. Tahap
pelaporan dan pemantauan yaitu menyusun data base hasil kegiatan
konsultasi, melaporkan secara berkala kegiatan konsultasi yang telah
dilakukan dan melakukan pemantauan terhadap SKPD atas tindak lanjut
hasil konsultasi. Untuk tahun 2015 difokuskan pada tahap persiapan dan
pelaksanaan awal sampai tahap sosialisasi. Dengan demikian, pengguna
layanan lebih mengenal terhadap layanan baru dari Inspektorat berupa
135

Klinik

Konsultasi

untuk

mengupayakan

pencegahan

terjadinya

penyimpangan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan.


Strategi yang dilakukan sebelum menjalankan inovasi ini adalah mengukur
tingkat kesiapan APIP baik dari sisi personil, sarana, metode maupun waktu,
karena sifat kegiatan ini bertolak belakang dengan kegiatan pengawasan
yang selama ini telah dijalankan. Dari sisi personil harus diatur pembagian tim
yang disesuaikan dengan struktur organisasi dan bidang pengawasan yang
diampu, dari sisi sarana perlu dipersiapkan tempat khusus untuk penerimaan
konsultasi sehingga tidak mengganggu kegiatan yang lainnya. Demikian
pula dari sisi metode dan waktu perlu direncanakan kegiatan konsultasi ini
dapat dilakukan dengan metode seperti apa dan kapan waktunya. Setelah
melalui diskusi internal yang cukup intens maka kemudian disepakati bahwa
Klinik konsultasi akan diselenggarakan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Adapun layanan langsung (tatap muka) yaitu pengguna layanan
datang langsung ke Inspektorat, dimana layanan ini diselenggarakan setiap
hari Jumat jam 09.00-14.00. Sedangkan untuk layanan tidak langsung yaitu
layanan

tanpa

tatap

muka

dapat

dilakukan

melalui

Email

konsultasi.inspektorat@jogjakota.go.id , Telp/ fax : 371977 ; 514448 pswt 311


dan Kotak Konsultasi website Inspektorat.
Proses terbentuknya inovasi ini melibatkan beberapa personil pejabat
struktural eselon III untuk tahap inisiasinya, sedangkan untuk pematangan
proses persiapannya melibatkan hampir seluruh personil, baik pejabat
struktural maupun fungsional auditor. Untuk pelaksanaannya terdapat 2 tim
yaitu tim sekretariat yang menangani administrasi dan pelaporan serta tim
teknis yang langsung melayani teknis konsultasi. Sedangkan untuk pemangku
eksternal lebih terlibat sebagai pengguna layanan.
Untuk menjalankan inovasi ini, maka sumber daya utama yang digunakan
adalan kekuatan SDM, terutama jajaran pejabat fungsional auditor yang
diharapkan dapat memberikan layanan konsultasi sesuai bidang yang ada.
136

Untuk itu, perlu adanya upaya peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM,
sehingga wawasannya senantiasa ter-update sesuai perkembangan kondisi
dan perkembangan perubahan kebijakan, sehingga dapat memberikan
layanan konsultasi secara baik dan tepat sasaran. Upaya peningkatan
kompetensi dan kapasitas ini dilakukan secara rutin melalui kegiatan
Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS) ataupun dengan mengikutsertakan dalam
diklat/ bimtek teknis substantif. Seluruh biaya yang ditimbulkan dengan
terselenggarakannya kegiatan inovasi ini dianggarkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah yang ada di Inspektorat.
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan inovasi Klinik Konsultasi ini adalah
pengguna layanan akan memperoleh solusi atas permasalahan yang
dihadapi dalam bentuk hasil konsultasi, sehingga upaya pencegahan
terhadap terjadinya penyimpangan dapat berjalan dengan baik dan pada
akhirnya didapat outcome terminimalkannya penyimpangan yang terjadi
dan adanya temuan oleh pemeriksa eksternal.
D. SISTEM MONEV KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT
Sistem monev dilakukan secara manual dan dilakukan secara berkala,
monev dilakukan dengan mengevaluasi proses penyelenggaran konsultasi
secara internal dan melakukan survei terhadap pengguna layanan. Di
samping itu juga, dilakukan monev untuk mengetahui tindak lanjut hasil
konsultasi apakah SKPD telah melaksanakan sesuai saran yang disampaikan
saat konsultasi dan apakah hal tersebut telah memberikan dampak positif
bagi SKPD yang bersangkutan dalam penyelesaian permasalahan yang
dihadapinya.
Ketika ada hal baru, sudah barang tentu tidak dapat berjalan dengan mulus
serta ada kondisi tidak nyaman yang harus dihadapi sebagai efek dari
berubahnya kebiasaan dan kemapanan yang sudah lama dirasakan.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam terselenggaranya berasal dari
internal maupun eksternal Inspektorat. Kendala internal yaitu keterbatasan
137

waktu dan tumpang tindih dengan tugas lain, solusi untuk penanganannya
dengan pengaturan internal yang lebih detail untuk metode dan waktu
penyelenggaraan konsultasi. Sedangkan kendala eksternal yaitu SKPD/unit
kerja masih enggan untuk memanfaatkan layanan, solusinya dengan terus
menerus melakukan sosialisasi baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam berbagai kesempatan.
E. DAMPAK INOVASI KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT

Inovasi layanan Klinik Konsultasi Good & Clean Government dilaksanakan


mulai tahun 2015 dan akan terus dikembangkan. Untuk melihat dampak dan
manfaatnya secara obyektif masih diperlukan waktu sampai beberapa
tahun ke depan. Meski demikian, beberapa manfaat yang sudah terlihat
walaupun masih

kecil

antara lain

terpacunya

para

auditor

untuk

meningkatkan kompetensinya, berubahnya mindset pada sebagian SKPD


akan pentingnya pengawasan sejak dari perencanaan sebagi upaya
pencegahan

terjadinya

berbagai

penyimpangan.

Dampak

yang

diharapkan ke depan tentunya adalah terciptanya pemerintahan yang baik


dan bersih, yang dalam hal ini dapat diukur dengan 3 parameter yaitu opini
WTP tanpa paragraf penjelas maupun temuan seminimal mungkin yang
bersifat material, indeks persepsi korupsi minimal 7,5 serta

hasil survei

kepuasan masyarakat dengan rerata minimal 85.


F.

KEBERLANJUTAN

INOVASI

KLINIK

KONSULTASI

GOOD

&

CLEAN

GOVERNMENT
Beberapa pelajaran sekaligus inspirasi yang diperoleh dengan dilakukannya
inovasi ini antara lain memberikan wawasan dan pengetahuan baru, baik
para auditor maupun SKPD/APIP lain/ masyarakat pengguna layanan serta
upaya pencegahan dapat dilakukan dengan lebih masif, sehingga kegiatan
pengawasan yang sifatnya post audit dapat dikurangi. Selain itu adalah
berkembangnya mindset positif untuk selalu melakukan pemantauan,
dimana selama ini pemantauan merupakan satu kegiatan dari siklus
manajemen yang paling lemah.
138

Layanan ini dapat dengan mudah direplikasi pada

APIP lainnya karena bila

layanan ini dapat dimanfaatkan secara baik oleh SKPD mitra maka akan
mengurangi beban pengawasan yang selama ini lebih bersifat post audit dan
tentunya juga akan lebih efektif untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan
karena akan lebih cepat terdeteksi dan diantisipasi. Hanya saja kecepatan replikasi
tentunya juga sangat bergantung pada komitmen dari pimpinan tertinggi maupun
personil teknis pengampunya. Jika semua punya komitmen yang sama untuk
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih maka upaya membuat
terobosan dan inovasi positif tentunya bukanlah hal yang sulit untuk dapat
diwujudkan.

139

PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK MANDIRI


(PESAN MANDIRI)

A. Kondisi Pemberantasan Sarang Nyamuk saat ini


Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya
kebersihan lingkungan. Kepedulian masyarakat memandang perlu bahwa
kesehatan adalah barang yang mahal serta sukar dicari apabila tidak
diusahakan

untuk

mencari

dan

mendapatkannya

dengan

mudah

Kenyamanan hidup masyarakat akan tercapai dan terpenuhi dimulai dari


para anggota pesan mandiri terlebih dahulu, baru menyebar ke masyarakat
umum. Kehidupan sosial masyarakat daerah sekitar itu dalam keadaan
kondusif, tenang tidak ada suatu permasalahan apapun, dikarenakan
semua warga gumregah untuk melakukan kebersihan lingkungan rumahnya
sendiri-sendiri. Hubungan masyarakat antara anggota pesan mandiri bisa
sangat erat dan kental, sehingga saling mengingatkan andai kata tempat
tinggalnya belum dibersihkan bak kamar mandi dan tempat-tempat
penampungan air lainnya.
Perkembangan

kehidupan

masyarakat

diperkotaan

saat

ini

dalam

hubungannya sesama warga masyarakat dan tetangga sangat kurang


harmonis, baik hubungan sosial kemasyarakat timbal balik tukar pengalaman
serta

komunikasi

mengatasi

masalah-masalah

mengenai

penularan/

penyebaran penyakit. Dengan adanya masalah itu terutama komunikasi


mengenai penyebaran penyakit diperlukan adanya koordinasi untuk
mengatasi persoalan masalah penularan/penyebaran penyakit diwilayah itu
terutama penyakit yang berhubungan yang ditularkan oleh nyamuk.

140

Untuk mengurangi kesenjangan komunikasi itu diperlukan koordinasi antara


sesepuh masyarakat dengan warganya untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut,

sehingga

akan

mempermudah

penanganan

dan

pengatasanannya. Untuk mencapai tujuan itu, perlu dibentuk/ cara untuk


persoalan-persoalan seperti itu mudah diatasi, maka munculah inovasiinovasi untuk pemberantasan sarang nyamuk secara swadaya yang
dilakukan sendiri oleh pemilik rumah, seluruh anggota keluarga dan mudah
dilaksanakan efektif, efisien, murah serta tidak ada efek samping tidak
mengganggu lingkungan dan warga. Oleh karena itu inovasi itu diberi nama
PESAN MANDIRI (Pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri) yang
dilakukan oleh para anggota yang ada dikeluarga itu sendiri.

B. INOVASINYA MENGHAPUS SIKLUS LIMA TAHUNAN AKAN BAHAYA DEMAM


BERDARAH
Warga masyarakat kelurahan Suryodiningratan Kecamatan Mantrijeron Kota
Yogyakarta, meminta untuk diadakan pemberantasan sarang nyamuk
secara mandiri (PESAN MANDIRI). Sebagai suatu gerakan untuk menghapus
siklus 5 (lima) tahunan akan bahaya demam berdarah yang mengancam
jiwa dan keselamatan hidup serta kesehatan masyarakat, kemudian bisa
menimbulkan hal-hal yang sangat meresahkan yang sampai-sampai bisa
merenggut jiwa si penderita oleh karena itu PESAN MANDIRI (Pemberantasan
Sarang Nyamuk Secara Mandiri) dimunculkan sebagai suatu inovasi yang
harus segera dilaksanakan secara berkalan dan berkelanjutan untuk
menghambat siklus dan penyebaran nyamuk demam berdarah yang
berkembang

dimasyarakat

sehingga

dapat atau

mungkin

dapat

menghilangkan penyebab penyakit demam berdarah secara total. Akhirnya


masyarakat kelurahan Suryodiningratan Kecamatan Mantrijeron akan
menjadi lebih tenang dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari.

141

Tujuan inovasi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat


tentang arti pentingnya ikut andil dalam meningkatkan kesadaran dan
kepedulian masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan.

Membangkitkan

pemahaman,

pengetahuan

dan

pengelolaan

tindakan yang harus dilakukan untuk pencegahan berkembangnya


nyamuk.

Membangkitkan kepedulian wilayahnya.

Masyarakat tentang arti pentingnya ikut andil dalam berperan.

Aktif pada kegiatan-kegiatan.

Membangkitkan pola fikir masyrakat agar kegiatan pembrantasan


sarang nyamuk sebagai bentuk budaya keseharian dimasyarakat.

Membangkitkan pola pikir masyarakat tentang kebersamaan dalam


kehidupan sosial.

Pemberantasan nyamuk lebih efektif dan tepat sasaran, tanpa ada


dampak yang ditimbulkan yang berakibat merugikan masyarakat.

Menghapus siklus 5 (lima) tahunan akan bahaya demam berdarah.

C. KELOMPOK

SASARAN

YANG

AKAN

MENDAPATKAN

KEUNTUNGAN

DARINYA ATAU KELOMPOK SASARAN

Masyarakat

kelurahan

Suryodiningratan

Kecamatan

Mantrijeron

Kota Yogyakarta.

Kader kesehatan masing masing RT dikarenakan keberhasilannya


dalam menjalankan ugas tugas dilapangan dalam mengunjungi
rumah rumah tinggal untuk memeriksa adanya jentik atau tidak.

Puskesmas

dengan

mengingatkan

keberhasilan

masyarakat untuk

inovasi

Puskesmas

melanjutkan

tinggal

pemberantasan

sarang nyamuk yang telah dilakukannya.

Kecamatan, dengan keberhasilan inovasi maka kecamatan hanya


memantau secara berkala tentang telah dilaksanakan inovasi itu
142

didalam

kehidupan

Kecamatan

masyarakat

Mantrijeron

Kota

polsek, koramil, kecamatan

Kelurahan

Suryodiningratan

Yogyakarta sehingga

kelurahan

tinggal

Puskesmas,

memantau saja

secaraberkala dan berkesinambungan.


Sisi kreatif dan inovatif dari pemberantasan Nyamuk secara Mandiri yakni
bagi rumah tangga pada waktu diperiksa kamar mandinya oleh petugas
kader kesehatan, Puskesmas, Kecamatan, Kelurahan, Koramil, Polsek dan
lain sebagainya. Bila kamar mandinya ada jentiknya, maka yang punya
rumah akan merasa sangat malu, karena merasa tidak ada hasilnya
selama melakukan pemberantasan sarang nyamuk mandiri dirumahnya
sendiri.
Karena dirumah tangga ada jentiknya, maka akan di umumkan pada
pertemuan yang diwilayah diantaranya pada pertemuan RT, RW, Dasa
Wisma PKK dan pada pertemuan-pertemuan lainya dan ada dendanya
sesuai dengan kesepakataan dari wilayahnya. Karena ada kemungkinan
penyebaran
jentiknya

demam berdarah berasal dari rumah

tadi. Untuk

tangga yang ada

mengurangi malunya, maka keluarga itu akan

membersihkan kembali kamar mandinya. Selain itu, keluarga - keluarga


yang lain secara naluri atau takut malu bila kamar mandinya serta bak
penampungan air yang lainya ada jentiknya takut diumumkan pada
pertemuan-pertemuan serta

malu kena denda, meskipun tidak begitu

banyak dan tidak seberapa yang sudah ditgentukan oleh keputusan


wilayah itu.
Sedangkan sisi Kreatif yang lain adalah :

Memberikan

bintek cara cara atau tindakantindakan yang harus

dilakukan oleh anggota

keluarga yang aktif untuk melakukan

pemberantasan sarang nyamuk sebagai anggota PESAN MANDIRI.


143

Memberikan REWARD atau penghargaan kepada keluarga yang paling


baik melakukan tindakan Pesan Mandirinya.

Dan memberikan SANKSI berupa denda (disesuaikan kemampuan


masing-masing wilayah).

Sebagai Shock Teraphy agar disiplin melakukan tindakan PESAN MANDIRI


secara rutin, yang Nantinya denda ini digunakan sebagai kas RT.

Setiap anggota keluarga, atau menunjuk salah satu anggota keluarga


yang menjadi petugas Pesan Mandiri.

D. MEKANISME INOVASI PESAN MANDIRI


Mekanisme Inovasi dibagi menjadi beberapa tahapan
1. Kegiatan ada 4 tahapan
2. Pelaksana ada 4 tahapan
3. Waktu pelaksanaan ada 4 tahapan
4. Output ada 4 tahapan
5. Metode ada 4 tahapan
Dari mekanisme diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
Kronologi/Tahapan Kunci Pelaksanaan Inovasi:
a. Kegiatan
1. Tahapan 1 : Sosialisasi dan memberikan Surat Edaran Pembentukan
PESAN MANDIRI yang

Dilakukan oleh anggota keluarga di setiap

rumah-rumah kepada Ketua RT se-Kelurahan Suryodiningratan.


2. Tahapan 2 : Memberikan penyuluhan cara-cara atau tindakantindakan yang harus dilakukan oleh anggota keluarga yang aktif untuk
melakukan pemberantasan Sarang nyamuk sebagai anggota PESAN
MANDIRI.
3. Tahapan 3 : Memberikan sarana dan prasarana untuk mendukung
pelaksanaan PESAN MANDIRI.

144

4. Tahapan 4 : Evaluasi, dengan cara memeriksa hasil Pemantauan dari


para Relawan Pesan Mandiri
b. Pelaksanaan
1. Pelaksana Tahap 1
2. Pelaksana Tahap 2

: Sekertariat Kelurahan Suryodiningratan


: Tim Pesan Mandiri yang terdiri dari Kelurahan,

Puskesmas dan kader Jumantik Kelurahan Suryodiningratan.


3. Pelaksana Tahap 3

: Tim Pesan Mandiri yang terdiri dari Kelurahan,

Puskesmas dan kader Jumantik Kelurahan Suryodiningratan.


4. Pelaksana Tahap 4

: Tim Pesan Mandiri yang terdiri dari Kelurahan,

Puskesmas dan kader Jumantik Kelurahan Suryodingratan.


c. Waktu
1. Waktu Tahap 1 : Bulan Mei 2015(Informasi tentang Desain Inovasi Pesan
Mandiri Jauh-jauh hari sudah dilakukan pada saat Pertemuan dengan
para Ketua RT dan Ketua RW juga dengan TP.PKK)
2. Waktu Tahap 2 : Bulan Juni 2015
3. Waktu Tahap 3 : Akhir bulan Juni 2015
4. Waktu Tahap 4 : Setiap akhir bulan
d. Output
1. Output Tahap 1

: SK Tim Pelaksana Inovasi, Surat Edaran dan

Undangan
2. Output Tahap 2 : Pengetahuan dan Pemahaman
3. Output Tahap 3 : Inventarisasi Sarana dan Prasarana
4. Output Tahap 4 : Strategi dan Kendala yang dihadapi para Pesan
Mandiri
e. Metode
1. Metode Tahap 1 : Rapat Koordinasi
2. Metode Tahap 2 : Bimtek
3. Metode Tahap 3 : Dropping Sapras
4. Metode Tahap 4

: Pencatatan Data Strategi dan Kendala yang

dihadapi.
145

E. SRATEGI YANG DILAKSANAKAN


Dalam rangka melaksanakan program pemerintah tentang kesehatan
dimasarakat, terutama masalah penyakit demam berdarah yang berada
di Kelurahan Suryodiningratan Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta
diperlukan adanya pemikiran pemikiran dan tindakan tindakan yang
sangat diperlukan untuk memberantas sarang nyamuk , sehingga sarang
nyamuk

yang

penampungan

berada

pada

bak

kamar

mandi

atau

pada

air tidak ada lagi jentik - jentik yang kemudian akan

menetas menjadi nyamuk, seterusnya nyamuk akan menggigit manusia


dan jika apabila yang digigit satu teridentifikasi menderita demam
berdarah, maka nyamuk yang menggigit tadi sudah membawa virus
demam berdarah, maka bila menggigit orang sehat kemungkinan bisa
terkena demam berdarah bila fisiknya dalam keadaan yang sangat
lemah. Untuk itu, dalam mengupayakan keberhasilannya mendekati hasil
yang sempurna maka perlu :
1. Disosialisasikan dan memberikan surat edaran pembentukan PESAN
MANDIRI yang dilakukan oleh anggota keluarga di setiap rumah
rumah kepada ketua RT se-kelurahan Suryodiningratan.
2. Memberikan cara cara atau penyuluhan serta tindakan tindakan
yang harus dilakukan oleh anggota keluarga yang aktif untuk
melakukan pemberantasan sarang nyamuk sebagai anggota pesan
mandiri.
3. Diberikan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan
PESAN MANDIRI
4. Kegiatan itu dilakukan secara berkala dan terus menerus Puskesmas,
Kecamatan, Koramil, Polsek, serta kader kesehatan wilayah RT juga
melakukan

pemeriksaan

penampungan air pada

kamar

mandi

dan

tempattempat

rumah tanggarumah tangga untuk

mengecek apa yang dilakukan oleh PESAMANDIRI sudah benarbenar


dilaksanakan dengan baik dan benar, sesuai dengan apa yang sudah
146

disosialisasikan kepada anggota pesan mandiri yaitu kamar mandi


yang bersih dan bebas dari jentik nyamuk. Dan kamar mandi yang
diperiksa kembali oleh tim gabungan masih ada jentiknya, maka
anggota pesan mandiri beserta keluarganya akan malu sebab nanti
selain kena denda

juga akan di umumkan bahwa keluaga

yang

ada di sebelah ada jentiknya pada pertemuan pertemuan yang


ada diwilayah itu misalnya

pertemuan

RW, RT, Dasa wisma

dan

PKK.
Selain

ada hukuman

ada pemberian REWARD bagi keluarga

yang

dalam periode tertentu bak mandi dan penampungan air yang ada
dirumahnya tidak ada jentiknya dan juga diumumkan pada pertemuan
pertemuan yang sama bahwa keluarga bapak disebelah dekat rumah
pak RW misalnya tidak ada jentiknya selama

beberapa waktu. Hal

semacam ini bisa untuk memberi contoh keluarga yang serta memberi
semangat inovasi

bagi keluarga yang lain untuk mencontohnya.

Hal hal yang seperti ini perlu dilestarikan, dikembangkan dalam kehidupan
dimasyarakat dan dijadikan budaya yang sangat baik untuk dilaksanakan.
F.

PEMANGKU KEGIATAN YANG TERLIBAT

Dalam suatu kegiatan atau tindakan untuk mencapai suatu tujuan


tertentu pasti ada beberapa pihak yang mempunyai kepentingan demi
suksesnya

dan

keberhasilannya

berhasil suatu
suatu

kegiatan

kegiatan

tersebut, karena

itu akan maka

dengan

pihak-pihak

yang

mempunyai tugas mengurangi bahkan bisa menurunkan dengan draktis


terutama

masalah

demam

berdarah

yang

berada di Kelurahan

Suryodiningratan Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta akan mempunyai


nilai tersendiri bagi para pemangku kepentingan tersebut karena akan
menaikan kredibilitas SKPD atau lembaga-lembaga tersebut dimata
147

masyarakat

dan

pemerintah

baik

di

tingkat

bawah

kelurahan,

kecamatan maupun di tingkat kota bahkan di tingkat provinsi.


G. SUMBER DAYA YANG DIGUNAKAN DAN BAGAIMANA SUMBER DAYA
DIMOBILISASI
Penyakit-penyakit atau penyebarannya dilakukan oleh nyamuk misalnya
demam berdarah, laptopirosis, kaki gajah, malaria adalah merupakan
penyakit-penyakit yang kurang bonafit dibandingkan dengan penyakitpenyakit jantung, stroke atau darah tinggi. Penyakit demam berdarah tidak
langsung yang merasakan akibat yang fatal/meninggal akan tetapi melalui
proses/fase-fase yang sangat panjang untuk menanganinya beda dengan
penyakit jantung, stroke/darah tinggi harus memerlukan penanganan dan
pengobatan langsung ditangani soalnya penyakit-penyakit seperti ini kalau
tidak di tangani bisa mengakibatkan ke fatalan atau kematian bagi yang
terkena penyakit itu. Maka sumber daya yang digunakan dan cara
memobilisir sumber daya saja jauh sangat berbeda yaitu penyakit yang satu
dengan penyakit yang lain kebanyakan penyakit yang disebarkan oleh
nyamuk biasanya diderita oleh masyarakat ekonomi menengah ke bawah
H. KONTEKS PELAKSANAAN
1. Fogging/pengasapan
2. Psn/jumantik
3. Pemberantasan sarang nyamuk bersama
4. PESAN MANDIRI
Ada 1 Fogging (pengasapan)
Pemberantasan

sarang

nyamuk

yang

dilakukan

oleh

pemerintah,

dilaksanakan dengan secara fogging/pengasapan. Pengasapan/fogging


untuk pemberantasan sarang nyamuk untuk suatu wilayah didasarkan atas
148

laporan dari rumah sakit di mana pasien itu dirawat. Pasien yang menderita
demam tinggi dan di perkirakan menderita penyakit demam berdarah lalu
masuk ke Rumah Sakit tertentu setelah itu rumah sakit mendeteksi apakah
pasien itu menderita Penyakit demam berdarah/penyakit yang lain. Kalau
ternyata dalam diagnose/dalam tindakan yang dilakukan dilaboratorium
ternyata pasien tersebut menderita penyakit demam berdarah, maka rumah
sakit harus segera melaporkan kejadian ini ke dinas kesehatan kota, kalau
dinas

kesehatan

kota

memberitahukan

dan

menginformasikan

ke

puskesmas, dimana pasien tadi berdomisili lalu petugas puskesmas


menginformasikan

dan mengadakan kunjungan, dimana pasien itu

berdomisili, jika pasien itu betul-betul berdomisili dan perpenduduk di wilayah


tersebut, maka puskemas langsung melaporkan kembali /menginformasikan
ke Dinas Kesehatan Kota bahwa betul pasien itu menderita demam
berdarah dan berdomisili/ Berpenduduk di daerah/ wilayah tersebut lalu
puskesmas berkoordinasi dengan bapak ketua RW untuk melakukan
Fogging diwilayah tersebut.
Fogging

biasanya

banyaknya

dilakukan

pada

pagi

hari

angin sebelum diadakan pengasapan

untuk menghindari
atau

Fogging

masyarakat diberitahu bahwa fogging segera dilaksanakan masyarakat


untuk menutupi semua jenis makanan dan dimohon untuk membuka
semua pintu rumah dan memindahkan binatang piliharaannya ditempat
yang di anggap aman. Setelah Fogging dilaksanakan, maka untuk
sementara waktu pitu ditutup kembali biar nyamuk yang ada didalam
rumah itu mati semua Fogging ini hanya membunuh nyamuk saja dan
jentik nyamuk yang berada di bak, mandi dan penampungan air belum
mati. Pengasapan/Fogging ini tidak efektif dilakukan terlalu sering karena
nyamuk akan kebal terhadap pengasapan ini. Pemberantasan sarang
nyamuk seperti ini bisa dilakukan secara mandiri apabila ekonomi

149

masyarakat sudah sangat mampu, karena biaya untuk kegitan ini sangat
mahal.
Ada 2 PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK OLEH KADER KESEHATAN
Pemberantasan sarang nyamuk yang dilakukan oleh kader kesehatan di
tiap RT diperiksa, dilaksanakan secara berkala dan terus menerus yaitu
seminggu sekali kesinambungan para kader itu mengunjungi tiap rumah
yang ada di wilayah RT nya masing-masing untuk melihat bak kamar
mandinya atau
maupun

bak penampungan air baik yang ada diluar rumah

didalam rumah. Apabila bak kamar mandi maupun bak

penampungan air

yang

diperiksa tadi ada jentiknya, maka didalam

buku catatan yang dibawa oleh petugas tadi diberi tanda positif yang
berarti kamar mandi atau bak penampungan air ada jentiknya. Kegiatan
itu dilakukan untuk semua rumah yang ada di wilayah RT tersebut
sesudah semua rumah diperiksa, kemudian dikumpulkan buku catatan
tadi untuk diprosentasikan

berapa jumlah perbandingan antara bak

mandi keluarga yang ada jentiknya dan yang tidak ada jentiknya,
apabila bak kamar mandi yang ada jentiknya tadi, maka yang punya
rumah diberitahu
Kejadian

untuk segera membersihkan

seperti itu kemudian

bak kamar mandinya.

di umumkan pada setiap pertemuan

yang ada di RT atau pertemuan RW diwilayah tersebut baik pertemuan


rutin, dasa wisma maupun pertemuan PKK, sehingga yang bersangkutan
menjadi risih dan malu untuk selanjutnya sebelum ada petugas kader
kesehatan yang datang sudah di bersihkan lebih dahulu, sehingga bak
mandi sudah bersih dari jentik nyamuk.
Ada 3 PEMBERANTASAN NYAMUK BERSAMA
Pemberantasan sarang nyamuk ini dilakukan secara bersama-sama yaitu
dari Puskesmas, Kecamatan, Polsek, Koramil, KUA, Kelurahan, RW, RT, Kader
jumantik, dan PKK, semuanya itu dibiayai oleh anggaran dari puskesmas
150

demi suksesnya dan berhasilnya pemberantasan nyamuk yang dilakukan


secara bersama. Dalam pemberantasan sarang nyamuk bersama itu,
semuanya berkumpul dahulu di RW yang telah ditunjuk oleh kelurahan untuk
diadakan tempat pemberantasan sarang nyamuk secara bersama-sama
dari tempat itu, kemudian di beri petunjuk-petunjuk untuk pemberantasan
sarang nyamuk di tiap RT di wilayah RW tersebut. Ditiap RT ada satu regu
petugas yang melaksanakan pemeriksaan bak kamar mandi maupun bak
penampungan air yang dipunyai oleh keluarga tersebut. Tiap regu terdiri
Unsur Puskesmas, Kecamatan, Polsek, Koramil, KUA, Kelurahan serta dipandu
oleh Ketua RT atau yang mewakili dan kader kesehatan setempat, karena
mereka yang mengetahui rumah rumah yang akan dikunjungi dan
diperiksa bak kamar mandinya setelah semua rumah di setiap RT sudah
dikunjung dan diperiksa

bak kamar mandinya, kemudian semuanya

sudah dicatat dalam lembar catatan.


Setelah semuanya dicatat di dalam FORM PEMANTAUAN JENTIK
BERKALA KADER kemudian kembali ke tempat berkumpul semula, untuk
melakukan perekapan pengumuman hasil pemantauan sarang nyamuk dan
mengumumkannya kepada para hadirin mengenai prosentase masingmasing RT yang ada MANDIRI INI jentik dan yang di bandingkan dengan
tidak ada jentiknya. Kegiatan ini dilakukan tiap hari jumat yang sudah
ditentukan untuk

masingmasing

kelurahan. Karena

Kecamatan

Mantrijeron ada tiga kelurahan maka pemantauan, sambang kampung/


pemberantasan sarang nyamuk dilakukan secara begiliran.
Ad 4 PESAN MANDIRI (PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK MANDIRI)
Pemberantasan

sarang nyamuk

secara

mandiri

ini

adalah

pemberantasan sarang nyamuk yang diusulkan oleh warga masyarakat


yang dianggap paling efektif, efesien mudah dilakukan kapan saja murah
biayanya dan langsung bisa di eksekusi bila bak kamar mandi dan bak
penampungan air, baik yang ada di rumah maupun yang ada diluar
rumah ada jentiknya. Pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri ini
151

bisa dilakukan kapan saja baik pagi, siang, sore, atau malam hari karena
ada dirumahnya sendiri.
I. MANFAAT

Meningkatkan

kasadaran

dan

kepedulian

Masyarakat

akan

pentingnya kebersihan lingkungan.

Membangkitkan

pemahaman,

pengetahuan

dan

pengelolaan

tindakan yang harus dilakukan untuk pencegahan berkembangnya


nyamuk

Membangkitkan kepedulian masyarakat tentang arti pentingnya ikut


andil dalam berperan aktif pada kegiatan-kegiatan di wilayahnya.

Membangkitkan pola pikir masyarakat agar kegiatan pemberantasan


sarang nyamuk sebagai bentuk budaya keseharian masyarakat.

Membangkitkan pola pikir masyarakat tentang kebersamaan dalam


berkehidupan social.

Pemberantasan sarang nyamuk lebih efektif dan tepat sasaran, tanpa


ada

dampak

yamg

ditimbulkan

yang

berakibat

merugikan

masyarakat.

Menghapus siklus 5 (lima) tahunan akan bahaya DB.

J. OUTPUT YANG DIPEROLEH DARI ADANYA INOVASI


1. Output tahap 1 : SK TIM Pelaksana Inovasi Surat Edaran dan Surat
undangan.

TIM Pelaksana PESAN Mandiri terdiri dari unsur unsur

Kelurahan, Puskesmas
Kelurahan
pelaksanaan

dan

para Kader

Suryodiningratan. Surat

jumantik

edaran

yang
berisi

ada

di

tentang

kegiatan pemberantasan sarang nyamuk mandiri

yang segera dan telah dilaksanakan

TAHAP 1 Bulan Mei 2015

(informasi tentang desain Inovasi Pesan Mandiri jauh - jauh hari


sudah dilakukan pada saat pertemuan dengan para ketua RT dan
ketua RW juga dengan TP PKK ).
2. OUTPUT TAHAP 2 PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAAN
152

Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan


pentingnya kebersihan lingkungan.

Membangkitkan pemahaman pengetahuan dan pengelolaan


tindakan

yang

harus

dilakukan

untuk

pencegahan

berkembangnya nyamuk.

Membangkitkan kepedulian masyarakat tentang arti pentingnya


ikut andil dalam berperan aktif pada kegiatan - kegiatan di
wilayahnya.

Membangkitkan

pola

pemberantasan

sarang

berpikir

masyarakat

nyamuk

agar

sebagai bentuk

kegiatan
budaya

keseharian di masyarakat.
3. OUTPUT TAHAP 3 INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana yang harus tersedia dalam inovasi media


untuk

berkembangnya nyamuk yaitu

bak

mandi, tempat

penampungan air baik yang ada diluar maupun yang ada di


dalam rumah, serta

tempat tempat

lainnya

yang dapat

digunaKan untuk bertelur nyamuk deman berdarah.

Senter

sebagai alat untuk menerangi

serta melihat

bahwa

tempat tempat yang diperkirakan untuk bertelur nyamuk ada


jentik jentiknya atau tidak.

Lembar FORM PEMANTAUAN JENTIK BERKALA digunakan untuk


mencatat nama kepala keluarganya nomor rumah, jumlah jiwa
RT berapa, jumlah yang dipantau hasil yang dipantau yaitu
positif atau negatif, bila ada jentiknya berapapun juga nilainya
positif

dan bila tidak ada jentiknya nilainya negatif semakin

sering dipantau dan hasilnya selalu negative, maka itu adalah


nilai yang sangat bagus dan perlu dipertahankan. IKANISASI
PESAN MANDIRI juga bisa dilakukan dengan cara menabur ikan
pada bak kamar mandi atau tempat penampungan air yang
153

vulome airnya agak banyak. Cara ini adalah cara yang efektif
dan paling

efsien, murah

serta

hasilnya

langsung

dapat

dirasakan oleh yang punya rumah atau anggota pesan mandiri


itu. Bollpoin

untuk

alat

tulis

mencatat

pemantauan

atau

pemeriksaan bak kamar mandi dirumahnya sendiri.


4. OUTPUT TAHAP 4 :STRATEGI DAN KENDALA YANG DIHADAPI PARA
ANGGOTA PESAN MANDIRI
K. SISTEM

YANG DITERAPKAN

UNTUK

MEMANTAU

KEMAJUAN

DAN

MENGEVALUASI KEGIATAN
Sistem yang diterapkan untuk memantau hasil dari kerjaan pesan
mandiri yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan secara berkala yaitu
setiap hari atau setiap empat hari atau seminggu sekali dalam
memantau atau memeriksa bak kamar mandi atau tempat
tempat penampungan air yang ada di rumahnya sendiri yang juga
akan di pantau lagi oleh kader jumantik RT di wilayah anggota
pesan mandiri secara berkala, karena para kader jumantik juga
akan memeriksa rumah -rumah para anggota pesan mandiri satu
persatu dan hasilnya juga dicatat. Jika nanti yang dipantau atau
diperiksa para kader jumantik RT tadi hasilnya positif, berarti tempat
penampungan air atau bak kamar mandinya

ada jentiknya

meskipun hanya satu tetapi bila dalam pementauan tadi tidak ada
jentiknya berarti nilainya negatif. Semua hasil dari pemantauan dari
para kader jumantik RT tadi akan dilaporkan semuanya dalam
setiap pertemuan, baik pertemuan di tingkat RT atau ditingkat RW
baik pertemuan rutin RT/RW maupun pertemuan pertemuan lainnya
diantaranya pertemuan

dasa wisma serta pertemuan PKK. Bagi

rumah tangga, anggota pesan mandiri yang mempunyai nilai


154

positif berarti dalam pemantaun dan pemeriksaan yang dilakukan


kader jumantik ada jentiknya, maka nama kepala keluarga beserta
alamatnya serta RT dimana mereka
bahwa

nama

bapak

tinggal akan diumumkan

itu, alamatnya

disana

dan RT nya

itu

rumahnya ada jentiknya yang memungkinkan meskipun jentiknya


sangat sedikit akan menetas jentiknya dan menjadi nyamuk dan
apabila

daerah

sekitar

atau

daerahnya

berbatasan

dengan

kelurahan lain yang penduduknya kena demam berdarah. Nyamuk


tadi menggigit warga perbatasan

yang kena demam berdarah

berarti nyamuk yang menggigit itu sudah membawa virus demam


berdarah, andaikan nyamuk tadi menggigit warga kita yang sehat,
maka kemungkinan warga kita ini akan terkena atau tertular
penyakit

deman

berdarah. Oleh

karena

itu,

harus

adanya

koordinasi antar kelurahan atau antar perbatasan dengan daerah


untuk bersama sama memberantas sarang nyamuk secara mandiri
demi untuk kepentingan bersama dalam membasmi sarang nyamuk
itu. Kesemua kegiatan

itu

bertujuan

untuk mengurangi bahkan

memutu Perkembangan nyamuk yang akhirnya menghapus siklus 5


(lima) tahunan akan bahaya DEMAM BERDARAH.
L. KENDALA DAN SOLUSI
Berbagai macam kegiatan atau usahausaha untuk mencapai

suatu

hasil yang di inginkan tentu banyak kendalakendala atau rintangan


rintangan yang dihadapi untuk suatu proses pencapaian tujuan yang
ditargetkan atau yang

telah

direncanakan

terlebih

dahulu

untuk

menghambat berhasilnya suatu target yang telah ditentukan.


1. Rumah kosong atau rumah yang ditinggalkan penghuninya untuk
beberapa saat atau dalam

waktu

yang sangat lama, maka

rumah yang kosong itu akan menjadi

sumber berkembangnya

kehidupan nyamuk. Oleh karena itu alangkah baiknya bila rumah


155

yang tidak ada penghuninya segera ada penghuninya, baik itu


dihuni oleh saudaranya mau disewakan kepada orang lain yang
bertanggung jawab, disini peran ketua RT / RW sangat diperlukan
sekali untuk mengatasi

keadaan keadaan seperti hal tersebut.

Peran ketua RT/RW diperlukan

andai kata

masalah masalah

tersebut tidak bisa diatasi dengan seksama.


2. Tempat tinggal yang dihuni oleh orang orang yang sudah jompo.
Disini peran bapak - bapak ketua RT/RW dan tokok masyarakat
sangat diperlukan untuk pemikirannya dan jalan keluar yang terbaik
untuk mengatasi masalah tersebut yaitu meminta ijin keluarga yang
ada dilain daerah atau diluar kota, untuk mendatangkan baik salah
satu anggota keluarganya yang masih kuat dan agak muda untuk
membersihkan bak kamar mandi ada dirumah yang penghuninya
jompo atau sudah tua atau keluarga itu menyediakan pembantu
rumah

tangga

yang bertugas

untuk

membersihkan

rumah

tinggalnya. Kalau memungkinkan atas ijin keluarga, akan dilakukan


pembersihan bak mandi secara berkala oleh anggota masyarakat
sekitar rumah itu secara bersama-sama.
3. Lomba kesehatan lingkungan antar RW
Dengan diadakan lomba kesehatan antar RW maka mendorong
warga masyarakat untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat
(PHBS), karena takut nanti wilayahnya tidak bersih sesuai dengan
kriteria kreteria yang tertulis dalam syarat syarat lomba kesehatan
lingkungan. Dengan keberhasilan lomba kesehatan lingkungan
antar RW itu mendidik masyarakat untuk lebih tertib baik secara
administrasi m aupun tertib dalam kebersihan kehidupan sehari
hari.

156

M.DAMPAK INOVASINYA
Yaitu bahwa masyarakat didalam menjalani kehidupan sehari-hari sudah
bisa agak lebih tenang yang disebabkan penyebaran penyakit terutama
yang diidentifikasikan penularannya dilakukan oleh nyamuk misalnya yang
dilakukan warga RT.65 RW.17 Kelurahan Suryodiningratan yang sebelum
melaksanakan

PESAN

MANDIRI

jentik

nyamuk

diwilayah

itu

ditiap

keluarga pasti ada jentiknya akan tetapi setelah pesan mandiri berjalan
dengan baik dan terus menerus baik dilakukan secara harian atau
mingguan jentik nyamuk semakim berkurang masyarakat anggota pesan
mandiri sangat merasakan manfaatnya tentang lingkungan yang bersih
dan sehat, karena lingkungan sehat dan bersih akan dijauhi oleh
berbagai macam

penyakit yang menular. Dengan adanya inovasi itu

kerukunan antar warga semakin tinggi bahkan saling mengingatan bila


ada yang kelupaan untuk membersihkan bak kamar mandinya. Juga
dihargai oleh warga perbatasan karena warga yang menderita

dan

opname dirumah sakit yang dikarenakan menderita penyakit demam


berdarah

semakim

berkurang, contohnya

ditahun penderita demam

berdarah sebanyak namun pada tahun sekarang setelah pesan mandiri


berjalan maka penderita penyaikt deman berdarah berkurang. Dengan
demikian, adanya korelasinya antara sebelum pesan mandiri berjan
dibandingkan dengan pesan mandiri yang sudah berjalan, hasilnya bisa
dirasakan

terutama

mengerjakan

serta

pada

anggota pesan

melakukannya

mandiri

yang

langsung

sendiri Fogging/pengasapan

yang

biasanya dilakukan hampir tiap bulan, karena berbeda RT dan bulan


berikutnya di RT lain yang masih satu RW tahun sebelelumnya tiap bulan
selama kurang lebih tiga bulan di RW itu di fogging secara terus menerus,
cuma berbeda RT KURANG LEBIH SEBANYAK. Namun beberapa bulan
terakhir fogging sudah jarang dilaksanakan atau dilakukan pengasapan
lag inilah contohcontoh keberhasilan pelaksanaan inovasi yang secara

157

rutin dilakukan oleh para anggota pesan mandiri secara berkala terus
menerus dan rutin.
N. KEBERLANJUTAN INOVASINYA
Kebelanjutan inovasi tetap diteruskaan keberadannya bahkan diperkuat
dan dibantu dan didukung oleh para kader jumantik serta dari instansi
pemerintah dari tingkat Puskesmas, Kecamatan, Kelurahan, Polsek, Koramil,
KUA, dll. Ini bukti bahwa pesan mandiri harus didukung keberadaannya
dan dipertahankan karena sangat bermanfaat sekali dalam kehidupan
seharihari terutama di bidang kesehatan masyarakat, serta memberi
dukungan serta semangat agar supaya para anggota pesan mandiri
tidak jenuh dan berkurang semangatnya, dijaga agar p esan mandiri
tetap exis untuk jangka panjang dan mudah mudahan tidak hanya
menjadi sebuah slogan yang tgidak ada artinya, bahkan mungkin cuma
akan jadi munument yang tidak bermakna serta tidak ada yang
ngaruhke baik oleh warganya sendiri maupun oleh pemerinta. PESAN
MANDIRI agar supaya dibuat dengan berbagai kreasi ataupun ragam
pesona
dirumah

dalam penampilan
sendiri

dengan

pelaksanaannya
berbagai

cara

meskipun dilaksanakan
yang menarik,

berpenampilan lain dari pada yang lainnya sehingga

dengan

akan menarik

perhatian masyarakat baik dari anggota pesan mandiri yang lainnya


maupun dari masyarakat
adanya ideide

semacam

umum sekitar rumah tinggalnya. Dengan


itu,

akan

menambah

semangat

serta

mengurangi rasa jenuh dalam menjalankan kegiatan tersebut setelah


inovasi berjalan dengan baik, maka tinggal pemerintah bagaimana ikut
andil untuk mengendalikan inovasi yang dilakukannya oleh pesan mandiri
itu tetap exis untuk jangka waktu yang sangat panjang. Untuk itu,
pemerintah juga memberi rangsangan kepada para anggauta PESAN
MANDIRI supaya lebih greget dalam membangun wilayahnya meskipun
lewat jalan kesehatan masyarakat yang ada di wilayahnya. Dengan
campur

tangan

dari

pemerintah

serta

158

diberinya

kebebasan

para

anggota pesan mandiri untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan


hati nuraninya itu, maka segala kegiatan maupun pekerjaan bisa berjalan
dengan lancar dan berhasil dengan baik memuaskan baik secara pribadi
maupun dikalangan masyarakat.
Untuk merefleksikan inovasi kedaerah lain, perlu diadakan pengkajian
pengkajian yang lebih mendalam, dikarenakan sosial ekonomi, keadaan
lingkungan, cara hidup cara

pandang

masyarakat

setempat

dalam

mengatasi suatu permasalahan juga berbeda beda. Oleh karena itu,


harus

dipersamakan

persepsinya

dulu

agar

inovasi itu

dapat

di

implementasikan kedaerah tersebut. Karena bila sudah ada persamaan


persepsi dan cara pandang untuk mengatasi problem yang ada dengan
sikap kebersamaan untuk melakukan inovasi itu.

159

KONSULTASI BELAJAR SISWA (KBS) ONLINE


A. Latar Belakang
Pembelajaran di sekolah tidak selalu berhasil sempurna, sebagian peserta
didik kesulitan memahami pelajaran di kelas. Hal ini bias disebabkan oleh
beberapa

hal

misalnya,

daya

serap

siswa

rendah

atau

metode

pembelajaran guru yang tidak baik.


Membantu

siswa

mengatasi

permasalahan

pembelajaran

di

kelas,

diperlukan media bagi para siswa untuk menyampaikan kesulitan tersebut.


Wahananya harus mudah diakses dari sembarang tempa tatau media sosial
yang saat ini sangat di gandrungi dikalangan pelajar. Berdasarkan hal
tersebut, maka inovasi Konsultasi Belajar Siswa yang dilaksanakan secarta
online diharapkan menjadi solusi kesulitan siswa dalam belajar.
Konsultasi Belajar Siswa (KBS) Online muncul sebagai respon Pemerintah Kota
Yogyakarta dalam mengatasi permasalahan pendidikan di Kota Yogyakarta,
kemudian oleh BapakWalikota Yogyakarta setelah berdiskusi dengan Dinas
Pendidikan menyetujui inovasi tersebut dilaksanakan.
Tujuan Inovasi Konsultasi Belajar Siswa Online ini dilaksanakan adalah sebagai
wahana bagi para peserta didik untuk memperoleh layanan konsultasi
belajar yang tidak terikat waktu dan tempat, terutama melalui media sosial.
Konsultasi Belajar Siswa (KBS) Online telah melayani melalui situs/laman
kbs.jogjakota.go.id. KBS Online dilaksanakan sebagai media layanan
pembelajaran Matematika, Bahasa Inggris dan IPA bagi siswa SMP serta
Matematika, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia dan Biologi bagi siswa SMA.
Layanan konsultasi belajar tersebut perlu diperluas sehingga dapat diakses
melalui sarana Media Sosial yang digemari siswa seperti Facebook, BBM
maupun WhatsApp.
160

B. MEKANISME INOVASI KBS


a. Kronologi tahapan pelaksanaan KBS Online sebagai berikut :
1. Koordinasi Perencanaan Layanan; pada tahap ini didiskusikan
materi matapelajaran yang menjadi layanan prioritas pada
Program KBS Online, yang kemudian disepakati adalah prioritas
matapelajaran yang diuji nasionalkan, meliputi :
a) Jenjang SMP maple Matematika, Bahasa Inggris dan IPA ;
b) Jenjang SMA maple Matematika, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia dan
Biologi.
2. Penyiapan Perangkat Lunak dengan menyiapkan soft ware dan
lokasi secretariat layanan.
3. Evaluasi terhadap Layanan;
4. PelaksanaanLayanan.
b. Strategi inovasi dilaksanakan dengan melibatkan instansi :
1. Bagian TIT, mendukung penyiapan soft ware KBS Online;
2. Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah untuk mensuppor
perangkat computer dan pendukung lainnya di secretariat KBS
Online
3. Nara Sumber dari Unsur guru berprestasi pada masing-masing
matapelajaran yang di sepakati;
4. Pendamping Narasumber;
c. Output

kegiatan

inovasi

Konsultasi

Belajar

Online

adalah

:Meningkatnya dayaserap siswa terhadap matapelajaran terutama


mata pelajaran yang diujinasionalkan.
d. Kendala-kendala yang dihadapi;
Kendala-kendala meliputi :
1. Pada Mapel Matematika nara sumber merasa agak kesulitan dan
membutuhkan waktu yang lama dalam menjawab pertanyaan
karena simbol-simbol matematika;

161

2. Tidak ada batasan karakter huruf, sebingga 1 orang penanya bias


menuliskan banyak pertanyaan;
3. Perangkat computer pada secretariat tergolong computer lama;
e. Cara mengatasi kendala :
Berdasarkan masalah tersebut, pada awal tahun 2016, direncanakan
untuk memperbaiki dan mengadakan perangkat pendukung untuk
memudahkan

narasumber

menjawab

pertanyaan.Pengadaan

computer sebanyak 7 unit beserta perangkat printer dan scan pada


awal tahun 2016 serta memindahkan secretariat kegedung baru Dinas
Pendidikan Kota Yogyakarta di Jl. HayamWuruk 11, diharapkan
meningkatkan kualitas layanan Konsultasi Belajar Siswa Online.
C. STATISTIK KBS ONLINE
Respon terhadap layanan KBS Online cukup tinggi, hal tersebut dapat dilihat
sebagaimana statistik berikut :
Pertanyaan :
a. Jumlah pertanyaan : 10.819;
b. Jumlahpertanyaan terjawab : 10.447 (yang tidak terjawab biasanya
sama dengan pertanyaan lainnya)
c. Jumlah pengunjung : 14.702.398;
d. Jumlah kunjungan : 15.628.035.
Persentase penanya berdasarkan kelas :
a. Kelas 7 ( 1 SMP) sebanyak 9,3%
b. Kelas 8 sebanyak 9,9 %
c. Kelas 9 sebanyak 29,6 %
d. Kelas 10 (1 SMA) sebanyak 16,2 %
e. Kelas 11 sebanyak 20 %
f. Kelas 12 sebanyak 14%

162

Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kelas 9 SMP merupakan kelas


dengan minat tertinggi karena pada jenjang tersebut peserta didik
mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional.
Persentasepenanyaberdasarkan Mata Pelajaran :
a. Matematika sebanyak 16,8 %
b. Bahasa Inggris sebanyak 33,2 %
c. Bahasa Indonesia sebanyak 1 %
d. Fisika sebanyak 13,7%
e. IPA sebanyak 14,2%
f. BK sebanyak 7,2%.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia dan BK adalah merupakan matapelajaran
yang terendah karena maple tersebut layanannya termasuk baru.
Sedangkan matapelajaran yang paling banyak melayani pertanyaan
adalah matapelajaran Bahasa Inggris.Berdasarkan hasil koordinasi dengan
narasumber, Mata Pelajaran Matematika nadalah matapelajaran yang
bayak sekali melayani penanya, namun karena tidak adabatasan karakter
huruf, maka 1 orang penanya dapat bertanya sampai 10 nomor.
D. KEBERLANJUTAN DAN REPLIKASI INOVASI
KBS Online memiliki potensi keberlanjutan dan replikasi karena;
a. Data sebelumnya menunjukkan bahwa layanan Konsultasi Belajar Online
diperlukan, bukan karena sekolah yang ada di Kota Yogyakarta tidak
mampu melayani peserta didik dengan baik, tetapi diperlukan banyak
cara,

media,

strategi

layanan

kepada

peserta

didik

dalam

menghantarkan mereka menyerap dan memaham pelajaran dengan


sebaik-baiknya sesuai dengan tingkat dan satuan pendidikannya.
Inovasi Konsultasi Belajar Online sangat memungkinkan di replikasi di daerah
lain karena semua sumberdaya yang dibutuhkan juga tersedia di manapun
di seluruh wilayah Indonesia.

163

E.

TAHAPAN INOVASI KBS ONLINE

Ada beberapa tahapan yang dilalui dalam pelaksanaan inovasi ini. Secara
garis besar mekanisme melalui 10 langkah yaitu :
1. Rapat Koordinasi Pembuatan inovasi
2. Inventarisasi permasalahan
3. Indentifikasi permasalahan
4. Solusi permasalahan
5. Rapat Koordinasi Penganggaran (Forum Musrenbangkel)
6. Uji coba kegiatan (Soft launching inovasi)
7. Rapat Koordinasi Monitoring & evaluasi I (Hasil Uji Coba)
8. Implementasi kegiatan Inovasi
9. Rapat Koordinasi Monitoring & evaluasi II (Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Inovasi)
10. Rapat Koordinasi Tindaklanjut hasil monev pelaksanaan inovasi
F.

DAMPAK INOVASI

Dampak yang sangat terlihat dari adanya inovasi ini adalah :


a. Komunikasi dua arah antara Lurah dengan tokoh msyarakat melalui
media WA Messenger
b. Tersampaikannya

Informasi

Pemerintah

Kelurahan Pakuncen

164

Kota

Yogyakarta

melalui

TAMAN EDUKASI KESELAMATAN LALU LINTAS


A. LATAR BELAKANG
Kota Yogyakarta adalah kota pendidikan dan pariwisata. Dengan predikat
sebagai kota Pendidikan tentunya akan menjadi Kota yang lalu lintasnya
bertambah padat, hal ini disebabkan bahwa setiap siswa membutuhkan alat
transportasi menuju tempat pelaksanaan pembelajarannya.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka dampak yang ditumbuhkan
akan menyebabkan lalu lintas dijalan sangat padat. Sebagian dari pelajar
tersebut tidak semuanya tertib dalam berlalu ,lintas baik kelengkapan
maupun perilakunya, sehingga dapat membahayakan dirinya maupun
orang lain, sehingga akan timbul kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan
korban baik yang meninggal maupun luka-luka. Untuk itu sangat penting
adanya suatu gerakan membangun kesadaran etika dan keselamatan
berlalu lintas sejak dini kepada anak-anak.
B. DIBUTUHKAN SUATU INOVASI
Mengacu pada kerangka masalah diatas maka diperlukan adanya suatu
terobosan kreatif yang inovatif untuk mengatasinya,untuk itu maka:
1. Berdasarkan

identifikasi

masalah

tersebut

diatas,

maka

Dinas

Perhubungan Kota Yogyakarta melahirkan melahirkan suatu ide


inovasi Pembuatan Dan Pengembangan Taman Edukasi Keselamatan
Lalu Lintas.
2. Ide Inovasi Taman Edukasi Lalu Lintas bertujuan untuk mewujudkan
wahana

penanaman

pembelajaran

kesadaran

etika

dan

keselamatan berlalu lintas sejak dini kepada anak-anak. Sehingga


diharapkan terjadi adanya perubahan psikomotorik anak pada usia

165

emas, yang kemudian pada akhirnya akan tumbuh budaya perilaku


disiplin lalu lintas pada anak sejak usia dini.
3. Sisi Kreatif dari Inovasi ini adalah bagaimana membangun budaya
perilaku disiplin berlalu lintas melalui cara dan metode yang
menyenangkan bagi anak dalam bentuk permainan.
C. MEKANISME INOVASI
Untuk mewujudkan Ide Inovasi Taman Edukasi Lalu Lintas tersebut, Dinas
Perhubungan telah melalui beberapa tahapan hingga sampai dengan
operasionalnya inovasi tersebut dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
1. Tahapan-tahapan tersebut antara lain yaitu; Tahap Pertama, Pada
Tahun 2012 Dinas Perhubungan telah menggagas lahirnya Peraturan
Walikota Yogyakarta Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Pendidikan Etika Berlalu Lintas di Kota Yogyakarta sebagai dasar dari
pelaksanaan ide inovasi tersebut; Tahap Kedua, Dinas Perhubungan
membentuk Tim guna mendorong percepatan terwujudnya Taman
Edukasi Lalu Lintas tersebut; selanjutnya Tahap Ketiga, menyiapkan
area lahan serta sarana prasarana Taman Edukasi Lalu Lintas tersebut;
Tahap Keempat, setelah fisik Taman Edukasi Lalu Lintas terwujud maka
kemudian dilakukan sosialisasi secara luas kepada masyarakat Kota
Yogyakarta dengan menggandeng pula pihak-pihak dan Instansi
terkait guna suksesnya sosialisasi dan informasi kepada masyarakat
Kota Yogyakarta; dan yang terakhir Tahap Kelima, yaitu operasional
Taman Edukasi Lalu Lintas tersebut yang tetap terus eksis beroperasi
hingga saat ini.
2. Strategi pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan sosialisasi dan
penyebarluasan informasi melalui berbagai media dan event,
berkerjasama dengan pemangku kepentingan termasuk pula unsur
Kepolisian;
166

3. Pemangku Kepentingan yang terlibat antara lain : Unsur Dinas


Perhubungan, Unsur Kepolisian, Dinas Pendidikan, Aparat Kecamatan
dan Kelurahan, Sekolah-Sekolah, unsur lembaga kemasyarakatan dan
tokoh masyarakat.
4. Sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaan Inovasi ini adalah
Aparatur pada Dinas Perhubungan, sarana prasarana dalam bentuk
area Taman Edukasi Lalu Lintas, beberapa model kendaraan anak,
serta sarana dan prasarana pendukung lainnya.
5. Hasil akhir yang ingin dicapai dari program inovasi ini adalah
terwujudnya budaya perilaku disiplin berlalu lintas pada anak usia
sekolah.
6. Sistem yang diterapkan untuk memantau dan mengevaluasi program
ini, yaitu dengan melakukan metode monitoring dan evaluasi berkala
terhadap jumlah pengendara usia anak sekolah, jumlah pelanggaran
pengendara

usia

sekolah

dan

jumlah

kecelakaan

lalu

lintas

pengendara anak usia sekolah.


7. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan inovasi ini adalah
minimnya sumber daya manusia aparatur perhubungan untuk
operasional inovasi ini, dukungan anggaran untuk pemeliharaan dan
pembaharuan sarana prasarana Taman Edukasi Lalu Lintas tersebut.
Langkah-langkah

mengatasi

kendala

tersebut

adalah

dengan

optimalisasi pengembangan kapasitas sumber daya manusia yang


ada meskipun jumlah terbatas, mengoptimal pengaturan jadwal dan
pembagian tugas, serta mengoptimalkan anggaran pemeliharaan
yang tersedia untuk dapat menjamin semua sarana prasarana Taman
Edukasi Lalu Lintas tetap dapat beropeasi dengan normal.

167

D. DAMPAK INOVASI
Inovasi Memungkinkan adanya dampak yang diakibatkan,sesudah inovasi
dihasilkan.Hal yang dapat dilihat dari adanya inovasi ini adalah :

Menurunnya jumlah pelanggaran lalu lintas di Kota Yogyakarta

Menurunnya Jumlah Kecelakaan lalu lintas di Kota Yogyakarta

Meningkatnya kesadaran dan ketaatan terhadap rambu-rambu lalu


lintas.

E. KEBERLANJUTAN INOVASI
Lesson learned yang diperoleh dari Inovasi ini adalah pentingnya bagi setiap
individu di negara ini memiliki budaya perilaku disiplin dalam berlalu lintas
dan untuk mewujudkan itu haruslah dimulai sejak anak-anak dan usia
sekolah, sehingga generasi bangsa yang tertib dan disiplin dalam
berkendara dan berlalu lintas akan terus terjaga dan mengakar.
Karena Sektor Jalan dan Lalu Lintas adalah juga menjadi wewenang dan
tanggungjawab disetiap Daerah maka tentunya sangat-sangat mungkin
untuk mereplikasi ide inovasi Taman Edukasi Keselamatan Lalu Lintas ini di
Daerah lain di seluruh Indonesia.

168

INOVASI ONESTOP SERVICE KETERANGAN DOMISILI


PERUSAHAAN KELURAHAN WARUNGBOTO KECAMATAN
UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA
A. ONE STOP SERVICE KETERANGAN DOMISILI PERUSAHAAN
Keputusan

Menteri

63/KEP/M.PAN/7/2003

Pendayagunaan
tentang

Aparatur

Pedoman

Umum

Negara

Nomor

Penyelenggaraan

Pelayanan Publik sejatinya bertujuan untuk mendorong terwujudnya


penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam arti memenuhi
harapan dan kebutuhan baik bagi pe mberi maupun penerima pelayanan.
Oleh karena itu hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan
prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan dan kewajiban
aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.
Kelurahan Warungboto sebagai bagian dari penyelenggara pelayanan
publik wajib melaksanakan kebijakan di atas, akan tetapi harus diakui
implementasinya belumlah maksimal. Sumberdaya manusia merupakan
faktor yang paling berperan terhadap belum maksimalnya pelayanan di
kelurahan. Logika berpikir dari perangkat kelurahan sendiri harus diakui
sampai sekarang belum bisa dirubah total. Merubah paradigma dari
dilayani menjadi melayani tidaklah semudah membalikan telapak tangaan,
salah satu sebabnya adalah bahwa perangkat kelurahan yang ada saat ini
rata-rata merupakan produk lama sehingga sulit merubah dirinya untuk
menyesuaikan dengan kultur birokrasi modern. Akan tetapi, dengan telah
diberlakukannya regulasi tentang pelayanan publik, mau tidak mau, suka
tidak suka kelurahan sebagai bagian penyelenggara pelayanan publik
harus melaksanakan ketentuan tersebut dengan segala keterbatasannya

169

Kelurahan

sebagai

garda

terdepan dalam

pelayanan

masyarakat

idealnya memiliki performa yang maksimal baik dari sisi sumber daya
manusianya maupun sumber dananya, akan tetapi dengan keterbatasan
yang ada selama ini, maka mengharapkan pelayanan yang ideal dari
kelurahan merupakan hal yang masih di awang-awang. Kultur birokarsi di
Indonesia senyatanya masih belum berubah total semangat melayani
masih bersifat setengah hati, sehingga masyarakat yang sejatinya adalah
majikan belum bisa terlayani secara maksimal, Bagaimana mungkin,
hanya untuk legalisir surat-surat saja harus mengadap dua pejabat di dua
meja yang berbeda. Situasi ini jelas jauh dari prinsip pelayanan prima,
disamping membutuhkan waktu lama ditambah melihat sikap pejabat yang
memberi

pelayanan

jauh

dari

kesan

familiar,

ramah

dan

membantu.Fenomena di atas, menginspirasi kita yang berada di garis


terdepan da lam pelayanan masyarakat untuk mencoba memberikan solusi
dengan menyederhanakan prosedur pelayan di kelurahan
B. AKSI INOVASI
Inovasi yang dilakukan di Kelurahan Warungboto merupakan buah dari
kesepakatan dari seluruh karyawan dan karyawati kelurahan dengan
ide

dan dorongan Lurah Warungboto tentang bagaimana membuat

pelayanan masyara kat di Kelurahan Warungboto menjadi lebih mudah,


cepat, transparan, dan akuntabel, khususnya pelayanan Keterangan
Domisil Perusahaan.
Keterangan Domisili Perusahaan adalah keterangan yang diberikan oleh
Lurah kepada pemilik usaha, yang menerangkan bahwa usahanya benarbenar berkedudukan dan berada di wilayah Kelurahan Warungboto. Surat
Keterangan Domisili Perusahaan ini berfungsi menguatkan izin usaha yang
dimiliki oleh suatu perusahaan, dan merupakan dasar dari dikeluarkannya
semua izin usaha , pendaftaran perpajakan dan pendaftaran perusahaan
170

di instansi lain,sehingga Surat Keterangan Domisili Perusahan dipersyaratkan


baik dalam pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar
Perusahaan (TDP), dan untuk keperluanlainnya.
Tujuan dari inovasi OneStop Service Keterangan Domisili Perusahaan di
Kelurahan Warungboto adalah mempermudah dan menyederhanakan
proses pengurusan dan penerbitan surat tersebut, dimana pemohon tidak
lagi harus menghadap dua atau tiga petugas dengan meja yang
berbeda-beda, akan tetapi pemohon hanya perlu menghadap satu
petugas dalam satu meja. Konsep ini kita sebut dengan istilah One Stop
Service. Dengan adanya penyederhanaan tersebut, maka pemohon
dibuat nyaman tidak harus datang dari meja satu ke meja lainnya .
Pemohon hanya datang disatu meja untuk memasukkan berkas persyaratan
yang diperlukan kemudian menunggu surat itu selesai diproses oleh
petugas.

Dengan diterapkan konsep ini, maka waktu yang dibutuhkan

menjadi lebih singkat. Bila sebelum

diberlakukannya

konsep

ini

penerbitan Surat Keterangan Domisili Perusahaan di Kelurahan Warungboto


memakan waktu lebih kurang 7 sampai 10 menit, maka setelah
diberlakukannya konsep ini hanya butuh waktu 5 menit
Para pihak yang terlibat langsung dalam proses ini adalah Kasi Pelayanan
selaku penerima berkas sekaligus berperan sebagai front office, kemudian
Kasi Pemberdayaan dan Perekonomian selaku seksi yang memproses Surat
Keterangan Domisili

Perusahaan

dimaksud,

kemudian

Lurah

selaku

pejabat yang berwenang menandatangani surat keterangan tersebut.


Pada akhirnya hasil dari inovasi ini tentunya yang menikmati adalah warga
masyarakat yang memiliki usaha atau perusahaan yang berkedudukan di
wilayah Kelurahan Warungboto. Dengan adanya inovasi
171

ini

maka

pengurusan

Surat

Keterangan

Domisili

Perusahaan

di

Kelurahan

Warungboto menjadi lebih cepat, transparan dan akuntabel.


Inovasi One Stop Service Keterangan Domisili Perusahaan di Kelurahan
Warungboto merupakan sesuatu yang dipandang perlu harus dilakukan.
Dengan konsep inovasi ini masyarakat seakan dimanjakan, cukup
mendatangi salah satu petugas dan menyampaikan apa maksud dan
tujuannya, kemudian dilayani oleh petugas dan selesai di tempat itu juga,
tidak perlu menghadap Kasi atau Lurah hanya untuk sekedar minta tanda
tangan. Hal yang kelihatan kecil, sederhana, dan sepele ini belum tentu
terjadi di kelurahan lain di Kota Yogyakarta ini. Masyarakat yang datang
ke suatu kelurahan untuk mengurus surat-surat yang diperlukan kebanyakan
masih harus menghadap beberapa petugas dengan beberapa meja, untuk
meminta tanda tangan Lurah diharuskan menghadap sendiri, hal ini tidak
berlaku di Kelurahan Warungboto.
C. MEKANISME INOVASI ONE STOP SERVICE KETERANGAN DOMISILI
Tahapan penerapan konsep One Stop Service Keterangan Domisili
Perusahaan di Kelurahan Warungboto dimulai pada sekitar awal bulan
Maret 2015 ketika Inovasi Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota
Yogyakarta mengadakan semacam workshop tentang inovasi daerah.
Dengan ditetapkannya Kota Yogyakarta sebagai Laboratorium Inovasi
Daerah

oleh Lembaga

Adminstrasi Negara,

seluruh SKPD termasuk

Kelurahan berlomba-lomba menciptakan ide-ide inovasi yang nantinya


akan diterapkan di SKPD masing-masing. Kelurahan Warungboto yang juga
merupakan salah satu SKPD mencoba mendesain inovasi dalam bidang
pelayanan masyarakat. Kelurahan walaupun bukan merupakan SKPD,
tetapi bila merujuk pada Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 91 Tahun
172

2008 tentang Fungsi, Rincian Tugas dan Tata Kerja Kelurahan di Lingkungan
Kota Yogyakarta, memikul beban dan tanggungjawab yang tidak ringan,
ditambah lagi ketugasan yang harus dilaksanakan oleh Lurah/Kelurahan
dengan terbitnya Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2014
tentang Pelimpahan Sebagaian Kewenangan Walikota kepada Lurah untuk
Melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan Daerah.
Berdasarkan Perwal tersebut, Lurah/Kelurahan wajib melaksanakan 7 urusan
yaitu

urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi

Keuangan, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian; urusan


Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; urusan Pekerjaan

Umum;

urusan

Lingkungan Hidup; urusan Perdagangan; urusan kesehatan; dan urusan


kesenian. Dikarenakan begitu kompleksnya tugas dan tanggungjawab yang
harus diemban oleh Kelurahan, maka atas saran dari Lembaga Adminstrasi
Negara Kelurahan Warungboto diminta menentukan satu inovasi yang
berkaitan dengan pelayanan masyarakat sehari-hari. Kemudian atas
berbagai pertimbangan Lurah menentukan inovasi yang akan dilaksanakan
oleh Kelurahan Warungboto adalah OneStop Service Keterangan Domisili
Perusahaan, hal ini dengan alasan bahwa proses penerbitan

surat

keterangan tersebut dirasa masih membutuhkan waktu dan prosedur yang


kurang simple.
Setelah disepakatinya konsep inovasi diatas, maka dimulailah tahapan
kegiatan untuk mengimplementasikan ide tersebut. Pada sekitar bulan April
2015 dilakukan penyusunan lembar kerja disain inovasi yang dilengkapi
dengan rencana aksi inovasi di Kelurahan Warungboto. Rencana aksi
tersebut memuat tentang kegiatan apa yang akan dilaksanakan; siapa
pelaksananya; membutuhkan waktu berapa lama; output yang dihasilkan;
kemudian metode yang digunakan dalam merealisasikan kegiatan tersebut.
173

Selanjutnya pada bulan Mei 2015 dibuat Perjanjian Pelaksanaan Inovasi


Daerah oleh Lurah Warungboto selaku pihak pertama atau yang
berkewajiban mewujudkan inovasi, dan Walikota Yogyakarta selaku
pihak kedua yang bertugas melakukan supervisi yang diperlukan serta akan
melakukan evaluasi terhadap capaian inovasi dari perjanjian ini, mengambil
tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan
sanksi. Dengan ditandatanganinya perjanjian dia atas, maka ada
keharusan dari Lurah/Kelurahan Warungboto untuk mengimplementasikan
konsep inovasi tersebut.
Pada

akhir

Mei

2015

dibentuklah

tim

yang

bertanggunjawab

melaksanakan ide inovasi One Stop Service Keterangan Domisili Perusahaan


di Kelurahan Warungboto. Tim ini beranggotakan semua pegawai Kelurahan
Warungboto dan diketuai oleh Lurah Warungboto sekaligus sebagai
penanggungjawab dari kegiatan ini. Keberdaaan Tim ini dikuatkan dengan
Surat

Keputusan

Lurah

Warungboto

Nomor6

Tahun

2015

tentang

Pembentukan Tim Pelaksana Inovasi Daerah di Kelurahan Warungboto.


Tugas utama dari tim ini adalah mengawal pelaksanaan inovasi One Stop
Service Keterangan Domisili Perusahaan di Kelurahan Warungboto. Setelah
terbentuk, maka tim segera berkoordinasi untuk merumuskan langkahlangkah yang harus diambil.
Berdasarkan hasil dari beberapa koordinasi yang dilakukan oleh tim,
diputusan bahwa perlunya dillakukan penyederhaan prosedur penerbitan
Surat Keterangan Domisili Perusahaan di Kelurahan Warungboto. Proses
penerbitan surat tersebut tidak lagi melalui 2 atau 3 meja sebagaimana
yang berlaku selama ini, akan tetapi cukup dilayani di satu meja yaitu Seksi
Pelayanan dengan prosedur sebagai berikut : Kasi Pelayanan menerima
berkas dari pemohon, setelah diyatakan lengkap kemudian diserahkan
174

kepada

Kasi

Pemberdayaan

Masyarakat dan

Perekonomian

untuk

memproses berkas sesuai tupoksinya, setelah berkas permohonan diproses


dengan out put berupa Surat Keterangan Domisili Perusahaan kemudian
dimintakan tanda tangan Lurah; setelah ditanda tangani kemudian di
diserahkan kembali kepada Kasi Pelayanan; setelah diterima Kasi Pelayanan
kemudian dibubuhkan cap sebagai bukti legalisasi lalu diserahkan kepada
pemohon, dengan demikian prosedur pelayanan menjadi lebih cepat dan
simpel.
Strategi yang dilakukan sebelum inovasi adalah dengan melakukan analisa
keadaan. Dengan demikian akan diketahui bahwa prosedur penerbitan
Keterangan Domisili Perusahaan di Kantor Kelurahan Warungboto yang
dilakukan selama ini dinilai tidak efisien dan terlalu birokratis, hanya untuk
mendapatkan selembar surat keterangan saja pemohon harus berjalan
kesana-kemari, harus menghadap salah satu pejabat hanya untuk minta
tanda tangan. Prosedur tersebut dirasa sangat tidak efisien sehingga harus
dilakukan usaha-usaha terobosan untuk memangkas brokrasi atau alur
prosesnya.
Sebelum inovasi tersebut diaplikasikan, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi
kepada

tokoh

masyarakat

RT,

RW,

para

pimpinan

lembaga

kemasyarakatan yang ada di Kelurahan Warungboto, dengan harapan


agar

kegiatan

ini

dapat disebarluaskan kepada masyarakat sekaligus

menghimpun masukan dari masyarakat berkaitan dengan rencana


diterapkannya inovasi dimaksud.
Setelah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat luas, tahapan selanjutnya
adalah melakukan konsolidasi dengan semua karyawan dan karyawati
Kelurahan Warungboto untuk menyiapkan segala sesuatunya menyongsong
diterapkannya inovasi tersebut. Kemudian agar dalam aplikasinya tidak
menemui kendala, maka dilakukan semacam pelatihan kepada petugas
175

pelaksana dalam hal ini adalah Kasi Pelayanan Informasi dan Pengaduan
dan Kasi Pemberdayaan Masyarakat dan Perekonomian.
Tahapan selanjutnya adalah melakukan uji coba penerapan inovasi
tersebut selama dua bulan, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk melihat
permasalahan, kendala apa saja yang dihadapi sehingga nantinya
setelah inovasi diaplikas ikan secara penuh bisa berjalan dengan sempurna.
Proses terlaksananya inovasi One Stop Service Keterangan Domisili
Perusahaan di Kelurahan Warungboto melibatkan semua karyawan dan
karyawati Kelurahan Warungboto, walaupun kegiatan ini nantinya hanya
akan ada 2 seksi yang terlibat dan bertanggungjawab langsung, akan
tetapi secara umum kegiatan ini merupakan tanggungjawab bersama.
Suskes dan tidaknya kegiatan ini terletak pada komitmen

dari

semua

karyawan dan karyawati Kelurahan Warungboto dalam memberikan


pelayanan yang prima kepada masyarakat. Sebagaimana diketahui
bahwa Kelurahan bukanlah SKPD dimana tugas pokok dan fungsi masingmasing seksi bisa dilaksanakan secara ketat. Akan tetapi di kelurahan,
tugas pokok dan fungsi merupakan tanggungjawab bersama sehingga
mejemen yang berlaku adalah model menejemen keroyokan. Masingmasing seksi tidak hanya mengerjakan pekerjaan sesuai tupoksinya, tetapi
harus bisa nyambi mengerjakan tugas seksi lainnya
Sumber daya manusia menjadi kunci utama dalam mengaplikasikan
inovasi ini, dengan keterbatasan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas
sumber daya manusia yang dimililki Kelurahan Warungboto, namun tidak
menguransi semangat dalam upaya

memberikan pelayanan

yang

maksimal kepada masyarakat. Semua karyawan dan karyawati dituntut


untuk loyal kepada pekerjaan, mengedepankan semangat untuk melayani
dan selalu mendahulukan kepentingan masyarakat di atas kepentingan
organisasi, apalagi pribadi. Koordinasi baik bersifat formal maupun non
176

formal selalu dilakukan agar tercipta iklim kerja yang kompak dan kondusif
sehingga menghasilkan kinerja positif.
Produk yang dihasilkan dari kegiatan inovasi ini adalah berupa Surat
Keterangan Domisili Perusahan (SKDP). Dimana proses penerbitan surat
keterangan ini menjadi lebih cepat dengan prosedur yang simple. Sebelum
dilakukan inovasi penerbitan surat ini membutuhkan waktu kurang lebih 10
menit karena harus melalui 2 3 petugas dengan meja yang berbeda,
akan tetapi setelah dilakukan inovasi waktu yang dibutuhkan maksimal 5
menit karena hanya melalui 1 petugas dengan meja. Adapun perbedaan
alur pelayanan sebelum dan setelah dilakukan inovasi dapat dijelaskan
pada gambar berikut :
Alur penerbitan SKDP sebelum dilakukan inovasi dapat dijelaskan bahwa
pemohon yang akan mengurus SKDP dengan membawa surat pengantar
RT/RW

mendatangi

meja

Kasi

Pelayanan

untuk

mendaftarkan

berkasnya,apabila berkas dinyatakan lengkap maka akan diteruskan


kepada

Kasi

Pemberdayaan

Masyarakat

dan

Perekonomian

untuk

dibuatkan SKDP setelah selesai, form SKDP diberikan kepada pemohon


untuk dimintakan tanda tangan Lurah setelah form SKDP ditandatangani
Lurah kemudian diserahkan kembali kepada pemohon untuk dibawa ke
meja Kasi Pelayanan untuk dimintakan cap sebagai bukti legalitas,SKDP
sudah jadi dan dinyatakan sah kemudian diserahkan kepada pemohon
Alur penerbitan SKDP setelah dilakukan inovasi dapat dijelaskan bahwa
pemohon yang akan mengurus SKDP dengan membawa surat pengantar
RT/RW mendatangi meja Kasi Pelayanan untuk mendaftarkan berkasnya
apabila berkas dinyatakan lengkap maka akan diteruskan kepada Kasi
Pemberdayaan Masyarakat dan Perekonomian untuk dibuatkan SKDP,
setelah selesai, form SKDP dimintakan tanda tangan Lurah setelah form
177

SKDP ditandatangani Lurah kemudian diserahkan kepada Kasi Pelayanan


untuk bubuhkan cap sebagai bukti legalitas SKDP sudah jadi dan
dinyatakan sah diserahkan kepada pemohon.
Dari gambar di atas tampak sangat jelas perbedaan alur penerbitan SKDP
di Kelurahan Warungboto sebelum dan sesudah dialkukan inovasi. Kegiatan
ini tidak hanya

berhenti

disini

tetapi

akan

terus berproses

menuju

pelayanan yang ideal seperti yang diharapkan masyarakat. Oleh karena


itu konsep ini akan terus dilakukan penyempurnaan disana-sini, saran dan
masukan dari bebagai pihak masih diperlukan demi sempurnanya konsep
ini.Sistem yang digunakan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi
inovasi One Stop Service Keterangan Domisili Perusahaan di Kelurahan
Warungboto dilakukan langsung oleh Lurah dimana mekanismenya adalah
dengan memberikan pengawasan langsung implementasi dilapangan,
kendala apa yang dihadapi, peralatan apa yang dibutuhkan, bagaimana
respon masyarakat terhadap diberlakukannya inovasi tersebut, mencatat
dan mengamati bagaimana respon masyarakat/pemohon

terhadap

diberlakukannya inovasi ini, apakah positif atau negatif.


Untuk mengetahui perkembangan kemajuan dan efektifitas pelaksanaan
inovasi One Stop Service Keterangan Domisili Perusahaan di Kelurahan
Warungboto, Lurah berserta kasi yang bertanggungjawab langsung
terhadap pelaksanaan inovasi ini mengadakan evaluasi terhadap kinerja
para petugas. Mengingat masing-masing seksi yang bertanggung jawab
juga mengerjakan tugas lain, untuk itu evaluasi juga menyangkut apakah
dengan diberlakukannya ivonasi ini beban kerja seksi pelaksana juga
bertambah. Jika sebelum inovasi yang berjalan adalah pemohon, maka
setelah inovasi adalah petugasnya, dengan demikian logikanya beban fisik
178

dari petugas juga bertambah. Penambahan beban fisik ini apakah akan
mempengaruhi petugas atau tidak. Sebagaimana perubahan, di awalnya
pasti terdapat kondisi yang kurang nyaman, keadaan ini hanyalah efek
sementara dari sebuah perubahan, dimana mengubah pola perilaku
pelayanan dari yang sudah ada dan terbiasa menjadi diluar kebiasaan
memang butuh waktu untuk penyesuaian. Apalagi dengan pola pelayanan
baru ini petugas dituntut lebih aktif bergerak kesana-kemari untuk melayani
pemohon. Dengan berlakunya pelayanan Surat Keterangan Domisili
Perusahaan pola baru ini tampaknya tidak ada kendala yang berarti,
karena inovasi tidak merubah total system prosedur pelayanan, akan tetapi
hanya merubah sedikit berkaitan dengan prosedur yang harus dilakukan
dalam penerbitan Surat Keterangan Domisili Perusahaan di Kelurahan
Warungboto
D. DAMPAK INOVASI
Dengan diberlakukannya inovasi One Stop Service Keterangan Domisili
Perusahaan di Kelurahan Warungboto tentunya membawa dampak positif
terutama bagi pemohon, karena waktu yang dibutuhkan lebih singkat
ditambah prosedur yang harus dillalui

lebih

sederhana,

tidak harus

menghadap petugas satu ke petugas lainya, tentunya hal ini sangat


memudahkan dan memanjakan masyarakat pemohon dalam mengurus
surat tersebut.

179

PONPELSUMAT KELURAHAN PATEHAN


(TELFON PELAYANAN SURAT KETERANGAN KEMATIAN
KELURAHAN)
A. RENDAHNYA MINAT PENDUDUK MENGURUS SURAT KETERANGAN
Pemerintah Yogyakarta sebagai daerah yang merupakan salah satu
lumbung inovasi di Indonesia selalu saja memunculkan sesuatu hal yang
baru. Salah satu yang ada adalah di daerah Kelurahan Patehan dengan
Melahirkan inovasi Pon Pelsumat Kelurahan Patehan yaitu Telepon Pelayanan
Surat Keterangan Kematian Kelurahan Patehan. Hal yang mendasari inovasi
ini adalah masih terdapat ahliwaris yang tidak mengurus Surat Keterangan
Kematian karena ketidak tahuannya maupun malas karena dirasa repot dan
berbelit-belit.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk inovasi.Inovasinya adalah :
a. Pengusul inovasi adalah Lurah didukung aparat Kelurahan;
b. Tujuan inovasi adalah Percepatan pelayanan dengan cara layanan
telepon bila ada warga yang meninggal dunia keaparat kelurahan
sehingga dalam waktu yang cepat dapat segera memegang Surat
Keterangan Kematian sehingga dapat segera mengurus Akta Kematian;
c. Memberitahukan kewarga bahwa saat ini sudah ada telepon yang bias
dihubungi sewaktu-waktu bila ada warga yang meninggal, selanjutnya
bisa segera dibuatkan Surat Keterangan Kematian.

180

B. MEKANISME INOVASI PONPELSUMAT


a. Ada warga yang meninggal, ahli waris ataupun

Ketua RT

memberitahukan via telepon keaparat kelurahan, apabila masih


jam kerja segera dibuatkan Surat Keterangan Kematian
b. Strategi dilaksanakannya : mensosialisasikan ke Ketua RT dan Ketua
RW akan program inovasiini.
c. Pemangku kepentingan : Lurah, Ka RT, Ka RW
d. Sumberdaya yang digunakan telepon, computer dan register surat
keterangan kematian
e. Outputnya adalah terbuatnya Surat Keterangan Kematian yang
prosesnya lebih cepat daripada sebelum ada program inovasi.
f.

Sistem

yang

digunakan

untuk

memantau

kemajuan

dan

mengevaluasi kegiatan adalah melihat di buku register dari


tanggal

meninggal

sampai

pengurusan

Surat

Keterangan

Kematian.
C. DAMPAK DAN KEBERLANJUTAN
Dampak sesudah inovasi adalah jarak antara waktu meninggal
dengan proses pengurusan lebih cepat, tidak lebih dari 3 hari, Surat
Keterangan Kematian sudah bias dipegang ahliwaris selanjutnya bisa
digunakan untuk mengurus Akta Kematian.
Sedangkan keberlanjutan dari inovasi ini antara lain :
a. Lesson

learned

yang

diperoleh

dengan

lebih

memberikan

kemudahan layanan kewarga maka ketertiban administrasinya


semakin lebih baik;
b. Kemungkinan untuk mereplikasi inovasi di tempat lain
sangat

mungkin,

karena

akan

lebih

adalah

menyadarkan

dan

memudahkan pelayanan Surat Keterangan Kematian selanjutnya


untuk dipergunakan membuat Akta Kematian.

181

AKSELERASI PERUBAHAN STATUS PERKAWINAN


KERJASAMA KECAMATAN GONDOMANAN

A. Akselerasi Perubahan Status Perkawinan


Inovasi ini berawal dari masalah perkawinan yang ada di daerah
Gondomanan.Dengan melihat masalah yang timbul maka :
Inovasi ini merupakan ide dari Camat Gondomanan karena selama
ini warga yang telah melaksanakan perkawinan tidak langsung
merubah statusnya di KTP maupun KK
Tujuan dari inovasi ini untuk membuat warga tertib kependudukannya
dan tidak menyalah gunakan KTP maupun KK yang masih dengan
status Belum Kawin.
Kalau memang sudah kawin juga harus merubah statusnya, kadang
warga yang merubah statusnya karena sudah lahir anaknya baru
mereka merubah statusnya.
Inovasi ini bekerjasama dengan KUA Gondomanan untuk menahan
sementara Buku Nikahnya, setelah dirubah status nya di KTP dan KK,
Buku Nikah diambil yang bersangkutan.
B.

Mekanisme Kerja Inovasi Akselerasi Perubahan Status Perkawinan


Mekanisme Layanan perubahan status perkawinan adalah sebagai
berikut :
Menerima

berkas

pemohon

untuk

melaksanakan

pernikahan,

mencetak surat keterangan N1,N2,N4 den memberikan blanko


perubahan biodata kependudukan (F1.03,F1.06 dan F1.07) ini
dilakukan di Kelurahan kemudian dibawa ke Kecamatan setelah
dicermati dan dicatat dibuku Register kemudian diberikan Biodata.
Pemohon kemudian ke KUA, setelah dilaksanakan perkawinan
182

kemudian KUA memberikan Nomor Register Akta Nikah dan fotokopi


Buku Nikah/ Surat Keterangan. Kemudian pemohon ke Kecamatan
untuk perubahan status perkawinan, dan dicatat di buku Register.
Setelah KTP dan KK berubah statusnya kemudian ke KUA untuk
mengambil Buku Nikah pemohon. Ini baru yang beragama Islam yang
menjadi sasaran akselerasi.
Strategi dilaksanakannya akselerasi perubahan status bekerjasama
dengan KUA untuk menahan Buku Nikah aslinya dan memberikan
fotokopinya pada pemohon, setelah status pada KTP dan KK berubah
Buku Nikah aslinya bisa diambil
Pemangku Kepentingan yang terlibat Kecamatan, Dindukcapil dan
KUA
Sumber daya manusia yang digunakan dan dimobilisasi untuk segera
merubah statusnya setelah melaksanakan perkawinan.
Outputnya KTP dan KK pemohon berubah statusnya.
Belum ada sistem untuk memantau kemajuan
Kendalanya Buku Nikah ada 2, yang satu ditahan sementara
sehingga di KUA banyak yangtidak mengambil karena sudah ada
satu buku yang dibawa pemohon.
C. Dampak dan Keberlanjutan Inovasi
Sesudah ada inovasi akselerasi perubahan status perkawinan, warga
masyarakat setelah melangsungkan perkawinan lebih cepat merubahnya (
1 bulan ) tidak seperti dulu sebelum akselerasi, setelah anaknya lahir baru
merubah

status.

Sedangkan

keberlanjutan

inovasi

tersebut

akan

terselenggara jika pemerintah mewajibkan semua warga masyarakat yang


sudah melangsungkan perkawinan secara resmi diakui negara untuk segera
merubah statusnya maka masyarakat akan mematuhinya. Inovasi ini dapat
direplikasi di daerah lain karena kecamatan yang lain juga mempunyai
mekanisme sama jika merubah status perkawinan pada KTP,KK.
183

APLIKASI PENGAKSES INFORMASI PELELANGAN


BERBASIS ANDROID

A. LATAR BELAKANG
Esensi dari inovasi ini ada pada tujuan untuk mempermudah penyedia
barang/jasa

dalam

mendapatkan

informasi

tersedianya

pelelangan

sehingga tidak perlu selalu membuka browser untuk mengakses web LPSE
melalui komputer.

Hal ini berkaitan dengan kesibukan dari penyedia

barang/jasa yang tidak sempat melakukan pengecekan di website akan


adanya paket pekerjaan baru. Hal ini sering berimbas pada terlambatnya
penyedia barang jasa dalam mendaftarkan diri untuk mengikuti pelelangan.
Inovasi ini diusulkan, bertujuan, dan dikembangkan oleh;
a. Inovasi diusulkan oleh Bagian Pengendalian Pembangunan sebagai
instansi induk dari LPSE Kota Yogyakarta
b. Inovasi bertujuan untuk mempermudah penyedia barang/jasa untuk
mendapatkan informasi pelelangan.
c. Inovasi dibuat dengan platform android yang bisa digunakan dengan
mudah melalui ponsel dengan tampilan yang sederhana dan terpusat
pada informasi pelelangan.
B. MEKANISME DAN KENDALA
Mekanisme Inovasi ini melalui beberapa tahapan antara lain;
a. Pelaksanaan dimulai dengan melakukan koordinasi awal, pembentukan
tim dan konsultasi/koordinasi dengan pihak terkait. Tahapan selanjutnya
adalah merekrut konsultan untuk pengembangan aplikasi, dilanjutkan
dengan perancangan dan pengembangan aplikasi. Setelah selesai
akan diadakan uji coba penggunaan aplikasi. Tindakan selanjutnya
184

adalah mengumpulkan masukan/kritik dari pengguna sebagai evaluasi.


Bagaimana strategi dilaksanakan?
b. Masyarakat terutama penyedia barang/jasa dan LPSE/ULP sebagai
penyedia layanan dan pelaksana pelelangan merupakan pemangku
kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan inovasi.
c. Inovasi akan menggunakan sumber daya koneksi internet dari pengguna
sebagai client.
d. Output dari inovasi adalah aplikasi yang bisa digunakan untuk
memperoleh informasi lelang tersedia secara realtime.
e. Sistem

apa

yang

diterapkan

untuk

memantau

kemajuan

dan

mengevaluasi kegiatan? (Max 400 kata)


Kendala yang mungkin timbul adalah perubahan versi dari aplikasi SPSE
sebagai sumber data dari aplikasi ini. Untuk mengatasinya perlu dilakukan
pemantauan secara berkala dan updating aplikasi jika diperlukan
C. DAMPAK INOVASI
Pelaksanaan inovasi diharapkan berdampak pada meningkatnya partisipasi
penyedia barang/jasa dalam mengikuti proses pelelangan di LPSE Kota
Yogyakarta.
D. KEBERLANJUTAN INOVASI
a) Pembelajaran yang dapat diperoleh dari pelaksanaan inovasi antara
lain pemahaman tentang kecenderungan perilaku penyedia dalam
memilih untuk ikut/tidak ikut dalam proses pelelangan sehingga bisa
meningkatkan kualitas pelaksanaan pelelangan.
b) Inovasi ini sangat mungkin untuk diadopsi dan digunakan di tempat
lain karena hanya butuh penyesuaian kode program dengan server
LPSE yang digunakan

185

KARANGWARU NYAMAN HUNI


A. LINGKUNGAN KUMUH KARANGWARU
Kesan sebagai kampung yang kumuh dengan Kali Buntung, yang kotor
karena dijadikan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA), tidakadanya
akses jalan yang memadai sebagai jalan inspeksi untuk menghubungkan
wilayah satu dengan yang lain. Kondisi ini semakin parah jika memasuki
musim penghujan, hujan yang turun dengan durasi lebih dari 30 menit, akan
menambah debit air sungai semakin besar yang akan mengakibatkan banjir,
dan meluap kepemukiman penduduk.
Kejadian hujan yang berhari-hari sehingga mengakibatkan banjir ini, pernah
membawa korban satu warga mninggal dunia pada tahun 2011. Di samping
itu kondisi lingkungan yang kumuh, tidak tertata dengan sungai yang kotor
menjadikan lingkungan yang tidak saja tidak nyaman tetapi juga menjadi
sumber penyakit. Dengan lingkungan yang kumuh, tidak tertata, kotor dan
menjadi sumber penyakit, maka bisa dipastikan kehidupan masyarakat tidak
sehat dan tingkat perekonomian jauh dikatakan dari sejahtera. Kehidupan
masyarakat yang tidak sehat dan tidak sejahtera, akan mengakibatkan
pada semakin meningkatnya angka pengangguran. Jika kondisi ini tidak ada
penanganan maka akan mengakibatkan pada meningkatnya angka
kriminal.
Lurah sebagai salah satu institusi pemerintah, sebagai kepala wilaya
mempunyai kewajiban dan bertanggung jawab untuk memperbaiki
keadaanini dan bekerjasama dengan segenap tokoh masyarakat dan
Lembaga Sosial masyarakat dan dengan dukungan seluruh warga
Karangwaru, merubahkeadaan ini dengan merealisasikan mimpi dan
harapan karangwaru menjadisuatu lingkungan yang bersih, sehat, aman
dan asri. Dengan keadaan yang demikian diharapkan adanya perubahan
186

lingkungan yang bersih, warga sehat, sejahtera dan perekonomian


meningkat, angka pengangguran akan berkurang dan angka

kriminal

dapat ditekan.
B.

INOVASI KARANGWARU NYAMAN HUNI

Ide inovasi ini berawal dari mimpi warga karangwaru memiliki lingkungan
yang bersih, sehat, aman, asri dan sejahtera.Berangkat dari mimpi, anganangan dan harapan warga, Lurah bekerjasama BKM Lembaga Sosial dan
tokoh masyarakat

berupaya merealisasikan

penataan lingkungan,

khususnya disepanjang kali Buntung Penataan lingkungan yang merupakan


langkah awal ini diharapka

mendapat dukungan sepenuhnya dari seluruh

warga. Karena tanpa dukungan warga sehebat dan sekeras apapun ide
dan kerjasama Lurah dan tokoh masyarakat selamanya hanya akan menjadi
mimpi.
Dukungan sepenuhnya dari warga dalam hal ini tidak sekedar semangat
atau tenaga, tetapi juga kesiapan warga dalam finasial dan materiil.Hal ini
merupakan tugas Lurah, tokoh masyarakat dan Lembaga Sosial,bagaimana
membangun

semangat

segenapkerelaannya

baik

dan

memotivasi

finansiil

dan

warga

materiil

agar
ditengah

dengan
kondisi

perekonomian yangjauh dari sejahtera.Dengan semangat kebersamaan


dan kerjasama seluruh komponen, Lurah, tokohmasyarakat, lembaga sosial
masyarakat didapatlah dukungan penuh dari wargamasyarakat, untuk
merealisasikan gagasan perubahan dengan penataanlingkungan yang
tujuan utama adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari
ide inovasi ini adalah penataan lingkungan untuk mengatasipermasalahan
banjir dihulu kali Buntung, agar lingkungan menjadi bersih, tertata dan asri.
Dengan penataan lingkungan maka kali Buntung menjadi bersih, warga
sehat kehidupan sejahtera, pengangguran berkurang, angka criminal dapat
ditekan. Untuk itu harus ada pemikiran yang matang mengenai ide konsep
187

yang tepat tentang penataan lingkungan ini, agar tujuan dari konsep
penataan lingkungan tidak hanya sekedar menata kali Buntung agar luapan
airnya tidak lagi mengakibatkan banjir jika musim penghujan.
Konsep penataan lingkungan ini diharapkan dapat memberi perubahan
tidak saja pada tata lingkungan secara fisik, namun juga memberi manfaat
lebih yang dapat membawa perubahan dalam perilaku hidup sehat warga,
sehinggaada peningkatan kesejahteraan warga.
Dan konsep menjadikan kali Buntung sebagai halaman depan merupakan
konsepyang

tepat

untuk

diterapkan

pada

penataan

lingkungan

KARANGWARU, agar menjadi NYAMAN HUNI.


Dengan konsep kali Buntung sebagai halaman depan, warga tidak lagi
menjadikan kali Buntung sebagai tempat pembuangan akhir (TPA).Penataan
lingkungan tidak saja berkonsentrasi pada kali Buntung tetapi juga pada
akses jalan inspeksi yang menghubungkan antar wilayah sepanjang
bantaran kali Buntung Dengan konsep kali Buntung sebagai halaman depan
serta dibukanya akses jalan disepanjang bantaran kali Buntung, sebagai
jalan penghubung antar wilayah yang nyaman dan aman, gambaran
tentang

KARANGWARU

NYAMAN

HUNI,

semakin

jelas

memberikan

perubahan yang semakin nyata.


C. KRONOLOGI PELAKSANAAN
Berawal dari keresahan warga yang sudah mulai meningkat pada tahap
tertekan dengan kondisi lingkungan yang kumuh,menjadi sumber penyakit,
yang bersumber pada kali Buntung yang kotor, karena menjadi tempat
pembuangan akhir (TPA),
yang mengakibatkan banjir pada musim penghujan dan ini terjadi setiap
tahun dimusim penghujan. Hingga pada tahun 2011 kejadian banjir
mengakibatkan korban tewas 1 orang warga karena terbawa arus sungai kali
188

Buntung.Beranjak dari kondisi itu, Lurah berkoordinasi BKM Lembaga Sosial


Masyarakat dan dengan tokoh masyarakat mengadakan rapat koordinasi
dan ditindak lanjuti dengan pemetaan swadaya.
Dari rapat koordinasi dan pemetaan swadaya disepakati untuk melakukan
inovasi dengan program PLPBK (Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis
Komunitas) yang terbagi menjadi 6 segmen yaitu 4 segmen berada di kali
Buntung, 1 segmen dipinggir kali Code dan 1 segmen di Bangirejo.
Upaya Lurah bersama tokoh masyarakat serta Lembaga Sosial Masyarakat
dalam merealisasikan program penataan lingkungan ini adalah dengan
pendekatan

Social

dan lebih

memperhatikan

dengan

pendekatan

sosiologis.Karena untuk program penataan lingkungan ini perlu dukungan


dari selurah warga dari seluruh lapisan masyarakat baik materiil maupun
finansiil.
Maka perlu dilakukan langkah-langkah pendekatan yang tepat agar tidak
terjadi benturan dimasyarakat, maka kegiatan yang dilaksanakan untuk
upaya pendekatan lebih mengedepankan pendekatan psikologi & sosial
sesuai dengan kondisi warga setempat.
Pada rapat perdana koordinasi Lurah, Tokoh Masyarakat dan Lembaga
Sosial Masyarakat menghasilkan keputusan akan dilakukan penataan
lingkungan dengan prioritas utama penangan kali Buntung dengan segala
permasalahannya dan dimunculkan ide Aksi Inovasi KARANGWARU NYAMAN
HUNI.
Rapat selanjutnya dengan pembentukan Team Penataan Lingkungan yang
kemudian diterbitkan SK Pembentukan Team PLPBK (Penataan Lingkunan
Pemukiman Berbasis Komunitas). Dengan diterbitkannya SK Pembentukan
Team, langkah selanjutnya ditindak lanjuti oleh Team dengan kegiatan :

189

1. Lembaga Sosial Masyarakat) melakukan Sosialisasi Aksi Inovasi dengan


RT dan RW.
2. Rapat koordinasi team membahas upaya penanganan kali Buntung,
sebagai Aksi
Inovasi KARANGWARU NYAMAN HUNI dengan program PLPBK (Penataan
LingkunganPemukiman Berbasis Komunitas) oleh BKM Tridaya Waru Mandiri.
Sehubungan dengan hal tersebut akan dilakukan pemetaan wilayah yang
dimaksudkan untuk mengetahui secara pasti data kondisi wilayah secara
keseluruhan.
Sebelum dilakukan pemetaan wilayah, untuk mendapatkan dukungan dari
warga dilakukan sosialisasi ke warga melalui berbagai kegiatan yang
ditujukan pada seluruh lapisan dan elemen warga masyarakat yakni antara
lain dengan upaya :

Sosialisasi melalui pertemuan diwilayah RT/RW

Kegiatan Lomba mewarnai untuk anak-anak

Pentas kesenian , dll

Secara mandiri bersama-sama petugas dari RT dan RW wilayah setempat


untuk memperoleh data wilayah secara detail, lengkap dan akurat. Dari hasil
pemetaan dengan dilengkapi data-data pendukung yang lain,Team
menyiapkan Proposal Penataan Lingkungan melalui program PLPBK guna
mengupayakan

KARANGWARU

NYAMAN

HUNI

sebagai

uji

coba

pemantapan proposal.
Instansi terkait berkaitan dengan peraturan-peraturan sehubungan akan
dilaksanakannya penataan lingkungan KARANGWARU NYAMAN HUNI oleh
Team dari PLPBK yakni instansi-instansi : Kimpraswil, DPDPK, BPN, BBWSOS,
DINSOS, BLH, DINTIB, DINJIN.

190

Peraturan-peraturan yang disampaikan dalam rapat sebelumnya dengan


Instansi terkait, ditindak lanjuti dengan pemaparan dengan anggaran yang
sudah disusun. Presentasi Proposal dan anggaran dihadapan team
Anggaran Pemerintah KotaYogyakarta kegiatan PLPBK.

191

PENUTUP

Oleh banyak pihak, inovasi khususnya inovasi administrasi negara adalah


sebuah luxury atau kemewahan. Ia adalah milik pemerintah pusat yang
memiliki kewenangan besar, sehingga kuasa dalam menentukan kebijakan
dan menggunakan sumber daya terutama uang. Oleh mereka, hanya
pemerintah pusat yang mampu berinovasi. Pemerintah daerah tidak perlu
menuntut yang muluk-muluk, cukup patuh saja pada apa yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat. Sudah menjadi stigma bagi mereka
bahwa pemerintah daerah dan inovasi bagaikan minyak dan air.
Di dalam pelaksanaan laboratorium inovasi administrasi negara yang
difasilitasi oleh Pusat Inovasi Tata Pemerintahan, Deputi Inovasi Administrasi
Negara, stigma itu terbantahkan. Meskipun jauh dari pemerintah pusat, tapi
kita bisa menyimpulkan bahwa Kota Yogyakarta memiliki sejumlah Aparatur
Sipil Negara yang inovatif. Dalam diri mereka, terkandung potensi
kemampuan berinovasi yang sangat besar.
Bukti kemampuan berinovasi Aparatur Sipil Negara di Kota Yogyakarta itu
nyata adanya. Hanya dalam hitungan beberapa bulan saja, kehadiran Pusat
Inovasi Tata Pemerintahan (Pusat Intan) mampu memantik potensi berinovasi
itu. Hasilnya, 120 ide inovasi berhasil keluar dari benak mereka. 20
diantaranya telah terdokumentasi dalam buku ini.
Inovasi mereka bukan inovasi biasa. Dalam proses desainnya, mereka secara
sungguh menempatkan rakyat sebagai penerima manfaat utama. Tidak
mengherankan ketika mereka memerkan inovasinya pada saat perayaan
Hari Ulang Tahun Kota Yogyakarta pada tanggal 18 November 2015,
testimoni datang dari berbagai penjuru: kabupaten/kota sekitar Yogyakarta.
Bahkan beberapa Pemerintah Kabupaten/Kota lain di luar Pulau Jawa telah
mendengar hiruk pikuk bagaimana Kota Yogyakarta berinovasi. Mereka
192

kemudian langsung menemui para innovator di Kota Yogyakarta untuk


berguru. Kota Yogyakarta telah menjelma menjadi salah satu Kota rujukan
dalam berinovasi.

Pengembangan Berkelanjutan
Pusat Intan hanya sebentar di Kota Yogyakarta, hanya beberapa bulan saja.
Mustahil untuk hadir lebih lama lagi. 120 inovasi yang telah dihasilkan belum
berarti apa-apa jika dibandingkan dengan besarnya tuntutan masyarakat
untuk disejahterahkan. Belum lagi perkembangan lingkungan strategis yang
begitu dinamis, yang membuat ke 120 inovasi tersebut perlu direview
kembali.
Mudah-mudahan metodologi berinovasi yang sudah diperkenalkan dapat
terus dipergunakan pada tahun-tahun mendatang untuk menyempurnakan
ke 120 inovasi tersebut, dan tentu saja termasuk untuk menghasilkan inovasiinovasi baru. Namun yang lebih penting dari metodologi berinovasi adalah
komitmen para pimpinan untuk berinovasi perlu terus dijaga bahkan jika perlu
ditingkatkan. Dengan komitmen yang tinggi, maka ada jaminan bahwa
pengembangan berkelanjutan terhadap inovasi-inovasi yang sudah ada
akan terjadi.

193

Anda mungkin juga menyukai