Anda di halaman 1dari 7

Dasar teori

A. Pengertian pengadukan
Pengadukan (mixing) merupakan suatu aktivitas operasi pencampuran
dua atau lebih zat agar diperoleh hasil campuran yang homogen. Pada media
fase cair, pengadukan ditujukan untuk memperoleh keadaan yang turbulen
(bergolak).
Pencampuran

merupakan

operasi

yang

bertujuan

mengurangi

ketidaksamaan kondisi, suhu, atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan.
Pencampuran dapat terjadi dengan cara menimbulkan gerak di dalam bahan
itu yang menyebabkan bagian-bagian bahan saling bergerak satu terhadap
yang lainnya, sehingga operasi pengadukan hanyalah salah satu cara untuk
operasi pencampuran. Pencampuran fasa cair merupakan hal yang cukup
penting dalam berbagai proses kimia. Pencampuran fasa cair dapat dibagi
dalam dua kelompok. Pertama, pencampuran antara cairan yang saling
tercampur (miscible), dan kedua adalah pencampuran antara cairan yang tidak
tercampur atau tercampur sebagian (immiscible). Selain pencampuran fasa
cair dikenal pula operasi pencampuran fasa cair yang pekat seperti lelehan,
pasta, dan sebagainya; pencampuran fasa padat seperti bubuk kering,
pencampuran fasa gas, dan pencampuran antar fasa.
B. Jenis Pengaduk
Pengaduk dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang
menghasilkan laju volumetrik tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input
daya. Input daya dipengaruhi oleh geometri peralatan dan fluida yang
digunakan. Profil aliran dan derajat turbulensi merupakan aspek penting yang
mempengaruhi

kualitas

pencampuran.

Rancangan

pengaduk

sangat

dipengaruhi oleh jenis aliran, laminar atau turbulen. Aliran laminar biasanya
membutuhkan pengaduk yang ukurannya hampir sebesar tangki itu sendiri.

Hal ini disebabkan karena aliran laminar tidak memindahkan momentum


sebaik aliran turbulen [Walas, 1988].
Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi larena adanya gerak
rotasi dari pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida
tersebut dan dapat menimbulkan arus eddy yang bergerak keseluruhan sistem
fluida tersebut. Oleh sebab itu, pengaduk merupakan bagian yang paling
penting dalam suatu operasi pencampuran fasa cair dengan tangki pengaduk.
Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan bentuk dan dimensi
pengaduk yang digunakan, karena akan mempengaruhi keefektifan proses
pencampuran, serta daya yang diperlukan.
Tujuan pengadukan antara lain adalah :
1) Membuat partikel padat tersuspensi.
2) Mencampurkan liquid yang saliang larut (miscible), misalnya metil
alkohol dan air.
3) Mendispersikan gas ke dalam zat cair dalam bentuk gelembung kecil.
4) Mendispersikan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair
lain, sehingga membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus.
5) Mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan atau
mantel kalor.
(McCabe, Unit Operation of Chemical Engineering, halaman 236)
Biasanya zat cair diaduk di dalam tangki atau bejana berbentuk
silinder yang dapat tertutup maupun terbuka. Tinggizat cair yang diigunakan
adalah 2/3 dari tinggi tangki. Ada dua macam jenis impeller , yaitu yang
menghasilkan arus sejajar (axial) dengan sumbu poros impeller dan yang
menghasilkan arus dalam arah tangensial (radial). Terdapat tiga jenis utama
dari impeller yaitu propeller, paddle, dan turbin. (McCabe, Unit Operation of
Chemical Engineering, halaman 236 237)

Macam-macam jenis impeller pencampuran :

1. Propeller
Merupakan contoh impeller aliran aksial, dengan kecepatan tinggi
untuk cairan viskositas rendah. Propeller berukuran kecil berputar pada
kecepatan penuh, baik 1150 atau 1750 r/min. Sedangkan propeller yang
berukuran besar berputar pada 400 hingga 800 r/min.

Gambar 1. Proppler
2. Paddles
Untuk masalah sederhana agitator yang efektif digunakan adalah
paddles datar yang berputar pada poros vertikal. Paddle yang umum
adalah paddle dengan dua bilah dan empat bilah. Paddle berputar
dengan kecepatan lambat di tengah vessel mendorong cairan secara
radial dan tangensial dengan hampir tidak ada gerak vertikal diimpeller.
Dalam industri paddle berputar pada kecepatan antara 20 dan 150 r/min.

Gambar 2. Paddle
3. Turbine
Bentuknya menyerupai paddle bilah banyak dengan pisau pendek, yang
berputar pada kecepatan tinggi diporos pusat vessel. Diameter impeller
lebih kecil dari paddle, mulai 30 sampai 50 persen dari diameter vessel.
Turbin biasanya efektif untuk jangkau viskositas yang cukup luas. Pada
cair berviskositas rendah, turbin itu menimbulkan arus yang sangat
deras yang berlangsung di keseluruhan bejana, menabrak kantongkantong yang stagnan dan merusaknya. Di dekat impeller itu terdapat
zone arus deras yang sangat turbulen dengan geseran yang kuat. Arus

utamanya bersifat radial dan tangensial. Komponen tangensialnya


menimbulkan vorteks dan arus putar, yang harus dihentikan dengan
menggunakan sekat (baffle) atau difuser agar impeller itu menjadi
sangat efektif. (McCabe, Unit Operation of Chemical Engineering, page
237-238)

Gambar 3. Turbin
C. Kecepatan Pengaduk
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran
adalah kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan
putaran pengaduk bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran yang
dihasilkan dan daya listrik yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan
pencampuran. Secara umum klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi
tiga, yaitu : kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi.
1. Kecepatan putaran rendah
Kecepatan rendan yang digunakan berkisar pada kecepatan 400
rpm. Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk
minyak kental, lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat
menimbulkan

busa.

Jenis

pengaduk

ini

meghasilkan

pergerakan batch yang empurna dengan sebuah permukaan fluida yang


datar untuk menjaga temperatur atau mencampur larutan dengan viskositas
dan gravitasi spesifik yang sama.
2. Kecepatan putaran sedang
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150
rpm. Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan
sirup kental dan minyak pernis. Jenis ini paling sering digunakan untuk
meriakkan permukaan pada viskositas yang rendah, mengurangi waktu

pencampuan, mencampuran larutan dengan viskositas yang berbeda dan


bertujuan untuk memanaskan atau mendinginkan.
3. Kecepatan putaran tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750
rpm. Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida
dengan viskositas rendah misalnya air. Tingkat pengadukan ini
menghasilkan permukaan yang cekung pada viskositas yang rendah dan
dibutuhkan ketika waktu pencampuran sangat lama atau perbedaan
viskositas sangat besar.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencampuran
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencampuran, yaitu:

Aliran, aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi
biasanya menguntungkan proses pencampuran. Sebaliknya,
aliran yang laminar dapat menggagalkan pencampuran.

Ukuran partikel/luas permukaan, semakin luas permukaan kontak


bahan-bahan yang harus dicampur,yang berarti semakin kecil
partikel dan semakin mudah gerakannya di dalam campuran,
maka proses pencampuran semakin baik.

Kelarutan, semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan


dicampur satu terhadap lainnya, semakin baik pencampurannya.

Pencampuran

cairan

dengan

cairan

digunakan

untuk

mempersiapkan atau melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta


juga untuk membuat produk akhir yang komersial. Tangki atau bejana
biasanya berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal, bagian
atas bejana itu bias terbuka saja ke udara atau dapat pula tertutup. Ujung
bawah tangki itu biasanya agak membulat, jadi tidak datar saja,

maksudnya agar tidak terdapat terlalu banyak sudut-sudut tajam atau


daerah yang sulit ditembus arus zat cair.

Kedalaman zat cair biasanya hampir sama dengan diameter


tangki. Di dalam tangki itu dipasang pengaduk (impeller) pada ujung
poros menggantung, artinya poros itu ditumpu 5 dari atas. Poros itu
digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang dihubungkan langsung
dengan poros itu, namun biasanya dihubungkan melalui peti roda gigi
untuk menurunkan kecepatannya (Suparni Setyowati Rahayu, 2009)
D. Pola Aliran Dalam Bejana
Jenis aliran di dalam bejana yang sedang diaduk bergantung
pada jenis impeller, karakteristik fluida dan ukuran serta perbandingan
tangki, sekat dan agigator. Kecepatan fluida pada setiap titik dalam
tangki mempunyai tiga komponen dan pola aliran keseluruhan di dalam
tangki itu bergantung pada variasi dari ketiga komponen itu dari satu
lokasi ke lokasi lain.
1) Bilangan Reynold ( NRe )
Bilangan ini menggambarkan jenis aliran dalam fluida yang
disebabkan oleh putaran batang pengaduk. Secara matematis
bilangan Reynold dapat ditulis:
Dimana :
D2 n
N =

D= diameter impeller
n = kecepatan putaran impeller
= densitas
= viskositas. (Geankoplis, 1983)

2) Bilangan Power ( NPo )


Bilangan ini digunakan untuk menggambarkan hubungan dan
kaitannya dalam pengerjaan operasi dan juga untuk menghitung
power atau tenaga yang dibutuhkan pada operasi yang dilaksanakan.
Secara matematis bilangan ini dapat ditulis :

NP=

P. g
3
5
. n D

Dimana :
P = daya keluaran motor
D= diameter impeller
n = kecepatan putaran impeller
g= gravitasi
= densitas
3) Bilangan Froud (NFr)
Bilangan ini digunakan untuk menghitung pengaruh gravitasi bumi
dalam penentuan gerakan fluida dan juga untuk mengetahui besarnya
vorteks yang terjadi. Secara matematis bilangan ini dapat ditulis
2

N Fr =

Dimana;
n = kecepatan putaran impeller
D= diameter impeller
g= gravitasi

n D
g

Anda mungkin juga menyukai