PENYAKIT DALAM
RSU MUHAMMADIYAH PONOROGO
2015-2016
DIABETES MELITUS
Pengertian
Klasifikasi Diabetes
I.
Melitus (DM)
II.
III.
IV.
DM gestasional
Diagnosis
Terdiri dari :
- Diagnosisi DM
- Diagnosis komplikasi DM
- Diagnosis penyakit penyerta
- Pemantauan pengendalian DM
Anamnesis
HDL
35
mg/dL
dan
atau
Kriteria diagnostik DM
dan gangguan
toleransi glukosa
Diagnosa Banding
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
Penunjang lain
Terapi
Edukasi
Meliputi pemahaman tentang
-
Penyakit DM
60 70 %
- protein
10 15 %
- lemak
20 25 %
- 20%
o Lebih
- 10 %
o BB kurang
+ 20 %
- Aktivitas
o Ringan
+ 10 %
o Sedang
+ 20 %
o Berat
+ 30 %
- Hamil
o Trimester I,II
+ 300 kal
o Trimester III
+ 500 kal
Rumus Broca
: < 90 % BB idaman
BB
normal
: 90
110 %
BB
idaman
BB lebih
: 110
120 %
idaman
Gemuk
: > 120
% BB
idaman
Latihan jasmani :
Kegiatan jasmani sehari hari dan latihan teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit). Prinsip
Continous Rythmical - Interval Progressive Enduranc
Intervensi
Farmakologis
Insulin
Indikasi :
- Penurunan berat badan yang cepat
Pengelolaan DM tipe 2
Gemuk
evaluasi 2 4 minggu
+ 1 macam OHO
Biguanid/Penghambat
glukosidase / Glitazon
evaluasi 2 4
Kombinasi 2
tercapai
Kombinasi 3
macam OHO
Biguanid +Penghambat
glukosidase + Glitazon
atau
Terapi kombinasi OHO siang
hari + Insulin malam
evaluasi 2 4 minggu
(sesuai keadaan klinis) :
Sasaran terapi kombinasi 3 OHO tidak tercapai :
Kombinasi 4 macam OHO :
Biguanid +Penghambat
glukosidase + Glitazon
+ Secretagogue atau
Terapi kombinasi OHO siang
hari + Insulin malam
evaluasi 2 4 minggu
(sesuai keadaan klinis) :
Non farmakologis
evaluasi 2 4 minggu
non farmakologis +
evaluasi 2 4
minggu (sesuai keadaan klinis) : Sasaran tidak
tercapai
Kombinasi 2
Kombinasi 3
macam OHO
Secretagogue + Penghambat
glukosidase /
biguanid/Glitazon
atau
Terapi kombinasi OHO siang
hari + Insulin malam
evaluasi 2 4 minggu
(sesuai keadaan klinis) :
Sasaran terapi kombinasi 3 OHO tidak tercapai :
Kombinasi 4 macam OHO :
Secretagogue + Penghambat
glukosidase
+biguanid+Glitazon
atau
Terapi kombinasi OHO siang
hari + Insulin malam
evaluasi 2 4 minggu
(sesuai keadaan klinis) :
Insulin, atau
Terapi kombinasi OHO siang
hari + Insulin malam
Sasaran terapi kombinasi OHO + Insulin tidak tercapai :
Insulin
Ba
i
k
GD
p
u
a
s
a
(
m
g
/
d
L
)
GD
2
j
a
m
P
P
(
80
1
0
0
80
1
4
4
Sed
a
n
g
110
1
2
5
Bur
u
k
145
1
7
9
1
2
6
1
8
0
m
g
/
d
L
)
A,
C
(
%
)
200
K
o
l
e
s
t
e
r
o
l
t
o
t
a
l
(
m
g
/
d
L
)
Kol
e
s
t
e
r
o
l
L
D
L
(
m
g
/
<
6.5
200
2
3
9
2
0
0
100
1
2
9
1
0
0
6
.
5
<
<
2
4
0
1
3
0
d
L
)
Kol
e
s
t
e
r
o
l
H
D
L
4
5
(
m
g
/
d
L
)
Tri
g
l
i
s
e
r
i
d
a
(
m
g
/
d
L
)
IM
T
<
1
5
0
18
.
5
2
2
.
9
150
1
9
9
23
2
5
2
0
0
2
5
Tek
a
n
a
n
<
1
3
0
/
d
a
r
a
h
8
0
130
1
4
0
80
9
0
(
m
m
H
g
)
Komplikasi
A. Akut
- Ketoasidosis diabetik
- Hiperosmolar non ketonik
- hipoglikemia
B. Kronik
- Mikroangiopati :
o
Pembuluh koroner
Vaskular perifer
Vaskular otak
- Mikroangiopati
o
Kapiler retina
Kapiler renal
- Neuropati
- Gabungan :
o
- Rentan infeksi
- Kaki diabetik
Disfungsi ereksi
Prognosis
Dubia
>
1
4
0
metabolik.
obat
akut,
golongan
penghentian
atau
Diagnosis
Klinis :
Demam/infeksi
Muntah
Nyeri perut
Kriteria diagnosis
Diagnosa Banding
Kadar gula
pH
: < 7.35
HCO
: rendah
Anion gap
: tinggi
Keton serum
hyperglycemic
hyperosmolar
state,
ketosis
alkoholik,
starvasi,
hiperkloremik,
ketosis
asidosis
kelebihan
hipoglikemia,
laktat,
salisilat,
asidosis
drug-induced
Pemeriksaan Penunjang
Pemantauan
RI
(mg/dL)
(unit, subkutan)
< 200
200 250
250 300
300 350
350
0
5
10
15
20
III. Kalium
4.5 6.0
> 6.0
drip dihentikan
100
mE
q
bil
a
pH
< 7.0
dis
ert
ai
KC
l
26
mE
q
dri
p
50
mE
q
bil
a
pH
7.0
7.1
,
dis
ert
ai
KC
l
26
mE
q
dri
p
V. Tatalaksana umum
O2 bila PO2 < 80 mmHg
Antibiotika adekuat
Prognosis
DIAGNOSIS
Anamnesis
Hipoglikemia karena :
Obat :
(sering) :
insulin,
sulfonilurea,
alkohol
(kadang) :
kinin,
pentamindin
e (jarang) :
salisilat,
sulfonemid
Pemeriksaan
penunjang
Terapi
Cari penyebab.
diatas.
Bila
Gds>
200
mg/dL
pertimbangkan
Bila
Gds>
200
mg/dL
pertimbangkan
Diagnosis
2.
2.
2.
Terapi
Artroskopi
1. Penyuluhan
2. Proteksi sendi, terutama pada stadium akut
3. Obat antiinflamasi non steroid
Diantaranya : sodium diklofenak 50 mg t.i.d,
Piroksikam 20 mg o.d, Meloksikam
7.5 mg o.d dan sebagainya
4. Steroid intraartikular untuk OA inflamasi
5. Fisioterapi, terapi okupasi, bila perlu diberikan
ortosis
6. Operasi untuk memperbaiki deformitas
Komplikasi
Prognosis
Deformitas sendi
Dubia
PENYAKIT DALAM
RSU MUHAMMADIYAH PONOROGO
2015-2016
DEMAM BERDARAH DENGUE
Pengertian
Diagnosis
Trombositopenia (100.000/mm)
Derajat
I.
II.
Komplikasi
Prognosis
intravaskular
Laboratorium :
dapat
ditemukan
lekopeni,
(biakan
peningkatan titer
empedu)
positif
atau
darah
diagnosis.
antibodi
Hepatitis Tifosa
negatif
Uji
O
widal
1/320
tidak
tunggal
atau
menyingkirkan
frmhsm
1/640
titer
disertai
Tifoid Karier
Diagnosis
Banding
Pemeriksaaan
Penunjang
Terapi
Simtomatis
Antimikroba
- Pilihan utama : Kloramfenikol 4 x 500
mgsampai dengan 7 hari bebas demam.
Alternatif lain :
- Tiamfenikol 4 x 500 mg (komplikasi
hematologi lebih rendah dibandingkan
klorafenikol)
-
Kotrimoksazol 2 x 2 tablet/hari
Schistosoma haematomium :
-
Intestinal
Perdarahan intestinal, perforasi ususm ileus paralitik,
pankreatitis
Ekstra- Intestinal
Kardiovaskular (kegagalan sirkulasi
perifermiokarditis, trombosis,
tromboflebitis), hematologik (anemia
hemolitik, trombositopenia,KID), paru
(pneumonia, empiem, pleuritis),
hepatobilier (hepatitis, kolesistitis),
ginjal (giomerulonefritis, pielonefritis,
perinefritis), tulang (osteomielitis,
periostitis, spondilitis, artritis),
neuropsikiatrik (toksik tifoid)
Prognosis
Sepsis :
Sindrom respons inflamasi sistemik (SIRS) yang
disebabkan oleh infeksi
Renjatan
Septik
sepsis
dengan
hipotensi,
DIAGNOSIS SEPSIS
SEPSIS BERAT
Diagnosis banding
Pemeriksaan
penunjang
Terapi
Tempat infeksi
indikasi)
pada
renjatan
septik
respons
secepatnya.
o
Resusitasi cairan
Hipovolemia pada sepsis segera diatasi
dengan pemberian cairan kristaloid atau
koloid. Volume cairan yang diberikan
mengacu pada respons klinis(respons terlihat
dari peningkatan tekanan darah, penurunan
frekuensi jantung, kecukupan isi nadi,
perabaan kulit dan ekstremitas, produksi urin,
dan perbaikan kesadaran) dan perlu
diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan
cairan (peningkatan JVP, ronki, galop S dan
penurunan saturasi oksigen).
Sebaiknya dievaluasi dengan CVP
(dipertahankan 8-12 mmHg), dengan
mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari.
Komplikasi
Prognosis
Diagnosis
Diagnosis banding
Pemeriksaan penunjang
Terapi
sedatif
barbiturat,
benzodiazepin, etanol
Opiat urin/darah, AGD, elektrolit, gula darah,
rontgen toraks
Diagnosis banding
Pemeriksaan penunjang
Terapi
Komplikasi
Prognosis
Pengertian
2015-2016
PENYAKIT GINJAL KRONIK
Kriteria:
1. Kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau
lebih, berupa kelainan struktur atau fungsi ginjal,
dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glumerulus
(LFG), berdasarkan :
- Kelainan patologik atau
- Petanda kerusakan ginjal, termasuk kelianan pada
komposisi darah atau urin atau kelainan pada
pemeriksaan pencitraan
2. LFG < 60 ml/menit/1.73 m yang terjadi selama 3
bulan atau lebih, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Diagnosis
De
Tanpa
n
g
a
n
h
i
p
e
r
t
e
n
hipertensi
s
i
90
0 - 89
0 - 59
5 - 29
< 15
(atau
dialis
is)
Diagnosis
Banding
Pemeriksaan
Penunjang
Non farmakologis :
Pengaturan asupan protein :
- Pasien non dialisis 0.6-0.75 gram/kgBB
ideal/hari sesuai dengan CCT dan toleransi
pasien
- Pasien hemodialisis 1-1.2 gram/kgBB ideal/hari
- Pasien peritoneal dialisis 1.3 gram/kgBB/hari
Pengaturan asupan kalori : 3 kal/kg/BB ideal/hari
Pengaturan asupan lemak : 30 40 % dari kalori total
dan mengandung jumlah yang sama antara asam lemak
bebas jenuh dan tidak jenuh
Pengaturan asupan karbohidrat : 50 60% dari kalori total
Garam (NaCl) : 2 3 gram/hari
Kalsium : 1400 1600 mg/hari
Fosfor : 5 10 mg/kgBB/hari. Pasien HD : 17 mg/hari
Kalsium : 1400-1600 mg/hari
Besi : 10 18 mg/hari
Magnesium : 200-300 mg/hari
Asam folat pasien HD : 5 mg
Air : jumlah urin 24 jam + 500 ml (insensible water loss)
Pada CAPD air disesuaikan dengan jumlah dialisat
yang keluar. Kenaikan berat badan di antara waktu
HD < 5% BB kering
Farmakologis :
Kontrol tekanan darah :
- Penghambat ACE atau antagonis reseptor
angiotensin II evaluasi kreatinin dan kalium
serum, bila terdapat peningkatan kreatinin > 35 %
atau timbul hiperkalemi harus dihentikan.
- Penghambat kalsium
- Diuretik
Prognosis
Dubia
internal
oleh
jaringan
parut,
endapan
obat
ISK berkomplikasi :
ml urin
Diagnosis
banding
Pemeriksaa
n penujang
DPL, urinalisis, kultur urin dan tes resistensi kuman, tes fungsi
Terapi
Nonfamakologis
Menjaga
hygiene
genitalia
eksterna
Farmakolo
gis
Dosis
Lama
ter
api
Trimetopri
m
sulfamet
2x
3 hari
160/800
mg
oksazol
Trimetopri
m
Siprofloksa
sin
Levofloksas
in
Sefiksim
Sefpodoksi
m
proksetil
Nitrofurant
oin
makrokri
stal
Nitrofurant
oin
monohid
rat
Makrokrista
l
Amoksisilin
/klavulan
at
2 x 100 mg
3 hari
2 x 100-250
mg
2 x 250 mg
3 hari
1 x 400 mg
2 x 100 mg
3 hari
3 hari
4 x 50 mg
7 hari
2 x 100 mg
7 hari
2 x 500 mg
7 hri
3 hari
Antimikrob
a
Sefepim
Dosis
Lama terapi
1 gram
12
ja
m
Siprofloksa
sin
400 mg
12
Levofloksas
in
Ofloksasin
500 mg
ja
m
24jam
400 mg
12
ja
m
Gentamisin
(+ampisi
lin)
Ampisilin
(+genta
misin)
Tikarsilin
klavulan
at
Piperasilin
tazobakt
am
Imipenemsilastatin
3-5mg/kgBB
24
1 mg/kgBB
1-2 gram
ja
m
8 jam
6 jam
3,2 gram
8 jam
3,375 gram
2-8
ja
m
250-500 mg
6-8
ja
m
Bergejala
Tak bergejala
Tak perlu
Piuria tanpa
Piuriabakteriuria
dengan atau tanpa bakteriur
Keduanya negatif
lanjut
ISK Berulang
Riwayat
ISK berulang
Gejala ISK
baru
Pengobatan 3 hari
Pengobatan berhasil
nitrofurantoin
Prognosis
Bonam
Pengertian
yang
hilangnya
sama
natrium
(dehidrasi
leih
isotonik)
banyak
dari
atau
pada
Diagnosis
Diagnosis banding
Pemeriksaan
penunjang
Terapi
pasien
dehidrasi
yang
memerlukan
cairan
total
perhari
(termasuk
sedangkan
pada
dehidrasi
Diagnosis
Diagnosis Banding
Pemeriksaan Penunjang
TERAPI
Komplikasi
Prognosis
Baik
Diagnosis
Stadium WHO :
Stadium 1
Stadium 2
Stadium 3
Kandidiasis oral
Tuberculosis paru
Stadium 4
Toksoplasma serebral
Kriptosporidiosis dengan diare > 1 bulan
Diagnosis Banding
Pemeriksaan Penunjang
TERAPI
Tuberkulosis ekstrapulmoner
Limfoma
Sarkoma Kaposi
Ensefalopati HIV
Antigen p-24
Hitung CD4
Konseling
Terapi suportif
Komplikasi
Prognosis
Keadaan
gawat
darurat
yang
ditandai
dengan
edema
saluran
bronkus
napas,
dan
sesak,
atau
batuk
hipermotilitas saluran
cerna
sehingga sakit
kardiovaskuler,
Pemeriksaan penunjang
Terapi
A. Untuk renjatan
1. Adrenalin larutan 1 : 1000, 0.3 0.5 ml
subkutan/intramuskular pada lengan atas atau
paha. Bila rejatan anafilaksis disebabkan
sengatan serangga berikan suntikan
adrenalin kedua 0.1- 0.3ml pada tempat sengatan
kecuali bila sengatan di kepala, leher, tangan
dan kaki. Dapat dilanjutkan dengan infus
adrenalin 1 ml (1mg) dalam dekstrosa 5% 250
cc dimulai dengan kecepatan 1 ug/menit dapat
ditingkatkan sampai 4 ug/menit sesuai keadaan
tekanan darah. Hati hati pada orang tua
dengan
kelainan
jantung
atau
gangguan
kardiovaskular lainnya.
2. Pasang tourniqet proksimal dari suntikan atau
sengatan serangga, dilonggarkan 1-2 menit
setiap 10 menit
3. O2 bila sesak, mengi, sianosis 3-5 l/menit
dengan sungkup atau kanul nasal
4. Antihistamin intravena, intramuskular atau oral
Rawat ICU bila dengan tindakan diatas tidak membaik,
dilanjutkan dengan terapi :
1. IVFD dekstrosa 5% dalam 0.45% NaCl 2-3 l.m2
permukaan tubuh
2. Dopamin 0.3 1.2 mg/kgBB/jam bila tekanan
darah tidak membaik
3. Kortikosteroid 7-10 mg hidrokortison/kgBB
intravena dilanjutkan 5 mg/kgBB tiap 6 jam,
yang dihentikan setelah 72 jam
C. Bila disertai
edema
hebat
saluran
napas atas :
Intubasi dan
trakeostomi
D. Pemantauan
paling
sedikit 24
jam
Komplikasi
Prognosis
Diagnosis
Diagnosis Banding
Pemeriksaan Penunjang
Terapi
Komplikasi
Suprtif; nutrisi
Diagnosis
kuning/hepatitis. Keadaan
Pemeriksaan Penunjang
Hemoptoe, hematoskezia
masa
pembekuan,
(Na,K,Cl),
(cholinesterase,
masa protrombin,
pemeriksaan
albumin/globulin,
fungsi
hati
SGOT/SGPT,
Terapi
setelah KU
stabil
Metoklorpramid 3 x 10 mg/hari
bila ada gangguan hemostasis obati sesuai keadaan
pada pasien dengan pecah varises/penyakit
hari
Prognosis
Dubia
Pemeriksaan
Penunjang
Terapi
Istirahat cukup
Diet seimbang (tergantung kondisi klinis)
Roboransia
Mengatasi penyulit
Komplikasi
gangguan
hepatikum
Prognosis
Dubia ad malam
hemastasis,
ensefalopati