Anda di halaman 1dari 24

#113 | Edisi Juli 2016/Syawal 1437 H

Biografi Ulama (hal. 10)

Syaikhona Kholil

Jelajah Nusantara (hal. 14)


ISSN: 2252-7222

Pantai Sembukan, Wonogiri


SHARE LETTERS | JULI 2016

SHARE LETTERS | JULI 2016

Bangga &

Cinta
S

ejarah merupakan bagian penting


yang tidak mungkin dipisahkan dari
kehidupan manusia dari masa ke masa.
Betapa tidak, dengan memahami sejarah
dengan baik dan benar, dalam konteks
sejarah islam kaum Muslimin bisa bercermin
untuk mengambil banyak pelajaran dan
membenahi kekurangan atau kesalahan
mereka guna meraih kejayaan dan kemuliaan
dunia dan akhirat.
Sebaik-baik kisah sejarah yang dapat
diambil pelajaran dan hikmah berharga
darinya adalah kisah-kisah yang terdapat
dalam ayat-ayat al-Qurn dan hadits-hadits
yang shahh dari Raslullh Shallallahu
alaihi wa sallam. Karena kisah-kisah tersebut
disamping sudah pasti benar, bersumber dari
wahyu Allh Azza wa Jalla yang maha benar,
juga karena kisah-kisah tersebut memang
disampaikan oleh Allh Subhanahu wa Taala

untuk menjadi pelajaran bagi orang-orang


yang berakal sehat, dalam Q.S. Yusuf,12 : 111.
Para donatur LAZNAS LMI yang budiman,
di edisi khusus Share latter redaksi ingin
mengajak pembaca untuk kembali menyelami
sejarah islam di Indonesia dengan harapan
mendapatkan informasi dan pemahaman
mengenai asal-usul khazanah sejarah
Islam di Indonesia juga dapat mengambil
ibrah (pelajaran) dari kejadian tersebut,
membangun kebanggaan sebagai muslim
serta semakin cinta dengan Islam.
Tak lupa kami segenap keluarga besar
LAZNAS LMI mengucapkan taqobalallahu
minna wa minkum. Selamat hari raya Idul
Fitri 1437 H. Mohon maaf jika ada khilaf dari
kami selama memberi pelayanan pada para
donatur dan pembaca sekalian. Doakan kami
amanah dan professional.
SHARE LETTERS | JULI 2016

NASEHAT

Al Hasan Al Bashri
Rahimahullah

SHARE LETTERS | JULI 2016

Wahai anak Adam! Jangan suka


menunda amal shalih. Karena harimu
adalah hari ini, bukan esok hari. Apabila
esok hari engkau masih hidup, berfikirlah
seperti hari ini lagi. Namun, apabila
ternyata besok engkau telah mati,
engkau tidak akan menyesali amalan
yang telah engkau lalaikan hari ini.

Sejarah

Islam
SHARE LETTERS | JULI 2016

SEJARAH ISLAM

Islam di

Nusantara
Pengaruh Ulama dalam
Penyebaran Isam di Indonesia

SHARE LETTERS | JULI 2016

yiar Islam yang


di
gemakan
oleh
Rasulullah,
dengan cepat menjalar
di
berbagai
tempat
di jazirah Arab. Islam,
agama yang memurnikan
Tauhid dan meletakkan
aqidah hanya kepada
satu Rabb, Allah azza
wa jalla segera diterima
oleh berbagai kalangan,
termasuk negeri-negeri
di luar jazirah arab.

Saleh yang wafat pada 1297, yang berornamen


Gujarat.
Teori kedua, Islam masuk pada abad ke 11
M. Pendapat ini didasarkan adanya makam
seorang muslimah yang bernama Fatimah Binti
Maemun yang berangka tahun 1082 M. Makam
ini terdapat di Leran, Gresik, Jawa Timur.
Sedangkan teori ketiga, Islam masuk ke
Indonesia sejak abad ke 7 Masehi. Buya Hamka
merupakan salah satu tokoh yang menyuarakan
hal tersebut. Islam sudah datang ke Indonesia
pada abad pertama Hijriyah (abad 7 masehi)
langsung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran
yang ramai dan bersifat internasional melalui
selat Malaka yang menghubungkan Dinasi Tang
di Cina (Asia Timur), Sriwijaya di Asia Tenggara
dan Bani Umayyah di Asia Barat.
Terlepas dari perbedaan masa, ketiga teori
ini menunjukkan bahwa Islam sebagai agama
yang diterima oleh masyarakat Indonesia, yang
pada saat itu kerajaan-kerajaan yang ada di
Nusantara beragama Hindu.

akwah Islampun terus berkembang


sepeninggal Rasul. Kita pun mengenal
bahwa Islam pun masuk ke Nusantara.
Dalam berbagai versi, ada yang memperkirakan
Islam masuk ke Indonesia masuk sejak abad ke
7 Masehi, atau ada juga yang memperkirakan
masuk pada abad ke 11 dan mencapai
perkembangan pesat pada abad 13.
Menurut sejarawan senior, Ahmad Manyur
Suryanegara ketiga teori ini dapat dibuktikan
dengan fakta-fakta yang ada di. Untuk teori
pertama bahwa Islam masuk pada abad ke13 melalui jalur pedagang Gujarat (India).
Teori ini di usung oleh Snouck Hurgronje,
tokoh orientalis asal Belanda. Pendapatnya di
dasarkan pada bukti batu nisan Sultan pertama
dari Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik As-

Namun ada satu hal yang perlu di garis


bawahi dan mendapatkan perhatian lebih.
Karena sesungguhnya, sejak masa Rasulullah
masih hidup dan dilanjutkan oleh para Khalifah,
Islam berkembang melalui alim ulama yang di
utus untuk berdakwah di negara atau daerah
baru.
Sebab sejak hijrah pertama ke Abyssinia
(Ethiopia), Rasulullah selalu menempatkan
juru dakwah untuk kemudian mengenalkan
masyarakat setempat akan Islam, dengan misi
Al Quran serta menampilkan akhlaq terpuji.
Karena itu dapat pula ditelusuri, bahwa
Islam berkembang di Indonesia pun juga
atas peran para ulama, yang diutus untuk
berdakwah di Nusantara. Adapun sering di
sebut penyebaran Islam karena dibawa oleh
pedagang, hal ini dikarenakan pada masa itu
kapal yang ada hanya dua jenis, yaitu kapal
perang dan kapal dagang. Sehingga para
ulama, untuk bepergian menggunakan kapal
dagang. Inilah yang mendasari pendapat
bahwa Islam berkembang oleh para pedagang.
SHARE LETTERS | JULI 2016

Berkembangnya Islam di Nusantara


Berkembangnya Islam di Nusantara, tentu
tak lepas dari pengaruh para wali. Diantaranya
adalah wali songo. Ada satu teori, bahwa wali
songo merupakan satu mandat dari Khalifah
Turki Utsmani, agar ada pendakwah yang
mengajarkan Islam di tanah Jawa (berdasar
kitab Kanzul Hum yang ditulis oleh Ibnu
Bathuthah). Pendapat ini cukup masuk akal,
karena memang syiar Islam selalu terkait
dengan perintah dari khilafah Islamiyah.
Wali pertama yang dikenal adalah Maulana
Malik Ibrahim, beliau merupakan ahli pertanian
dan melakukan syiar Islam di daerah Gresik pada
abad 14 Masehi. Namun perjalanan dakwah
Maulana Malik Ibrahim tidak panjang. Meski
begitu, Maulana Malik Ibrahim meletakkan
dasar-dasar aqidah islam di masyarakat.
Dari keturunan Maulana Malik Ibrahim,
terdapat Raden Rahmat yang juga aktif
berdakwah. Salah satu ajaran Raden Rahmat
adalah program Moh Limo (Lima Larangan)
yaitu Moh Main atau tidak mau berjudi, Moh
Mendem atau tidak mau minum arak atau
mabuk-mabukan, Moh Maling atau tidak mau
mencuri, Moh Madat atau tidak mau mengisap
candu, ganja dan lain-lain sebagainya, Moh
Madon atau tidak mau berzina atau main
perempuan.
Atas keberhasilan memperbaiki perilaku
masyarakat, kerajaan Majapahit memberikan
daerah Ampel Denta (di Surabaya) kepada
Raden Rahmat. Dan karena menetap Ampel
Denta, Raden Rahmat kemudian dikenal
sebagai Sunan Ampel.
Di waktu yang bersamaan, saudara Maulana
Malik Ibrahim yang bernama Maulana Ishaq,
berdakwah di Blambangan. Dari Maulana Ishaq,
lahirlah Ainul Yaqin, atau biasa di kenal dengan
Raden Paku.
Raden Paku kemudian menimba ilmu
kepada Sunan Ampel, kemudian berdakwah
di daerah pegunungan (giri) desa Sidomukti,
Kebomas (Gresik) sehingga beliau pun dikenal
sebagai Sunan Giri.
Saat nyantri di Sunan Ampel, Sunan Giri pun

SHARE LETTERS | JULI 2016

berteman dengan kedua anak Sunan Ampel,


yaitu Raden Syarifudin (kemudian dikenal
sebagai Sunan Drajat) serta Raden Mahdum
Ibrahim (Sunan Bonang).
Sedangkan di Cirebon, seorang ulama
bernama Syarif Hidayatullah memulai syiar
Islamnya. Syarif Hidayatullah ini masih
keturunan raja Siliwangi dan juga masih
bertalian darah dengan Sunan Ampel, karena
ayah dari Syarif Hidayatullah, adalah sepupu
dari Sunan Ampel.
Adapun Sunan Kalijaga, merupakan putra
adipati Tuban, yang kemudian menjadi menantu
dari Sunan Giri serta nyantri dengan Sunan
Bonang. Dari Sunan kalijaga inilah, Sunan Muria
hadir sekaligus juga mendidik Sunan Kudus
sebagai salah satu muridnya.
Dari jejak ini, nampak bahwa penyebaran
Islam, khususnya di tanah Jawa sangat
dipengaruhi oleh kehadiran ulama dan
pengaruhnya terhadap kerajaan pun cukup
kuat, karena mereka berasal dari kalangan
ningrat. Artinya Islam sangat di hargai di
kalangan terpelajar dan mampu memberikan
keamanan dan ketenangan bagi masyarakat
dan pemeluknya.
Kejayaan Islam Nusantara
Selepas masa wali songo, Islam terus
berkembang makin luas. Pengaruh ajaran wali
songo sangat kuat di masyarakat, khususnya di
tanah Jawa dengan munculnya kerajaan Islam.
Sedangkan di luar Jawa, dakwah Islam
juga berkembang pesat. Ini terbukti dengan
berdirinya berbagai macam kerajaan Islam di
Jazirah Al Mulk, nama yang diberikan di gugusan
kepulauan yang banyak terdapat kerajaan. Dai
kata Jazirah Al Mulk itulah, kita mengenal nama
Maluku.
Demikian juga di Sulawesi, kita mengenal
kerajaan Islam Gowa, dan juga Bugis.
Sedangkan di Sumatera, muncul berbagai
macam kerajaan Islam, seperti kesultanan Aceh
dan juga Pagaruyung.
Selepas wali songo, Islam terus berkembang
semakin pesat. Para ulama memegang

peranan penting dalam metode pemerintahan


kesultanan, karena para ulama mendapatkan
porsi besar dalam pendidikan pewaris
kesultanan dan kalangan ningrat. Selain itu,
ulama pun mendapatkan kebebasan untuk
melakukan syiar Islam, dengan mendirikan
padepokan atau pesantren yang mendidik para
santri tentang ilmu ke-Islaman.
Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah
makin banyaknya ulama yang menunaikan
haji, dan juga belajar ilmu agama ke Makkah.
Dikalangan ulama Indonesia tersebut, ada
yang kemudian menetap di Makkah, sekaligus
menjadi masyaikh (pemuka agama) di Makkah.
Tercatat ada beberapa ulama besar seperti
Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi pada awal
tahun 1800an, juga Syaikh Ahmad Khatib AlMinangkabawi, yang sejak kecil telah menimba
ilmu di Makkah dan atas kealimannya, beliau
merupakan orang non arab pertama yang
menjadi Imam Besar Masjidil Haram.
Namun di tahun 1800an, peran ulama
kemudian diawasi, hal ini dikarenakan penjajah
Belanda mengetahui para ulama merupakan
tokoh yang berperan penting dalam perlawanan
rakyat. Tak heran, banyak ulama yang dianggap
berbahaya bagi penjajah kemudian di tangkap

dan buang, seperti Imam Bonjol dan Pangeran


Diponegoro.
Dan revolusi kemerdekaan tentunya
tak lepas dari peran ulama, dan organisasi
masyarakat Islam yang ada. Kita mengenal Kyai
Muhammad Darwis (Ahmad Dahlan) dengan
Muhammadiyah dan Kyai Hasyim Asyhari
dengan Nahdatul Ulama, merupakan beberapa
figur penting dalam perebutan kemerdekaan.
Dan ternyata, dua tokoh pahlawan nasional ini
memiliki setidaknya tiga guru yang sama, yaitu
Syaikhona Kholil Bangkalan, Kyai Sholeh Darat
Semarang dan juga Syaikh Ahmad Khatib AlMinangkabawi di Makkah. Sehingga saat hidup,
mereka saling mendukung pemikiran dan
perjuangan sebagai sesama ulama, dengan
mengesampingkan
perbedaan
diantara
mereka.
Maka sesungguhnya, umat Islam di
Indonesia ini patutlah bersyukur, bahwa Islam
di Indonesia, dimulai dari para alim ulama yang
memiliki amanat syiar dakwah di Nusantara,
serta memiliki guru dan ilmu yang sama. Karena
itu pula sesungguhnya umat Islam di Indonesia
selayaknya bersatu tanpa mengedepankan
perbedaan pendapat, seperti yang pernah
di contohkan oleh para ulama di masa silam.
Wallahualambishshawwab [af]
SHARE LETTERS | JULI 2016

BIOGRAFI ULAMA

Syaikhona Kholil

Guru Para Pejuang Pemikiran Islam di Indonesia

Masjid Syaikhona Kholil


Makam Syaikhona Kholil berada di belakang masjid

E
Kyai Toha Kholili
Cicit Syaikhona Kholil

mpat
orang
santri
baru
saja
menyelesaikan pendidikan di pondok
pesantren Syaikhona Kholil, BangkalanMadura. Dua diantaranya di perintahkan
untuk berdakwah di Jombang, sedangkan
dua lainnya di perintahkan untuk belajar lagi
di Semarang, menyerap ilmu dari Kiai Sholeh
Darat.
Dua santri yang menuju Semarang
tersebut adalah Muhammad Darwis yang
kemudian berganti nama menjadi Ahmad
Dahlan serta Hasyim Asyhari. Kedua murid
Syaikhona Kholil ini kita kenal sebagai pendiri
Muhammadiyah serta Nahdatul Ulama. Dua
organisasi keIslaman terbesar yang ada di
Indonesia saat ini.

Peninggalan Kyai Kholil


Kitab hasil tulisan tangan Syaikhona Kholil dan
Peci yang biasa dipakai Syaikhona Kholil

10 SHARE LETTERS

| JULI 2016

Sering umat Islam kini melupakan, bahwa


dua orang tokoh ini bersahabat karib. Bukan
saja karena mereka memiliki guru yang sama,
jauh lebih dari itu mereka saling mendukung
pemikiran masing-masing, bahkan sudah
seperti saudara.

Dialah Syaikhona Kholil, sang guru Ahmad


Dahlan dan Hasyim Asyhari. Kiai kharismatik
asal Bangkalan ini merupakan salah satu
ulama yang berpengaruh di kalangan umat
Islam pada masa itu. Hal yang menarik, karena
sesungguhnya pada akhir tahun 1800an,
ulama di Indonesia mendapat pengawasn yang
ketat dari pemerintah kolonial Belanda yang
menduga para ulama inilah yang menggerakkan
perlawanan rakyat.
Siapakah Kiai Kholil sebenarnya? Secara
silsilah, beliau merupakan keturunan Kiai
Asror bin Abdullah bin Ali Al-Akbar bin
Sulaiman Basyaiban, salah satu cucu dari Syarif
Hidayatullah yang lebih kita kenal sebagai Sunan
Gunung Jati. Dari garis keturunan Kiai Asror
inilah, muncul ulama-ulama yang berperan
dalam penyebaran Islam di Jawa dan Madura.
Ayah Kiai Kholil bernama Kiai Abdul Latif,
yang juga merupakan ulama di pulau Madura.
Saat kecil, Kholil di asuh oleh sang kakak, Nyai
Maryam dan suaminya Kiai Kaffal yang masih
bertalian darah dengan Kiai Abdul Latif.
Sejak kecil, Kholil sangat berminat dengan
ilmu agama dan bacaan al Quran. Karena itulah,
Kiai Kaffal kemudian mengirim Kholil kecil untuk
berguru pada Kiai Sholeh di pesantren Bungah
Gresik.
Selepas
dari
Bungah,
Kholil
kecil
dimondokkan di Pesantren Cangaan, BangilPasuruan, yang di asuh oleh Kiai Asyik,
kemudian pindah ke Pesantren Kebon Candi
Pasuruan yang diasuh oleh Kiai Arif sambil
belajar juga pada Kiai Nur Hasan Sidogiri.
Selepas itu, Kholil muda kemudian meminta
ijin kepada Nyai Maryam untuk melanjutkan
ilmu agama ke Makkah, sebagai pusat
pendidikan Islam. Dengan berbekal seadanya,
Kholil pun kemudian berangkat ke Mekkah.
Selama di Mekkah, Kholil sangat antusias
menyerap ilmu dari berbagai guru yang

mengajar di sana. Ketertarikan Kholil akan ilmu


nahwu sharaf serta fiqh membuat dirinya selalu
bersemangat untuk belajar lebih giat.
Hingga akhirnya, Kholil kemudian di
perintahkan oleh guru-gurunya di Makkah
untuk kembali ke Indonesia. Meskipun Kholil
masih ingin belajar dan menetap di Makkah,
namun Kholil yang memiliki sifat sabar dan
lemah lembut menuruti perintah guru nya
tersebut.
Setiba di Indonesia, Kholil kembali ke
Bangkalan. Karena memang tidak ada pesan
khusus dari para guru di Makkah, beliau tidak
langsung berdakwah. Sambil mengulang
pelajaran, Kholil pun menjadi penjaga pintu
malam hari di keraton Bangkalan. Hingga
akhirnya, beliau bertemu adipati yang
mengajar di keraton Bangkalan ketika sedang
tugas malam sembari membaca kitab. Karena
dianggap terpelajar, maka Kholil kemudian
diminta untuk mengajar di keraton Bangkalan.
Dari situlah, kemudian Kiai Kholil menjadi
pengajar dan berdakwah di Bangkalan.
Metode belajar Kiai Kholil pun dianggap
menarik, sehingga para alim ulama masa itu
kemudian mengirimkan keturunannya untuk
belajar kepada Kiai Kholil. Disisi lain, Kiai Kholil
dianggap oleh pemerintah Belanda bukan
ulama yang perlu di waspadai, karena Kiai Kholil
mengajarkan Islam dengan kelembutan, sesuai
dengan sifat dan pribadi Kiai Kholil yang sabar.
Syaikhona Kholil mengajarkan Islam dengan
ilmu dan hikmah. Dua hal yang menjadi
dasar dari pemikiran Islam. Itu pula yang
meinginspirasi Ahmad Dahlan dan Hasyim
Ashari dan ulama lainnya untuk mendirikan
pergerakan Islam di masa penjajahan.
Maka
sesungguhnya,
beruntunglah
kita memiliki banyak alim ulama, termasuk
Syaikhona Kholil yang meletakkan Islam yang
penuh kelembutan, dan mencetak para pemikir
perjuangan Islam. [af/ydp/sumber: literasi dan
wawancara Ki Toha Kholili, cicit Kiai Kholil]

SHARE LETTERS | JULI 2016

11

TOKOH

Kebangkitan

Zakat

Indonesia
Bambang Sudibyo
Ketua BAZNAS

amadhan 1437 H adalah momentum


yang tepat bagi Umat Islam di Indonesia
untuk melakukan kebangkitan zakat
sebagai salah satu bentuk jihad ekonomi umat
yang ramah. Mengapa demikian? Ada beberapa
alasan.
Pertama, potensi zakat di Indonesia ternyata
besar sekali. Sebuah penelitian tentang potensi
zakat di Indonesia yang dilakukan oleh BAZNAS
bekerjasama dengan IPB atas dasar PDB
tahun 2010 menunjukkan bahwa potensi zakat
pada tahun 2010 adalah Rp 217 Trilyun. Jika
diekstrapolasikan dengan memperhitungkan
pertumbuhan ekonomi nasional tahun-tahun
sesudahnya, maka potensi tersebut pada
tahun 2015 sudah mencapai Rp 286 Trilyun.
Sementara penghimpunan zakat nasional pada
tahun 2015 diperkirakan hanya sekitar Rp 3,7
Trilyun saja, atau kurang dari 1,4% potensinya.
Oleh karena itu berbagai macam cara dan
upaya harus dilakukan untuk bisa menghimpun
zakat dengan sebaik-baiknya dan kemudian
mendistribusikan dan mendayagunakannya
dengan baik sesuai syariah dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Alhamdulillah, kita sudah memiliki UU no.
23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan
PP no.14 tahun 2014 tentang Implementasi UU
No. 23 taahun 2011. Dengan UU ini maka zakat

12 SHARE LETTERS

| JULI 2016

menjadi urusan negara dengan sanksi pidana


dan/atau administratif bagi pelanggarnya.
Kedua, tampaknya zakat adalah rukun
Islam yang paling banyak diabaikan, meskipun
perintah mendirikan sholat dalam Al-Quran
hampir selalu diikuti dengan perintah
menunaikan zakat, diulang dalam 32 ayat,
dan surat Al-Man mengecam keras orangorang yang sholatnya tidak berbuah kesalihan
sosial. Tampaknya masih banyak umat Islam
yang sudah melaksanakan sholat 5 waktu,
menjalankan puasa ramadhan, sudah berhaji,
bahkan sudah berumrah berkali-kali, tetapi
belum berdisiplin dalam menunaikan zakat,
kecuali zakat fitrah barangkali. Padahal zakat
berdampak membersihkan dan menyucikan
pembayarnya, sebagaimana dijanjikan Surat
At-Taubah ayat 103. Menurut ayat ini harta
dan rizki yang halal belum bersih dan suci
bagi muslim pemiliknya sebelum zakatnya
ditunaikan.
Ketiga, kesenjangan sosial di Indonesia
sudah amat tinggi akhir-akhir ini, sebagaimana
terindikasi dari perkembangan rasio Gini yang
pada tahun 2010 menembus angka 0,40
dan terus naik hingga tahun 2014 mencapai
0,42. Selama rezim Orde Baru di bawah
kepemimpinan Presiden Soeharto yang
dikenal otoritarian dan dekat dengan para

Foto: republika.co.id

kroni konglomeratnya, rasio Gini tidak pernah


melampaui angka 0,35. Selama era reformasi
rasio ini tumbuh cepat dan pada tahun 2010
tembus angka 0,40, suatu batas ambang
yang menurut konsensus para ekonom
menunjukkan kesenjangan sosial yang sudah
tidak lagi wajar serta berbahaya. Rasio Gini 0,40
bisa diartikan sebagai kondisi di mana 1% WNI
terkaya menguasai 40% aset nasional.
Sebetulnya
kesenjangan
sosial,
bila
terkendali, adalah suatu hal yang wajar dan
alami, bahkan merupakan sunatullah. Tanpa
adanya kesenjangan sosial, proses ekonomi
dan sosial akan menjadi sulit terjadi. Jika semua
orang kaya dengan kekayaan dan status soial
yang sama rata, siapakah yang bersedia bekerja
menjadi bawahan? Tentu saja tidak ada. Yang
penting kesenjangan sosial itu terkendali dan
masih dalam batas wajar. Jika terlalu ekstrim,
yang berarti rasio Gininya 0,40 atau lebih,
maka akan muncul kecemburuan sosial yang
berbahaya.
Untuk Indonesia, kecemburuan sosial itu
amat sensitif dan amat berbahaya, karena
garis kesenjangan sosial yang memisahkan
yang miskin dan yang kaya berhimpit

hampir sempurna dengan garis etnis yang


memisahkan etnis pribumi mayoritas dan etnis
non-pribumi minoritas, dan juga dengan garis
agama yang memisahkan muslim mayoritas
dan non-muslim minoritas. Garis kesenjangan
itu menjadi sangat sensitif dan bertensi
amat tinggi karena kelompok mayoritas yang
beretnis pribumi dan beragama Islam itu justru
yang termarginalkan. Oleh karena itu untuk
Indonesia mengendalikan agar kesenjangan
sosial tidak ekstrim menjadi sangat penting dan
menjadi tantangan ekonomi, sosial, dan politik
yang berat bagi siapapun yang memerintah.
Jika dikelola dengan baik sesuai peraturan
perundang-undangan dan syariah, zakat
bisa dipakai sebagai salah satu cara untuk
memoderasikan kesenjangan sosial. Oleh
karena itu BAZNAS periode kepengurusan
2015-2020, menjadikan era kepengurusan itu
sebagai era kebangkitan zakat yang melibatkan
semua BAZNAS provinsi, semua BAZNAS
kabupaten/kota, dan semua LAZ. Untuk itu
semua lembaga amil zakat resmi ini harus
dikembangkan menjadi lembaga keuangan
yang kredibel tidak hanya dari perspektif
syariah tetapi juga kompetensinya di bidang
manajemen keuangan.
SHARE LETTERS | JULI 2016

13

JELAJAH NUSANTARA

Pantai Sembukan
Pantai berkarang nan eksotis

14 SHARE LETTERS

| JULI 2016

Foto oleh: M. Shoim Nugroho Aji

onogiri, mungkin kata pertama yang ada di


benak anda saat mendengar kota ini adalah
tiwul. Kota yang terletak di perbatasan
Jawa Tengah dan Jawa Timur ini memang terkenal
memiliki makanan khas berupa nasi yang bahan
dasarnya singkong yaitu tiwul.
Jika Anda berkesempatan ke kota ini, tidak ada
salahnya berkeliling dan menikmati pemandangan
alam yang masih asri di Wonogiri. Salah satu
destinasi wisata yang masih asri dan indah yang
akan kita bahas kali ini adalah Pantai Sembukan.
Pantai
Sembukan terletak di Kecamatan
Paranggupito kurang lebih 40 Km arah selatan Kota
Wonogiri atau 2 jam perjalanan. Saat ini belum
ada trasportasi umum khusus menuju pantai ini,
jadi mau tidak mau anda harus menggunakan
kendaraan pribadi.
Panorama tempat wisata Pantai Sembukan
memang sangat menawan sehingga pantai ini sudah
cukup banyak dikunjungi oleh para wisatawan.
Ciri khas dari Pantai Sembukan di wonogiri ini
adalah banyaknya batu karang yang mendominasi
di bibir pantai. Hal ini menyebabkan pantai ini
kurang nyaman apabila digunakan untuk mandi
dan bermain air. Namun pemandangan di sekitar
yang berupa bukit-bukit kapur akan menambah
eksotisme pantai ini.

SHARE LETTERS | JULI 2016

15

KEGIATAN CABANG

Buka Puasa Nusantara

LAZNAS LMI

Surabaya - Ramadhan 1437 H ini, ada


yang sedikit berbeda dalam kegiatan
menyemarakkan bulan suci nan mulia. Kali ini
LMI melakukan agenda Buka Puasa Nusantara,
dengan melakukan kegiatan buka puasa yang
berlangsung di 33 kota di berbagai pulau di
Indonesia.

NTB,
Tarakan-Kalimantan
Utara
Palembang Sumatera Selatan.

Dimulai dari hari pertama Ramadhan, Senin


(06/06) Buka Puasa Nusantara dilaksanakan
di Kota Jayapura. Berlokasi di masjid Dok 9,
Jayapura. Dilanjutkan esoknya di Pulau BacanHalmahera Selatan, dan berturut di Lombok-

Sekaligus memperkenalkan LMI, sebagai LAZ


Nasional yang terus berusaha berkontribusi
bagi umat, khususnya di Indonesia, pungkas
Guritno [af]

16 SHARE LETTERS

| JULI 2016

hingga

Menurut Manajer Pemberdayaan LMI, Guritno,


acara ini bertujuan merekatkan ukhuwah
sesama muslim, terlebih para mustahik yang
ada di berbagai pelosok daerah.

Madiun SMP Ibnu Batutah


Madiun melaksanakan Haflah
Akhirussanah/ Perpisahan akhir
tahun. Juga di lakukan wisuda
kepada hafidz/hafidzah sejumlah
12 orang telah menyelesaikan
hafalah 30 juz dengan predikat
memuaskan

Surabaya Sabtu (11/06) digelar acara Open House Lomba Tahfidz & Wisuda santri RTA
juz 29-30 bertempat di kantor LMI surabaya. Dalam acara ini, hadir 51 anak dari Rumah
Tahfidz Anak (RTA) Benowo & Wonorejo Surabaya, serta didampingi sekitar 15 orangtua wali
santri yang hadir.

Pamekasan - 65 siswa hadir dalam acara


training motivasi Ramadhan Penuh Cinta,
ahad (12/06) di aula SMKN. Acara ini
bertujuan untuk mengajak generasi muda
untuk peduli akan masa depan [sya]

Mojokerto LMI melaksanakan Quran


Islamic Camp yang diikuti 115 siswa di
Mojokerto, dengan tujuan mendekatkan
generasi muda kepada Islam serta
menambah hapalan Quran [tos]
SHARE LETTERS | JULI 2016

17

KEGIATAN CABANG
Sidoarjo - Wakil Gubernur
Jatim,
Syaifullah
Yusuf
bersama Bupati Saiful Ilah
serta Dandim, Kapolres dan
LMI, menyerahkan bantuan
dana yayasan dan panti
asuhan di acara Buka Puasa
Telkomsel Bersama Yatim
Dhuafa. [waw]

Ponorogo Santunan untuk wanita


lansia dan janda yang hidup seorang diri
menjalani hidupnya.

Banyuwangi - Santunan untuk siswa SMKN


1 Glagah Pelayaran Banyuwangi yang
kurang mampu namun berprestasi dan
mengikuti pembinaan.

18 SHARE LETTERS

| JULI 2016

Mojokerto Karantina Tahfidz Quran, yang


diselenggarakan untuk mencetak generasi
Quran dengan target sepekan hapal 5 juz.
Diselenggerakan di Pacet (12-20 Juni) dan
Madiun (22-30 Juni)

Tulungagung - Launching perpustakaan


jalanan dan penggalangan dana bantuan
kemanusiaan untuk Syria di car free day
(5/6)

Situbondo Semarak Ramadhan 1437


H untuk pemuda dan pelajar dengan
melaksanakan cerdas cermat Islam antar
siswa setingkat SMA

Kota Kediri - Puguh,


penjual
mie
ayam
menerima
bantuan
modal dari LMI agar
dapat
mengembangkan
usahanya lebih maju.

Lamongan Pembagian takjil (makanan


berbuka puasa) yang dilakukan di Jalan
Basuki Rahmat Lamongan

Blitar Pembagian beasiswa dan training


motivasi oleh Kang Dadang sembari
berbuka puasa bersama yatim
SHARE LETTERS | JULI 2016

19

SINERGI KEBAIKAN

Kado Lebaran

Nusantara

PT Garam (Persero)
Madura - Kamis (21/6) sebanyak 440 orang
warga Sumenep khususnya Kalianget yang
didominasi orang-orang tua terlihat antusias
mengikuti acara pembagian sembako yang
bertempat di masjid PT Garam (persero)
Kalianget. Pembagian sembako lebaran ini
merupakan salah satu penyaluran program
PKBL dan CSR PT Garam (persero).
Selain di Sumenep pembagian juga
dilakukan di Pamekasan, Sampang, Bangkalan

20 SHARE LETTERS

| JULI 2016

dan Kupang NTT. Totalnya ada 1.700 paket


yang dibagikan. Dalam melaksanakan program
ini PT Garam (persero) menggandeng lembaga
amil zakat nasional LMI. Guritno, manajer
pendayagunaan LMI menjelaskan, LMI akan
mengoptimalkan bantuan ini sehingga menjadi
program yang berkelanjutan.
Guntur Sugianto, Plt Kabag PKBL
menjelaskan, bantuan ini salah satu realisasi
program PKBL, sebagai wujud kepedulian
kepada masyarakat, terutama sekitar kantor
dan pegaraman agar mereka mendapat
kemanfaatan
dan
kesejahteraan
dari
keberadaan PT Garam.
Lebih lanjut Guntur mengatakan, program
ini bermitra dengan lembaga amil zakat
nasional LMI, karena LMI terpercaya dan
pengelolaannya sangat professional. [gr]

Laporan

Pendayagunaan
Bulan Mei 2016
Total

Rp

1,785,227,500

Fakir Miskin

Rp

332,727,000

Fisabilillah

Rp

218,003,900

Muallaf

Rp

3,625,000

Ibnu sabil

Rp

450,000

Ghorimin

Rp

10,500,000

Program Dakwah

Rp

395,068,600

Program Ekonomi

Rp

90,771,000

Program Kemanusiaan

Rp

55,373,000

Program Kesehatan

Rp

44,798,600

Program Pendidikan

Rp

328,117,000

Program Yatim

Rp

137,573,100

Wakaf

Rp

139,753,000

Ramadhan

Rp

28,467,300

SHARE LETTERS | JULI 2016

21

LMI/FR-MKT.05
@lmizakat

Formulir Pendaftaran

Lembaga Manajemen Infaq

Donatur Rutin LMI

www.LMIzakat.org

DATA PRIBADI
*Nama Lengkap
: .. . . . . . . .
*Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Perempuan
*Tempat, Tgl Lahir
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
*Alamat Pengambilan
: .. . . . . . . .
*Telepon/HP
: ... . . . . . . .
Email : ..
Nama Perusahaan/Instansi : ..
Alamat Perusahaan
: ..

DATA PEMBAYARAN
*Nilai Donasi
:
Rp 50.000,-
Rp 100.000,-
Rp . . . . . . . . . . . . .
*Donasi Untuk
: Zakat
Infaq
Wakaf
...............
*Cara Bayar
:
Transfer
Ke Kantor LMI
Diambil dikantor
Diambil dirumah

Auto Debet
Mulai Donasi
: Tanggal, ..
Media Komunikasi
:
Majalah OASE
E_book OASE
*Kenal/tahu LMI dari
:
Website
Media Sosial
Spanduk
. . . . . . . . . . . . . . . .
*)wajib di isi

Terima kasih atas kepercayaan Anda
Semoga Allah menjadikan harta ini berkah, dan memasukkan kita dalam golongan orang-orang sholih, Amin.



, .. - .... - 2016
Diisi oleh petugas LMI




Muzakki / Munfiq,

Kecamatan
:...........................

Nama Korda
:...........................

Marketing
:...........................

( .... )

Agar Anda semakin mudah bersedekah, manfaatkan layanan transfer Donasi ke rekening kami, lalu konfirmasikan
ke SMS/WA Center kami di 081 5520 4848 dengan format: #TanggalTransfer#Nama#Nama Bank#Nominal#Nama
Program. Insya Allah majalah Oase LMI segera kami kirim.

INFAQ

ZAKAT

WAKAF

5200 242 400

5200 163 399

5200 60 3399

142 000 6977 291

142 000 463 9943

BSM

708 2604 191

708 260 7794

MUAMALAT

701 0055 055

701 0055 054

BCA
MANDIRI
Rekening atas nama
Lembaga Manajemen Infaq

PERHATIAN:
SHARE LETTERS | JULI 2016
Formulir ini bukan bukti pembayaran. Demi kenyamanan Anda, mintalah bukti pembayaran resmi kami yang bernomor seri dan
berlogo Lembaga Manajemen Infaq, saat Anda menyerahkan donasi kepada petugas yang menemui Anda. Terima kasih

22

SHARE LETTERS | JULI 2016

23

iklan
Halal bi Halal

24 SHARE LETTERS

| JULI 2016

Anda mungkin juga menyukai