Anda di halaman 1dari 13

PROSPEKSI MINERAL LOGAM

DI KECAMATAN SEKOTONG, KABUPATEN LOMBOK BARAT,


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015
Bambang Nugroho Widi
Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
Kegiatan Prospeksi mineral logam di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Barat, dimaksudkan untuk mengetahui daerah prospek sesuai
dengan tugas dan fungsi Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi, Kementrian Energi dan
Sumber Daya Mineral (Permen ESDM No. 0030 Tahun 2005).
Secara geologi wilayah Lombok Barat, khususnya Kecamatan Sekotong, sangat
berpotensi untuk terbentuknya endapan logam seperti emas dan logam dasar.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan banyak dijumpai adanya indikasi
mineralisasi (alterasi) yang berkembang cukup baik, tersebar cukup baik dan merata terutama
di blok timur sedangkan blok barat selain tidak begitu menarik wilayah ini adalah merupakan
hutan konservasi.
Daerah prospeksi blok timur di dominasi oleh batuan vulkanik yang terdiri dari batuan
andesit, breksi vulkanik, tufa (breksi tufa)dan intrusi mikro diorite.Alterasi dan mineralisasi
terjadi pada batuan vulkanik dalam bentuk propilit, argilik, dan silisik dimana di beberapa
tempat disertai dengan piritisasi dan struktur stockwork.
Hasil analisis laboratorium kimia dari conto sedimen sungai menunjukkan kadar logam
mulia Au di wilayah ini tidak tinggi, nilai tertinggi hanya 54 ppb Au terdapat di blok barat
(lok.LBB.15 MN/35), rata-rata kadar di <15 ppb Au. Untuk logam dasar nilai tertinggi Zn 460
ppm; terdapat di blok timur (lok.LBB.15 MN/54); Pb nilai tertinggi 63 ppm terdapat di blok timur
(lok.LBB.15 MN/57); dan Cu nilai tertinggi 57 ppm terdapat di blok timur (lok.LBB.15 MN/54).
Ag nilai tertinggi 8,1 ppm ((lok.LBB.15 MN/17); As nilai tertinggi 20 ppm (lok.LBB.15 MN/54);
Sb nilai tertinggi 10 ppm (lok.LBB.15 MN/80;81); Hg nilai tertinggi 0,79 ppm (lok.LBB.15
MN/83);
Sedangkan hasil analisis kimia dari conto batuan menunjukkan kadar logam mulia di
wilayah ini memiliki nilai tertingi hanya 41 ppb Au, (lok.LBB.15 MN/71), kadar rata-rata < 10
ppb Au. Untuk logam dasar, nilai tertinggi hanya mencapai 174 ppm; unsur Zn (lok.LBB.15
MN/98R1); unsur Pb nilai tertinggi 74 ppm (lok.LBB.15 MN/30 F); dan untuk unsur Cu nilai
tertinggi 495 ppm (lok.LBB.15 MN/86 R). Untuk Ag nilai tertinggi 3,7 ppm (lok.LBB.15 MN/53);
Untuk As nilai tertinggi 28 ppm (lok.LBB.15 MN/71); Untuk Sb nilai tertinggi 6 ppm (lok.LBB.15
MN/80;34); Hg nilai tertinggi mencapai 886 ppb atau 0,088 ppm (lok.LBB.15 MN/88F);
Hasil analisis XRD mineral alterasi yang muncul kaolinit - illit-quartz, sebagian quartzalbit-monmorilonit,terutama di bagian barat blok timur (lok.LBB.15 MN/88); (lok.LBB.15
MN/98).
Hasil analisis petrografi, batuan penyusun di daerah penyelidikan; trakitik andesit,
(lok.LBB.15 MN/02, 21R); mikrodiorit (lok.LBB.15 MN/37R); aplitic granit (lok.LBB.15
MN/98R);batugamping (lok.LBB.15 MN/88F); batulempung (lok.LBB.15 MN/96R);
Hasil analisis mineragrafi, menunjukkan asosiasi mineral mineralisasi adalah piritkalkopirit-hidrous oxide (lok.LBB.15 MN/98R); dan pirit-kovelit-hidrous oxide (lok.LBB.15
MN/50R);
Hasil analisis mineralogy, mineral dominan magnetit (>90%), amfibol (14%), piroksen
(ratarata 5%, beberapa lokasi mencapai 15%). Sementara kuarsa (<1%) dan zircon (trace).

Dari perhitungan statistik pada stream sedimen diketahui adanya kecenderungan


mineralisasi mengarah kearah barat (baratdaya).
Diperkirakan bahwa wilayah ini merupakan bagian pinggir (rim) dari sistim mineralisasi
hidrotermal di kawasan ini dimana pusat mineralisasi diperkirakan terletak di daerah sekitar
Pelangan, Desa Sekotong dan Gunung Simba.
Pendahuluan
Penyelidikan Prospeksi Mineral
Logam di wilayah ini dilakukan atas dasar
permintaan daerah Kabupaten Lombok
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang
tertuang dalam surat Bupati Lombok Barat
No.540/98/Bup/2013, perihal permohonan
bantuan penyelidikan mineral logam di
wilayah pertambangan Kabupaten lombok
Barat.
Alasan pemilihan penyelidikan di
wilayah ini selain permintaan Bupati
lombok Barat adalah, didasarkan dari hasil
penyelidik
terdahulu
menyebutkan
ditemukan adanya indikasi logam di daerah
Mecanggah Desa Sekotong
Barat,
Kecamatan Sekotong, dimana adanya
kandungan emas dalam urat kuarsa di
daerah komplek G, Simba dan Pelangan
dengan kadar bervariasi antara 1,01 gr/t Au
hingga 160 gr/t Au. Data dari daerah
Selodong menunjukkan kadar Au ada yang
mencapai 125 gr/t Au.
Lokasi
prospeksi
secara
administratif termasuk kedalam Sekotong,
Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa
Tenggara Barat
Akses ke daerah penyelidikan
dapat dicapai: Bandung - Mataram menggunakan
penerbangan
komersial.
Mataram-Kecamatan Sekotong dilakukan
melalui jalur darat dengan roda empat
dengan lama perjalanan sekitar 1 jam.
(Gambar 1).
Geologi Regional Daerah Penyelidikan
Sebelum
membahas
tentang
geologi daerah penyelidikan, terlebih
dahulu akan dijelaskan secara sepintas
tentang geologi regional terkait dengan
daerah penyelidikan.

Secara geologi regional daerah


penyelidikan merupakan bagian dari
Formasi Pengulung. Dimana secara
geologi formasi ini sarat dengan
mineralisasi. Formasi Pengulung secara
garis besar disusun oleh batuan vulkanik
yang favourable terhadap mineralisasi
terdiri dari lava, breksi vulkanik dan breksi
tufa.
Beberapa
daerah
prospek
mineralisasi yang merupakan bagian
formasi ini yaitu Gunung Simba,
Mencangah, Pelangan dan Selodong.
Daerah tersebut diatas dari mineralisasi Au
memiliki kadar cukup baik kadar bervariasi
antara 1,01 gr/t Au hingga 160 gr/t Au.
Gambaran geologi nya dapat dilihat pada
Gambar 2. .
Hasil Prospeksi
Selama kegiatan prospeksi di
lapangan telah dilakukan studi geokimia
sedimen sungai (Foto.1), pemercontoan
batuan terpilih baik dari singkapan maupun
apungan float. dan pendulangan (Foto.2).
Jumlah conto terkumpul selama
kegiatan masing-masing conto sbb. :
Conto sedimen sungai dan konsentrat
dulang blok barat masing-masing
sebanyak 44 dan 39 conto, dan blok
timur masing-masing sebanyak 46 dan
43 conto, dan masing-masing untuk
analisis kimia dan mineralogi butir.
Conto batuan 5 conto (blok barat) dan
13 conto masing untuk analisis kimia
mineral, analisis petrografi dan analisis
mineragrafi, XRD dan PIMA.
Adapun
hasil
pemercontoan
sampel yang telah di lakukan dilapangan
ada pada Gambar 3, dan lintasan
pengamatan geologi dapat dilihat pada
gambar 4.

Geologi daerah setempat


Pengamatan singkapan batuan
dilakuk an sepanjang lintasan pada saat
pengambilan conto sedimen sungai
maupun lintasan pengambilan conto
batuan. Batuan teramati bersifat andesitik
baik diluar maupun didalam area
pengambilan conto batuan.
Pengamatan
pada
singkapan
batuan sepanjang sungai maupun lintasan
lintasan di darat menunjukkan wilayah ini
memiliki variasi yang komplek.
Dari segi geomorfologi, daerah
penyelidikan memiliki bentuk morfologi
berelief datar hingga curam. Relief datar
menempati wilayah bagian utara, dan relief
tinggi menempati wilayah bagian barat.
Morfologi disekitar sungai Tanabea
memiliki relief sedang. Berikut adalah salah
satu bentuk relief sedang, menempati
daerah
sekitar
Tanabea
(Foto.3).
Sedangkan morfologi berelief datar
menempati wilayah utara (Foto.4)
Secara stratigrafi batuan penyusun
di wilayah ini dominannya masih
merupakan batuan vulkanik terdiri dari
andesit, breksi vulkanik, dan sebagian
batuan sedimen (tufa berlapis). baik diluar
maupun didalam area pengambilan conto
batuan.
Andesit secara fisik waran abu-abu,
porfiritik, tersusun oleh mineral dominan
plagioklas, sedikit piroksin. Andesit di
jumpai di bagian utara mengintrusi batuan
vulkanik, namun tidak menghasilkan
mineralisasi (Foto.5)
Breksi di daerah penyelidikan
memiliki sebaran paling luas. Di beberapa
lokasi menunjukkan adanya zona ubahan
(Foto.6)
Sedangkan batuan sedimen ada
dua
batugamping
dan
batupasir.
Batugamping adalah sebagai terumbu
(Foto.7) dan batupasir, penyebarannya
bersifat melensis berada diantara sebaran
satuan breksi vulkanik.(Foto.8).
Pada lokasi tertentu batuan
mengalami ubahan dan mineralisasi

sulfide, seperti yang terdapat di bagian


barat yaitu di S. Luang Batu. Mineralisasi
ditunjukkan oleh adanya urat-urat halus
yang memotong batuan sekitarnya
sehingga
menyebabkan
terjadinya
mineralisasi (Foto.9), dan adanya alterasi
salah satunya berupa argilit (Foto.10).
struktur yang berkembang memiliki
pola berarah timurlaut-baratdaya. Ada dua
jenis struktur di wilayah ini yaitu orde
pertama berarah baratlaut-tenggara dan
timurlaut-baratdaya.
Hasil analisis petrografi dari salah
satu lokasi LBB/MN.15/094R memiliki sifat
optik warna abu-abu keputihan, anhedralsubhedral, fenokris palgioklas dengan
komposisi mineral terdiri dari Plagioklas
(15%), Piroksen (4%), Karbonat (10%),
Kuarsa (10%), Klorit (5%), Mineral
Lempung/Kriptokristalin (43%), Kristalit
(5%), Mineral Opak (5%), Oksida Besi
(3%). Batuan telah terpropilitkan, bahwa
jenis batuan andesit (Foto 11).
Analisis mineragrafi diambil dari
conto-conto
batuan
lokasi-lokasi
LBB/15MN/50R, lokasi LBB/15MN/71R,
lokasi
LBB/15MN/88R,
dan
lokasi
LBB/15MN/98R,
secara
umum
memperlihatkan asosiasi mineralnya yang
terdiri dari pirit kalkopirit, kovelit dan oksida
besi. Kalkopirit, halus, anhedral, terubah
jadi oksida besi, kovelit warna biru halus,
anhedral berada diantara rekahan bersifat
anisotropik kuat (Foto.12)
Dari hasil analisis mineralogy butir
berasal dari lokasi LBB/15MN/056.P;
LBB/15MN/076.P,
memiliki
asosiasi
mineralnya yang terdiri dari Pirit, kuning
metalik,
Kuarsa,
tidak
berwarna,
transparan, Zirkon, merah muda, Piroksen,
hijau, transparan, Oks.besi, Asosiasi
mineral diwilayah ini memiliki proporsi
zircon lebih banyak jumlahnya dibanding
lokasi lain. (Foto.13 dan 14).
Hasil analisis XRD conto lokasi
LBB/15MN/034, LBB/15MN/052; 050, 088;
dan
LBB/15MN/098
menunjukkan
komposisi mineral utama dalam beberapa

conto yang di analisis yang terdiri dari


quartz, kaolinit, illit, albit, monmorilonit dan
mineral clinochlor. Ini menunjukkan zona
alterasi antara argillik - filik.
Gambaran geologi wilayah ini ada
pada Gambar.5.
Interpretasi
hasil
analisis
unsur
Geokimia
Metode yang digunakan dalam
menentukan sebaran unsur geokimia
adalah menggunakan metoda statistik
dengan sistim kelas atau range yang
berbeda beda nilainya bergantung dari
jenis unsurnya. Seperti untuk unsur Au
dinyatakan dalam (ppb) sedangkan unsur
lain dinyatakan dalam (ppm).
Hasil analisis geokimia unsur
terhadap sejumlah conto endapan sedimen
sungai memperlihatkan pola pola yang
spesifik untuk setiap unsur nya. Ada trendtrend
Unsur Au ada 4 kelas,yang pertama
yaitu kelas 0 - 4,6; kedua 4,7-10.1; ketiga
10,2-15,5 dan ke empat 15,6-31. Dari kelas
tersebut maka nilai yang tinggi terdapat di
wilayah sungai tanabea.
Unsur Ag ada 5 kelas, pertama
yaitu kelas 1,4-1,6; kedua 1,7-2.3; ketiga
2,4-3,1 dan ke empat 3,2-3,9, ke lima 4,0-4,8. Dari kelas tersebut maka nilai yang
tinggi terdapat di wilayah bagian baratdaya,
anak S Kenka dan Tanabea.
Unsur Cu ada 4 kelas, pertama
yaitu kelas 8-19,3; kedua 19,4-31.9; ketiga
32-44,6 dan ke empat 44,7-57. Dari kelas
tersebut nilai yang tinggi terdapat di
wilayah bagian baratdaya, hulu anak S
Kenka, anak S Tanabea.
Unsur Pb ada 6 kelas, pertama
yaitu kelas 25-28,9; kedua 29-35,9; ketiga
36-42,9 dan ke empat 43-49,8, ke lima
49,9--56,8, ke enam 56,9--63. Dari kelas
tersebut maka nilai yang tinggi terdapat di
wilayah bagian tengah S.Tanabea.
Unsur Pb ada 4 kelas, pertama
yaitu kelas 77-149,4; kedua 149,5-230,2;
ketiga 230,3-311 dan ke empat 311,1-460.

Dari kelas tersebut maka nilai yang tinggi


terdapat di wilayah bagian baratlaut atau
terdapat di S. Luangbatu, hulu anak S.
Kenka dan bagian tengah S.Tanabea.
Unsur As ada 5 kelas, pertama yaitu
kelas 0-0,3; kedua 0,4-4,6; ketiga 4,7-8,8
dan ke empat 8,9-13,1, ke lima 13,2--30.
Dari kelas tersebut maka nilai tinggi yang
terdapat di wilayah ini terdapat bagian hulu
S. Tanabea.
Unsur Sb ada 4 kelas, pertama
yaitu kelas 2-3,8; kedua 3,9-6,2; ketiga 6,38,5 dan ke empat 9,6-10. Dari kelas
tersebut maka nilai yang tinggi terdapat di
wilayah terdapat di anak S. Tanabea, hulu
anak S. Kenka.
Unsur Hg ada 4 kelas, pertama
yaitu kelas 3,2-786,2; kedua 786,3-1946;
ketiga 1946,1-3105,9 dan ke empat 31067970. Dari kelas tersebut maka nilai hanya
terdapat di satu lokasi yaitu di anak S.
Tanabea.
Hasil analisis terhadap conto
batuan dengan kadar tertinggi di blok timur
sebagai berikut :
Au,kadar tertinggi 41 ppb terdapat
pada
(LBB/15MN/071R),
36ppb
(LBB/15MN/088R).
Ag,
kadar
tertinggi
di
LBB/15MN/079R sebesar 3,7 ppm dan di
LBB/15MN/082R sebesar 3,4 ppm.
Cu kadar tertinggi terdapat pada
(LBB/15MN/086R) sebesar 495 ppm dan
pada (LBB/15MN/098R) sebesar 401 ppm.
Pb kadar tertinggi terdapat pada
(LBB/15MN/053R) sebesar 41 ppm dan
(LBB/15MN/050R) sebesar 35 ppm.
Zn memiliki kadar tertinggi terdapat
pada (LBB/15MN/086R) sebesar 136
ppmdan di (LBB/15MN/098R) sebesar 103
ppm.
As memiliki kadar tertinggi terdapat
pada (LBB/15MN/071R) sebesar 28
ppmdan di (LBB/15MN/041R) sebesar 18
ppm.
Sb memiliki kadar tertinggi terdapat
pada (LBB/15MN/050R) sebesar 5 ppm
dan di (LBB/15MN/052R) sebesar 4 ppm.

Secara umum ada empat unsur


yang kami anggap menarik sebaran
geokimia unsurnya dapat dilihat pada
Gambar.6.
Hasil penyelidikan yang telah
dilakukan memberikan gambaran sebagai
berikut:
Interpretasi Model Endapan
Indikasi
mineralisasi
yang
ditemukan di lapangan ditunjukkan oleh
petunjuk adanya zona-zona alterasi seperti
propilit, argilik baik yang mengandung
mineral sulfide seperti pirit, kalkopirit
maupun yang mengandung mineral oksida
seperti kovelit.
Berdasarkan
pengamatan
lapangan hanya ditemukan alterasi batuan
(argilik, propilit dan silisik) dan dari studi
mineral
berat
dibawah
mikroskop
ditemukan adanya kalkopirit. Adanya
asosiasi mineral logam dan data geokimia
dapat digunakan untuk mengetahui suatu
model endapannya.
Berdasarkan data-data tersebut
diinterpretasikan kemungkinan di daerah
ini mineralisasi yang terjadi sebagai akibat
dari proses hidrotermal bersuhu rendah.
Jika melihat pembahasan yang
sudah disampaikan pada pembahasan di
atas dapat di interpretasikan bahwa secara
umum bentuk mineralisasi yang terjadi di
wilayah penyelidikan merupakan bentuk
mineralisasi hidrotermal.
Dilihat dari pola anomali geokimia
dapat dibaca bahwa kecenderungan
mineralisasi meningkat kearah barat daya,
jelasnya adalah bahwa anomali muncul
hampir seluruhnya dimulai pada batas
wilayah yang dipisahkan oleh Sungai
Tanabea.
Itu artinya bahwa anomali geokimia
memiliki kecenderungan bergerak atau
lebih intensif kearah barat atau baratlaut.
Secara umum ubahan lebih intent
kearah barat atau barat daya, dicirikan oleh
adanya zona-zona alterasi seperti argilik

dan propilit pada batuan breksi dengan


sebaran ubahan yang luas.
Hal tersebut dapat dimengerti
bahwa Sungai Tanabea diperkirakan
sebagai struktur yang memisahkan daerah
yang memiliki anomali dan tidak memiliki
anomali. Jika asumsi tersebut benar
indikasinya diperkuat oleh daerah prospek
Luang Batu. Wilayah ini merupakan
wilayah mineralisasi yang cukup intent dan
menarik dibanding daerah lainnya.
Jadi dapat dimengerti mengapa
wilayah barat lebih intent tingkat
mineralisasinya dibanding wilayah timur.
Hal ini dikarenakan bahwa wilayah barat
adalah merupakan wilayah hanging wall
dari sesar Sungai Tanabea.
Di wilayah ini ciri yang berbeda
dengan daerah lain adalah ditemukannya
sejumlah urat kuarsa (dalam bentuk
stockwork) yang menerobos batuan breksi
dengan tingkat ubahan yang muncul
adalah silisifikasi. Zona silisifikasi memiliki
arah baratlaut-tenggara.
Rekonstruksi
yang
dapat
digambarkan berkaitan dengan daerah
prospek ini adalah dapat dilihat pada
Gambar.7.
Potensi Endapan Bahan Galian
Kriteria prospek / potensi suatu
endapan yang menarik itu di dasarkan
pada beberapa parameter diantaranya
yang terpenting adalah hasil pengamatan
lapangan. Ini merupakan salah satu tolak
ukur yang mudah guna menentukan suatu
suatu wilayah apakah prospek atau tidak.
Kriteria lainnya yang tidak kalah
penting adalah hasil analisis laboratorium.
Dalam beberapa kasus hasil
analisis laboratorium bisa memberikan
jawaban atas masalah yang tidak
terpecahkan dilapangan. Namun pada
umumnya hasil analisis laboratorium
memberikan penguatan terhadap yang
telah diduga dilapangan.
Hasil observasi lapangan dari
seluruh wilayah yang ada, beberapa lokasi

memiliki wilayah yang prospek untuk


ditindak lanjuti. Daerah tersebut adalah :
Untuk prioritas pertama adalah
daerah luang batu. Pada wilayah ini telah
ditemukan sejumlah indikasi mineralisasi
yang penjelasannya sudah dikemukakan
pada penjelasan sebelumnya.
Prioritas kedua adalah wilayah
dengan batas kearah barat dengan
batasnya Sungai Tanahbea. Kriteria
wilayah ini patut di lakukan studi lebih lanjut
adalah ditemukan zona alterasi hidrotermal
yang cukup luas.

wilayah anomali dan tidak anomali, dimana


wilayah yang kearah barat adalah sebagai
hanging wall sementara kerah timur
sebagai daerah foot wall.
Dari sekian wilayah yang telah
diselidiki satu wilayah yang paling potensial
dengan indikasi mineralisasi yang cukup
kuat adalah wilayah Luang Batu, dicirikan
oleh adanya urat-urat kuarsa halus yang
menembus batuan breksi yang terkersikan.
Dari uraian diatas disarankan untuk
dilakukan pemetaan geologi lanjut berupa
eksplorasi umum, terutama di wilayah
Luangbatu dan daerah sekitarnya, dengan
studi geokimia tanah dan batuan, guna
mengetahui sebaran mineralisasi secara
lebih jelas berkaitan dengan pembentukan
mineralisasi hidrotermal di wilayah ini
(genesis).
Metoda yang dilakukan adalah soil
sampling dengan sistim grid dengan
interval 100 atau 50 meter untuk setiap titik
khususnya pada wilayah dimana zona urat
ditemukan, serta pemetaan geologi detil
sekala 1 : 10000.

Kesimpulan
Secara geologi daerah penyelidikan
disusun oleh batuan vuIkanik, intrusi yang
merupakan
bagian
dari
Formasi
Pengulung.
Indikasi
mineralisasi
yang
diketemukan antara lain adanya ubahan/
alterasi batuan argilik dengan piritisasi,
propilit seperti yang ditemukan di wilayah
bagian barat Sungai Tanabea, Kecamatan
Sekotong Barat.
Adanya sebaran anomali geokimia
sedimen sungai secara bersamaan unsurUcapan Terimakasih
unsur Au, Cu, Zn, Cu, Pb yang memiliki
Penulis mengucapkan terimakasih
kecenderungan sebaran kearah barat daya
kepada kordinator kelompok penyelidikan
dimana hal ini mendekati wilayah
mineral dan tim editor yang telah
mineralisasi utama yang terletak di G.
memberikan
saran dan
koreksinya
Simba, Mencangah dan Selodong.
terhadap makalah ini sehingga dapat
Hal tersebut dapat dimengerti
diterbitkan.
karena adanya sesar besar Sesar S.
Tanabea yang dianggap sebagai pemisah
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho Widi, B, dkk, 2010, Mineral Assesment Cu-Au Nusa Tenggara, Pusat Sumber Daya
Geologi, Badan Geologi, Bandung.
Lombok Barat Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa
Tenggara Barat, 2014.
Bemmelen, R.W.Van., 1949., The Geology of Indonesia. Vol I. Martinus Nijhoff. The Hague.
Hamilton, W., 1979, Tectonics of the Indonesian Region, Geological Survey Professional
paper 1079, United States Government Printing Office, Washington
Hamilton, W.B., 1979. Tectonics of the Indonesia region. USGS Professional Paper 1078, p.
1-345.
Mangga, S.A., dkk., 1994, Peta Geologi Lembar Lombok, Nusa Tenggara Barat, sekala 1:
250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung

Tim Kajian PSDG, 2010, Laporan Evaluasi Wilayah Keprospekan Mineral Indonesia untuk
penyiapan Wilayah Pertambangan dan Tata Ruang.

Gambar 1. Peta Lokasi Wilayah Prospeksi Mineral Logam di Kabupaten Lombok Barat,
Propinsi Nusa Tenggara Barat.

Gambar 2. Peta Geologi Regional Daerah Lombok Barat (Mangga S.A, 1994)

Gambar 3. Peta Peta Lokasi Conto Blok Timur (Sekotong), Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Prov. NTB

Gambar 4. Peta Lintasan Pengamatan Blok Timur (Sekotong), Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat,

Gambar 6. Sebaran dan pola geokimia Au, Cu, Pb, Zn

Au (ppb), Ag(ppm), Cu(ppm), Pb(ppm),


Zn(ppm)

14;

3,4;

495;

SITUASI DAERAH
PROSPEK MINERALISASI
LUANGBATU,
KECAMATAN SEKOTONG,
KABUPATEN LOMBOK
Au (ppb), Ag(ppm), Cu(ppm),

20,

Pb(ppm), Zn(ppm)

6;

2,8;

27;

42,

Tanpa Sekala

Au (ppb), Ag(ppm), Cu(ppm), Pb(ppm),


Zn(ppm)
11;
1,8;
401;
23,

Peta Indeks

Au (ppb), Ag(ppm), Cu(ppm),


Pb(ppm), Zn(ppm)

2;

30;

401;

Gambar 7. Sebaran ubahan Silisifikasi berupa urat dengan kedudukan N 340 E/75 di
daerah Luangbatu

Foto 1. Sala satu kenampakan morfologi


daerah penyelidikan, tampak perbukitan
karst (menonjol)

Foto 2. Pendulangan guna mendapatkan


konsentrat mineral berat, Lokasi Sekotong

Foto 3. Morfologi perbukitan daerah


penyelidikan

Foto 4. Morfologi pedataran daerah


penyelidikan

Foto.5 Singkapan lava yang terdapat


diwilayah penyelidikan

Foto.6 Singkapan breksi vulkanik,


tersingkap di dibagian timur wilayah
penyelidikan.

Foto. 7 Singkapan batugamping di daerah


penyeledikan

Foto. 8 Batupasir tersingkap di bagian hulu


Sungai Tanabea

Foto.9 Ubahan argilik lokasi Desa


Sekotong

Foto.10 Ubahan argilik di S. Luang batu

Foto.11 Trakitik Andesit, teksporfiritiktrakitik, mineral penyususn plag, mikrolit


piroksin

Foto.12 Mineral pirit dan kovelit dalam


massa batuan

Piroks

Kuarsa
Oks.be

Kuars

Pirit
Zirkon
Piroks

Zirkon
Amfibo

Foto.15 Butiran Kuarsa, Zirkon dan Amfibol,

Foto.15 Butiran Kuarsa, Pirit, Piroksen, dan


Zirkon,

Anda mungkin juga menyukai