Laporan Kasus 1
Laporan Kasus 1
Nama
: Ny. N
Umur
: 53 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Kristen
Status Perkawinan
: Sudah Menikah
Pendidikan
: SMP
RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Pasien merasa sedih dan tertekan yang mendominasi dalam
kesehariannya
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Heteroanamnesa : Seorang perempuan 53 tahun masuk rumah sakit
dengan keadaan sikap murung ditemani oleh anaknya. Pasien seketika
menangis dan merasa sedih saat di tanya mengenai keluaga. Pasien
mengaku merasa sedih sejak 3 tahun yang lalu sejak semua anaknya
menikah. Pasien sendirian di rumah dan merasa sepi. Pasien biasa
menangis dan marah-marah secara tiba-tiba tanpa pemicu yang jelas.
Pasien merasa sedih ketika mengingat anak dan cucu-cucunya. Pasien
merasa di tinggalakan oleh keluarganya. Keluarga pasien jarang
menjenguk pasien di rumah, keseharian pasien baik namun terbatas
oleh karena penyakit distonia yang di alaminya sejak 1 tahun yang lalu
akibat dari kebiasaan tidur yang salah. Pasien mengaku tidak ada
gangguan tidur. Selera makan menurun namun mau jika di suap oleh
keluarga.
Alloanamnesa (Anak pasien) : Anak pasien berkata bahwa pasien
sering menangis dan marah marah sendiri tanpa alasan yang jelas.
Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial
Hendaya Pekerjaan
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang
(-)
(-)
(-)
masalah
ekonomi
keluarga.
Pertumbuhan
dan
II.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
Penampilan:
Tampak seorang perempuan paruh baya memakai kaos
warna biru tua, celana kain warna hitam. Pasien memiliki rambut
pendek yang terurus dan tampakan wajah sesuai dengan umurnya.
Perawakan agak kurus. Perawatan diri cukup baik. Pasien tampak
bersih, namun tampakan postur tubuh terganggu akibat distonia
pada leher sebelah kiri.
Kesadaran: Komposmentis
Perilaku dan aktivitas psikomotor : sesuai
Pembicaraan : Spontan, namun volume suara kecil
Sikap terhadap pemeriksa : Koperatif
B.
Keadaan afektif
Mood
: labil
Afek
: sesuai
Keserasian
: Serasi (appropriate)
Empati
: Dapat dirabarasakan
Gangguan persepsi
Halusinasi
: Tidak ada
Ilusi
: Tidak ada
Depersonalisasi
: Tidak ada
Derealisasi
: Tidak ada
E. Proses berpikir
Arus pikiran :
A.Produktivitas
B. Kontinuitas
C. Hendaya berbahasa
Isi Pikiran
A. preokupasi
B. Gangguan isi pikiran
F. Pengendalian impuls
Baik
G.
Daya nilai
Norma sosial
Uji daya nilai
Penilaian Realitas
: Baik
: Baik
: Baik
H. Tilikan (insight)
Derajat IV: Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan
namun tidak memahami penyebab sakitnya.
I. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
III.
keluaga.
Pasien merasa sepi dan ditinggalkan oleh keluarga
V.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I :
Berdasarkan alloanamnesa dan autoanamnesa didapatkan adanya
gejala klinis yang bermakna berupa perasaan sedih dan
murung serta perasaan berubah sewaktu-waktu . Keadaan
ini akan menimbulkan distress dan disabilitas yaitu pasien
merasa sendiri dan kehilangan semangat untuk beraktifitas
sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan
Jiwa.
Pada pasien tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai
realita ataupun gejala psikotik positif, seperti halusinasi auditorik
dan visual pada pasien sehingga didiagnosa sebagai Gangguan
Jiwa Non Psikotik.
Berdasarkan deskripsi kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa
pasien mengalami gangguan non psikotik karena memenuhi
kriteria diagnosa untuk gangguan depresif sedang yaitu sekurang
kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama, yang ditemukan pada
pasien yaitu perasaan sedih ( kehilangan minat dan kegembiraan)
dan kurang semangat dalam melakukan beraktifitas. Ditambah
sekurang kurangnya 3 (sebaiknya 4) dari gejala lainnya, yang
ditemukan pada pasien yaitu , nafsu makan berkurang. Lamanya
seluruh episode berlangsung minimal sekitar 1 tahun. Tampak
kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial dan urusan
Aksis II
Tidak ditemukan diagnosis karena tidak ada ditemukan gangguan
kepribadian.
Aksis III
penyakit distonia
Aksis IV
Stressor psikososial yaitu masalah dengan primary support group
(Keluarga).
Aksis V
GAF scale 90-81 (Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas,
tidak lebih dari masalah harian biasa).
VI.
DAFTAR MASALAH
Organobiologik
Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien
memerlukan psikofarmaka.
Psikologik
Ditemukan adanya masalah / stressor psikososial sehingga pasien
memerlukan psikoterapi.
VII.
PROGNOSIS
Ad Bonam
Faktor yang mempengaruhi :
a . Keinginan pasien untuk sembuh
b .Tidak ada gangguan mental organik
Psikoterapi
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi
hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang
sekitarnya sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang
kondusif untuk membantu proses penyembuhan pasien serta
melakukan kunjungan berkala.
IX.
FOLLOW UP
Pasien merupakan pasien poliklinik RS Undata Palu
X.
PEMBAHASAN
Gangguan depresi, dalam buku Synopsis of Psikiatri termasuk dalam
kelompok gangguan mood.[1] Gangguan mood meliputi sekelompok besar
gangguan, dengan mood patologis serta gangguan yang terkait mood yang
Deprimere
secara
harfiah
berarti
menekan,
de
berkelanjutan
dan
kehilangan
minat.
Depresi
juga
dapat
10
a)
69%.[1]
3. Faktor psikososial
Peristiwa hidup dan stres lingkungan
Peristiwa kehidupan yang membuat seseorang merasa tertekan
(stres) dapat mencetuskan terjadinya depresi. Episode pertama
lebih ringan dibandingkan episode berikutnya. Ada teori yang
mengemukakan
adanya
stress
sebelum
episode
pertama
11
c)
Faktor psikodinamik
Teori psikodinamik depresi oleh Sigmund Freud yang dilanjutkan
oleh Karl Abraham dikenal sebagai pandangan klasik depresi yang
mencakup empat hal utama :
- Gangguan hubungan ibu-anak selama fase oral (10-18 bulan)
menjadi faktor predisposisi untuk rentan terhadap episode
-
depresi berulang
Depresi dapat dihubungkan dengan cinta yang nyata maupun
harapan.[2]
b) Ketidak berdayaan yang dipelajari
Teori ketidak berdayaan yang dipelajari pada depresi
menghubungkan fenomena depresi dengan pengalaman peristiwa
12
yang
tidak
diformulasikan
dapat
dikendalikan.
kembali
mengenai
Dalam
pandangan
yang
ketidakberdayaan
yang
13
mengidentifikasi
dan
menguji
kognisi
negatif,
14
untuk
meredakan
gejala.
Perbaikan
kepercayaan
15
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Irawati, I,. Kristiana, S,. Buku Ajar Psikiatri. Ed. 2. Badan Penerbit FKUI :
Jakarta. 2013.
2. Benjamin, JS,. Virginia, AS,. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed. 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC : Jakarta. 2010.
3. Jonathan, WK,. Andrew, MB,. Cristal, EW,. Sara, JL,. The Nature of
Clinical Depression : Symptoms, Syndromes and Behavior Analysis.
Association for Behavior Analysis International. [Diakses pada tanggal 28
Oktober 2015]. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2395346/.
2015.
4. Mayo Clinic Staff. Depression (Mayor Depressive Disorder). Mayo Clinic
Journal.
[Diakses
pada
tanggal
28
Oktober
2015].
http://www.mayoclinic.org/
diseasesconditions/depression/basics/definition/con-20032977. 2013.
5. Jerry, LH,. David, B,. Mayor Depressive Disorder. Medscape Journal.
[Diakses
pada
tanggal
28
Oktober
2015].
http://emedicine.medscape.com/article/286759-overview#a3. 2015.
6. Rusdi, M,. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari
PPDGJ-III dan DSM-5. Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika
Atmajaya : Jakarta. 2013.
7. Mardjono, M.Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat. 2006
8. Maslim.R,SPKJ. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik
edisi ketiga. Bagian ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.2007
9. Maulany, RF. Buku Saku Psikiatri. EGC.2008
17
LAPORAN KASUS
GANGGUAN AFEKTIF EPISODE DEPRESI SEDANG NON
PSIKOTIK
DISUSUN OLEH:
18
N 111 15 054
PEMBIMBING:
dr. Dewi Suryani Angjaya, Sp. KJ
19