2Si
O2
H2
O.
terjadi karena proses pelapukan dan alterasi hidro-thermal pada batuan beku
felspatik. Mineral-mineral potash alumunium silika dan feldspar diubah menjadi
kaolin. Proses kaolinisasi berlangsung pada kondisi tertentu, sehingga elemenelemen selain silika, alumunium, oksigen dan hidrogen akan mengalami
pertukaran seperti terlihat pada persamaan reaksi sebagai berikut :
2KAl
Si 3 O8
+ 2
H3
O -
OH
Al 3
(SiO)5 +
SiO 2
Kaolinit Felspar
K2
O + 4
Proses pelapukan pada pembentukan kaolin terjadi pada atau dekat dengan
permukaan tanah yang sebagian besar terjadi pada batuan beku. Sementara proses
alterasi hidrothermal terjadi karena larutan hidrothermal mengalir melalui
rekahan, patahan, dan daerah permeabel lainnya sambil mengubah batuan
gamping menjadi endapan kaolin. Endapan kaolin terdiri dari dua macam, yaitu
residual dan sedimen. Kaolin residual, jenis ini diketemukan ditempat
terbentuknya bersama batuan induknya, belum mengalami perpindahan, kristal
teratur, jarang terjadi substitusi ion, mineral murni. Kaolin sedimenter, sudah
mengalami perpindahan oleh air, angin, gletser, diendapkan dlm cekungan, kristal
tdk teratur, bercampur dgn bhn lain (oksida besi, titan) lebih halus dan plastis. Di
Indonesia, endapan kaolin residual yang merupakan hasil alterasi hidrothermal
pada batuan granit terdapat dalam jumlah yang besar di Propinsi Bangka dan
Belitung. Mineralogi Mineral yang tergabung dalam kelompok kaolin adalah
mineral kaolinit, nakrit, dikrit dan halloysit. Di antara mineral-mineral tersebut,
kaolinit merupakan mineral utama, sedangkan halloysit (Al2(OH)4SiO52H2O)
memiliki kandungan air lebih besar seringkali membentuk endapan tersendiri.
Biasanya dalam endapan kaolin yang ekonomis, tidak ditemukan mineral nakrit
dan dikrit.
B. Potensi Kaolin
Potensi cadangan kaolin di Indonesia sekitar 66,21 juta ton yang terdiri
dari 12,95 juta ton cadangan terbukti, 26,57 juta ton cadangan terunjuk dan 26,70
juta ton cadangan tereka. Potensi cadangan tersebut tersebar di beberapa daerah,
seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Bangka dan Belitung dengan mutu
cukup baik terutama untuk digunakan sebagai bahan baku keramik dan pengisi
(filler). Daerah lainnya terdapat di Sumatera, Jawa dan Sulawesi Utara.
C. Metode Eksplorasi Kaolin
Metode eksplorasi dilakukan untuk mengetahui jumlah cadangan dan
kualitas endapan kaolin didasarkan pada kondisi daerah atau lokasi endapan
kaolin berada. Beberapa metoda eksplorasi yang dapat digunakan, di antaranya
adalah dengan cara pemboran (bor tangan atau bor mesin) dan atau dengan
pembuatan sumur uji. Eskplorasi dengan cara pemboran (bor tangan atau mesin)
dilakukan dengan alat bor yang dilengkapi dengan bailer (penangkap conto).
Metoda eksplorasi yang menggunakan sumur uji dilakukan dengan pola
empat persegi panjang atau berbentuk bujur sangkar dengan jarak dari satu sumur
25 - 50 meter. Penambangan Endapan kaolin dapat ditambang dengan dua cara,
yaitu tambang terbuka (open pit mining) atau dengan tambang semprot
(hydraulicking).
kumpulan
Pasal 1 ayat 6
Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau
batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang.
Pasal 2
Pertambangan mineral dan/atau batubara dikelola berasaskan:
a. manfaat, keadilan, dan keseimbangan;
b. keberpihakan kepada kepentingan bangsa;
c. partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas;
d. berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Pasal 4 ayat 1
Mineral dan batubara sebagai sumber daya alam yang tak terbarukan
merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar
kesejahteraan rakyat
Pasal 34 ayat 2
Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat
1 huruf a digolongkan atas:
a. pertambangan mineral radioaktif
b. pertambangan mineral logam
c. pertambangan mineral bukan logam
d. pertambangan batuan
Pasal 36 ayat 1
IUP terdiri atas dua tahap:
a. IUP Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum eksplorasi, dan studi
kelayakan
b. IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi penambangan,
pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.
f. Kewajiban-Kewajiban lainnya :
Pemegang IUP dan IUPK wajib menjamin penerapan standar dan baku
mutu lingkungan sesuai dengan karakteristik suatu daerah. Pemegang IUP dan
IUPK juga wajib menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung sumber daya air
yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
C. Hak Pemegang IUP Eksplorasi dan IUP Khusus
Dalam UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
(UU Minerba) Bab XIII mengenai Hak dan Kewajiban, Pasal 90, 91,dan 92
pemegang IUP dan IUPK, berhak :
1. Melakukan sebagian atau seluruh tahapan usaha pertambangan, baik
kegiatan eksplorasi maupun kegiatan operasi produksi.
2. Memanfaatkan prasarana dan sarana umum untuk keperluan pertambangan
setelah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Memiliki mineral, termasuk mineral ikutannya, atau batubara yang telah
diproduksi apabila telah memenuhi iuran eksplorasi atau iuran produksi,
kecuali mineral ikutan radioaktif.
Sebagaimana diatur dalam Pasal 93 UU Minerba perlu digaris bawahi
bahwa Pemegang IUP dan IUPK tidak boleh memindahkan IUP dan IUPKnya kepada pihak lain. Untuk pengalihan kepemilikan dan/atau saham di bursa
saham Indonesia hanya dapat dilakukan setelah melakukan kegiatan eksplorasi
tahapan tertentu.
Pengalihan kepemilikan dan/atau saham hanya dapat dilakukan dengan
syarat :
1.
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
C. Penghentian Sementara Kegiatan IUP dan IUP Khusus
Menurut Pasal 113 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara (UU Minerba), suatu kegiatan usaha pertambangan yang sedang
dilakukan oleh pemegang Ijin Usaha Pertambangan (IUP) atau Ijin Usaha
Pertambangan
Khusus
(IUPK)
dapat
diberhentikan
sementara,
tanpa
A. Persyaratan untuk memperoleh IUP Operasi Produksi bagi Badan Usaha untuk
Mineral Non Logam
Pasal 23 PP Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba
mengatur bahwa persyaratan untuk memperoleh IUP Operasi Produksi bagi Badan
Usaha meliputi persyaratan :
Persyaratan administratif
1. Surat permohonan
secara nasional
Laporan lengkap eksplorasi
Laporan studi kelayakanRencana reklamasi dan pasca tambang
Rencana kerja dan anggaran biaya
Rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi
produksi
6. Tersedianya
tenaga
ahli
pertambangan
dan/atau
geologi
yang
dan
pemurnian
yang
dikeluarkan
oleh
Menteri,
gubernur,
Badan usaha tersebut wajib melaporkan hasil penjualan mineral dan/atau batubara
yang tergali kepada pihak yang berwenang.
Selain itu di dalam Pasal 106 UU Minerba diatur bahwa pemegang IUP
dan IUPK harus mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, dan
jasa dalam negeri. Dalam melakukan kegiatan operasi produksi, badan usaha
pemegang IUP dan IUPK wajib mengikut sertakan pengusaha lokal yang ada di
daerah tersebut. Adalah kewajiban bagi pemegang IUP dan IUPK untuk
menyusun program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.