Anda di halaman 1dari 3

1.

Kultur jaringan
senin, Agustus 15, 2011 Bioteknologi No comments

Kultur dapat didefinisikan sebagai teknik membudidayakan jaringan agar menjadi organisme yang utuh dan
mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman
secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti
daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi
dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak
diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Kultur jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
membuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh menjadi tanaman utuh (sempurna)
dikondisi in vitro (didalam gelas).
Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu, dan tanaman yang diperbanyak dengan kultur
jaringan mempunyai sifat sama atau seragam dengan induknya. Contoh tanaman yang sudah lazim diperbanyak
secara kultur jaringan adalah tanaman anggrek. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu
memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang
dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan
induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas,
mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin,
kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.
Dasar teknik kultur jaringan adalah bahwa sel tanaman mempunyai sifat totipotensi yaitu kemampuan sel untuk
tumbuh dan berkembang membentuk tanaman lengkap dalam medium aseptik yangmengandung unsur hara dan zat
pengatur tumbuh yang sesuai.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1.

Pembuatan media.

2.

Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang
sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

3.

Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril,
yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap
peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.
Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

4.

Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media.
Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan

gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan diletakkan pada rak-rak dan
ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
5.

Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai
bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap
hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh
bakteri ataupun jamur.

6.

Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan
dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.

Prinsip Dasar Kultur Jaringan


Kultur jaringan mengandung dua prinsip dasar yang jelas, yaitu :
a. Bahan tanam yang totipotensi
Konsep dasar ini mutlak ada dalam pelaksanaan kegiatan kultur jaringan karena hanya dengan adanya sifat
totipotensi ini sel jaringan organ yang digunakan akan mampu tumbuh dan berkembang sesuai arah dan tujuan
budidaya in vitro yang dilakukan. Namun, sifat totipotensi lebih besar dimilki oleh bagian yang masih muda dan
banyak dijumpai pada daerah meristem. Bahan tanam yang sementara ini digunakan dalam kegiatan kultur jaringan
dan sering terbukti dapat tumbuh dan berkembang adalah:
1.

Sel, sel biasanya ditanam dalam bentuk suspensi dengan kepadatan yang telah ditentukan.

2.

Protoplast, biasanya juga ditanam dalam bentuk yang telah ditentukan.

3.

Jaringan meristem, jaringan yang ditanam biasanya dalam bentuk potongan organ yang terdapat pada
derah-daerah pertumbuhan.

4.

Kalus, kalus ditanam dalam bentuk massa sel yang belum terdeferensiasi dan biasanya ditanam daam
media induksi untuk pertumbuhan kalus.

5.

Organ, bahan yang paling umum dalam kegiatan kultur jaringan.

b. Budidaya yang terkendali


Sifat bahan yang totipotensi saja tidak cukup untuk kesuksesan kegiatan kultur jaringan. Prinsip dasar budidaya
yang terkendali ini meliputi :
1.

Keadaan media tempat tumbuh

2.

Lingkungan yang mempengaruhi

3.

Keharusan sterilisasi

Teknik kuljar secara in vitro, beberapa syarat sesuai dengan prinsip dasar kuljar yang harus diketahui antara lain :

Memilih eksplan yang baik

Untuk mendapatkan eksplan yang baik dan mudah tumbuh, dipilih bagian organ yang masih bersifat
meristematik

Penggunaan medium yang cocok. Media yang biasa digunakan untuk pembuatan kuljar murni adalah
PDA.

Keadaan yang aseptik. Keadaan yang aseptik ini meliputi sterilisasi eksplan, media, alat-alat, ruang
steril dan ruang kultur (entkas / tempat khusus untuk menanam eksplan ke dalam medium).

Pengaturan udara yang baik

Anda mungkin juga menyukai