Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
caesarea
janin
adalah
dengan
pembedahan
membuka
dinding
untuk
perut
dan
dengan
membuat
sayatan
pada
dinding
uterus
Mochtar
(1998)
faktor
dari
ibu
caesarea
adalah
ruptur
uteri
iminen,
melebihi
caesarea
4.000
gram.
diatas
Dari
dapat
beberapa
diuraikan
faktor
beberapa
penyebab/indikasi
dilakukannya
sectio
caesarea
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
melakukan
sectio
caesarea
(SC)
adalah
caesarea
dilakukan
pada
plasenta
previa
previa,
kepentingan
sectio
ibu,
caesarea
sehingga
juga
sectio
dilakukan
caesarea
Merupakan
sectio
peritoneum
caesarea
parietalis
dan
tanpa
membuka
dengan
demikian
3.
dengan
membuat
sayatan
memanjang
pada
kemih
tertarik
c. Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan:
a. Infeksi
mudah
menyebar
secara
intraabdominal
terjadi
profunda.
Ruptur
dibandingkan
uteri
karena
dengan
luka
SC
luka
bekas
SC
supaya
ibu
yang
ruptura
telah
uteri,
mengalami
SC
jangan
terlalu
-kurangnya
dapat
Rasionalnya
sembuh
4.
lekas
adalah
dengan
hamil
istirahat
lagi.
selama
memberikan
baik.
Untuk
Sekurang
2
tahun.
kesempatan
tujuan
ini
luka
maka
dengan
membuat
sayatan
melintang
konkaf
operatif
tinggi.
5.
Komplikasi
a. Infeksi Puerperalis
Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan
suhu selama beberapa hari dalam masa nifas atau
dapat juga bersifat berat, misalnya peritonitis,
sepsis dan lain-lain. Infeksi post operasi terjadi
apabila
sebelum
pembedahan
sudah
ada
gejala
gejala
faktor
infeksi
yang
kelainan
ketuban
intrapartum
merupakan
itu
(partus
pecah,
atau
ada
faktor
predisposisi
lama
tindakan
terhadap
khususnya
vaginal
setelah
sebelumnya).
banyak
pembedahan
jika
bisa
cabang
timbul
arteria
pada
waktu
uterina
ikut
kehamilan
berikutnya
bisa
terjadi
ruptura
yang
normal
sentralis
beberapa
dan
kelainan/hambatan
menyebabkan
/
spontan,
lateralis,
bayi
tidak
misalnya
panggul
pada
dapat
plasenta
sempit,
proses
lahir
previa
disproporsi
proses
yang
imobilisasi
operasinya
akan
dilakukan
menyebabkan
sehingga
akan
tindakan
pasien
mengalami
menimbulkan
masalah
fisik
akan
menyebabkan
pasien
tidak
mampu
informasi
mengenai
proses
pembedahan,
juga
abdomen
inkontinuitas
akan
dilakukan
sehingga
jaringan,
tindakan
insisi
menyebabkan
pembuluh
darah,
pada
terputusnya
dan
saraf
histamin
rasa
dan
nyeri
berakhir,
prostaglandin
(nyeri
daerah
akut).
insisi
yang
Setelah
akan
akan
proses
ditutup
dan
F. Pemeriksaan Penunjang
1.
Hemoglobin
atau
hematokrit
(HB/Ht)
untuk
mengkaji
4.
5.
darah
Urinalisis / kultur urine
Pemeriksaan elektrolit
mengandung
hipotermi,
elektrolit
dehidrasi,
atau
agar
tidak
komplikasi
terjadi
pada
organ
Diet
Pemberian
cairan
perinfus
biasanya
dihentikan
dan
dengan
jumlah
makanan
yang
peroral.
sedikit
Pemberian
sudah
boleh
minuman
dilakukan
Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi:
tidur
telentang
kedua
didudukkan
dapat
post
selama
dilakukan
sedini
operasi,
5
menit
penderita
mungkin
setelah
penderita
dan
diminta
pasien
dianjurkan
belajar
untuk
diubah
dapat
duduk
demi
selama
pada
hari
ke-3
sampai
hari
ke5
pasca
operasi.
Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan
tidak
enak
pada
penderita,
menghalangi
involusi
pemilihan
dan
pemberian
antibiotic
sangat
meningkatkan
vitalitas
dan
keadaan
umum
yang
harus
diperhatikan
dalam
pemeriksaan
dan
nifas
yang
mungkin
darah
selama
dan
pendarahan
Kemungkinan
vagina
kehilangan
menunjukkan
prosedur
yang
diantisipasi
kemampuan
sebagai
wanita.
Menunjukkan
lunak
dengan
tidak
ada
distensi
(diet
ditentukan).
9) Neurosensori
Kerusakan
gerakan
dan
sensasi
di
bawah
tingkat
abdomen
dapat
tampak
sedikit
noda
(histamin,
prostaglandin)
akibat
trauma
3) Ansietas
tentang
berhubungan
prosedur
dengan
kurangnya
pembedahan,
informasi
penyembuhan
dan
Diagnosa
o
1
Keperawatan
Nyeri
Hasil
Setelah
akut
diberikan 1.
berhubungan
asuhan
dengan pelepasan
selama
mediator
diharapkan
nyeri
keperawatan
24
klien
prostaglandin)
terkontrol
akibat
kriteria hasil :
jaringan
pembedahan
(section
caesarea)
jam
berkurang
dalam Klien
nyeri
2.
ketidaknyamanan
melaporkan 3.
meringis
Klien
tampak
4.
nonverbal
(misalnya
ketidakmampuan
(ex:
rileks,
dapat
komprehensif
wajah
untuk
dari
meringis)
berkomunikasi
secara efektif.
Kaji efek pengalaman nyeri terhadap kualitas
hidup
tampak
secara
terutama
berkurang
pengkajian
dengan
terkontrol
Wajah tidak
rileks,
Lakukan
nyeri
(histamin,
trauma
Intervensi
beraktivitas,
kognisi,
sosial)
Ajarkan
(relaksasi
tidur,
perasaan,
menggunakan
progresif,
dan
teknik
latihan
istirahat,
hubungan
nonanalgetik
napas
dalam,
berisitirahat,
dan 5.
beraktivitas sesuai
dapat
kemampuan
Risiko
tinggi
Setelah
diberikan 1.
terhadap infeksi
asuhan
berhubungan
selama
dengan
diharapkan
trauma
jaringan / luka
tidak
bekas
infeksi
(SC)
operasi
keperawatan
24
jam
klien
mengalami 3.
4.
dengan
kriteria hasil :
Tidak
tanda
infeksi
rubor,
terjadi
-
suara)
Kolaborasi
respon
untuk
pasien
terhadap
penggunaan
kontrol
2.
mempengaruhi
ada
sebelumnya.
ketuban.
Kaji adanya
tanda
Catat
infeksi
waktu
(kalor,
pecah
rubor,
5.
6.
tanda
(kalor,
dolor, 7.
pemeriksaan
laboratorium
jumlah
WBC
dan
/
sel
darah putih
Kolaborasi untuk pemeriksaan Hb dan Ht. Catat
tumor,
fungsio
laesea)
Suhu
dan
perkiraan
nadi 8.
9.
dalam batas normal
(
suhu
kehilangan
darah
selama
prosedur
pembedahan
Anjurkan intake nutrisi yang cukup
Kolaborasi
penggunaan
antibiotik
sesuai
indikasi
36,5
-37,50
C,
frekuensi
nadi
60 - 100x/ menit)
WBC
dalam
batas
normal
3
(4,10-10,9
Ansietas
10^3 / uL)
Setelah
diberikan
berhubungan
asuhan
keperawatan
dengan kurangnya
selama
jam
informasi
diharapkan
tentang prosedur
klien
pembedahan,
ansietas
berkurang
tenang
dan
berkaitan
dengan
ansietas
yang
dirasakan
4. Dukung dan arahkan kembali mekanisme koping
penyembuhan, dan
perawatan
operasi
post
5. Berikan
Klien
lebih
terlihat
tenang
dan
tidak gelisah
Klien
mengungkapkan
bahwa
ansietasnya
berkurang
prosedur
informasi
yang
pembedahan,
benar
mengenai
penyembuhan,
/
harapan
ansietas
yang
dan
kelahiran
dialami
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Epilepsi ialah gangguan kronik otak dengan ciri
timbulnya
gejala-gejala
yang
datang
dalam
serangan-
abnormal
reversibel
sel-sel
dengan
saraf
berbagai
otak
etiologi.
yang
bersifat
Serangan
ialah
yang
dicirikan
oleh
terjadinya
bangkitan
yang
sklerosis
angiomatosis
tuberosa,
neurofibriomatosis,
ensepalo-trigeminal,
fenilketonuria,
hipoparatiroidisme, hipoglikemia.
c. Faktor genetik: pada kejang demam
holding spells
d. Kelainan kongenital
otak:
atropi,
dan
breath
forensepali,
hipokalsimia,
hiponatremia, hipernatremia.
f. Infeksi: radang yang disebabkan bakteri atau virus
pada otak dan selaputnya, toksoplasmosis.
g. Trauma: Kontusio serebri, hematoma subaraknoid,
hematoma subdural.
h. Neoplasma otak dan selaputnya.
i. Kelainan pembuluh darah, mal
kolagen.
j. Keracunan:
timbal
fenotiazin, air.
(Pb),
formasi,
kamper
(kapur
penyakit
barus),
k. Lain-lain:
penyakit
darah,
gangguan
keseimbangan
muatan
(Mansjoer,
peranan
listrik
2000).
dari
Beberapa
asetilkolin
sel
saraf
penyelidikan
sebagai
zat
tersebut
menunjukkan
yang
merendahkan
listrik
yang
terjadi
sewaktu-waktu
saja,
maka
pelepasan
muatan
listrik
kortikal dipermudah.
Setilkolin
diproduksi
oleh
sel-sel
sel-sel
saraf
saraf
kesadaran
asetilkolin
waspada
lebih
permukaan
(terjaga)
banyak
otak
merembes
daripada
lebih
ke
banyak
luar
selama
dari
tidur.
listrik
dilepas
oleh
nuklei
intralaminares
ini
aspesifik
merupakan
atau
terminal
lintasan
dari
lintasan
asendens
asendens
ekstralemsnikal.
karena
terjadilah
sebab
lepas
intralaminar
talamokortikal
yang
muatan
talamik
yang
belum
listrik
secara
dapat
dari
berlebih.
berlebihan
dipastikan,
ini
inti-inti
Perangsangan
menghasilkan
Menurut
Terminology
Commission
of
the
of
Classification
International
League
and
Against
Fokal
motorik
menjalar
(dikenal
dengan
memutar
tubuh,
Epilepsi Jackson)
Versiz
disertai
gerakan
mata, kepala
b) Dengan
gejala
somatosensoris
atau
sensoris
Somatosensoris
timbul
rasa
kesemutan
atau
Disertai vertigo
c) Dengan
gejala
atau
tanda
gangguan
syaraf
Disfasia
mengulang
suku
kata,
kata
atau
bagian kalimat
Dimnesia
pernah
gangguan
mengalami,
fungsi
ingatan
merasakan,
seperti
melihat
atau
Halusinasi
mendengar
kompleks
ada
(berstruktur)
yangbicara,
musik,
melihat
Dengan
automatisme
gerakan-gerakan
Dengan automatisme
3) Epilepsy
parsial
yang
berkembang
menjadi
parsial
sederhana
yang
berkembangan
parsial
kompleks
yang
berkembang
parsial
sederhana
yang
menjadi
dan
berakhirnya
bangkitan
tidak
mendadak.
3) Epilepsi mioklonik : terjadi kontraksi mendadak,
sebentar,
dapat
kuat
atau
lemah
sebagian
otot
menit
diikuti
kejang
kelonjot
diseluruh
nafas
menjadi
dalam
beberapa
saat
mulut
kuat.
menjadi
Mungkin
selesai,
berbusa
pula
klien
klien
dapat
karena
hembusan
miksi.
Setelah
bangun
dengan
7) Epilepsi
atonik
otot-otot
seluruh
badan
epileptikum
berlangsung
aktifitas
terus-menerus
lebih
kejang
dari
30
yang
menit
yang
ritmik,
mengunyah-ngunyah,
gerakan
yang
diagnosis
epilepsi
bersifat
maupun
informatif
bila
khas
epileptik
diluar
serangan
gelombang
paku,
yang
dapat
ditemukan
baik
terekam
berupa
runcing
memastikan
pola
EEG
yang
saat
serangan
gelombang,
runcing,
lambat,
paku
lambat.
poto
mendeteksinya
scan,
yang
hematom,
polos
adanya
berguna
tumor,
kepala,
fraktur
untuk
yang
tulang
mendeteksi
hidrosefalus,
berguna
untuk
tengkorak:
adanya
sedangkan
CT
infark,
pemeriksaan
kelainan
sistemik
seperti
hipoglikemia,
yang
dari
penerangan
optimal
sawan.
bahwa
sebagian
Pasien
harus
dengan
besar
akan
patuh
dalam
dari
dihentikan,
dikatakan
tahun
pasien
telah
sesudah
tidak
mengalami
serangan
terakhir
obat
mengalami
sawan
lagi,
remisi.
Diperkirakan
30%
ketempat
pelayanan
kesehatan
karena
keluarga
mengeluh
anaknya
prestasinya
mengeluh
anaknya
atau
anggota
emosi
yang
labil.
Apakah
pernah
menderita
atau
mengkonsumsi
alkohol.
Klien
tidak
mempunyai
harapan
dan
selalu
informasi
dan
kesadaran
sesaat
lidah.
3) Perubahan
dalam
gerakan
misalnya
hemiplegi/hemiparese sementara.
4) Klien
lupa
atau
sedikit
ingat
terhadap
dari
kejang
harus
atau
kali
frekuensinya.
3) Aktivitas motorik mencakup apakah ekstrimitas
yang
terkena
sesisi
atau
bilateral,
dimana
klien
dapat
dibangunkan
setelah serangan ?
5) Distrakbilitas, apakah
respon
terhadap
klien
lingkungan.
selama
dapat
Hal
atau
memberi
ini
sangat
kelemahan,
baal
atau
serangan
semutan,
b. Kebersihan
jalan
nafas
tidak
efektif
berhubungan
rendah
berhubungan
dengan
perubahan
perkembangan.
f. Risiko isolasi berhubungan dengan perubahan status
kesehatan.
g. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak
yang menderita penyakit kronis.
h. Cemas berhubungan dengan ancaman kematian.
i. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan
keterbatasan paparan.
j. Manajemen
regimen
terapeutik
tidak
dengan
efektif
jatuh
selama
3x24
jam
diharapkan
yang
meningkatkan
yang
mempengaruhi
faktor
lingkungan
yang
tangga,
alat
pemainan,
atau
sumber
air.
e) Jangan membuat anak teragitasi; bicara dengan
suara lembut dan sikap tenang.
f) Lindungi anak setelah kejang.
b. Diagnosa 2 : Kebersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan obstruksi trakheobronkhial
1) NOC : Kontrol Aspirasi
2) Tujuan
:
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
Mencegah
Jatuh
selama
3x24
jam
tindakan
orang
terdekat,
tempat
akurat
mengingat
secara
tepat,
mungkin
memberikan
kehilangan memori.
b) Kaji
fungsi
neurologis
kontribusi
untuk
pada
menentukan
suatu
pasien
permainan
gambar
untuk
pasangan
pengingat
diperlukan.
d. Diagnosa 4 : Gangguan
citra
konsentrasi
kartu
memori;
tubuh
yang
bila
berhubungan
anak
dan
terhadap
dan
usia
dari
orang
penting
bagi
perhatian
tentang
hubungan
:2,3,4,5
tahun:
Masa
diri
meningkatkan
pasien
harga
positif
dirinya)
(pasien
dengan
dapat
status
secara
nama
pertamanya;
1. Ekstrem
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
4) NIC : Peningkatan Harga Diri
a) Pantau pernyataan pasien tentang penghargaan
diri.
b) Bantu
pasien
meningkatkan
penilaian
dirinya
Sosialisasi
diharapkan
pasien
lingkungan
dan
dengan
status
dapat
dapat
selama
keperawatan
3x24
berinteraksi
diterima
keterlibatan
skala 3.
3) Kriteria Hasil :
a) Melaporkan adanya
tindakan
berhubungan
di
sosial
interaksi
jam
dengan
lingkungan
menunjukkan
dengan
teman,
c) Dukung
hubungan
dengan
orang
lain
yang
mempunyai
anak
yang
menderita
penyakit
kronik.
1) NOC : Parenting
2) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Peningkatan Integritas Keluarga selama 3x24 jam
diharapkan
keluarga
berfungsi
secara
efektif
kerja
sama
dengan
dengan
ancaman
2) Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan
gangguan
persepsi
sensori.
c) Manifestasi perilaku kecemasan tidak ada.
d) Menunjukkan kemampuan untuk berfokus pada
pengetahuan dan keterampilan yang baru.
e) Tidak menunjukkan perilaku agresif
Skala :
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang
4. Sering
5. Konsisten
4) NIC : Pengurangan Ansietas
a) Sediakan
informasi
yang
sesungguhnya
meliputi diagnosis, treatmen dan prognosis.
b) Gunakan
pendekatan
yang
tenang
dan
meyakinkan.
c) Berikan dorongan
kepada
orang
tua
untu
permainan,
untuk
mengurangi
ansietas.
i. Diagnosa 9
dilakukan
tindakan
dengan
status
pengetahuan
mengenai
secara
kompleks
3) NIC : Menjelaskan proses penyakit
a) Identifikasi etiologi yang memungkinkan.
b) Uraikan proses penyakit.
c) Uraikan tanda dan gejala penyakit.
d) Diskusikan terapi atau pilihan pengobatan.
e) Jelaskan patofisiologi penyakit.
f) Jelaskan komplikasi kronis yang mungkin
terjadi.
j. Diagnosa 10 : Resiko isolasi sosial
dengan gangguan psikologis.
1) NOC : Keterlibatan Sosial
2) Tujuan
:
Setelah
berhubungan
dilakukan
tindakan
dan
status
dapat
diterima
keterlibatan
skala 3.
3) Kriteria Hasil :
a) Melaporkan adanya
di
sosial
interaksi
lingkungan
menunjukkan
dengan
teman,
c) Dukung
hubungan
dengan
orang
lain
yang
DAFTAR PUSTAKA
Manjoer,
Arif.
2000.
Kapita
Selekta
Kedokteran.
Edisi
(ED).
2007.
Kapita
Selekta
Neurologi
Second
Ed.
C. Konsep Penyakit
8. Pengertian
Epilepsi ialah gangguan kronik otak dengan ciri
timbulnya
gejala-gejala
yang
datang
dalam
serangan-
abnormal
reversibel
sel-sel
dengan
saraf
berbagai
otak
etiologi.
yang
bersifat
Serangan
ialah
yang
dicirikan
oleh
terjadinya
bangkitan
yang
sklerosis
angiomatosis
tuberosa,
neurofibriomatosis,
ensepalo-trigeminal,
fenilketonuria,
hipoparatiroidisme, hipoglikemia.
n. Faktor genetik: pada kejang demam
holding spells
o. Kelainan kongenital
otak:
atropi,
dan
breath
forensepali,
hipokalsimia,
timbal
(Pb),
fenotiazin, air.
v. Lain-lain: penyakit
10.
formasi,
kamper
darah,
penyakit
(kapur
gangguan
barus),
keseimbangan
muatan
(Mansjoer,
peranan
listrik
2000).
dari
Beberapa
asetilkolin
sel
saraf
penyelidikan
sebagai
zat
yang
tersebut
menunjukkan
merendahkan
listrik
yang
terjadi
sewaktu-waktu
saja,
maka
pelepasan
muatan
listrik
kortikal dipermudah.
Setilkolin
diproduksi
oleh
sel-sel
sel-sel
saraf
saraf
kesadaran
asetilkolin
permukaan
waspada
lebih
otak
(terjaga)
banyak
merembes
daripada
lebih
ke
banyak
luar
selama
dari
tidur.
listrik
dilepas
oleh
nuklei
intralaminares
ini
aspesifik
merupakan
atau
terminal
lintasan
dari
asendens
lintasan
asendens
ekstralemsnikal.
oleh
karena
terjadilah
sebab
lepas
intralaminar
yang
muatan
talamik
talamokortikal
belum
listrik
secara
yang
dapat
dari
berlebih.
berlebihan
dipastikan,
inti-inti
Perangsangan
ini
menghasilkan
Commission
of
the
of
Classification
International
League
and
Against
Fokal
motorik
menjalar
(dikenal
dengan
memutar
tubuh,
Epilepsi Jackson)
Versiz
disertai
gerakan
mata, kepala
f) Dengan
gejala
somatosensoris
atau
sensoris
Somatosensoris
timbul
rasa
kesemutan
Disertai vertigo
atau
g) Dengan
gejala
atau
tanda
gangguan
syaraf
Disfasia
mengulang
suku
kata,
kata
atau
bagian kalimat
Dimnesia
pernah
gangguan
mengalami,
fungsi
ingatan
merasakan,
seperti
melihat
atau
Halusinasi
mendengar
kompleks
ada
(berstruktur)
yangbicara,
musik,
melihat
Dengan
automatisme
gerakan-gerakan
Dengan automatisme
6) Epilepsy
parsial
yang
berkembang
menjadi
parsial
sederhana
yang
berkembangan
e) Sawan
parsial
kompleks
yang
berkembang
parsial
sederhana
yang
menjadi
Epilepsi
mendadak,
mioklonik
sebentar,
dapat
terjadi
kuat
kontraksi
atau
lemah
menit
diikuti
kejang
kelonjot
diseluruh
nafas
menjadi
dalam
beberapa
saat
mulut
kuat.
kejang
menjadi
Mungkin
selesai,
berbusa
pula
klien
karena
klien
dapat
hembusan
miksi.
Setelah
bangun
dengan
berlangsung
terus-menerus
lebih
dari
30
menit
yang
ritmik,
mengunyah-ngunyah,
gerakan
Pemeriksaan Penunjang
Elektroensefhalografi (EEG) merupakan pemeriksaan
penunjang
yang
diagnosis
epilepsi
bersifat
maupun
informatif
bila
khas
epileptik
diluar
serangan
gelombang
paku,
yang
dapat
ditemukan
baik
terekam
berupa
runcing
memastikan
pola
EEG
yang
saat
serangan
gelombang,
runcing,
lambat,
paku
lambat.
poto
mendeteksinya
scan,
yang
hematom,
polos
adanya
berguna
tumor,
kepala,
fraktur
untuk
yang
tulang
mendeteksi
hidrosefalus,
berguna
untuk
tengkorak:
adanya
sedangkan
CT
infark,
pemeriksaan
kelainan
sistemik
seperti
hipoglikemia,
13.
Penatalaksanaa
Tujuan Pengobatan adalah mencegah timbulnya sawan
yang
dari
penerangan
optimal
sawan.
bahwa
sebagian
Pasien
harus
dengan
besar
akan
patuh
dalam
secara normal.
Prognosis
Pasien epilepsi yang berobat teratur, 1/3 akan
dari
dihentikan,
dikatakan
tahun
pasien
telah
sesudah
tidak
mengalami
serangan
terakhir
obat
mengalami
sawan
lagi,
remisi.
Diperkirakan
30%
ketempat
pelayanan
kesehatan
karena
keluarga
mengeluh
anaknya
prestasinya
mengeluh
anaknya
atau
anggota
emosi
yang
labil.
Apakah
pernah
menderita
atau
mengkonsumsi
alkohol.
Klien
tidak
mempunyai
harapan
dan
selalu
informasi
dan
kesadaran
sesaat
tonik,
klonik,
atonik.
Klien
menggigit
lidah.
misalnya
hemiplegi/hemiparese sementara.
11) Klien lupa atau sedikit ingat
terhadap
karena
efek
kejang
harus
atau
motorik
yang
terkena
dimana
mulainya
kemajuannya.
13) Status kesadaran
Apakah
mencakup
klien
dapat
dan
apakah
sesisi
dan
nilai
atau
bagaimana
kesadarannya.
dibangunkan
selama
atau
setelah serangan ?
14) Distrakbilitas, apakah klien dapat memberi
respon
terhadap
lingkungan.
Hal
ini
sangat
gigi.
Apakah
pada
saat
serangan
17)
Masalah
paralisis,
yang
dialami
kelemahan,
setelah
baal
serangan
atau
semutan,
stress
emosional
dan fisik.
5. Diagnosa keperawatan
k. Risiko cedera berhubungan dengan tipe kejang.
l. Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan obstruksi trakheobronkhial.
m. Kerusakan memori berhubungan dengan hipoksia.
n. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan aktivitas
kejang.
o. Harga diri
rendah
berhubungan
dengan
perubahan
perkembangan.
p. Risiko isolasi berhubungan dengan perubahan status
kesehatan.
q. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak
yang menderita penyakit kronis.
r. Cemas berhubungan dengan ancaman kematian.
s. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan
keterbatasan paparan.
t. Manajemen
regimen
terapeutik
tidak
dengan
efektif
jatuh
selama
3x24
jam
diharapkan
yang
meningkatkan
Skala :
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang
4. Sering
5. Konsisten
8) NIC : Mencegah Jatuh
g) Identifikasi
faktor
yang
mempengaruhi
faktor
lingkungan
yang
tangga,
alat
pemainan,
atau
sumber
air.
k) Jangan membuat anak teragitasi; bicara dengan
suara lembut dan sikap tenang.
l) Lindungi anak setelah kejang.
f. Diagnosa 2 : Kebersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan obstruksi trakheobronkhial
5) NOC : Kontrol Aspirasi
6) Tujuan
:
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
Mencegah
Jatuh
selama
3x24
jam
tindakan
orang
terdekat,
tempat
akurat
mengingat
secara
tepat,
mungkin
memberikan
kehilangan memori.
h) Kaji
fungsi
neurologis
kontribusi
untuk
pada
menentukan
suatu
permainan
gambar
diperlukan.
pasien
untuk
pasangan
pengingat
konsentrasi
kartu
memori;
yang
bila
h. Diagnosa
Gangguan
citra
tubuh
berhubungan
anak
dan
terhadap
dan
usia
dari
orang
penting
bagi
perhatian
tentang
hubungan
:2,3,4,5
tahun:
Masa
diri
meningkatkan
pasien
harga
positif
dirinya)
(pasien
dengan
dapat
status
e) 2
th
Mengindikasikan
keinginan
secara
nama
pertamanya;
pasien
meningkatkan
penilaian
dirinya
Sosialisasi
diharapkan
pasien
lingkungan
dan
dengan
status
dapat
dapat
selama
keperawatan
3x24
berinteraksi
diterima
keterlibatan
skala 3.
7) Kriteria Hasil :
f) Melaporkan adanya
tindakan
berhubungan
di
sosial
interaksi
jam
dengan
lingkungan
menunjukkan
dengan
teman,
2. Jarang
3. Kadang
4. Sering
5. Konsisten
8) NIC : Peningkatan Sosialisasi
g) Identifikasi dengan pasien faktor-faktor yang
berpengaruh pada perasaan isolasi sosial.
h) Kurang
stigma
isolasi
dengan
menghormati
martabat pasien.
i) Dukung
hubungan
dengan
orang
lain
yang
mempunyai
anak
yang
menderita
penyakit
kronik.
5) NOC : Parenting
6) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Peningkatan Integritas Keluarga selama 3x24 jam
diharapkan
keluarga
berfungsi
secara
efektif
k) Ajari
keluarga
perlunya
kerja
sama
dengan
dengan
ancaman
tindakan
gangguan
persepsi
sensori.
h) Manifestasi perilaku kecemasan tidak ada.
i) Menunjukkan kemampuan untuk berfokus pada
pengetahuan dan keterampilan yang baru.
j) Tidak menunjukkan perilaku agresif
Skala :
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang
4. Sering
5. Konsisten
8) NIC : Pengurangan Ansietas
e) Sediakan
informasi
yang
sesungguhnya
meliputi diagnosis, treatmen dan prognosis.
f) Gunakan
pendekatan
yang
tenang
dan
meyakinkan.
g) Berikan dorongan
kepada
orang
tua
untu
permainan,
untuk
mengurangi
ansietas.
s. Diagnosa 9
dilakukan
tindakan
dengan
status
pengetahuan
mengenai
secara
kompleks
6) NIC : Menjelaskan proses penyakit
g) Identifikasi etiologi yang memungkinkan.
h) Uraikan proses penyakit.
i) Uraikan tanda dan gejala penyakit.
j) Diskusikan terapi atau pilihan pengobatan.
k) Jelaskan patofisiologi penyakit.
l) Jelaskan komplikasi kronis yang mungkin
terjadi.
t. Diagnosa 10 : Resiko isolasi sosial
dengan gangguan psikologis.
5) NOC : Keterlibatan Sosial
6) Tujuan
:
Setelah
berhubungan
dilakukan
tindakan
dan
status
dapat
diterima
keterlibatan
skala 3.
7) Kriteria Hasil :
f) Melaporkan adanya
di
sosial
interaksi
lingkungan
menunjukkan
dengan
teman,
4. Sering
5. Konsisten
8) NIC : Peningkatan Sosialisasi
g) Identifikasi dengan pasien faktor-faktor yang
berpengaruh pada perasaan isolasi sosial.
h) Kurang
stigma
isolasi
dengan
menghormati
martabat pasien.
i) Dukung
hubungan
dengan
orang
lain
yang
DAFTAR PUSTAKA
Marylinn.
2001.
Rencana
Asuhan
Keperawatan
I.B.
2001.
Kapita
Selekta
Penatalaksanaan
Rutin
Intervensi
NIC
dan
Kriteria
Hasil
NOC,
Edisi 7. Jakarta:EGC
Prawirohardjo,
S.
2000.
Buku
acuan
nasional
pelayanan