PENDAHULUAN
protein
dalam
jumlah
besar
melalui
urin,
yakni
dan
umumnya
berhubungan
dengan
infeksi
(sifilis
dan
sindroma nefrotik idiopatik ini sekitar 90% kasus pada anak usia 1-10 tahun
dan 50% pada anak usia di atas 10 tahun.
Pada anak-anak, sindrom nefrotik idipatik merupakan suatu penyakit
primer pra sekolah dengan puncak insidensi terjadi pada usia 3-4 tahun,
walaupun dapat juga terjadi pada semua umur. Kejadian sindroma nefrotik
anak adalah 15 kali lebih sering daripada orang dewasa. Sebagian besar
kasus (80%) sindroma nefrotik primer terjadi pada anak dan disebabkan
oleh jenis lesi minimal.3
Kelainan histopatologi pada SN primer meliputi nefropati lesi
minimal,
nefropati
glomerulosklerosis
membranosa,
fokal
mesangial
segmental,
proliferatif
difus,
glomerulonefritis
jumlah kecil, namun jika tidak tertangani dengan baik dapat berkembang
menjadi gagal ginjal terminal.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Sindroma nefrotik merupakan sebuah manifestasi klinis dari penyakit
glomerulus yang ditandai dengan terjadinya proteinuria masif dan trias
klinis yang berhubungan dengan kehilangan protein dalam jumlah yang
besar melalui urin, yaitu hipoalbuminemia, edema, dan hiperlipidemia.1
Proteinuria masif adalah apabila didapatkan proteinuria sebesar 50-100
mg/kgBB/hari atau lebih. Penurunan albumin dalam darah terjadi hingga
kurang dari 2,5 gram/dl. Kadang gejala yang muncul disertai dengan
hipertensi, hematuri, bahkan azotemia.5,6
2.2. Etiologi
Penyebab pasti dari sindroma nefrotik belum diketahui secara pasti,
namun akhir-akhir ini dianggap sebagai penyakit autoimun dimana terjadi
reaksi
antigen-antibodi.5Umumnya
etiologi
sindroma
nefrotik
sebagainya
Amiloidosis,
sebagainya.5
penyakit
sel
sabit,
hiperprolinemia,
dan
biasa,
tampak
baik.
- Glomerulonefritis proliferatif
o Eksudatif difus
Pada jenis ini terdapat proliferasi sel mesangial dan
infiltrasi sel PMN. Ditemukan penyumbatan kapiler
akibat pembengkakan sitoplasma endotel.5
o Penebalan batang lobular
Pada jenis ini terdapat proliferasi sel mesangial yang
tersebar dan penebalan batang lobular. 5
o Bulan sabit
Pada jenis ini ditemukan proliferasi sel mesangial dan
sel epitel simpai dan viseral. 5
o Membranoproliferatif
Pada jenis ini terjadi proliferasi sel mesangial dan
penempatan fibrin yang menyerupai membrana basalis
-
di mesangium. 5
Glomerulosklerosis fokal segmental
Pada kelainan ini ditemukan adanya sklerosis glomerulus yang
mencolok disertai dengan atrofi tubulus. 5
Kebanyakan anak-anak dengan sindroma nefrotik mengalami
fokal
segmental,
glomerulonefritis
Pada pemeriksaan urine dapat ditemukan albumin urine positif, berat jenis
meninggi.5
2.5. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
1) Anamnesis
Keluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di kedua kelopak
mata,perut, tungkai, atau seluruh tubuh dan dapat disertai jumlah urin
yang berkurang. Keluhan lain juga dapat ditemukan seperti urin
berwarna kemerahan.1
2) Pemeriksaan fisis
Pada pemeriksaan fisik sindrom nefrotik dapat ditemukan edema di
kedua kelopak mata, tungkai, atau adanya asites dan edema
skrotum/labia. Kadang-kadang ditemukan hipertensi.1
3) Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan :
Pada pemeriksaan Hematologi
Pada pemeriksaan hematologi, dapat ditemukan hipoalbuminemia
dengan kadar globulin normal atau meningkat, sehingga terdapat
perbandingan albumin dan globulin yang terbalik. Dapat pula
ditemukan hiperkolesterolemia, peningkatan fibrinogen, dengan
kadar ureum normal.
Pada pemeriksaan urinalisis dapat ditemukan albumin urine positif,
berat jenis meninggi.5
2.6. Tatalaksana
a. Dietatik
Pana anak dengan sindroma nefrotik, diet tinggi protein merupakan
kontraindikasi karena akan menambah beban glomerulus untuk
mengeluarkan sisa metabolisme protein dan menyebabkan sklerosis
glomerulus. Bila diberi diet rendah protein akan terjadi malnutrisi energi
protein sehingga pertumbuhan anak terganggu. Untuk itu anak cukup
diberikan diet protein normal sesuai recommended daily allowances,
yaitu 1,5-2 gram/kgBB/hari. Selama anak masih edema, diperlukan diet
rendah garam, yaitu 1-2 gram/hari.9
b. Diuretik
Diuretik dianjurkan pemberiannya pada edema berat. Biasanya yang
diberikan adalah furosemid 1-3 mg/kgBB/hari dan bila perlu
dikombinasikan dengan spironolakton 2-4 mg/kgBB/hari.
c. Kortikosteroid
- Terapi inisial
Terapi inisial diberikan pada anak dengan sindroma nefrotik
idiopatik tanpa kontraindikasi steroid. Sesuai rekomendasi,
dengan
minggu
kedua
dengan
dosis
minggu.
Pengobatan SN Relaps Sering atau Dependen Steroid
o Pengobatan steroid jangka pajang
Pada anak yang dinyatakan relaps sering atau dependen steroid,
setelah remisi dengan prednison dosis penuh, dilanjutkan
dengan dosis 1,5 mg/kgBB secara alternating, kemudian dosis
diturunkan perlahan 0,2 mg/kgBB setiap 2 minggu, hingga
dosis terkecil yang tidak menimbulkan relaps, yaitu 0,1-0,5
mg/kgBB alternating. Dosis ini dapat diberikan 6-12 bulan, dan
kemudian dicoba dihentikan.9
Apabila terjadi kondisi-kondisi berikut : 1) relaps pada dosis
rumat>1 mg/kgBB alternating, atau 2) dosis rumat <1 mg/kgbb
disertai efek samping berat dan pernah relaps dengan gejala
berat seperti hipovolemia, trombosis, dan sepsis, maka
diberikan
siklofosfamid
minggu.9
o Pemberian levamisol
2-3
mg/kgbb/hari
selama
8-12
BAB 3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
:R
: 6 th 1 bulan
Pasien telah dikenal menderita sindroma nefrotik sejak 1 tahun yang lalu
Awalnya pasien mengeluhkan terdapat urin berwarna kemerahan sejak 10
Pasien telah dikenal menderita sindroma nefrtotik sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat Persalinan
Anak ke 4 dari 4 bersaudara, Lahir spontan, ditolong bidan, cukup bulan, berat
badan lahir 3800 gram, PBL 48cm langsung menangis
Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi dasar dan booster tidak lengkap..
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
Keadaan umum
Sianosis: tidakada
Kesadaran
: Composmentis (E5V5M5)
Keadaan
Tekanan darah
: 150/90 mmHg
BB/U :
Nadi
: 104x /menit
TB/U :
Nafas
: 29x /menit
BB/TB :
Suhu
: 36,7 oC
Kesan:
Tinggi badan
: 87 cm
Berat badan
: 9 kg
Kulit
: Teraba hangat
KGB
gizi
Kepala
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Tenggorok
Leher
: JVP 5 2 cmH20
Thorak
Paru
Inspeksi
Palpasi
: sulit dinilai
Perkusi
: sonor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Alat kelamin
Anus
Anggota gerak
Hb
: 13,9 g/dl
Leukosit
: 9.290 g/dl
Hitung Jenis : 0/0/2/68/25/5
Ht
: 43%
Trombosit
: 363.000 gr/dl
Gambaran darah tepi :
o Eritrosit : anisositosis normokrom
o Leukosit: jumlah cukup dengan neutrofilia shift to the right
o Trombosit : jumlah cukup, morfologi normal
Pemeriksaan Urin tanggal 13 Januari 2016
Makroskopis
o Warna
: kuning muda
o Kekeruhan
: negatif
o Berat Jenis
: 1.015
o pH
: 6,5
Mikroskopis urin
o Leukosit
o Eritrosit
o Silinder
o Kristal
o Epitel
: 2-3/LPB
: 0-1/LPB
: negatif
: negatif
: gepeng
Kimia urin
o Protein
o Glukosa
o Bilirubin
o Urobilinogen
: +++
: negatif
: negatif
: positif
Diagnosis kerja
: Sindroma Nefrotik
Terapi
Rencana pemeriksaan