Duisternis tot Licht yang jika diartikan secara harfiah berarti Dari Kegelapan Menuju Cahaya. Buku ini
diterbitkan pada tahun 1911, dan cetakan terakhir ditambahkan sebuah surat baru dari Kartini.Pemikiranpemikiran Kartini dalam surat-suratnya tidak pernah bisa dibaca oleh beberapa orang pribumi yang tidak dapat
berbahasa Belanda. Baru pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkan versi translasi buku dari Abendanon yang
diberi judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Buah Pikiran dengan bahasa Melayu. Pada tahun 1938, salah satu
sastrawan bernama Armijn Pane yang masuk dalam golongan Pujangga Baru menerbitkan versi translasinya
sendiri dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang. Versi milik Pane membagi buku ini dalam lima bab untuk
menunjukkan cara berpikir Kartini yang terus berubah. Beberapa translasi dalam bahasa lain juga mulai muncul,
dan semua ini dilakukan agar tidak ada yang melupakan sejarah perjuangan RA. Kartini semasa hidupnya itu.