Anda di halaman 1dari 16

BAB III

PEMBAHASAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Perancangan dan pembuatan tugas akhir ini dilaksanakan di lab
jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta dan Bengkel Cacink Roni,
adapun waktu pelaksanaan pada bulan
B.

Instrumen Desain
Dalam penyelesaian tugas akhir ini penulis menggunakan:
1. Perangkat lunak
Perangkat lunak yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
a. Autocad 2007
b. Microsoft Word 2007
2. Alat Tugas Akhir
Peralatan yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
a. Laptop ASUS
b. Peralatan Las
c. Peralatan pendukung lainnya seperti gergaji, palu, obeng.

C. Fungsi Alat
Fungsi alat ini sebagai sebuah contoh dalam pengembangan sistem
penyimpanan, pendataan yang lebih efisien, memudahkan dalam proses
penyimpanan barang dan pendataan.

26

27

D. Tahapan Pembuatan
Proses perencanaan dilakukan untuk memudahkan pembuatan alat.
Alur perencanaan dapat digambarkan dalam bentuk flow chart proses
perencanaan seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini :

28

Pencarian referensi

Pemilihan Bahan

29

1.

Menentukan konsep dasar rangka rak penyimpanan warehouse.

Ya

Tahap pertama yang dilakukan adalah menentukan konsep dasar


dari rangka rak penyimpanan. Konsep dasar diperlukan untuk
menentukan bagaimana bentuk dan fungsi alat ini secara garis besar
sehingga dapat direncanakan dengan baik struktur serta sistem
mekaniknya.
2.

Menentukan gaya dan beban yang diterima pada rangka rak


penyimpanan warehouse.
Sebelum menentukan gaya-gaya yang bekerja dalam rangka rak
penyimpanan, beban-beban yang mempengaruhi harus diketahui terlebih
dahulu. Beban yang harus diketahui antara lain beban benda yang
diletakkan di rak penyimpanan. Jenis beban yang diterima rak
penyimpanan diasumsikan merata pada rak penyimpanan, seperti yang
ditunjukan oleh gambar berikut.

Tidak

30

Sehingga untuk mengetahui reaksi masing-masing tiap tumpuan


menjadi:

RA=RB=

P
.1
2

Sedangkan untuk menentukan momen maksimal yang terjadi


pada rangka akibat beban yang di terima ialah:

M=

P
.2
2

3. Menentukan kekuatan sambungan


Dalam perencanaan, sambungan yang dipakai ialah jenis
sambungan las.
a. Menentukan sambungan las
Dalam pembuatan rangka dudukan ada 2 jenis las yang dipakai
yaitu las temu dan las sudut. Keduanya memiliki cara menghitung
yang berbeda. Untuk las temu, menentukan kekuatan lasan dapat
memakai persamaan sebagai berikut :
F=A . t .3

31

Keterangan:
F = berat beban (kg)
A = luas penampang memanjanng kampuh (cm2)
t = tegangan bahan (kg/cm2)

b. Sementara untuk las sudut:

F 1=

1=

t1
F .4
t 1+ t 2

F1
5
l1 . t 1

4. Proses pembuatan
a. Pengurangan Volume Bahan
Pengurangan volume bahan adalah merupakan salah satu
langkah pembentukan bahan yang bakal menjadi sebuah komponen
yang akan digunakan pada suatu produk yang akan dibuat, adapun
pengurangan volume bahan bahan yang dilakukan adalah :
1) Proses pemotongan

32

Proses pemotongan merupakan tahap yang paling awal dan


bertujuan untuk mengurangi ukuran benda kerja atau bahan dasar
karena masih panjang dan belum sesuai dengan ukuran yang kita
inginkan agar bahan yang dipotong ini sesuai dengan ukuran yang
kita inginkan.
Proses pemotongan menggunakan mesin gerinda potong
dan gergaji tangan. Kedua alat ini dipilih dalam proses pemotongan
dikarenakan mesin gerinda potong mampu memotong besi dalam
waktu yang lebih cepat dari pada gergaji tangan. Kemudian gergaji
tangan digunakan untuk memotong besi yang tidak memungkinkan
untuk dipotong dengan mesin gerinda potong
b. Proses Penyambungan Bahan
Produk yang terdiri dari dua atau lebih bagian memerlukan
proses penyambungan ssalah satunya ialah pengelasan.
1) Proses pengelasan
Setelah proses pemotongan bahan sudah sesuai dengan ukuran
yang diharapkan, kemudian dilanjutkan dengan proses pengelasan.
Pengelasan merupakan proses menyambung benda dengan
menggunakan media panas. Ada berbagai macam metoda pengelasan
yang dapat diaplikasikan pada penyambungan benda yang berbedabeda sesuai dengan tujuan penyambungan dan jenis sambungannya.

33

Pada dasarnya metoda pengelasan dibagi menjadi dua macam


yaitu metoda las tekan dan las cair.
Las tekan merupakan proses penyambungan benda dengan
cara menekan satu sama lain dalam keadaan panas tanpa dicairkan dan
tanpa tanmbahan.
Pengelasan cair, di mana sambungan dipanaskan sampai
mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas
yang terbakar.

c. Proses Menyelesaikan Permukaan


Proses ini bertujuan untuk menghasilkan permukaan yang
licin, datar dan bagus atau untuk menghasilkan lapisan pelindung.
Dapat dilakukan dengan cara proses polis, gosok amril, penghalusan
lubang bulat, penggosokan halus, penghalusan rata, pelapisan semprot
logam, perkerizing, dan seradisasi. Dalam proses diatas hampir tidak
mengubah dimensi khususnya hanya menyelesaikan permukaan.
1) Pengikisan logam
Pengikisan logam dilakukan untuk mendapatkan permukaan
rangka yang halus. Pengikisan logam pada permukaan rangka
dilakukan dengan menggunkan mesin gerinda tangan dan amplas.

34

d. Identifikasi mesin dan alat yang digunakan


Berdasarkan pada proses-proses pengerjaan yang dilakukan
selama proses pembuatan rangka dudukan, adapun proses-proses
pengerjaan antara lain meliputi proses pengukuran bahan (berdasarkan
identifikasi gambar yang telah dilakukan sebelumnya), proses
pemotongan bahan, proses pengelasan, dan proses pra-finishing
(merapikan

hasil

pekerjaan

sebelum

dilakukan

proses

finishing/pengecatan).
1) Proses Pengukuran
Memberi ukuran sebuah benda harus mentukan secara jelas
tujuannya, dan tidak boleh menimbulkan salah tafsir. Oleh karena
itu proses pengukuran dilakukan guna mendapatkan dimensi dari
bahan yang dikerjakan agar sesuai dengan kebutuhan, baik itu
berupa panjang, lebar, tinggi maupun bentuk. Adapun alat ukur
yang digunakan pada proses ini antara lain:
a) Mistar baja
Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja
mesin. Alat ukur ini dapat dikatakan alat ukur yang kurang presisi,
karena ia hanya melakukan pengukuran paling kecil sebesar 0,5
mm tidak dapat dilayani oleh mistar baja. Dengan demikian alat
ukur ini tidak dapat digunakan untuk melakukan pengukuran
sampai seperseratus milimeter (0,01 mm).

35

Jenis mistar baja yang dipakai pada bengkel kerja mesin


mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya
panjang mistar baja adalah 150 mm sampai 300 mm, dengan skala
ukur terdiri dari satuan setengah milimeter dan satuan satu
milimeter. Pada setiap mistar baja terdapat dua sistem pengukuran
yaitu sistem metrik dan sistem imperial. Pada sistem metrik, satuan
yang digunakan adalah milimeter. Sedangkan pada sistem imperial,
satuan yang digunakan adalah inchi.
b) Mistar gulung
Mistar gulung terbuat dari baja yang lebih tipis daripada
mistar baja, sifatnya lentur sehingga dapat digunakan untuk
mengukur bagian-bagian yang cembung dan menyudut. Ketelitian
mistar gulung sama seperti mistar baja yaitu 0,5 mm panjangnya
bervariasi, dari 2 m hingga 50 m (Sumantri, 1989 : 39).
2) Proses Pemotongan
Proses pemotongan dilakukan guna mendapatkan ukuran
benda kerja sesuai dengan yang diinginkan sebagaimana yang tertera
pada gambar kerja. Terdapat banyak alat potong yang dapat digunakan
dalam proses pembuatan rangka. Alat potong tersebut antara lain:
gunting (baik gunting manual yang digerakkan dengan tangan maupun
gunting yang digerakkan dengan mesin), gergaji (baik gergaji manual
yang digerakkan dengan tangan maupun mesin gergaji otomatis yang
digerakkan dengan mesin), mesin gerinda potong, pemotongan dengan
gas, maupun pemotongan dengan busur listrik.

36

Alat potong yang digunakan dalam proses pembuatan rangka


ini adalah gerinda potong yang digerakkan dengan mesin dan gergaji
manual. Pemilihan alat potong ini didasarkan pada beberapa
pertimbangan, antara lain adalah efisiensi tenaga, waktu dan biaya.
Dari segi tenaga, gerinda potong lebih efisien dibandingkan
dengan gergaji manual. Hal ini dikarenakan pada mesin gergaji tenaga
penggerak yang digunakan tidak berasal dari tenaga manusia,
melainkan berasal dari motor listrik yang terdapat pada mesin gergaji.

a) Gerinda potong

Gambar .Gerinda Potong

Digunakan untuk memotong benda-benda kerja tertentu,


seperti baja profil L, baja kanal U, dan lain-lain. Pemotongan
dengan menggunakan alat ini lebih cepat jika dibandingkan
dengan menggunakan gergaji tangan.
b) Gergaji Manual

37

Gambar. Mesin Gergaji Manual.


Digunakan untuk memotong bagian dari benda kerja
yang tidak dapat dipotong menggunakan mesin gergaji manual.

3) Proses Pengelasan
Proses pengelasan dilakukan guna menyatukan bagianbagian rangka. Berdasarkan cara kerjanya, proses pengelasan dapat
dibagi menjadi tiga antara lain:
a) Pengelasan cair, di mana sambungan dipanaskan sampai
mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan
api gas yang terbakar.
b) Pengelasan tekan, di mana sambungan dipanaskan kemudian
ditekan menjadi satu.
c) Pematrian, di mana sambungan diikat dan disatukan dengan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.
Dalam cara ini logam induk tidak ikut mencair.
Dari tiga cara pengelasan di atas, yang digunakan dalam
proses pembuatan rangka rak penyimpanan ini adalah metoda las
tekan. Las tekan otogen, dimana bidang yang hendak dilas
dipanaskan dengan pembakar oksigen-asitilin sampai temperatur

38

cair dan setelah itu ditekan satu sama lain hingga membentuk suatu
bentuk yang diinginkan.

4) Proses Pra-Finishing
Proses pra-finishing dilakukan untuk merapikan hasil
pekerjaan sebelum berlanjut pada proses finishing (pengecatan).
Adapun proses pra-finishing tersebut dapat berupa merapikan hasil
pengelasan yang tidak rapi, menghaluskan permukaan yang kasar
ataupun meratakan permukaan benda kerja yang tidak rata, serta
merapikan permukaan-permukaan yang tajam hasil pemotongan
serta pada bagian-bagian yang menyudut.
5. Pemilihan Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan rak penyimpanan adalah
besi hollow.
a. Struktur Rangka Rak Penyimpanan
1)Tinggi rak 80 cm (800 mm)
2)Panjang rak penimpanan 120 cm (1200mm)
3)Panjang dan lebar kotak rak penyimpanan 20 x 20 cm. (200 x 200
mm)

39

b. Perhitungan Pembebanan Merata yang Diterima masing-masing


Tumpuan Rak Penyimpanan.
R 1=R 2=

P
2
120
2

60 kg
Jadi, Tiap tumpuan baik R1 maupun R2 dapat menerima
beban sebesar 60 kg. Karena dalam pembuatan rangka mempunyai 24
kotak penyimpanan, jadi beban terbagi rata pada tiap kotak 2,5 kg.

6. Proses Pembuatan
a. Proses pemotongan bahan rak penyimpanan.
a) Identifikasi gambar kerja : Mengamati dan memahami gambar
kerja.
b) Penandaan (pemberian tanda ukuran) pada bahan.
Persiapkan bahan dan alat perkakas yang dibutuhkan.
Ukur panjang mula bahan menggunakan mistar gulung.
Beri penandaan pada bahan menggunakan penggores dan
spidol( marker ) dengan bantuan mistar baja dan mistar siku.
4 buah besi hollow sepanjang 1200 mm
14 buah besi hollow sepanjang 800 mm
4 buah besi hoolo sepanjang 200 mm
28 buah plat sepanjang 200 mm
c) Pembetukan bagian sambungan.
a) Letakkan benda kerja pada ragum meja.
b) Rapikan bagian ujung benda kerja setelah di potong
menggunakan gerinda portabel guna mendapatkan bentuk
bagian sambungan yang diinginkan.

40

c) Periksa kembali bentuk dan ukuran benda kerja setelah


proses pembentukan.
b. Proses perakitan rak penyimpanan
1) Identifikasi gambar kerja : Mengamati dan memahami gambar
kerja
2) Perakitan meliputi:
a) Persiapkan benda kerja yang akan dirakit dan alat perkakas.
b) Nyalakan mesin las dan atur arus las yang sesuai.
c) Atur posisi plat untuk dudukan benda, kemudian jepit
menggunakan penjepit.
d) Periksa bentuk (dimensi) dan ukuran benda kerja.
e) Setelah bentuk (dimensi) dirasa sesuai,las titik terlebih dahulu
untuk penanda awal.
f) Las pada tiap sambungan antar benda kerja.
g) Bersihkan hasil pengelasan dan periksa kembali bentuk dan
dimensi benda kerja.
c. Proses perakitan seluruh konstruksi rak penyimpanan
1) Identifikasi gambar kerja : Mengamati dan memahami gambar
kerja.
2) Perakitan meliputi:
a) Persiapkan benda kerja yang akan dirakit.
b) Rakit
d. Proses Finishing
1) Pengikisan permukaan
a) Siapkan benda kerja yang akan di bersihkan.
b) Siapkan alat seperti gerinda tangan dan amplas.
c) Kikis permukaan benda kerja sehingga tidak tampak kotoran
seperti karat.
2) Pelapisan permukaan
a) Siapkan benda kerja yang akan dilapisi
b) Siapkan cat dan thinner, serta kuas
c) Campurkan cat dengan cairan thinner dengan komposisi yang
sesuai
d) Lapisi semua benda kerja secara merata
e) Tunggu kering hasil catan
E. Uji Kinerja Alat

41

Hal yang paling penting pada proses pembuatan sebuah alat adalah
pengujian kelayakan kinerja. Hal ini dilakukan agar kita mengetahui dimana
kelemahan dari alat tersebut. Jenis pengujian yang diterapkan disesuaikan
dengan bagian apa yang akan diuji. Pengujian kelayakan kontruksi rak
penyimpanan ini ialah pada pengujian fungsinya sebagai tempat penyimpanan
suatu benda. Apakah rangka rak penyimpanan ini dapat menahan beban yang
diterima dari suatu benda itu sendiri.
1. Rak penyimpanan dalam keadaan kosong

2. Rak penyimpanan dalam keadaan terisi suatu benda

Anda mungkin juga menyukai