Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK 1 :
Atika Yunia Nuraeli Prasetya
Mala Nurhaya
Muhammad Nur Faisal
Sumiyati
Vicky Anggara
Wulan Febriyani
1. Jenis karet
Ada dua jenis karet, yaitu karet alam dan karet sintetis. Keduanya memiliki
kelebihan dan kelemahan, dan bisa saling menutupi kelemahan masing-masing.
a. Karet Alam
Karet alam dihasilkan dari cairan lateks yang berasal dari penyadapan
pohon karet. Secara kimiawi karet alam adalah senyawa hidrokarbon yang
merupakan polimer alam hasil penggumpalan makromolekul poliisoprena
(C5H8)n.
Struktur Karet Alam
Karet alam merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung
atom karbon (C) dan atom hidrogen (H) dan merupakan senyawa
polimer dengan isoprena sebagai monomernya. Rumus empiris karet
alam adalah (C5 H 8)n. Dengan perbandingan atom-atom karbon dan
hidrogen adalah 5 : 8 dan n menunjukkan banyaknya monomer dalam
rantai polimer,yang berat molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000
400.000.
Struktur Karet alam adalah gabungan dari unit unit monomer
hydrocarbon C5H8 (isoprene) yang membentuk rantai panjang dan
jumlahnya sangat banyak atau merupakan polimer dari senyawa
hidrokarbon, yaitu 2-metil-1,3-butadiena (isoprena).
menjadi lateks kebun, sheet angin, slab tipis, dan lump segar.
Karet alam konvensional merupakan karet olahan yang hanya
terdiri dari golongan karet sheet dan crepe. Karet alam olahan
yang tergolong konvensional dibagi lagi menjadi Ribbed smoked
sheet, White crepe, Pale crepe, Estate brown crepe, dan Compo
crepe.
Lateks pekat merupakan salah satu jenis karet yang berbentuk
ditentukan.
Karet spesifikasi teknis merupakan salah satu jenis karet alam
yang dibuat secara khusus. Hal ini menyebabkan mutu teknisnya
terjamin.
langsung digunakan.
Karet reklim merupakan karet yang telah diolah kembali dari
bahan-bahan karet bekas seperti ban-ban mobil bekas.
Diagram Alir
Bahan baku
Penggilingan
Pengenceran
Pengasapan
Pembekuan
dengan
menambahkan
zat koagulan
Sortasi
Proses
1. Penerimaan Lateks Kebun
Tahap awal dalam pengolahan karet adalah penerimaan lateks
kebun dari pohon karet yang telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap
dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian disaring untuk memisahkan
kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami prakoagulasi. Setelah
proses penerimaan selesai, lateks kemudian dialirkan ke dalam bak
koagulasi untuk proses pengenceran dengan air yang bertujuan untuk
menyeragamkan Kadar Karet Kering.
2. Pengenceran
Tujuan pengenceran adalah untuk memudahkan penyaringan
kotoran serta menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara
pengolahan dan mutunya dapat dijaga tetap. Pengenceran dapat dilakukan
dengan penambahan air yang bersih dan tidak mengandung unsur logam,
pH air antara 5.8-8.0, kesadahan air maks. 6 serta kadar bikarbonat tidak
melebihi 0.03 %. Pengenceran dilakukan hingga KKK mencapai 12-15 %.
Lateks dari tangki penerimaan dialirkan melalui talang dengan terlebih
dahulu disaring menggunakan saringan aluminium Pedoman Teknis
Pengolahan Karet Sit Yang Diasap (Ribbed Smoked Sit). Lateks yang telah
dibekukan dalam bentuk lembaran-lembaran (koagulum).
3. Pembekuan
b. Karet Sintetis
Karet buatan (sintetis) sebagian besar dibuat dengan mengandalkan
bahan baku minyak bumi. Pengembangan karet sintetis secara besar-besaran
dilakukan sejak zaman perang dunia II. Negara negara industri maju
merupakan pelopor berkembangnya jenis-jenis karet sintetis. Sekarang banyak
karet sintetis yang dikenal. Biasanya tiap jenis memiliki sifat tersendiri yang
khas. Ada jenis yang tahan terhadap panas atau suhu tinggi, minyak, pengaruh
udara, dan bahkan ada yang kedap air.
Struktur Karet Sintetis
Struktur karet sintetis berdasarkan dengan jenisnya, jadi setiap
jenis memiliki struktur yang berbeda-beda.
Diagram Alir
Skala Laboratorium
Menimbang 7,5 gr
belerang dan
memasukkan ke dalam
labu bundar leher tiga
Menghentikan
pemanasan
setelah
belerang larut
atau larutan
berwarna coklat
tua .
Mendinginkan
larutan hingga
suhu ruang .
Menyaring
larutan ,
mengambil
filtrate untuk
pembuatan
tiokol
Memanaskan
perlahan sambil
diaduk dengan
penangas air lalu
Mengamati reaksi
yang terjadi
setiap 8 menit .
Memasukkan
filtrate ke dalam
labu bundar leher
tiga yang telah
dicuci bersih dan
menambah 20 ml
1,2 dikloroetana .
Menghentikan
pemanasan setelah
gumpalan kuning
muda terbentuk
banyak dan larutan
menjadi kurang jernih
lalu Menyaring dan
mencuci hasil ,
menyisihkan filtrate .
Menimbang 4,0
gr NaOH dan
melarutkan
dalam 100 ml
aquadest
dalam gelas
kimia 250 ml .
Memasukkan
larutan NaOh ke
dalam labu
bundar ,
memasang
pengaduk dan
condenser yang
diisi aliran air .
Merangkai alat
seperti sebelumnya
dan Memanaskan
pada suhu 70 - 80
C hingga terbentuk
gumpalan kuning
dan larutan jernih .
Memanaskan
pada suhu 70 80 0C hingga
terbentuk
gumpalan
kuning dan
larutan jernih
Skala Pabrik
Polimeryzation
Finshing and
Inspection
Cleaning
Isolation
Post Curing
Mixing
Flash Removal
Extrusion
Molding
Packaging
Proses Kerja
Skala Laboratorium
Tiokol merupakan karet sintetis yang dihasilkan melalui proses
polimerisasi kondensasi, yaitu proses penggabungan molekul tunggal
membentuk molekul besar dan melepas molekul lain sebagai hasil
samping . Tiokol dapat dihasilkan dari reaksi antara campuran
dikloroetana dengan natrium polisulfida ( Na 2Sx ) dan membebaskan
natrium klorida sebagai hasil samping . Reaksi :
Cl-CH2- CH2-Cl + n Na2Sx
Alat :
Labu Leher tiga 750 ml, batu didih
Kondenser , pompa air
Gelas kimia 250 ml, 400 ml
Labu ukur 100 ml
Gelas ukur 50 ml
Corong pisah, batang pengaduk
Kertas saring, kaca arloji
Pipet ukur, pipet tetes
Penangas air, thermometer
Bahan :
1,2-dikloro etana
NaOH padat
Belerang padat
Aquadest
Es
PROSEDUR KERJA :
Pembuatan Natrium Polisulfida ( Na2Sx )
Menimbang 7,5 gr belerang dan memasukkan ke dalam labu
bundar leher tiga
Menimbang 4,0 gr NaOH dan melarutkan dalam 100 ml aquadest
dalam gelas kimia 250 ml .
Memasukkan larutan NaOH ke dalam labu bundar , memasang
pengaduk dan condenser yang diisi aliran air .
Memanaskan perlahan sambil diaduk dengan penangas air .
Mengamati reaksi yang terjadi setiap 8 menit .
Menghentikan pemanasan setelah belerang larut atau larutan
berwarna coklat tua . Mendinginkan larutan hingga suhu ruang .
Menyaring larutan , mengambil filtrate untuk pembuatan tiokol .
Pembuatan Tiokol
Memasukkan filtrate ke dalam labu bundar leher tiga yang telah
dicuci bersih dan menambah 20 ml 1,2-dikloroetana .
Merangkai alat seperti sebelumnya .
Memanaskan pada suhu 70 - 80 0C hingga terbentuk gumpalan
kuning dan larutan jernih .
Mengamati dan mencatat reaksi yang terjadi .
Menghentikan pemanasan setelah gumpalan kuning muda
terbentuk banyak dan larutan menjadi kurang jernih .
Menyaring dan mencuci hasil , menyisihkan filtrate .
2.5.2. Skala Pabrik
1. Polymerization
Polymerisasi ialah merupakan proses awal dari pembuatan
karet sintetik, pada tahap ini ada tiga motode yang digunakan yaitu
emulsion, microemulsion, and suspension polymerization. Proses
ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar sekelas Du Pont,
Dow, GE, Ausimont, Daikin and Dyneon.
2. Isolation
Pada tahap ini, backbone polymers diisolasi, dikeringkan,
dan dibersihkan. Setelah tahap ini, maka polimer tersebut sudah
siap untuk diolah oleh compounder
3. Compounding (mixing)
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam
menentukan sifat2 tambahan dari suatu polimer/karet. Karena pada
tahap inilah compounder meracik resepnya untuk menghasilkan
bahan baku yang sesuai keinginannya/pesanan. Pengalaman dan
pengetahuan compounder pada tahap ini sangat krusial untuk
menghasilkan material yang berkualitas.
4. Extrusion/Forming/Premolding
Setelah selesai di mixing, maka material yang masih
berbentuk lembaran dibentuk lagi menyerupai produk akhir supaya
dapat dengan mudah diproses pada molding nantinya. misalnya
untuk O-Ring, material tersebut dibentuk menyerupai kabel
panjang.
5. Molding
Proses inilah yang menentukan akan berbentuk seperti
apakah produk akhir. dengan kombinasi panas dan tekanan yang
sesuai, maka akan didapat produk akhir yang sempurna.
6. Flash Removal
Setelah dari proses molding, biasanya pada produk masih
terdapat sisa-sisa material yang menempel, pada tahap ini sisa-sisa
tersebut dipisahkan sehingga didapat produk akhir yang sesusai
dengan cetakan.
7. Post Curing
yang
mungkin
menempel
pada
proses
produksi
sebelumnya.
10. Packaging
Setelah produk akhir sudah bersih, dan siap untuk
dikirim/disimpan. sebaiknya dimasukan kemasan agar tidak
terkontaminasi dari lingkungan luar.
3. Perbedaan Karet Alam dengan Karet Sintetis
Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh di
bawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, sesungguhnya karet alam belum dapat
digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun, keunggulan yang dimiliki karet alam sulit
ditandingi oleh karet sintetis. Adapun kelebihan-kelebihan karet alam yang tidak dimilii
oleh karet sintetis adalah:
- Memiliki daya elastisitas atau daya lenting yang sempurna
- Memiliki plastisitas yang baik sehingga pwngolahan nya cukup mudah
- Tidak mudah panas
- Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan
Walaupun demikian, karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan yang terhadap
berbagai zat kimia dan harganya yang cenderung bisa dipertahankan supaya tetap stabil.
Bila ada pihak yang menginginkan karet sintetis dalam jumlah tertentu, maka biasanya
pengiriman atau suplai barang tersebut jarang mengalami kesulitan. Hal seperti ini sulit
diharapkan dari karet alam. Harga dan pasokan karet alam selalu mengalami perubahan,
bahkan kadang-kadang bergejolak. Harga bias turun drastis sehingga merusak pasaran
dan merisaukan para produsennya.
Pengertian Plastik
Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini
membentuk banyak unit molekul berulang, atau monomer. Plastik yang umum terdiri
dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang
belakang (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah
bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan.
Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan bergantung dari tulangbelakang
(biasanya
digantung
sebagai
bagian
dari
monomer
sebelum
Singkatan
Kegunaan utama
Lapisan pengemas, isolasi kawat
dan kabel, barang mainan, botol
LDPE
fleksibel, perabotan, bahan pelapis
(Seal Layer).
Botol, drum, pipa saluran, lembaran
HDPE
film, isolasi kawat dan kabel.
PP
tali anyaman, karpet dan film.
Printing Film ( Biasanya untuk
Polyethylene terephthalate
PET
Polystirene
PS
Yang termasuk ke dalam polimer adisi adalah polietena (plastik), PVC, dan
poliprepilena (plastik), dll.
1. PE (Poly Etylene)
Monomer : etena (CH2 = CH2)
2. PP (Poly Propylene)
Monomer : propena (CH2 CH2 = CH2 )
3. PS (Poly Styrene)
Monomer : styrene
4. Proses Kerja
1. Secara Fisik
Bijih plastik polyethylene Etylene yang telah dicampur dengan aditif
dimasukkan ke dalam mesin extruder untuk kemudian dipanaskan dan
2. Secara Kimia
Diagram proses polietilen (proses Ziegler)
ditransfer
kedalam
tangki
dekomposisi dimana
katalisator
sisa
Secara
prinsip
dijelaskan
bahwa
dalam
proses
phillip
reaksi
polimerisasi berlangsung dalam reaktor loop (loop reactor). Mnomer gas etilen
katalisator
sedeikian
bervariasi.
1.
DAFTAR PUSTAKA
Aghil, Ibrahim. 2012. Laporan Lateks. (Online)
http://ibrahimaise.blogspot.com/2012/12/laporan-pengolahan-lateks.htmldiakses pada 10
Oktober 2014
Nafiati, Cholifa. 2012. Industri Karet Buatan.(Online) http://karetbuatan.blogspot.com/ diakses
pada 30 Oktober 2014
Supardianningsih.2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Klaten: Intan Pariwara
Supardi. 2013. Pengolahan 2013.Pengolahan Karet dan Pengolahan Getah Karet (Lateks).
(Online) http://www.pupukkaretdansawit.com/2013/02/12/pengolahan-karet-danpengolahan-getah-karet-lateks/ diakses pada 10 Oktober 2014
Kartowardoyo, S. 1980. Penggunaan Wallace Plastimeter Untuk Penentuan Karakteristik karakteristik Pematangan Karet Alam. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Spillane, J.J. 1989. Komoditi Karet. Cetakan Pertama. Yogyakarta.
Winarno, F. G., 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tampubolon, M. 1986. Komposisi dan Sifat Lateks. Medan: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan Tanjung Morawa.
Kumpulan Makalah. 1997. Kumpulan Pedoman Pengolahan Keret. Medan
Ompusunggu, M. 1987. Pengetahuan Lateks Havea. Sungei Putih, Medan.