Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN STROKE

Tinjauan pustaka merupakan acuan dasar terhadap proses asuhan


keperawatan secara keseluruhan. Dalam bab ini penulis menguraikan tentang
konsep dasar keluarga, konsep asuhan keperawatan dan konsep tentang penyakit
stroke.
A.

KONSEP DASAR KELUARGA


.1

Pengertian Keluarga
Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai kumpulan dua
orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan
emosional

dan

individu

mempunyai

peran

masing-masing

yang

merupakan bagian dari keluarga. Pengertian keluarga yang lain


sebagaimana dinyatakan oleh Suprajitno (2004) yaitu suatu ikatan/
persekutuan hidup atas dasar perkawinan antar orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau perempuan
yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau
adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga. Sementara itu Effendi
(1998:30) mendefinisikan keluarga sebagai perkumpulan dua atau lebih
dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masingmasing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Berdasarkan ketiga pengertian tersebut diambil kesimpulan


(Suprajitno, 2004:14) bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas dua orang atau lebih yang tinggal disuatu tempat atau
rumah dan berinteraksi satu sama lain, mempunyai perannya masingmasing-masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.
Maka untuk itu indonesia merupakan salah satu negara yang
menjunjung tinggi adat ketimuran yang menekankan bahwa keluarga harus
dibentuk atas dasar perkawinan, seperti yang tertulis dalam peraturan
pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994 bahwa keluarga dibentuk berdasarkan
atas perkawinan yang sah.
.2

Tipe tipe keluarga menurut suprajinto (2004:2)


a. Keluarga inti ( Nuclear family )
Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
b. Keluarga besar ( Exstended family )
Adalah keluarga inti ditambah

dengan

sanak saudara, misalnya

nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, atau bibi.


c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai
atau kehilangan pasangannya
d. Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri
dari salah satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau
ditinggal pasangannya,

e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage
mother)
f. Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (the single adult living alone)
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital
heterosecual cohabiting family)
h. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama
(gay and lesbian family).
.3

Tahap

perkembangan

keluarga

dan

tugas

perkembangan menurut Suprajitno (1004:3)


Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan,
keluargapun memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas
perkembangan masing-masing. Tahaptahap perkembangan

itu antara

lain:
a. Tahap perkembangan keluarga baru menikah

Tugas ini dimulai dengan membina hubungan intim yang


memuaskan pasangannya

Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan keluarga


sosial.

Membina rencana memiliki anak

b. Keluarga dengan anak baru lahir

Dimulai dengan mempersiapkan menjadi orang tua

Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi


keluarga, hubungan seksual dan kegiatan

Mempertahankan hubungan dalam rangka

memuaskan

pasangannya
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah

Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan


tempat tinggal, privasi dan rasa aman

Membantu anak untuk bersosialisasi

Beradaptasi dengan anak yang beru lahir, sementara kebutuhan


anak yang lain yang lebih tua juga harus terpenuhi,

Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun


diluar keluarga

Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak

Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi


pertumbuhan dan perkembangan anak.

d. Keluarga dengan anak usia sekolah.

Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,


sekolah dan lingkungan lebih luas

Mempertahankan keintiman pasangan

Memenuhi

kebutuhan

yang

meningkat

kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.

termasuk

biaya

e. Keluarga dengan anak remaja.

Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab


mengingat anak remaja adalah sorang dewasa muda dan mulai
memiliki otonomi

Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga

Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang


tua,hindarkan terjadinya perdebatan kecurigaan dan permusuhan

Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan


(anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang
anggota keluarga.

f. Keluarga mulai melepaskan anak sebagai dewasa

Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjelaskan


keluarga besar

Mempertahankan keintiman pasangan

Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di


masyarakat

Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah.

g. Keluarga dengan usia pertengahan.

Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia


pertengahan

Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan


dengan anak-anaknya dan sebaya

Meningkatkan keakraban pasangan.

h. Keluarga usia tua.

Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling


menyenangkan pasangan

Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan


pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga

Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat

Melakukan life review masa lalu.

.4

Struktur Keluarga menurut Suprajino (2004:7)


Struktur

keluarga

dapat

menggambarkan

bagaimana

keluarga

melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat, antara lain:


.a

Struktur peran keluarga


Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam
keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran
formal dan informal

.b

Nilai dan norma keluarga


Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh
keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan

.c

Pola komunikasi keluarga

Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu, orang


tua dengan anak, anak dengan anak dan anggota keluarga lain dengan
keluarga inti.
.d

Struktur kekuatan keluarga


Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi
dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang
mendukung kesehatan.

.5

Fungsi keluarga menurut Friedman (1998)


Secara umum fungsi keluarga (friedman, 1998) adalah:
.a

Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain

.b

Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi


Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah

.c

Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.

.d

Fungsi ekonomi

Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara


ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
.e

Fungsi pemerliharaan kesehatan


Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi

.6

Lima tugas keluarga dibidang kesehatan menurut


Suprajitno (2004:4)
keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan antara lain:
a.

Mengenal masalah kesehatan keluarga


Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu akan tidak berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
akan habis.

b.

Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga


Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadan keluarga, dengan
mempertimbangkan

siapa

diantara

keluarga

yang

mempunyai

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.


c.

Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar,


tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh
keluarga itu sendiri
d.

Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan


keluarga

e.

Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarga.

B. PROSES KEPERAWATAN KELUARGA


Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan
pusat bagi semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam
situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori
atau falsafah.
Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam
lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap
keluarga, identifikasi masalah keluarga dan individu atau diagnosa
keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan
sumber-sumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
menurut Effendi (2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama
yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak dengan
keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan

kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kebutuhan kesehatan


yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan
keluarga.
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga
terdiri dari lima langkah dasar meliputi :
1.

Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan
ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus
tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat
diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan seharihari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan

yang

dilakukan

dalam

pengkajian

meliputi

pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan


suatu

alat

pengkajian

keluarga,

diklasifikasikan

dan

dianalisa

(Friendman, 1998: 56)


a.1. Pengumpulan data
1)

Identitas

keluarga

yang

dikaji

pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga.


2) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a. Kebiasaan makan

adalah

umur,

Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi


oleh

Keluarga.

Untuk

penderita

stroke

biasanya

mengkonsumsi makanan yang bayak menandung garam, zat


pengawet, serta emosi yang tinggi.
b.

Pemanfaatan fasilitas kesehatan


Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit
stroke fase rehabilitasi terutama ahli fisiotherapi.

c.

Pengobatan tradisional
Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi,
keluarga bisa memanfaatkan pengobatan tradisional dengan
minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagi dan sore.

3) Status Sosial Ekonomi


a. Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam
mengenal hipertensi beserta pengelolaannya. berpengaruh
pula terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil
keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
b. Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap
keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada

angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena


hipertensi. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang

sakit

salah

satunya

disebabkan

karena

tidak

seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga.


4) Tingkat perkembangandan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai
lahir hingga saat ini. termasuk riwayat perkembangan dan
kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan
dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang
belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang
dapat mengakibatkan kecemasan.
5) Aktiftas
Aktifitas

fisik

yang

keras

dapat

menambah

terjadinya

peningkatan tekanan darah. Serangan hipertensi dapat timbul


sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga
(Friedman, 1998:9).
6) Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti
lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat
mengurangai faktor penyebab terjadinya cedera pada
penderita stroke fase rehabilitasi.

b. Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi
oleh

lingkungan.

Ketenangan

lingkungan

sangat

mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali pada


hipertensi
7) Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat
dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah
komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha
mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan
perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara
verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang
tinggi.
b. Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam
kondisi

kesehatan,

kekuasaan

yang

otoriter

dapat

menyebabkan stress psikologik yang mempengaruhi dalam


tekanan darah pasien stroke.
c.

Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima
dan konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan
membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam

peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan


tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan
ketegangan dalam keluarga.
8) Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga

yang

tidak

menghargai

anggota

keluarganya yang menderita hipertensi, maka akan


menimbulkan stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini
akan menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah
seringnya terjadi serangan hipertensi karena kurangnya
partisipasi keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit (Friedman, 1998).
b. Fungsi sosialisasi

Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota


keluarga yang menderita stroke dalam bersosialisasi
dengan

lingkungan

sekitar.

Bila

keluarga

tidak

memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan


mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan
ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah
stress.
c.

Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan
melatih

anak

untuk

berkehidupan

sosial

sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang


lain diluar rumah.
9) Pola istirahat tidur
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala
sedang mengalami masalah yang belum terselesaikan.
10) Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif,
pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung
rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga. Setelah
ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih
terfokuskan.
11) Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga,
sedangkan koping keluarga tidak efektif, maka ini akan
menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan
respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual
individu. Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun
intervensi masalah keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi dengan
anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan
anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.

Dalam diagnosa keperawatan stroke atau cerebro vasculer accident


didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
a.

Perubahan perfusi jaringan cerebral (Doengoes, 2000)

b.

Kerusakan mobilitas fisik ( Doengoes, 2000)

c.

Komunikasi, kerusakan verbal dan tertulis (Doengoes, 2000)

d.

Perubahan persepsi sensori (Doengoes, 2000)

e.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (Lynda Juall, 2001)

f.

Ketidakmampuan merawat diri (Lynda Juall, 2001)

g.

Kurang

pengetahuan

mengenai

kondisi

dan

pengobatan

(Doengoes, 2000)
3. Intervensi Keperawatan
a.

Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi
seleksi bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor
penetapan prioritas perasaan peka terhadap klien dan efek terpeutik
terhadap tindakan dimasa mendatang.

b.

Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan
tujuan yang berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber
penggambaran pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan dan
operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:

1.

Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat


diukur langsung dan spesifik

2.

tujuan jangka menengah

3.

tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya


umum dan mempunyai tujuan

c.

Menentukan kriteria dan standar evaluasi.


Kriteria yang akan dicapai adalah respon verbal, afektif dan
psikomotor keluarga mengenai penjelasan tentang masalah kesehatan
(Friedman:1998:71)

4. Implementasi keperawatan
Dalam memilih tindakan keperawatan tergantung pada sifat masalah dan
sumber-sumber yang tersedia.
a.

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah post stroke.


Intervensi:
1)

Berikan informasi kepada keluarga mengenai: pengertian,


tanda dan gejala, penyebab, komplikasi, cara perawatan,
penanganan dan pencegahan stroke

2)
b.

Motivasi keluarga untuk mengenal masalah stroke


Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang dapat

mengenai tindakan kesehatan yang tepat terhadap anggota keluarga


yang menderita post stroke

Intervensi:
1)

Memberikan informasi tentang alternatif pencegahan dpat


diambil untuk mengatasi pasien stroke, seperti menjaga
kesehatan lingkungan, menghindari faktor pencetus, serta minum
obat secara teratur

2)

Mendiskusikan akibat bila tidak melakukan tindakan


keperawatan untuk mengatasi stroke

3)

Memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan


tentang tindakan kesehatan yang diambil pada anggota keluarga
yang terkena stroke

c.

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit


atau perawatan post stroke
Intervensi :
1)

Sarankan atau anjurkan kepada keluarga untuk melakukan


perawatan secara teratur, jaga diet penderita stroke.

2)
d.

Demonstrasikan teknik latihan tentang gerak dirumah


Ketidakmampuan keluarga untuk memelihara lingkungan yang

dapat menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan


Intervensi :
1)

Memberikan semangat pada penderita terutama yang


berasal dasri keluarga itu sendiri atau melalui orang atau sumbersumber yang dipercaya mempunyai pengaruh terhadap proses
penyembuhan

2)

Modifikasi lingkungan yang dapat mendukung proses


penyembuhan klien

e.

Ketidakmampuan keluarga untuk mengenal sumber-sumber


pelayanan kesehatan terhadap perawatan post stroke
Intervensi :
1)

Memberikan informasi tentang sumber-sumber yang


dapat digunakan utnuk memperoleh pelayanan kesehatan
misalnya rujukan kontrol, perawatan fisiotherapi dan sumbersumber lain.

2)

Memberikan motivasi agar keluarga memanfaatkan


sumber-sumber yang ada secara berkesinambungan.

5. Evaluasi
Friedman (1998:71) menjelaskan bahwa evaluasi didasarkan pada
seberapa efektifnya intervensi yang dilakukan keluarga, perawat dan
yang lainny. Keefektifan dilihat dari respon keluarga bukan intervensi
yang

diimplementasikan.

Modifikasi

dlam

asuhan

keperawatan

mengikuti perencanaan evaluasi dan mulai dengan proses siklus kembali


ke pengkajian dengan memberikan informasi yang diperoleh dari
pertemuan sebelumnya dan diteruskan dengan revisi setiap fase dalam
siklus bila dibutuhkan.
Evaluasi dalam asuhan keperawatan keluarga dengan stroke post
rehabilitasi berdasarkan respon keluarga terhadap implementasi yang
kita lakukan sesuai dengan kriteria evaluasi yaitu mengetahui pengertian

stroke, mengetahui gangguan pada penderita stroke dan mengetahui


tindakan apa yang harus dilakukan bagi penderita stroke post
rehabilitasi.

C.

KONSEP DASAR STROKE


1.

Pengertian Stroke
Stroke atau cidera cerebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi
otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke otak (Suzanne).
Stroke adalah kerusakan sirkulasi dalam satu atau lebih pembuluh
darah yang menyediakan darah pada otak. Penyediaan oksigen dan darah
ke otak menjadi kurang atau berhenti, yang kemudian merusak atau
memusnahkan area area tertentu dalam jaringan otak (discases penyakit )
Storke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan
neurologis yang utama di indonesia, serangan otak ini merupakan kegawat
daruratan media yang harus ditangani secara cepat, tepat dan cermat.
Stroke adalah sindrome klinis yang awal timbulnya mendadak,
progresif cepat, berupa defisit neurologis fokal dan global yang
berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian dan
semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non
traumatik (Doengoes, 2000:290).
Cidera serebrovaskuler atau stroke adalah penyekit cerebrovaskuler
menunjukkan adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsioanal
maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh

darah

serebral

atau dari

seluruh sistem

pembuluh

darah otak

(doengoes:290)
Stroke adalah gangguan aliran darah otak yang bersifat mendadak
dan disertai dengan defisit neuologik (Dr. H. Soedomo Hadinoto)
Menurut kriteria WHO stroke secara klinis didefinisikan sebagai
gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan
gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam
atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan oleh karena gangguan
peredaran dareh otak.

2.

klasifikasi stroke
a.

Transtient Iskemia Attach (TIA)


Yaitu gangguan neurologik setempat yang terjadi selama beberapa
menit sampai beberapa jam saja, gejala yang timbul akan hilang
dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam

b.

Stroke in evolution ( SIE)


Yaitu stroke yang wujud kelainannya terjadi secara bertahap

c.

Completeted stroke iskemic (CSI)


Yaitu stroke yang wujud kelainannya bersifat menetap

d.

Reversible iscemic neurological defisit (RIND)


Yaitu stroke yang mirip dengan transient iskemik attack hanya saja
kelainan yang ada menghilang sesudah berlangsung lebih dari 24 jam

3.

Stroke berdasarkan penyebab

Berdasarkan penyebab stroke dibedakan menjadi 2:


a.

Stroke hemorhagic
Merupakan perdarahan cerebral dan mungkin perdarahan sub
arachnoid. Disebabkan oleh pembuluh darah otak pada daerah otak
tertentu biasanya kejadiannya saat melakukan aktifitas atau saat aktif
namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya
menurun.

b.

Stroke non hemorhagic


Dapat berupa ischemia atau emboli dan trombosis cerebral, biasanya
terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari
tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan
hipoksi dan selanjutnya dapat timbul oedema skunder. Kesadaran
umumnya baik

4.

Etiologi
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain:

5.

a.

Trombosis cerebral

b.

Emboli

c.

Tumor otak

d.

Hemorhagic

e.

Tekanan darah tinggi

f.

Kelemahan dinding arteri

g.

Cidera kepala
Faktor resiko

Sedangkan faktor resiko dari stroke adalah kondisi atau penyakit atau
kelainan yang memiliki potensi untuk memudahkan seseorang mengalami
serangan stroke pada suatu saat.
a.

Faktor resiko yang tidak dapat diobati terutama


1)

Usia

2)

Jenis kelamin

3)

Ras

4)

Genetik

b.

Faktor resiko yang dapat diubah atau dikendalikan


diantaranya :
1)

Hipertensi

2)

Diabetes mellitus

3)

Penyakit jantung

4)

Riwayat trans iskemik atau stroke


sebelumnya

5)

Merokok

6)

Kolesterol tinggi

7)

Obesitas

8)

Obat-obatan (kokain, ampetamine,


ekstasi dan heroin)

6.

Patofisiologi
Pada keadaan fisiologis normal, aliran darah pada otak selalu tetap
yaitu 50 ml/ menit / 100 gr otak. Hal ini terjadi karena auto regulasi yang

mengembangkan arteri pada waktu hipotensi yang menguncup waktu


hipertensi. Apabila tekanan darah tinggi terus menerus terjadi maka dapat
menimbulkan perubahan atroklerotik karena perfusi dapat menyebabkan
perdarahan intra kranial. Ruptur arteri juga dapat menyebabkan perdarahan
yang akan menimbulkan ekstavasasi darah ke jaringan otak sekitarnya.
Darah yang merembes ini dapat menekan, mengiritasi, dan menimbulkan
fase spasme arteri hemisfer otak.
Ruptur arteri juga dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah
sehingga timbul iskemik focal dan infark jaringan otak. Daerah ini akan
mengalami defisit neurologis yang berupa hemiparalisis. Keluarnya darah
yang mendadak dari pembuluh darah otak dapat meningkatkan tekanan
darah cerebrospinalis, hilang kesadaran maupun gegar otak. Koma terjadi
karena apabila daerah ekstravasal terjadi hematoma yang menimbulkan
penekanan pada seluruh isi kranial (Dr. H. Soedomo)
7.

Manifestasi klinis
Long (1996) menjelaskan gejala fokal yang paling sering terlihat akibat
terputusnya sirkulasi arteri cerebral adalah :
a.

Kontralateral paralisis

b.

Kehilangan

penginderaan

sensori dan memori

8.

c.

Disfasia atau afasia

d.

Masalah spatial perceptual


Pemeriksaan diagnostis

a.

Computerized

tomografi

Scan

(CT

Scan)

dapat

memperlihatkan adanya hematoma, infark dan perdarahan. Scan ini


baik untuk meneliti lesi yang letaknya dipermukaan
b.

Fungsi lumbal untuk menunjukkan kelainan cerebro


spinalis fluid (CSF). Tekanan yang meningkat dan adanya cairan darah
menunjukkan adanya hemorhagic.

c.

Elektro

Encephalography

(EEG)

menggunakan

gelombang untuk menentukan lesi spesifik


d.

Angiografi
memperlihatkan

(arteriografi)

penyebab

dan letak

sangat
ganguan

esensial

untuk

otak, biasanya

menggunakan arteri femoralis. Ada tidaknya oklusi, rupture atau


obstruksi dapat difisualisasi dengan alat ini.
e.

Magnetik Resonance Imaging (MRI) dapat menampakkan


daerah patologis

9.

Penatalaksanaan
a.

Penatalaksanaan keperawatan
Untuk mengobati keadaan acut perlu diperhatikan faktor faktor kritis
sebagai berikut:
1)

Berusaha menstabilkan tanda


tanda vital

2)

Berusaha
memperbaiki aritmia jantung

menemukan

dan

3)

Merawat kandung kemih, sedapat


mungkin jangan memakai kateter

4)

Menempatkan pasien dalam posisi


yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah
posisi setiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif

b.

Tindakan konservatif
1)

Fasodilator

yang

meningkatkan

aliran darah cerebral (ADS) secara percobaan, tetapi maknanya:


pada tubuh manusia belum dapat dibutuhkan
2)

Dapat

diberikan

histamin,

aminophilin, acetazolamide, papaverin intra arterial


3)

Anti agregasi trombosis seperti


aspirin, digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi.
Trombosis yang terjadi ulcerasi alteroma

c.

Tindakan pembedahan untuk memperbaiki aliran darah


cerebral, misalnya pada tindakan endarterectomy carotis.

10.

Pathways.

Trombosis cerebral

Faktor pencetus stroke

Emboli cerebral

Sumbatan pembuluh darah di otak

Suplai darah dan O2 ke otak menurun

Ganguan perfusi
jaringan cerebral

Menurun > =18 ml/100gr otak/mnt

Menurun 25 30 ml/100 gr otak/menit

Iskemik otak

Infark serebri

24 jam 21 hari

<24 jam

Transient Ischemic Attack


(TIA)

Stroke In Evolution (SIE)

Gejala neurologik bertambah

Kelainan neurologik

sementara
Perawatan tidak
adekuat

Sembuh total beberapa hari

Sembuh total < 24 jam

Cerebrum (otak besar)

Batang Otak

Cerebelum (otak kecil)

Infark cerebri

Perfusi jaringan
cerebral

CEREBRUM (otak besar)

Gg fungsi motorik

Bicara
- Disfasia
- Disatria

Gg komunikasi
verbal

Gg fungsi vegetatif

Kelemahan angg gerak Resiko gangguan


harga diri

Hemiplegi
Paraplegi
Tetraplegi

Kelemahan otot
spicter

inkontinensia urin /
feses

Gangguan rasa
nyaman
Gg mobilitas
fisik

Gg persepsi
sensori

Konstipasi
Retensi urin

Resiko infeksi

Infark cerebri

BATANG OTAK

Penurinan tk kesadaran

Apatis s/d koma

Pernafasan

Motorik

Reflek menelan
turun

GG pola
napas

Gagal nafas

Gg pemenuhan
perubahan
nutrisi

kematian

Reflek batuk
menurun

Penumpukan
sekret
Gg bersihan
jalan nafas

Infark cerebri

cerebellum

Kelemahan anggota gerak

Hemiplegi
Paraplegi
tetraplegi

Gangguan
mobilitas

Pernafasan

Resiko
cedera

Kurang
pengetahuan

Resiko Ganguan
harga diri

Apraksia

Reflek patologi
+

Butuh keterlibatan
keluarga

Resiko atropi
Resiko ganguan
integritas kulit

Ketidakmampu
an merawat

DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.
Carpenito, L. J. Handbook of Nursing Diagnosa. Edisi 8, Alih Bahasa Monica
Ester. (2001). Jakarta: EGC
Carpenito, L. J. (1999) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa
Monica Ester. Jakarta: EGC
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3.
Jakarta: EGC

Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.


Jakarta; EGC
Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et. All.
2000. Jakarta: EGC
Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah R. Karnaen,
Et. All, Edisi ke 3. 1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran.
Zendy. George. L. Pengelolaan Mutahir Stroke. 1992
Shepherd., Robert. B. M. Motor Relearning Programme for Stroke
Suyono, Haryono, 2006. Meningkatnya Penduduk Rawan Stroke, (Online),
(http://www.cybermed.cbn.net.id. Diakses 2 November 2007)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Stroke, (Online), (http://
depkes.co.id/stroke.html)

Anda mungkin juga menyukai