Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Cara Kerja
Amati ( 14 hari)
sebanyak 200 ml air
Keterangan :
A
: Diletakkan ditempat yang terkena sinar matahari langsung
B
: Diletakkan ditempat yang terkena sinar matahari, kemudian ditutup kardus
berlubang
: Diletakkan ditempat yang terkena sinar matahari dan ditutup kardus lubang
Data Pengamatan
Tabel Perubahan Tinggi Tanaman, Panjang Daun dan Lebar Daun pada
Polybag A
Pengamatan
Tinggi
Tanaman
Biji
ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Panjang
Daun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lebar Daun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
14
Rata-Rata (Cm)
t / 7
Nb
: Data yg sudah diperoleh, kemudian dibuat 3 Grafik yaitu tinggi batang,
lebar daun, dan panjang daun.
Berat
Ratarata
(Gram)
Sudut
Pembengkokan
(0)
Ketinggian
Tanaman
Rata-rata
(Cm)
Polybag A
Polybag B
Polybag C
NB :
Dari hasil pengamatan akan diperoleh bahwa perlakuan A (terkena sinar matahari
langsung), tanaman kacang merah akan tumbuh sempurna karena sinar matahari
yang diperoleh merata ditandai dengan daun yang tebal dan berwarna hijau serta
batang yang segar (tidak pucat), perlakuan B (kardus berlubang) menunjukkan
tanaman kacang merah tumbuh mengikuti arah cahaya matahari ditandai dengan
adanya pembelokan batang kacang hijau ke arah lubang. Sedangkan pada
perlakuan C (gelap) tanaman kacang hijau akan mengalami etiolasi yakni kondisi
pertumbuhan tanaman yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi
tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat.
B. GERAK PADA TUMBUHAN
Alat dan Bahan
Alat
Cutter
Penggaris
Toples kecil
Bahan
Biji Kacang Merah (Phaeseolus vulgaris) 15 biji
Media camp. Tanah + Pupuk Kandang (2 : 1)
Kardus 2 buah
Air / Aquades
Pupuk NPK
Tanaman putri malu
lidi
Cara kerja
Gerak Fototropisme
Pilih 10 biji kacang
merah yg baik
Menyiram media
dgn air
Membuka penutup
Meletakkan tanaman
Menyiram media
dgn pupuk NPK
didekat jendela
kardus berlubang
Nb : kardus stlh 14 hari
Pada perlakuan kacang merah yang ditutup kardus berlubang, tanaman akan
tumbuh dan membelok mengikuti arah sinar matahari, hal ini menunjukkan
terjadinya fototropisme yakni gerak sebagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh
arah datangnya rangsang yaitu cahaya matahari.
NB :
Hasil dari pengamatan adalah waktu yang diperlukan putri malu untuk menutup
lebih cepat dari waktu yang diperlukan untuk membuka kembali. Waktu untuk
bereaksi terhadap berbagai perlakuan juga berbeda-beda, reaksi terhadap sentuhan
lebih cepat dibandingkan reaksi terhadap perlakuan lainnya. Gerak menutupnya
daun putri malu disebabkan karena perubahan turgor pada persendian daun.
Gerak menutupnya putri malu disebut gerak nasti. Gerak nasti adalah gerak
sebagian tubuh tumbuhan yang arahnya tidak semata-mata ditunjukkan kearah
datangnya sumber rangsangan. Gerak menutupnya daun si kejut atau putri malu
(Mimosa pudica) adalah gerak tigmonasti.
a.
Data Pengamatan
Gerak Fototropisme
Biji
ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan Fototropisme
Cork borrer
Difusi dan Osmosis II
Alat
Mikroskop
rosasinensis)
Kaca Benda
Kaca Penutup
Pipet Tetes
Silet / Cutter
Plasmolisis
Alat
Mikroskop
Kaca Benda
Kaca Penutup
Pipet Tetes
Silet / Cutter
Bahan
Bunga Sepatu (Hibiscus
Aquadest
Larutan HCl encer
Larutan NaOH encer
Tissue
Bahan
Daun Rhoe discolor
Aquadest
Larutan Glukosa 0,1 M 0,5 M
Tissue
Cara Kerja
Latihan 1 (Difusi I)
Amilum 2%
A
Buatlah Larutan
Amilum 2%
Jangan Dikocok
Masing2 5 ml
Nb
:
Larutan Eosin lebih cepat larut karena partikel-partikel penyusunnya lebih kecil
dibandingkan dengan Larutan Methylen Blue. Namun bisa jadi larutan
methylen blue lebih cepat karena perbedaan konsentrasi antara kedua zat
tersebut.
Latihan 2 (Osmosis I)
Sediakan potongan
kentang dg cork
borrer
Potong kentang
3cm dg cutter
A
Membandingkan
perubahan massa kentang
dan dianalisis
Nb
Perlakuan A : aquades
Perlakuan B : larutan garam 10%
Perlakuan C : larutan garam 20%
Menunggu selama 10 menit
Yang perlu diamati adalah apakah terjadi pengurangan atau penambahan massa
pada kentang setelah diberi beberapa perlakuan. Perlakuan A, massa kentang akan
bertambah karena terjadi proses osmosis dari luar sel ke dalam, hal tersebut
dikarenakan konsentrasi zat pelarut di luar lebih tinggi daripada didalam, sehingga
zat pelarut (air) bergerak dari luar kedalam. Sedangkan perlakuan B dan C terjadi
pengurangan massa sebab konsentrasi zat pelarut di dalam lebih tinggi dari pada
di luar sehingga zat pelarut (air) bergerak dari dalam ke luar. Dari percobaan
tersebut terbukti bahwa osmosis merupakan proses perpindahan zat pelarut (air)
dari konsentrasi zat pelarut yang tinggi ke rendah melalui membran semi
permeabel.
Hibiscus rosa-sinensis
1) Ulangi perlakuan diatas dengan mengganti aquadest, yakni ditetesi HCl encer
dan NaOH encer
Latihan 4 (Plasmolisis)
Rhoe discolor
No.
Data Pengamatan
Tabel 1. Proses Difusi 1
Perlakuan
Menit ke3
4
Jenis Larutan
Aquades
Larutan Garam 10%
Larutan Garam 50%
No.
1.
2.
3.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keterangan
TRANSPIRASI
Bahan
Tanaman Impatiens
balsamina
Botol You-C1000
Steroform
Air / Aquadest
Vaselin
Kertas Label
Kertas bekas
Cara Kerja
Latihan 1
3) Mengalikan hasil jumlah persegi dengan luas persegi. Luas 1 persegi pada
kertas milimeter block = 25 mm2.
No
.
1
2
3
Data Pengamatan
Tabel 1. Pengukuran massa Impatiens balsamina setelah berbagai
perlakuan proses transpirasi
Perubahan massa setiap 10 menit
Rerata
Selisih
(selama 30 menit) (gram)
selisih
massa
Perlakuan
Massa
Massa
Massa
Massa
massa
(gr)
Awal
10 ke-1 10 ke-2 10 ke-3
(gr)
(gr)
(gr)
(gr)
(gr)
A
B
C
1.
2.
3.
A
B
C
Keterangan :
A
: Perlakuan Didalam kelas (Gelap)
B
: Perlakuan Di luar kelas (Terang)
C
: Perlakuan di dalam dan dikipasi
FOTOSINTESIS
A. Percobaan Sachs
Alat :
Beaker glass 500 ml
Hotplate
Pinset
Cawan petri
Kaca pembesar (Luv)
Kertas Label
Pipet tetes
Bahan :
Daun Manihot utilistima
Aquadest
Alkohol 70%
Larutan Lugol
Tissue
Alumunium Foil
Cara Kerja
Aquadest
Diamkan 2 menit,
lalu amati
Tetesi Lugol
Perlakuan
Indikator Warna
Sebelum
Setelah ditetesi
ditetesi Lugol
Lugol
Keterangan
Daun A
(Ditutup pagi)
Daun B
(Ditutup sore)
Daun C
(Dipetik Sore)
Daun D
(Dipetik Pagi)
Keterangan : +
= Sedikit
++
= Sedang
+++ = Banyak
NB :
Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa perlakuan yang memiliki banyak
amilum adalah perlakuan C yaitu dipetik pada sore hari. Hal ini disebabkan daun
Manihot utilissima melakukan fotosintesis pada pagi dan siang hari, sedangkan
malam hari tanaman melakukan respirasi. Hasil fotosintat tanaman C (glukosa)
tidak bisa digunakan sebagai bahan untuk respirasi karena daun C sudah dipetik
terlebih dahulu. Sehingga amilum pada daun C masih tersimpan. Sedangkan
perlakuan yang paling sedikit kadar amilumnya yaitu perlakuan A (ditutup pagi
hari) dan B (ditutup sore hari) sebab hasil fotosintat (amilum) sudah terpakai
untuk proses respirasi. Urutan kadar amilum dari paling banyak sampai sedikit
adalah C > D > B > A. Tujuan diberi perebusan air yakni untuk melayukan daun
dan mematikan sel. Sedangkan tujuan perebusan alkohol yakni untuk meluruhkan
klorofil.
B. Percobaan Ingenhousz
Alat :
Beaker glass 500 ml
Corong kaca
Kawat penyangga
Tabung berskala
Stopwacth
Handtally counter
Cara Kerja
Bahan :
Hydrilla verticillata
Aquadest
Lampu 25 watt, 60 watt, 100 watt
Cahaya matahari langsung
Merakit alat
seperti berikut :
Beri perlakuan
sesuai dengan
ketentuan
Kelompok 1/4
100 Watt
Kelompok 2/5
Cahaya Matahari
Kelompok 3/6
Ruang Gelap
Amati
Lakukan selama
15 menit
100 Watt
Cahaya Matahari
Ruang Gelap
Suhu dingin
Suhu panas
NB :
Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa perlakuan yang paling banyak
memiliki gelembung oksigen adalah perlakuan cahaya matahari. Sedangkan yang
paling sedikit adalah perlakuan gelap. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh
intensitas cahaya yang besar terhadap laju keseluruhan reaksi fotosintesis. Pada
keadaan intensitas cahaya rendah laju fotosintesis akan rendah pula. Keadaan ini
dapat dikatakan cahaya sebagai faktor pembatas. Jika intensitas cahaya atau
konsentrasi CO2 menjadi faktor pembatas fotosintesis, maka suhu tidak akan
mempengaruhi fotosintesis atau sangat kecil pengaruhnya, karena reaksi-reaksi
fotokimia tidak peka terhadap suhu (Q10 = 1,0) dan difusi mempunyai Q10 = 1,5.
Laju fotosintesis baru bersifat tanggap terhadap suhu pada keadaan dimana cahaya
bukan merupakan faktor pembatas. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan ada
beberapa perlakuan yang menunjukkan perlakuan 100 watt memiliki gelembung
oksigen paling banyak.
RESPIRASI
Bahan
Kunyit (Curcuma longa) Bertunas
Kuncup Mawar (Rose sp.)
Biji Kacang Hijau (Vigna radiata)
Kecambah
Air Kapur (Ca(OH)2)
Tali Rafia + Kain Kasa
Alumunium Foil + Karet
Kapas + Isolasi + Kertas Label
KOH + Eosin
C
Kelompok 1 (A)
Kunyit Bertunas
Kelompok 2 (B)
Kuncup Mawar
Kelompok 3 (C)
Kecambah
Kelompok 4 (D)
Kacang Hijau
Kelompok 5 (E)
Kontrol
Bungkus masing-masing
bahan dengan kain kasa
Cara Kerja 2:
Perlakuan
Bahan
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Adanya
Adanya
CO2
H2O
A
Kunyit Bertunas
B
Kuncup Mawar
C
Kecambah
D
Kacang Hijau
E
Kontrol
Keterangan :
- Adanya CO2 : Keruh, Cukup keruh, Jernih ( +, ++, +++,++++)
- Adanya H2O : terdapat uap air di dinding tabung ( +, ++, +++,++++)
Boto
l
A
B
C
Kecambah
Rata-rata
per menit
(ml/menit)
Rata-rata
ml//menit/gr
1
2
3
Catatan :
Buatlah Grafik hubungan berat dengan banyaknya O2 yang dibutuhkan tumbuhan.
Perhitungan :
Kebutuhan gas oksigen per menit (ml/menit) :
Kecambah
1
gram : ...................................................................................................... Kecambah
2
gram
:.......................................................................................................
Kecambah
3
gram :........................................................................................................ ................
.....................................................................................................................
NB :
Bahan
:
Ragi / Larutan Yeast
Glukosa 2%
Balon karet
Karet gelang
Air Kapur (Ca(OH)2)
Sedotan
Cara Kerja :
Siapkan 3 Botol U-C 1000
Dan beri label sekalian
A = Diisi Larutan Ragi 2% sebanyak 50 ml
B = Diisi dgn Glukosa 2% sebanyak 50 ml
C = Diisi Larutan Ragi 2% + Glukosa 2% sebanyak 50 ml
A
C
Kocok secara perlahan
Amati (Mengembang
atau tidak plastiknya)
Amati Perubahan
CaCO3
A
Tutup kembali Botol U-C1000
dengan tutup aslinya
C
Cium Bau dari ketiga
Botol tersebut
Biarkan selama
2 hari
Data Pengamatan
Perlakuan
Kondisi balon
setelah 10 menit
Indikator Bau
(Etanol)
A
B
C
Keterangan :
Kolom 2 : Mengembang (++), sedikit mengembang (+), tidak mengembang (-)
Kolom 3 : Sebelum : jernih/bening
Sesudah : Keruh (++), sedikit keruh (+), tidak keruh/jernih (-)
Banyak gelembung (++), sedikit (+), tidak ada (-)
Kolom 4 : Menyengat (++), Biasa (+), tidak berbau (-)
NB :
Dari hasil pengamatan, balon yang paling mengembang adalah balon pada
perlakuan C yakni perlakuan antara ragi dan glukosa. Hal tersebut menandakan
terjadinya fermentasi alkohol yang dilakukan oleh ragi pada substrat glukosa.
Sehingga menghasilkan karbon dioksida, dengan ditandai adanya gelembung dan
kekeruhan ketika balon dihembuskan didalam air kapur. Sedangkan bau yang
paling menyengat juga terdapat pada perlakuan C.
HORMON TUMBUHAN
Bahan
:
Kertas saring
Biji kacang hijau
larutan 2,4 D
Cara Kerja :
1. Menyiapkan 5 buah cawan petri yang dilapisi 2 lapis kertas saring bertumpuk
Meletakkan 5 biji kacang hijau diatas cawan petri yang sudah diberi 2,4-D
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
Perlakuan:
: 2,4-D Konsentrasi 0,0 ppm
: 2,4-D Konsentrasi 0,001 ppm
: 2,4-D Konsentrasi 0,01 ppm
: 2,4-D Konsentrasi 0,1 ppm
: 2,4-D Konsentrasi 1 ppm
: 2,4-D Konsentrasi 10 ppm
: 2,4-D Konsentrasi x ppm
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
Data Pengamatan
Konsentrasi
2,4 D
1
2
0,0 ppm
0,001 ppm
0,01 ppm
0,1 ppm
1 ppm
10 ppm
X ppm
Perhitungan X ppm :
10 ppm = x X ppm
12
13
14
15
X ppm
NB :
x 10 ppm
Dari hasil pengamatan, semakin tinggi konsentrasi hormon 2,4 D maka semakin
lambat pertumbuhan kacang hijau. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan hormon
masing-masing tumbuhan berbeda-beda. Tumbuhan memerlukan hormon dengan
jumlah sedikit sesuai kebutuhan. Jika hormon auksin (2,4D) yyang diberikan
terlalu banyak maka akan memungkinkan aktifnya hormon etilen yang
menyebabkan tumbuhan tidak mampu berkecambah. Jika hormon yang diberikan
terlalu banyak maka akan menyebabkan keracunan.
Bahan
:
Biji jarak
H2SO4 10%
Kertas saring
Aquades
Alkohol 70%
KNO3 10%
Cara Kerja :
1. Menyiapkan 6 buah polybag yang dilapisi 2 lapis kertas saring bertumpuk
%
Polybag A
1.
Polybag B
2.
Polybag C
3.
Keterangan :
A
: Diletakkan ditempat yang terkena sinar matahari langsung
B
: Diletakkan ditempat yang terkena sinar matahari, kemudian ditutup kardus
berlubang
: Diletakkan ditempat yang terkena sinar matahari dan ditutup kardus lubang
2 4
6
8
10
12
14
Diamplas
Dipanaskan
Direndam
H2SO4 10% 15
Direndam
KNO3 10% 15
Direndam
Alkohol 10% 15
Kontrol