Bab 1 - Daftar Pustaka
Bab 1 - Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Memasuki era globalisasi ini, semakin marak terjadi kriminalitas,
kecelakaan lalu lintas dan bencana alam yang dirasakan merupakan suatu
kebutuhan yang sangat mendesak akan adanya catatan rekam medik gigi karena
dari pengalaman pada saat bencana massal, ternyata peran dokter gigi cukup
penting dalam proses identifikasi korban mati, misalnya dalam kasus bom Bali
2002, bom Mc Donald di Makassar pada tahun 2002, dan kasus bom Kedubes
Australia Oktober 2004. Berdasarkan pengalaman lapangan, identifikasi korban
mati massal melalui gigi-geligi mempunyai kontribusi yang tinggi dalam
menentukan identitas seseorang (56% pada bom Bali 2002 dan 60% pada
kecelakaan lalu lintas di Situbondo, Oktober 2003). Seperti yang diketahui bahwa
bencana merupakan kejadian yang mendadak, tak terduga dapat terjadi pada siapa
saja, dimana saja, kapan saja serta mengakibatkan kerusakan dan kerugian harta
benda, korban manusia yang relatif besar, baik mati maupun hidup.4
Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, maka manusia
dipaksa untuk menyesuaikan. Dalam penyesuaian ini ada hal-hal yang baik
maupun yang buruk. Untuk hal-hal yang baik tidak terlalu banyak masalah tetapi
untuk yang merugikan menuntut perhatian yang besar. Seperti misalnya adanya
ancaman teroris beberapa waktu lalu.1
Korban serangan ini sangat banyak dan umumnya sulit untuk dikenali
secara visual. Sehingga dapat menimbulkan kesulitan dalam identifikasi. Selain
itu korban juga sulit dikenali bisa timbul akibat faktor manusia maupun alam.
Untuk mengatasi hal seperti ini peran dokter gigi sangatlah penting dalam
mengungkap jati diri korban sesungguhnya.1
Selain berperan dalam menentukan identitas korban, dokter gigi dapat juga
membantu pihak kepolisian dalam mengungkap pelaku kejahatan. Sesuai dengan
bidang maka dokter gigi mengidentifikasi korban dengan melihat gigi geligi,
karena gigi merupakan salah satu sarana identifikasi yang dapat dipercaya,
khususnya bila rekaman data gigi dan rontgen foto gigi semasa hidup di simpan
secara baik dan benar.1
Kedokteran gigi forensik mulai dikenal pada saat terjadinya kebakaran hebat
pada tahun 1897 di Le Bazar de La Chante Paris yang menewaskan 126 orang
dimana sebagian besar dapat di identifikasi dengan mengkombinasikan gigi yang
ada dengan data ante mortem yang tercatat dengan baik. Penggagas pemeriksa ini
adalah Oscar Amoedo, oleh karena itu dianggap sebagai Bapak dari kedokteran
gigi forensik.1
Perlu kita ketahui bahwa peran dokter gigi sangat besar sekali dalam
mengidentifikasi baik untuk korban yang tidak dikenal maupun yang bisa
dikenali. Untuk korban yang bisa dikenali secara visual bagaimanakah sebenarnya
peran dokter gigi. Seperti pada kejahatan yang meninggalkan bekas gigitan maka
dituntut untuk bisa membantu mengungkap pelaku baik itu karena gigitan
manusia atau bukan.1
Meskipun sebagai sarana identifikasi yang penting gigi juga memiliki
kelemahan. Seperti mayoritas masyarakat Indonesia jarang berobat ke dokter gigi
dan dokter gigi pun belum tentu melakukan pencatatan data gigi bahkan
penyimpanan yang tertata baik. Akibatnya, ketika diperlukan sebagai data
pembanding jika terjadi suatu musibah, tidak dapat diperoleh data gigi yang
tepat.1
Salah satu contoh kasus kecelakaan pesawat terbang Silk Air di perairan
sungai Musi Palembang pada tanggal 19 desember 1997 dimana dalam waktu
lima hari data ante mortem medis dan gigi dari hamper seluruh penumpang dapt
diperoleh dan diolah, sedangkan 23 penumpang Indonesia hanya satu data gigi
penumpang yang dikirim oleh dokter gigi dari Jakarta.1
Forensik odontology adalah salah satu metode penentuan identitas individu
yang telah dikenal sejak era sebelum masehi. Kehandalan teknik identifikasi ini
bukan saja disebabkan karena ketepatannya yang tinggi sehingga nyaris
menyamai ketepatan teknik sidik jari, akan tetapi karena kenyataan bahwa gigi
dan tulang adalah material biologis yang paling tahan terhadap perubahan
lingkungan dan terlindung. Gigi merupakan sarana identifikasi yang dapat
dipercaya apabila rekaman data dibuat secara baik dan benar. Beberapa alasan
dapat dikemukakan mengapa gigi dapat dipakai sebagai sarana identifikasi adalah
sebagai berikut, pertama karena gigi bagian terkeras dari tubuh manusia yang
komposisi bahan organik dan airnya sedikit sekali dan sebagian besar terdiri atas
bahan anorganik sehingga tidak mudah rusak, terletak dalam rongga mulut yang
terlindungi. Kedua, manusia memiliki 32 gigi dengan bentuk yang jelas dan
masing-masing mempunyai lima permukaan.5
Ilmu gigi forensik adalah ilmu pengetahuan yang relatif baru yang
memanfaatkan pengetahuan dokter gigi untuk melayani sistem peradilan. Seluruh
dunia, dokter gigi yang memenuhi syarat dalam ilmu forensik memberikan
pendapat ahli dalam kasus yang berkaitan dengan identifikasi manusia, analisis
bitemark, trauma kraniofasial dan malpraktik. Identifikasi manusia sangat
bergantung pada kualitas catatan gigi; Odontologists namun forensik masih bisa
berkontribusi untuk penyelidikan identitas dalam ketiadaan catatan gigi melalui
profil orang yang meninggal menggunakan fitur yang berhubungan dengan gigi.7
Dengan demikian Ilmu kedokteran gigi forensic adalah salah satu cabang
ilmu dari semua disiplin ilmu kedokteran gigi yang relatif belum berkembang di
tanah air yang akhir-akhir ini pula sosialisasinya mulai di galakkan dalam suatu
penyelenggaraan
penyebaran
ilmu
maupun
latihan-latihan
keterampilan
PERMENKES
No:
269/MENKES/PER/III/2008
yang
dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain
identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan
merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai
tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka palayanan
kesehatan.6
Seperti yang kita ketahui bahwa odontogram merupakan catatan yang berisi
semua informasi tentang gigi seseorang. Secara umum odontogram adalah suatu
bentuk pemetaan gigi yang didalamnya terdapat data gigi geligi dan kelainankelainannya dimana data tersebut dicatat dalam kartu status gigi.
Dimana
odontogram
memuat
data
tentang
jumlahnya,bentuknya,
susunannya, dan lain-lain yang di tuangkan dalam bentuk gambar ataupun denah
standar mengenai keadaan gigi dalam mulutnya.
data
rekam
odontogram ?
medic
yang
didalamnya
terdapat
1.3. TUJUAN
Untuk mengetahui apakah di setiap dokter gigi yang melakukan praktek
dikota Makassar telah menggunakan data rekam medic yang didalamnya sudah
sesuai standar nasional dan bagi setiap dokter gigi yang sudah memenuhi rekam
medic standar nasional tersebut dapat menerapkan di tempat praktik swastanya
dan sebelum menerapkannya terlebih dahulu dokter gigi dapat memahami atau
mengetahui tentang pengisian rekam medic tersebut terutama untuk tekhnik
pengisian odontogram.
1.4. MANFAAT
swastanya.
Memberi pengetahuan dan pengalaman langsung bagi setiap peneliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ODONTOLOGI FORENSIK
Ilmu kedokteran gigi forensic memiliki beberapa nama-nama sesuai
dengan sumber yang didapat yaitu : Forensic Dentistry, Odontology Forensik, dan
Forensik Odontology.3
Pengertian ilmu kedokteran gigi forensic yaitu :
a. Menurut Arthur D. Goldman mengatakan bahwa ilmu kedokteran gigi
forensic adalah suatu ilmu yang berkaitan erat dengan hukum dalam
penyidikan melalu gigi-geligi.
b. Menurut Dr. Robert Bj. Dorion mengatakan bahwa ilmu kedokteran
gigi forensic adalah suatu aplikasi semua ilmu pengantar tentang gigi
yang terkait dalam memecahkan hukum perdata dan pidana.
c. Menurut Djohansyah Lukman mengatakan bahwa ilmu kedokteran
gigi forensic adalah terapan dari semua disiplin ilmu kedokteran gigi
yang berkaitan erat dalam penyidikan demi terapan hukum dan proses
peradilan.3
Kegunaan dan aplikasi pada ruang lingkup kedokteran gigi forensic dalam
pelayanan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kedokteran gigi forensic memiliki ruang lingkup yang tidak lepas dari
kelengkapan visum et repertum, yaitu identifikasi melalui gigi geligi dan rongga
mulut dari semua disiplin ilmu kedokteran gigi antara lain identifikasi korban dan
pelaku kejahatan melalui :
a. Sarana gigi dan rongga mulut.
b. Pola gigitan.
c. Analisis air liur yang terdapat di sekitar pola gigitan, maupun sisa makanan
yang dimakan oleh pelaku.
d. Identifikasi semua jenis penganiayaan yang berkaitan dengan semua disiplin
ilmu kedokteran gigi dengan aspek hukum serta perundang-undangan.
Data gigi pra kematian (Ante Mortem) adalah keterangan tertulis dan
catatan atau gabungan dalam kartu perawatan gigi (Dental Record) dilengkapi
dengan keterangan dari keluarga atau orang terdekat dengan korban mengenai
keadaan gigi geligi korban. Sedangkan Data gigi Post Mortem adalah hal-hal
mengenai gigi-geligi yang ditemukan pada jenazah korban.4
2.2. IDENTIFIKASI
Adapun kegunaan dari identifikasi ialah kebutuhan etis dan
kemanusiaan terhadap keluarganya, pemastian kematian seseorang secara resmi
dan yuridis, pencatatan identitas untuk keperluan administrative (akte kematian)
dan pemakaman, untuk pengurusan klaim asuransi, pension, deposito, dan sebagi
upaya awal dari suatu penyelidikan criminal.
Identifikasi forensic pada dasarnya terdiri dari 2 metode utama yaitu :
1. Identifikasi
komparatif,
yaitu
apabila
tersedia
data
post-mortem
11
12
Tanda-tanda
keterangan
odontogram
1.
karies
2.
3.
Sisa akar
4.
Gigi gangren
5.
Gresi
13
6.
versi
7.
Rotasi
8.
Diastema
9.
AT
Atrisi
10.
MS
Mesio Dens
11.
PM
Paramolar
12.
Tumpatan amalgam
13.
Tumpatan sintetis
14.
Inlay sintetis
15.
Inlay logam
16.
Mahkota / jaket
17.
Mahkota logam
18.
Jembatan
19.
Gigi pasak
20.
PD
Protesa Sebagian
21.
FD
Protesa Penuh
22.
Karang Gigi
23.
staining
24.
Gigi Pasak
25.
Impaksi
14
letaknya.
Diastema : yang umum adalah central diastema. Jika ada diastema lain
molar, gigi fusi, dan sebagainya. Jika ada, di jelaskan dimana letaknya.
Lain-lain : dicatat cirri-ciri lain diluar yang telah disebut. Cirri-ciri
tersebut yang bersifat menetap / permanen dan dapat ditemukan
15
4. Data Medik Yang perlu Diperhatikan : Di isi data-data yang penting yang
dapat mempengruhi keputusan pemberian obat atau tindakan medis.
5. Tanggal Pencatatan data : Di isi tanggal data di isi jika terjadi perubahan
data karena pindah alamat misalnya, maka tanggal pencatatan data di
ubah, atau formulir di isikan. Formulir baru yang di letakkan di atas
formulir data lama.
umum
didalam
mulut.
Pembuatan
diulang
pada
16
Occlusi
Torus Palatinus
Torus Mandibularis
Palatum
Gigi Anomali
: Tidak Ada :
Lain lain
Tanggal Pembuatan
:
Tanda Tangan
17
____________________
gigi
Keluhan/Diagnosa
18
perawatan
paraf
BAB III
KERANGKA KONSEP
Era Globalisasi
Bencana alam
kriminalitas
Mortalitas
Identifikasi Forensik
Sidik Jari
DNA
Dokter gigi
Data Antemortem
Data postmortem
Odontogram
Odontology Forensik
Tekhnik pengisian
odontogram
19
Petunjuk
pengisian
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini adalah Observasional Deskriptif, yaitu penelitian yang akan
dilakukan hanya dengan melaksanakan pengamatan saja tanpa adanya intervensi.
Dan data hasil penelitian disajikan seperti apa yang telah didapatkan ketika
penelitian. Kemudian disini peneliti tidak menganalisis mengapa hal tersebut
dapat terjadi.
4.2.DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross-sectional Study, yaitu
penelitian akan dilakukan tidak pada satu waktu, tetapi tiap subyek penelitian hanya
di observasi satu kali pengukuran saja dan tidak ada pengulangan. sehingga peneliti tidak
melakukan tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan.
4.5.
SAMPEL
PENELITIAN
Semua dokter gigi yang masih aktif menjalankan praktik swasta, baik yang
4.6.
KRITERIA
SAMPEL
21
mediknya.
Apabila sampel (responden) tereksklusi pada tempat Praktik Bersama,
4.7.
4.9. DATA
22
23
4.12.
ALUR PENELITIAN
Pembuatan Proposal
Subyek yang telah ditetapkan didatangi dan diminta data rekam mediknya
Pengelolaan data
24
HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan penelitian pada data rekam medic yang digunakan oleh
dokter gigi dalam praktek swasta di kota Makassar. Dimana kami berusaha
meneliti apakah setiap rekam medic yang digunakan dokter gigi didalamnya
terdapat odontogram dan telah diterapkan pada setiap pasien yang melakukan
perawatan. Tapi ternyata diantaranya masih ada sebagian dokter gigi yang belum
melengkapi data rekam medicnya terutama gambar odontogramnya tetapi
didalam data rekam medicnya hanya tertuliskan identitasnya seperti nama, umur,
jenis kelamin, tanggal, alamat, nomor hp, pekerjaan, diagnose dan perawatannya.
Jadi populasi dari penelitian ini adalah semua data rekam medic dokter gigi yang
melakukan praktik swasta di kota makassar. Sehingga kami mendapatkan 68
sampel rekam medic manual yang telah kami pilih dengan teknik penelitian nonprobability sampling methods, judgmental sampling. Dan hasil pengambilan
sampel dari dokter gigi yang kami dapat merupakan pemilihan oleh peneliti
sendiri dengan menggunakan berbagai macam alat untuk mengambil sebuah
gambar rekam medic manual seperti kamera atau melakukan penggandaan pada
rekam medic asli. Berdasarkan pertimbangan subyektif peneliti bahwa dokter gigi
tersebut dapat memadai untuk memberikan informasi bagi peneliti.
Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk table dan diagram sebagai
berikut :
25
Tabel V. 1 Data-data rekam medic manual dokter gigi yang melakukan praktek di
kota Makassar (n=68).
No.
Frekuensi (N)
Persen (%)
1.
dokter gigi
Kelengkapan data rekam medic
68
100
40
58,9
28
24,3
pasien
yang
umum
seperti
nama,alamat,umur,jenis kelamin,
2.
no.hp,dan lain-lain.
Rekam medic manual
didalamnya
3.
berisi
yang
gambar
odontogram.
Rekam medic manual yang tidak
memiliki gambar odontogram.
Tabel V.1 menunjukkan kelengkapan data rekam medic manual yang berisi
data-data umum pasien dapat dilihat bahwa kelengkapannya mencapai (100%).
Kemudian rekam medic manual dokter gigi yang terdapat gambar odontogram
sebanyak (58,9%) dan rekam medic yang tidak memiliki gambar odontogram
terdapat (24,3%).
Dari tabel V.1 diatas dapat dibuatkan diagram batang/tabung seperti yang
terlihat di bawah ini :
26
BAB VI
PEMBAHASAN
27
Dilihat dari hasil penelitian pada data rekam medic manual yang
digunakan dokter gigi dalam praktek swasta kita dapat mengetahui bahwa dari 68
sampel yang didapatkan melalui teknik penelitian non-probability sampling
methods, judgmental sampling dan gambar hasil penelitian data rekam medic
manual didapatkan dengan menggunakan kamera dan penggandaan rekam medic
asli maupun dari sebagian dokter gigi yang suka rela memberikan data rekam
medic yang terdia di tempat prakteknya sehingga didapatkan sebanyak 40 data
rekam medic manual yang diperoleh dari setiap dokter gigi yang melakukan
praktik swasta dikota makassar memiliki gambar odontogram dan 28 dokter gigi
yang memiliki data rekam medic yang tidak memiliki gambar odontogram.
Pada hasil penelitian didapatkan data rekam medik dokter gigi yang
memiliki gambar odontogram 58,9 % dan data rekam medik yang tidak memiliki
gambar odontogram 24,3 % . sehingga dapat dilihat bahwa 100 % kelengkapan
data rekam medik dokter gigi yang umum seperti nama,umur,alamat, jenis
kelamin dan lain-lain.
Seperti yang kita ketahui bahwa data rekam medik yang lengkap sangatlah
diperlukan dalam melakukan suatu identifikasi sementara dari hasil penelitian
yang kami dapatkan masih ada beberapa dokter gigi yang benar-benar belum
menerapkan data rekam medik yang sesuai standar nasional bahkan ada sama
skali dokter gigi yang tidak menggunakan data rekam medik dengan berbagai
macam alasan seperti kewalahan karna mempunyai banyak pasien sehingga tidak
dapat membuat atau menyiapkan data rekam medik dalam praktek swatanya.
28
BAB VII
29
PENUTUP
7.1. SIMPULAN
Dari hasil penelitian ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa dokter gigi
yang memenuhi data rekam medic yang didalamnya terdapat odontogram ialah
58,9% dan data rekam medic yang tidak memilki odontogram ialah sebanyak
24,3%.
Seperti yang kita ketahui bahwa odontogram itu selalu memuat catatan
tentang semua isi dari odontogram tersebut seperti penambalan,pencabutan,sisa
akar dan lain-lain, hal ini dilakukan pada setiap pasien yang baru berkunjung ke
tempat praktek dokter gigi.
Maka dari itu diharapkan kepada dokter gigi yang memiliki praktik
swasta dikota Makassar dapat membuat data rekam medik yang sesuai standar
nasional dan perlu menerapkan dengan baik dan benar terutama ketika pengisian
odontogram harus lengkap dan teliti karna dari odontogram kita dapat melihat
seluruh rencana perawatan gigi yang dilakukan, sebab jika swaktu-waktu terjadi
suatu hal yang dapat menyebabkan berbagai macam suatu kejadian yang sulit
untuk
di
identifikasi
maka
dapat
dilihat
dari
7.2. SARAN
30
data
odontogram
dan
DAFTAR PUSTAKA
31
nov;1(1):[internet].
Available
From:
Available
From:
32