Anda di halaman 1dari 5

03 April 2013

Cara Budidaya Belut Dalam Tong


Cara Budidaya Belut Dalam Tong - Pada tulisan terdahulu sudah dibahas tentang cara
budidaya ikan lele di ini. Untuk melanjutkan tulisan tersebut, maka kali ini kembali akan
dipublikasikan mengenai cara budidaya belut. Adapun budidaya belut pada kesempatan ini yang
dibahas adalah budidaya belut dalam tong.

Pembahasan mengenai cara budidaya belut dalam tong akan dimulai dari persiapan awal hingga
masa panen tiba. Tentu dalam hal ini lahan yang tersedia juga sangat dibutuhkan meski tidak
membutuhkan lahan yang luas.
Bagaimana cara budidaya belut ini secara lengkapnya, maka berikut bisa teman-teman ketahui
secara detail yang disajikan oleh blog Karo Cyber untuk Anda.

1. Perlengkapan
Hal yang paling utama dan pertama sekali yang harus dipersiapkan dalam budidaya belut
didalam tong adalah peralatan-peralatan sebagai berikut:

Tong atau Drum, disarankan yang terbuat dari bahan plastik agar tidak berkarat.

Paralon

Kawat Kasa

Tandon sebagai penampung air

Ember, cangkul, baskom dan juga jerigen.

2. Persiapan dan Teknik Budidaya Belut


Persiapan dan teknik budidaya belut perlu diketahui agar kelak mendapatkan hasil yang
maksimal. Disini hal yang perlu diperhatikan adalah media pemeliharaan sebagai tempat
berkembang biak atau media tempat membesarkan belut. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:
A. Drum atau Tong
Drum yang digunakan untuk budidaya belut harus yang tidak bocor dan juga tidak berkarat. Bila
drum yang digunakan terbuat dari besi atau kaleng, maka sebaliknya drum tersebut sebaiknya
dibersihkan terlebih dahulu dari karat dan lakukan pengecetan ulang dan diamkan sampai kering
hingga tidak berbau cat lagi.
Cara mempersiapkan drum atau tong sebagai media budidaya belut dilakukan dengan tahapantahapan sebagai berikut ini:

Letakkanlah tong pada posisi tanah yang datar. Hal ini dilakukan agar media menjadi
lebih luas.

Buka bagian tengan drum dan sisakan 5 cm pada bagian sisi kiri dan kanan.

Pasang alat sebagai penganjal agar drum tidak menggelinding dan bergerak.

Buat saluran pembuangan dibawah tong. Letak saluran pembuangan ini dapat disesuaikan
dengan penampungan limbah pembuangan.

Buah peneduh tong, sehingga intensitas panas matahari tidak terlalu tinggi dan mengenai
langsung ke permukaan drum. Bahan ini dapat dibuat dengan net atau waring dan bisa
juga dibuat dengan bahan-bahan yang lebih sederhana lainnya.

B. Media Tanah
Media tanah yang digunakan adalah tanah yang tidak berpasir dan juga tanah yang tidak terlalu
liat dan memiliki kandungan hara yang cukup. Dalam hal ini disarankan untuk menggunakan
media tanah yang diambil dari sawah. Pematangan media tanah dapat dilakukan dengan tahapantahapan sebagai berikut:

Masukkan tanah kedalam tong hingga ketinggian 30-40 cm

Masukkan air hingga tanah becek namun tidak menggenang.

Masukkan EM 4 sebanyak 4 botol kedalam tong.

Aduk tanah sebanyak 2 kali sehari hingga tanah menjadi lembut dan gembur.

Perlu diketahui bahwa perlakuan diatas tidak berlaku untuk bahan baku tanah yang diambil dari
sawah.
C. Media Instan Bokashi
Media ini dibuat diluar tong yang merupakan campuran dari bahan utama dan bahan campuran.
Penggunaan 100 kilo bahan akan menghasilkan 90 kilo media instan bokashi. Untuk setiap tong
ukuran 200 liter membutuhkan 40 kilo bokashi. Dalam pembuatan bokashi dibutuhkan bahanbahan utama sebagai berikut:

Jerami padi (40 persen)

Pupuk Kandang (30 persen)

Bekatul (20 persen)

Potongan batang pisang (10 persen)

Bahan dan campurannya terdiri atas

EM4

Air Sumur

Larutan 250 gram gula pasir untuk menghasilkan 1 liter larutan molases.

Cara pembuatan media instan bokashi dilakukan sebagai berikut:

Cacah jerami dan potongan batang pisang dan kemudian dikeringkan terlebih dahulu.
Tanda bahan yang sudah kering adalah hancur ketika digenggam.

Campurkan bahan cacahan diatas dengan bahan pokok lainnya dan aduk hingga merata.

Campurkanlah bahan ini sedikit demi sedikit tetapi jangan terlalu basah.

Tutup media dengan karung goni atau terpal selama 4-7 hari. Bolak balik campuran agar
tidak membusuk.

D. Mencampur Media Tanah dan Media Bokashi


Untuk mencapur media tanah dan media bokashi dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:

Masukkan media Bokashi kedalam tong dan aduk hingga merata.

Masukkan air kedalam tong hingga ketinggian 5 cm dan diamkanlah hingga terdapat
plankton atau cacing (sekitar 1 minggu) selama proses ini berlangsung tong tidak perlu
ditutup.

Keluarkan air dari tong dan ganti dengan air baru dengan ketinggian yang sama.

Masukkkan tumbuhan air yang tidak terlalu besar sebanyak 3/4 bagian dan ikan-ikan
kecil.

Masukkan vetsin secukupnya sebagai perangsang nafsu makan belut dan diamkan selama
2 hari.

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah ketinggian seluruh media, kecuali media tumbuhan
air tidak lebih dari 50 cm.
E. Masukkan bibit belut
Setelah seluruh media budidaya diatas dipersiapkan, maka tahapan selanjutnya adalah
menebarkan bibit belut. Bibit yang ditebar sebaiknya sebanyak 2 kg atau dengan jumlah bibit
sebanyak 160-200 ekor.

3. Perawatan
Perawatan belut yang dibudidayakan didalam tong relatif lebih mudah karena pemantauan
budidaya juga relatif kecil. Tetapi demikian perawatan harus tetapi diperhatikan, diantaranya
adalah:
a. Pemberian Pakan
Sebenarnya tidak ada aturan baku tentang volume pemberian pakan. Tetapi sebaiknya pakan
diberikan 5 persen dari jumlah bibit yang ditebarkan. Pakan yang diberikan sebaiknya terdiri dari
cacing, kecebong, ikan-ikan kecil, dan cacahan keong mas atau bekicot. Pemberian pakan
diberikan pada hari ke-3 setelah bibit ditebar didalam tong. Pemberian pakan sebaiknya
dilakukan pada sore hari seperti kebiasaan belut makan dialam bebas, yaitu sore dan malah hari.
b. Pengaturan Air
Pengaturan air sangat diperlukan untuk membuang sisa makanan agar tidak menumpuk dan
menimbulkan penyakit bagi belut. Pengaturan air ini dapat dilakukan dengan cara mengalirkan
air bersih kedalam tong. Sebaiknya air yang masuk berupa percikan air, dan hal ini sangat cocok
dilakukan dengan menggunakan pipa paralon sebagai media aliran. Sementara untuk saluran
pembuangan dapat dilakukan dengan membuat lobang pada tong di ketinggian 8 cm dari
genangan air pada media. Selain itu untuk mengatur pembuangan sisa kotoran percikan air juga
sangat bermanfaat untuk menambah oksigen.

c. Perawatan Tanaman Air


Tanaman air ini juga digunakan sebagai penjaga kelembaban tempat budidaya dan juga menjaga
belut dari kepanasan.
d. Pemberian EM4
EM4 berfungsi untuk menetralisir sisa-sisa pakan. Selain itu juga berfungsi untuk mengurangi
bau. EM4 diberikan 2-3 kali sehari dengan dosis 1/2 sendok makan yang terlebih dilarutkan
dalam 1 liter air.
e. Perawatan Disekitar Lokasi
Perawatan di sekitar lokasi ini dilakukan untuk menjaga tong dari tanaman liar, lumut, dan hama
maupun predator pemangsa seperti ayam.

4. Pemanenan
Pemanenan belut sudah dapat dilakukan setelah 34 bulan masa budidaya dilakukan atau sesuai
dengan keinginan kita dan keinginan (permintaan) pasar. Pemanenan untuk media drum / tong
tentunya lebih mudah , dan belut hasil budidaya siap dipasarka

Anda mungkin juga menyukai