Anda di halaman 1dari 11

STUDI KETERSEDIAAN AIR TANAH CLB 122 UNTUK PENGEMBANGAN

IRIGASI AIR TANAH DI DESA CELUKANBAWANG KECAMATAN GEROGAK


KABUPATEN BULELENG BALI
Dwiki Putra Dermawan1, Moch. Sholichin2, Tjokorda Bagus P.D.A2
1)
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2)
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
2)
Dosen pembimbing atau Kasie Program dan Perencanaan BWS Bali Penida
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia
e-mails: dwiki_pd@yahoo.com
ABSTRAK
Daerah Irigasi di Desa Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten
Buleleng dengan luas 21 ha merupakan sawah tadah hujan yang air irigasinya
mengandalkan air hujan saja. Untuk mengatasi hal tersebut Balai Wilayah Sungai Bali
Penida telah membangun sumur produksi CLB - 122 yang terletak di Desa
Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Tujuan dari studi ini
adalah untuk mengetahui debit optimum yang terdapat pada sumur CLB 122 dan
memberikan gambaran perencanaan jaringan irigasi air tanah, menghitung rencana
anggaran biaya, dan menghitung analisa ekonominya.
Debit optimum yang mampu dihasilkan sumur CLB 122 adalah 12,00 lt/dt. Pola
tata tanam yang dikembangkan adalah pola tata tanam rangkap 3 dengan jenis tanaman
padi, jagung, ubi, cabai. Besarnya kebutuhan irigasi adalah 1,311 lt/dt/ha dengan luas
layanan irigasi sebesar 21,82 ha.Perencanaan jaringan irigasi pada lokasi studi ini adalah
jaringan irigasi perpipaan. Pompa yang direncanakan adalah pompa submersible pump
merk Grundfos tipe SP 30 - 4.Total anggaran biaya dalam pembangunan jaringan irigasi
air tanah sumur CLB - 122 adalah Rp 1.465.449.698.Total biaya O&P adalah Rp.
47.623.088,73,- . Harga air menggunakan genset adalah Rp. 61.275 per jam, harga air
menggunakan listrik Rp. 30.579 per jam
Kata Kunci : Air Tanah, pola tata tanam, sistem pemberian air rotasi
ABSTRACT

Irrigation area in Celukanbawang Village, Gerokgak sub-district, Buleleng


regency which has an area 21 ha is a rainfed that relying only on rain water. To solve
this problem, Balai Wilayah Sungai Bali Penida has built a production wells CLB 122
which is located in Celukanbawang Village, Gerokgak sub-district, Buleleng regency,
Bali.The purpose of this research is to determine the optimum flows in CLB 122 wells
and to give an overview of groundwater irrigation network planning, calculate the cost
budget plan, and calculate the economic analysis.
The optimum flows that can be produced by CLB 122 wells is 12,00 lt/s. The
pattern of cropping system which is developed is double cropping pattern of 3 with type of
plant rice, corns, potatoes, and chillies. Total irrigation needs is 1,311 lt/s/ha with
irrigation service area of 21.82 ha.Irrigation network planning in this research location is
irrigation piping. The type of pumps are planned is submersible pump Grundfos type SP
30 4. Total budget cost in this project is Rp 1.465.449.698,-. Total operating and
maintenance costs Rp. 47.623.088,73,-. The price of water that using a generator is Rp.
61.275 per hour, and the price of water that using an electricity is Rp. 30.579 per hour.
Keywords: Groundwater, Pattern of planting, Water delivery system rotation

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
DaerahIrigasi yang berada di Desa
Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak,
Kabupaten Buleleng dengan luas 21 ha
merupakan sawah tadah hujan. Sawah
tadah hujan adalah sawah yang air
irigasinya mengandalkan dari air hujan
saja sehingga pada saat musim kemarau
areal sawah tidak dapat ditanami karena
kurangnya ketersediaan air.
Pemenuhan kebutuhan air irigasi di
lokasi studi masih kurang, sehingga upaya
perbaikan prasarana dan sarana irigasi di
lokasi studi menjadi sangat penting untuk
terus dilakukan untuk menjamin efesiensi
penggunaan sumber air. Untuk mengatasi
hal tersebut, maka diperlukan pemanfaatan
air tanah dengan dibuatnya sumur pompa
untuk menambah kekurangan air. Balai
Wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali
Penida) telah membangun sumur produksi
CLB - 122 yang terletak di Desa
Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak,
Kabupaten Buleleng, Bali.
1.2. Identifikasi Masalah
Lokasi studi ini berada di Desa
Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak,
Kabupaten Buleleng. Dengan luas areal
baku sawah 21 ha yang merupakan sawah
tadah hujan. Dengan demikian para petani
di lokas studi hanya mengandalkan hujan
untuk menanam padi dan ketika kemarau
datang para petani menanam palawija
Diperlukan optimalisasi sumur untuk
pengembangan sistem pertanian di masa
yang akan datang dengan mengoptimalkan
luas lahan dan debit yang tersedia.
Permasalahan lainnya yang terjadi di
daerah studi adalah belum adanya mesin
pompa dan saluran yang menghubungkan
sumur dengan petak-petak sawah (sistem
jaringan irigasi yang belum memadai),
maka debit yang dihasilkan dari sumur
CLB - 122 belum dapat dimanfaatkan
untuk mengairi areal persawahan. Selain
itu masih ada satu hal lagi yang menjadi
permasalahan bagi para petani di daerah
studi, yaitu hasil pendapatan yang tidak
sebanding dengan biaya operasional.

1.3. Tujuan
Tujuan dari studi ini adalah untuk
mengetahui debit optimum yang terdapat
pada sumur CLB 122, memberikan
gambaran pola tata tanam dan perencanaan
jaringan irigasi air tanah dengan sistem
perpipaan, perencanaan pompa, pola
pengoperasian pompa dan pola pemberian
air agar sumur CLB - 122 dapat berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di
daerah studi, selain itu juga untuk
meningkatkan hasil produksi pertanian
agar pendapatan petani lebih besar
daripada biaya operasional
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat
dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanahketersediaan air tanah
adalah banyaknya atau potensi air bawah
permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk
kelangsungan hidup sehari-hari.
2.2. Analis Debit Optimum
Metode yang digunakan untuk
menentukan kapasitas optimum sumur
pompa dapat digunakan Metode Grafis
Sichardt.
Adapun
langkah-langkah
perhitungan dari metode ini adalah sebagai
berikut (Nurkartika, 2001:11):
1. Data pemompaan dievaluasi dengan
metode uji sumur muka air bertahap
(step
drawdown
test)
untuk
mendapatkan persamaan garis Sw =
BQ + CQ2.
2. Gambar persamaan garis tersebut pada
kertas grafik, dengan memasukkan
nilai Q sebagai absis (x) dan nilai Sw
sebagai ordinat (y).
3. Hitung kapasitas maksimum sumur
atau debit maksimum (Qmaks) dengan
persamaan Huisman sebagai berikut:

Qmaks =2 x rw x D x (
)

dimana:
Qmaks=debit maksimum (m3/dt)
rw =jari-jarisumur (m)
D =tebal akuifer (m)
=koefisien kelulusan air (m/dt)

Hubungkan titik kapasitas maksimum


(Qmaks) dengan penurunan muka air
(Swmaks) sehingga berupa garis lurus
yang berpotongan dengan gambaran
persamaan (2-2).
5. Dari titik potong di atas didapat
hargaQopt dan Swopt.
2.3. Kebutuhan Air Irigasi
Perhitungan kebutuhan air irigasi pada
daerah persawahan diperoleh dengan
persamaan sebagai berikut (Anonim,
1986:5):
NFR = ETc + WLR + P Re
dimana:
NFR = kebutuhan air irigasi di sawah
(mm/hari)
ETc= kebutuhan air yang dibutuhkan
tanaman (mm/hari)
WLR = penggantian lapisan pada air
(mm/hari)
P = kehilangan air akibat perkolasi
(mm/hari)
Re = curah hujan efektif (mm/hari)
2.4. Total Head Pompa
Perhitungan total head pompa dapat

2.

Mencari kebutuhan air irigasi

dihitung berdasarkan persaman berikut

3.

Luas layanan irigasi

(Sularso, 2000:26):

4.

Analisa neraca air

5.

Analisa hidrolika jaringan perpipaan.


Dari program WaterCAD v8i akan
didapatkan diameter pipa yang
dibutuhkan, kecepatan aliran dalam
pipa, tekanan air dalam pipa dan
spesifikasi pompa (head pompa).

6.

Sistem pengoperasian pompa dan


pemberian air

7.

Analisa Rencana Anggaran Biaya

8.

Analisa Ekonomi

4.

= hf + hlm + Zb +

2
dimana:
H = total head pompa (m)
hf = kehilangan
tinggi
tekan
mayor(m)
hlm = kehilangan tinggi tekan minor
(m)
Zb = perbedaan tinggi antara muka
air di sisi keluar dan sisi isap
2

= head kecepatan keluar (m)

2.5. Program Aplikasi WaterCAD v8i


Edition
Program waterCAD v8i edition
memiliki tampilan yang memudahkan
pengguna untuk menyelesaikan lingkup
perencanaan jaringan perpipaan serta
pengoptimalisasian pada sistemjaringan
perpipaan, seperti:

3.

menganalisis jaringan perpipaan pada


satu
kondisi
waktu
(kondisi
permanen).
menganalisis
tahapan-tahapan
simulasi pada sistem jaringan terhadap
adanya
kebutuhan
air
yang
berfluktuatif menurut waktu (kondisi
tidak permanen).
menganalisis kualitas air pada sistem
jaringan perpipaan.
METODOLOGI PENELITIAN

Langkah studi haruslah disusun


secara sistematis untuk melakukan analisis
dalam
mencari
penyelesaian
dari
permasalahan yang ada. Penyelesaian studi
ini dilakukan dengan beberapa tahap
sebagai berikut:
1. Uji pemompaan air tanah (pumping
test). Menganalisa hasil pengujian
pemompaan air tanah (pumping test)
dengan melakukan pengujian akuifer
dan pengujian sumur.

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Lokasi penelitian terletak di Desa
Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak,
Kabupaten Buleleng pada sumur CLB 122 yang dinaungi oleh Balai Wilayah
Sungai Bali Penida dengan luas lahan
pertanian 21 Ha yang merupakan sawah
tadah hujan.

Lokas Studi

Gambar 1. Lokasi CLB - 122


4.1. Perhitungan Debit Optimum Sumur
Dalam menghitung debit optimum
sumur pompa, digunakan Metode Grafis
Sichardt. Data yang digunakan adalah data
hasil pemompaan dengan debit bertahap
(step drawdown test). Perhitungan debit
optimum sebagai berikut:
Dari data didapatkan:
Ketebalan akuifer (D) = 31 m
Jari-jari sumur (rw)
= 8 inch
= 10,16 cm
= 0,1016 m
K
= 0,000316
Sebagai contoh perhitungan diambil
data hasil pemompaan dengan debit
bertahap (step drawdown test) no. I
sebagai berikut:
B =84,06 dt/m2
C =1250dt2/m5
Q =0,00438 m3/dt
BQ = 84,06 x 0,00438
= 0,368 m
2
CQ = 1250 x (0,00438)2
= 0,024 m
Sw = BQ + CQ2
= 0,368 + 0,024
= 0,392 m

4.2. Perhitungan
Kebutuhan
Air
Irigasi
Perhitungan kebutuhan air irigasi
dilakukan dengan menggunakan metode
standar perencanaan irigasi. Terdapat tiga
alternatif dalam perencanaan, yaitu
alternatif 1 masa tanam dimulai pada bulan
November, alternatif 2 masa tanam
dimulai pada bulan Desember, alternatif 3
masa tanam dimulai pada bulan januari.
Data-data yang diketahui adalah sebagai
berikut:
Tanaman yang ditanam adalah padi,
jagung, ubi dan cabai.
Tanaman padi I berumur 90 hari
Tanaman padi II berumur 90 hari
Tanaman jagung berumur 90 hari
Tanaman ubi berumur 90 hari
Tanaman cabai berumur 90 hari
Sistem pembagian pola tata tanam 10
harian
Waktu penggantian lapisan air (WLR)
adalah 30 hari
WLR dimulai pada hari ke 30 setelah
masa tanam
Jangka waktu penyiapan lahan (PL)
adalah 30 hari.

Gambar 3. Grafik Kebutuhan Air


Irigasi Alternatif I

Gambar 2. Grafik Q Optimum dan Sw


Optimum
Debit optimum (Qoptimum) sumur CLB 122 adalah 0,012m3/dt.

Gambar 4. Grafik Kebutuhan Air


Irigasi Alternatif II

Tabel 1.Luas Daerah Layanan


Sumur dan Elevasi Titik Outlet
Luas
(ha)
Blok 1 A
1,45
Blok 1 B
0,55
Blok 1 C
0,69
0,82
Blok Blok 1 D
1
Blok 1 E
1,08
Blok 1 F
0,59
Blok 1 G
0,78
Blok 1 H
1,18
Blok 2 A
0,9
Blok 2 B
0,70
Blok 2 C
1,0
Blok 2 D
1,1
Blok
Blok 2 E
0,7
2
Blok 2 F
1,05
Blok 2 G
0,63
Blok 2 H
0,70
Blok 2 I
0,9
1,5
Blok Blok 3 A
3
Blok 3 B
2,5
Blok
4
A
1,5
Blok
4
Blok 4 B
1,5
Luas Total Daerah Layanan
Nama

Gambar 5. Grafik Kebutuhan Air


Irigasi Alternatif III
4.3. Analisa Neraca Air
Analisa neraca air dilakukan untuk
melihat apakah debit optimum sumur
cukup untuk memenuhi kebutuhan air
irigasi. Dari perhitungan sebelumnya
diketahui debit optimum sumur adalah
12,00 lt/dt dan luas layanan total irigasi
adalah 21,82 ha.

Luas
Total (ha)

7,144

7,68

4
3
21,82

Gambar 6. Grafik Analisa Neraca Air


Berdasarkan peta topografi daerah
layanan sumur, didapatkan elevasi
letak sumur pompa berada pada elevasi
+38,00.

Kedudukan

sawah

tertinggi

terletak pada elevasi +40,00 dan sawah


terendah terletak pada elevasi +34,00.
Perencanaan jaringan irigasi air tanah pada
studi ini menggunakan sistem pemberian
air secara rotasi atau giliran dengan
pembagian 4 blok tersier. Jumlah outlet
yang direncanakan adalah sebanyak 21
outlet. Luas daerah layanan sumur untuk
tiap blok tersier dan elevasi titik outlet
ditabelkan sebagai berikut:

Gambar 7.Pembagian Blok Tersier


Pada Daerah Layanan Irigasi

4.4. Perhitungan Total Head Pompa


Elevasi muka tanah pada sumur
adalah + 38,00 dan elevasi muka air di sisi
keluar pada sawah tertinggi adalah +40,00.
Muka air tanah berada pada kedalaman 20
m atau pada elevasi.Direncanakan
menggunakan pompa celup (supmersible
pump) diletakkan pada kedalaman 29 m.
Perhitungan total head pompa adalah
sebagai berikut:
hf = 1,2594 m
hlm = 0,5115 m
V = 0,66 m/dt
Zb = elevasi muka air sisi keluar
elevasi muka air tanah
= 40,00 17,60
=22,4 m

Jenis generator yang akan digunakan


padaperencanaan jaringan irigasi air tanah
studi ini adalah generator merk IWATA
tipe IW10WS dengan data teknis berikut:
Tipe
=IW10WS
Frekuensi
= 50 Hz
Daya
= 10 kW
Kapasitas bahan bakar = 45 lt
Konsumsi bahan bakar = 2,5 lt/jam
Bahan Bakar
= Solar
Dimensi (p x l x t)
= 1,65 x 0,78 x
0,95 m
Berat
= 650 kg
Kebisingan
= 66 dBA/7 m

= hf + hlm + Zb +

2x
2

1,2594 + 0,5115 + 22,4 +

2x
= 1,2594 + 0,5115 + 22,4 + 0,022
= 24,19 m
Berdasarkan data tersebut, jenis
pompa
yang
akan
digunakan
padaperencanaan jaringan irigasi air tanah
studi ini adalah pompa celup (submersible
pump) merk GRUNDFOS tipe SP 30 - 4
dengan data teknis berikut:
Tipe pompa
= SP 30 - 4
Tipe motor
= MS 4000 dengan
motor
size4
(putaran 1435 rpm)
Daya motor
= 5,5 kW
Berat
= 36 kg
Diameter pompa
= 95 mm
Panjang
= 673 mm
Head maksimum = 32 m

Gambar 8. Pompa Supmersible


GRUNDFOS MS Motor

Gambar 9. Generator IWATA i-series


4.5. Simulasi Jaringan Perpipaan
Simulasi
jaringan
perpipaan
mengunakan program waterCAD v8i
edition. Program ini berisi tentang cara
menganalisis jaringan perpipaan dari
komponen perpipaan yang direncanakan
Pompa yang digunakan dengan motor
tenggelam dengan kondisi berikut:
Pompa diletakkan (direncanakan)
pada elevasi +38
Head design 32 m
Head operasi maksimum 24,19 m
Debit operasional (design flow) 12
lt/dt
Tabel 2. Hasil Simulasi Pompa Pada
Blok 1
Pump
Elevation Status Flow
Label
Head
(m)
(Initial) (L/s)
(m)
PMP38
On
9,37 33,03
1
Sumber: Program WaterCAD v8i

Tabel 3. Hasil Simulasi Pompa Pada


Blok 2
Label

Elevation Status
(m)
(Initial)

Flow
(L/s)

PMP-1
38
On
10,08
Sumber: Program WaterCAD v8i

Pump
Head
(m)
32,80

Tabel 4. Hasil Simulasi Pompa Pada


Blok 3
Label

Elevation Status
(m)
(Initial)

Flow
(L/s)

PMP-1
38
On
5,25
Sumber: Program WaterCAD v8i

Pump
Head
(m)
33,82

Tabel 5. Hasil Simulasi Pompa Pada


Blok 4
Label

Elevation Status
(m)
(Initial)

Flow
(L/s)

PMP-1
38
On
3,94
Sumber: Program WaterCAD v8i

Pump
Head
(m)
33,92

4.6. Analisa Rencana Anggaran Biaya


Dari perhitungan di atas dapat
diketahui bahwa rencana anggaran biaya
untuk pembangunan sumur CLB - 122 dan
jaringan irigasi perpipaan adalah sebesar
Rp.1.465.450.000,- terbilang Satu Miliyar
Empat Ratus Enam Puluh Lima Juta
Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah.
4.7. Analisa Ekonomi
Analisa ekonomi dibutuhkan untuk
mengetahui biaya yang harus dikeluarkan
dan manfaat yang diperoleh setelah
pembangunan selesai.Hal ini dikarenakan
analisa ekonomi merupakan salah satu
penentu kebijakan dalam pengambilan
keputusan perlu tidaknya diadakan suatu
proyek.
Gaji/Upah yang diterima Pengurus
Subak termasuk diperhitungkan dalam
biaya Operasional dan Pemeliharaan
dikarenakan untuk mengeksploitasi dan

mengelola sebuah rangkaian jaringan


irigasi sumur dalam dibutuhkan operator
yang terampil dan mumpuni. Dalam
struktur organisasi kepengurusan subak
terdapat seorang ketua subak, sekretaris,
bendahara, dan ketua setiap blok.Dari
perhitungan diatas didapatkan besarnya
biaya untuk Operasional dan pemeliharaan
yaitu:
Tabel 6.Biaya O&P Sumur Dalam per
Tahun
Jumlah
No
Uraian
Harga Rp
Total Biaya
I
Pemeliharaan Per Tahun 41.863.088,73
Total Gaji Pengurus Per
II Tahun
5.760.000,00
Total Biaya O&P per Tahun 47.623.088,73
Sumber : Hasil Perhitungan
4.7.1. Prokdutifitas pertanian
Dengan selesainya pembangunan
proyek diharapkan produktifitas pertanian
akan meningkat, dimana sebelum adanya
proyek dalam satu tahun hanya 2 kali
musim tanam (padi - jagung). Sedangkan
setelah adanya proyek di lokasi kajian,
dalam satu tahun dapat dilakukan 3 kali
musim tanam (padi-padi-palawija).
Tabel 7.Hasil Produksi Pertanian

Tabel diatas menunjukan bahwa sebelum


adanya sumur pompa hasil padi hanya
berkisar 2 ton/ha. Setelah sumur dalam
beroperasi, hasil padi meningkat karena
pembangunan
sumur dalam membuat
kebutuhan air pada musim kemarau dapat
teratasi. Oleh karena itu pembuatan sumur
dalam ini mempunyai dampak yang cukup

baik bagi kenaikan hasil produksi


pertanian di Buleleng khususnya di daerah
irigasi Celukanbawang.
4.7.2. Hasil Jual Produksi
Perhitungan nilai jual untuk
produksi pertanian disesuaikan dengan
harga standar hasil pertanian dari Dinas
Pertanian Kabupaten Buleleng. Adapun
pengelompokan dari harga jual produksi
dilihat dari jenis tanamannya, padi dengan
padi sedangkan jagung, ubi, dan cabai
termasuk palawija.
Tabel 8.Hasil Jual Produksi Pertanian

sehingga perubahan tersebut hasilnya akan


berpengaruh secara signifikan pada
keputusan yang telah diambil.
Analisa sensitivitas yang dihitung pada
studi ini adalah sebagai berikut :
1. Kondisi terburuk :
a. Biaya naik 10%, manfaat tetap.
b. Biaya tetap, manfaat turun 10%
2. Kondisi menguntungkan :
a. Biaya tetap, manfaat naik 10%
b. Biaya turun 10%, manfaat tetap.
Untuk
perhitungan
analisa
sensitivitas pada dua (2) alternatif secara
lengkap akan disajikan pada Grafik
sebagai berikut:

4.7.3. Perhitungan Nilai Keuntungan


Besarnya nilai keuntungan hasil
produksi pertanian adalah selisih nilai jual
produksi pertanian dikurangi biaya
produksi dan investasi tanah untuk
masing-masing daerah sumur dalam. Pada
kawasan pertanian Buleleng, sewa tanah
untuk bercocok tanam sebesar Rp.
4.000.000,00 per hektar/tahun.
Tabel 9. Perhitungan Nilai
Keuntungan

Gambar 10. Grafik Analisa Sensivitas


(Genset)

Gambar 11. Grafik Analisa Sensivitas


(Listrik PLN)

4.7.4. Analisa Sensivitas


Analisa sensitivitas dibutuhkan
untuk mengetahui sejauh mana dampak
parameter-parameter investasi yang telah
ditetapkan sebelumnya boleh berubah
karena adanya faktor situasi dan kondisi
selama umur investasi suatu proyek,

4.7.5. Harga Air Bersih


Dalam perhitungan harga air di
sumur dalam, tergantung dari situasi dan
kondisi pada daerah yang dialiri. Harga air
dapat berupa satuan Rp/m3 atau dapat juga
Rp/jam. Dalam studi ini dihitung 2 harga
air, agar dapat memilih 2 alternatif
pembiayaan yang akan digunakan dalam
penentuan harga air sumur dalam.
Dikarenakan sumur dalam CLB 122 merupakan proyek yang dana

pembiayaan
berasal
dari
APBN,
sedangkan operasionalnya dibiayai oleh
anggota Subak atau P3A, maka dalam
perhitungan harga air bersih tidak
meyertakan biaya konstruksi. Adapun
biaya
yang
diperhitungkan
untuk
penentuan harga air dari 2 alternatif
(Perjam dan Per m3) mencakup Biaya
O&P (Biaya pengoperasian pompa
pertahun, biaya pemeliharaan pertahun,
dan gaji pengurus Subak atau P3A),
jumlah jam operasi pompa pertahun, dan
volume air yang dipompa selama setahun.
Sehingga didapatkan harga air CLB 122
sebagai berikut
Harga air menggunakan genset:
Rp. 61.275 per jam
Rp. 1442 per m3
Harga air menggunakan Listrik:
Rp. 30.579 per jam
Rp. 719 per m3
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Debit optimum yang dihasilkan oleh
sumur CLB - 122 adalah 0,012 m3/dt =
12,00 lt/dt dengan penurunan muka air
tanah optimum sebesar 1,2 m dan
penurunan muka air tanah maksimum
sebesar 2,6 m. debit optimum sumur
tersebut kemudian digunakan sebagai
debit operasional sumur dan dasar
perencanaan jaringan irigasi.
2. Perhitungan besarnya kebutuhan air
irigasi menggunakan 3 alternatif.
Alternatif I adalah masa tanam dimulai
pada bulan November, alternatif II
adalah masa tanam dimulai pada bulan
Desember, dan alternatif III adalah
masa tanam dimulai pada bulan Januari.
Dari
ketiga
alternatif
tersebut,
didapatkan nilai kebutuhan air irigasi di
sawah (NFR) maksimal untuk masingmasing alternatif adalah sebagai
berikut:
Alternatif I = 1,621 lt/dt/ha
Alternatif II = 1,531 lt/dt/ha
Alternatif III = 1,311 lt/dt/ha
Sehingga sebagai dasar perencanaan
jaringan irigasi air tanah pada studi ini,

3.

4.

5.

6.

7.

digunakan analisa kebutuhan air irigasi


alternatif III karena memiliki nilai
kebutuhan air irigasi di sawah (NFR)
maksimal yg pling kecil dari ketiga
alternatif.
Perencanaan jaringan irigasi pada lokasi
studi adalah jaringan irigasi perpipaan
dengan sistem pipa hubungan seri. Air
dari sumur didistribusikan ke petak
tersier sawah menggunakan pompa.
Berdasarkan analisa neraca air dengan
luas layanan sumur 21,82 ha, debit
optimum
sumur
tidak
mampu
memenuhi kebutuhan air irigasi dengan
sistem pemberian air secara menerus,
sehingga sistem pemberian air yang
direncakan adalah sistem pemberian air
secara rotasi atau giliran dengan
pembagian blok tersier menjadi 4 blok.
Pompa yang direncanakan adalah
pompa dengan motor tenggelam atau
pompa celup (submersible pump) merk
GRUNDFOS tipe SP 30-4.
Jenis pekerjaan yang direncanakan
dalam pembangunan jaringan irigasi air
tanah sumur CLB - 122 adalah
pekerjaan persiapan, pekerjaan rumah
pompa, pekerjaan pagar rumah pompa,
dan
pekerjaan
jaringan
irigasi
perpipaan.Jumlah harga total pekerjaan
adalah Rp. 1.332.226.998,- dan pajak
pertambahan nilai (PpN) sebesar 10%
dari harga total pekerjaan adalah Rp.
133.222.700,sehingga
rencana
anggaran
biaya
(RAB)
dalam
pembangunan jaringan irigasi air tanah
sumur CLB - 122 adalah sebesar
Rp.1.465.450.000,terbilang
Satu
Miliyar Empat Ratus Enam Puluh Lima
Juta Empat Ratus Lima Puluh Ribu
Rupiah .
Total biaya O&P jaringan irigasi air
tanah sumur CLB 122 adalah sebesar
Rp. 47.623.088,73,- terbilang Empat
Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Dua
Puluh Tiga Delapan Puluh Delapan
Ribu Rupiah
Tanaman yang akan ditanam pada
jaringan irigasi air tanah CLB 122
adalah padi, jagung, ubi, dan cabai.

8. Sehingga didapatkan harga air CLB


122 sebagai berikut
Harga air menggunakan genset :
Rp. 61.275 per jam
Rp. 1442 per m3
Harga air menggunakan Listrik :
Rp. 30.579 per jam
Rp. 719 per m3

diluangkan untuk berdiskusi hingga


dapat terselesaikannya tugas akhir ini.
2. Bapak Dr. Runi Asmaranto, ST., MT.
dan
Ibu
Linda
Prasetyorini,
ST.,MT.sebagai dosen penguji yang
telah bersedia memberikan masukan
dan arahan untuk kelengkapan tugas
akhir ini.

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam studi
ini maupun studi-studi lain yang
berhubungan adalah sebagai berikut:
1. Agar debit yang dihasilkan oleh sumur
produksi dapat memenuhi kebutuhan
air irigasi secara tepat, baik dalam
jumlah dan waktu, maka diperlukan
rencana pengoperasian pompa dan
pembagian air yang efektif dan
efisien.
2. Agar debit yang dihasilkan sumur
produksi mampu mencakup daerah
layanan irigasi yang lebih luas, maka
sistem pemberian air secara rotasi atau
giliran dengan pembagian blok tersier
yang lebih banyak.
3. Jaringan irigasi perpipaan masih dapat
dikembangkan
jika
dibutuhkan,
namun tidak merubah keseluruhan
dari skema jaringan irigasi yang telah
dibuat.
4. Pola
operasi
pelayanan
bisa
disesuaikan dengan keadaan di
lapangan, dengan ketentuan syaratsyarat dalam jaringan irigasi perpipaan
terpenuhi.
5. Rekomendasi menggunakan energi
alternatif seperti PLTMH (Pembangkit
Listrik
Tenaga
Mikro
Hidro),
pembangkit listrik tenaga angin, dan
pembangkit listrik tenaga surya.
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Bapak Ir. Moch. Sholichin, MT., Ph.D.
dan Bapak Ir. Tjokorda Bagus P.D.A.,
Sp.1 sebagai dosen pembimbing atas
arahan, bimbingan dan waktu yang

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1986. Standar Perencanaan
Irigasi,Kriteria Perencanaan Bagian
Jaringan Irigasi KP-01. Bandung:
C.V. Galang Persada.
Anonim. 2009. Kriteria Pengembangan &
Pengelolaan Irigasi Air Tanah.
Jakarta:
Departemen
Pekerjaan
Umum Direktorat Jenderal Sumbe
Daya Air Direktorat Irigasi
Bentley. 2007. User Guide WaterCAD ver
8 XM Edition. Watertown CT, USA.
Giatman. 2005. Ekonomi Teknik. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Kodoatie, Robert J. 2012. Tata Ruang Air
Tanah. Yogyakarta: CV. Andi
Offset.
Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran
Tertutup. Malang: Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya.
Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku
Takeda. 1983. Hidrologi Untuk
Pengairan.
Jakarta:
Pradyna
Paramita.
Sularso dan Haruo Tahara. 2000. Pompa
dan Kompresor. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.
Triadmodjo, Bambang. 1993. Hidraulika
II. Yogyakarta: Beta Offset.
Wahyudi, Eko. 2012. Studi Perencanaan
Sumur Pompa dan Jaringan
Perpipaan Berdasarkan Hubungan
Antara Potensi Air Tanah dan
Lapisan Akuifer (Studi Pada
Wilayah Tasikmadu). Skripsi tidak
dipublikasikan. Malang: Fakultas
Teknik
Universitas
Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai