Anda di halaman 1dari 5

JOURNAL READING

CONTACT LENS-RELATED POLYMICROBIAL KERATITIS FROM


PANTOEA AGGLOMERANS AND ESCHERICHIA VULNERIS

Disusun Oleh :
Astarina Hafidha K
(20012730013)
Dokter Pembimbing :
dr. Rety Sugiarti, Sp. M

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


RUMAH SAKIT UMUM BANJAR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016

HUBUNGAN

LENSA

KONTAK

DENGAN

KERATITIS

BAKTERI

DARI

PANTONEA AGGLOMERANS DAN ESCHERICHIA VULNERIS.

ABSTRACT
Tujuan
Untuk melaporkan kasus dari keratitis baketri yang disebabkan oleh Pantonea agglomerans,
Escherichia

vulneris

dan

Staphylococcus

negative-

koagulasi

pada

pasien

yang

membersihkan lensa kontak yang dipakai dalam waktu lama dengan hanya dicelupkan pada
air selama 2 minggu.
Metode
Laporan kasus
Hasil
Orang dewasa yang mengeluhkan sakit dengan mata merah setelah memakai lensa kontak
yang sama selama 2 minggu. Pasien melepaskan lensa kontak pada sore hari dan dicelupkan
keair sebelum memkainya di pagi hari.pemeriksaan menunjukkan terdapat 2,5 mm ulkus
kornea paracentral pada mata kiri. Hasil kultur dari sampel kornea adalah positif untuk P.
agglomerans, E. Vulneris dan koagulase- Staphylococcus negatif.
Kesimpulan
Ini adalah laporan kasus pertama dari P. agglomerans dan E. Vulneris keratitis dalam
hubungannya dengan pemakaian lensa kontak. Kedua kuman baik P. agglomerans dan E.
Vulneris sensitif terhadap semua tes antibiotik.

PENDAHULUAN
Instruksi yang sangat tepat untuk menjaga kebersihan lensa kontak sangat penting untuk
mengurangi resiko dari hal yang merugikan. Salah satu komplikasi yang paling sering pada
penggunaan lensa kontak adalah keratitis bakteri. 65% dari smeua kasus baru keratitis baketri
disebabkan karena penggunaan lensa kontak. Kejadian dari 0,1-0,2% pada pengguna lensa

kontak yang memakai dalam jangka waktu yang lama. Hubungan komplikasi lenda kontak
dan keratitis membutuhkan estimasi dana sekitar 75 juta dolar amerika dan membutuhkan
waktu lebih dari 250.000 jam bagi para klinisi.

METODE
Ulasan grafik retrospektif dilakukan setelah kultur baketri diidentifikasi dari departemen
mikrobiologi. Data klinis yang relevan dan data mikrobiologi sudah dilaporkan. Sejak saat itu
pasien hilang, jadi tidak bisa ditindaklanjuti sehingga persetujuan tertulis untuk
mempublikasikan informasi pribadi belum diperoleh. Karena alasan ini, maka tidak ada
informasi identitas pribadi yang dimasukkan dala laporan kasus ini.

TEORI
Kami melaporkan kasus dari keratitis baketri pada lensa kontak yaitu Pantonea agglomerans
dan Escherichia vulneris, bakteri gram negatif sangat jarang ditemuakn pada mata manusia.
Sebelumnya tidak ada ulasan yang dikeluarkan dari pubMed yang melaporkan keratitis
baketri berhubungan dengan organisme-irganisme tersebut. Maka dari itu, ini adalah laporan
pertama dari sensitifitas antibiotik terhadap E. vulneris pada infeksi mata.

HASIL
Orang dewasa yang tidak mempunyai riwayat pengobatan atau riwayat 2 hari mata dengan
fotofobia dan sakit, merash, dan bengkak pada mata kiri. Pasien sudah menajdi pemakai lensa
kontak selama 15 tahun dengan pemakaian lensa kontak lembut dan penggunaan jangka
panjang. Pasien mengakui selama 2 minggu mereka setiap malam melepaskan lensa kontak
mereka dan membersihkannya pada tempat air dan menaruhnya kembali pada tempatnya.
Pada pagi hari mereka akan membersihkannya kembali sebelum memakainya. Ini merupakan
cara membersihkan yang tidak baik karena mereka tidak menggunakan pembersih khusus
yang harusnya mereka gunakan selama ini. Lensa kontak yang mereka gunakan lebih dari
satu tahun.

Pada hasilnya, visus yang didapatkan untuk mata kanan adalah 20/30 dan mata kiri 20/25.
Pemeriksaan pada mata kanan normal. Pemeriksaan slit lamp pada mata kiri ditemukan
adanya 1+ difus inejksi konjungtiva dan 2,5 mm defek epitel kornea parasentral inferior
temporal sampai visual axis termasuk 20% stroma. Pemberian awal pada pasien ketika sadar
adalah ciprofloxacin setiap jam dan homatropin 2% setiap 8 jam. Setelah beberapa hari tidak
ada perubahan pada gejala dan visus naik menjadi 20/60 pada mata kiri. Hapusan kornea
sudah dikirim secara rutin dan dilakukan kultur jamur. Kultur positif untuk P. agglomerans, E.
vulneris dan Staphylococcus sp. Sesitivitas antibiotik menunjukkan P. agglomerans dan E.
vulneris sensitif terhadap semua tes antibiotik dan Staphylococcus sp resisten terhadap
klindamisin, eritromisin, gentamisin, dan oxacillin. Gambar pertama menunjukkan
pewarnaan gram dan pertumbuhan P. agglomerans dan E. vulneris. Sensitifitas antibiotik
ditunjukkan pada tabel 1. Pasien sudah mulai diberikan vancomycin dan tobramycin tetes,
keduanya merupakan alternatif yang diberikan setiap 2 jam ketika bangun. Gejala klinis
bertambah pada beberapa minggu, antibiotik berkurang, visus kembali 20/25. Pada
pemeriksaan terakhir, pasien hanya mempunyai defek epitel pungtata pada daerah ulkus dan
dianjurkan menggunakan air mata buatan.
Pasien tidak kembali untuk kontrol, tetapi dilaporkan dari bagian kegawatdaruratan beberapa
hari kemudian dengan injeksi yang meningkat, fotofobia, dan rasa sakit pada daerah mata.
Hasil kultur positif pada propionibacter dan sudah diobati dengan klindamisin tetes 50 mg/ml
2x tiap jam ketika bangun. Pasien tidak kembali untuk kontrol selama beberapa tahun, yang
mana visus adalah 20/25 pada mata kiri dengan erosi epitel pungtata pada daerah atas dari
keratitis sebelumnya.
DISKUSI
Kebersihan optimal pada lensa kontak adalah masalah yang dapat menjalar lebih dari 50%
pengguna tidur masih menggunakan lensa kontak atau menggunakan pembersih kadaluarsa
atau cairan pembersih yang tidak bagus, 35% pengguna sudah membersihkan lensa kontak
dengan menggunakan air. Kontaminasi pada lensa kontak dapat cepat menyebar dalam 2
minggu. Menggunakan lensa kontak yang sama selama 6 bulan dapat menimbulkan keratitis
berat.
Beberapa penelitian melapirkan bahwa P. agglomerans terdapat pada mikrobiota atau
berbagai macam tumbuhan dan serangga. P agglomerans merupakan flora normal yangs

angat jarang pada manusia, tetapi juga dilaporkan sebagai bagian dari microbiota pada
konjungtiva sehat.
Pantonea mengandung spesies patogen yang dapat menyebabkan infeksi jaringan termasuk
endoftalmitis. Berbagai macam kasus menggunakan antibiotik ketika terdapat suspek P.
agglomerana. Penelitian tentang infeksi okuli dari P. agglomerans dengan endoftalmitis
menunjukkan bahwa 50% P. agglomerans sensitif terhadap ampisilin, 38% resisten terhadap
cefazolin, 22% resisten terhadap ceftazidim dan 0% resisten terhadap tobramicin.
Penggunaan tobramicin adalah pilihan aman karena pasien tidak adanya riwayat resisten.
Menurut penelitian, hanya pasien dengan infeksi E. vulneris yaitu anak yang menggunakan
lensa kontak setiap hari mempunyai kolonisasi asimtomatik dilihat oada mikrobiota okular.
Escherichia spp termasuk E.coli, tidak diidentifikasi pada mikrobiota konjungtiva sehat pada
penelitian mendalam, tetapi sudah dikultur dari konjungtiva sehat E.coli ditemukan sebagai
bagian dari mikrobiota okular yang diikuti dengan pemakaian lensa kontak, tetapi E. vulneris
tidak dilaporkan pada kasus ini. Meskipun E. vulneris pada pasien ini sensitif terhadap semua
jenis antibiotik, dilaporkan juga multi drugs resisten (MDR) pada infeksi E. vulneris.
Kebersihan yang sangat bagus pada pemakaian lensa kontak merupakan cara mencegah
keratitis. Kita mempunyai laporan kasus dari dua patogen yang menyebabkan keratitis bakteri
yang dapat membantu untuk pemilihan antibiotik di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai