Antropologi & Kebudayaan
Antropologi & Kebudayaan
studi.
Ilmu yang mempelajari tentang manusia, dalam artian khusus, yaitu menyoroti segala
jenis manusia dalam semua zaman, mulai dari manusia yang ada lebih dari sejuta tahun yang
lalu sampai zaman sekarang, melalui pendekatan perbandingan dan historis dari kebudayaan
di seluruh dunia, yang pernah didiami manusia. Segi yang menonjol dari ilmu antropologi
ialah pendekatan secara menyeluruh (holistik) bukan terkhusus (atomistik).
Istilah Antropologi sering dicampuradukkan dengan beberapa istilah yang sekilas
memang mirip, namun jika dipelajari lebih mendalam, memiliki perbedaan maksud dan
pengertiannya. Istilah-istilah tersebut antara lain :
1. Etnografi : pelukisan atau tentang bangsa-bangsa
Tentang masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa dan bagian dari ilmu
antropologi yang bersifat deskriptif.
2. Etnologi : ilmu bangsa-bangsa
Telah lama dipakai sejak permulaan masa terjadinya antropologi dan khusus mempelajari
masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah perkembangan kebudayaan manusia.
3. Volkerkunde : ilmu bangsa-bangsa
Dipergunakan terutama di Eropa Tengah sampai sekarang.
4. Kulturkunde : ilmu kebudayaan
Pernah dipakai sarjana dari Jerman, L. Frobenius dan guru besar Univesitas Indonesia C.J.
Held.
5. Antropologi : ilmu tentang manusia
Istilah yang sangat tua. Dalam arti lain ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia.
6. Kultural Antropologi
Terutama diapakai di Amerika. Dalam arti luas yang tidak mempelajari manusia dari sudut
fisiknya, lawan daripada physical anthropology. Sekarang dipakai secara resmi oleh
Universitas Indonesia menjadi antropologi budaya.
7. Antropologi Sosial
Dipakai di Inggris untuk menyebut antropologi dalam fase ketiganya, sebagai lawan etnologi.
Paleoantropologi
Merupakan ilmu bagian yang meneliti asal usul dan evolusi makhluk dengan
menggunakan bahan penelitian sia-sia tubuh yang telah membantu, atau fosil-fosil manusia
dari zaman dahulu dengan metode penggalian.
2.
Antropologi Fisik
Ilmu tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk hidup dipandang dari sudut ciriciri tubuhnya, contoh: warna kulit, bentuk rambut, volume tengkorak, golongan darah.
Mengelompokan atas ciri khusus ini kemudian memunculkan konsep tentang ras.
3.
Prehistori
Etnologi
Merupakan ilmu bagian yang mencapai pengertian mengenai azas- azas manusia,
dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak
mungkin suku-bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi. Etnologi mendeskripsikan
bangsa dan dasar ras dan kebudayaan, menjelaskan tentang penyebarannya masa kini dan
masa lampau serta difusi atau penyebaran kebudayaan manusia. Terdapat 2 aliran kajian
dalam etnologi:
a. Descriptive integration, mengolah dan mengintegrasikan hasil penelitian dengan
berbagai sub ilmu antropologi menjadi satu hasil penelitian dan satu daerah tertentu
saja
b. Generalizing approach (antropologi social), mengolah dan mengintegrasikan menjadi
1 hasil-hasil penelitian dari sebanyak mungkin daerah kemudian dicari persamaan dan
perbedaannya. Dicapai dengan metode metode :
1. Metode yang menuju arah penelitian mendalam dan bulat dari sejumlah
masyarakat dan kebudayaan yang terbatas (3-5)
2. Metode yang menuju arah perbandingan merata dari sejumlah unsur terbatas
dalam masyarakat yang sebanyak mungkin (2-3 ratus atau lebih)
Kedua metode tersebut saling membantu.
Sekitar tahun 20-an berkembang ilmu etnopsikologi, dimana berkembanga penelitianpenelitian antropologi yang analisanya menggunakan konsep-konsep psikologi, timbul karena
perhatian terhadap 3 masalah :
a. Masalah kepribadian bangsa
Timbul ketika hubungan antar bangsa-bangsa masih intensif, sesudah perang Dunia I,
dimana konsep dan istilah yang digunakan tidak cermat dan kasar.
b. Masalah peranan individu dalam perubahan adat istiadat
Memperhatikan penyimpangan individu-individu terhadap apa yang lazim dilakukan
oleh umum yang patuh terhadap adat, dipahami melalui ilmu psikologi
c. Masalah nilai universal dari konsep-konsep psikologi
Konsep psikological masalah tersebut hanya berlaku untuk masyarakat Ero-Amerika,
hal ini berdasarkan penelitian antropolog dan ahli psikologi.
4. Antropologi Kesehatan
Mempelajari masalah konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan.
5. Antropologi Penduduk
Mempelajari laju kenaikan penduduk, ekspalosi penduduk dunia, masalah penduduk
dunia.
6. Antropologi Politik
Mempelajari kejadian kejadian dan gejala politik serta persaingan dan kerjasama
antara kekuatan partai-partai politk dalam Negara berkembang, sistem nilai dan norma politik
yang dijalankan.
7. Antropologi untuk Psikiatri
Mengenai latar belakang social- budaya dari penyakit-penyakit jiwa.
BAB II
HUBUNGAN ANTARA KEBUDAYAAN DENGAN MANUSIA
C. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
Patah tumbuh hilang berganti. Dan selama pergantian itu masih saja berlangsung,
selama masyarakat masih tetap ada sebagai pendukungnya, selama itu pula kebudayaan pun
terus berlangsung.
Perubahan masyarakat itu selalu diikuti oleh perubahan kebudayaan, tetapi begitu
pula sebaliknya : anasir-anasir baru di dalam kebudayaan mengadakan perubahan di dalam
masyarakat. Perkembangan yang satu senantiasa disertai perkembangan yang lainnya.
Keduanya selalu bersama-sama dalam perjalanannya dari masa ke masa.
Jika tak demikian, tak dapatlah ada persesuaian yang sempurna ; tak dapatlah
masyarakat itu menjadi pendukung sepenuhnya dari kebudayaannya, dan dapatlah
kebudayaan itu menjadi milik sebenarnya dari masyarakatnya!
Perubahan kebudayaan itu diakibatkan dua macam sebab, ialah : - berasal dari dalam,
yaitu masyarakat pendukungnya sendiri, tetapi tidak mengakibatkan perubahan seberapa
besarnya karena kebudayaan itu selalu sesuai dan seimbang dengan masyarakatnya. berasal
dari luar, yaitu dari lingkungan masyarakat itu, yang menimbulkan gerak yang nyata, yang
menimbulkan perubahan dan kemajuan kebudayaan dan bahkan mengakibatkan kegoncangan
dalam persatuan masyarakat dan kebudayaan, ialah jika masyarakat menghadapi perubahan
keadaan yang sangat besar dan mendadak.
Ditambah dengan kenyataan bahwa manusia tak mungkin dapat melepaskan segalagalanya yang telah ia miliki sebagai kepandaiannya, maka di atas dasar kebudayaan lama itu
dengan disertai berbagai perubahan dan tambahan tumbuhlah lambat laun kebudayaan baru
melalui garis-garis baru, sesuai dengan permintaan jaman yang telah berganti itu.
Sebab tumbangnya kebudayaan mungkin juga berasal dari alam atau kebudayaan lain.
Pertemuan pendukung-pendukung kebudayaan, perhubungan secara langsung,
bukanlah syarat mutlak untuk adanya pengaruh kebudayaan. Dapat juga pengaruh itu terjadi
perantara.
Bagaimanapun sifatnya, untuk perkembangan dan kemajuan kebudayaan hubunganlah
yang menjadi faktor terutama lagi terpenting. Dan oleh karena itu manusia dapat memilih dan
menentukan sendiri cara dan tempat hidupnya, maka kemungkinan bertemunya dengan
kebudayaan, baik langsung maupun tidak, terbuka seluas-luasnya ; bahkan boleh dikata tak
dapat terelakkan lagi. Maka dalam perjalanannya dari masa ke masa tak dapatlah mungkin
bahwa sesuatu kebudayaan tetap saja seperti sediakala, luput dari sesuatu pengaruh dari luar.
Maka, kekuatan kebudayaan itu sebenarnya terletak dalam kemampuannya untuk
memasak dan mengolah segala pengaruh yang mengenainya menjadi milik sendiri dengan
tidak mengacaukan sifat-sifat khusus yang menjadi pokoknya. Dengan demikian
perkembangannya tetap dapat sesuai dengan kebutuhan serta permintaan masyarakatnya
sesuatu waktu.
D. SEJARAH KEBUDAYAAN
Yang dipelajari sejarah kebudayaan adalah kebudayaan-kebudayaan di waktu lampau
dalam pertumbuhan dan perkembangannya dari masa ke masa. Pengolahan anasir asing oleh
kebudayaan yang terkena pengaruh menentukan corak baru dan perkembangan selanjutnya.
BAB III
KEBUDAYAAN
A. ARTI KEBUDAYAAN
Bahasa Jawa: kebudayan, dan artinya tidak begitu luas hanya sekitar kesenian saja.
Dr.Soekmono: bud: sadar atau bangun, dengan demikian berarti hasil kebangunan
manusia dalam arti kesadaran rohani
Koentjaraningrat: buddhayah: budi atau akal, dengan demikian berarti hal yang
bersangkutan dengan akal. Kebudayaan itu keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan
manusia, yang teratur oleh tata kelakuan, yang harus didapatnya dengan belajar dan
semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
Ralph Linton: Kebudayaan sebagai warisan sosial. Ia membaginya menjadi dua bagian,
yakni warisan umum dan warisan khusus.
Bahasa Asing: kultur
Bahasa Inggris: cultura
Bahasa Latin: cole, cultura, agricultura
Ada juga yang berpendapat bahwa kebudayaan itu adalah daya dari budi yang berupa cipta,
karsa, dan rasa. Ketiga unsur dibawah ini secara bersamaan menentukan timbulnya suatu
hasil kebudayaan.
a. Cipta. Manusia ingin mengetahui dan menyadari segala rahasia yang dijumpai di
dalam pengalamannya, baik lahir maupun batin.
b. Karsa. Manusia ingin mengetahui segala asal-usul dari segala hal, sehingga
menimbulkan berbagai perasaan dan pikiran yang tiada hentinya. Akhirnya timbul
norma-norma keagamaan dan norma-norma kesusilaan.
c. Rasa. Manusia ingin keindahan. Akhirnya timbul norma-norma keindahan atau
estetika.
B. Unsur Kebudayaan
Ralph Linton membedakan adanya empat unsure kebudayaan, ialah :
a. Unsur universal
Bersifat sama bagi setiap anggota masyarakat dewasa dan normal. Berupa ide,
kebiasaan, tanggapan masyarakat.
Contoh: hubungan masyarakat, penggunaan bahasa, hokum kematian, pola
pakaian.
b. Unsur Specialities
Hanya dinikmati oleh sebagian anggota masyarakat saja.
Contoh: merakit robot, tukang kayu, dokter.
c. Unsur Alternatif
Hanya dinikmati oleh individu tertentu, bahkan jarang sekali.
dinamika
C. Wujud Kebudayaan
Ralph Linton, wujud kebudayaan itu ada dua macam, yaitu wujud fisik dan wujud yang ada
di luar jangkauan fisik.
Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan-gagasan dan nilai-nilai.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitet kelakuan berpola dati manusia di
dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia