Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM II

Penetapan Kadar / Titar : Tiosulfat (Na2S2O3), (H2O2 ) Secara Iodometri,


Chlor Aktif Dalam Larutan Hipochlorit ( NaOCl ),Chlor Aktif Dalam Larutan
Kaporit ( CaOCl2 ), Natrium Perborat ( NaBO3 4H2O ) Cara Iodometri, NaNO2
Cara Oksidimetri
Disusun Oleh :
Nama
NPM
Dosen
Asisten
Group

:
:
:
:

Putri Indah Permata Sari


14020084
Siti S.,MPd
Darijan
Lestari W.,SPd
: 1K4

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL


BANDUNG
2015

MAKSUD DAN TUJUAN

1.

Agar praktikan dapat mengetahui cara membuat dan menetapkan titar

2.

tiosulfat ( Na2S2O3).
Agar praktikan dapat mengetahui cara membuat dan menetapkan

kadar H2O2 secara yodometri.


3.
Agar praktikan dapat mengetahui cara membuat dan menetapkan
4.

kadar chlor aktif dari larutan hipochlorit. (NaOCL).


Agar praktikan dapat mengetahui cara membuat dan menetapkan

kadar chlor aktif dari larutan kaporit (CaOCL).


5.
Agar praktikan dapat mengetahui cara membuat dan menetapkan
6.

kadar NaBO3 4H2O (Natrium perboat ) BM =154 dengan cara yodometri.


Agar praktikan dapat mengetahui cara membuat dan menetapkan
kadar NaNO2 dengan titrasi cara oksidimetri.

TEORI DASAR

Iodometri adalah penitaran dengan larutan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)


atau disebut juga dengan titrasi tidak langsung,dikarena iodium yang berada
pada penitar berasal dari donor iodium yaitu KI atau NaI. Sedangkan cara

iodimetri adalah penitaran dengan larutan I2 (iodium) atau juga titrasi secara
langsung dengan iodium.
Zat-zat yang dapat dititar langsung dengan larutan Iodium misalnya :
H2SO3 + I2 H2SO4 +2HI
I2

Sedangkan zat-zat oksidator dalam larutan asam mengoksidasi KI


dan selanjutnya I2 ini di titar dengan larutan tiosulfat, misalnya :
FECL3 + 2KI FECL2 + 2KCL + I2
I2 + 2NA2S2O3 2NAI + NA2S4O6

Sebagai indicator, disini dignakan larutan kanji 0,5% . penambahan indicator


dilakukan pada akhir titrasi, tidak sejak permulaan titrasi. Yaitu setelah
larutan berwarna kuning muda.
Perubahan warna titrasi yang diamati dari coklat tua + tiosulfat
muda, lalu ditambah kanji

kuning

biru tua + tiosulfat tepat tidak berwarna

lagi.
Warna pada titrasi yang semula cokelat tua akan menjadi lebih muda, lalu
kuning, dan akhirnya hilang atau bening. Bila perubahan warna tersebut
diamati dengan lebih teliti, maka titik akhirnya dapat ditentukan dengan
jelas. Sehingga titrasi ini dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena
warna I2 yang dititrasi itu akan hilang jika mencapai titik akhir.
Sebagai zat penitar larutan Natrium Tiosulfat ( Na2S2O3

) mempunyai

kestabilan yang sangat sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :


1. Pada pH rendah
Untuk meminimalisir kesalahan pH rendah dibutuhkan supaya reaksi
berjalan lambat, dan hal itu didukung dengan penambahan titrant
dengan perlahan.
2. Sinar matahari

3. Adanya bakteri
Saat pembuatan larutan sebaiknya digunakan air yang sudah
dididihkan, agar bakteri yang dapat menyebabkan larutan menjadi
keruh dapat mati. Cara lain adalah dengan ditambahkan pengawet
seperti khloroform, natrium benzoat atau HgI2.

DATA PERCOBAAN

1. PENETAPAN TITAR TIOSULFAT NA2S2O3


Alat-alat :
Erlenmeyer 250 ml
Pipet Volume 10 ml
Buret 50 ml
Corong gelas
Piala gelas 100 ml.
Pereaksi :

K2CR2O7 O,1 N
KI 10%
H2SO4 4 N
Larutan kanji 0,5%

Reaksi :
K2CR2O7 + H2SO4 + KI CR2 (SO4)3 biru hijau + Ka2 SO4 +I2 +H2O
I2 + 2 NA2S2O3 2NAI + NA2S4O6
Cara kerja :
Pipet 10 ml larutan
baku standar k2cr2o7
0,1000 N, 10 ml
H2SO4, 10 ml KI 10%
kedalam erlenmeyer
1.

isi buret dengan lar . NA2S2O3 0,1 N

Tambahkan indikatot
kanji sampai larutan
berwarna biru

titrasi sampai larutan berwarna kunin muda

titrasi dilanjutkan sampai larutan berwarna hijau permanen.

selesai

Perhitungan :
Vtio =

= 11,15 ml

V k2cr2o7 = 10 ml
N k2cr2o7 = 0,1N
V K2CR2O7 . NK2CR2O7 = V TIO . NTIO
N TIO =

N TIO =

= 0,0896 N

2. PENETAPAN KADAR H2O2 SECARA YODOMETRI


Alat-alat :
o Erlenmeyer 250 ml
o Pipet Volume 10 ml dan 25 ml
o Buret 50 ml
o Gelas ukur 100 ml.
o Labu ukur 100 ml.
Pereaksi :
o Larutan H2O2 3%
o Larutan NA2S2O3 0,1N
o Larutan H2SO4
o Indicator Kanji 0,5 %
o Larutan KI 10%
o Ammonium molibdat 3%
Reaksi :
H2O2 + 2KI +H2SO4 2H2O + K2SO4 +I2
I2 + NA2S2O3 2NAI +NA2S2O3
Cara kerja :
10 ml lar H2O2 3% ,
diencerkan
menggunakan air
suling . diimpitkan
1.

diisi dengan larutan NA2S2O3 0,1 N 2.

ke garis dan dikocok


12x

Dimasukan 10ml

Titrasi sampai

H2SO4 4N, 10 ml

larutan berwarna

KI , 2-3 tetes

kuning muda, lalu

ammonium

ditambahkan 2-3

molibdat, larutan

tetes lar kanji ,

encer 25 ml

larutan berubah
menjadi biru tua.

3.

4.

Titrasi di teruskan
sampai larutan tak
berwarna.

5.

selesai.

Perhitungan :
V 1 = 0,7 ML
V2= 0,7 ML
V=

= 0,7 ML

V H2O2 = 10 ml
N NA2S2O3 = 0,0896 N
BE H2O2 = 17
P=

= 400

KADAR H2O2 = V x N NA2S2O3 x BE H2O2 x P


=0,7 x 0,0896 x17 x 400
=426,496 mg/l
=0,426496 g/l

% =

x 100%

x 100%

=0,04264 %
3.

MENETAPKAN KADAR CHLOR AKTIF DARI LARUTAN


HIPOCHLORIT ( NAOCL )
Alat-alat :
o Erlenmeyer 250 ml
o Pipet Volume 10 ml dan 25 ml
o Buret 50 ml
o Corong gelas
o Labu ukur 100 ml.
Pereaksi :
o
o
o
o
o

Larutan contoh NAOCL ( hipochlorit ) 2%


Larutan NA2S2O3 0,1N
Larutan H2SO4 4 N
Indicator Kanji 0,5 %
Larutan KI 10%

Reaksi :
NAOCL + H2SO4 NA2SO4 + HCLO
HCLO

HCL +O

2KI + O

K2O + I2

I2 + NA2S2O3 NA2S2O6 + 2NAI


Cara kerja :
10 ml larutan contoh
dipipet kedalam labu
ukur lalu diencerkan
dengan air suling
1.

2.

sampai garis dan kocok


12x

I2 yang terbentuk
segera di titrasi
sampai larutan
kuning, kemudian
3

4.

ditambah 2-3
tetes kanji sampai
lar tak berwarna.

selesai.

Perhitungan

V1= 15,4 ml
V2 = 15,5 ml
V tio =

N tiosulfat = 0,0896
V NAOCL = 25
BE CL2 = 35,5
BJ=1
Kadar Cl2

= 19, 6573 G/L

x 100%

=1,96 %

4. PENETAPAN KADAR CHLOR AKTIF DARI LARUTAN KAPORIT


LARUTAN (CaOCl2)
Alat alat :
Erlenmeyer 250 ml
Pipet Volume 10 ml dan 25 ml
Labu ukur 100 ml
Buret 50 ml
Pereaksi :

CaOCl2 serbuk
Larutan NA2S2O3 O,1000 N
Larutan H2SO4 4N
Larutan KI 10 %
Indikator Kanji 5 %

CARA KERJA
Masukan beserta air

Pipet 10 ml lar contoh

suling sampai tanda


garis , kocok 12 x
1.

2.

+ 10 ml H2SO4
+ 10 ML KI
+ 10 ML LAR contoh
3.

Titrasi sampai larutan


berwarna kuning,

4.

6.

5. + 2-3 tetes lar. Kanji 0,5%

titrasi sampai lar. Tepat tak berwarna

Perhitungan

V1 = 4,2
V2 = 44,3 -40 = 4,3 ml
V=

= 4,25 ml

BE CL = 35
N TIO = 0,0896
KADAR CAOCL
g/l

=
= 13,328 g/l

%=

x 100 %

=1,3328 %

selesai

5. PENETAPAN KADAR NaBO3 4HzO (Natrium Perborat) BM = 154 Cara


yodometri
Alat-alat :
o
o
o
o

Erlenmeyer 250 ml
Pipet Volume 10 ml
Labu Ukur 100 ml
Buret 50 ml

Pereaksi :
o
o
o
o
o

Larutan
Larutan
Larutan
Larutan
NaBO3.

Reaksi

Na2S2O3 0, 1000 N ( standar )


KI 10 %
H2SO4 4,0000 N
Amonium Molibdat 4%

4 NaBO3 + 5 H2O
H2O2 + 2 KI
I2 + 2 Na2S2O3

Na2B4O7 + 4 H2O2 + 2 NaOH


2 KOH + I2
Na2S4O6 + 2 NaI

Cara kerja :

+ 100 mg NABO3
+ air suling

1.

timbang teliti 300 -500 mg NABO3

2.

Titrasi sampai
larutan kuning muda

3.

4.

Titrasi sampai
larutan tidak
berwarna
5. + 2-3 tetes kanji 0,5 %

selesai

Perhitungan :
1 ml larutan tiosulfat 0,1000 N
0,0008 gr O2
0,0077 NaBO3 4 H20
0,0041 gr NaBO3

6.

1 grol NaBO3 = 1 grek.


V1 = 5,7 ml
V2 = 5,6 ml
V=

= 5,65 ml

BM NABO3 = 154
BE NABO3 = 77
g NABO3 =

=1,5592 gr
% NABO3 =

x 100%

= 51,97 %

6. PENETAPAN KADAR NaNO2 DENGAN TITRASI CARA OKSIDIMETRI


Pereaksi :
o Larutan Kalium Permanganat 0,1 N
o Larutan asam sulfat 4 N
Reaksi

2 NaNO2 + H2SO4

Na2SO4 + 2 HNO2

2 KMnO4 + 5 HNO2 + 3 H2SO4

SO4 + MnSO4 + H2O +

HNO3
Cara Kerja
1.

+ 500 mg NANO2
timbang teliti 500 mg NANO2

+ air suling sampai


tanda garis , kocok
12 x

2.

25

ml

Kkmno4 0,1
N
+20
3.

4.

H2SO4 4N

ml

5.

6.

titrasi sampai larutan tak berwana. 7.

selesai

Perhitungan

V1 = 12,2ml
V2 = 12,2ml
V rata rata = 12,2 ml
BE = 34,5
VNANO2 .N NANO2 = V KMNO4 .N KMNO4
N NANO2 =

N NANO2 = 0,0819 N
gr NANO2 = N NANO2 x BE x

= 0,0819 x 34,5 x 0,1


= 0,2825 gr
% NANO2 =

x 100%

x 100% = 56,5 %

DISKUSI

dalam melakukan percobaan banyak sekali hal-hal yang harus di perhatikan ,


seperti penimbangan, pemanasan , dan menitrasi.

Kesalahan yang sering

terjadi kebanyakan terjadi pada ketiga hal tersebut. Pada pemanasan


contohnya . terkadang kita bingung apakah contoh uji telah sesuai suhu atau
belum, akibatnya bila terlau panas maka akan terjadi endapan dan jika
terlalu cepat , maka titrasi akan lambat. Kemudian pada penimbangan , jika
menimbang tidak tepat sesuai prosedur yang ditetapkan, maka akan
berpengaruh terhadap nilai kadar. Selanjutnya pada proses titrasi, sering kali
kita lengah , kemudian contoh uji yang akan di titrasi kelebihan titrasi , maka
volume titrasi tidak jelas dan harus mengulangi percobaan. Semakin sering
kita lengah, semakin lama kita praktik, akan tetapi hal itu tidaklah mudah
karena semua membutuhkan proses.

Maka sebisa mungkin harus seteliti

mungkin. Agar hasil yang didapat sesuai.

KESIMPULAN

1. Pada penetapan titrasi tiosulfat ini diperoleh Ntiosulfat 0,0896


2. Pada penetapan kadar H202 secara yodometri didapat H2O2 =
0,426496 g/l dan % = 0,04264
3. Pada penetapan kadar chlor aktif dari larutan hipochlorit didapat kadar
CL2 = 19,6573 g/l dan % = 1,96 %
4. Pada penetapan kadar chlor aktif dari larutan kaporit (CAOCL2) didapat
kadar CAOCL2 = 13,328 g/l dan % =1,33
5. Pada penetapan kadar NABO3 4H2O didapat kadar NABO3 = 1,5592
.dan % = 51,97
6. Pada penetapan kadar NANO2 dengan tirasi cara oksidimetri didapat N
NANO2 = 0,0819 , g/l NANO2 = 0,2825 gr dan % NaNO2 = 56,5% .

DAFTAR PUSTAKA
PEDOMAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM STTTEKSTIL BANDUNG 2006
PRAKTIKUM KIMIA UMUM II SEMESTER II STTTEKSTIL BANDUNG 2004

Anda mungkin juga menyukai