Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN USIA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI

DI PUSKESMAS III DENPASAR UTARA PROVINSI BALI TAHUN 2015


I Gusti Agung Ari Nugraha. 2015
Email: agung_arx@rocketmail.com
Tugas akhir. Program Studi Pendidikan Dokter. Fakultas Kedokteran.
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Pembimbing : drg. Theodora., Sp.Ort
ABSTRAKSI
Kesehatan gigi dan mulut menggambarkan kesehatan secara umum dan kualitas
hidup seseorang. Kesehatan gigi dan mulut yang buruk pada ibu hamil dapat memberi
efek terhadap janin seperti bayi prematur dan berat badan lahir rendah disamping
terhadap kesehatan gigi dan mulut bayi nantinya. Sebanyak 90% ibu hamil dilaporkan
memiliki masalah dengan kesehatan gigi selama kehamilan akibat penyakit
periodontal baik karena gingivitis maupun periodontitis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara usia
kehamilan dengan kejadian karies gigi pada Bumil di Puskesmas III Denpasar Utara
Provinsi Bali. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung ke
Puskesmas III Denpasar Utara, Provinsi Bali periode 2013-2014 yang berjumlah 130
orang dengan besar sampel penelitian yang diambil sebanyak 57 orang.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara usia kehamilan ibu
hamil dengan kejadian karies gigi di Puskesmas III Denpasar Utara Provinsi Bali
Tahun 2015, hal ini terbukti pada saat di uji korelasi spearmans diperoleh nilai Sig.
= 0,000 (< 0,05).
Kata Kunci : Usia Kehamilan, Karies Gigi, Ibu Hamil
PENDAHULUAN
Kesehatan
gigi
dan
mulut
menggambarkan kesehatan secara umum
dan
kualitas
hidup
seseorang.
Menurunnya kesehatan gigi dan mulut
akan berdampak pada tubuh. Kelainan
yang terjadi pada gigi dan mulut tidak
memandang usia. Terdapat beberapa
contoh kelainan gigi dan mulut seperti
gingivitis, periodontitis, karies, dan
stomatitis atau sariawan.
Beberapa
faktor yang dapat menurunkan kesehatan
gigi dan mulut seperti kebiasaan
1

mengkonsumsi makanan tinggi gula,


faktor genetik, faktor sosial ekonomi,
faktor infeksi, dan masa kehamilan. Pada
ibu yang
sedang menjalani masa
kehamilan, kesehatan gigi dan mulut
perlu diperhatikan agar tidak terjadi
gangguan
pada
saat
mengunyah
makanan dan menghindari rasa tidak
nyaman
yang
menyebabkan
terganggunya pemenuhan asupan gizi
pada masa kehamilan untuk menghindari
kejadian Berat Bayi Lahir Rendah atau
BBLR. Setiap ibu hamil menghadapi
resiko terjadinya kematian, sehingga

Ari Nugraha. 2015


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jl. Dukuh Kupang XXV / 54 Surabaya

salah satu upaya menurunkan tingkat


kematian ibu adalah meningkatkan status
kesehatan ibu hamil sampai bersalin
melalui pelayanan ibu hamil sampai
masa nifas (Riskesdas 2013).
Upaya peningkatan kesehatan ibu
hamil termasuk kesehatan gigi dan mulut
merupakan strategi yang dapat dicapai
sesuai dengan target ke 5 dari
Millennium Development Goals (MDGs)
pada tahun 2015, apabila kita
membangun
kerja
sama
seluruh
stakeholders yang terkait utamanya
dokter,dokter gigi, perawat bidan dan
lainnya yang bertugas pada pusat
pelayanan kesehatan seperti Puskesmas,
Rumah Sakit Ibu dan Anak serta Rumah
Sakit Umum Daerah, untuk memberikan
Edukasi kepada ibu hamil mengenai
pentingnya perawatan gigi dan mulut
untuk mencegah dampak dari kelahiran
yang tidak diinginkan. Penyakit karies
gigi yang dibiarkan begitu saja dapat
berdampak negatif pada ibu hamil dan
janin. Trauma pada gigi dapat
mempengaruhi cara orang berbicara,
makan, bersoasialisasi, fisik dan mental
sehingga kualitas hidup seseorang
dapat terganggu termasuk ibu hamil.
Kesehatan gigi dan mulut yang buruk
pada ibu hamil dapat memberi efek
terhadap janin seperti bayi prematur dan
berat badan lahir rendah disamping
terhadap kesehatan gigi dan mulut bayi
nantinya (Sumidarti, 2011).
Secara
sistemik
ibu
hamil
mengalami
peningkatan
hormon
progesterone dan estrogen terhadap
kehamilannya. Peningkatan sekresi
hormon estrogen sebanyak 10 kali lipat
dan progesteron 30 kali lipat, akan
berguna untuk progresi normal masa
kehamilan.
Keadaan
tersebut
2

menyebabkan permeabilitas pembuluh


kapiler di seluruh rongga tubuh termasuk
di rongga mulut meningkat. Selain itu
juga terjadi dilatasi pembuluh darah
kapiler. Akibatnya terjadi gingivitis
sebagai manifestasi dari kehamilan
tersebut. Sebanyak 90% ibu hamil
dilaporkan memiliki masalah dengan
kesehatan gigi selama kehamilan akibat
penyakit periodontal baik karena
gingivitis
maupun
periodontitis.
Perubahan lingkungan disekitar gigi dan
hygiene yang semakin buruk saat masa
kehamilan menyebabkan meningkatnya
insiden karies gigi. Faktor-faktor yang
dapat mendukung cepatnya proses karies
pada wanita hamil adalah lebih
rendahnya pH saliva ibu hamil, asupan
makanan mengandung gula yang sering
dikonsumsi ibu hamil, rasa mual dan
muntah pada trimester pertama, dan
kecenderungan ibu hamil yang malas
membersihkan gigi mulutnya (Jared &
Bogges, 2008).
Menurut Riskesdas 2013, terdapat
istilah Antenatal Care (ANC) yang
merupakan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan untuk
ibu selama masa kehamilannya. Terdapat
beberapa definisi operasional indikator
ANC, yaitu :
K1 adalah proporsi kelahiran yang
mendapat pelayanan kesehatan ibu
hamil minimal 1 kali tanpa
memperhitungkan periode waktu
pemeriksaan.
K1 ideal adalah proporsi kelahiran
yang mendapat pelayanan kesehatan
ibu hamil pertama kali pada
trisemester 1.
K4 adalah proporsi kelahiran yang
mendapat pelayanan kesehatan ibu

Ari Nugraha. 2015


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jl. Dukuh Kupang XXV / 54 Surabaya

hamil selama 4 kali dan memenuhi


kriteria 1-1-2 yaitu minimal 1 kali
pada trisemester 1, minimal 1 kali
pada trisemester 2 dan minimal 2 kali
pada trisemester 3.
ANC minimal 4 kali adalah proporsi
kelahiran yang mendapat pelayanan
kesehatan ibu hamil minimal 4 kali
tanpa memperhitungkan periode
waktu pemeriksaan.
Presentase K1 dan ANC minimal 4
kali merupakan indikator ANC tanpa
memperhatikan periode trisemester saat
melakukan pemeriksaan kehamilan.
Cakupan K1 bervariasi dengan rentang
antara 71,7 persen (Papua) dan 99,6
persen (Bali). Namun untuk cakupan
ANC minimal 4 kali, Di Yogyakarta
(96,5%) lebih tinggi dibandingkan
dengan Bali (95,8%). Selisih antara K1
dan ANC 4 kali menunjukan adanya
kehamilan yang tidak optimal mendapat
pelayanan ANC pada Provinsi Bali.
Pelayanan ANC yang tidak optimal
dapat menyebabkan terjadinya bayi lahir
prematur dan berat bayi lahir rendah
yang disebabkan karena kurangnya
asupan gizi pada ibu hamil yang
mengalami gangguan kesehatan gigi dan
mulut
yang
tidak
mendapatkan
pelayanan.
Puskesmas III Denpasar-Utara
merupakan puskesmas yang letaknya
cukup strategis di daerah kota Denpasar.
Sosial Ekonomi masyarakatnya cukup
tinggi karena kebanyakan memiliki
profesi sebagai pekerja di perkantoran.
Tingginya aktifitas di lingkungan
perkotaan membuat ibu hamil tidak
memiliki waktu untuk memeriksakan
kehamilannya.
Penelitian
tentang
hubungan masa kehamilan dengan

kejadian karies gigi juga belum pernah


dilakukan di Puskesmas III DenpasarUtara. Berdasarkan penjelasan di atas
penulis merasa tertarik melakukan
penelitian untuk mengetahui hubungan
antara masa kehamilan dengan kejadian
karies gigi pada ibu hamil di Puskesmas
III Denpasar Utara Provinsi Bali.
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
penelitian observasional klinis dengan
menggunakan metode potong silang,
yaitu pengamatan sesaat atau dalam
suatu periode tertentu dan setiap subjek
studi hanya dilakukan satu kali
pengamatan selama penelitian (Eko,
2003).
Penelitian ini termasuk penelitian
analitik korelasi dengan pendekatan
potong lintang (cross sectional).
Pendekatan secara cross sectional
digunakan untuk mengukur subjek
penelitian yang dilakukan sebanyak satu
kali. Sedangkan metode analitik korelasi
digunakan untuk melihat adanya
hubungan atau tidak antara usia
kehamilan dengan kejadian karies gigi.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah
ibu hamil yang berkunjung ke
Puskesmas III Denpasar Utara, Provinsi
Bali periode 2012-2013 dengan jumlah
130 orang. Dan besar sampel penelitian
yang diambil sebanyak 57 orang.
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan
menggunakan
program
Statistical

Ari Nugraha. 2015


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jl. Dukuh Kupang XXV / 54 Surabaya

Package for Social Sciences (SPSS)


versi 16 milik Windows.
Metode yang digunakan adalah
metode statistik inferensial yaitu statistik
non parametrik karena dalam penelitian
ini bertujuan untuk melihat hubungan
antara masa kehamilan dengan kejadian
karies gigi yang keduanya merupakan
termasuk dalam skala ordinal. Uji
statistik yang digunakan dalam proses
pengolahan data adalah uji korelasi
spearmen.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Usia Kehamilan Ibu Hamil di
Puskesmas III Denpasar Utara
Provinsi Bali Tahun 2015
Usia
Frek. Persentase
Kehamilan
%
Trimester 1
17
29.8
Trimester 2
25
43.9
Trimester 3
15
26.3
Total
57
100.0
Sumber: Hasil Survei, 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar usia kehamilan responden
berada pada trimester 2 yaitu 43,9%,
sedangkan jumlah responden dengan
trimester 1 sebesar 29,8% berbanding
tipis dengan usia kehamilan responden
trimester 3 yang hanya 26,3%.
Tabel 2. Keteraturan Menggosok Gigi
Ibu Hamil di Puskesmas III Denpasar
Utara Provinsi Bali Tahun 2015
Keteraturan
Menggosok Gigi
Tidak
Terkadang
Sering

Frek.
10
23
24

Persentase %
17.5
40.4
42.1

Total
57
100.0
Sumber: Hasil Survei, 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa
responden dengan keteraturan sering
menggosok gigi menduduki tingkat
paling atas yaitu sebesar 42.1% disusul
keteraturan dengan intensitas terkadang
sebesar 40.4% sedangkan yang tidak
teratur dalam menggosok gigi sebesar
17.5%.
Tabel 3. Ibu Hamil Yang Kontrol Ke
Dokter Gigi
Kontrol Ke Frek. Persentase
Dokter Gigi
%
Tidak
6
10.5
Terkadang
25
43.9
Sering
26
45.6
Total
57
100.0
Sumber: Hasil Survei, 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa
responden dengan keteraturan sering
dalam mengontrolkan diri ke dokter gigi
menduduki tingkat paling atas yaitu
sebesar 45.6% disusul keteraturan
dengan intensitas terkadang sebesar
43.9% sedangkan yang tidak teratur
dalam mengontrolkan diri ke dokter gigi
hanya sebesar 10.5%.
.
Tabel
4.
Ibu
Hamil
Yang
Mengkonsumsi Makanan Penyebab
Plak
Konsumsi
Makanan
Persentase
Frek.
Penyebab
%
Plak
Tidak
6
10.5
Terkadang
25
43.9
Sering
26
45.6
Total
57
100.0
Sumber: Hasil Survei, 2015

Ari Nugraha. 2015


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jl. Dukuh Kupang XXV / 54 Surabaya

Tabel diatas menunjukkan bahwa


responden yang sering mengkonsumsi
makanan penyebab plak menduduki
tingkat paling atas yaitu sebesar 45.6%
disusul dengan responden yang hanya
terkadang mengkonsumsi makanan
penyebab plak yaitu sebesar 43.9%
sedangkan
yang
tidak
pernah
mengkonsumsi makanan penyebab plak
hanya sebesar 10.5%.
Tabel 5. Frekuensi Membersihkan
atau Mencuci Mulut
Membersihkan atau Frek PersenMencuci Mulut
tase %
Tidak
5
8.8
Terkadang
24
42.1
Sering
28
49.1
Total
57
100.0
Sumber: Hasil Survei, 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa
responden dengan frekuensi sering
dalam membersihkan atau mencuci
mulut menduduki tingkat paling atas
yaitu sebesar 49.1% disusul dengan
intensitas
terkadang
dalam
membersihkan atau mencuci mulut yaitu
sebesar 42.1% sedangkan yang tidak
membersihkan atau mencuci mulut
hanya sebesar 8.8%.
Tabel 6. Ibu Hamil Yang Mengikuti
Penyuluhan Tentang Kesehatan Gigi
Mengikuti
Penyuluhan
Persen
Frek.
Tentang Kesehatan
tase %
Gigi
Tidak
8
14.0
Terkadang
25
43.9
Sering
24
42.1
Total
57
100.0
Sumber: Hasil Survei, 2015

Tabel diatas menunjukkan bahwa


sebagian besar responden mengikuti
penyuluhan kesehatan gigi dalam
intensitas terkadang yaitu sebesar 43.9%
yang disusul dengan tingkat yang lebih
sering dalam mengikuti penyuluhan
yaitu
sebesar
42.1%
sedangkan
responden yang tidak mengikuti
penyuluhan hanya sebesar 14%.
Tabel 7. Karies Gigi Pada Ibu Hamil
di Puskesmas III Denpasar Utara
Provinsi Bali Tahun 2015
Karies Gigi
Frek. Persentase
%
Tidak Karies
26
45.6
Karies Ringan
26
45.6
Karies Berat
5
8.8
Total
57
100.0
Sumber: Hasil Survei, 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa
antara responden yang tidak mengalami
karies gigi dengan responden yang
mengalami karies gigi dalam skala
ringan menunjukkan hasil yang sama
yaitu sebesar 45.6% sedangkan sisanya
sebesar 8.8% mengalami karies berat.
Uji Statistik
Tabel 8. Hubungan Usia Kehamilan
Ibu Hamil dengan Kejadian Karies
Gigi di Puskesmas III Denpasar Utara
Provinsi Bali Tahun 2015
Karies Gigi
Usia
Tidak
Karies Karies
Kehamilan
Karies Ringan Berat
Trimester
17
1
(100%)

0
(0%)

Total

0
(0%)

Spearm
ans.

17
(100%) Value
=
Trimester
7
18
0
25
0,709
2
(28%) (72%) (0%) (100%)
Sig. =
Trimester
2
8
5
15
0,000
3
(13,3%) (53,3%) (33,3%) (100%)

Ari Nugraha. 2015


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jl. Dukuh Kupang XXV / 54 Surabaya

Karies Gigi
Usia
Kehamilan Tidak Karies Karies
Karies Ringan Berat
Trimester
17
1
(100%)

0
(0%)

Total

Spearm
ans.

0
(0%)

17
Value
(100%)
=
0,709
Trimester
7
18
0
25
2
(28%) (72%) (0%) (100%) Sig. =
0,000
Total
26
26
5
57
(45,6%) (45,6%) (8,8%) (100%)

Sumber: Hasil Survei, 2015


Berdasarkan hasil uji korelasi
spearmans diperoleh nilai Sig. = 0,000
(< 0,05), artinya ada hubungan antara
usia kehamilan ibu hamil dengan
kejadian karies gigi di Puskesmas III
Denpasar Utara Provinsi Bali Tahun
2015.
PEMBAHASAN
Kesehatan merupakan bagian
terpenting dalam kehidupan manusia,
sehat secara jasmani dan rohani, tidak
terkecuali pada ibu hamil. Kesehatan
gigi dan mulut merupakan bagian dari
kesehatan secara menyeluruh, karenanya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
yang baik dan benar sangat mendukung
terwujudnya kesehatan gigi dan mulut
termasuk kesehatan ibu hamil pada
umumnya.
Kehamilan dipengaruhi berbagai
hormon seperti estrogen, progesteron,
human chorionic gonadotropin, human
somatotropin,
prolaktin.
Terjadi
perubahan juga pada anatomi dan
fisiologi organ-organ sistem reproduksi
dan organ-organ sistem tubuh lainnya,
yang
dipengaruhi
terutama
oleh
perubahan keseimbangan hormonal
tersebut. Perubahan organ-organ sistem
reproduksi misalnya terjadi pada uterus,

vagina, ovarium dan payudara (Sukarni


& Margareth, 2013).
Pada
umumnya
ibu
hamil
dinyatakan sehat tetapi tidak perlu
dipungkiri bahwa mereka menolak
perawatan gigi dan mulut karena mereka
hamil. Ibu hamil cenderung mengurangi
frekwensi kebersihan gigi dan mulut
karena kelelahan, mual pada saat
menyikat gigi dan terjadinya perdarahan
gingival (Haumschild & Holloway,
2010).
Menurut S. Andi (2011) Ibu hamil
memiliki risiko yang tinggi terhadap
perkembangan kerusakan jaringan gigi
dan periodontal selama kehamilan ini
mungkin karena adanya perubahan pola
makan dan kebersihan mulut, sehingga
risiko terbentuknya lesi karies dan
penyakit periodontal cukup signifikan.
Hal ini kemungkinan disebabkan sikap
dan prilaku ibu hamil yang kurang
memelihara kesehatan gigi dan mulutnya
serta
kurangnya
mendapatkan
pengetahuan dan promosi kesehatan gigi
dan mulut dari tenaga kesehatan,
sehingga
diharapkan
pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut dapat
dimasukkan dalam Kartu Menuju Sehat
Ibu Hamil (KMS-BUMIL).
Hasil uji korelasi spearmans. pada
penelitian diatas diperoleh nilai Sig. =
0,000 (< 0,05), artinya ada hubungan
antara usia kehamilan ibu hamil dengan
kejadian karies gigi di Puskesmas III
Denpasar Utara Provinsi Bali Tahun
2015. Hal ini tentu dapat mempengaruhi
kondisi bayi yang dikandungnya.
Menurut Sumidarti (2011), kesehatan
gigi dan mulut yang buruk pada ibu
hamil dapat memberi efek terhadap janin
seperti bayi prematur dan berat badan

Ari Nugraha. 2015


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jl. Dukuh Kupang XXV / 54 Surabaya

lahir rendah disamping terhadap


kesehatan gigi dan mulut bayi nantinya.
Terdapat beberapa faktor-faktor
yang dapat memicu karies gigi pada ibu
hamil yang dinilai dengan menggunakan
kuisioner yaitu keteraturan menggosok
gigi, kontrol bumil ke dokter gigi,
mengkonsumsi makanan penyebab plak,
frekuensi membersihkan atau mencuci
mulut, dan mengikuti penyuluhanpenyuluhan tentang kesehatan gigi pada
ibu hamil.
Menurut Haumschild & Holloway
(2010), pada ibu hamil keteraturan
menggosok
gigi
dapat
menurun
dikarenakan mereka merasa kelelahan,
mual pada saat menyikat gigi dan terjadi
pendarahan gingival. Setelah dilakukan
pembagian kuisioner kepada ibu hamil,
ternyata keteraturan menggosok gigi ibu
hamil di Puskesmas III Denpasar Utara
Provinsi Bali tahun 2015 menunjukan
bahwa ketraturan sering menduduki
tingkat paling atas yaitu sebesar 42.1%
disusul keteraturan dengan intensitas
terkadang sebesar 40.4% sedangkan
tidak teratur dalam menggosok gigi
sebesar 17.5%. Disini dibuktikan bahwa
keteraturan menggosok gigi pada ibu
hamil tidak memiliki pengaruh besar
terhadap kejadian karies gigi.
Menurut Sumidarti (2011), pada
ibu
hamil
sebaiknya
dilakukan
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
dengan melakukan kontrol ke dokter
gigi karena ibu hamil memiliki resiko
yang tinggi terhadap perkembangan
kerusakan jaringan gigi dan periodontal,
selain itu kontrol ke dokter gigi juga
untuk berkonsultasi mengenai makanan
yang harus dihindari agar tidak terjadi
karies gigi. Setelah dilakukan pembagian
kuisioner kepada ibu hamil, ternyata
7

diketahui ibu hamil yang sering kontrol


ke dokter gigi sebesar 45.6% disusul ibu
hamil yang hanya terkadang sebesar
43.9% sedangkan yang tidak melakukan
kontrol ke dokter gigi hanya sebesar
10.5%. Disini kita mengetahui bahwa
ibu hamil di Puskesmas III Denpasar
Utara sudah sebagian besar sering
kontrol ke dokter gigi.
Menurut Sukarni & Margareth
(2013) pada ibu hamil terjadi perubahan
psikis yang lazim disebut ngidam,
yaitu keinginan terhadap hal-hal tertentu
yang tidak seperti biasanya misalnya
jenis makanan tertentu, tetapi juga
mungkin hal-hal lain. Pada kuisioner
terdapat beberapa pertanyaan mengenai
frekuensi konsumsi makanan penyebab
plak dan di peroleh hasil sebesar 45.6%
ibu hamil sering mengkonsumsi
makanan penyebab plak, disusul dengan
responden yang hanya terkadang
mengkonsumsi makanan penyebab plak
yaitu sebesar 43.3%, dan yang tidak
pernah
mengkonsumsi
makanan
penyebab plak hanya sebesar 10.5%.
Dengan ini kita mengetahui bahwa
sebagian besar ibu hamil sering
mengkonsumsi makanan penyebab plak,
dimana
plak
tersebut
dapat
menyebabkan terjadinya karies gigi.
Pada ibu hamil sekitar 60-70%
mengalami mual dan muntah pada
trimester pertama. Ibu hamil juga
cenderung
mengurangi
frekuensi
kebersihan gigi dan mulut karena
kelelahan dan rasa mual tersebut.
Menurut Haumschild & Holloway
(2010) muntah yang berkepanjangan
juga
dapat
berdampak
pada
perkembangan karies yang dikarenakan
peningkatan suasana asam pada gigi dan
rongga mulut. Oleh karena itu penting

Ari Nugraha. 2015


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jl. Dukuh Kupang XXV / 54 Surabaya

untuk
mengetahui
frekuensi
membersihkan atau mencuci mulut pada
ibu hamil. Setelah ibu hamil di berikan
beberapa pertanyaan untuk mengetahui
frekuensi membersihkan atau mencucui
mulut, didapatkan hasil dengan frekuensi
sering menduduki tingkat paling atas
yaitu sebesar 49.1% disusul dengan
intensitas terkadang yaitu sebesar 42.1%
sedangkan yang tidak membersihkan
atau mencuci mulut hanya sebesar 8.8%.
Berdasarkan hasil tersebut diketahui
bahwa sebagian besar ibu hamil di
Puskesmas III Denpasar Utara masih
tetap menjaga kebersihan gigi dan
mulutnya dan tidak dipengaruhi oleh
rasa kelelahan dan mual.
Ibu hamil sebaiknya mengikuti
penyuluhan-penyuluhan yang diadakan
oleh lembaga kesehatan agar bumil
mengetahui apa saja yang sebaiknya
dilakukan agar proses kehamilan
berjalan dengan lancar dan dapat
melahirkan bayi yang sehat. Puskesmas
III Denpasar Utara berlokasi diperkotaan
dimana para warganya memiliki aktifitas
yang padat tak terkecuali ibu hamil. Oleh
karena itu saya ingin mengetahui apakah
ibu-ibu hamil yang berkunjung ke
Puskesmas III Denpasar Utara mengikuti
penyuluhan-penyuluhan
tentang
kesehatan gigi yang diadakan oleh
lembaga kesehatan. Kemudian diperoleh
hasil sebagian besar responden ibu hamil
yang terkadang mengikuti penyuluhan
sebesar 43.9% disusul dengan yang
sering sebesar 42.1% sedangkan yang
tidak mengikuti penyuluhan hanya
sebesar 14%. Dengan ini saya
mengetahui bahwa ibu hamil yang
berkunjung ke Puskesmas III Denpasar
Utara sebagian besar telah mengikuti

penyuluhan-penyuluhan yang diadakan


oleh lembaga kesehatan.
Hubungan usia kehamilan dengan
kejadian karies gigi dibuktikan dengan
perubahan lingkungan disekitar gigi dan
hygiene yang semakin buruk saat masa
kehamilan
yang
menyebabkan
meningkatnya insiden karies gigi.
Berdasarkan pemeriksaan karies gigi
yang dilakukan oleh dokter gigi kepada
responden (ibu hamil) di Puskesmas III
Denpasar Utara didapatkan bahwa
sebagian besar ibu hamil yang
mengalami karies gigi berada pada usia
kehamilan trimester 2 dan trimester 3.
Menurut Jared & Bogges (2008),
faktor-faktor lainnya yang dapat
mendukung cepatnya proses karies pada
wanita hamil adalah lebih rendahnya pH
saliva ibu hamil, asupan makanan
mengandung
gula
yang
sering
dikonsumsi ibu hamil, rasa mual dan
muntah pada trimester pertama, dan
kecenderungan ibu hamil yang malas
membersihkan gigi mulutnya. Akibatnya
serangan asam pada plak yang
dipercepat dengan adanya asam dari
mulut karena mual atau muntah tadi
dapat mempercepat proses terjadinya
gigi berlubang. Gigi berlubang dapat
menyebabkan rasa ngilu bila terkena
makanan atau minuman dingin atau
manis. Bila dibiarkan tidak dirawat,
lubang akan semakin besar dan dalam
sehingga menimbulkan pusing, sakit
berdenyut
bahkan
sampai
mengakibatkan pipi menjadi bengkak.
(Kemenkes RI, 2012).
Perawatan gigi dan mulut dapat
dilakukan pada masa kehamilan dengan
aman, tetapi tenaga pelayanan kesehatan
gigi harus tetap mempertimbangkan
perlindungan terhadap ibu hamil dan

Ari Nugraha. 2015


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jl. Dukuh Kupang XXV / 54 Surabaya

janin yang sedang berkembang. Keadaan


ini menjadikan perhatian yang cukup
serius bagi tenaga pelayanan kesehatan
gigi dalam melakukan perawatan gigi
dan mulut. Tenaga pelayanan kesehatan
gigi juga harus menyadari bahwa pasien
yang dihadapi bukanlah pasien yang
selalu dalam kondisi kesehatan yang
optimal. Untuk itu kadang-kadang perlu
bagi tenaga pelayanan kesehatan gigi
untuk menunda perawatan gigi dan
mulut terutama pada akhir trimester III
dengan alasan pertimbangan riwayat
medis pasien. Konsultasi dengan dokter
ahli kandungan ada baiknya dilakukan
bila ibu hamil memiliki faktor risiko
terhadap perawatan yang akan dilakukan
(Kemenkes RI, 2012).
Peran Pemerintah RI dalam hal ini
dibuktikan dengan penandatanganan
Deklarasi Millennium Development
Goals (MDGs) dimana tujuan MDGs
adalah Pregnancy Risk Assessment
Monitoring System
(PRAMS) yaitu
memperbaiki
dan
meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut ibu hamil, ini
dikarenakan kesehatan gigi dan mulut
yang buruk pada ibu hamil dapat
memberi efek terhadap janin seperti bayi
prematur dan berat badan lahir rendah
disamping terhadap kesehatan gigi dan
mulut bayi nantinya (Sumidarti, 2011).

2.

3.

Denpasar Utara Provinsi Bali Tahun


2015.
Usia kehamilan yang banyak
mengalami karies gigi pada ibu
hamil di Puskesmas III Denpasar
Utara yaitu pada trimester 2 dan
trimester 3.
Faktor yang paling berpengaruh
sebagai pemicu karies gigi pada ibu
hamil di Puskesmas III Denpasar
Utara
kemungkinan
karena
mengkonsumsi makanan penyebab
plak.

Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas
maka dapat di ambil beberapa saran
sebagai berikut:
1. Perlu diadakan penelitian yang lebih
lanjut untuk meneliti hubungan
pengetahuan dan perilaku pada ibu
hamil dengan kejadian karies gigi
yang dimulai dari usia kehamilan
trimester I hingga trimester III pada
ibu hamil.
2. Diharapkan bagi ibu hamil untuk
selalu menjaga kebersihan rongga
mulut dengan selalu menyikat gigi
minimal 2 kali sehari dan kontrol
secara rutin ke dokter gigi untuk
mencegah karies gigi.
DAFTAR PUSTAKA

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pada penelitian yang
telah dilakukan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Bahwa ada hubungan antara usia
kehamilan ibu hamil dengan
kejadian karies gigi di Puskesmas III

Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan, (2013), Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas 2013), Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta
Sumidarti, Andi. 2011. Membangun
Kerjasama dalam Pengembangan
Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi

Ari Nugraha. 2015


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jl. Dukuh Kupang XXV / 54 Surabaya

dan Mulut pada Ibu Hamil. Fakultas


Kedokteran
Gigi
Universitas
Hasanuddin Sulawesi selatan.
Jared H, Boogges K. 2008. Periodontal
Disease and Adverse Pregnancy
Outcomes: A Review of the
Evidence and Implications for
Clinical Practice. J Dent. Hyginie,
hal. 3-24
Sukarni, I., Margareth, ZH. 2013.
Kehamilan, Persalinan, dan Nifas.
Yogyakarta: Nuha Medika, hal. 6570.
Cunningham, FG., Leveno, KJ., Bloom,
SL., Spong, CY., Dashe, JS.,
Hoffman, BL., Casey, BM.,
Sheffield, JS. Chapter 9: Prenatal
Care. In: Williams Obstetrics. 24
ed. 2014 hal.167-192.
Rohmah, N. 2010. Pendidikan Prenatal
Upaya Promosi Kesehatan Bagi Ibu
Hamil. Depok : Gramata Publishing,
hal. 44-49.
Firmansyah,
M.Adi.
2014.
Penatalaksanaan Gangguan Saluran
Cerna
dalam
Kehamilan.
Department Ilmu Penyakit Dalam
FKUI-RSUPN
Cipto
Mangunkusumo.
Niebyl JR. Nausea and Vomiting In
Pregnancy. N Engl J Med.
2010;363:1544-50.
Siddik D. Kelainan Gastrointestinal. In :
Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
Wiknjosastro GH, editors. Ilmu
Kebidanan. 4 Ed. Jakarta : PT

10

Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo; 2008.hal.814-28.
Jayanth K, Renee S, Ronald B, Howard
M, Robert B, Ronald B. 2006. Oral
health care during pregnancy and
early childhood: practice guidelines.
NYS dep of Health.
Haumschild M, Holloway SC. 2010. The
impact of maternal oral health
during pregnancy on the mother and
her baby.
Roberson,T.M,Lundeen,F.T.
2002.
Cariology : The Lesion, Etiology,
Prevention an Control. In Robeeson,
T.M,Heymann,O.H and Swift,J.E
Sturdevants Art & Science of
Operative Dentistry 4 ed Mosby
St.Louis London Sydney Toronto,
hal. 63-66.
Carranza FA,. Glickmans Clinical
Periodontology.
9th
Edition,
Philadelphia, W.B. Saunders. 2003,
hal: 110-19, 344-70.
Budiharto. 2002. Peran Kedokteran Gigi
Masyarakat dan Pencegahan Dalam
Pembangunan Kesehatan Gigi Di
Indonesia.
Jakarta,
Pidato
Pengukuhan Guru Besar FKG U.I.,
hal 1-10.
Tarigan, Rasinta. 2012. Karies Gigi.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, hal. 15-23.
Notohartojo, IT., dkk. 2011. Nilai Karies
Gigi pada Karyawan Kawasan
Industri di Pulo Gadung Jakarta.

Ari Nugraha. 2015


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jl. Dukuh Kupang XXV / 54 Surabaya

Media Litbang Kesehatan. Jilid 27.


No.2.
Tilakaratne A., Soory M., Ransinghe
AW., Corea SMX., Ekanayake SL.,
De Silva M. Periodontal Disease
Status During Pregnancy and 3
Mounths Post Partum in Rural
Population of Sri Lanka Women. J
Clin Periodontol 2000:27:787-92.
Budiarto, Eko. 2002. Metodologi
Penelitian Kedokteran. Jakarta:
EGC, hal. 13-15

11

Setiawan, Nugraha. 2007. Penentuan


Ukuran Sampel Memakai Rumus
Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan :
Telaah Konsep dan Aplikasinya.
Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran.
Depkes
RI.
2006.
Pedoman
Penyelenggaraan
Pelayanan
Kedokteran
Gigi
Keluarga.
Department Kesehatan RI, Jakarta.

Ari Nugraha. 2015


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jl. Dukuh Kupang XXV / 54 Surabaya

Anda mungkin juga menyukai