Ukuran tubuh dan kakinya amat besar. Ia memiliki sepasang gading dan sebuah belalai panjang yang amat menakutkan. Setiap kali ia melangkah, permukaan bumi seakan-akan berguncang dibuatnya. Tak hanya sampai di situ, ia juga memiliki teriakan yang cukup mengganggu pendengaran. Merusak telinga saja! Sungguh menyebalkan. Apa daya, tak ada satupun penghuni hutan yang berani padanya. Semua binatang sepakat memanggilnya Gajah Raksasa. Karena kemarau yang panjang, beberapa hari lalu ia memutuskan untuk pindah dari hutan asalnya dan menetap di sini. Sebenarnya itu bukanlah hal yang buruk. Namun sifat angkuh yang dimilikinya membuat sekumpulan binatang jengah, mengadakan musyawarah, dan berencana menggalang demonstrasi untuk mengusirnya dari hutan dimana ia tinggal sekarang. Berdasarkan gosip yang beredar di kalangan nyonya-nyonya binatang, Gajah Raksasa kerap bersikap semena-mena, mengambil makanan dan buah-buahan sesuka hatinya, bahkan saat berjalanpun ia nyaris tak pernah memperhatikan rumah dan sarang-sarang binatang yang dilaluinya. Suasana hutan yang pada mulanya damai dan tenteram berubah menjadi berantakan semenjak kedatangannya. kita harus segera mengusirnya dari sini kata Tuan Kancil. aku tidak mau ikut campur masalah ini..! sahut Pak Kelinci setengah ketakutan. Terjadi perdebatan yang cukup panjang di antara mereka yang hadir dalam musyawarah tersebut. Nyaris semuanya setuju Gajah Raksasa meninggalkan hutan itu. Tapi bagaimana caranya, itulah yang mereka tidak tahu.
Di tengah panasnya perdebatan yang terjadi di antara penduduk hutan,
tiba-tiba lirih terdengar suara seekor binatang ikut angkat bicara biar aku saja yang melakukannya ucap Ksatria Semut. kamu? dengan ukuran badanmu yang sekecil itu? Jangan bercanda haha seluruh binatang menertawainya. aku serius.. percayalah, serahkan semuanya padaku! baiklah, tapi bagaimana jika kamu gagal? Bisa habis hutan ini makin diacak-acak olehnya kali ini Pak Monyet yang menimpali. Ksatria Semut kemudian membisikkan sebuah rencana yang sudah disusunnya. Seluruh peserta musyawarah mengangguk-angguk, menyetujui buah pikirannya. Esok harinya, di hadapan para penghuni hutan, Ksatria Semut menantang Gajah Raksasa untuk bertanding dalam sebuah perlombaan. Barangsiapa yang kalah, maka ia harus meninggalkan hutan ini! Mendengar tantangan tersebut, wajah Gajah Raksasa menjadi geram. Ia merasa dipermalukan di hadapan para binatang penghuni hutan. mana mungkin aku bertanding melawan binatang yang ukurannya beribu-ribu kali lebih kecil dibanding aku? Gajah Raksasa tertawa terbahak-bahak sampai air ludahnya muncrat kemana-mana. apakah kamu takut? Mendengar perkataan Ksatria Semut, Gajah Raksasa semakin merasa dilecehkan. katakan padaku, apa tantanganmu itu? Tanya Gajah Raksasa. nanti malam, saat bulan sabit, kita akan bertanding di hadapan para penghuni hutan siapa diantara kita yang memiliki badan lebih besar ucap Ksatria Semut. haha,,, apa kau tidak salah? Sudah jelaskan siapa di antara kita yang memiliki badan lebih besar ucap Gajah Raksasa tapi Baiklah kalau itu yang kamu mau.. . *** Malampun tiba. Udara yang dingin semakin membuat penduduk hutan yang menonton pertandingan antara Ksatria Semut dan Gajah Raksasa ini semakin bergidik ketakutan. Ksatria Semut dan Gajah Raksasa juga sudah ada di tempat pertandingan. Mula-mula Gajah Raksasa dengan pongahnya berkata pada Ksatria Semut agar mundur dari pertandingan selagi belum dimulai. Tapi Ksatria Semut dengan mantap menolak.
Akhirnya pertandinganpun tak bisa dihindari lagi. dalam remang cahaya
bulan, Gajah Raksasa bersiap mengambil ancang-ancang. Dibusungkannya badannya tersebut hingga tampak dua kali lebih besar dari ukuran biasanya. Penduduk hutan yang menyaksikannya makin ketakutan. Jangan-jangan Ksatria Semut akan kalah dalam pertandingan ini. Gajah Raksasa makin tertawa lebar, seolah-olah dialah pemenangnya. Tak lama setelah Gajah Raksasa mengambil kuda-kuda untuk menginjak tubuh Ksatria Semut yang kecil itu, tubuh Ksatria Semut tiba-tiba perlahan berubah menjadi semakin besar dan kian membesar. Penduduk hutan takjub bukan main dibuatnya. Ukurannya terus bertambah hingga menyamai ukuran tubuh Gajah Raksasa. Ah, tidak. Kali ini ukurannya bertambah menjadi dua kali lebih besar dari ukuran Gajah Raksasa. Tak disangka-sangka sebelumnya, melihat ukuran Ksatria Semut yang semakin lama semakin besar tersebut, Gajah Raksasa kaget bukan main. Ia lari terbirit-birit keluar dari hutan dan tak pernah terlihat lagi. Fajarpun menyingsing mengusir gelap. Matahari terbit. Terlihatlah berjutajuta semut bersusun hingga membentuk ukuran yang begitu luar biasa besarnya. Itulah prajurit semut yang beberapa saat lalu, di bawah komando Ksatria Semut, berhasil membuat Gajah Raksasa lari terpingkalpingkal. Seluruh penghuni hutan bersorak dan berterima kasih pada Ksatria Semut yang telah sukses mengusir Gajah Raksasa dari hutan. Kehidupan di hutan pun kembali damai. Diambil dari : amirfahman.blogspot.com/2014/09/gajah-raksasa-dan-ksatriasemut.html