Anda di halaman 1dari 4

Urutan Presentasi

1. Penelitian ini mencoba mengungkap pengembangan model wisata minat


khusus pada Puri Kaba-Kaba yang mempunyai keunggulan unik, sebagai
destinasi minat khusus.
Seperti dikatakan oleh Weiler and Colin (1992) bahwa wisata minat khusus
bertumpu pada dua hal pokok, yakni: (1) novelty seeking yaitu motivasi pada
pencarian terhadap objek dan daya tarik wisata yang unik dan baru, (2) quality
seeking, yaitu motivasi pada pencarian bentuk-bentuk objek dan daya tarik
wisata yang mampu memberikan nilai manfaat yang berarti bagi wisatawan
2. Banyak potensi yang mendukung Puri Kaba-Kaba menjadi destinasi minat
khusus didukung oleh lingkungan sekitar puri terutama dalam potensi budaya
dan lingkungan yang lebih mengarah tidak hanya penikmatan pesona, tetapi
memberikan entitas budaya khas.
3. Sebagai ilustrasi saya tampilkan bagaimana Puri Kaba-kaba dibagi bagi dalam
beberapa area untuk memudahkan peneliti memetakan

Dengan didukung berbagai macam sejarah puri dimana sejarah Puri Kaba-Kaba yang
pada awalnya dibangun oleh Arya Belog, seorang arya dari Kediri di Jawa Timur. Puri
Kaba-kaba juga terdapat tradisi unik, yang masih dipertahankan seperti ketika lahan
pertanian masyarakat diserang hama maka masyarakat akan melakukan upacara untuk
bisa mengusir hama. Adapun nama upacara tersebut adalah (ngiring Ratu Dewayu
melancaran). Selanjutnya ada upacara menyucikan areal puri dengan nama mecaru
pada Yamaraja, dengan nyambleh di depan Puri.
Keunggulan tersebut adalah struktur Desa (Desa Tradisional dengan sistem nabuan
dan ngarangin), Lagam Rumah tempat tinggal yang masih mempertahankan arsitektur
tradisional Bali dan Pura Kuna

1. Zona Puri Puri dan unsur-unsur yang ada di dalamnya seperti arsitektur Puri
(Mandala, Merajan Agung, Kori Agung, Balai-Balai, Kori Meru), Arca-arca kuno
yang memiliki corak khas yang dipengaruhi oleh beberapa budaya dan religi terutama
arca-arca bercorak tantrayana. Ada pula arca yang menunjukkan harmonisasi dengan
budaya Cina. Benda-benda pusaka seperti keris, tombak, tameng. Dengan didukung
berbagai macam sejarah puri dimana sejarah Puri Kaba-Kaba yang pada awalnya
dibangun oleh Arya Belog
2. Zona Desa .struktur Desa (Desa Tradisional dengan sistem nabuan dan ngarangin),
Lagam Rumah tempat tinggal yang masih mempertahankan arsitektur tradisional Bali
dan Pura Kuna yang masih lestari sampai saat ini walau pada beberapa komponen di
beberapa pura yang ada di Kaba-Kaba sudah direnovasi
3. Zona Alam (pesona) (Pesona Alam) terdapat hamparan sawah berpetak-petak dan
terasering dan dikelilingi oleh Sungai dan dekat dengan pantai nyanyi.

4. Pada masing-masing DTW terdekat tersebut, tidaklah sama dengan Puri Kaba-Kaba
terutama potensi budaya yang ada. Adapun DTW yang dekat dengan Kaba-Kaba
yakni, 1. Tanah Lot (Barat Daya), 2.Kuta (Selatan), 3. Canggu (Selatan), 4. Taman
Ayun (Utara), 5. Alas Kedaton (Utara).

Atas dasar kriteria yang telah diuraikan tersebut dapat dikemukakan Puri Kaba-Kaba
dapat dijadikan produk wisata yang dikembangkan berdasarkan konsep pariwisata
budaya (cultural tourism), nilai historis, filosofis dan estetika tinggi yang dimiliki.

Evaluasi awal : kunjungan ke puri kaba implementasi


Full site evaluation : operasional banget sudah ada kunjungan wisatawan

Terdapat beberapa urgensi pengembangan wisata minat khusus di Puri Kaba-Kaba


yakni :
1. Terdapat potensi di Puri Kaba-Kaba sebagai daya tarik wisata yang unik dan
mengarah pada destinasi minat khusus melalui keanekaragaman budaya yang
khas Puri,
2. Belum adanya perencanaan dan pengembangan destinasi Puri di Bali
khususnya puri Kaba-Kaba sebagai daya tarik wisata minat khusus melalui
partisipasi masyarakat lokal,
3. Letak geografis desa Kaba-Kaba yang strategis bisa sebagai daerah tujuan
wisata baru yang mempunyai nilai jual tinggi kepada wisatawan.
4. Keanekaragaman budaya yang unik dan pesona alam yang khas di desa KabaKaba sebagai pendukung pengembangan puri Kaba-Kaba sebagai destinasi
wisata merupakan hal yang menarik untuk dikunjungi baik geografi fisik alam
dan sosial budayanya.

roadmapataupetajalanadalahrencanakerjarinciyangmenggambarkanapayangharusdilakukan
untukmencapaitujuan.
Selainitu,roadmapjugatentunyabisamengidentifikasipenelitianyangakandilakukanberdasakan
jangkawaktupenelitiandanprioritassertamitrayangbisadiajakbekerjasama.Sehinggapenelitian
yangdilakukanakanterasalebihbermakna,efektifdanefisien

Need analysis A gap between what is and what should be. (Witkin et al., 1995)
a) Necessities (Kebutuhan)
Kita
bisa
mengartikan
necessities
sebagai jenis kebutuhan yangditentukan
oleh tuntutan target
situasi,
yaitu apa
yang pembelajar harus
tahu agar
dapat
berfungsi secara efektif sesuai sasaran..
b) Lacks (Kekurangan)
Analisis terhadap kekurangan ini dilakukan untuk mengetahui jenis
kebutuhan yang dibutuhkan oleh pelajar.
c) Wants (Keinginan) kebutuhan itu tidak ada pada
keindependenan seseorang. Kebutuhan itu adalah gambaran
kebutuhan mereka yang didasarkan pada data yang berkaitan
dengan diri mereka dan lingkungannya.

Puri Kaba-Kaba memiliki keunggulan unik didukung oleh lingkungan sekitar puri
yang potensial digarap menjadi destinasi wisata minat khusus terutama dalam potensi
budaya dan lingkungan yang lebih mengarah tidak hanya penikmatan pesona, tetapi
memberikan edukasi budaya khas. Sampai saat ini belum mengetahui arah
pengembangannya dan belum pula mengetahui motivasi wisatawan, masyarakat
setempat dan industri pariwisata. Tujuan khusus yang hendak dicapai adalah: (1)
Untuk mengidentifikasi potensi apa saja yang bisa menjadi daya tarik utama puri
Kaba-Kaba kepada wisatawan, (2) Mengetahui persepsi masyarakat desa Kaba-Kaba
terhadap pengembangan pariwisata didesanya, (3) Pengembangan puri Kaba-Kaba
sebagai destinasi minat khusus. Berdasarkan tujuan tersebut maka urgensi penelitian
ini adalah sebagai berikut: (1) Terdapat potensi di Puri Kaba-Kaba sebagai daya tarik
wisata yang unik dan mengarah pada destinasi minat khusus melalui keanekaragaman
budaya yang khas Puri, (2) belum adanya perencanaan dan pengembangan destinasi
Puri di Bali sebagai daya tarik wisata minat khusus melalui partisipasi masyarakat
lokal, (3) letak geografis desa Kaba-Kaba yang strategis bisa sebagai daerah tujuan
wisata baru yang mempunyai nilai jual tinggi kepada wisatawan. (4) Keanekaragaman
budaya dan pesona alam di desa Kaba-Kaba sebagai pendukung pengembangan puri
Kaba-Kaba sebagai destinasi wisata merupakan hal yang menarik untuk dikunjungi
baik geografi fisik alam dan sosial budayanya.
Metode penelitian yang dilakukan adalah menggabungkan antara metode
survey (explorasi) dan metode kuantitatif deskriptif. Data kualitatif dan kuantitatif
yang diperoleh dari penelitian dihimpun kemudian disusun secara terstruktur.
Selanjutnya, data tersebut dianalisis untuk menjawab tujuan penelitan, yang meliputi
analisis: (a) existing condition mengidentifikasi potensi fisik dan dan non fisik puri
Kaba-kaba, (b) verifikasi dan (c) korelasional untuk mengetahui berbagai fenomena

yang terjadi dan hubungan-hubungan antar berbagai variabel yang terlibat. Pada tahun
pertama, penelitian difokuskan pada pemetaan kawasan yang dijadikan destinasi
minat khusus termasuk aspek sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Selanjutnya,
pada tahun kedua, penelitian difokuskan untuk mengembangkan model
pengembangan puri Kaba-Kaba sebagai destinasi minat khusus berdasar kajian
spasialnya. Pada tahun ketiga target penelitiannya adalah dapat mendatangkan
wisatawan ke Puri Kaba-Kaba.

Anda mungkin juga menyukai