TIKterstruktur 8
TIKterstruktur 8
PENDAHULUAN
Jika hanya tujuh puluh lima persen atau lebih dari jumlah anak didik yang
mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah
taraf minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya ditinjau
kembali.
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam
rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam
persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan
diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi
yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan
mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan
alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang
alat-alat evaluasi.
Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek
tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama
bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana
dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut,
setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non
formal apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan
perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial,
dan sebagai calon manusia seutuhnya.
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru
senantiasa
memanfaatkan
teknologi
pembelajaran
yang
mengacu
pada
Pemberian
Tugas
Terhadap
Mutu
TIK
Pada
Siswa
Kelas
B. Perumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa
permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas berpengaruh
terhadap Mutu TIK siswa kelas VIII
2. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas
terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII..
C. Tujuan Penelitian
Berdasar atas perumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran terstruktur dengan pemberian
tugas terhadap Mutu TIK siswa kelas VIII..
2. Untuk mengungkap pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas
terhadap motivasi belajar TIK siswa kelas VIII..
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang
berjudul . yang dilakukan oleh peneliti, dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
"Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas VIII. menggunakan
metode. dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka
dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas VIII akan lebih
baik dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
sebelumnya".
E.
Kegunaan Penelitian
1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
pembelajaran terstruktur dan pemberian tugas dalam pembelajaran TIK.
G. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang
meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas VIII..
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun ajaran
20xx/20xx.
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan membuat grafik dengan
microsoft excel.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
berubah tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI,
1996: 14).
Sependapat
dengan
pernyataan
tersebut
Sutomo
(1993:
68)
4. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain.
5. Menggunakannya dengan beragam cara.
6. Memprekdisikan sejumlah konsekuensinya.
7. Menyebutkan lawan atau kebalikannya.
Dalam banyak hal, otak tidak begitu berbeda dengan sebuah computer,
dan kita adalah pemakainya. Sebuah computer terntunya perlu di-on-kan untuk
bisa digunakan. Otak kita juga demikian. Ketika kegiatan belajar sifatnya pasif,
otak kita tidak on. Sebuah computer membutuhkan software yang tepat untuk
menginterpretasikan data yang diasumsikan. Otak kita perlu mengaitkan antara
apa yang dimasukkan. Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang diajarkan
kepada kita dengan apa yang telah kita ketahui dan dengan cara kita berpikir.
Ketika proses belajar sifatnya pasif, otak tidak melakukan pengkaitan ini dengan
software pikiran kita. Ujung-ujungnya, computer tidak dapat mengakses kembali
informasi yang dia olah bila tidak terlebih dahulu disimpan. Otak kita perlu
menguji informasi, mengikhtisarkannya, atau menjelaskan kepada orang lain
untuk dapat menyimpannya dalam bank ingatannya. Ketika proses belajar bersifat
pasif, otak tidak menyimpan apa yang telah disajikan kepadanya.
Apa yang terjadi ketika guru menjejali siswa dengan pemikiran mereka
sendiri (betapapun meyakinkan dan tertatanya pemikitan mereka) atau ketika guru
terlalu sering menggunakan penjelasan dan pemeragaan (demonstrasi) yang
disertai ungkapan, begini lho caranya? Menuangkan fakta dan konsep ke dalam
benak siswa dan menunjukan keterampilan dan prosedur dengan cara yang
Tentu saja, hanya ada sedikit siswa yang mutlak memiliki satu jenis cara
belajar. Grinder (1991) menyatakan bahwa dari setiap 30 siswa, 22 diantaranya
rata-rata dapat belajar dengan efektif selama gurunya mengahadirkan kegiatan
belajar yang berkombinasi antara .....isual, auditori dan kinestik. Namun, 8 siswa
siswanya sedemikan menyukai salah satu bentuk pengajaran dibanding dua
lainnya. Sehingga mereka mesti berupaya keras untuk memahami pelajaran bila
tidak ada kecermatan dalam menyajikan pelajaran sesuai dengan cara yang
mereka sukai. Guna memenuhi kebutuhan ini, pengajaran harus bersifat
mulitsensori dan penuh dengan .....ariasi.
Kalangan pendidikan juga mencermati adanya perubahan cara belajar
siswa. Selama lima belas tahun terakhir, Schroeder dan koleganya (1993) telah
menerapkan indikator tipe Myer-Briggs (MBTI) kepada mahasiswa baru. MBTI
merupakan salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam dunia
pendidikan dan untuk memahami fungsi perbedaan individu dalam proses belajar.
Hasilnya menunjukkan sekitar 60 persen dari mahasiswa yang masuk memiliki
orientasi praktis ketimbang teoritis terhadap pembelajaran, dan persentase itu
bertambah setiap tahunnya. Mahasiswa lebih suka terlibat dalam pengalaman
langsung dan konkret daripada mempelajari konsep-konsep dasar terlebih dahulu
dan baru kemudian menerapkannya. Penelitain MBTI lainnya, jelas Schroeder,
menunjukkan bahwa siswa sekolah menengah lebih suka kegiatan belajar yang
benar-benar aktif dari pada kegiatan yang reflektif abstrak, dengan rasio lima
banding satu. Dari semua ini, dia menyimpulkan bahwa cara belajar dan mengajar
aktif sangat sesuai dengan siswa masa kini. Agar bisa efektif, guru harus
menggunakan yang berikut ini: diskusi dan proyek kelompok kecil, presentasi
dan debat, dalam kelas, latihan melalui pengalaman, pengalaman lapangan,
simulasi, dan studi kasus. Secara khusus Schroeder menekankan bahwa siswa
masa kini bisa beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan kelompok dan belajar
bersama.
Temuan-temuan ini dapat dianggap tidak mengejutkan bila kita
mempertimbangkan secepatnya laju kehidupan modern. Dimasa kini siswa
dibesarkan dalam dunia yang segala sesuatunya berjalan dengan cepat dan banyak
pilihan yang tersedia. Suara-suara terdengar begitu menghentak merdu, dan
warna-warna terlihat begitu semarak dan menarik. Obyek, baik yang nyata
maupun yang maya, bergerak cepat. Peluang untuk mengubah segala sesuatu dari
satu kondisi ke kondisi lain terbuka sangat luas.
D. Sisi Sosial Proses Belajar
Karena siswa masa kini menghadapi dunia di mana terdapat pengetahuan
yang luas, perubahan pesat, dan ketidakpastian, mereka bisa mengalami
kegelisahan dan bersikap defensif. Abraham Maslow mengajarkan kepada kita
bahwa manusia memiliki dua kumpulan kekuatan atau kebutuhan yang satu
berupaya untuk tumbuh dan yang lain condong kepada keamanan. Orang yang
dihadapkan pada kedua kebutuhan ini akan memiliki keamanan ketimbang
pertumbuhan. Kebutuhan akan rasa aman harus dipenuhi sebelum bisa
sepenuhnya kebutuhan untuk mencapai sesuatu mengambil resiko, dan menggali
Menempatkan siswa dalam kelompok dan memberi mereka tugas yang menuntut
untuk bergantung satu sama lain dalam mengerjakannya merupakan cara yang
bagus untuk memanfaatkan kebutuhan sosial siswa. Mereka menjadi cenderung
lebih telibat dalam kegiatan belajar karena mereka mengerjakannya bersama
teman-teman. Begitu terlibat, mereka juga langsung memiliki kebutuhan untuk
membicarakan apa yang mereka alami bersama teman, yang mengarah kepada
hubungan-hubungan lebih lanjut.
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan
belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif dengan
cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang
diajarkan
siswa kepada
teman-temannya
memungkinkan
mereka
untuk
selesai
mengerjakan
tugas
tersebut
b.
c.
G. Materi TIK
Pada saat ini sedikit perhatian yang ditujukan pada pembelajaran TIK
dengan mengembangkan model-model yang sistematis. Pembelajaran dengan
ceramah dan tanya jawab merupakan strategi yang paling sering digunakan dalam
pembelajaran
TIK.
Guru
mendominasi
pembicaraan
dan
buku-buku
kon.....ensional masih merupakan sumber belajar yang primer. Dengan cara yang
seperti ini tidak mengherankan kalau siswa cenderung secara umum apatis
terhadap gejala sosial. Karena yang ditemukan dalam pembelajaran TIK hanya
fakta-fakta dan bukan ide-ide (Armento: 1986) sebagai mana dikutip Karwono
(1993: 61).
Sebagian besar penelitian tentang pembelajaran TIK telah mengkaji
hubungan antara teknik-teknik pembelajaran dan pengaruhnya terhadap Mutu
siswa. Penelitian banyak dilakuakn untuk menjelaskan hubungan-hubungan yang
stabil antara fenomena-fenomena pembelajaran yang dipilih. Penelitian pada
variabel pembelajaran cenderung untuk menggambarkan perhatian umum di
bidang teknik penyelidikan ino.....atif dan reflektif. Topik-topik yang lain
menggambarkan refleksi sifat dari pembelajaran TIK dan kurangnya konsensus
pada definisi yang jelas dari tujuan TIK. Perilaku siswa dianggap sebagai hasil
pembelajaran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan mereka dalam
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu
seperangkat
rencana
dan
pengaturan
tentang
kegiatan
X
N
Dengan
: X
= Nilai rata-rata
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkan pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas.
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alatalat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengolaan pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 6 September ..... di kelas VIII dengan jumlah siswa 34 siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan
bersamaan
dengan
Nilai
Keterangan
T
TT
12
5
1
70
2
70
3
60
4
70
5
60
6
80
7
70
8
60
9
80
10
80
11
80
12
60
13
70
14
70
15
60
16
70
17
80
Jumlah
1190
Jumlah Skor 2400
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3400
% Skor Tercapai 70,58
Keterangan:
No. Urut
Nilai
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Jumlah
80
80
60
80
60
80
70
70
60
80
70
60
80
80
60
80
60
1210
Keterangan
T
TT
11
6
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
: 23
: 11
Klasikal
: Belum tuntas
Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus I
70,58
23
67,65
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan
3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa
sehingga siswa bisa lebih antusias.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat
pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
II
Nilai
Keterangan
T
TT
14
3
1
80
2
60
3
80
4
80
5
80
6
60
7
70
8
90
9
70
10
80
11
80
12
70
13
80
14
60
15
80
16
80
17
80
Jumlah
1280
Jumlah Skor 2520
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3400
% Skor Tercapai 74,11
Keterangan:
No. Urut
Nilai
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Jumlah
80
60
80
70
70
70
60
90
80
60
80
80
80
60
80
70
70
1240
Keterangan
T
TT
13
4
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
: 27
:7
Klasikal
: Belum tuntas
Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus II
74,11
27
79,41
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
III
siswa 34 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan
pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah
sebagai berikut
Nilai
1
60
2
80
3
80
4
70
5
70
6
90
7
80
8
60
9
80
10
90
11
70
12
80
13
60
14
80
15
80
16
70
17
70
Jumlah
1270
Jumlah Skor 2600
Keterangan
T
TT
14
3
No. Urut
Nilai
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Jumlah
80
90
80
70
80
60
80
90
80
70
80
70
80
90
80
70
80
1330
Keterangan
T
TT
16
1
Keterangan:
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
: 30
:4
Klasikal
: Tuntas
Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
penerapan belajar aktif. Dari data-data yang telah diperoleh dapat
duraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing
aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan
pada
siklus-siklus
sebelumnya
sudah
mengalami
C. Pembahasan
1. Ketuntasan Mutu Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
terstrutur dengan pemberian tugas memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin
mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah
disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II,
dan III) yaitu masing-masing 67,65%, 79,41%, dan 88,23%. Pada siklus III
ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas dalam setiap siklus
mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap proses mengingat
kembali materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang
terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran TIK dengan pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas
yang paling dominan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru,
dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa
aktivitas isiwa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan
untuk
aktivitas
guru
selama
pembelajaran
telah
melaksanakan langkah-langkah belajar aktif dengan baik. Hal ini terlihat dari
aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan
mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan, memberi umpan
balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup
besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas memiliki dampak positif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (67,65%), siklus II
(79,41%), siklus III (88,23%).
2. Penerapan pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas mempunyai
pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang
ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa
tertarik dan berminat terhadap pembelajaran terstruktur dengan pemberian
tugassehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar TIK lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas
memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.
Ardana, Wayan. 1980. Beberapa Metode Statistik Untuk Keperluan Penelitian
Pendidikan. Malang: Swadaya.
Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilaian Program Pendidikan. Proyek Pengembangan
LPTK Depdikbud. Dirjen Dikti.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:
Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. ...... Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon,
Inc. Boston.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses
Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Fakultas Tarbiyah IAIN Antasasi. Banjarmasin.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi
Uni.....ersitas Gajah Mada. Yoyakarta.
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
KARYA ILMIAH
OLEH
NIP: ..
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil
penelitian yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan ...
.hasil karya dari:
Nama
NIP
Unit Kerja
: ...
Judul
NPA:
Kepala ..
..
NIP: ..
Karya Ilmiah ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi penetapan angka kredit
kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional guru. Karya ilmiah ini tidak
dipublikasikan tetapi telah disetujui dan disahkan untuk didokumentasikan di
perpustakaan
Pada Hari
Tanggal
Pustakawan
.
.
Kepala
.
NIP: ..
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan
karya ilmiah dengan judul Model Pembelajaran Terstruktur Dengan Pemberian
Tugas Terhadap Mutu Bidang Studi TIK Pada Siswa Kelas VIII. Tahun Pelajaran
20xx/20xx, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di
perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan
karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam
rangka pembinaan karya ilmiah remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada:
1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kab..
2. Yth. Ketua PD II PGRI Kab..
3. Yth. Rekan-rekan Guru .
4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis
harapkan.
Penulis
ABSTRAK
, 2005. Model Pembelajaran Terstruktur Dengan Pemberian Tugas Terhadap
Mutu Bidang Studi TIK Pada Siswa Kelas VIII.. Tahun
Pelajaran 20xx/20xx
Kata Kunci: belajar TIK, pembelajaran terstruktur
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka
melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan
itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode
mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena
itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus
memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes
dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Penelitian berdasarkan permasalahan, (a) Apakah pembelajaran terstruktur
dengan pemberian tugas berpengaruh terhadap Mutu TIK? b) Bagaimanakah
pengaruh pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas terhadap motivasi belajar
siswa?
Tujuan penelitian tindakan ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh
pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas terhadap Mutu TIK. (b) Untuk
mengungkap pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas terhadap motivasi
belajar TIK siswa kelas .
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas
VIII. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi
kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (67,65%), siklus II (79,41%),
siklus III (88,23%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran terstruktrur
dengan pemberian tugas dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa
., serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif pembelajaran TIK.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i
Halaman Pengesahan .......................................................................................
ii
.....
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................
C. Tujuan Penelitian ...............................................................
D. Kegunaan Penelitian .........................................................
E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................
F. Definisi Operasional variabel Penelitian ..........................
G. Batasan Masalah ................................................................
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran ............................................................
B. Bagaimana Otak Bekerja.........................................................
C. Gaya Belajar............................................................................
D. Sisi Sosial Proses Belajar ..
E. Pembelajaran Terstruktur...
F. Mutu TIK.. ...................
G. Materi TIK.....
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian .............................
B. Rancangan Penelitian ........................................................
C. Instrumen Penelitian ........................................................
D. Metode Pengumpulan Data ................................................
E. Teknik Analisis Data ........................................................
BAB
I.....
BAB
.....
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................
B. Saran ..................................................................................