Anda di halaman 1dari 17

ASETOSAL

Indikasi:
profilaksis penyakit serebrovaskuler atau infark miokard.
Peringatan:
asma; hipertensi yang tak terkendali, tukak peptik, gangguan hati, gannguan ginjal, kehamilan.
Interaksi:
lihat lampiran I (asetosal).
Kontraindikasi:
anak di bawah 16 tahun dan yang menyusui (sindrom Reye) (4.7.1); tukak peptik yang aktif;
hemofilia dan gangguan perdarahan lain.
Efek Samping:
bronkospasme; perdarahan saluran cerna (kadang-kadang parah), juga perdarahan lain (misal
subkonjungtiva).
Dosis:
lihat keterangan di atas.

DIGOKSIN
Indikasi:
Gagal jantung, aritmia supraventrikular (terutama fibrilasi atrium)
Peringatan:
Infark jantung baru; sindrom penyakit sinus; penyakit tiroid; kurangi dosis pada usia lanjut (lihat
lampiran 3); hindari hipokalemia dan pemberian intravena yang sangat cepat (nausea dan risiko
aritmia); gangguan fungsi ginjal; kehamilan (lihat lampiran 2).
Interaksi:

Digoksin dapat diadsorpsi bila diberikan bersama kolestiramin, kolestipol, kaolin/pektin atau
karbo-adsorbens. Karena itu pemberian digoksin harus berjarak paling sedikit 2 jam sebelum
atau sesudah pemberian obat-obat di atas. Pemberian bersama kinidin menaikkan kadar digoksin
plasma sampai sekitar 70-100%. Hal tersebut diperkirakan karena kinidin mengurangi klirens
ginjal dan volume distribusi digoksin (terjadi perpindahan digoksin dari otot skelet). Dengan
demikian dosis digoksin harus dikurangi sampai 50% dan dilakukan pemantauan kadar digoksin
plasma. Verapamil, suatu antagonis kalsium menunjukkan interaksi yang sama dengan kinidin.
Obat antiaritmia yang lain seperti prokainamid, disopiramid, dan meksiletin tidak menunjukkan
interaksi seperti kinidin, lihat lampiran 1 (Glikosida jantung).
Kontraindikasi:
Blok jantung komplit yang intermiten; blok AV derajat II; aritmia supraventrikular karena
sindrom Wolf-Parkinson-White; takikardi atau fibrilasi ventrikular; kardiomiopati obstruktif
hipertrofik.
Efek Samping:
Biasanya karena dosis yang berlebihan, termasuk anoreksia, mual muntah, diare, nyeri abdomen,
gangguan penglihatan, sakit kepala, rasa capai, mengantuk, bingung, pusing; depresi; delirium,
halusinasi; aritmia, blok jantung; rash yang jarang; iskemi usus; ginekomastia pada pemakaian
jangka panjang; trombositopenia.
Dosis:
oral, untuk digitalisasi cepat: 1-1,5 mg/24 jam dalam dosis terbagi; bila tidak diperlukan cepat:
250 - 500 mcg sehari (dosis lebih tinggi harus dibagi).
Dosis penunjang, 62,5500 mcg sehari tergantung pada fungsi ginjal, dan pada fibrilasi atrial,
pada respon denyut jantung. Dosis penunjang biasanya berkisar 125250 mcg/hari (pada usia
lanjut 125 mcg/hari).
Pada keadaan gawat darurat/akut, dosis muatan diberikan secara infus intravena, 250500 mcg
dalam 1520 menit, diikuti dengan sisanya dalam dosis terbagi tiap 4-8 jam (tergantung dari
respon jantung) sampai total dosis muatan 0,51 mg tercapai. Bila memungkinkan dilakukan
monitoring kadar plasma digoksin, sampel darah diambil paling sedikit 6 jam setelah suatu dosis
diberikan.
Penggunaan:
http://pionas.pom.go.id/monografi/digoksin

Nama Generik Asetosal


Nama
dan
O-Acetylsalicylic acid; 2-Acetoxybenzoic acid.
Struktur C9H8O4 = 180.2.1
Kimia

Rumus
Bangun
Deskri
psi
Ph Eur. 6.2 (Asam asetilsalisilat, Aspirin BP 2008).
Serbuk kristal putih atau hampir putih, l atau kristal berwarna. sedikit larut
dalam air, bebas larut dalam alkohol.
Fisikoki USP 31 (Aspirin). Kristal putih, biasanya tubular atau jarum,atau bubuk kristal
mia
putih, tidak berbau atau memiliki bau samar.
Stabil di udara kering, dalam udara lembab secara bertahap dihidrolisa menjadi
salisilat dan asam asetat. Larut dalam air 1 : 300, Alkohol 1: 5, Kloroform 1: 17,
Eter 1 : 10-15, sedikit larut dalam eter absolut. 1
Keteran
gan
Tidak ada data
Lain
Golongan
Analgesik, antipiretik, antiinflamasi nonsteroid, antiplatelet
Aptor, Ascardia, Aspilets, Astika, Aspirin, Cardio Aspirin, Farmasal, Glocar,
Nama Dagang
Miniaspi, Norspirinal, Thrombo Aspilets
Nyeri ringan sampai sedang, peradangan, dan demam, dapat digunakan sebagai
profilaksis infark miokard, pencegahan stroke dan / atau transient ischemic
episode, manajemen rheumatoid arthritis, demam rematik, osteoarthritis, dan
Indikasi
gout (dosis tinggi) , terapi tambahan pada prosedur revaskularisasi (graft bypass
arteri koroner [CABG], perkutan transluminal koroner angioplasty [PTCA],
endarterektomi), implantasi stent
Perhatian Pada
Dosis rendah telah digunakan dalam pencegahan pre-eklampsia, komplikasi
Penggunaan
yang terkait dengan gangguan autoimun seperti lupus atau sindrom antifosfolipid
Off Label
Dosis, Cara
Dewasa
Pemakaian,
Analgesik dan Antipiretik : 325-650 mg setiap 4-6 jam (maksimum : 4 g sehari)
Frekuensi dan Antiinflamasi : 2,4-3,6 g per hari dalam dosis terbagi
Lama
Stroke iskemik akut : 150-325 mg sekali sehari dimulai dalam 48 jam (pada

Pemberian

Farmakologi

Stabilitas dan
Penyimpanan

Kontraindikasi

Peringatan dan
atau Perhatian

Reaksi Obat
yang Tidak
Dikehendaki

Intera Dengan
ksi
Obat
Lain

pasien yang tidak mendapatkan alteplase dan tidak mendapatkan antikoagulan


sistemik)
Stroke (kardioemboli, kontraindikasi antikoagulan) : 75-325 mg sekali sehari)
Stroke (nonkardioemboli, prevensi sekunder) : 81 mg sekali sehari
Atrial Fibrilasi (pasien risiko rendah stroke iskemik) : 75-325 mg sekali sehari
CABG : 75-100 mg sekali sehari (dosis lazim : 81 mg sekali sehari))
Mencegah Miokard infark : 75-162 mg sekali sehari (lazimnya 81 mg sekali
sehari)
Miokard infark : 162-325 mg sekali sehari
ANAK di bawah 16 tahun tidak direkomendasikan (lihat Sindrom Reye, di atas)
Durasi: 4-6 jam
Absorbsi :cepat
Distribusi: Vd: 10 L; mudah ke sebagian besar cairan tubuh dan jaringan
Metabolisme: Hidrolisa ke salisilat (aktif) oleh esterases di GI mukosa, sel darah
merah, cairan sinovial, dan darah, metabolisme salisilat terjadi terutama oleh hati
konjugasi, jalur metabolisme yang saturable
Bioavailabilitas : 50% sampai 75% mencapai sirkulasi sistemik
Waktu Paruh : obat Induk: 15-20 menit; Salisilat (tergantung dosis): 3 jam pada
dosis rendah (300-600 mg), 5-6 jam (setelah 1 g), 10 jam dengan dosis yang
lebih tinggi
Waktu untuk puncak, serum : 1-2 jam
Ekskresi: Urin (75% sebagai asam salicyluric, 10% sebagai asam salisilat)
Supositoria dalam lemari es, tidak membeku. Hidrolisis aspirin terjadi setelah
terpapar air atau udara yang lembab, sehingga salisilat dan asetat, yang memiliki
bau cuka-seperti. Jangan gunakan jika bau yang kuat hadir.
Hipersensitif salisilat, NSAID lainnya, atau komponen formulasi, asma, rinitis,
polip hidung, gangguan perdarahan (termasuk faktor VII dan faktor IX
defisiensi), jangan digunakan pada anak-anak (<16 tahun) untuk viral infeksi
(cacar air atau gejala flu), dengan atau tanpa demam, karena hubungan potensial
dengan sindrom Reye, kehamilan (trimester ke-3 khususnya)
Tidak menghancurkan lepas lambat atau tablet salut enterik. Minum obat dengan
makanan atau segelas penuh air atau susu untuk meminimalkan distress GI.
Untuk infark miokard akut, pasien harus mengunyah tablet.
Pengaruh terhadap kehamilan :
Pada umumnya ringan dan jarang tapi tinggi kejadian iritasi pada gastrointestinal dengan sedikit kehilangan darah tanpa gejala, peningkatan waktu
perdarahan, Reaksi bronchospasm dan kulit di hipersensitif pasien.
Reaksi merugikan dengan semua obat yang dapat mempengaruhi hemostasis,
perdarahan berhubungan dengan aspirin. Perdarahan dapat terjadi di hampir
setiap situs. Risiko tergantung pada beberapa variabel, termasuk dosis,
penggunaan bersamaan beberapa agen yang mengubah hemostasis, dan
kerentanan pasien.
Kontrasepsi hormonal : menurunkan aspirin. Sebaliknya kadang-kadang
kegagalan IUD tembaga karena adanyainteraksi dengan aspirin
Kortikosteroid :Tingkat serum salisilat dikurangi dengan kortikosteroid, dan

karena itu tingkat salisilat akan naik.


Penggunaan bersamaan meningkatkan risiko perdarahan gastrointestinal dan
ulserasi.
Diuretik loop : Aspirin dapat mengurangi efek diuretik dari bumetanide,
furosemide, dan piretanide, dan kombinasi aspirin dan furosemide dapat
meningkatkan risiko gagal ginjal akut dan toksisitas salisilat.
Heparin :Meskipun penggunaan bersamaan diindikasikan dalam situasi tertentu
(seperti sindrom koroner akut ), sedikit meningkatkan risiko perdarahan , dan
dapat berkontribusi untuk pengembangan epidural atau tulang belakang
hematoma setelah anestesi epidural .
Kaolin : Kaolin-pektin menyebabkan sedikit pengurangan penyerapan aspirin
Heparin : Meskipun penggunaan bersamaan ditunjukkan dalam situasi tertentu
(seperti sindrom koroner akut), penggunaan gabungan sedikit meningkatkan
risikoperdarahan. Inhibitor ACE: Salisilat dapat mengurangi efek antihipertensi
ACE Inhibitor. 100 mg dosis aspirin tampaknya tidakmenyebabkan masalah,
sedangkan dosis 300 mg tampaknya signifikan mempengaruhi ACE Inhibitor
keberhasilan.
Metotreksat : Aspirin mengurangi clearance metotreksat. penggunaan bersama
dapat meningkatkan kejadian toksisitas (pansitopenia, pneumonitis).
Metoclopramide : meningkatkan tingkat aspirinFenitoin : aspirin meningkatkan
efek fenitoin
Vitamin C : Aspirin mengurangi penyerapan vitamin C sekitar sepertiga.4
Makanan menunda penyerapan aspirin tetapi tidak mempengaruhi jumlah
keseluruhan diserap.
Dengan
Hindari makanan jika analgesia cepat diperlukan . Aspirin lebih baik diminum
Makana
dengan atau setelah makan untuk meminimalkan iritasi lambung.
n
Buah-buahan segar yang mengandung vitamin C: terjadi peningkatan ekskresi
aspirin.
Monitoring
Munculnya efek samping
Pasien
Bentuk dan
Kekuatan
Tablet : 80 mg, 100 mg, 160 mg, 500 mg
Sediaan
1. Martindale 36th ed., p. 20 2. Drug Information Handbook 17th ed
3. BNF 61 p. 258
Daftar Pustaka
4. Stockley 2010, p.100-105
5. MIMS 2013, p. 88-95
http://pio.binfar.depkes.go.id/

Asetosal

Analgesik, antipiretik,
antiinflamasi nonsteroid,
antiplatelet

Aptor, Ascardia, Aspilets, Astika, Aspirin, Cardio


Aspirin, Farmasal, Glocar, Miniaspi, Norspirinal,
Thrombo Aspilets

Nama Generik
Nama dan
Struktur
Kimia

Deskripsi

Digoksin
Digoksiini; Digoksin; Digoksinas; Digoksyna; Digoxina; Digoxine;
Digoxinum; Digoxosidum.
C41H64O14 = 780,9.1

Rumus
Bangun

Fisikokimia
Keterangan
Lain
Golongan
Nama Dagang
Indikasi
Perhatian Pada
Penggunaan Off Label
Dosis, Cara Pemakaian,
Frekuensi dan Lama
Pemberian

Serbuk putih atau hampir putih atau kristal tidak berwarna. Praktis
tidak larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol, larut pada campuran
antara diklorometan dan metil alkohol.1
Digoksin adalah salah satu glikosida jantung dari daun Digitalis lanata
(Scrophulariaceae).1
Antiaritmia, glikosida jantung, obat kardiovaskular, obat dengan efek
inotropik.1,2,3,4
Digoksin Sandoz; Fargoxin;Digoksin Indo Farma, Digoksin NI,
Lanoxin.5,6
Gagal jantung, atrial fibrilasi.1,2,3,4
Supraventricular tachycardia pada fetus.2,4
Dewasa:
Atrial fibrasi : rute pemberian IV atau Oral; dosis muatan 0,25 mg
setiap 2 jam sampai maksimal 1,5 mg, dosis pemeliharaan 0,125-0,375
mg/hari.2,3,4
Untuk memperoleh efek digitalis cepat
Rute pemberian IV atau IM: diberikan dosis 8-12 mcg/kg (berikan 1/2
dari total dosis muatan terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan 1/4
dosis dari total dosis muatan setiap 6-8 jam selama 2 kali pemberian),
dosis pemeliharaan 2,4-3,6 mcg / kg sekali sehari dosis dapat
ditingkatkan setiap 2 minggu berdasarkan respon klinis, kadar obat, dan
toksisitas.2,3
Rute pemberian oral (tablet): total dosis muatan 10-15 mcg/kg (berikan
1/2 dari total dosis muatan terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan
1/4 dosis dari total dosis muatan setiap 4-8 jam selama 2 kali
pemberian), untuk dosis pemeliharaan harian atau digitalisasli bertahap,
berikan 3,4-5,1 mcg/kg sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan setiap 2
minggu.
Gagal jantung :
Rute pemberian IV atau IM:untuk memperoleh efek digitalis cepat:
dosis muatan 8-12 mcg/kg (berikan 1/2 dari total dosis muatan terlebih
dahulu, kemudian diikuti dengan 1/4 dosis dari total dosis muatan
setiap 6-8 jam selama 2 kali pemberian), dosis pemeliharaan 2,4-3,6
mcg/kg sekali sehari dosis dapat ditingkatkan setiap 2 minggu

berdasarkan respon klinis, kadar obat, dan toksisitas.2


Rute oral (tablet): untuk memperoleh efek digitalis cepat: dosis muatan
10-15 mcg/kg (berikan 1/2 dari total dosis muatan terlebih dahulu,
kemudian diikuti dengan 1/4 dosis dari total dosis muatan setiap 4-8
jam selama 2 kali pemberian), untuk dosis pemeliharaan harian atau
digitalisasli bertahap, berikan 3,4-5,1 mcg/kg sekali sehari dan dosis
dapat disesuaikan setiap 2 minggu, (larutan oral) dosis pemeliharaan 3
mcg/kg sekali hari, dosis dapat disesuaikan sesuai kebutuhan.2,4
Anak-anak:
Gagal jantung :
Rute pemberian IV atau IM: dosis untuk mendapatkan efek digitalis
cepat pada bayi prematur adalah15-25 mcg/kg; bayi lahir dengan usia
kandungan penuh adalah 20-30mcg/kg; bayi usia 1-24 bulan adalah 3050 mcg/kg; anak usia 2-5 tahun adalah 25-35mcg/kg; anak usia 5-10
tahun adalah 15-30mcg/kg; anak usia >10 tahun adalah 8-12mcg/kg;
berikan 1/2 dari total dosis muatan terlebih dahulu, kemudian diikuti
dengan 1/4 dosis dari total dosis muatan setiap 6-8 jam selama 2 kali
pemberian. Sedangkan dosis penjagaan untuk bayi prematur adalah
1,9-3,1mcg/kg dua kali sehari; bayi lahir dengan usia kandungan penuh
adalah 3-4,5 mcg/kg dua kali sehari; bayi usia 1-24 bulan adalah 4,57,5 mcg/kg dua kali sehari; anak usia 2-5 tahun adalah 3,8-5,3mcg/kg
dua kali sehari; anak usia 5-10 tahun adalah 2,3-4,5mcg/kg dua kali
sehari; anak usia >10 tahun adalah 2,4-3,6 mcg/kg satu kali per hari.
Dosis dapat ditingkatkan setiap 2 minggu berdasarkan respon klinis,
konsentrasi obat dalam darah, dan toksisitas.2,3,4
Rute pemberian oral (solution): dosis muatan untuk mendapatkan efek
digitalis cepat pada bayi prematur adalah 20-30mcg/kg; bayi lahir
dengan usia kandungan penuh adalah 25-35mcg/kg; bayi usia 1-24
bulan adalah 35-60 mcg/kg; anak usia 2-5 tahun adalah 30-45 mcg/kg;
anak usia 5-10 tahun adalah 20-35 mcg/kg; anak usia >10 tahun adalah
10-15 mcg/kg; berikan 1/2 dari total dosis muatan terlebih dahulu,
dosis selanjutnya dapat diberikan jika terdapat indikasi setiap 4-8jam.
Sedangkan dosis penjagaan untuk bayi prematur adalah 2,3-3,9 mcg/kg
dua kali sehari; bayi lahir dengan usia kandungan penuh adalah 3,8-5,6
mcg/kg dua kali sehari; bayi usia 1-24 bulan adalah 5,6-9,4 mcg/kg dua
kali sehari; anak usia 2-5 tahun adalah 4,7-6,6mcg/kg dua kali sehari;
anak usia 5-10 tahun adalah 2,8-5,6 mcg/kg dua kali sehari; anak usia
>10 tahun adalah 3-4,5 mcg/kg satu kali per hari.2,3,4
Rute pemberian oral (tablet): dosis muatan untuk mendapatkan efek
digitalis cepat pada anak usia 5-10 tahun adalah 20-45 mcg/kg; berikan
1/2 dari total dosis muatan terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan
1/4 dosis dari total dosis muatan setiap 4-8 jam selama 2 kali
pemberian. Dosis penjagaan atau untuk efek digitalisasi bertahap
adalah 3,2-6,4 mcg/kg dua kali sehari.
Dosis muatan untuk mendapatkan efek digitalis cepat pada anak usia
>10 tahun adalah 10-15mcg/kg; berikan 1/2 dari total dosis muatan

Farmakologi

terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan 1/4 dosis dari total dosis
muatan setiap 4-8 jam selama 2 kali pemberian. Dosis penjagaan atau
untuk efek digitalisasi bertahap adalah 3,4-5,1 mcg/kg satu kali sehari.
Dosis dapat disesuaikan setiap 2 minggu.2,4
Catatan: Penggantian bentuk sediaan dari oral atau IM menjadi IV
perlu dilakukan penurunan dosis lebih kurang 20-25%.3
Mekanisme kerja obat:
Digoxin menghambat natrium-kalium ATPase, yang meningkatkan
konsentrasi natrium intraseluler dan menyebabkan peningkatan
konsentrasi kalsium intraseluler. Efek otonom ini meliputi tindakan
vagomimetic dan sensitisasi baroreseptor yang berdampak pada aksi
inotropik positif, mengurangi respon simpatik dan penurunan output
sistem renin-angiotensin (penonaktifan neurohormonal).2,3,4
Parameter farmakodinamik/farmakokinetik
Absrpsi:1,2,3,4
Bioavailabilitas tablet: 60-80%; larutan oral: 70-85%. Efek adanya
makanan: mengurangi kecepatan absorpsi tanpa mengurangi total dosis
yang diabsorpsi. Akan tetapi diet tinggi serat dapat berdampak pada
penurunan jumalh dosis yang diabsorpsi.
Catatan: perbedaan bioavailabilitas antar sediaan dogoxin harus
diperhatikan apabila terjadi perpindahan sediaan dari IV menjadi oral
atau IM dan sebaliknya karena berpengaruh pada perhitungan dosis.
Perhatikan catatan perhitungan dosis pada kolom dosis.3
Mula kerja obat: oral: 1-2 jam; IV : 5-30 menit.Waktu mencapai efek
puncak: mengendalikan denyut jantung: oral : 2-8 jam; IV : 1-6
jam.Lama kerja obat : dewasa : 3-4 hari.
Absorpsi terjadi melalui difusi pasif pada usus halus bagian atas.
Adanya makanan dapat menunda proses absorpsi tetapi tidak
mempengaruhi jumlah yang diabsorbsi.
Distribusi :1,2,3,4
Vd: 475-500L. Vd pada penderita hipertiroid meningkat, sedangkan
pada penderita hipotiroid menurun. Vd pada gangguan ginjal
berkurang.
Fungsi ginjal normal : 6-7 L/kg.
Gagal ginjal kronik : 4-6 L/kg.
Bayi lahir dari ibu dengan masa kehamilan cukup: 7,5-10L/kg.
Anak-anak : 16 L/kgIkatan obat dengan protein (protein binding) : 2530%.
Metabolisme :1,2,3,4
Melalui hepar: 13% (tidak tergantung pada CYP450).
Metabolit yang dihasilkan: 3 beta-digoxigenin, 3-keto-digoxigenin,
konjugat glucuronide dan sulfat, digoxigenin bisdigitoxoside,
digoxigenin monodigitoxoside. Enzim pemetabolisme dan transporter:
substrat p-glycoprotein. melalui sequential sugar hydrolysis dalam
lambung atau melalui reduksi cincin lakton oleh bakteri di intestinal ,
metabolisme diturunkan dengan adanya gagal jantung kongestif

Stabilitas dan
Penyimpanan

Kontraindikasi
Peringatan dan atau
Perhatian

Ekskresi :1,2,3,4
Renal: 50-70% dalam bentuk tidak berubah. Melalui feses: 3-5%.
Melalui bilier: 6-8%. Digoxin tidak didialisis pada penderita dengan
hemodialisis dan peritoneal dialisis.
T eliminasi: 1,5-2 hari. Pada pasien anuria: 3,5-5 hari.
T eliminasi: parent drug: 38 jam sedangkan untuk metabolit:
digoxigenin: 4 jam ; monodigitoxoside : 3 12 jam.
Ekskresi : urin (50% hingga 70% dalam bentuk obat yang tidak
berubah).
larutan injeksi : simpan pada temperatur ruang yang terkontrol (25 C)
dengan penyimpangan yang diijinkan (15 C-30 C), terlindung dari
cahaya.
tablet atau larutan : simpan pada temperatur ruang yang terkontrol (25
C) dengan penyimpangan yang diijinkan (15 C-30 C), terlindung dari
cahaya, lindungi tablet dari kelembapan.3,4
Kompatibilitas:3,9
Larutan infus: D5W, RL, 1/2NS, NS.
Aditif: Simetidin HCL, Floksasilin sodium, furosemid, lidokain HCL,
Ranitidin HCL, Verapamil HCL.
Y-site: anidulafungin, bivalirudin, siprofloksasin, cisatrakurium besilat,
dexmedetomidin HCL, diltiazem HCL, doripenem, famotidin,
fenoldopam mesilat, heparin sodium dengan hidrokortison sodium
suksinat, hetastarch dalam injeksi elektrolit laktat, inamrinon laktat,
linesolid, meperidin HCL, meropenem, midazolam HCL, milrinone
laktat, morfin sulfat, nesiritid, potasium klorida, remifentanil HCL,
takrolimus.
Dalam syringe: dimenhidrinat, heparin sodium, milrinon laktat.
Inkompatibilitas:9
Larutan infus: tidak ditemukan informasi.
Aditif: Dobutamin HCL.
Y-site: Amiodaron HCL, amfoterisin B, flukonasol, foskarnet sodium.
Dalam syringe: Doxapram HCL, Pantoprasol sodium.
Hipersensitif pada digoxin atau sediaan digitalis lain; ventricular
fibrilation.2,4
1) pada penderita usia lanjut atau penderita dengan berat badan kurang:
meningkatkan risiko toksisitas sehingga perlu dilakukan pemantauan
ketat dan penyesuaian dosis.
2) pada penderita dengan AV block: risiko terjadinya heart block parah.
3) penyakit jantung beri-beri yang tidak mendapatkan pengobatan:
risiko tidak memberikan efek penuh.
4) penderita kardioversi elektrik: risiko terjadinya ventricular
arrhytmia.
5) penderita dengan gangguan keseimbangan elektrolit
6) penderita dalam kondisi hiper atau hipometabolik: memiliki risiko
tidak memberikan respon terapi.
7) Hindari penggunaan pada penderita myokarditis karena memicu

terjadinya vasokonstriksi.
8) Penderita dengan gangguan fungsi ginjal: meningkatkan risiko
terjadinya toksisitas.
9) Penderita Wolff-Parkinson-White syndrome: meningkatkan risiko
terjadinya ventricular fibrillation.2,4
Penggunaan pada wanita hamil :2,4
Faktor risiko pada masa kehamilan: C (FDA); A (AUS).
Penggunaan pada wanita menyusui:2,4,10
Rekomendasi American Academic Pediatric dan WHO: digoxin dapat
diberikan pada wanita menyusui.
Penggunaan pada penderita usia lanjut:4
Perhitungan dosis berdasarkan berat badan tanpa lemak (lean bosy
weight) dan fungsi ginjal. Dosis perlu diturunkan pada penderita
dengan gangguan fungsi ginjal. Untuk indikasi gagal jantung pada
penderita dengan usia >70tahun = 0,125mg setiap hari atau setiap
selanghari).
Penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal:3,4,7
Pada penderita end-stage renal disease yang membutuhkan dosis
muatan= turunkan dosis 50% dari penderita dengan fungsi ginjal
normal. Dosis penjagaan untuk penderita dengan nilai CLCr:
10-50mL/menit = berikan 25% - 75% dosis atau berikan setiap 36 jam.
Dapat diberikan dosis = 125-250 mikrogram/hari.
<10mL/menit = berikan 10% - 25% dosis atau berikan setiap 2 hari.
Digoksin tidak mengalami proses dialisis pada penderita dengan
hemodialisa. Dapat diberikan dosis 62,5 mikrogram setiap hari atau
setiap selang hari.
Efek samping yang sering terjadi :1,2,4
Gastrointestinal: mual dan muntah.
Neurologik: pening, sakit kepala. Psikiatri: gangguan mental,
halusinasi.
Efek samping yang serius :1,2,4
Kardiovaskular: Cardiac dysrhythmia, iskemia jantung, Sinoatrial
block, Sinus bradycardia,
Vasokonstriksi, gelombang ST depresi, ventrikular takikardia,
Reaksi Obat yang Tidak
ventrikular fibrilasi.
Dikehendaki
Hematologi: Trombositopenia.
Efek samping lain:1,4
Dermatologi: kemerahan pada kulit, pruritus, urtikaria.
Sistem otot dan rangka: kelemahan. Okular: gangguan penglihatan
(pandangan mata kabur atau yellow vision).
Respiratori: edema pada laring. Efek samping yang sangat jarang
terjadi:4
Asymmetric chorea, gynecomastia, palpitasi, iskemia pada intestin,
perdarahan nekrosis pada intestin, eosinofilia, disfungsi seksual.
Interaksi Dengan Obat 1) Kadar digoksin dalam darah dan/atau efek toksisitas digoksin

Lain

(mual,muntah, aritmia jantung) ditingkatkan oleh: amiodaron,


eritromisin, klaritromisin, sakuinavir, telaprevir, cobicistat, verapamil,
tiazide, kuinidin, mifepriston, dofetilide, moricizine HCL, itraconazole,
indometasin, ritonavir, lapatinib, alprazolam, dronedarone, tetrasiklin,
propanthelin bromide, spironolakton, propafenone, conivaptan HCL,
canagliflozin, ezogabine, oleander, demeclocycline, minoksiklin,
norepinefrin, difenoksilat, quercetin, ulipristal asetat, boceprevir,
doksisiklin, dopamine HCL, oksitetrasiklin, epinefrin, epoprostenol,
pankuronium bromida, etravirine, mirabegron, roksitromisin, fluoxetin,
trimetropim, kaptopril, atorvastatin, nitrendipin, piretanide, indekainid,
azitromisin, valspodar, trazodon, flekainid, paromomisin, lenalidomid,
mibefradil dihidroklorid, darunavir, furosemide, tikagrelor, nisoldipin,
rabeprasol, omeprasol, posakonasol, hidroklorokuin, lornoxikam,
telmisartan, diltiazem, simvastatin, nilvadipin, nefasodon, azosemide,
torsemid, bepridil, ranolazin, kuinin sulfat, siklosporin, telitromisin,
gatifloksasin, tramadol, disopiramid, lansoprazol, amfoterisin B
liposom, diritromisin, nifedipin, acetazolamide,
quinupristin/dalfopristin, ketokonasol, bumetanid, diasepam,
dexlansoprazole, etodolak, senna, teriparatid, esomeprasol magnesium,
felodipin, sitagliptin fosfat.
2) Menurunkan efektivitas digoksin: St. John's Wort, akarbose,
kolestipol, sukralfat, amilorid, siklofosfamid, kaolin, penisilamin,
vinkristin, karbimazol, cisaprid.
3) Menurunkan kadar digoksin: rifampisin, metoklopramid,
kolestiramin, antasid, neomisin, asam aminosalisilik, sulfasalazin,
meglitol, exenatid, levalbuterol, activated charcoal, albuterol.
4) Penggunaan bersama dengan kalsium karbonat dapat meningkatkan
risiko aritmia dan kolaps pada kardiovaskular.
5) Penggunaan bersama dengan kolkisin dapat meningkatkan risiko
terjadinya rabdomyolisis.

Dengan
Makanan

Monitoring Pasien

6) Penggunaan bersama dengan metformin dapat meningkatkan kadar


metformin.1,2,4
Penggunaan bersama dengan makanan dapat menurunkan konsentrasi
puncak dari digoxin.2,4
Konsentrasi serum digoksin harus dimonitor karena digoksin
mempunyai rentang terapi yang sempit (rentang kadar terapi 0,5-2
nanogram/mL; kadar >2 nanogram/mL meningkatkan toksisitas);
peningkatan kontraktilitas jantung; tanda dan gejala gagal jantung;
resting ventricular rate; kadar elektrolit dalam darah; fungsi ginjal;
tanda dan gejala toksisitas digoksin (anoreksia, mual, muntah,
perubahan pandangan, artimia jantung).2,4

Bentuk dan Kekuatan


Sediaan

tablet 0,25 mg, ampul 0,5mg/2mL.5,6

Daftar Pustaka

1. Martindale 37th ed.


2. Micromedex 2.0 version
3. AHFS 2011.
4. DIH 21th ed, 2012.
5. ISO Volume 47; 2012-2013.
6. MIMS edisi 14; 2013.
7. The Renal Drug Handbook. 3rd ed; 2009.
8. BNF for Children 2013.
9. Handbook on Injectable Drugs. 16th ed. 2011.
10. Drugs in pregnancy and lactation. 8th ed. 2008.

Nama Generik
Nama dan
Struktur
Kimia

Diazepam
7-Chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one.
C16H13ClN2O = 284.7.1

Rumus
Bangun
Deskripsi
Fisikokimia

Ph Eur. 6.2 (Diazepam). Serbuk kristal putih atau hampir putih. Sangat
sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol. USP tanggal 31
(Diazepam). Serbuk kristal hampir putih ke kuning, praktis tidak
berbau. Larut dalam air 1 : 333, alkohol 1 :16 , kloroform 1 : 2, dan eter
1 : 39. 1

Keterangan
Lain

Tidak ada data

Golongan
Nama Dagang
Indikasi
Perhatian Pada
Penggunaan Off Label
Dosis, Cara Pemakaian,
Frekuensi dan Lama
Pemberian

Sedasi, hipnotik, antikonvulsi, transquilizer


Diazepam, Stesolid, Trazep, Valdimex, Valisanbe, Valium
Premedikasi, untuk operasi sadar dalam hubungannya dengan anestesi
lokal; penggunaan jangka pendek pada kecemasan atau insomnia,
tambahan pada putus alkohol akut, status epileptikus; kejang demam,
spasme otot3
Tidak ada data
Oral :Premedikasi, 5-10mg 1-2 jam sebelum operasi dilakukan.
Ansietas, 2 mg 3 kali sehari jika perlu dapat dinaikkan menjadi 15-30
mg sehari dalam dosis terbagi;
Lansia (atau yang sudah tidak mampu melakukan aktivitas) setengah
dosis dewasa
Insomsia yang disertai ansietas, 5-15 mg sebelum tidur.

Farmakologi

Stabilitas dan
Penyimpanan

Kontraindikasi
Peringatan dan atau
Perhatian

Anak-anak, night teror dan somnambulisme, 1-5 mg sebelum


tidur.Injeksi i.m atau injeksi i.v lambat : (kedalam vena besar dengan
kecepatan tidak lebih dari 5 mg/menit)
Dewasa >18 th untuk premedikasi 10-20mg 2-4menit sebelum operasi;
ansietas akut berat, pengendalian serangan panik akut, penghentian
alkohol akut, 10 mg, jika perlu ulangi setelah 4 jam.
Catatan : Rute i.m hanya digunakan jika rute oral dan i.v tidak mungkin
diberikan3
Anak : Status epileptikus, kejang demam, kejang yang disebabkan oleh
keracunan, IV lebih dari 3-5 menit
Neonatus 300-400 mikrogram / kg diulang sekali setelah 10 menit jika
perlu, anak 1 bulan-12 tahun 300-400 mikrogram /kg (maks. 10 mg)
diulang sekali setelah 10 menit jika perlu
Anak 12-18 tahun 10 mg diulang sekali setelah 10 menit jika perlu
Anak 1 bulan-12 tahun 300-400 mikrogram /kg (maks. 10 mg) diulang
sekali setelah 10 menit jika perlu
Anak 12-18 tahun 10 mg diulang sekali setelah 10menit jika perlu
Dengan rektum :Neonatus 1,25-2,5 mg diulang sekali setelah 10 menit
jika perlu
Anak 1 bulan-2 tahun 5 mg diulang sekali setelah 10 menit jika perlu
Anak 2-12 tahun 5-10 mg diulang sekali setelah 10 menit jika perlu
Anak 12-18 tahun 10-20 mg diulang sekali setelah 10 menit jika perlu4
Onset : Hampir segera
Durasi: 20-30 menit
Absorbsi : Oral: 85% -100%, lebih dapat diandalkan dibandingkan IM
Ikatan protein: 98%
Metabolisme: Hati
Waktu Paruh eliminasi: obat Induk: Dewasa: 20-50 jam; meningkat
paruh pada neonatus, lansia, dan orang-orang dengan gangguan hati
yang berat, Aktif utama metabolit (desmethyldiazepam): 50-100 jam;
mungkin berkepanjangan pada neonatus2
Injeksi: Simpan pada 20 - 25 C,
Lindungi dari cahaya.
Potensi dipertahankan sampai 3 bulan jika disimpan pada suhu kamar.
Paling stabil pada pH 4-8, hidrolisis terjadi pada pH <3.
Gel rektal: Simpan pada suhu 25 C
Tablet: Simpan pada 15 C - 30 C 2
Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi
pulmoner akut, glaukoma sudut sempit akut, serangan asma akut,
trimester pertama kehamilan, bayi prematur; tidak boleh digunakan
sebagai terapi tunggal pada depresi atau ansietas yang disertai dengan
depresi. 1
Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau mengoperasikan
mesin, hamil, menyusui, bayi, usia lanjut, penyakit hati dan ginjal,
penyakit pernafasan, kelemahan otot/miastenia gravis, riwayat
penyalahgunaan obat atau alkohol, kelainan kepribadian yang nyata,

kurangi dosis pada usia lanjut dan yang sudah tidak mampu melakukan
aktifitas, hindari pemakaian jangka panjang, peringatan khusus untuk
injeksi i.v., porfiria.1
Pengaruh Terhadap Kehamilan Hindari penggunaan secara teratur terus
menerus (risiko gejala putus obat pada neonatus) gunakan hanya untuk
indikasi yang jelas seperti mengendalikan seizure (dosis yang tinggi
selama akhir kehamilan atau melahirkan dapat menyebabkan
hipotermia pada neonatal, hipotonia dan depresi pernafasan)3
Pengaruh Terhadap Ibu Menyusui Terdapat dalam air susu ibu- hindari
jika mungkin.3
Pengaruh Terhadap Anak-anak Tidak ada data.
Efek samping pada susunan saraf pusat : rasa lelah, ataksia, rasa malas,
vertigo, sakit kepala, mimpi buruk dan efek amnesia.
Reaksi Obat yang Tidak
Efek lain : gangguan pada saluran pencernaan, konstipasi, nafsu makan
Dikehendaki
berubah, anoreksia, penurunan atau kenaikan berat badan, mulut
kering, salivasi, sekresi bronkial atau rasa pahit pada mulut.5
Alkohol : Meningkatkan efek sedatif
Anestetik : Meningkatkan efek sedatif
Analgetik : Analgetik opioid meningkatkan efek sedatif
Antibakteri : Isoniazid menghambat metabolisme diazepam; rifampisin
meningkatkan metaolisme diazepam dan mungkin benzodiazepin
lainnya
Antiepileptika : Kadar plasma fenitoin dinaikkan atau diturunkan oleh
diazepam dan mungkin benzodiazepina lainnya.
Antihistamin : Meningkatkan efek sedatif.
Antihipertensi : Meningkatkan efek hipotensif; meningkatkan efek
Dengan Obat
sedatif dengan alpha-blockers.
Lain
Antipsikotik : Meningkatkan efek sedatif.
Interaksi
Disulfiram : Metabolisme benzodiazepin dihambat, dengan
peningkatan efek sedatif
Dopaminergik : Kadang benzodiazepin melawan efeklevodopa
Lofeksidin : Meningkatkan efek sedatif
Relaksan otot : Baklofen meningkatkan efek sedatif
Nabilon : Meningkatkan efek sedatif
Obat-obat Antiulkus : Simetidin menghambat metabolisme
benzodiazepin (menaikkan kadar plasma); meprazol menghambat
metabolisme diazepam (menaikkan kadar plasma).
Dengan
Tidak ada data.
Makanan
Pernafasan, Kardiovaskular, dan mental status (status kejiwaan);
Monitoring Pasien
periksa orthostasis
Tablet : 2mg, 5mg
Bentuk dan Kekuatan Injeksi : ampul 10 mg/ 2 ml
Sediaan
Rektal : 5mg/2,5ml, 10mg/2,5ml
Sirup : 2mg/5ml6
Daftar Pustaka
1. Martindale 36th ed., p. 986

2. Drug Information Handbook 17th ed


3. BNF 61, p. 783
4. BNFC 2011-2012, p 232
5. AHFS 2008, p. 5414
6. MIMS 2013, p 128-182

Nama Generik Amitriptilin


Nama
dan
Amitriptilina
Struktur C20H23N
Kimia

Rumus
Deskri
Bangun
psi

Fisikoki Amitriptilin HCl adalah serbuk putih tidak berasa. Mudah larut dalam air,
mia
alkohol.
Keteran
gan
pH larutan air 1% antara 5-6.
Lain
Golongan
Anti depresi dan anti mania
Nama Dagang Mutabon M; Mutabon D Kombinasi dengan Pherpenazin
Sebagai antidepresi, enurisis nokturnal pada anak yang tidak mengalami
Indikasi
kelainan organik, gangguan kecemasan (ansietas), bulimia nervosa.
Perhatian Pada
Penggunaan Tidak ada data
Off Label
Dosis, Cara
Anak : nyeri kronik Oral : awal : 0,1 mg/kg pada waktu tidur, dapat ditingkatkan
Pemakaian,
bila ditolerir selama 2-3 minggu menjadi 0,5-2 mg/kg.
Frekuensi dan Depresi : Oral dosis awal : 1 mg/kg /hari dibagi dalam 3 dosis, ditingkatkan
Lama
menjadi 1,5-3 mg/kg/hari, atau 5 mg/kg/hari bila dimonitor dengan ketat.
Pemberian
Profilaksis migrain : Oral : awal 0,25 mg/kg/hari, pada waktu tidur, naikkan
dosis dengan 0,25 mg/kg/hari, dosis maksimum 10 mg.
Remaja, gangguan depresi : Oral : awal : 25-50 mg/hari, dapat dibagi dalam 2
dosis, tingkatkan bertahap sampai 100 mg/hari.

Farmakologi

Dewasa depresi : Oral : 50-150 mg dosis tunggal pada waktu tidur, atau dibagi
dalam dua dosis, dosis dapat ditingkatkan bertahap sampai 300 mg/hari, i.m.: 2030 mg sehari 4 kali.
Profilaksis migrain : Oral : awal : 10-25 mg pada waktu tidur, dosis lazim : 150
mg, kisaran dosis :10-400 mg/hari.
Nyeri : Oral : awal : 25 mg pada waktu tidur, dapat ditingkatkan bila ditoleransi
sampai 100 mg/hari.
Orang tua : depresi : Oral : awal 10-25 mg pada waktu tidur, naikkan 10-25 mg
setiap minggu bila ditoleransi, kisaran dosis: 25-150 mg/hari.
Menghambat reuptake serotonin dan norepinefrin di pre sinaps membran sel
sehingga terjadi peningkatan konsentrasi serotonin dan atau norepinefrin di
susunan saraf pusat.
Onset kerja : Pencegahan migrain : 6 minggu, dosis lebih tinggi dibutuhkan
untuk perokok karena terjadi peningkatan metabolisme.
Depresi : 4-6 minggu, turunkan dosis ke tingkat efektif terendah.
Distribusi : lewat plasenta, masuk ke ASI.
Metabolisme : hati menjadi metabolit aktif (nortriptilin), hidroksilasi dan
konjugasi mungkin gagal terjadi pada orang tua.
Teliminasi : Dewasa : 9-27 jam, rata-rata 15 jam.
T maks : sekitar 4 jam.
Ekskresi lewat urin (18% dalam bentuk utuh), melalui feses dalam jumlah kecil.

Stabilitas dan
Simpan ditempat yang terhindar dari cahaya.
Penyimpanan
Hipersensitif terhadap amitriptilin atau komponen sediaan lainnya, sensitifitas
Kontraindikasi silang mungkin terjadi dengan trisiklik lainnya; penggunaan inhibitor MAO
selama 14 hari; Fase pemulihan infark miokard, pemberian bersama cisaprid.
Hati-hati untuk pengemudi atau operator mesin karena sering menyebabkan
mengantuk. Efek sedasi mungkin bertambah dengan penggunaan antidepresan
lain/alkohol. Psikosis mungkin memburuk pada beberapa pasien atau
menimbulkan mania atau hipomania pada pasien penyakit bipolar. Mungkin
menimbulkan hiponatremia. Harus dihentikan sebelum operasi elektif.
Terapi jangan dihentikan tiba-tiba untuk pengguna jangka panjang. Dapat
menimbulkan hipotensi ortostatik sehingga hati-hati untuk pasien hipotensi
sementara atau yang beresiko menderita hipotensi.
Peringatan dan
Hati-hati pada penderita retensi urin, hiperplasia prostat, glakoma sudut sempit,
atau Perhatian
xerostamia, gangguan visual, konstipasi, atau obstruksi saluran cerna, karena
efek antikolinergik amitriptilin.
Hati-hati pada penderita diabetes karena mengubah glukosa kontrol.
Kemungkinan bunuh diri pada penderita depresi berat, hati-hati pada pasien
resiko tinggi di awal penggunaan, monitor pasien.
Tidak dianjurkan untuk anak kecil <12 tahun. Hati-hati pada pasien dengan
riwayat penyakit karidiovaskuler, dengan riwayat kejang, dengan hipertiroid dan
dengan disfungsi ginjal dan hati serta pasien tua.
Reaksi Obat Efek samping lain (1-10% pasien) : bengkak, gagal jantung kongerstif,
yang Tidak
hipertensi, takikardi, aritmia, hypotensi, miocardial infark, demam,
Dikehendaki infeksi,sepsis, perubahan berat badan, asma, sindrom seperti flu,hipergikemi,

hipoglikemi, pneumonia, depresi pernafasan


Meningkatkan efek amfetamin, antikolinergik, sedativ, hipnotik, etanol,
karbamazepin, tolazolamid, klorpropamid, warfarin. Bila digunakan dengan
inhibitor MAO : hiperpireksia, hipertensi, takikardia, bingung, kejang, kematian
(sindroma serotonin).
Dengan
Dengan ritonafir : juga dapat terjadi (jarang) sindroma serotonin. Efek
Obat
amitriptilin meningkat oleh klorpromazin, delavirdin, fluoksetin, mikonazol,
Lain
paroksetin, pergolid, kuinidin, kuinin, ritonavir, dan penghambat CYP2D6
Intera
lainnya.
ksi
Amitriptilin menghambat respons antihipertensif betanidin, clonidin,
debrisoquin, guanetidin, guanabenz, guanfacine
Pemberian bersama alkohol : peningkatan depresi SSP. Jus grapefruit mungkin
Dengan menghambat metabolisme beberapa antidepresan trisiklik sehingga terjadi
Makana toksisitas klinik.
n
Obat herba : St John's Wort menurunkan efek amitriptilin, valerian, kava-kava,
gotu kola : mungkin meningkatkan depresi SSP.
Monitoring
Tekanan darah, denyut nadi, sebelum dan selama terapi awal, evaluasi status
Pasien
mental, berat badan, EKG pada orangtua dan penderita penyakit jantung.
Bentuk dan
Kekuatan
Tablet sebagai HCl 25 mg
Sediaan
1. Sweetman SC. Et.al. Martindale:The complete drug reference, 36th ed.,
Pharmaceuticall Press 2009.
2. LacyCF. Et.al. drug Information handbook international, Lexicomp 2005.
3. The United States Pharmacopeial Convention,Inc. Advice for the patient Drug
Daftar Pustaka
Information in Lay Language ;USPDI 17th ed. Rand McNally, Tauton,
Massachusetts 1997.
4. AHFS Drug Information Essentials, American Society of Health-System
PharmacistsBethesda, Maryland, 2011.

Anda mungkin juga menyukai