Indikasi:
profilaksis penyakit serebrovaskuler atau infark miokard.
Peringatan:
asma; hipertensi yang tak terkendali, tukak peptik, gangguan hati, gannguan ginjal, kehamilan.
Interaksi:
lihat lampiran I (asetosal).
Kontraindikasi:
anak di bawah 16 tahun dan yang menyusui (sindrom Reye) (4.7.1); tukak peptik yang aktif;
hemofilia dan gangguan perdarahan lain.
Efek Samping:
bronkospasme; perdarahan saluran cerna (kadang-kadang parah), juga perdarahan lain (misal
subkonjungtiva).
Dosis:
lihat keterangan di atas.
DIGOKSIN
Indikasi:
Gagal jantung, aritmia supraventrikular (terutama fibrilasi atrium)
Peringatan:
Infark jantung baru; sindrom penyakit sinus; penyakit tiroid; kurangi dosis pada usia lanjut (lihat
lampiran 3); hindari hipokalemia dan pemberian intravena yang sangat cepat (nausea dan risiko
aritmia); gangguan fungsi ginjal; kehamilan (lihat lampiran 2).
Interaksi:
Digoksin dapat diadsorpsi bila diberikan bersama kolestiramin, kolestipol, kaolin/pektin atau
karbo-adsorbens. Karena itu pemberian digoksin harus berjarak paling sedikit 2 jam sebelum
atau sesudah pemberian obat-obat di atas. Pemberian bersama kinidin menaikkan kadar digoksin
plasma sampai sekitar 70-100%. Hal tersebut diperkirakan karena kinidin mengurangi klirens
ginjal dan volume distribusi digoksin (terjadi perpindahan digoksin dari otot skelet). Dengan
demikian dosis digoksin harus dikurangi sampai 50% dan dilakukan pemantauan kadar digoksin
plasma. Verapamil, suatu antagonis kalsium menunjukkan interaksi yang sama dengan kinidin.
Obat antiaritmia yang lain seperti prokainamid, disopiramid, dan meksiletin tidak menunjukkan
interaksi seperti kinidin, lihat lampiran 1 (Glikosida jantung).
Kontraindikasi:
Blok jantung komplit yang intermiten; blok AV derajat II; aritmia supraventrikular karena
sindrom Wolf-Parkinson-White; takikardi atau fibrilasi ventrikular; kardiomiopati obstruktif
hipertrofik.
Efek Samping:
Biasanya karena dosis yang berlebihan, termasuk anoreksia, mual muntah, diare, nyeri abdomen,
gangguan penglihatan, sakit kepala, rasa capai, mengantuk, bingung, pusing; depresi; delirium,
halusinasi; aritmia, blok jantung; rash yang jarang; iskemi usus; ginekomastia pada pemakaian
jangka panjang; trombositopenia.
Dosis:
oral, untuk digitalisasi cepat: 1-1,5 mg/24 jam dalam dosis terbagi; bila tidak diperlukan cepat:
250 - 500 mcg sehari (dosis lebih tinggi harus dibagi).
Dosis penunjang, 62,5500 mcg sehari tergantung pada fungsi ginjal, dan pada fibrilasi atrial,
pada respon denyut jantung. Dosis penunjang biasanya berkisar 125250 mcg/hari (pada usia
lanjut 125 mcg/hari).
Pada keadaan gawat darurat/akut, dosis muatan diberikan secara infus intravena, 250500 mcg
dalam 1520 menit, diikuti dengan sisanya dalam dosis terbagi tiap 4-8 jam (tergantung dari
respon jantung) sampai total dosis muatan 0,51 mg tercapai. Bila memungkinkan dilakukan
monitoring kadar plasma digoksin, sampel darah diambil paling sedikit 6 jam setelah suatu dosis
diberikan.
Penggunaan:
http://pionas.pom.go.id/monografi/digoksin
Rumus
Bangun
Deskri
psi
Ph Eur. 6.2 (Asam asetilsalisilat, Aspirin BP 2008).
Serbuk kristal putih atau hampir putih, l atau kristal berwarna. sedikit larut
dalam air, bebas larut dalam alkohol.
Fisikoki USP 31 (Aspirin). Kristal putih, biasanya tubular atau jarum,atau bubuk kristal
mia
putih, tidak berbau atau memiliki bau samar.
Stabil di udara kering, dalam udara lembab secara bertahap dihidrolisa menjadi
salisilat dan asam asetat. Larut dalam air 1 : 300, Alkohol 1: 5, Kloroform 1: 17,
Eter 1 : 10-15, sedikit larut dalam eter absolut. 1
Keteran
gan
Tidak ada data
Lain
Golongan
Analgesik, antipiretik, antiinflamasi nonsteroid, antiplatelet
Aptor, Ascardia, Aspilets, Astika, Aspirin, Cardio Aspirin, Farmasal, Glocar,
Nama Dagang
Miniaspi, Norspirinal, Thrombo Aspilets
Nyeri ringan sampai sedang, peradangan, dan demam, dapat digunakan sebagai
profilaksis infark miokard, pencegahan stroke dan / atau transient ischemic
episode, manajemen rheumatoid arthritis, demam rematik, osteoarthritis, dan
Indikasi
gout (dosis tinggi) , terapi tambahan pada prosedur revaskularisasi (graft bypass
arteri koroner [CABG], perkutan transluminal koroner angioplasty [PTCA],
endarterektomi), implantasi stent
Perhatian Pada
Dosis rendah telah digunakan dalam pencegahan pre-eklampsia, komplikasi
Penggunaan
yang terkait dengan gangguan autoimun seperti lupus atau sindrom antifosfolipid
Off Label
Dosis, Cara
Dewasa
Pemakaian,
Analgesik dan Antipiretik : 325-650 mg setiap 4-6 jam (maksimum : 4 g sehari)
Frekuensi dan Antiinflamasi : 2,4-3,6 g per hari dalam dosis terbagi
Lama
Stroke iskemik akut : 150-325 mg sekali sehari dimulai dalam 48 jam (pada
Pemberian
Farmakologi
Stabilitas dan
Penyimpanan
Kontraindikasi
Peringatan dan
atau Perhatian
Reaksi Obat
yang Tidak
Dikehendaki
Intera Dengan
ksi
Obat
Lain
Asetosal
Analgesik, antipiretik,
antiinflamasi nonsteroid,
antiplatelet
Nama Generik
Nama dan
Struktur
Kimia
Deskripsi
Digoksin
Digoksiini; Digoksin; Digoksinas; Digoksyna; Digoxina; Digoxine;
Digoxinum; Digoxosidum.
C41H64O14 = 780,9.1
Rumus
Bangun
Fisikokimia
Keterangan
Lain
Golongan
Nama Dagang
Indikasi
Perhatian Pada
Penggunaan Off Label
Dosis, Cara Pemakaian,
Frekuensi dan Lama
Pemberian
Serbuk putih atau hampir putih atau kristal tidak berwarna. Praktis
tidak larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol, larut pada campuran
antara diklorometan dan metil alkohol.1
Digoksin adalah salah satu glikosida jantung dari daun Digitalis lanata
(Scrophulariaceae).1
Antiaritmia, glikosida jantung, obat kardiovaskular, obat dengan efek
inotropik.1,2,3,4
Digoksin Sandoz; Fargoxin;Digoksin Indo Farma, Digoksin NI,
Lanoxin.5,6
Gagal jantung, atrial fibrilasi.1,2,3,4
Supraventricular tachycardia pada fetus.2,4
Dewasa:
Atrial fibrasi : rute pemberian IV atau Oral; dosis muatan 0,25 mg
setiap 2 jam sampai maksimal 1,5 mg, dosis pemeliharaan 0,125-0,375
mg/hari.2,3,4
Untuk memperoleh efek digitalis cepat
Rute pemberian IV atau IM: diberikan dosis 8-12 mcg/kg (berikan 1/2
dari total dosis muatan terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan 1/4
dosis dari total dosis muatan setiap 6-8 jam selama 2 kali pemberian),
dosis pemeliharaan 2,4-3,6 mcg / kg sekali sehari dosis dapat
ditingkatkan setiap 2 minggu berdasarkan respon klinis, kadar obat, dan
toksisitas.2,3
Rute pemberian oral (tablet): total dosis muatan 10-15 mcg/kg (berikan
1/2 dari total dosis muatan terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan
1/4 dosis dari total dosis muatan setiap 4-8 jam selama 2 kali
pemberian), untuk dosis pemeliharaan harian atau digitalisasli bertahap,
berikan 3,4-5,1 mcg/kg sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan setiap 2
minggu.
Gagal jantung :
Rute pemberian IV atau IM:untuk memperoleh efek digitalis cepat:
dosis muatan 8-12 mcg/kg (berikan 1/2 dari total dosis muatan terlebih
dahulu, kemudian diikuti dengan 1/4 dosis dari total dosis muatan
setiap 6-8 jam selama 2 kali pemberian), dosis pemeliharaan 2,4-3,6
mcg/kg sekali sehari dosis dapat ditingkatkan setiap 2 minggu
Farmakologi
terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan 1/4 dosis dari total dosis
muatan setiap 4-8 jam selama 2 kali pemberian. Dosis penjagaan atau
untuk efek digitalisasi bertahap adalah 3,4-5,1 mcg/kg satu kali sehari.
Dosis dapat disesuaikan setiap 2 minggu.2,4
Catatan: Penggantian bentuk sediaan dari oral atau IM menjadi IV
perlu dilakukan penurunan dosis lebih kurang 20-25%.3
Mekanisme kerja obat:
Digoxin menghambat natrium-kalium ATPase, yang meningkatkan
konsentrasi natrium intraseluler dan menyebabkan peningkatan
konsentrasi kalsium intraseluler. Efek otonom ini meliputi tindakan
vagomimetic dan sensitisasi baroreseptor yang berdampak pada aksi
inotropik positif, mengurangi respon simpatik dan penurunan output
sistem renin-angiotensin (penonaktifan neurohormonal).2,3,4
Parameter farmakodinamik/farmakokinetik
Absrpsi:1,2,3,4
Bioavailabilitas tablet: 60-80%; larutan oral: 70-85%. Efek adanya
makanan: mengurangi kecepatan absorpsi tanpa mengurangi total dosis
yang diabsorpsi. Akan tetapi diet tinggi serat dapat berdampak pada
penurunan jumalh dosis yang diabsorpsi.
Catatan: perbedaan bioavailabilitas antar sediaan dogoxin harus
diperhatikan apabila terjadi perpindahan sediaan dari IV menjadi oral
atau IM dan sebaliknya karena berpengaruh pada perhitungan dosis.
Perhatikan catatan perhitungan dosis pada kolom dosis.3
Mula kerja obat: oral: 1-2 jam; IV : 5-30 menit.Waktu mencapai efek
puncak: mengendalikan denyut jantung: oral : 2-8 jam; IV : 1-6
jam.Lama kerja obat : dewasa : 3-4 hari.
Absorpsi terjadi melalui difusi pasif pada usus halus bagian atas.
Adanya makanan dapat menunda proses absorpsi tetapi tidak
mempengaruhi jumlah yang diabsorbsi.
Distribusi :1,2,3,4
Vd: 475-500L. Vd pada penderita hipertiroid meningkat, sedangkan
pada penderita hipotiroid menurun. Vd pada gangguan ginjal
berkurang.
Fungsi ginjal normal : 6-7 L/kg.
Gagal ginjal kronik : 4-6 L/kg.
Bayi lahir dari ibu dengan masa kehamilan cukup: 7,5-10L/kg.
Anak-anak : 16 L/kgIkatan obat dengan protein (protein binding) : 2530%.
Metabolisme :1,2,3,4
Melalui hepar: 13% (tidak tergantung pada CYP450).
Metabolit yang dihasilkan: 3 beta-digoxigenin, 3-keto-digoxigenin,
konjugat glucuronide dan sulfat, digoxigenin bisdigitoxoside,
digoxigenin monodigitoxoside. Enzim pemetabolisme dan transporter:
substrat p-glycoprotein. melalui sequential sugar hydrolysis dalam
lambung atau melalui reduksi cincin lakton oleh bakteri di intestinal ,
metabolisme diturunkan dengan adanya gagal jantung kongestif
Stabilitas dan
Penyimpanan
Kontraindikasi
Peringatan dan atau
Perhatian
Ekskresi :1,2,3,4
Renal: 50-70% dalam bentuk tidak berubah. Melalui feses: 3-5%.
Melalui bilier: 6-8%. Digoxin tidak didialisis pada penderita dengan
hemodialisis dan peritoneal dialisis.
T eliminasi: 1,5-2 hari. Pada pasien anuria: 3,5-5 hari.
T eliminasi: parent drug: 38 jam sedangkan untuk metabolit:
digoxigenin: 4 jam ; monodigitoxoside : 3 12 jam.
Ekskresi : urin (50% hingga 70% dalam bentuk obat yang tidak
berubah).
larutan injeksi : simpan pada temperatur ruang yang terkontrol (25 C)
dengan penyimpangan yang diijinkan (15 C-30 C), terlindung dari
cahaya.
tablet atau larutan : simpan pada temperatur ruang yang terkontrol (25
C) dengan penyimpangan yang diijinkan (15 C-30 C), terlindung dari
cahaya, lindungi tablet dari kelembapan.3,4
Kompatibilitas:3,9
Larutan infus: D5W, RL, 1/2NS, NS.
Aditif: Simetidin HCL, Floksasilin sodium, furosemid, lidokain HCL,
Ranitidin HCL, Verapamil HCL.
Y-site: anidulafungin, bivalirudin, siprofloksasin, cisatrakurium besilat,
dexmedetomidin HCL, diltiazem HCL, doripenem, famotidin,
fenoldopam mesilat, heparin sodium dengan hidrokortison sodium
suksinat, hetastarch dalam injeksi elektrolit laktat, inamrinon laktat,
linesolid, meperidin HCL, meropenem, midazolam HCL, milrinone
laktat, morfin sulfat, nesiritid, potasium klorida, remifentanil HCL,
takrolimus.
Dalam syringe: dimenhidrinat, heparin sodium, milrinon laktat.
Inkompatibilitas:9
Larutan infus: tidak ditemukan informasi.
Aditif: Dobutamin HCL.
Y-site: Amiodaron HCL, amfoterisin B, flukonasol, foskarnet sodium.
Dalam syringe: Doxapram HCL, Pantoprasol sodium.
Hipersensitif pada digoxin atau sediaan digitalis lain; ventricular
fibrilation.2,4
1) pada penderita usia lanjut atau penderita dengan berat badan kurang:
meningkatkan risiko toksisitas sehingga perlu dilakukan pemantauan
ketat dan penyesuaian dosis.
2) pada penderita dengan AV block: risiko terjadinya heart block parah.
3) penyakit jantung beri-beri yang tidak mendapatkan pengobatan:
risiko tidak memberikan efek penuh.
4) penderita kardioversi elektrik: risiko terjadinya ventricular
arrhytmia.
5) penderita dengan gangguan keseimbangan elektrolit
6) penderita dalam kondisi hiper atau hipometabolik: memiliki risiko
tidak memberikan respon terapi.
7) Hindari penggunaan pada penderita myokarditis karena memicu
terjadinya vasokonstriksi.
8) Penderita dengan gangguan fungsi ginjal: meningkatkan risiko
terjadinya toksisitas.
9) Penderita Wolff-Parkinson-White syndrome: meningkatkan risiko
terjadinya ventricular fibrillation.2,4
Penggunaan pada wanita hamil :2,4
Faktor risiko pada masa kehamilan: C (FDA); A (AUS).
Penggunaan pada wanita menyusui:2,4,10
Rekomendasi American Academic Pediatric dan WHO: digoxin dapat
diberikan pada wanita menyusui.
Penggunaan pada penderita usia lanjut:4
Perhitungan dosis berdasarkan berat badan tanpa lemak (lean bosy
weight) dan fungsi ginjal. Dosis perlu diturunkan pada penderita
dengan gangguan fungsi ginjal. Untuk indikasi gagal jantung pada
penderita dengan usia >70tahun = 0,125mg setiap hari atau setiap
selanghari).
Penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal:3,4,7
Pada penderita end-stage renal disease yang membutuhkan dosis
muatan= turunkan dosis 50% dari penderita dengan fungsi ginjal
normal. Dosis penjagaan untuk penderita dengan nilai CLCr:
10-50mL/menit = berikan 25% - 75% dosis atau berikan setiap 36 jam.
Dapat diberikan dosis = 125-250 mikrogram/hari.
<10mL/menit = berikan 10% - 25% dosis atau berikan setiap 2 hari.
Digoksin tidak mengalami proses dialisis pada penderita dengan
hemodialisa. Dapat diberikan dosis 62,5 mikrogram setiap hari atau
setiap selang hari.
Efek samping yang sering terjadi :1,2,4
Gastrointestinal: mual dan muntah.
Neurologik: pening, sakit kepala. Psikiatri: gangguan mental,
halusinasi.
Efek samping yang serius :1,2,4
Kardiovaskular: Cardiac dysrhythmia, iskemia jantung, Sinoatrial
block, Sinus bradycardia,
Vasokonstriksi, gelombang ST depresi, ventrikular takikardia,
Reaksi Obat yang Tidak
ventrikular fibrilasi.
Dikehendaki
Hematologi: Trombositopenia.
Efek samping lain:1,4
Dermatologi: kemerahan pada kulit, pruritus, urtikaria.
Sistem otot dan rangka: kelemahan. Okular: gangguan penglihatan
(pandangan mata kabur atau yellow vision).
Respiratori: edema pada laring. Efek samping yang sangat jarang
terjadi:4
Asymmetric chorea, gynecomastia, palpitasi, iskemia pada intestin,
perdarahan nekrosis pada intestin, eosinofilia, disfungsi seksual.
Interaksi Dengan Obat 1) Kadar digoksin dalam darah dan/atau efek toksisitas digoksin
Lain
Dengan
Makanan
Monitoring Pasien
Daftar Pustaka
Nama Generik
Nama dan
Struktur
Kimia
Diazepam
7-Chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one.
C16H13ClN2O = 284.7.1
Rumus
Bangun
Deskripsi
Fisikokimia
Ph Eur. 6.2 (Diazepam). Serbuk kristal putih atau hampir putih. Sangat
sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol. USP tanggal 31
(Diazepam). Serbuk kristal hampir putih ke kuning, praktis tidak
berbau. Larut dalam air 1 : 333, alkohol 1 :16 , kloroform 1 : 2, dan eter
1 : 39. 1
Keterangan
Lain
Golongan
Nama Dagang
Indikasi
Perhatian Pada
Penggunaan Off Label
Dosis, Cara Pemakaian,
Frekuensi dan Lama
Pemberian
Farmakologi
Stabilitas dan
Penyimpanan
Kontraindikasi
Peringatan dan atau
Perhatian
kurangi dosis pada usia lanjut dan yang sudah tidak mampu melakukan
aktifitas, hindari pemakaian jangka panjang, peringatan khusus untuk
injeksi i.v., porfiria.1
Pengaruh Terhadap Kehamilan Hindari penggunaan secara teratur terus
menerus (risiko gejala putus obat pada neonatus) gunakan hanya untuk
indikasi yang jelas seperti mengendalikan seizure (dosis yang tinggi
selama akhir kehamilan atau melahirkan dapat menyebabkan
hipotermia pada neonatal, hipotonia dan depresi pernafasan)3
Pengaruh Terhadap Ibu Menyusui Terdapat dalam air susu ibu- hindari
jika mungkin.3
Pengaruh Terhadap Anak-anak Tidak ada data.
Efek samping pada susunan saraf pusat : rasa lelah, ataksia, rasa malas,
vertigo, sakit kepala, mimpi buruk dan efek amnesia.
Reaksi Obat yang Tidak
Efek lain : gangguan pada saluran pencernaan, konstipasi, nafsu makan
Dikehendaki
berubah, anoreksia, penurunan atau kenaikan berat badan, mulut
kering, salivasi, sekresi bronkial atau rasa pahit pada mulut.5
Alkohol : Meningkatkan efek sedatif
Anestetik : Meningkatkan efek sedatif
Analgetik : Analgetik opioid meningkatkan efek sedatif
Antibakteri : Isoniazid menghambat metabolisme diazepam; rifampisin
meningkatkan metaolisme diazepam dan mungkin benzodiazepin
lainnya
Antiepileptika : Kadar plasma fenitoin dinaikkan atau diturunkan oleh
diazepam dan mungkin benzodiazepina lainnya.
Antihistamin : Meningkatkan efek sedatif.
Antihipertensi : Meningkatkan efek hipotensif; meningkatkan efek
Dengan Obat
sedatif dengan alpha-blockers.
Lain
Antipsikotik : Meningkatkan efek sedatif.
Interaksi
Disulfiram : Metabolisme benzodiazepin dihambat, dengan
peningkatan efek sedatif
Dopaminergik : Kadang benzodiazepin melawan efeklevodopa
Lofeksidin : Meningkatkan efek sedatif
Relaksan otot : Baklofen meningkatkan efek sedatif
Nabilon : Meningkatkan efek sedatif
Obat-obat Antiulkus : Simetidin menghambat metabolisme
benzodiazepin (menaikkan kadar plasma); meprazol menghambat
metabolisme diazepam (menaikkan kadar plasma).
Dengan
Tidak ada data.
Makanan
Pernafasan, Kardiovaskular, dan mental status (status kejiwaan);
Monitoring Pasien
periksa orthostasis
Tablet : 2mg, 5mg
Bentuk dan Kekuatan Injeksi : ampul 10 mg/ 2 ml
Sediaan
Rektal : 5mg/2,5ml, 10mg/2,5ml
Sirup : 2mg/5ml6
Daftar Pustaka
1. Martindale 36th ed., p. 986
Rumus
Deskri
Bangun
psi
Fisikoki Amitriptilin HCl adalah serbuk putih tidak berasa. Mudah larut dalam air,
mia
alkohol.
Keteran
gan
pH larutan air 1% antara 5-6.
Lain
Golongan
Anti depresi dan anti mania
Nama Dagang Mutabon M; Mutabon D Kombinasi dengan Pherpenazin
Sebagai antidepresi, enurisis nokturnal pada anak yang tidak mengalami
Indikasi
kelainan organik, gangguan kecemasan (ansietas), bulimia nervosa.
Perhatian Pada
Penggunaan Tidak ada data
Off Label
Dosis, Cara
Anak : nyeri kronik Oral : awal : 0,1 mg/kg pada waktu tidur, dapat ditingkatkan
Pemakaian,
bila ditolerir selama 2-3 minggu menjadi 0,5-2 mg/kg.
Frekuensi dan Depresi : Oral dosis awal : 1 mg/kg /hari dibagi dalam 3 dosis, ditingkatkan
Lama
menjadi 1,5-3 mg/kg/hari, atau 5 mg/kg/hari bila dimonitor dengan ketat.
Pemberian
Profilaksis migrain : Oral : awal 0,25 mg/kg/hari, pada waktu tidur, naikkan
dosis dengan 0,25 mg/kg/hari, dosis maksimum 10 mg.
Remaja, gangguan depresi : Oral : awal : 25-50 mg/hari, dapat dibagi dalam 2
dosis, tingkatkan bertahap sampai 100 mg/hari.
Farmakologi
Dewasa depresi : Oral : 50-150 mg dosis tunggal pada waktu tidur, atau dibagi
dalam dua dosis, dosis dapat ditingkatkan bertahap sampai 300 mg/hari, i.m.: 2030 mg sehari 4 kali.
Profilaksis migrain : Oral : awal : 10-25 mg pada waktu tidur, dosis lazim : 150
mg, kisaran dosis :10-400 mg/hari.
Nyeri : Oral : awal : 25 mg pada waktu tidur, dapat ditingkatkan bila ditoleransi
sampai 100 mg/hari.
Orang tua : depresi : Oral : awal 10-25 mg pada waktu tidur, naikkan 10-25 mg
setiap minggu bila ditoleransi, kisaran dosis: 25-150 mg/hari.
Menghambat reuptake serotonin dan norepinefrin di pre sinaps membran sel
sehingga terjadi peningkatan konsentrasi serotonin dan atau norepinefrin di
susunan saraf pusat.
Onset kerja : Pencegahan migrain : 6 minggu, dosis lebih tinggi dibutuhkan
untuk perokok karena terjadi peningkatan metabolisme.
Depresi : 4-6 minggu, turunkan dosis ke tingkat efektif terendah.
Distribusi : lewat plasenta, masuk ke ASI.
Metabolisme : hati menjadi metabolit aktif (nortriptilin), hidroksilasi dan
konjugasi mungkin gagal terjadi pada orang tua.
Teliminasi : Dewasa : 9-27 jam, rata-rata 15 jam.
T maks : sekitar 4 jam.
Ekskresi lewat urin (18% dalam bentuk utuh), melalui feses dalam jumlah kecil.
Stabilitas dan
Simpan ditempat yang terhindar dari cahaya.
Penyimpanan
Hipersensitif terhadap amitriptilin atau komponen sediaan lainnya, sensitifitas
Kontraindikasi silang mungkin terjadi dengan trisiklik lainnya; penggunaan inhibitor MAO
selama 14 hari; Fase pemulihan infark miokard, pemberian bersama cisaprid.
Hati-hati untuk pengemudi atau operator mesin karena sering menyebabkan
mengantuk. Efek sedasi mungkin bertambah dengan penggunaan antidepresan
lain/alkohol. Psikosis mungkin memburuk pada beberapa pasien atau
menimbulkan mania atau hipomania pada pasien penyakit bipolar. Mungkin
menimbulkan hiponatremia. Harus dihentikan sebelum operasi elektif.
Terapi jangan dihentikan tiba-tiba untuk pengguna jangka panjang. Dapat
menimbulkan hipotensi ortostatik sehingga hati-hati untuk pasien hipotensi
sementara atau yang beresiko menderita hipotensi.
Peringatan dan
Hati-hati pada penderita retensi urin, hiperplasia prostat, glakoma sudut sempit,
atau Perhatian
xerostamia, gangguan visual, konstipasi, atau obstruksi saluran cerna, karena
efek antikolinergik amitriptilin.
Hati-hati pada penderita diabetes karena mengubah glukosa kontrol.
Kemungkinan bunuh diri pada penderita depresi berat, hati-hati pada pasien
resiko tinggi di awal penggunaan, monitor pasien.
Tidak dianjurkan untuk anak kecil <12 tahun. Hati-hati pada pasien dengan
riwayat penyakit karidiovaskuler, dengan riwayat kejang, dengan hipertiroid dan
dengan disfungsi ginjal dan hati serta pasien tua.
Reaksi Obat Efek samping lain (1-10% pasien) : bengkak, gagal jantung kongerstif,
yang Tidak
hipertensi, takikardi, aritmia, hypotensi, miocardial infark, demam,
Dikehendaki infeksi,sepsis, perubahan berat badan, asma, sindrom seperti flu,hipergikemi,