Material Cetak
Material Cetak
NAMA MAHASISWA
: MUTHIARA PRAZIANDITE
NOMOR MAHASISWA
: 04101004046
TANGGAL PRAKTIKUM
: 27 SEPTEMBER 2011
1. Judul
2. Tujuan Praktikum
3. Material
: 1.Gips plaster
2. Gips stone
3. Aquadest
4. Tissue pembersih
4.Alat
6.
Hasil
Dalam praktikum ini digunakan 2 jenis gypsum, yaitu dental plaster dan dental stone.
Dengan W/P dental plaster 30ml air : 90gr g dental plaster, sedangkan W/P dental stone 30ml air
: 75gr.
Pengukuran Waktu Setting
waktu pengadukan
wakrtu pengadukan mulai dari bubuk dental plaster dan dental stone dicampur dengan
aquades lalu diaduk hingga adukkan halus masing-masing selama 1 menit.
Waktu kerja
Setelah diaduk, dental
Waktu pengerasan
Setelah kilapan air pada permukaan adukkan menghilang, adukkan diletakkan di bwah
jarum vicat dan dilakukan uji penetrasi. Jarum dilepaskan dengan interval 30 detik
sampai jarum hanya berpenetrasi 2mm.
Dental plaster
Waktu pengerasan 3 menit. Catatan waktu akhir hingga adukkan berpenetrasi
2mm adalah 12 menit 48 detik. Jarum vacet dijatuhkan sebanyak 6 kali.
Dental stone
Waktu pengerasan 3 menit. Catatan waktu akhir hingga adukkan berpenetrasi
2mm adalah 12 menit 25 detik. Jarum vacet dijatuhkan sebanyak 5 kali.
7.
Pembahasam
Kandungan utama plaster dan stone gigi adalah kalsium sulfat hemidirat (CaSO4)2.H2o
-hemihidrat
110-130C
-hemihidrat
Reaksi pengerasan :
1. Ketika hemihidrat diaduk dengan air, terbentuk suatu suspensi cair dan dapat dimanipulasi.
2. Hemihidrat melarut hingga terbentauk larutan jenuh
3. Larutan jenuh hemihidrat ini amat jenuh dengan dihidrat sehingga dihidrat mengendap.
semakin cepat pada proses mixing, setting time menjadi lebih singkat . kedua bahan
metrial diaduk dalam waktu yang sama panjang, yakni 1 menit.
6. Suhu
suhu pd saat mixing antara 0C 50C tidak terjadi perubahan berarti, tetapi di atas
50C akan terjadi retardasi dan pada suhu 100C tdk terjadi reaksi . kedua bahan material
diaduk di dalam suhu ruangan (20-25C)
7. Accelarator dan Retarder
accelarator adalah bahan kimia yg dipakai untuk mempercepat setting time yaitu, sosium
chlorida dan calcium sulfate.
Retarder adalah bahan organik yg dipakai untuk memperlambat setting time, yaitu,
glue,gelatin dan borax.
Tidak ditambahkan accelerator maupun retarder dalam bahan material.
Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan kegagalan pada praktikum ini adalah:
Kekurangcermatan pengamat
Kekurangcermatan dalam mencatat dan menghitung waktu serta dalam pengadukan
bubuk material.
8.
Kesimpulan
Waktu pengerasam dental plaster lebih lama dari pada waktu pengerasan dental stone,
meskipun dengan perbedaan yang tidak. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kehalusan dan bentuk
partikel. Dental plaster miliki partikel yang lebih besar dan irregular sehungga waktu pengerasan
lebih lama, sedangkan dental stone memiliki partikel yang lebih halus dan regular sehingga
waktu pengerasan lebih cepat. Namun jika dilihat dari W/P, menurut teori dental plaster lebih
cepat mengeras daripada dental stone, perbedaan waktu tidak signifikan karena rasio W/P tidak
berbeda jauh.
MALAM INLAY
1.Judul
: Malam Inlay
mengukur ditorsi
: 1. Malam inlay
2. Aquadest
4. Alat
: 1. Lampu spiritus
2. Cawan petri
3. Jangka sorong
5.Cara kerja
x 100%
6. Hasil
= 8%
= 0,08
7. Pembahasan
Malam inlay yang dibengkokan akan perlahan-lahan cenderung kembali lurus saat direndam
dalam air di suhu kamar selama 24jam, meskipun dalam pengamatan antara ujung malam inlay
tidak terjadi perubahan jarak yang signifikan. Secara teori, distorsi pada malam inlay dapat
terjadi akibat adanya perubahan panas dan dilepaskannya stress yang timbul sewaktu terjadinya
kontraksi pada saat pendinginan .
8. Kesimpulan
Malam inlay pada saat panas dapat dibengkokkan menjadi tapal kuda ,setelah dimasukkan
ke aquadest stres dilepaskan perlahan-lahan pada temperatur kamar, sehingga malam cenderung
menjadi lurus kembali.
MATERIAL CETAK
A. Penetapan Waktu Setting
1.Judul
: Material cetak
tepat,
4.Alat
5. Cara kerja
6. Hasil
Sesuai dengan petunjuk pabri, 25gr alginate di campur dengan 10ml air. Adonan diaduk selama
30 detik hingga homogeny, kemudian dimasukkan ke cawan petri. Kemudian setiap 10 detik
batang akrilik disentuhnkan pada adonan alginate hingga adonan tidak menempel pada batang
akrilik. Catatan waktu akhir dari pengadukkan hingga alginat tidak menempel pada batang
adalah 3 menit 22 detk dengan menyentukan batang akrilik sebanyak 12kali ke adonan.
7. Pembahasan
Dalam literature, waktu gelasi optimal adalah antara 3 dan 4 menit pada tempratur ruangan
(20C). Ini berarti hasil pengamatan sesuai dengan teori, yakni 3 menit 22 detik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi setting time adalah sebagai berikut :
1. Rasio W/P
Rasio yang digunakan dalam pengamatan ini mengikuti rasio yang diajurkan pabrik, sehingga
mendapat waktu setting yang optimal.
2.
Temperatur air
Dalam pengamatan ini, tempratur air yang digunakan adalah tempratur air normal, sehingga
mendapat waktu setting yang optimal.
3. Faktor situasional yaitu cara pengadukan.
Semakin besar intensitas pengadukan dalam satu menit, maka semakin cepat waktu settingnya.
Semakin sedikit intensitas pengadukan dalam satu menit, maka semakin lambat waktu
setting-nya.
Dalam pengamatam ini, kami melakukan pengadukan selama 30 detik sesuai dengan cara kerja
yang terdapat di modul dengan intensitas tidak terlalu cepat.
8. Kesimpulan
Waktu setting alginat bergantung dari W/P, tempratur air, dan intensitas pengadukan. Dengan
mengikuti W/P yang dianjurkan pabrik, penggunaan temratur air normal dan intesitas pengadukan
yang tidak telalu cepat, akan mendapat hasil waktu setting yang optimal.
4. Alat
: 1. Jangka sorong
2. Model gigi
3. lempeng kaca
4. Mangkuk karet
3. Adonan material cetak diisikan kedalam sendok cetak , lalu dicetakkan ke studi model.
4.Setelah material cetak mengeras ,sendok cetak dilepaskan
5. Pada hasil cetakan buat dua titik acuan dan ukur dengan memakai alat jangka sorong
6. Prosedur yang sama dilakukan sekali lagi untuk cetakan yang kedua
7. Satu sampel alginat diletakkan diletakkan diatas plat kaca dan dibiarkan ditempat yang
terbuka selam 30 menit sedangkan sampel lainnya dimasuk kan ke dalam mangkuk karet
yang berisi air dan dibiarkan selam 30 menit
8. jarak dari dua titik acuan yang telah dibuat diukur kembali
9. Hitung besarnya perubahan dimensi yang terjadi pada bahan cetak
6. Hasil
Kedua sampel alginate diberi tanda titik pada bagian lingual seperti pada gambar diatas.
Dengan jarak pada sampel alginate pertama 11,4mm dan sampel alginate kedua 12mm. Setelah
30 menit, diukur kembali, jarak pada sampel alginate pertama yang didiamkan di uadara terbuka
menjadi 10,8 mm, sedangkan pada sampel alginate kedua yang direndam dalam air menjadi
13,1mm.
7. Pembahasan
Reaksi bubuk alginate dengan air: kalsium sulfat dihidrat menyediakan ion Ca untuk reaksi
silang sehingga menyamarkan sol ke gel. Ion kalsium dilepaskan dari kalsium sulfat dihidrat
yang sebagian larut dalam air.
CaSO4) 2H2O 2Ca2 + 2SO42- + H2O
Reaksi silang dapat digambarkan secara reaksi umum
NanAlg + n/2 CaSo4 n/2 Na2SO4 + Can/2 Alg
Pada sampel alginate pertama yang didiamkan diudara terbuka terjadi perubahan dimensi
berupa pengerutan sebanyak 6mm. Pengerutan pada alginate ini berhubungan dengan sineresis
dan penguapan karena sample alginate menurut reaksi diatas mengandung air. Hal ini dapat
terjadi karena perubahan suhu.
Pada sampel alginate kedua yang direndam dalam air terjadi perubahan dimensi berupa
pengembangan sebanyak 7 mm. Hal ini merupakan akibat imbibisi, sehingga volume air dalam
sampel alginate bertambah.
Hal-hal diatas mebukitikan bahwa alginate memiliki sifat yang kurang stabil.
8. Kesimpulan
Alginate akan mengkerut jika didiamkan diudara terbuka akibat sineresis dan penguapan,
sedangkan jika direndam dalam air akan mengembang akibat imbibisi.