PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Presipitasi adalah curahan atau jatuhnya air dari atmosfer ke
permukaan bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan
di daerah tropis dan curah hujan serta salju di daerah beriklim sedang.
Presipitasi adalah peristiwa klimatik yang bersifat alamiah yaitu
perubahan bentuk uap air di atmosfer menjadi curah hujan sebagai akibat
proses
kondensasi.
Presipitasi
merupakan
factor
utama
yang
dapat
1.2.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Teori
2.1.1.
Presipitasi
Dalam meteorologi, presipitasi (juga dikenal sebagai satu
air tawar
di planet
kelembaban
udara
adalah
sebagai
lapisan
suhu
memantulkan
dengan
cara
menyerap
sekurang-kurangnya
setengah
atau
radiasi
siang
dan
malam
hari.
Sejalan
dengan
daur
hidrologi.
Ia
juga
bersifat
energi
permukaan bumi
matahari
bersih
yang
diterima
letak
termal.
Angina
akan
bertiup
kea
rah
besarnya
suhu
memerlukan
pertimbangan-pertimbangan sirkulasi udara dan bentukbentuk permukaan alat ukur suhu udara tersebut. Suhu
udara yang banyak dijumpai didalam laporan-laporan
tentang meteorologi umumnya menunjukkan data suhu
musiman, suhu berdasarkan letak geografis, dan suhu
untuk ketinggian tempat yang berbeda. Oleh karnanya,
besarnya suhu rata-rata harus ditentukan menurut waktu
2.1.3.
dan tempat.
Klasifikasi Hujan
Hujan juga dapat terjadi oleh pertemuan antara dua massa
air, basah dan panas. Tiga tipe hujan yang umum dijumpai didaerah
tropis dapat disebutkan sebagai berikut:
2.1.3.1.
Hujan Konvektif
Tipe hujan ini disebabkan oleh adanya beda panas
yang diterima permukaan tanah dengan panas yang
diterima permukaan tanah dengan panas yang diterima
oleh lapisan udara diatas permukaan tanah tersebut.
Sumber utama panas di daerah tropis adalah berasal dari
matahari. Beda panas ini biasanya terjadi pada akhir
musim
kering
yang
menyebabkan
hujan
dengan
didaerah
2.1.4.
2.1.4.2.
Gambar 1
Alat Pencatat Curah Hujan
Manual
corong,
akan
masuk
ke
bak
penampung
yang
melalui
pipa
tersebut,
sehingga
terjadi
Gambar 2
Alat Pencatat Curah Hujan
Otomatis
BAB 3
METODE PERCOBAAN
3.1.
3.2.
Peralatan
Alat-alat yang digunakan saat praktikum adalah :
1. Rain Simulator
2. Alat Pencatat Hujan Manual.
3. Alat Pencatat Hujan Otomatis.
4. Stopwatch
Prosedur Percobaan
Langkah-langkah saat melakukan percobaan :
1. Isi bak penampung air sumber rain simulator hingga penuh.
2. Letakkan alat pencatat hujan manual dan otomatis di bawah rain
simulator.
3. Pada praktikum ini, anggap bahwa 24 jam kenyataan sama dengan 60
menit di laboratorium.
4. Nyalakan rain simulator untuk kondisi hujan ringan, tidak hujan,
deras.
5. Lakukan pencatatan untuk alat hujan manual dan otomatis setelah 60
menit.
6. Ulangi langkah tersebut untuk pengukuran tidak hujan dan hujan
3.3.
BAB 4
PEMBAHASAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1.
Waktu Permisalan
{t} (jam)
(mm)
2
2
2
36
0
114
I=R/t
18
0
57
Gambar 1
Hasil Pengukuran dengan Alat Pencatat
Otomatis
Kemudian berdasarkan grafik tersebut didapatkan data,
Tabel 2
Waktu Permisalan
Curah
{t} (jam)
{t} (jam)
(mm)
Hujan (I =
8
0
72
R/t)
4
0
33,23
11.33-13.33
13.33-15.33
15.43-17.43
2
2
2
11.33-13.33
13.33-15.33
15.43-17.43
Luas
Data Pengukuran
Curah Hujan (R)
mm
Manual
2
36
2
0
2
114
A=3,14 2 2=12,56 cm
12,56 3,6=42,216 cm
12,56 0=0
12,56 11,4=143,184 cm
12,56 0,8=10,05 cm
12,56 0=0
12,56 7,2=90,43 cm
Satu data volume curah hujan otomatis dan curah hujan manual
Perbandingannya =
42,216
10,05
Perbandingannya =
0
=0
0
= 4,2
Data Pengukuran
Curah Hujan (R)
mm
Otomatis
8
0
72
Perbandingannya =
143,184
=1,58
90,43
Waktu
Praktikum
(t)jam
Waktu
Permisalan
(t) jam
Data Pengukuran
Curah Hujan (R)
mm
Manual
11.33-13.33
36
Data
Pengukuran
Curah Hujan
(R) mm
Otomatis
8
Perbandinngan
13.33-15.33
15.43-17.43
114
72
1,58
R manual = 1,58 kali
R otomatis
4,2
R manual = 4,2 kali R
otomatis
Kemudian dari data di atas dapat disusun diagram batang dari data
curah hujan manual dan otomatis seperti di bawah ini.
120
100
80
60
40
20
10
0
Hujan Ringan
Tidak0Hujan
Hujan Deras
60
50
40
30
20
10
0
Hujan Ringan
Tidak0Hujan
Hujan Deras
72
70
60
50
40
30
20
10
0
Hujan Ringan
Tidak0Hujan
Hujan Deras
36
35
30
25
20
15
10
4
5
0
Hujan Ringan
Tidak0Hujan
Hujan Deras
Curah Hujan
{t} (jam)
2
2
2
{R} (mm)
36
0
114
(mm/jam)
18
0
57
= (36+0+114)
= 50 mm
Tabel 2
Data Pengukuran Alat Pencatat Hujan Otomatis
Waktu
{t} (jam)
2
2
2
Curah Hujan
{R} (mm)
8
0
72
= (8+0+72)
= 80 mm
BAB 5
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Intensitas curah hujan bergantung pada curah hujan dan lamanya
hujan tersebut.
2. Semakin tinggi curah hujan, maka semakin tinggi pula intensitas
hujannya.
3. Pada praktikum sebenarnya pengukuran dilakukan dalam rentang
waktu 24 jam, akan tetapi kenyataan di lapangan penulis
melakukan praktikum dalam rentang waktu 6 jam saja, masingmasing 2 jam untuk hujan biasa, tidak hujan, dan hujan maksimum.
Maka di dalam data waktu yang digunakan adalah 2 jam.
5.2.
Saran
1. Saat melakukan pratikum renggang waktu terlalu sedikit sehingga
tidak terlalu jelas pembacaan datanya
2.
Tinta pencatat kertas grafik meluber
3. Saat pratikum pertama kali menyalakan alat (saat percobaan)
sangat deras sehingga grafik menjulang keatas
4. Pengukuran curah hujan saat tidak hujan tidak tercatat pada
pengukuran otomatis.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, chay.2007.Hidrologi dan pengelolaan DAS.Yogyakarta:Gadjah Mada
University
Suyono,
Sudarsono.
Dan
Kensaku.
Takeda
,2006.
Hidrologi
untuk
LAMPIRAN