Anda di halaman 1dari 19

2016

Welding Section

Fachri Abdilla
1 TM C

Amnur Akhyan S.T.,M.T


Proses Manufaktur 2

1521412077

KATA PENGANTAR
1

Proses Manufaktur
Dr.Hendriko,ST,M.Eng

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat

dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas laporan ini. Tidak
lupa juga Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang PRAKTIKUM
PENGELASAN, yang saya sajikan berdasarkan praktik yang telah di lakukan. Dengan penuh
kesabaran laporan ini dapat terselesaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
Mahasiswa ataupun, umum khususnya pada dri saya sendiri dan semua yang membaca laporan
ini, Dan mudah mudahan juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca .
Akhir kata kami sebagai penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Dari kami mungkin masih ada kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan praktik ini.

Rumbai,2 Agustus 2016

Fachri Abdilla

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A.Tujuan Dan Manfaat................................................................................................... 4
BAB II
PERALATAN LAS......................................................................................................................................5
A. Alat Pengelasan........................................................................................................ 5
B.Alat Bantu Pendukung Las........................................................................................... 6
C. Alat Keselamatan Kerja.............................................................................................. 8
BAB III
DASAR TEORI.........................................................................................................................................10
BAB IV
PROSEDUR KERJA.................................................................................................................................15
BAB V.......................................................................................................................................................17
FOTO HASIL KERJA...............................................................................................................................17
BAB VI
PENUTUP.................................................................................................................................................19
A.

Kesimpulan........................................................................................................ 19

B.

Saran................................................................................................................ 19

BAB I
PENDAHULUAN
A.Tujuan Dan Manfaat
Tujuan umum praktikum pengelasan dasar adalah :
1.
2.
3.
4.

Mahasiswa memiliki ketrampilan.


Mahasiswa mampu melakukan pekerjaan sesuai lembar kerja.
Mahasiswa mampu menggunakan alat kerja dengan baik dan benar.
Mahasiswa dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

Tujuan Khusus praktikum pembentukan dasar antara lain :


1. Mahasiswa mengetahui praktikum pengelasan.
2. Mahasiswa mengetahui alat dan kelengkapan pada mesin las busur listrik
3. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara mengoperasikan mesin las busur listrik
Mahasiswa mengetahui penyebab dan kendala yang di alami selama kegiatan praktik
pengelasan.
Manfaat praktik kerja bangku adalah sebagai berikut :
1. Melatih praktikan (mahasiswa) mampu melaksanakan kegiatan pengelasan, sehingga
terampil melaksanakannya.
2. Memberi bekal praktikan (mahasiswa) tentang kegiatan pengelasan sehingga mampu
menerapkannya pada dunia industri.
3. Memberi bekal praktikan (mahasiswa) pengelasan sehingga saat menjadi tenaga pendidik
mampu mengajarkan siswanya dengan baik.
4. Melatih kemampuan praktikan (mahasiswa) mampu mengoperasikan mesin las busur
listrik dengan baik dan benar agar nantinya dapat mengajukan sertifikasi.

BAB II
PERALATAN LAS

A. Alat Pengelasan
1. Kabel tenaga

Pemilihan kabel tenaga yang digunakan untuk menginstal disesuaikan dengan bebannya
(trafo las nya) berupa ampere dan tegangan input trafo las. Hal ini menyangkut ukuran kawat,
panjang kabel, dan jenis kawatnya (serabut/tidak). Selanjutnya dalam menginstal harus kuat dan
tidak mudah lepas, sehingga aliran listrik dapat mengalir maksimal dan tidak panas.
2. Trafo las

Pemilihan trafo las pada saat akan membeli, harus dipertimbangkan tentang kebutuhan
maksimal (beban pekerjaan yang akan dikenakan kepada trafo las tersebut. Apabila beban
pekerjaannya besar maka langkah pemilihannya adalah dapat dipertimbangkan tentang tegangan
input: 3PH, 2PH atau 1PH; Ampere output, dipertimbangkan dari diameter elektroda yang akan
digunakan. dan yang paling penting adalah duty cycle dari trafo tersebut. dalam hal ini pilihlah
trafo las yang memiliki duty cycle yang tinggi untuk ampere yang tinggi, misal duty cycle 100%
untuk arus sampai dengan 200 A. langkah berikutnya gunakan tang ampere untuk mengecek

kesesuaian out put arus pengelasan pada indikator dengan kenyataannya yang terlihat pada tang
ampere.
3. Pemegang elektroda dan penjepit massa

Penjepit elektroda dan penjepit massa dibuat dari bahan yang mudah menghantarkan arus
listrik. bahan yang biasa digunakan adalah tembaha. Pada pemegang elektroda pada mulutnya
sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga memudahkan tukang las memasang/menjepit pada
pemegang elektroda. Dalam penggunaannya elektroda harus ditempat pada sela-sela yang ada,
dapat diposisikan dengan sudut 180 derajat, 90 derajat atau 45 derajat terhadap pemegang
elektroda. Sedang pada penjepit massa dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mencengkeram
dengan kuat pada benda kerja.
B. Alat Bantu Pendukung Las
1. Meja las
Meja las adalah tempat untuk menempatkan benda kerja pada posisi yang
dipersyaratkan. Meja las harus diletakkan sedemikian rupa dan tidak mudah bergerak saat
tersenggol atau saat welder melakukan pengelasan
2. Palu las (chipping hammer).

Palu las digunakan untuk membersihkan terak yang terjadi akibat proses pemotongan dan
pengelasan dengan cara memukul atau menggores teraknya. Pada waktu membersihkan terak,
gunakan kacamata terang untuk melindungi mata dari percikan bunga api dan terak. Ujung palu
yang runcing digunakan untuk memukul pada bagian sudut rigi-rigi. Palu las sebaiknya tidak
6

digunakan untuk memukul benda-benda keras, karena akan mengakibatkan kerusakan pada
bentuk ujungujung palu sehingga palu tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Sikat kawat (wire brush)

Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas dan sisa-sisa
terak yang masih ada setelah dibersihkan dengan palu terak. Bahan serabut sikat terbuat dari
kawat-kawat baja yang tahan terhadap panas dan elastis, dengan tangkai dari kayu yang dapat
mengisolasi panas dari bagian yang disikat.
4. Tang penjepit

Untuk menjepit/memindahkan benda-benda yang panas yang memperoleh panas dari


hasil pemotongan dan pengelasan.

5. Gerinda tangan

Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan di las berupa
penyiapan kampuh las. Gerinda ini juga digunakan untuk membantu dalam proses pengelasan
khususnya dalam pembersihan lasan sebelum di sambung atau sebelum ditumpuki dengan lasan
lapis berikutnya. gerinda tangan ini juga digunakan untuk membantu dalam memperbaiki cacat
las yang memerlukan penggerindaan dalam persiapannya sebelum diperbaiki cacat pengelasan
tadi.
C. Alat Keselamatan Kerja
1. Topeng las (welding mask)

Untuk melindungi mata, kepala/rambut operator dari percikan-percikan pada saat


melakukan pemotongan dengan oksi-asetilin atau api las dan benda benda panas lainnya. Juga
untuk melindungi muka operator las terhadap percikan hasil pemotongan, dan ledakan
percampuran gas yang tidak sempurna.

2. Sarung tangan

Pekerjaan mengelas dan pemotongan selalu berhubungan dengan panas, kontak dengan
panas sering terjadi yaitu pada saat pengelasan dan pemotongan benda kerja yang memperoleh
panas secara konduksi dari proses pengelasan dan pemotongan. Untuk melindungi tangan dari
percikan-percikan api las dan percikan pada saat pemotongan benda-benda panas maka operator
las harus menggunakan sarung tangan.
3. Apron

Untuk melindungi kulit dan organ-organ tubuh pada bagian badan operator dari percikanpercikan api las pada saat proses pengelasan dan pemotongan benda kerja serta pancaran sinar
las yang mempunyai intensitas tinggi maka pada baian badan perlu dilindungi dengan
menggunakan apron.

BAB III
DASAR TEORI
A. Definisi Las
Las (weld) adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan jalan mencairkannya
melalui pemanasan, atau dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang
logam dengan menggunakan energi panas.
Sifat Busur Las
1.

Elektroda E 6013
Elektroda E 6013 ini sifat busurnya lemah dengan daya penembusan yang dangkal.

Karena itu elektroda E 6013 dapat dengan baik dipakai pada tegangan rendah. Elektroda E 6013
ini sangat baik untuk mengelas pelat-pelat tipis tetapi kurang baik untuk mengelas pelat-pelat
yang tebal, apalagi untuk mengelas kampuh dengan celah yang curam, karena pembakarannya
yang kurang dalam.
2.

Elektroda E 7016
Sifat busur dan daya tembus pembakaran elektroda E 7016 ini sama dengan sifat-sifat

elektroda E 7015, yaitu kuat busurnya sedang dan dalamnya pembakaran sedang. Sebaiknya
diusahakan pada waktu mengelas busurnya dibuat sependek mungkin agar dicapai hasil las yang
baik.
Pengecekan Sebelum Mengelas
1.
2.
3.

Sebelum bekerja, semua kelengkapan keselamatan kerja harus disiapkan.


Jepitlah ujung elektroda pada bagian yang tidak bersalut.
Elektroda harus dijepit dengan kuat pada tang.

Menyalakan Dan Mematikan Busur Las


1. Cara-cara Menyalakan Busur
10

Untuk mamperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere) yang tepat sesuai
dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat dilakukan dengan 2 (dua) cara.

Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur dilakukan dengan

menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat Gbr.


Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan seperti pada
Gbr

Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk melanjutkan
pengelasan, busur perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur kembali ini dilakukan pada tempat
kurang lebih 26 mm dimuka las berhenti seperti pada gambar. Jika busur berhenti di B, busur
dinyalakan lagi di A dan kembali ke B untuk melanjutkan pengelasan. Bilamana busur sudah
terjadi, elektroda diangkat sedikit dari pekerjaan hingga jaraknya sama dengan diameter
elektroda. Untuk elektroda diameter 3,25 mm, jarak ujung elektroda dengan permukaan bahan
dasar 3,25 mm.
2.Cara Mematikan Busur
Jika busur tinggal pendek atau bersisa sekitar 2 cm angkat busur keatas,atau jangan
sentuhkan lagi busur ke plat.
Gerakan Elektroda
Gerakan elektroda pada saat pengelesan ada tiga macam yaitu :

Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk me-

ngatur jarak busur listrik agar tetap.


Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang
dikehendaki. Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan
kebawah menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih
dangkal daripada ayunan kehawah. Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda

11

Hydrogen rendah untuk mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua celah
pelat.
Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titik-titik pada
ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebut untuk memberi
kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus
elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat menimbulkan
pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan
ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar.
Alur Spiral

Alur Zig-zag

Alur Segitiga

Penyambungan Las
Untuk berhasilnya penyambungan, diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yakni :
1. Benda padat tersebut dapat cair/lebur oleh panas
2. Antara benda-benda padat yang akan disambung harus memiliki kesesuain sifat lasnya
sehingga tidak melemahkan atau menggagalkan sambungan tersebut.
3. Cara-cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat dan tujuan penyambungannya.
4. Melakukan proses preparasi terhadap logam yang akan dilas.
12

Posisi Pegelasan
Posisi Elektroda Pada pengelasan dengan elektroda terbungkus yang biasanya dengan mesin las
konvensional maka posisi elektroda terhadap benda kerja berdasarkan eksperimen dan
pengalaman yang paling baik hasilnya adalah yang sebagai berikut :

Posisi elektroda bersudut 70o - 80o dengan arah memanjang las dan bersudut 90o

arah melintang las.


Melatih gerakan-gerakan tangan dengan arah. Memutar arah kanan maupun kiri

dengan diameter yang relatif kecil.


Elektroda pada ujungnya akan mencair secara kontinyu sehingga perlu digerakkan
searah dengan sumbunya secara kontinyu

B. Voltage
Tingginya tegangan busur tergantung pada panjang busur yang dikehendaki dan jenis dari
elektroda yang digunakan. Pada elektroda yang sejenis tingginya tegangan busur yang diperlukan
berbanding lurus dengan panjang busur. Pada dasarnya busur listrik yang terlalu panjang tidak
dikehendaki karena stabilitasnya mudah terganggu sehingga hasil pengelasan tidak rata. Di
samping itu tingginya tegangan tidak banyak mempengaruhi kecepatan pencairan, sehingga
tegangan yang terlalu tinggi hanya akan membuang-buang energi saja.
Panjang busur yang dianggap baik kira-kira sama dengan garis tegah elektroda. Tegangan
yang diperlukan untuk mengelas dengan elektroda bergaris tengah 3 sampai 6 mm, kira-kira
antara 20 sampai 30 volt untuk posisi datar. Sedangkan untuk posisi tegak atau atas kepala
biasanya dikurangi lagi dengan 2 sampai 5 volt. Kestabilan busur juga didengar dari kesetabilan
suaranya selama pengelasan. Untuk mereka yang telah berpengalaman ketepatan panjang busur
pun dapat diduga atau diperkirakan dari suara pengelasan. Sehubungan dengan panjang busur,
hal yang paling sukar dalam las busur listrik dengan tangan adalah mempertahankan panjang
busur yang tetap.
C. Arus

13

Besar arus dan tegangan listrik yang digunakan dalam pengelasan harus diatur sesuai
kebutuhan. Daya yang dibutuhkan untuk pengelasan tergantung dari besarnya arus dan tegangan
listrik yang digunakan. Tidak ada aturan pasti besar tegangan listrik pada mesin las yang
digunakan.Hal ini berhubungan dengan keselamatan kerja operator las tubuh manusia tidak akan
mampu menahan arus listrik dengan tegangan yang tinggi.
Tegangan listrik yang digunakan pada mesin las (tegangan pada ujung terminal) berkisar
55 volt sampai 85 volt. Tegangan ini disebut sebagai tegangan pembakaran. Bila nyala busur
listrik sudah terjadi maka tegangan turun menjadi 20 volt sampai 40 volt. Tegangan ini disebut
dengan tegangan kerja. Besar kecilnya tegangan kerja yang terjadi tergantung dari besar kecilnya
diameter elektroda. Semakin besar arus yang terjadi.
Dengan alasan diatas maka pada mesin las pengaturan yang dilakukan hanya besar
arusnya saja. Pengaturan besar kecilnya arus dilakukan dengan cara memutar tombol pengatur
arus. Besar arus yang digunakan dapat dilihat pada skala yang ditunjukkan oleh amperemeter
(alat untuk mengukur besar arus listrik) yang terletak pada mesin las. Pada masing-masing las,
arus minimum dan arus maksimum yang dapat dicapai berbeda-beda, pada umunya berkisar 100
ampere sampai 600 ampere. Pemilihan besar arus listrik tergantung dari beberapa faktor, antara
lain: diameter elektroda yang digunakan, tebal benda kerja, jenis elektroda yang digunakan,
polaritas kutub -kutubnya dan posisi pengelasan.

14

BAB IV
PROSEDUR KERJA
A. Minggu ke 1 3 (Membuat Running Bead):
Mesin las disiapkan dan stel amperenya, yaitu ON untuk menghidupkan dan OFF

untuk mematikan mesin las.


Pakailah alat-alat keselamatan kerja seperti: sarung tangan, apron, helm las, dan sepatu

kerja. Siapkan alat-alat bantu seperti: sikat las, palu las dan tang penjepit.
Lakukan setiap proses menurut langkah kerja yang ditentukan,yaitu pada Running Bead
kita diminta untuk membuat 3 garis lurus,diatas sebuah pipa yang disediakan oleh

instruktur.
Mintalah petunjuk instruktur apabila ada hal-hal yang belum jelas.
Lakukan seluruh pekerjaan dengan tekun dan penuh disiplin
B. Minggu ke 4 5 (Membuat SMAW Rebuild)
Mesin las disiapkan dan stel amperenya, yaitu ON untuk menghidupkan dan OFF

untuk mematikan mesin las.


Pakailah alat-alat keselamatan kerja seperti: sarung tangan, apron, helm las, dan sepatu

kerja. Siapkan alat-alat bantu seperti: sikat las, palu las dan tang penjepit.
Lakukan setiap proses menurut langkah kerja yang ditentukan,yaitu setelah kita membuat
Running Bead,kita diminta untuk mengisi full jalur pada Running Bead,pastikan arus

yang digunakan,jangan sampai ada yang berlubang.


Mintalah petunjuk instruktur apabila ada hal-hal yang belum jelas.
Lakukan seluruh pekerjaan dengan tekun dan penuh disiplin
C. Minggu ke 6 7 (Membuat 3F T-Joint)
Mesin las disiapkan dan stel amperenya, yaitu ON untuk menghidupkan dan OFF

untuk mematikan mesin las.


Pakailah alat-alat keselamatan kerja seperti: sarung tangan, apron, helm las, dan sepatu

kerja. Siapkan alat-alat bantu seperti: sikat las, palu las dan tang penjepit.
Lakukan setiap proses menurut langkah kerja yang ditentukan,yaitu kita akan melakukan
penyambungan plat,pada penyambungan plat ini kita melakukan penebalan berulang
kali,las pertama untuk menempelkan plat ke pipa,dan setelah tertempel,kita tebalkan lagi

dengan dilas secara berulang ulang,pastikan rapid an setiap sudutnya tidak ada lubang.
Mintalah petunjuk instruktur apabila ada hal-hal yang belum jelas.
15

Lakukan seluruh pekerjaan dengan tekun dan penuh disiplin

16

BAB V
FOTO HASIL KERJA

Gambar 1 1 Modul 1 (Running Bead)

Gambar 1 2 Modul 2 (SMAW Rebuild)

17

Gambar 1 3 Modul 3 ( T - Joint)

18

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelasan SMAW memiliki Biaya awal investasi rendah dan secara operasional handal
dan sederhana,Biaya untuk material pengisi juga rendah.Filler Metal / Material pengisi yang
digunakan pada pengelasan SMAW dapat bermacam-macam,pengelasan dapat di pakai di semua
material serta dapat juga dikerjakan pada ketebalan Material berapapun, pengelasan
SMAW sangat cocok di pakai pada pengelassan di lapangan karena flesksibilitasnya tinggi
B. Saran
Sebaiknya sebelum memulai pratikum pastikan alat alat yang digunakan,dan tidak lupa
memakai alat keselamatan seperti Topeng las,apron,sarung tangan dll,hasil yang baik juga
diperoleh dari tingkat kesabaran pekerja,karna dalam pengelasan tidak dapat dilakukan buru
buru, jika buru buru maka akan menghasilkan hasil las yang tidak baik

19

Anda mungkin juga menyukai