Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Inayah Afrilia
1110311014
Ranti Verdiana
1110312084
PRESEPTOR:
dr. Dolly Irfandy, Sp.THT-KL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
Korpus Alienum pada Telinga. Laporan kasus ini ditujukan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Dolly Irfandy, Sp.THT-KL
sebagai preseptor yang telah membantu dalam penulisan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca
demi kesempurnaan laporan kasus ini. Penulis juga berharap laporan kasus ini
dapat memberikan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman tentang
Korpus Alienum pada Telinga terutama bagi penulis sendiri dan bagi rekanrekan sejawat lainnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................
i
DAFTAR ISI..............................................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
1
2.1 Anatomi Telinga Luar...........................................................................................
2
2.2 Definisi.................................................................................................................
5
2.3 Epidemiologi........................................................................................................
5
2.4 Etiologi dan Faktor Risiko...................................................................................
6
2.5 Manifestasi Klinik................................................................................................
6
2.6 Diagnosis..............................................................................................................
7
2.7 Diagnosis Banding...............................................................................................
7
2.8 Tatalaksana...........................................................................................................
7
2.9 Komplikasi...........................................................................................................
9
BAB III LAPORAN KASUS.....................................................................................
11
BAB IV DISKUSI......................................................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
24
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Telinga.....................................................................................
3
Gambar 2.2 Anatomi Daun Telinga............................................................................
3
Gambar 2.3 Anatomi Membran Timpani...................................................................
4
Gambar 3.1 Auricula Dextra......................................................................................
18
Gambar 3.2 Corpus Alienum......................................................................................
20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korpus alienum atau benda asing di telinga ialah benda yang berasal dari
luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada pada
telinga.3 Korpus alienum atau benda asing di telinga merupakan kasus yang sering
ditemukan pada instalasi gawat darurat THT. Insidennya mencapai 11% untuk
semua kasus benda asing termasuk di hidung dan tenggorok. Korpus alienum di
telinga merupakan kasus yang sangat sering didapatkan pada anak-anak
dibandingkan dewasa.5,6 Kejadian tersering adalah pada telinga bagian luar.4
Benda asing yang ditemukan di liang telinga dapat sangat bervariasi, baik
berupa benda hidup atau benda mati berupa organik maupun non organik. 3 Pada
anak kecil sering ditemukan kacang hijau, manik, mainan, karet penghapus dan
terkadang baterai. Pada orang dewasa yang relatif sering ditemukan adalah kapas
cotton bud yang tertinggal, potongan korek api, patahan pensil, kadang-kadang
ditemukan serangga kecil seperti kecoa, semut atau nyamuk.8
Pasien dewasa pada umumnya dapat mengatakan kepada pemeriksa bahwa
ada sesuatu dalam telinganya. Sementara pada anak, berdasarkan usianya,
mungkin dapat mengetahui bahwa ada benda asing dalam telinganya atau muncul
dengan keluhan nyeri telinga atau telinga berair.10 Banyak teknik untuk tatalaksana
benda asing di telinga yang tersedia, dan pilihan tergantung pada situasi klinis,
jenis benda asing yang dicurigai, dan pengalaman dokter.11 Upaya ektraksi benda
asing yang tidak hati-hati seringkali malah mendorongnya lebih ke dalam. 1,9 Jika
tidak ditatalaksana dengan baik, maka dapat menyebabkan berbagai macam
komplikasi seperti otitis eksterna, laserasi pada liang telinga, perforasi membran
timpani, dan otitis media akut.4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, liang telinga sampai membran
timpani. Daun telinga (pinna/ aurikulla) berasal dari pinggir-pinggir celah brankial
pertama dari arkus brankialis pertama dan kedua. Liang telinga berasal dari celah
brankial pertama ektoderm. Selama satu stadium perkembangannya, liang telinga
akhirnya tertutup sama sekali oleh suatu sumbatan jaringan telinga tapi kemudian
terbuka kembali, namun demikian kejadian ini mungkin merupakan suatu faktor
penyebab dari beberapa kasus atresia atau stenosis pada liang telinga ini.1,2
Daun telinga merupakan gabungan dari tulang rawan yang diliputi kulit.
Bentuk tulang rawan ini unik dan dalam merawat trauma telinga luar, harus di
usahakan untuk mempertahankan bangunan ini. Kulit dapat terlepas dari rawan di
bawahnya oleh hematom atau pus, dan rawan yang nekrosis dapat menimbulkan
deformitas kosmetik pada pinna (telinga kembang kol).2
Liang telinga memiliki tulang rawan pada bagian lateral namun bertulang
di sebelah medial. Seringkali ada penyempitan liang telinga pada perbatasan
tulang dan rawan ini. Sendi temporomandibularis dan kelenjar parotis terletak di
depan terhadap liang teling sementara prosesus mastoideus terletak di
belakangnya. Saraf fasialis meninggalkan foramen stilomasteodeus dan berjalan
ke lateral menuju prosesus stilodeus di posteroinferior liang telinga, dan kemudian
berjalan di bawah liang teling untuk memasuki kelenjar parotis. Rawan liang
telinga merupakan salah satu patokan pembedahan yang digunakan untuk mencari
saraf fasialis, patokan lainnya adalah sutura timpanomastoideus.2
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar
serumen (kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh
kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar
serumen.1
2.3 Epidemiologi
Korpus alienum atau benda asing di telinga merupakan kasus yang sering
ditemukan pada instalasi gawat darurat THT. Insidennya mencapai 11% untuk
semua kasus benda asing termasuk di hidung dan tenggorok. Korpus alienum di
telinga merupakan kasus yang sangat sering didapatkan pada anak-anak
dibandingkan dewasa. Sebuah penelitiannya mencatat bahwa pasien dengan
korpus alienum di telinga rata-rata terjadi pada anak usia 05 tahun, yaitu
berjumlah 232 (48.3%) dari semua kasus yang diteliti. Penelitian lain mengatakan
bahwa sekitar 50.1% dari pasien korpus alienum THT berusia sekitar 8 tahun atau
kurang.5,6
Kejadian tersering adalah pada telinga bagian luar. Jika tidak ditatalaksana
dengan baik, maka dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi seperti otitis
eksterna, laserasi pada liang telinga, perforasi membran timpani, dan otitis media
akut.4
Dalam audit tahunan mengenai benda asing di telinga di Rumah Sakit
Universiti Sains Malaysia selama tahun 2010, tercatat sebanyak 72 pasien dengan
korpus alienum di telinga, 44 orang (61.1%) merupakan laki-laki dan 28 orang
(38.9%) perempuan. Rentang usia meliputi usia di bawah sepuluh tahun sampai
75 tahun. Otalgia merupakan gejala yang paling sering ditemukan (56.9%), dan
serangga merupakan jenis benda asing yang paling banyak yaitu sebanyak 54%.
Sebanyak 69 pasien (95%) berhasil dikeluarkan benda asingnya di layanan klinik.
Sementara itu, hanya 3 (4.2%) pasien yang membutuhkan general anestesi untuk
mengeluarkan benda asingnya. Komplikasi setelah ekstraksi benda asing hanya
ditemukan pada satu pasien.7
2.3 Etiologi dan Faktor Risiko
Benda asing yang masuk ke liang telinga dapat berupa benda mati organik
dan non organik, atau benda hidup. Pada anak kecil sering ditemukan kacang
hijau, manik, mainan, karet penghapus dan terkadang baterai. Pada orang dewasa
yang relatif sering ditemukan adalah kapas cotton bud yang tertinggal, potongan
korek api, patahan pensil, kadang-kadang ditemukan serangga kecil seperti kecoa,
semut atau nyamuk.8
Serumen impaction
Hematoma
Otitis eksterna
Tumor
2.7 Tatalaksana
Benda asing di telinga sangat berisiko terjadi morbiditas karena ukurannya
yang kecil dan liang telinga luar terdiri dari bagian tulang rawan dan bagian tulang
yang dilapisi oleh lapisan tipis dari kulit dan periosteum. Bagian tulang sangat
sensitif karena kulit hanya memberikan sedikit bantal yang melapisi periosteum.
Selain itu, liang telinga dipersarafi oleh banyak serabut saraf seperti nervus vagus,
nervus mandibularis dan sejumlah kecil nervus fasialis. Hal ini menunjukkan
sensitivitas dari liang telinga sangat tinggi sehingga bisa menimbulkan rasa nyeri
yang hebat jika upaya ektraksi tidak hati-hati, apalagi usaha mengeluarkan benda
asing seringkali malah mendorongnya lebih ke dalam.1,9
Pemberian antibiotik dilakukan untuk mencegah infeksi sekunder. Setelah
benda asing keluar. Jika terbukti ada infeksi dan abrasi setelah ekstraksi, beri
kombinasi antibiotik dan steroid tetes telinga 5x/hari selama 5-7 hari.10
2.7.1 Indikasi dan Kontra Indikasi
Tindakan pengangkatan benda asing dari telinga diindikasikan apabila
terdapat visualisasi yang baik dari benda asing yang teridentifikasi di dalam liang
telinga luar.11
2.7.2 Metode
Prosedur pengangkatan benda asing perlu diperhatikan agar tindakan yang
dilakukan tidak mendorong benda asing lebih dalam. Bila kurang hati-hati dapat
berisiko menimbulkan trauma dan merusak membran timpani atau struktrur
telinga tengah. Anak harus dipegang sedemikian rupa sehingga tubuh anak dan
kepala tidak dapat bergerak bebas. Bila binatang di liang telinga masih hidup
harus dimatikan terlebih dahulu dengan memasukkan tampo basah ke liang telinga
lalu diteteskan cairan (misalnya larutan rivanol/obat anestesi lokal) lebih kurang
10 menit, setelah binatang mati, dikeluarkan dengan pinset atau diirigasi dengan
air bersih yang hangat.11,1
Banyak teknik untuk tatalaksana benda asing di telinga yang tersedia, dan
pilihan tergantung pada situasi klinis, jenis benda asing yang dicurigai, dan
pengalaman dokter.11
2.7.2.1 Ekstraksi mekanik
Posisikan pasien senyaman mungkin. Ulangi pemeriksaan untuk
memastikan posisi dan kedalaman benda asing. Buka lensa otoskop, dan secara
hati-hati masukkan bayonet atau forsep aligator melewati lubang otoskop. Jika
benda asing berhasil dipegang, tarik dengan hati-hati melewati liang telinga.
Pastikan tidak ada benda asing yang tertinggal.10
2.7.2.2 Irigasi
Pertama, siapkan air steril yang sesuai dengan suhu tubuh. Sebelumnya
pastikan bahwa tidak ada perforasi pada membran timpani. Posisikan pasien
senyaman mungkin dan jaga pasien tetap kering selama irigasi. Tempatkan basin
di bawah telinga. Lakukan irigasi perlahan, sampai benda asing berhasil
dikeluarkan. Pastikan tidak ada benda asing yang tertinggal.10
2.7.2.3 Suction
Amati benda asing dengan otoskop, buka lensa otoskop, dan secara hatihati masukkan kateter suction ke lubang otoskop. Secara gentle, tarik benda asing
keluar segera setelah benda asing melekat.10
2.7.2.4 Anestesi
General anestesi dilakukan jika prosedur ekstraksi gagal setelah dilakukan
berulang kali. Selain itu, hal ini dilakukan jika pasien tidak kooperatif.10
2.8 Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi sebanyak 22% dari kasus yang ditemukan terkait
dengan benda asing. Oleh karena itu, benda asing harus ditangani secara benar.
Komplikasi akut dari pengeluaran benda asing meliputi abrasi liang telinga,
perdarahann, infeksi, dan perforasi membran timpani. Komplikasi yang muncul
belakangan bila partikel benda asing lama berada di liang telinga atau partikel
benda asing yang masih tertinggal setelah ekstraksi dapat memicu terjadinya
granuloma.12,10
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fornazieri, komplikasi yang
paling sering terjadi yaitu laserasi liang telinga, diikuti perforasi membran timpani
dan otitis eksterna.12
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. J
Umur
: 56 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
No MR
: 948197
Pekerjaan
: Wirawasta
Alamat
: Padang
Rasa tertinggal kapas cotton bud di telinga kanan 5 jam sebelum masuk
rumah sakit
Sebelumnya pasien mengorek telinga kanan dengan cotton bud, tiba-tiba
kapas cotton bud tertinggal di dalam telinga kanan. Pasien kemudian
Nyeri kepala tidak ada, nyeri daerah sekitar muka tidak ada, penglihatan
Kesadaran
: Komposmentis kooperatif
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Frekuensi nadi
: 90 x/menit
Frekuensi nafas
: 20 x/menit
Suhu
: Afebris
Pemeriksaan Sistemik
Kepala
: Normochepal
Mata
Wajah
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
Kelainan
Kel kongenital
Trauma
Radang
Daun telinga
Kel. Metabolik
Nyeri tarik
Nyeri tekan tragus
Dinding liang Cukup lapang (N)
Sempit
telinga
Hiperemi
Edema
Massa
Sekret/serume
n
Ada / Tidak
Bau
Warna
Jumlah
Jenis
Membran timpani
Warna
Reflek cahaya
Bulging
Utuh
Retraksi
Atrofi
Jumlah perforasi
Jenis
Perforasi
Kuadran
Pinggir
Mastoid
Tanda radang
Fistel
Sikatrik
Nyeri tekan
Nyeri ketok
Rinne
Schwabach
Weber
Kesimpulan
Audiometri
Hidung
Dekstra
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sulit dinilai
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tampak benda asing
berupa kapas
Ada
Ada
Kuning kecoklatan
Sedikit
Lembek
Sinistra
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Cukup lapang
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Putih mutiara
Ada, arah jam 7
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Positif
Positif
Sama dengan
Sama dengan
pemeriksa
pemeriksa
Tidak ada lateralisasi
Normal
Tidak dilakukan
Pemeriksaan
Hidung luar
Kelainan
Deformitas
Kelainan kongenital
Trauma
Radang
Massa
Dektra
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sinistra
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sinus paranasal
Pemeriksaan
Dekstra
Sinistra
Nyeri tekan
Tidak ada
Tidak ada
Nyeri ketok
Tidak ada
Tidak ada
Rinoskopi Anterior
Pemeriksaan
Kelainan
Dekstra
Sinistra
Vestibulum
Vibrise
Ada
Ada
Radang
Tidak ada
Tidak ada
Cavum nasi Cukup lapang (N)
Cukup lapang
Cukup lapang
Sempit
Tidak
Tidak
Lapang
Tidak
Tidak
Lokasi
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sekret/Darah Jenis
Jumlah
Tidak ada
Tidak ada
Bau
Tidak ada
Tidak ada
Konka
Ukuran
Eutrofi
Eutrofi
Warna
Merah
muda
Merah
muda
inferior
Permukaan
Licin, rata
Licin, rata
Edema
Tidak ada
Tidak ada
Konka
Ukuran
Eutrofi
Eutrofi
Warna
Merah muda
Merah muda
media
Permukaan
Licin, rata
Licin, rata
Edema
Tidak ada
Tidak ada
Cukup lurus/deviasi
Tidak ada deviasi
Permukaan
Licin
Warna
Merah muda
Spina
Tidak ada
Septum
Krista
Tidak ada
Abses
Tidak ada
Perforasi
Tidak ada
Lokasi
Tidak ada
Tidak ada
Bentuk
Tidak ada
Tidak ada
Ukuran
Tidak ada
Tidak ada
Permukaan
Tidak ada
Tidak ada
Warna
Tidak ada
Tidak ada
Massa
Konsistensi
Tidak ada
Tidak ada
Mudah digoyang
Tidak ada
Tidak ada
Pengaruh
Tidak ada
Tidak ada
vasokonstriktor
Dekstra
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Sinistra
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Dekstra
Sinistra
Simetris
Merah muda
Tidak ada
Tidak ada
Merah muda
Licin
T1
Merah muda
Licin
Tidak Melebar
Tidak ada
Tidak ada
T1
Merah muda
Licin
Tidak Melebar
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Merah muda
Merah muda
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Gigi
Lidah
Karies/Radiks
Kesan
Warna
Bentuk
Deviasi
Massa
Tidak ada
Tidak ada
Oral higiene baik
Merah muda
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Dekstra
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Sinistra
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Sinistra
Inspeksi
Palpasi
RESUME
(DASAR DIAGNOSIS)
Anamnesis
Rasa tertinggal kapas cotton bud di telinga kanan 5 jam sebelum masuk
rumah sakit
Sebelumnya pasien mengorek telinga kanan dengan cotton bud, tiba-tiba
kapas cotton bud tertinggal di dalam telinga kanan. Pasien kemudian
Pemeriksaan Fisik :
Telinga:
AD:
AS:
Quo ad Vitam
Quo ad Functionam
: bonam
: bonam
Quo ad Sanationam
: bonam
BAB IV
DISKUSI
Korpus alienum atau benda asing dalam suatu organ ialah benda yang
berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak
ada. Benda asing di telinga merupakan masalah yang sering ditemukan oleh
dokter THT, dokter anak dan dokter layanan primer terutama di pelayanan gawat
darurat.
Benda asing yang ditemukan di liang telinga dapat sangat bervariasi, baik
berupa benda hidup atau benda mati berupa organik maupun non organik. Benda
asing pada telinga yang sering ditemukan pada anak kecil yaitu kacang hijau,
manik, mainan, karet penghapus dan terkadang baterai. Pada orang dewasa yang
relatif sering ditemukan adalah kapas cotton bud yang tertinggal, potongan korek
api, patahan pensil, kadang-kadang ditemukan serangga kecil seperti kecoa, semut
atau nyamuk.
Pada kasus ini, ditemukan benda asing berupa cotton bud pada liang
telinga kanan pasien yang dari anamnesis diketahui pasien sebelumnya mengorek
telinga. Pada kasus ini sesuai dengan benda asing yang paling sering ditemukan
pada orang dewasa, yaitu pasien laki-laki berusia 56 tahun.
Berdasarkan anamnesis dengan pasien didapatkan adanyar rasa tertinggal
kapas cotton bud di telinga kanan 5 jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya
pasien mengorek telinga kanan dengan cotton bud, tiba-tiba kapas cotton bud
tertinggal di dalam telinga kanan. Pasien kemudian berobat ke IGD RSUP DR M
Djamil Padang. Usaha mengeluarkan tidak ada. Riwayat kebiasaan mengorekngorek telinga ada.
Berdasarkan pemeriksaan fisik menggunakan otoskop didapatkan pada
telinga kanan tampak massa berwarna putih berupa kapas di liang telinga,
serumen ada sedikit berwarna kuning kecoklatan lembek. Pemeriksaan telinga
kiri didapatkan liang telinga lapang, membran timpani utuh berwarna putih
mutiara, refleks cahaya ada arah jam 7, serumen tidak ada.
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tidak ada
pemeriksaan laboratorium ataupun radiologi yang direkomendasikan sebagai
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik adalah alat diagnostik yang utama.
Otoskop dapat digunakan sambil menarik pinna ke arah posterosuperior.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut dapat ditegakkan
diagnosis Corpus alienum kapas cotton bud et liang telinga AD dengan
diagnosis tambahan serumen prop et AD. Diagnosis banding pada keluhan pasien
ini tidak ada dikarenakan pada pemeriksaan dengan otoskop sudah jelas
didapatkan adanya benda asing berupa kapas di dalam liang telinga kanan.
Banyak teknik untuk tatalaksana benda asing ditelinga yang tersedia, dan
pilihan tergantung pada situasi klinis, jenis benda asing yang dicurigai, dan
pengalaman dokter. Pada pasien ini tatalaksana khusus yang dilakukan adalah
ekstraksi mekanik menggunakan forcep alligator. Setelah ekstraksi berhasil,
dilakukan ear toilet untuk membersihkan serumen yang ada, yaitu dibersihkan
dengan kapas yang dililitkan pada cotton applicator karena konsistensi serumen
lembek. Kemudian, Evaluasi telinga kanan dilakukan dengan otoskop dan
didapatkan liang telinga kanan cukup lapang, membran timpani utuh, refleks
cahaya ada arah jam 5, laserasi tidak ada, ekskoriasi tidak ada, benda asing tidak
ada, serumen tidak ada.
Selain tatalaksana khusus, pada pasien juga diberikan tatalaksana umum
berupa edukasi, yaitu menjelaskan bahwa kapas ditemukan di liang telinga kanan
dan sudah diekstraksi dari liang telinga kanan. Kemudian, menjelaskan agar
pasien tidak melakukan kebiasaan mengorek telinga. Bila telinga terasa gatal atau
ingin membersihkan telinga, sebaiknya dibawa ke puskesmas atau rumah sakit.
Terakhir, menjelaskan kepada pasien bila ada benda asing yang masuk ke dalam
telinga, sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit untuk dikeluarkan dan jangan
mencoba mengeluarkan sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala & Leher. Edisi 7. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2012
2. Adam, George L. BOIES Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan
THT Edisi 6. 1997; hal.57-59.
3. Shresta I, Shrestha BL, Amatya RCM. Analysis of Ear, Nose and Throat
Foreign Bodies in Dhulikhel Hospital. Kathmandu Univ Med J. 2012;38(2):48
4. Gomes JM, Andrade JSC, Matos RC, et al. ENT foreign bodies: profile of the
cases seen at a tertiary hospital emergency care unit. Braz J Otorhinolaryngol.
2013;79(6):699-703.
5. Chai et al dalam Al-Juboori AN. 2013. Aural Foreign Bodies: Descriptive
Study of 224 Patients in Al-Fallujah General Hospital, Iraq. Hindawi
Publishing Corporation International Journal of Otolaryngology Volume
2013; p 1-4
6. Asokarathinam K, Shwetha, Prabakaran J. Unrolling Stone Gathers no Moss!
Asymptomatic Long-Standing Foreign Body in the External Ear- A Case
Report. International Journal of Basic and Applied Medical Sciences.
2014;4(1):7-9.
7. Yaroko AA, Irfan M. An Annual Audit of the Ear Foreign Bodies in Hospital
Universiti Sains Malaysia. Malaysian Family Physician. 2012;7(1):2-5.
8. Pagrani M dan Mohan C. 2013. An unusual foreign body in ear Indian
Journal of Otology July 2013 Vol 19 Issue 3; p 149-51