Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA SPIRITUALITAS DAN EFIKASI DIRI DENGAN

KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2


DI RS JOGJA
Santi Damayanti1, Ratna Sitorus2, Luknis Sabri3
ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah sebagai akibat dari
kekurangan sekresi insulin, gangguan aktivitas insulin atau keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan spiritualitas dan efikasi diri dengan kepatuhan. Penelitian ini menggunakan design analitik korelasi dengan
desain cross-sectional. Jumlah sampel 102 orang yang dilakukan di RS Jogja. Hasil analisis menggunakan korelasi Uji
Chi Square menunjukkan ada hubungan spiritualitas dan efikasi diri dengan kualitas hidup (P Value spiritualitas:
0,000; P Value self-efficacy: 0,000; : 0,15). Variabel confounding terhadap hubungan spiritualitas dan efikasi diri
dengan kepatuhan adalah status ekonomi dan pengetahuan Berdasarkan hal tersebut, perawat perlu melakukan
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif, khususnya yang terkait dengan spiritualitas dan efikasi diri
dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam meningkatkan kepatuhan pasien DM tipe 2.

Kata Kunci:
Diabetes Mellitus, Spiritualitas, Efikasi Diri, kepatuhan.

ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease marked by high blood glucose levels as a result of deficiency of insulin
secretion, impaired insulin activity or both. This study aims to determine the relationship of spirituality and self-efficacy
with compliance. This research design uses a correlation analysis with cross-sectional design. The number of samples
of 102 people conducted in Yogyakarta Hospital. The results of correlation analysis using the chi square test showed
relationship of spirituality and self-efficacy to quality of life (P values of spirituality: 0.000, P value of self-efficacy:
0.000; : 0.15). Confounding variables on the relationship of spirituality and self-efficacy in compliance is the
economic status and knowledge of this, nurses need to provide comprehensive nursing care, especially in terms of
spirituality and self-efficacy from from assessment until evaluation in improving patient compliance type 2 DM.
Keyword:
Diabetes Mellitus, spirituality, self-efficacy, compliance.
1

Santi Damayanti S.Kep.,Ns,,Universitas Respati Yogyakarta


DR. Ratna Sitorus, S.Kp., M.App.Sc:
3
dr.Luknis Sabri: Dosen FKM UI
2

1. PENDAHULUAN
Di Indonesia jumlah pasien DM mengalami kenaikan,

perilaku

dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 dan diperkirakan

pengobatan. Efikasi diri dapat mempengaruhi seseorang

menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2020.

untuk memilih, kemampuan untuk bertahan dan tangguh

Tingginya angka kesakitan itu menjadikan Indonesia

menghadapi kesulitan8. Efikasi diri membantu seseorang

menempati urutan keempat dunia setelah Amerika

dalam menentukan pilihan, usaha untuk maju, kegigihan

Serikat, India dan China1. Prevalensi DM di provinsi D.I

dan ketekunan dalam mempertahankan tugas-tugasnya

Yogyakarta sebanyak 1,6% tiap bulan, angka tersebut

yang

berada di atas prevalensi rata-rata nasional yaitu

mempengaruhi bagaimana seseorang berfikir, merasa,

2.

sebanyak 0,7%.

. Pasien DM memiliki tingkat

kepatuhan terendah (67,5%) dibandingkan dengan 16

sehat

dan

mencakup

kepatuhan

kehidupan

terhadap

mereka.

rejimen

Efikasi

diri

memotivasi diri sendiri dan bertindak9.


RS Jogja

merupakan RS Umum Daerah di kota

angka

Yogyakarta yang melayani berbagai pasien penyakit

ketidakpatuhan diakibatkan oleh beberapa faktor. Lebih

dalam maupun bedah. Kasus DM termasuk dalam 10

dari 50% pasien DM tipe 2 tidak mengetahui tentang

penyakit terbanyak

penyakit dan komplikasinya, sehingga datang ke rumah

pasien DM yang rawat jalan meningkat sebesar 11,2%

sakit dengan glukosa darah yang tinggi disertai berbagai

sepanjang tahun 2008-2009, dengan rata-rata jumlah

komplikasi4.

yang

pasien sebanyak 9.223, dan pasien DM tipe 2 dengan

mempengaruhi kepatuhan antara lain durasi penyakit,

komplikasi sebanyak 73 orang per bulan dengan

status

peningkatan

penyakit

utama

sosial

lainnya.

Selain

faktor

ekonomi,

Tingginya

pengetahuan,

keyakinan

kesehatan,

dan

20,3%

di RS Jogja. jumlah kunjungan

sepanjang

tahun

2008-2009.

dukungan sosial. Pasien DM memerlukan dukungan dari

Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan tiga pasien

semua aspek termasuk domain spiritual. Spiritualitas

DM yang sedang rawat jalan di RS Jogja menyatakan

mempengaruhi perilaku perawatan diri dan dalam

bahwa mereka takut melakukan kesalahan dan merasa

mengontrol kadar gula darah pada masyarakat Afrika-

kurang

Amerika dengan DM tipe 25.

perawatan diri DM walaupun perawat sudah memberikan

Spiritualitas atau spirit secara etimologi berasal dari

penyuluhan kesehatan tentang penatalaksanaan DM.

kata Latin spiritus, yang

Pasien

berarti roh, jiwa, sukma,

yakin

juga

dengan

kemampuannya

mengatakan

bahwa

melakukan

terkadang

tidak

kesadaran diri, wujud tak berbadan, nafas hidup, nyawa

melakukan perawatan yang dianjurkan karena merasa

hidup. Spiritual merupakan komitmen tertinggi dan

jenuh, pasrah dan putus asa dengan penyakit yang sudah

prinsip yang paling kuat dalam diri individu terhadap

lama diderita. Beberapa pasien menyatakan penyakitnya

pilihan yang dibuat dalam hidupnya6. Efikasi diri

merupakan takdir dari Tuhan. Berdasarkan fenomena

didefinisikan

atau

tersebut dapat disimpulkan bahwa ketidakpatuhan pasien

untuk mampu melakukan tugas-tugas

DM rawat jalan di prediksi karena belum optimalnya

tertentu, mengatur dan melaksanakan program tindakan

kepercayaan diri pasien dan kurangnya motivasi spiritual

yang

dalam melakukan penatalaksanaan DM.

keyakinan diri

sebagai

diperlukan

penilaian,

dalam

kepercayaan

mencapai

tujuan

yang

diinginkan7. Efikasi diri merupakan penentu penting dari

Tujuan penelitian adalah Diketahuinya hubungan antara

responden, spiritualitas, efikasi diri dan kepatuhan pasien

spiritualitas dan efikasi diri dengan kepatuhan Pasien

DM. Analisis bivariat dengan uji Chi Square digunakan

Diabetes mellitus Tipe 2 di RS Jogja. Diketahuinya

untuk mengetahui hubungan antara spiritualitas dengan

karakteristik demografi responden berdasarkan umur,

kepatuhan, efikasi diri dengan kepatuhan.

jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status

multivariat dengan uji regresi logistik ganda dengan

ekonomi.serta pengetahuan tentang DM. Diketahuinya

pemodelan

variabel independen yang dominan mempengaruhi

variabel yang dominan berhubungan dengan kepatuhan

kepatuhan pasien DM tipe 2. hubungan antara faktor

pasien DM serta untuk mengetahui faktor pengganggu

konfonding dengan kepatuhan pasien DM Tipe 2.

yang mempengaruhi hubungan spiritualitas dan efikasi

Diketahuinya faktor konfonding yang mempengaruhi

diri dengan kepatuhan pasien DM

prediksi

untuk

mengetahui

Analisis

komponen

hubungan antara spiritualitas dan efikasi diri dengan


kepatuhan pasien DM tipe 2 di RS Jogja.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

2.METODE PENELITIAN

3.1. Distribusi responden berdasarkan kepatuhan

Penelitian ini merupakan penelitian analitic-corelational,


menggunakan rancangan crossectional study. Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh pasien DM tipe 2 yang
menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Jogja pada bulan

Diagram 3.1 Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Kepatuhan di RS Jogja
Bulan Mei Juni Tahun 2011 (n = 102)
25%

Patuh
:76

Mei sampai dengan Juni 2011. Jumlah sampel penelitian


102 responden. Teknik pengambilan sampel yaitu
75%

consecutive sampling. Analisis statistik yang digunakan

Tidak
Patuh :26

yaitu uji Chi Square dan regresi logistik ganda.


Tempat penelitian dilakukan di Poliklinik penyakit dalam

Pada Diagram 3.1, distribusi frekuensi responden

RS

berdasarkan kepatuhan, terlihat mayoritas responden

Jogja.

Proses

pengambilan

data

penelitian

dilaksanakan dari tanggal 30 Mei sampai 11 Juni 2011.

patuh, yaitu sebanyak 76 orang (74,5%), sedangkan

Alat pengumpulan data yang digunakanan adalah

yang tidak patuh sebanyak 26 orang.(25,5%)

kuesioner yang meliputi data demografi, kuesioner


Kuesioener

Spiritualitas/Spiritual

Involvement

and

3.2. Distribusi responden berdasarkan spiritualitas dan


efikasi diri

Beliefs Scale-Revised (SIBS-R), kuesioner efikasi diri/

Tabel 3.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

The Diabetes Management Self-efficacy Scale for type 2

Spiritualitas dan Efikasi diri di RS Jogja

DM (DMSES), Kuesioner Kepatuhan Pasien DM Tipe 2/

Bulan Mei Juni Tahun 2011 (n = 102)

The Diabetes Activities Questionnaire (TDAQ),

dan

Variabel

Kategori

Jumlah

Persentase
(%)

Baik

83

81,4

Kurang
baik

19

18,6

instrument pengetahuan/ Test of Diabetes Kowledge


(TDK).
Analisis yang digunakan pada penelitian adalah analisis
univariat dengan analisis frekwensi dari karakteristik

Spiritualitas

Efikasi diri

Baik

87

85,3

jenis kelamin diketahui bahwa responden laki-laki

Kurang
baik

15

14,7

sebanyak 36 orang (35,3%), sedangkan responden


perempuan 66 orang (64,7%). Berdasarkan tingkat

Mayoritas responden mempunyai spiritualitas yang baik

pendidikan, mayoritas responden berpendidikan tinggi

yaitu sebanyak 83 orang (81,4%) sedangkan spiritualitas

yaitu

kurang baik sebanyak 19 orang (18,6%). Mayoritas

berpendidikan rendah sebanyak 20 orang (19,6%).

responden dengan efikasi diri baik sebanyak 87 orang

Berdasarkan pekerjaan,

(85,3%), sedangkan efikasi diri kurang baik, sebanyak 15

bekerja

orang (18,6%).

responden yang bekerja yaitu sebanyak 37 orang

3.2. Karakteristik Responden

(36,3%). Berdasarkan lama DM, mayoritas responden

Tabel 3.2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut


Faktor Demografi dan Pengetahuan Tentang DM Di RS
Jogja Bulan Mei Juni Tahun 2011 (n = 102)
Variabel

Kategori

Tingkat
Pendidikan

82

orang

(80,4%)

sedangkan

mayoritas responden tidak

yaitu sejumlah 65 orang (63,7%) sedangkan

yang mengidap DM dalam kategori lama yaitu sejumlah


63 responden (61,8%), sedangkan responden yang
mengidap DM dalam kategori baru yaitu sebanyak 39
responden

(38,2%).

Berdasarkan

status

ekonomi,

Jumlah

Persentase

Dewasa

52

51,0

Lansia

50

49,0

Laki-laki

36

35,3

Berdasarkan distribusi frekuensi pengetahuan tentang

Perempuan

66

64,7

DM, mayoritas responden mempunyai pengetahuan baik

Rendah

20

19,6

yaitu sebanyak 83 orang (81,4%) sedangkan responden

Tinggi

82

80,4

Bekerja

37

36,3

Tidak bekerja

65

63,7

Lama

63

61,8

Baru

39

38,2

Rendah

22

21,6

Tinggi

80

78,4

Kurang Baik

19

18,6

OR= 34,00. artinya terdapat hubungan yang bermakna

Baik

83

81,4

antara kepatuhan pasien DM dengan kejadian ulkus

Umur (Tahun)

Jenis kelamin

sebanyak

mayoritas responden dengan status ekonomi tinggi yaitu


80 orang (78,4%) sedangkan responden dengan status
ekonomi

rendah

sebanyak

22

orang

(21,6%).

dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 19 orang


(18,6%).

Pekerjaan

Lama DM

Status ekonomi

3.2. Analisis Bivariat


3.2.1. Distribusi responden menurut spiritualitas dan
efikasi diri dengan kepatuhan
Hasil analisis distribusi responden menurut spiritualitas
dan efikasi diri dengan kepatuhan dapat dilihat pada tabel
5.3

Pengetahuan DM

Hasil uji statistik didapatkan p-value =

0,000 dan

diabetik. Pasien DM yang tidak patuh mempunyai


Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 3.2 menunjukkan

peluang 34 kali untuk mengalami ulkus diabetik. Pasien

bahwa dari segi umur, responden mayoritas berusia

DM yang secara umum tidak patuh,, artinya pasien tidak

dewasa yaitu sebanyak 52 orang (51%) sedangkan yang

patuh

lansia 50 orang (49%). Distribusi frekuensi berdasarkan

memonitor

terhadap

ke

kadar

lima
glukosa

aspek
darah,

kepatuhan
diet,

yaitu:

aktivitas,

perawatan kaki dan kunjungan berobat seperti yang telah

disarankan

oleh

tenaga

kesehatan.

Tabel 3.3. Distribusi Responden menurut spiritualitas dan efikasi diri dengan kepatuhan pasien DM tipe 2 di RS Jogja Bulan
Mei Juni Tahun 2011 (n = 102)
Kepatuhan Pasien DM
Total
Variabel Independen
OR
P
Tidak Patuh
Patuh
(95%CI)
value
n
%
n
%
n
%
Spiritualitas
Kurang baik
12
63,2
7 36,8 19
100
8,449
0,000*
Baik
14
16,9
69 83,1 83
100
(2,827-25,255)
Efikasi diri
Kurang baik
10
62,5
5 33,3 15
100
8,875
0,000*
Baik
(1,227-9,950)
16
18,6
71 81,6 87
100

*signifikan pada : 0,05


Tabel 3.4.Distribusi Responden menurut Karakteristik Demografi dan Pengetahuan dengan Kepatuhan Di RS Jogja Mei-Juni 2011 (n =
102)
Kepatuhan Pasien DM
Total
OR
p
Variabel
Tidak Patuh
Patuh
(95%CI)
value
n
%
n
%
n
%
Umur
Dewasa
15
28,8
37
71,2 52
100
1,437
(0, ,585-3,531)
0,571
11
22
39
78
Lansia
50
100
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pendidikan
Rendah
Tinggi
Pekerjaan
Bekerja
Tidak bekerja
Lama DM
Lama
Baru
Status Ekonomi
Rendah
Tinggi
Pengetahuan
Kurang baik
Baik
*signifikan pada : 0,05

14
12

38,9
18,2

22
54

61,1
81,8

36
66

100
100

2,864
(1,145-7,162)

0,040*

5
21

25
25,6

15
61

75
74,4

20
82

100
100

0,968
(0,314-2,989)

1,000

8
18

21,6
27,7

29
47

78,4
72,3

37
65

100
100

1,388
(0,535-3,600)

0,660

17
9

27,0%
23,1%

46
30

73
76,9

63
39

100
100

1,232
(0,486-3,121)

0,837

10
16

45,5
20

12
64

54,5
80

22
80

100
100

47,4

10

52,6

19

100

17

20,5

66

79,5

83

100

3,333
(1,224-9,081)

0,032*

3,494
(1,227-9,950)

0,021*

sumber-sumber untuk mengatasi stres akibat

a. Hubungan spiritualitas dengan kepatuhan


Berdasarkan tabel 3.3 terlihat bahwa responden
patuh mayoritas memiliki spiritualitas baik, yaitu

rejimen

perawatan

yang

rumit,

seperti

penatalaksanaan DM tipe 2 .

sebanyak 69 responden (83,1%) dan sisanya

3.2.2.Distribusi responden menurut karakteristik

spiritual kurang baik sebanyak 7 orang (36,8%).

demografi dan pengetahuan dengan kepatuhan

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada

pasien DM Tipe 2

hubungan antara spiritualitas dan kepatuhan

a. Hubungan antara umur dan kepatuhan

pasien DM di RS Jogja dengan p value 0,000 (:

Kategori umur dewasa yang patuh sebanyak 37

0,05).

baik

responden (71,2%) sedangkan kategori umur

memiliki peluang 8,4 kali patuh dibanding yang

lansia yang patuh sebanyak 39 responden (78%).

spiritualitas kurang baik (CI 95%; OR : 2,827-

Hasil analisis statistik didapatkan bahwa tidak ada

25,255). Individu dengan tingkat spiritualitas

hubungan

tinggi, lebih memungkinkan memenuhi rejimen

responden di RS Jogja (p : 0,571, : 0,05). Hasil

pengobatan yang direkomendasikan, melakukan

analisis penelitian yang mendukung menyatakan

perilaku perawatan diri

tidak ada hubungan antara umur dengan efikasi

Responden

manajemen
meningkatkan

dengan

10

diabetes .

spiritualitas

yang

positif pada

Spiritualitas

penyembuhan,

dapat

kesehatan

antara

umur

dengan

kepatuhan

diri dalam perawatan diri DM tipe 213

dan

b. Hubungan

kemampuan koping individu ras Amerika-Afrika

kepatuhan

yang hidup dengan penyakit kronis seperti DM

Terlihat bahwa sebanyak 54 responden (81,8,3%)

11

dan kanker .

antara

jenis

kelamin

dan

berjenis kelamin perempuan menunjukkan patuh

b. Hubungan efikasi diri dengan kepatuhan

sedangkan

responden

laki-laki

yang

patuh

Responden yang patuh mayoritas memiliki efikasi

sebanyak 22 orang (61,1%). Hasil uji statistik

diri baik, yaitu sebanyak 71 responden (81,6%)

menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis

dan sisanya yang memiliki efikasi diri kurang

kelamin dengan kepatuhan (p value 0,040, :

baik sebanyak 5 orang (33,3%). Hasil uji statistik

0,05). Responden berjenis kelamin perempuan

menunjukkan ada hubungan antara efikasi diri

memiliki peluang 2,86 kali patuh dibanding yang

dengan kepatuhan pasien DM tipe 2 di RS Jogja

berjenis kelamin laki-laki (CI 95% ; OR : 1,145-

(p 0,000, : 0,05). Responden dengan efikasi diri

7,162).

baik memiliki peluang 8,9 kali patuh dibanding

perempuan cenderung untuk lebih patuh dalam

yang mempunyai efikasi diri kurang baik (CI 95%

mengikuti rejimen pengobatan, dikarenakan laki-

; OR : 1,227-9,950). Efikasi diri adalah prediktor

laki melakukan aktifitas fisik diluar rumah lebih

utama dari perilaku yang dapat mempengaruhi

banyak

dimulainya tugas, jumlah usaha yang dikeluarkan

mempunyai kecenderungan untuk tidak patuh, dan

dalam melaksanakan tugas dan lamanya waktu

laki-laki juga mengkonsumsi lebih banyak kalori

orang tersebut akan memenuhi tugas . Efikasi diri


dapat

mengoptimalkan
12

kepatuhan

terhadap

rejimen diabetes . Efikasi diri menyediakan

Responden

dari

pada

yang

berjenis

perempuan

kelamin

sehingga

dengan komposisi diitnya tidak tepat.14.


c. Hubungan
kepatuhan

antara

pendidikan

dengan

Sebanyak 61 responden (74,4%) berpendidikan

dengan efikasi diri, yang membuat pasien merasa

tinggi menunjukkan patuh sedangkan responden

yakin dan mampu untuk melakukan penyakitnya,

pendidikan rendah yang menunjukkan patuh

sehingga

sebanyak 15 orang (75%). Hasil uji statistik

pengobatan 13.

menunjukkan

bahwa

ada

hubungan

antara

patuh

untuk

memenuhi

rejimen

f. Hubungan status ekonomi dengan kepatuhan

pengetahuan dengan kepatuhan (p value 0,021, :

Sebanyak 64 responden (80%) mempunyai status

0,05). Responden yang berpengetahuan baik

sosial ekonomi tinggi menunjukkan patuh dan

memiliki peluang 3,49 kali patuh dibanding yang

responden yang mempunyai status sosial ekonomi

berpengetahuan kurang baik (CI 95%; OR: 1,227-

rendah menunjukkan patuh sebanyak 12 orang

9,950). Hasil penelitian lain menyatakan tingkat

(54,5%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

pendidikan tidak berkontribusi secara signifikan

ada hubungan antara status ekonomi dengan

15

kepatuhan (p value.0,032, : 0,05). Responden

terhadap kepatuhan pasien DM tipe 2 .


d. Hubungan
kepatuhan

antara

pekerjaaan

dengan

yang tingkat status ekonominya tinggi memiliki


peluang 3,33 kali patuh dibanding yang status

Sebanyak 47 responden (72,3%) tidak bekerja

ekonominya rendah (CI 95% ;OR: 1,224-9,081).

menunjukkan patuh dan responden yang bekerja

Hasil penelitian ini sama dengan pendapat Harris

menunjukkan patuh sebanyak 29 orang (78,4%).

menyatakan

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada

berhubungan dengan ketidakpatuhan pasien DM

hubungan antara pekerjaan dengan kepatuhan (p

14

value 0,660, : 0,05). Penelitian lain menyatakan

g. Hubungan pengetahuan DM
kepatuhan pasien DM tipe 2.

tidak

ada

perbedaan

proporsi

kejadian

bahwa

status

sosial

ekonomi

.
dengan

ketidakpatuhan jadwal makan antara responden

Sebanyak 66 orang (79,5%) berpengetahuan

yang mempunyai aktivitas pekerjaan ringan dan

baik menunjukkan patuh dan responden yang

pekerjaan berat dengan kepatuhan jadwal pasien

berpengetahuan kurang baik menunjukkan

DM

aktivitas

patuh sebanyak 17 orang (20,5%). Hasil uji

pekerjaan dengan kepatuhan jadwal makan pasien

statistik menunjukkan ada hubungan antara

(tidak

ada

pengaruh

antara

16

DM) .
e. Hubungan antara lama DM dengan kepatuhan

pengetahuan dengan kepatuhan (p value


0,021,

0,05).

Responden

yang

Sebanyak 46 responden (73,0%) mengidap DM

berpengetahuan baik memiliki peluang 3,49

dalam kategori lama menunjukkan patuh dan

kali patuh dibanding yang berpengetahuan

responden dalam kategori baru yang menunjukkan

kurang baik (CI 95%; OR: 1,227-9,950). Hasil

patuh sebanyak 30 orang (76,9%). Hasil analisis

penelitian ini didukung oleh penelitian lain,

statistik didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bahwa kepatuhan terhadap rencana perawatan

antara lama DM dengan kepatuhan pasien DM

dipengaruhi oleh tingkat pemahaman pasien,

tipe 2 di RS Jogja (p value 0,837, : 0,05). Hasil

penerimaan diagnosis dan kesediaan untuk

penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian

berpartisipasi dalam rencana pengobatan 17.

lain, lama penyakit DM tidak berhubungan

3.3. Hasil Analisis Multivariat

interaksi ternyata menunjukkan tidak terdapat

a. Seleksi Kandidat
Setelah seleksi kandidat ada 5 variabel yang

interaksi dari masing-masing variabel dalam

nilai p valuenya <0,25, yaitu jenis kelamin,

hubungannya dengan kepatuhan pasien DM tipe

status ekonomi, pengetahuan, spiritualitas

2 (p>0,05)

dan efikasi diri, sehingga ke 5 variabel


tersebut dapat masuk ke dalam multivariat.

uji

regresi

Setelah dilakukan analisis, ternyata pemodelan


terakhir sama dengan full model (tabel 3.5).

b. Pemodelan Multivariat
Hasil

d. Pemodelan Terakhir

berganda

Variabel yang berhubungan dengan kepatuhan

menghasilkan dari 5 variabel terdapat 2

adalah efikasi diri, spiritualitas, dan jenis

variabel yang p value nya >0,05, yaitu

kelamin. Efikasi diri merupakan variabel yang

pengetahuan dan status ekonomi. Kedua

dominan berhubungan dengan kepatuhan.Pasien

variabel

secara

DM tipe 2 dengan efikasi diri baik akan

bertahap mulai dari variabel dengan p value

mempunyai kecenderungan untuk patuh 4,48

terbesar.

kali

tersebut

logistik

dikeluarkan

Ternyata

setelah

variabel

dibandingkan

dengan

individu

yang

pengetahuan dikeluarkan dari pemodelan,

mempunyai efikasi diri kurang baik setelah

ada perubahan Odd Ratio (OR) >10%,

dikontrol dengan variabel jenis kelamin, status

sehingga variabel pengetahuan tetap berada

ekonomi, pengetahuan dan spiritualitas. Pasien

dalam

DM Tipe 2 dengan spiritualitas baik akan

model.

Adapun

pemodelan

multivariat seperti dalam tabel 3.5

mempunyai kecenderungan untuk patuh 4,34

Tabel 3.5.Model I (Full Model) Hasil Analisis

kali

Pemodelan

Multivariat Variabel Bebas dan Variabel

dibandingkan

dengan

individu

yang

mempunyai spiritualitas kurang baik setelah

Konfonding dengan Kepatuhan Pasien DM Tipe 2 di RS

dikontrol dengan variabel jenis kelamin, status

Jogja

ekonomi, pengetahuan dan efikasi diri. Jenis

Mei-Juni 2011
Variabel

Wald

kelamin perempuan mempunyai kecenderungan

P
Value

OR

95% C.I

untuk patuh 3,29 kali dibanding jenis kelamin


laki-laki, setelah dikontrol dengan variabel

Spiritualitas

1,468

5,017

0,025

4,341

1,201-15,685

Efikasi diri

1,500

4,158

0,041

4,480

1,060-18,936

Jenis Kelamin

1,191

4,578

0,032

3,290

1,105-9,795

Status
ekonomi

1,046

2,859

0,091

2,846

0,847-9,566

Pengetahuan

0,688

status ekonomi, pengetahuan, spiritualitas dan


efikasi diri.
4. Implikasi Hasil Penelitian
Sebagai seorang perawat spesialis medikal bedah
diharapkan

mampu

mengaplikasikan

asuhan

keperawatan secara komprehensif mulai dari


1,076

0,300

1,990

0,542-7,300

tahap

pengkajian,

penyusunan

penegakan

intervensi,

diagnosa,

implementasi

dan

evaluasi. Pada saat pengkajian, faktor spiritual

c. Uji Interaksi
Uji interaksi dilakukan sebelum pemodelan

dan psikososial perlu dikaji lebih dalam untuk

terakhir

mengetahui distress spiritual dan penurunan

ditetapkan.

Setelah dilakukan

uji

efikasi

diri.

untuk

efikasi diri kurang baik setelah di kontrol dengan

meningkatkan kepatuhan pasien DM tipe 2, antara

variabel jenis kelamin, status ekonomi dan

lain : meningkatkan kepatuhan, meningkatkan

pengetahuan tentang DM.

efektifitas

Intervensi

menejemen

keperawatan

regimen

terapeutik,

pendidikan kesehatan dan culture brokerage


(perantara budaya). Untuk peningkatan efikasi
diri dan

memberikan dukungan spiritualitas.

6. KEPUSTAKAAN
1.

Wild. S, Roglic.G, Green. A, Sicree R, & King.


H (2004). Global Prevalence of Diabetes,
estimates for the year 2000and projections for
2030.(http://www.who.int/diabetes/facts/en/diab
care0504.pdf. .

2.

Riset
Kesehatan
Dasar.(2007).
Laporan
Nasional.Badan penelitian dan pengembangan
Kesehatan Depkes RI.
Tovar, Elizabeth Gressle (2007) Relationships
between psychosocial factors and adherence to
diet
and exercise in adults with type 2 diabetes: A
test of a theoretical mode. The University Of
Texas Medical Branch Graduate School Of
Biomedical Sciences, 2007, 278 Pages; 3360566.

intervensinya antara lain: dukungan spiritual,


peningkatan efikasi diri, peningkatan kesadaran
diri, dan peningkatan koping.

5.

KESIMPULAN
Mayoritas

responden

3.
dalam

kategori

patuh,mayoritas, memiliki spiritual baik dan


efikasi diri baik, mayoritas berusia dewasa,
mayoritas berjenis kelamin perempuan, mayoritas
berpendidikan tinggi, mayoritas

tidak bekerja,

mayoritas mengidap DM dalam waktu lama,

4.

Perkeni. (2006). Naskah lengkap national


obesity symposium I 2002: from children to
elderly from adipocytokines-mediators to the
promising management of obesity. Pusat
Diabetes dan Lipid RSUD Dr. Soetomo/FK
UNAIR.

5.

Hanna . henrietta . h (2006) the influence of selfefficacy and spirituality on self-care behaviors
and glycemic control in older african americans
with type 2 diabetes dissertation. Presented in
Partial Fulfillment of the Requirements for the
Degree of Doctor of Philosophy in Nursing
Barry University. UMI Number: 3292159.

6.

Potter.P.A & Perry,A.G (2005). Buku Ajar


Fundamental Keperawatan: Konsep, proses dan
praktek. Jakarta: EGC..

mayoritas responden status ekonomi tinggi, dan


mayoritas mempunyai pengetahuan tentang DM
baik.
Tidak ada hubungan karakteristik responden
dengan kepatuhan kecuali jenis kelamin, status
ekonomi dan pengetahuan tentang DM..Ada
hubungan antara spiritualitas dengan kepatuhan
setelah dikontrol dengan variabel jenis kelamin,
status ekonomi dan pengetahuan, dimana pasien
DM Tipe 2 dengan spiritualitas baik akan
mempunyai peluang untuk patuh 4,34 kali
dibandingkan dengan individu yang mempunyai
spiritualitas kurang baik setelah dikontrol dengan
variabel

jenis

kelamin,

status

ekonomi,

pengetahuan tentang Efikasi diri adalah variabel


yang dominan mempengaruhi kepatuhan, pasien
DM tipe 2 dengan efikasi diri baik akan
mempunyai kecenderungan untuk patuh 4,48 kali
dibandingkan dengan individu yang mempunyai

7. Tomey, A.M & Alligood,.M.R (2006). Nursing


Theories and their work. 6th ed. USA: Mosby
Elsevier.
8. Van der Ven, N. C. W., Weinger, K., Yi, J.,
Pouwer, F., Ader, H., van der Ploeg, H. M., &
Snoek, F. J. (2003). The Confidence in Diabetes
Self-Care Scale: Psychometric properties of a
new measure of diabetes-specific self-efficacy in
Dutch and U.S patients with type 1 diabetes.
Diabetes Care. 26(3), 713-718.

9. Bandura,A(1997).Self-efficacy.
http://www.des.emory .edu/ mfp/effbook5.html.
10. Matthews, D. A. (2000). Prayer and spirituality.
Complementary and Alternative Therapies for
Rheumatic Diseases II. 26(1), 177-187.
11. Torosian, M. H., & Biddle, V. R. (2005).
Spirituality and healing. Seminars in Oncology
Nursing. 32(2), 232-6.
12. French, K. A. (1997). Self-efficacy as a predictor
of regimen adherence in self-care of non-insulindependent diabetes mellitus. Masters Abstracts
International, 35(05),1373. (UMI No. AAT
1385129)
13. Ariyani, Yesi (2011) Hubungan antara Motivasi
dengan Efikasi Diri Pasien DM Tipe 2 dalam
konteks asuhan keperawatan di RSUP H.Adam
Malik Medan. Tesis FIK UI tidak di publikasikan
14. Delamater, A.M. (2006). Improving patient
adherence.
clinicaldiabetesjournala.
18.

http://www.clinicaldiabetesjournala.org/ 158:2935,2001
15. Bangun, Argi Virgona (2009).Faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap kepatuhan pasien DM tipe
2 dalam konteks asuhan keperawatan di
Poliklinik Endokrin RSHS Bandung. Tesis FIK UI
Naskah tidak di publikasi.
16. Purba.M.B.,Rahayu E.S,& Sinorita H (2010).
Dukungan keluarga dan jadwal makan sebelum
edukasi berhubungan dengan kepatuhan jadwal
makan pasien diabetes melitus (DM) tipe 2 rawat
jalan yang mendapat konseling gizi di RSUD
Kota Yogyakarta. Jurnal gizi klinik indonesia.
Vol. 7, no. 2, november 2010: 74-79
17. Adisa, R., Alutundu, M. B., & Fakeye, T. O.
(2009). Factors contributing to nonadherence to
oral
hypoglycemic
medications
among
ambulatory type 2 diabetes patients in
Southwestern Nigeria. Pharmacy Practice.
Pharmacy Practice (Internet) 2009 JulSep;7(3):163-169

Anda mungkin juga menyukai