TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Proyek
Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan. Ada titik awal
dan titik akhir serta hasil tertentu. Proyek biasanya bersifat lintas fungsi organisasi
sehingga membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari berbagai profesi dan organisasi.
Setiap proyek adalah unik, bahkan tidak ada dua proyek yang persis sama. Proyek adalah
aktivitas sementara dari personil, material, serta sarana untuk menjadikan/ mewujudkan
sasaran proyek dalam kurun waktu tertentu yang kemudian berakhir (PT. Pembangunan
Perumahan, 2003 : 52).
2.2 Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah salah satu cara yang ditawarkan untuk maksud
pengelolaan suatu proyek, yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara
ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus
yang berbentuk proyek. (Iman Soeharto, 1999)
Manajemen proyek sudah dimulai sejak awal peradaban manusia. Manajemen proyek
pada awalnya diterapkan pada proyek pembangunan infrastruktur, konstruksi, dan
aktivitas pembangunan militer. Pada jaman modern ini, manajemen proyek dapat
diterapkan pada jenis proyek apapun, dan dipakai secara luas untuk dalam menyelesaikan
proyek yang besar dan kompleks. Fokus utama manajemen proyek adalah pencapaian
semua tujuan akhir proyek dengan segala batasan yang ada, waktu dan dana yang
tersedia.
Manajemen proyek pada umumnya akan meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan
waktu. manajemen material serta manjemen tenaga kerja. Pada prinsipnya, dalam
manajemen proyek, manajemen tenaga kerja merupakan salah satu hal yang akan lebih
ditekankan. Hal ini disebabkan manajemen perencanaan hanya berperan sekitar 20% dari
rencana kerja proyek. Sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya
pengendalian biaya dan waktu proyek. Adapun fungsi dasar dari manajemen proyek yaitu
:
1. Sebagai patokan perhitungan jadwal dan biaya karena dalam metode pelaksanaan
mencantumkan jenis pekerjaan, alat yang digunakan, bahan yang dibutuhkan,
serta carapelaksanaan pekerjaan yang benar sesuai dengan ketentuan.
2. Sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan, sehingga pelaksanaan yang dilakukan tidak
menyimpang dari aturan.
3. Sebagai kontrol pekerjaan yang dikerjakan apakah sudah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan.
Pada tahap perencanaan, sangatlah penting untuk menentukan metode konstruksi
terlebih dahulu, karena setiap jenis metode konstruksi akan memberikan karakteristik
pekerjaan yang berbeda. Untuk metode pelaksanaan dari bagian bagian kegiatan
pekerjaannya, perlu mengetahui biya, durasi atau lama waktu pelaksanaan, mutu dan
jumlah bahan yang akan dipakai, serta memperhitungkan kemampuannya dalam hal
jumlah bahan yang akan dipakai, serta memperhitungkan kemampuannya dalam hal
jumlah dan mutu dari sumber daya yang dimiliki, yaitu sumber daya manusia, sumber
daya keuangan, sumber daya alat / mesin. Pada tahap pelaksanaan, metode konstruksi
yang telah di pilih pada tahap perencanaan dimungkinkan dilakukan perubahan oleh
kontraktor setelah mendapat persetujuan dari pemilik. Berbagai pertimbangan yang
diajukan kontraktor untuk merubah metode konstruksi yang akan memepengaruhi pada
estimasi biaya kontraktor, pada saat melaksanakan penawaran maupun biaya
pelaksanaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode konstruksi yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu:
1.
Sumber daya manusia dengan skill yang cukup untuk melaksanakan suatu metode
2.
3.
4.
5.
pelaksanaan konstruksi.
Tersedianya peralatan penunjang pelaksanaan metode yang dipilih.
Material yang cukup tersedia.
Waktu pelaksanaan yang maksimum dibanding pilihan metode lainnya.
Biaya yang bersaing.
Adapun tujuan perencanaan jadwal adalah sebagai berikut (Luthan & Syafriandi, 2006) :
a.
b.
c.
d.
Durasi Kegiatan
Penentuan durasi rencana dalam perencanaan jadwal proyek merupakan suatu
bagian penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Besarnya durasi rencana suatu
pekerjaan sangat dipengaruhi oleh besarnya kuantitas pekerjaan tersebut. Semakin
besar kuantitas suatu pekerjaan, semakin besar durasi pekerjaan tersebut diselesaikan.
Menurut Basit (2009) dengan memanfaatkan daftar pekerjaan pada WBS, akan
dapat diperkirakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap
pekerjaan tersebut. Beberapa model pendekatan bisa digunakan untuk menghitung
perkiraan waktu yang diperlukan, yaitu:
1. Most optimistic
Merupakan waktu ideal untuk menyelesaikan pekerjaan, diasumsikan segala
sesuatunya berjalan lancar, dan sempurna.
2. Most likely
Merupakan waktu yang dibutuhkan pada kondisi kebanyakan, tipikal dan normal.
3. Most pessimistic
Merupakan waktu yang dibutuhkan ketika keadaan paling sulit terjadi.
7
Selanjutnya, estimasi waktu dilakukan dan dibagi dalam unit (misal 8 jam/hari).
Estimasi waktu untuk suatu proyek tertentu dapat lebih sulit dari suatu proyek lainnya.
Hal ini karena masih sedikit proyek yang dapat digunakan sebagai patokan
menghitung waktu pelaksanaan.
Perencana proyek menentukan durasi tiap aktivitas berdasarkan estimasi jumlah
material yang digunakan dan produktivitas pekerja yang dikerahkan untuk
menyelesaikan aktivitas tersebut. Umumnya untuk menentukan durasi aktivitas
berdasarkan kuantitas pekerjaan, digunakan rumus standar yaitu:
Qi
= Pi
Dimana:
Di = durasi aktivitas (satuan waktu)
Qi = kuantitas pekerjaan (satuan pekerjaan)
Pi = produktivitas kerja (satuan pekerjaan / satuan waktu)
Kuantitas pekerjaan atau kuantitas kerja adalah jumlah kerja yang dilaksanakan
oleh seorang pekerja dalam suatu periode waktu tertentu. Sesuai dengan persamaan di
atas, durasi aktivitas berbanding lurus dengan besarnya kuantitas pekerjaannya,
semakin besar kuantitas pekerjaannya, semakin besar durasi aktivitasnya.
Dalam mengestimasi waktu juga harus dipertimbangkan beberapa hal, misal
pengalaman tenaga kerja yang digunakan, keahlian, dan lingkungan. Setelah terbentuk
jaringan kerja masing-masing komponen kegiatan diberikan perkiraan kurun waktu
atau durasi yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan, juga perkiraan
sumberdaya yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan.
Dalam memperkirakan kurun waktu kegiatan perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1.
2.
3.
4.
Diasumsikan bekerja pada hari kerja atau tidak ada kerja lembur kecuali telah
direncanakan khusus
5.
6.
tersebut akan dilakukan inspeksi oleh seorang pejabat negara, atau karena alasan
lain yang mengaharuskan kegiatan ini dapat diselesaikan dalam waktu yang
ditentukan tanpa mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya.
2. Analisis Durasi Berdasarkan Prioritas Sumberdaya
Dalam hal ini ketersediaan sumberdaya ditetapkan terlebih dahulu atau
ketersediaan sumberdaya menjadi prioritas, sedangkan durasi kegiatan mengikuti.
Misalnya ditetapkan terlebih dahulu jumlah tukang batu yang dapat disediakan
tiap hari, selanjutnya dihitung produktivitas tukang dan durasi kegiatan.
Sebagai contoh pada pelaksanaan kegiatan galian tanah biasa dengan volume
50 m3, kontraktor hanya mampu menyediakan 3 pekerja per hari. Berdasarkan
SNI 2008 diketahui data-data untuk pekerjaan galian tanah biasa sedalam 1 meter
sebagai berikut:
Analisa harga satuan pekerjaan galian tanah biasa (1 m3) sedalam sampai 1 m :
Tabel 2.1 Contoh Analisa Biaya
Rp
27.000
Rp
1.000
Rp
Rp
Rp
Rp
28.000
4.200
32.200
32.200
Metode Penjadwalan
Metode jaringan kerja, menurut Ismawan Dipohusodo (1996), merupakan cara
grafis untuk menggambarkan kegiatan kegiatan dan kejadian yang diperlukan untuk
mencapai tujuan proyek. Jaringan menunjukan susunan logis antar kegiatan,
hubungan timbal balik antar pembiayaan dan waktu penyelesaian proyek, dan berguna
dalam merencanakan urutan kegiatan yang saling tergantung dihubungkan dengan
waktu penyelesaian proyek yang diperlukan
10
2.
3.
4.
Diagram Method).
2.4.3.1 Metoda PDM (Precedence Diagram Method)
Metode Precedence Diagram Method (PDM) merupakan penyempurnaan dari
CPM, karena pada prinsipnya CPM hanya menggunakan satu jenis hubungan aktifitas
11
yaitu hubungan akhir awal dan sebuah kegiatan dapat dimulai apabila kegiatan yang
mendahuluinya selesai. Kegiatan dan peristiwa pada metode preseden diagram ditulis
dalam node yang berbentuk kotak segi empat. Kotak-kotak tersebut menandai suatu
kegiatan, dimana harus dicantumkan identitas kegiatan dan kurun waktunya.
Sedangkan peristiwa merupakan ujung-ujung kegiatan. Setiap node memiliki dua
peristiwa yaitu awal dan akhir, dengan menunjukkan simbol sebagai berikut :
1.
2.
12
13
Start to Start dengan lag positif, contoh kegiatan dalam proyek konstruksi :
Instalasi AC dapat dilaksanakan jika dinding telah terpasang sehingga
tidak dapat dilaksanakan sampai kurang lebih dua hari setelah pemasangan
dinding mulai dilaksanakan.
Dapat dinyatakan dalam kalimat :
Instalasi AC dapat dimulai tidak lebih cepat dua hari setelah kegiatan
15
18
19
Float adalah sejumlah waktu yang tersedia dalam suatu kegiatan sehingga
memungkinkan kegiatan tersebut dapat diitunda atau diperlambat secara sengaja atau
tidak sengaja, tetapi penundaan tersebut tidak menyebabkan proyek menjadi terlambat
dalam penyelesainnya. Float dibedakan menjadi dua jenis, yaitu total float dan free
float. (Ervianto, 2002).
Total float adalah sejumlah waktu yang tersedia untuk terlambat atau
diperlambatnya pelaksanaan kegiatan tanpa mempengaruhi selesainya proyek secara
keseluruhan. Free float adalah sejumlah waktu yang tersedia untuk terlambat atau
diperlambatnya pelaksanaan kegiatan tanpa mempengaruhi dimulainya kegiatan yang
langsung mengikutinya. (Ervianto, 2002).
2.4.2.2 Diagram Batang (Bar Chart / Gantt Chart)
Diagram Batang (Bar Chart / Gantt Chart) diperkenalkan oleh Hendry I. Gantt
dan Frederick W. Taylor pada awal 1900. Menurut Ervianto (2002), bar chart adalah
sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom arah vertikal. Kolom arah
horizontal menunjukkan skala waktu. Saat mulai dan akhir dari sebuah kegiatan dapat
terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya
diagram batang. Bar Chart disusun dengan maksud untuk mengidentifikasi unsur
waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai,
waktu selesai, dan pada saat pelaporan.
Proses penyusunan diagram batang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut
:
1. Daftar item kegiatan, yang berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan yang ada dalam
rencana pelaksanaan pembangunan.
2. Urutan pekerjaan, dari daftar item kegiatan itu disusun urutan pelaksanaan
pekerjaan berdasarkan prioritas item kegiatan yang akan dilaksanakan lebih
dahulu dan item kegiatan yang akan dilaksanakan kemudian, tanpa
mengesampingkan kemungkinan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan secara
bersamaan.
3. Waktu pelaksanaan pekerjaan, adalah jangka waktu pelaksanaan dari seluruh
kegiatan yang dihitung dari permulaan kegiatan sampai dengan seluruh kegiatan
berakhir. Waktu pelaksanaan pekerjaan diperoleh dari penjumlahan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap item kegiatan (Ervianto, 2002)
20
21
Mengidentifikasi pekerjaan.
Menentukan urutan-urutan kegiatan.
Menentukan durasi kegiatan.
Mendistribusikan biaya secara merata (dalam bentuk prosentase) atau linier
5.
6.
7.
Pada Kurva S, sumbu mendatar menunjukkan skala waktu, dan sumbu vertikal
menunjukkan nilai komulatif biaya atau jam-orang atau persentase penyelesaian
pekerjaan (bobot pekerjaan). Kurva yang berbentuk huruf S lebih banyak terbentuk
karena kelaziman dalam pelaksanaan proyek yaitu:
1. Kemajuan pelaksanaan proyek pada awal-awalnya bergerak lambat.
2. Kemudian diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang
lebih lama.
3. Pada akhirnya kegiatan menurun kembali dan berhenti pada titik akhir.
Contoh gambar Kurva S dapat dilihat pada Gambar 2.18 berikut :
22
Contoh gambar Gambar Tampilan Ms. Project 2013 dapat dilihat pada Gambar 2.17
berikut :
Menu
Bar
Toolbar
Project plan
window
Gantt Chart
24