Anda di halaman 1dari 16

KAJIAN PERBANDINGAN BAHASA MUNA, MAWASANGKA, DAN

WAKATOBI DI SULAWESI TENGGARA DALAM UPAYA


MENINGKATKAN RASA SOLIDARITAS ANTARPENUTURNYA

MAULID TAEMBO
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

Peta lokasi/Sulawesi Tenggara

Pendahuluan

Daerah Sulawesi Tenggara adalah daerah yang memiliki banyak


bahasa daerah, diantaranya yaitu bahasa Muna, Mawasangka, dan
Wakatobi.
bahasa Muna adalah bahasa yang dipergunakan dalam pergaulan
sehari-hari di wilayah sosiokultural masyarakat Muna.
Bahasa Mawasangka merupakan bahasa yang asal penuturannya
adalah wilayah Mawasangka yang meliputi Kecamatan Mawasangka
Induk, Tengah, dan Timur.
Adapun, bahasa Wakatobi adalah bahasa yang digunakan di pulau
Wakatobi (Kepulauan Tukang Besi).
Kerajaan Buton

Muna

Buton

Wakatobi

Landasan teori

Bahasa merupakan sesuatu yang sifatnya berubah-ubah


sehubungan
dengan
perubahan-perubahan
yang
ada
disekelilingnya baik yang sifatnya internal maupun eksternal baik
pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon
(Poedjosoedarmo, 2008: 1).
Masrukhi (2002: 86) menyebutkan bahwa linguistik bandingan
mempunyai tugas utama dan kewenangan menetapkan dan
mengkaji hubungan kekerabatan bahasa-bahasa sekelompok.
Suwadji D.S dan Samid Sudira (1991: 4) menyebutkan bahwa
dalam analisis sinkronis ini dimaksudkan agar sistem kebahasaan
bahasa-bahasa yang dibandingkan dapat diamati dengan lebih
baik.

Metodologi Penelitian

Metode Penyediaan
Data

1. Daerah Pengamatan
2. Penetapan Informan
3. Instrumen

Cakap &
Simak
1. Rekam
2. Catat

Metode Analisis Data

Sinkronis:
Qualitatif
Metode
Agih

Metode Padan
Interlingual

Deskripsi Sistem Fonologi


Bahasa Muna, Mawasangka,
dan Wakatobi

Berdasarkan hasil analisis data yang dijaring di lapangan,


bahasa Muna, Mawasangka, dan Wakatobi memiliki lima
buah fonem vokal, yaitu /i/, /u/, /e/, /o/, dan /a/.
Bahasa Muna, Mawasangka, Wakatobi memiliki 19 fonem
konsonan yaitu /b/, //, /p/, /d/, //, /t/, /g/, //, /k/, /m/, /n/,
//, /f/, /s/, /h/, /l/, /r/, /w/, dan /y/, dan 8 buah gugus yaitu
/nt/, /ns/, /nd/, /mb/, /k/, /s/, /mp/, dan /g/, kecuali Bahasa
Wakatobi juga memiliki tambahan fonem /j/.

Fonologi
A.Fonem Vokal

Tertutup
Sedang
Terbuka

Depan
i
e

Tengah

Belakang
u
o

B. Fonem Konsonan

Cara
Arikulasi
Plosif
Implosif
Frikatif
Nasal
Prenasal
Lateral
Tril
Semivokal

Bilabial Labiodental
TS p
S b

TS P
S
m
TS
S

mp
mb

Daerah Artikulasi
Alveolar Medio
Palatal
t
d

s
c
n
nd
l
r
y

Velar

Glotal

k
g
h
G
Gk

C. Fonem Konsonan

Cara
Arikulasi
Plosif
Implosif
Frikatif
Nasal
Prenasal
Lateral
Tril
Semivokal

Bilabial Labiodental
TS p
S b

TS P
S
m
TS
S

mp
mb

Daerah Artikulasi
Alveolar Medio
Palatal
t
d

s
j
c
n
nd
l
r
y

Velar

Glotal

k
g
h
G
Gk

Korespondensi Fonem Bahasa


Muna, Mawasangka, dan
Wakatobi
Muna

Mawasangka

Wakatobi

Glos

ate
moane
ato
abu
buou
oleo
faa
ue

ate
moana
ato
abu
buou
oleo
fa?a
ue

ate
moane
ato
awu
wo?ou
olo:
pa?a
ue

hati
laki-laki
atap
abu
baru
matahari
paha
rotan

io
aku
karaa
ari
tai

io
aku
karaa
ari
tai

yijo
jagu
karaja:
jari
taji

hijau
janggut
kerja
jaring
taji ayam

Korespondensi Fonem Bahasa


Muna, Mawasangka, dan
Wakatobi
Muna

Mawasangka

Wakatobi

Glos

nifi
olifa
tofa
fotu
febuni
nifi

nifi
olifa
tofa
fotu
febuni
nifi

nihi
oliha
toha
hotu
hebuni
nihi

tipis
lipan
mencuci
kepala
sembunyi
mimpi

Deskripsi Leksikal dan


Morfologis

A. Leksikal

1. Pola Struktur Kata


2. Jumlah Persukuan

B. Morfologis
Afiksasi

Variasi Bebas Sufiks /-e/


Muna

Mawasangka

Wakatobi

Glos

fonie

ende:

ekae

naik

atoroe

atoroe

atoroe

atur

fe-bunie

fe-bunie

fe-bunie

sembunyikan

naku

nakue

naku- naku

mengunyah

rukue

dikue

lolie

sentuh

alie

alie

alie

mengubah

lekae

lese

leka

buka

Evidensi Keeratan Bahasa Muna, Mawasangka,


dan Wakatobi

1. Fonologis

3. Morfologis

2. Leksikal

Implikasi Keeratan Hubungan


Bahasa Muna, Mawasangka,
dan Wakatobi

Adanya keeratan hubungan bahasa Muna, Mawasangka,


dan Wakatobi tentunya sangat berimplikasi pada
peningkatan hubungan dan kontak diantara penuturnya.
Bahkan hal ini telah menjadi dasar bagi pertimbangan community
Development ketika potensi pemberdayaan masyarakat mampu
membangkitkan pencerahan budipengobar semangat dalam
membangun kolaborasi komunitas dengan menggalang rasa
solidaritas, keharmonisan, dan integritas untuk mengjangkau
sense of belonging antarmasyarakat Muna, Buton, dan Wakatobi
menuju masyarakat yang sejahtera.

Sekian dan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai