Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Pengetahuab Gizi dengan Status Gizi Pada Tumbuh Kembang Remaja MTs Al-Manar Medan

Septania Amalia Putri, *dr. Dewi Yanti H, M.Ked (ClinPath), Sp.PK, *dr. Rahmadani Sitepu, M.Kes
*Dosen Fakultas Kedokteran UISU Medan
Fakultas Kedokteran UISU Medan, Jl. Karya Bakti No.34 Pangkalan Mansyur Medan
ABSTRAK
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara
perkembangan fisik dan mental. Penilaian gizi seseorang lebih dikenal dengan status gizi. Keberhasilan suatu
bangsa dalam membangun sumber daya manusi dipengaruhi oleh status gizi masyarakatnya. Salah satu faktor
yang mempengaruhi status gizi seseorang adalah pengetahuan individu tersebut tentang gizi. Beberapa teori
mengatakan bahwa semakin baik pengetahuan seseorang tentang gizi, maka semakin baik pula status gizinya.
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden
penelitian adalah pelajar sebanyak 65 orang. Responden yang memenuhi kriteria dan bersedia mengikuti
penelitian ini akan mengisi kuesioner dan akan di ukur status gizinya melalui IMT ( Indeks Massa Tubuh ).
Selanjutnya data akan dianalisa menggunakan analisa Chi squere.
Dari penelitian ini diperoleh jumlah siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 32 orang (49,2%), dan
berstatus gizi kurang sebanyak 41 orang (63,1%). Dari analisa chi squere, didapati ada hubungan antara
pengetahuan gizi dengan status gizi siswa di MTs Al-Manar Medan dengan nilai p value 0,038 yang hasil
penelitian sebagian besar siswa memiliki pengetahuan baik tetapi berstatus gizi kurang.
Kata kunci : Pengetahuan gizi, Status gizi, Remaja
PENDAHULUAN
Populasi remaja merupakan kelompok
penduduk yang cukup besar. Penduduk indonesia
cukup didominasi oleh remaja yaitu 22.671.081
penduduk pada umur 10-14 tahun. Dengan
kemajuan pembangunan, masalah kependudukan di
indonesia sekarang tidak lagi sepenuhnya terpusat
pada jumlah penduduk melainkan pada kualitas
penduduknya. Remaja merupakan aset bangsa
untuk terciptanya generasi mendatang yang lebih
baik.
Remaja adalah anak yang berusia 10-19
tahun. WHO mendefinisikan remaja sebagai suatu
masa dimana individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya (pubertas) sampai saat ia mencapai
kematangan seksual. Pada masa ini individu
mengalami perkembangan psikologi dan pola
identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa.
Pada masa ini terjadi perubahan fisik dan
psikis yang sangat signifikan. Perubahan fisik
ditandai dengan pertumbuhan badan yang pesat
(growth spurt) dan matangnya organ reproduksi.
Laju pertumbuhan badan berbeda antara wanita dan
pria. Wanita mengalami percepatan lebih dulu
dibandingkan pria. Karena tubuh wanita
dipersiapkan untuk reproduksi. Sementara pria baru
dapat menyusul dua tahun kemudian. Pertumbuhan
cepat ini juga ditandai dengan pertambahan pesat
berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Pada masa
tersebut pertambahan BB wanita 16 gram dan pria
19 gram setiap harinya. Sedangkan pertambahan
TB wanita dan pria masing-masing dapat mencapai

15 cm per tahun. Puncak pertambahan pesat TB


terjadi di usia 11 tahun pada wanita dan usia 14
tahun pada pria.Pertumbuhan fisik menyebabkan
remaja membutuhkan asupan nutrisi yang lebih
besar dari pada masa anak-anak. Ditambah lagi
pada masa ini, remaja sangat aktif dengan berbagai
kegiatan, baik itu kegiatan sekolah maupun
olahraga.
Seiring dengan meningkatnya populasi
remaja di Indonesia masalah gizi remaja perlu
mendapatkan perhatian khusus karena berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh
serta dampaknya pada masalah gizi dewasa.
Remaja merupakan periode kritis dimana terjadi
perubahan kognitif dan psikologi, dan perubahan
fisik mencakup perubahan tingkat sel, organ,
maupun individu, pematangan bentuk dan fungsi
organ serta mengalami perubahan emosional yang
cepat. Pada periode ini terjadi growth spurt yaitu
puncak pertumbuhan tinggi badan (peak high
velocity), berat badan (peak weigth velocity), dan
puncak pertumbuhan massa tulang (peak bone
mass/PBM). Perubahan ini yang mempengaruhi
kebutuhan gizi pada remaja sehingga menyebabkan
adanya pertumbuhan yang pesat, kematangan
seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi
tulang dan perubahan aktivitas fisik sehingga
kebutuhan energi dan mineral remaja meningkat.
Kata gizi sendiri berasal dari bahasa Arab
ghidza yang berarti makanan. Gizi adalah segala
sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia yang
mengandung unsure-unsr zat gizi yaitu karbohidrat,
vitamin, mineral, lemak, protein, dan air yang
dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ


tubuh manusia4.
Gizi merupakan salah satu faktor penting
yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian
antara perkembangan fisik dan perkembangan
mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila
kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi
seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan
oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan
jauh sebelum masa itu5.
Kebutuhan gizi berkaitan dengan proses
tubuh. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan
baik akan memberikan semua zat gizi yang
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya,
bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan
mengalami kekurangn zat-zat gizi esensial tertentu.
Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus
didatangkan dari makanan bila dikelompokkan, ada
tiga fungsi zat gizi dalam tubuh6.
1) Memberi energi
2) Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan
Tubuh.
3) Mengatur Proses Tubuh
a)

Komponen Gizi terdiri dari :


Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting
dalam alam karena merupakan sumber energi utama
bagi manusia dan hewan yang harganya relatif
murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuhan.
Di negara yang sedang berkembang, kurang lebih
80% energi makanan berasal dari karbohidrat. Di
Negara maju seperti Amerika dan Eropa Barat,
angka ini lebih rendah yaitu rata-rata 50%. Nilai
energi karbohidrat adalah 4 kkal per gram. Untuk
memelihara kesehatan, WHO menganjurkan agar
55-75% konsumsi energi total berasal dari
karbohidrat kompleks dan paling banayak hanya
10% berasal dari gula sederhana. Sumber
karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbiumbian, kacang-kacang kering, gula, dan lain-lain.
Hasil olah bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepungtepungan, selai, dan sebagainya. Sumber
karbohidrat yang banyak dikonsumsi di Indonesia
adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas, dan
sagu6.
Fungsi karbohidrat di dalam tubuh. Di
dalam tubuh karbohidrat merupakan salah satu
sumber utama energi. Dari tiga sumber utama
energi yaitu karbohidrat,lemak, dan protein.
Karbohidrat merupakan sumber energi yang paling
murah. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna,
memberikan volume kepada isi usus, dan
rangsangan mekanis yang terjadi, melancarkan
gerak peristaltic yang melancarkan aliran dubur
makanan (chymus) melalui saluran pencernaan serta
memudahkan pembuangan tinja (de-faekasi).
Karbohidrat juga merupakan bagian dari struktur
sel, dalam bentuk glikoprotein. Reseptor selular
yang terdapatpada permukaan membrane sel,

adalah suatu glikoprotein, dan di antaranya


merupakan reseptor bagi hormon. Simpanan energi
di dalam otot dan hati terdapat sebagai glikogen,
salah satu bentuk karbohidrat yang mudah
dimobilisasikan bila badan memerlukan banyak
energi7.
b) Lemak (Lipid)
Istilah lemak meliputi senyawa-senyawa
heterogen, termasuk lemak dan minyak yang umu
dikenal didalam makanan, malam, fosfolipida,
sterol, dan ikatan lain sejenis yang terdapat didalam
makanan dan tubuh manusia. Fungsi lemak adalah
sebagai sumber energi, sebagai sumber asam lemak
esensial, alat angkut vitamin larut lemak,
menghemat protein, member rasa kenyang dan
kelezatan, sebagai pelumas, dan lainnya6.
Lemak banyak terdapat dalam bahan
makanan yang bersumber daari hewani, misalnya
daging berlemak, jeroan, dan sebagainya,
sedangkan minyak banyak digunakan untuk
memasak atau menggoreng. Lemak dibutuhkan
manusia dalam jumlah tertentu. Departemen
Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak
dibatasi tidak melebihi 25% dari total energi per
hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak
goring untuk memasak makanan sehari5.
c) Protein
Istilah protein berasal dari kata yunani
proteos, yang berarti yang utama atau yang
didahulukan. Protein adalah bagian dari semua sel
hidup dan merupakan bagian terbesar dari tubuh
sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein,
setengahnya ada didalam otot, seperlima didalam
tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam
kulit, dan selebihnya didalam jaringan tubuh dan
cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormone,
pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks
intraseluler dan sebagainya adalah protein6.
Bahan makanan hewani merupakan
sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun
mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan,
kerang,, dan lainnya.Sumber protein nabati adalah
kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe dan
tahu, dan kacang-kacangan lain. Angka Kecukupan
Protein ( AKP ) orang dewasa menurut hasil-hasil
penelitian keseimbangan nitrogen adalah 0,75
gram/kg BB, berupa protein patokan tinggi, yaitu
protein telur. Catatan Biro Pusat Statistik pada
tahun 1999, menunjukkan secara nasional konsumsi
protein sehari-hari rata-rata penduduk Indonesia
adalah 48,7 gram sehari. Ini telah melebihi rata-rata
standar kecukupan protein sehari, yaitu 45 gram6.
Fungsi protein di dalam tubuh sangat erat
hubungannya dengan hayat hidup sel. Dapat
dikatakan bahwa setiap gerak hidup sel selalu
bersangkutan dengan fungsi protein. Dalam
pendidikan gizi ditekankan fungsi protein sebagai
zat pembangun. Selain itu protein berfungsi dalam
pertumbuhan
dan
pemeliharaan
jaringan,
menggantikan sel-sel yang mati. Sebagai badan-

a)

b)

c)

d)

badan anti, protein juga berfungsi dalam


mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai
mikroba dan zat toksik lain yang datang dari luar
dan masuk ke dalam milieu interieur tubuh. Sebagai
zat-zat pengatur, protein mengatur proses-proses
metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon7.
d) Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks
yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan
pada umunya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oeh
karena itu, harus didapat dari makanan. Vitamin
termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai
tugas spesifik didalam tubuh. Karena vitamin
adalah zat organik maka vitamin dapat dirusak
karena penyimpanan dan pengolahan6. Vitamin
dalam makan terbagi 2, yaitu:
1) Vitamin Larut Lemak
Vitamin A
Viatmin A merupakan nama generik yang
menyatakan
semua
retinoid
dan
precursor/provitamin
A/karotenoid
yang
mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol.
Vitamin A berfungsi dalam dalam hal penglihatan,
diferensiasi sel, pertumbuhan dan perkembangan,
reproduksi, dan lainnya. Sumber vitamin A adalah
hati, kuning telur, susu, sayuran hijau dan lainnya6.
Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan
riketsia, yaitu penyakit dimana tulang tidak mampu
melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk
tubuh dengan bantuan sinar matahari. Fungsi
vitamin D adalah dalam membanu pembentukan
dan pemeliharaan tulang6.
Vitamin E
Fungsi vitamin E adalah sebagai
antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah
memberikan hidrogen dari gugus hidroksil (OH)
pada struktur cincin ke radikal bebas. Vitamin E
banyak terdapat pada tumbuh-tmbuhan, terutama
pada minyak kecambah gandum dan biji-bijian.
Sayur-sayuran juga memiliki kandungan vitamin E
yang baik6.
Vitamin K
Fungsi vitamin K yang diketahui adalah
dalam pembekuan darah, walaupun mekanismenya
belum diketahui dengan pasti. Sumber utama
vitamin K adalah hati, sayuran berwarna hijau,
kacang buncis, kacang polong, kol, brokoli, dan
lainnya6.
2) Vitamin Larut Air
a) Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi
didalam tubuh, sebagai koenzim atau kofaktor.
Asam askorbat adalah bahan yang kuat kemampuan
reduksinya dan bertindak sebagai antioksi dan
dalam reaksi-reaksi hidroksilasi. Vitamin C banyak
terdapat didalam pangan nabati , yaitu sayur dan
buah terutama yang asam, seperti jeruk, nenas,
rambutan, papaya, genadria, dan tomat. Vitamin C

juga banyak terdapat didalam sayuran daun-daunan


dan jenis kol6.
e) Mineral
Mineral merupakan bagian tubuh dan
memegang peranan penting dalam pemeliharaan
fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ
maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium,
fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang,
besi dan hemoglobin dalam sel darah merah, dan
iodium dari hormone tiroksin. Disamping itu
mineral berperan dalam berbagai tahap metabolism,
terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzimenzim. Sumber paling baik mineral adalah makanan
hewani kecuali magnesium yang terutama alebih
banyak didalam makanan nabati. Mineral
digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral
mikro. Mineral makro adalah yang dibutuhkan
tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari,
sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari
100 mg sehari. Jumlah mineral mikro dalam tubuh
kurang dari 15 mg. Hingga saat ini dikenal
sebanyak 24 mineral yang di anggap esensial6.
f) Air
Air berfungsi didalam tubuh sebagai
melancarkan transportasi zat gizi dalam tubuh,
mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral
dalam tubuh, mengatur suhu tubuh, serta
melancarkan dalam proses buang air besar dan
kecil. Untuk memenuhi fungsi tersebut di atas,
cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama air
minum, sekurang-kurangnya dua liter atau setara
dengan delapan gelas air setiap hari. Selain itu,
mengkonsumsi cukup cairan dapat mencegah
dehidrasi atau kekurangann cairan tubuh, dan dapat
menurunkan resiko penyakit batu ginjal.
Mengkonsumsi cairan yang tidak terjamin
keamanannya dapat menimbulkan gaangguan
kesehatan seperti diare dan keracunan berbagai
senyawa kimia yang terdapat pada air5.
Status gizi adalah keadaan kesehatan
individu-individu atau kelompok kelompok yang
ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi
dan zat gizi yang diperoleh dari pangan dan
makanan yang dampak fisiknya diukur secara
antropometri6.
Status gizi merupakan keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
zat gizi. Dibedakan atas status gizi buruk, gizi
kurang, gizi baik, dan gizi lebih (Almatsier, 2013).
Status gizi kurang dapat terjadi apabila tubuh
mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi
esensial. Status gizi lebih dapat terjadi apabila
tubuh memperoleh zat gizi yang melebihi dari
angka kecukupan, sehingga menimbulkan efek
yang membahayakan bagi tubuh8.
Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari
keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan gizi
dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan
fisiologi akibat dari tersedianya zat gizi dalam sel
tubuh5.

Pengukuran status gizi pada dasarnya


merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi
seseorang dengan cara mengumpulkan data penting,
baik yang bersifat objektif maupun subjektif, untuk
kemudian dibandingkan dengan baku yang telah
tersedia. Data objektif dapat diperoleh dari data
pemeriksaan laboratorium perorangan, serta sumber
lain yang dapat diukur oleh anggota tim penilai5.
Komponen pengukuran status gizi meliputi
(1) survei asupan makanan
(2) pemeriksaan biokimia
(3) pemeriksaan klinis, serta
(4) pemeriksaan antropometris9.
Survei Asupan Makanan, komponen
anamnesis asupan pangan mencakup
(1) ingatan pangan 24 jam
(2) kuesioner frekuensi makan
(3) riwayat pangan
(4) catatan pangan
(5) pengamatan
(6) konsumsi pangan keluarga.
Data yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan
nilai tercantum dalam daftar komposisi bahan
pangan dan daftar komposisi makanan siap
santap9.
Pemeriksaan Biokimia, ada dua jenis
protein, visceral dan somatik, yang layakdijadikan
parameter penentu status gizi. Parameter visceral
ialah serum albumin, prealbumin, transferin, hitung
jumlah limfosit, dan uji antigen pada kulit.
Sementara cadangan protein somatik bukan hanya
dinilai secara biokimiawi, tetapi juga dengan
mengukur besarnya lingkaran pertengahan lengan
atas (mid-arm circumference/MAC).
Pada pemeriksaan biokimia dibutuhkan
spesimen yang akan diuji, seperti darah, urin, tinja,
fan jaringan tubuh seperti hati, otot, tulang, rambut,
kuku, dan lemak dibawah kulit.
Beberapa kelebihan dari penggunaan tes biokimia,
yaitu:
1) Objektif
2) Dapat rangking apakah ringan, sedang atau
berat.
Beberapa keterbatasan dari penggunaan tes
laboratorium yaitu:
1) Mahal, pada umunya pemeriksaan
laboratorium memerlukan biaya yang tidak
sedikit karena berhubungan dengan
peralatan dan reagennya.
2) Keberadaan dari laboratorium, terkadang
lokasi survei jauh dari laboratorium.
3) Kesukaran yang berhubungan dengan
spesimen pada saat pengumpulan,
pengawetan, dan transportasi.
4) Dibutuhkan
data
referensi
untuk
menentukan hasil laboratorium10.
Suatu keadaan dimana terjadi defisiensi zat
gizi yang kompleks, khususnya kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dan diakibatkan oleh

rendahnya asupan makanan. Faktor penyebab gizi


kurang disebabkan oleh asupan makanan dan
penyakit infeksi. Asupan makanan dipengaruhi oleh
kemiskinan, rendahnya pendidikan keluarga dan
adat atau kepercayaan yang terkait dengan tabu
makanan5.
a) Gizi Seimbang
Pemberian makanan yang sebaik-baiknya
adalah harus memperhatikan kemampuan tubuh
seorang untuk mencerna makanan, seperti umur,
jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi lain,
seperti sakit, hamil dan menyusui. Untuk hidup dan
meningkatkan kualitas hidup, setiap orang
memerlukan lima kelompok zat gizi (karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, dan mineral) dalam jumlah
cukup, tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan.
Disamping itu manusia juga memerlukan air dan
serat untuk memperlancar berbagai proses faal
didalam tubuh5.
Apabila konsumsi makanan sehati-hari
kurang beraneka ragam, maka akan timbul
ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan
gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan
prooduktif. Dalam mengkonsumssi makanan
sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat
gizi pada masalah yang satu akan dilengkapi oleh
keunggulan zat gizi pada jenis makanan lain,
sehingga akan diperoleh masukan zat gizi
seimbang. Untuk mengejar pertumbuhan yang
normal, kebutuhan lebih didasarkan pada berat
badan dan ini diperuntukkan bagi golongan anakanak sampai umur pubertas5.
b) Gizi Lebih
Lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh,
karena lemak berfungsi untuk energi. Walaupun
lemak sangat berguna untuk tubuh, kelebihan lemak
dapat menimbulkn berbagai penyakit. Gizi lebih
merupakan kelebihan ebersi di dalam hidangan
yang dikonsumsi relative terhadap kebutuhan atau
penggunaannya (energi expenditure). Ada tiga zat
makanan penghasil eneesi utama, ialah karbohidrat,
lemak, dan protein. Kelebihan energi di dalam
tubuh, diubah menjadi lemak dan ditimbun pada
tempat-tempat tertentu. Jaringan ini merupakan
jaringan yang relative inaktif, tidak langsung
berperan serta dalam kegiatan kerja tubuh7.
Berdasarkan hasil penelitian Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 201311 menunjukkan
bahwa secara nasional prevalensi pendek (menurut
TB/U) pada anak umur 5-12 tahun adalah 30,7%
dan prevalensi kurus (menurut IMT/U) di umur
yang sama adalah 11,2%. Prevalensi gemuk pada
anak umur 5-12 tahun masih sangat tinggi yaitu
18,8%. Untuk kelompok umur 13-15 tahun status
gizi berdasarkan TB/U dam IMT/U secara nasional
prevalensi pendek pada remaja umur ini adalah
35,1%, prevalensi kurus 11,1% dan prevalensi
gemuk 10,8%. Untuk kelompok umur 16-18 tahun
secara nasional prevalensi pendek adalah 31,4%,
prevalensi kurus 9,4% dan prevalensi gemuk 7,3%.

Masalah gizi seimbang di indonesia masih


merupakan masalah yang cukup berat. Pada
hakikatnya berpangkal pada keadaan ekonomi yang
kurang dan terbatasnya pengetahuan tentang gizi.
Pengetahuan gizi akan mempengaruhi kebiasaan
makan atau perilaku makan suatu masyarakat.
Apabila penerimaan perilaku baru didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif
maka perilaku tersebut dapat berlangsung lama
(long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak
didasari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan
berlangsung lama. Seperti halnya pada remaja
apabila mempunyai pengetahuan yang baik tentang
gizi diharapkan mempunyai status gizi yang baik
pula1.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Amelia (2008) tentang hubungan pengetahuan gizi
seimbang dengan status gizi pada anak remaja
menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Hal
ini dikarenakan pengetahuan gizi merupakan faktor
yang secara tidak langsung dalam mempengaruhi
status gizi. Berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Maulana (2012) tentang hubungan
pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi pada
anak SD menunjukkan bahwa pengetahuan gizi
mempengaruhi sikap dan perilaku dalam pemilihan
pangan yang dibeli. Anak yang memiliki
pengetahuan yang kurang rata-rata memilih jajanan
atau pangan yang kurang sehat dan bergizi,
sehingga status gizinya rendah8. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Rinanti pada tahun 2014
di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura pengetahuan
tentang gizi seimbang dari siswa-siswi SMP
Muhammadiyah 1 Kartasura 22,91% memiliki
pengetahuan kurang. Status gizi siswa-siswi SMP
Muhammadiyah 1 Kartasura 50% status gizi kurang
dan 18,7% status gizi overweight.
Berdasarkan penelitan di atas, maka
penyusun menyajikan makalah ini dengan harapan
tulisan ini dapat memberikan informasi bagi kita
semua, tentang hubungan pengetahuan gizi
seimbang dengan status gizi pada tumbuh kembang
remaja.
MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang
telah diuraikan diatas, maka peneliti tertaruk untuk
mrngrtahui apakah ada hubungan pengetahuan gizi
seimbang dengan status gizi pada tumbuh kembang
remajadi MTs Al-Manar Medan.
TUJUAN
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan gizi
seimbang dengan status gizi pada tumbuh kembang
remaja.
Tujuan Khusus
1) Mendeskripsikan tingkat pengetahuan tentang
gizi seimbang siswa-siswi Mts Al-Manar
Medan.

2) Menghitung status gizi siswa-siswi Mts AlManar Medan.


3) Menganalisis hubungan pengetahuan gizi
seimbang dengan status gizi siswa-siswi Mts
Al-Manar Medan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian analitik
yang menggambarkan pengetahuan tentang gizi
siswa dengan pendekatan yang digunakan pada
desain penelitian ini adalah cross sectional. Crosssectional studi merupakan penelitian mencari
hubungan antara variabel bebas (faktor risiko)
dengan variabel tergantung (efek) dengan
melakukan pengukuran sesaat. Penelitian crosssectional dilakukan untuk melihat hubungan
variabel independen dan variabel dependen.
Dimana
pengetahuan siswa MTs
Al-Manar
mengenai gizi akan dihubungkan dengan status gizi
siswa12.
Penelitian ini akan dilaksanakan selama dari
bulan Januari sampai bulan Maret 2016 yang akan
dilaksanakan di Sekolah MTs Al-Manar.
Populasi merupakan sekelompok orang atau
penduduk yang menempati suatu wilayah tertentu.
Dalam statistika, kata populasi merujuk pada
sekelompok individu dengan karateristik khas yang
menjadi perhatian dalam suatu penelitian
(pengamatan). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa MTs Al-Manar yang berjumlah 179
siswa. Pemilihan sekolah ini dikarenakan belum
pernah diadakan penelitian sebelumnya serta akses
pengumpulan varibel penelitian mudah didapat13.
Sampel merupakan bagian dari populasi
yang karakteristiknya akan diukur dan hasilnya
akan digunakan untuk menduga karakteristik
populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VII, VIII, IX MTs Al-Manar. Jadi, sampel
diperoleh untuk penelitian ini sebanyak 65 siswa.
Instrumen penelitian yang digunakan pada
penelitian adalah kuesioner yang dibagikan dan
diisi oleh responden. Kuesioner yang digunakan
merupakan kuesioner yang diadopsi dari kuesioner
M. Taufik Alfyan (2010) mengenai pengetahuan
gizi. Selain kuesioner, peneliti juga mengadakan
penilaian status gizi pada siswa MTs Al-Manar
berdasarkan nilai IMT (Indeks Massa Tubuh) untuk
anak dengan menggunakan alat ukur tinggi badan
dan berat badan. Untuk pengukuran berat badan
akan dilakukan menggunakan timbangan berat
badan dan untuk pengukuran tinggi badan akan
dilakukan menggunakan stature meter.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisa Data
1. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan
responden
berdasarkan 15 pertanyaan yang

dinilai
mencakup

informasi yang diketahui responden mengenai Gizi,


yang kurang, yaitu sebanyak 25 orang. Dan dari
antara lain manfaat, jenis dan contohnya. Perincian
hasil analisa chi squere didapati bahwa nilai p value
dapat dilihat sebagai berikut:
= 0,038 maka dapat disimpulkan bahwa ada
Tabel 4.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan
hubungan antara pengetahuan gizi dengan status
Responden pada Siswa MTs Al-Manar Medan
gizi siswa MTs Al-Manar Medan.
Pengetahuan
Frekuensi
Presentase (%)
PEMBAHASAN
Baik
32
49,2
Cukup
21
32,3
Pengetahuan Gizi
Buruk
12
18,5
Tingkat pengetahuan yang diperoleh dari
Total
65
100
hasil
kuesioner
yang tercantum pada Tabel 4.4,
Berdasarkan tabel 4.4, menunjukkan
ternyata
menunjukkan
data sebanyak 32 orang
bahwa mayoritas pengetahuan siswa adalah baik,
(49,2%)
yang
mempunyai
pengetahuan gizi yang
yaitu sebanyak 32 orang dengan presentase 49,2%,
baik,
sedangkan
yang
mempunyai
pengetahuan
sedangkan berpengetahuan buruk adalah 12 orang
cukup
berjumlah
21
orang
(32,3%),
dan yang
dengan presentase 18,5% dan sebanyak 21 orang
mempunyai
pengetahuan
buruk
berjumlah
12 orang
berpengetahuan cukup dengan presentase 32,3%.
(18,5%).
Hal
ini
menunjukkan
hasil
yang
signifikan
2. Status Gizi
bahwa siswa MTs Al-Manar mempunyai
Dari hasil pengukuran antopometri dengan
pengetahuan yang baik. Menurut asumsi peneliti,
ketentuan WHO kriteria Asia-Pasifik, didapati
ini bisa saja terjadi dikarenakan siswa banyak
angka status gizi siswa di MTs Al-Manar Medan
memperoleh informasi dari banyak faktor, seperti:
sebagai berikut:
pelajaran disekolah, media cetak, maupun media
Tabel 4.5 Distribusi Nilai Status Gizi Siswa MTs
elektronik lainnya. Hal ini sejalan dengan teori
Al-Manar Medan
yang sebelumnya, yang mengungkapkan bahwa
Status Gizi
Frekuensi
Presentase (%)
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor,
Underweight
41
yaitu: 1) faktor internal seperti intelegensia, minat
Healthyweight
15
dan kondisi fisik; 2) faktor eksternal seperti
Overweight
4
keluarga dan masyarakat; 3) faktor pendekatan
Obese I
4
belajar seperti upaya belajar dan strategi dalam
Obese II
1
pembelajaran14.
Total
65
Pengetahuan yang baik juga bisa
Berdasarkan tabel 5.6 diatas didapati data
dikarenakan usia siswa yang semakin bertambah,
bahwa 15 orang (23,1%) siswa mempunyai status
sehingga lebih bisa menyerap informasi-informasi
gizi yang healthyweight atau gizi baik, sedangkan
yang ada. Hal ini juga di ungkapkan (Hadi,et
sebanyak 41 orang (63,1%) yang mempunyai status
al,2008), beliau mengatakan dalam teorinya yaitu
gizi yang underweight atau gizi kurang, dan
pertambahan usia seseorang akan berhubungan
sebanyak 9 orang yang mempunya gizi lebih
dengan perkembangan kognitif, penalaran moral,
dengan kategori yang berbeda yaitu terdapat 4
dan perkembangan sosial.
orang dengan presentase 6,2% mempunyai status
gizi yang overweight dan obese I serta 1 orang
Status Gizi
dengan presentase 1,5% mempunyai status gizi
Berdasarkan data yang diperoleh, yang
yang obese II.
tercantum dalam tabel 4.5 data bahwa 15 orang
3. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan
(23,1%) siswa mempunyai status gizi yang
Status Gizi Siswa
healthyweight atau gizi baik, sedangkan sebanyak
Setelah diketahui gambaran dari tingkat
41 orang (63,1%) yang mempunyai status gizi yang
pengetahuan siswa tentang gizi dan gambaran status
underweight atau gizi kurang, dan sebanyak 9 orang
gizi siswa MTs Al-Manar, maka dapat pula
yang mempunya gizi lebih deng kategori yang
diketahui hubungan kedua variabel tersebut seperti
berbeda yaitu terdapat 4 orang dengan presentase
terlihat pada tabel berikut :
6,2% mempunyai status gizi yang overweight dan
obese I serta 1 orang dengan presentase 1,5%
Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan
mempunyai status gizi yang obese II. Hal ini
Status Gizi Siswa MTs Al-Manar Medan
menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa di
MTs Al-Manar Medan
Pengetahuan
Status Gizi
Total
Dari
65
memiliki statu gizi yang
Responden
orang
sampel,
Under
Healty
Over
Obese
Obese
baik.
Hal
ini
bisa
weight
weight
I
II
menunjukkan
weight
dikarenakan siswa tidak
jumlah yang besar
Baik
25
3
1
3
0
32
dapat
mengaplikasikan
terhadap responden
Cukup
12
6
2
1
0
21
informasi
yang
yang
memiliki
ada,sehingga
pemilihan
Buruk
4
6
1
0
1
12
pengetahuan
baik
konsumsi pangan tidak
Total
41
15
4
4
1
65
dengan status gizi
X=16,314

df=8

p=0,038

dilakukan secara baik dan benar. Hal ini sejalan


dengan teori sebelumnya yang mengungkapkan
status gizi dipengaruhi oleh dua faktor, yaiu: 1)
faktor langsung seperti konsumsi pangan, dan
infeksi; 2) faktor tidak langsung seperti aktifitas
fisik, pengetahuan gizi, pendidikan dan status sosial
ekonomi15.
Hubungan Pengetahuan Gizi dengan
Status Gizi Siswa Dari hasil penilitian ini di peroleh
bahwa ada hubungan antara pengetahuan gizi
dengan status gizi siswa. Hal ini sejalan dengan
teori yang ada14, yang mengungkapkan bahwa
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor,
yaitu: 1) faktor internal seperti intelegensia, minat
dan kondisi fisik; 2) faktor eksternal seperti
keluarga dan masyarakat; 3) faktor pendekatan
belajar seperti upaya belajar dan strategi dalam
pembelajaran. Menurut penelitian sebelumnya,
pendidikan mempengaruhi pengetahuan, semakin
tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula
pengetahuan akan gizi sehingga tercapai tingkat
status gizi yang baik pula 16. Dari penelitian yang
diperoleh sebagai besar siswa berpengetahuan baik
dengan status gizi kurang. Hal ini sejalan dengan
teori sebelumnya, yang menyatakan bahwa pokok
masalah selain dari pengetahuan juga terdiri dari
kemiskinan dan krisis ekonomi langsung17. Serta
menurut penelitian sebelumnya mengatakan asupan
makanan mempunyai hubungan langsung dengan
status gizi18.
Keterkaitan status sosial ekonomi dengan
status gizi didukung oleh teori yang ada
mengatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara status gizi dengan status sosial
ekonomi. Pada remaja yang mempunyai status
sosial ekonomi lebih rendah lebih pendek dan lebih
kurus daripada remaja yang mempunyai status
sosial ekonomi sedang dan tinggi. Aktivitas fisik
merupakan faktor lain mempengaruhi status gizi19.
Menurut penelitian sebelumnya mengatakan bahwa
aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap status
gizi. Semakin sedikit penggunaan waktu siswa
untuk melakukan aktivitas sedang dan berat, maka
peluang terjadinya obesitas semakin besar. Semakin
banyak aktivitas maka semakin banyak pula kalori
yang digunakan sehingga tubuh menjadi ideal atau
justru lebih kurus1. Dari dasar penelitian tersebut
peneliti berasumsi bahwa status gizi kurang pada
siswa MTs Al-Manar Medan dapat disebabkan oleh
faktor tak langsung dari siswa itu sendiri salah
satunya adalah aktivitas fisik.

didapat sebagian besar siswa memiliki pengetahuan


baik dengan status gizi yang kurang. Hal ini terjadi
karena pengetahuan gizi bukan merupakan faktor
utama yang mempengaruhi status gizi individu
seseorang. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
status gizi.
Saran
1. Bagi pihak sekolah MTs Al-Manar medan, agar
lebih
memperhatikan
kembali
tingkat
pengetahuan dan status gizi siswanya.
2.22Bagi siswa MTs Al-Manar Medan yang
memiliki pengetahuan gizi yang baik tetapi
status gizinya tidak baik sebaiknya lebih
diperhatikan lagi makanan yang dikonsumsi dan
bagi siswa MTs Al-Manar yang memiliki
pengetahuan
gizi
yang
kurang,
agar
meningkatkan pengetahuan tentang gizi,
sehingga dapat mengatur angka kecukupan gizi,
sehingga memiliki status gizi yang baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin membahas
masalah yang sama, disarankan untuk
mengambil data penelitian yang akurat,
sehingga memiliki kemaknaan yang sama
ataupun lebih dari penelitian ini.
KETERBATASAN PENELITIAN
Kelemahan penelitian ini ada dua hal
yaitu, yang pertama adalah masih banyaknya faktor
perancu yang belum dikendalikan di dalam
penelitian ini. Kedua adalah faktor penelitian yaitu
selama penelitian kemungkinan terjadi human error
saat melakukan penimbangan dan masih kurangnya
jumlah sampel yang dilakukan dalam penelitian
serta pemilihan sampel yang kurang merata.
DAFTAR PUSTAKA
1.

2.

3.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan pada siswa MTs Al-Manar Medan, dapat
disimpulkan bahwa adanya hubungan pengetahuan
gizi dengan status gizi pada tumbuh kembang
remaja MTs Al-Manar, akan tetapi dari hasil yang

4.
5.

Erpridawati, D.D., 2012 Hubungan


Pengetahuan Tentang Gizi Dengan Status
Gizi Siswa SMP di Kecamatan Kerjo
Kabupaten
Karanganyar.
Surakarta:
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah
Jafar, N., 2012. Perilaku Gizi Seimbang
pada Remaja. Skripsi. Makassar: Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Hasanuddin
Rahmawati, R.R., 2012. Pengetahuan Gizi
Sikap Perilaku Makan dan Asupan
Kalsium Pada Siawi Sekolah Menengah
Atas.
Skripsi.
Semarang:
Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro
Mitayani & Sartika, W., 2010. Buku Saku
Ilmu Gizi. Jakarta: Trans Info Medika
Alfyan,
M.T.,
2010.
Hubungan
Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi
Siswa di SMA Harapan I Medan. Skripsi.

6.
7.
8.

9.
10.

11.
12.
13.

Medan: Fakultas Kedokteran Universitas


Sumatera Utara
Almatsier, S., 2013. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Jakarta: Gramedia
Sediaoetama, A.D., 2008. Ilmu Gizi.
Jakarta: Dian Rakyat
Rinanti, O.S., 2014. Hubungan Asupan
Zat Gizi Makro dan Pengetahuan Gizi
Seimbang dengan Status Gizi Siswa-Siswi
di SMP Muhammadiyah I Kartasura.
Skripsi.
Surakarta:
Fakultas
Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammdiyah
Arisman, 2010. Gizi dalam Daur
Kehidupan. Jakarta: EGC
Departemen
Gizi
dan
Kesehatan
Masyarakat, 2007. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo,
pp. 262-265.
Depkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar
2013. Diakses 04 Januari 2016.
http://depkes.go.id
Sastroasmoro, S. & Ismael, S., 2013.
Dasar-Dasar
Metodologi
Penelitian
Klinis. Jakarta: Sagung Seto
Susila & Suyanto. 2015. Metodologi
Penelitian Cross Sectional. Klaten:
Bossscript

14. Notoadmodjo, S., 2012. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
15. Dieny, F.F., 2014. Permasalahan Gizi
pada Remaja Putri. Yogyakarta: Graha
Ilmu
16. Zulaekah, S., 2011. Efektivitas Pendidikan
Gizi dengan Media Booklet terhadap
Pengetahuan Gizi Anak SD. Diakses 20
Februari
2016.
http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas
17. Supariasa, 2012. Penilaian Status Gizi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
18. Simatupang, M.R., 2008. Pengaruh Pola
Konsumsi, Aktivitas Fisik dan Keturunan
terhadap Kejadian Obesitas pada Siswa
Sekolah Dasar Swasta di Kecamatan
Medan Baru. Diakses 20 Februari 2016.
http://repository.usu.ac.id/
19. Ozguven, I. et all, 2010. Evaluation of
Nutritional Status in Turkish Adolescent as
Related to Gender and Sosioeconomis
Status. Diakses 20 Februari2016.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
PMC3005679/pdf/JCRPE2-111.pdf

Anda mungkin juga menyukai