PENDAHULUAN
pembangkit -
pemutar atau
Turbin air merupakan suatu sistem yang komplek yang didalamnya terdapat banyak
komponen peralatan, salah satunyacooling water system adalah suatu sistem yang
menyangkut tentang pendinginan suatu peralatan. Sistem pendinginan dimaksudkan
untuk mengurangi panas berlebih darisuatu peralatan agar peralatan tersebut tidak cepat
rusak.
Fungsi dari cooling water systempada PLTA adalah untuk menjaga agar mesin tidak
beroperasi pada temperatur yang sangat tinggi (overheating) maka sangat diperlukan
sistem pendingin yang efektif. Jika mesin dioperasikan pada temperatur tinggi maka
efisiensi mesin akan menurun. Pada dasaarnya sistem pendingin pada PLTA
menggunakan air yang diambil dari water supply dan dipompa oleh sebuah pompa
sentrifugal.
1. Tujuan Pelaksanaan PLI ( Pengalaman Lapangan Industri )
Adapun tujuan dari Pengalaman Lapangan Industridi PT. PLN (Persero)
Sektor Pengendalian Pembangkitan Bukittinggi PLTA Maninjauadalah :
a. Tujuan Umum
1. Membandingkan teori yang telah didapat di bangku perkuliahan dengan
penerapannya di dunia kerja, serta hubungannya dengan teknologi yang
berkembang dewasa ini di dalam bidang industri.
2. Mengaplikasikan
teori
yang
telah
didapat
di
perkuliahan
dan
b. Tujuan Khusus
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada SI Teknik Mesin,
Konsentrasi Produksi, Universitas Negeri Padang.
2. Mempelajari lebih dalam mengenai proses produksi yang ada di perusahaan,
dan terutama ingin mengetahui dan memahami tentang system dan
mekanisme pembangkit listrik tenaga air.
3. Mempelajari dan mengetahui cooling water
sytem
dan
prosedur
Metode
pengumpulan
data
merupakanfaktor
yang
yang
data
daninformasidaribuku-
bukupenunjangsebagaireferensi.
Bukit
Barisan.
Bukit Barisan ini memanjang hampir tidak ada putus-putusnya dari ujung yang
satu ke ujung yang lainya padapinggir sebelah barat Pulau Sumatra
dengan
Belanda
dan
Jepang, tetapi
realisasi
dari
perencanaan
tersebut
dilakukan sekitar tahun 1965, sebuah perusahaan konsultant koe co Ltd. Japan,
mengadakan penelitian tentang kemungkinan dibangunnya pembangkit listrik
dimaninjau. Setelah diadakan penyelidikan ulang oleh sebuah Firma dari
Jerman, Lehmayerir Internasinal Gmbh mengadakan studi menyeluruh terhadap
masalah pembangunan pembangkit tenaga listrik dimaninjau pada tahun 1977.
Hasil studi tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk pembangunan PLTA
Maninjau.
Penelitian
terakhir
yang
dilakukan
oleh
pihak
PLN pembangunan II
PIKITRING Sumbar-Riau yang saat itu dikepalai oleh bapak Ir. Januar Muin,
dilakukan bersama beberapa konstributor lainya pada awal tahun 1975. Hasil
penelitian tersebut pada tahun 1976 dijadikan sebagai salah satu pedoman
pemerintah untuk memperoleh dana pinjaman dari ADB (Asian Development
Bank) untuk keperluan pembangunan PLTA Maninjau.
Pada tahun 1977 pihak PLN menunjuk konsultan Electrowat Enggineering
service Ltd Zurich Switzerland dan Nippon Koei Ltd Jepang untuk memulai
pembangunan proyek PLTA maninjau, pelaksanaan proyek yang dilakukan
kedua perusahaan ini meliputi pekerjaan perencanaan, pembangunan dan
pemasangan alat-alat listrik dan mesin selama pelaksanaan proyek. Sebagai
kontraktor pelaksana pembangunan power house (bangunan gedung) sentral
PLTA Maninjau dan pembangunan trowongan (tunnel) dan dam (weir) serta
pintu
masuk
ini
dilaksanaan
oleh
kontraktor
yard dilaksanakan
proyek
tersebut
28 Desember
1983, saat
itu PLTA
Maninjau
berada
dibawah
pengawasan dan operasional PLN Wilayah III Sumbar-Riau sebagai salah satu
bagian dari satu administrasi surat keputusan Direksi No. 079/DIR/82. Sesuai
dengan tingkat perkembangan organisasi selanjutnya, maka dengan surat
keputusan Direksi No. 097.K/023/DIR/1997, PLN Sektor Bukittinggi berubah
nama menjadi PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembagkitan
Bukittinggi yang berkedudukan di Bukittinggi dengan unit kerja PLTA Maninjau
Lubuk Sao.
Tenaga listrik yang dihasilkan PLTA Maninjau dengan daya terpasang 4 X
17 MW dan tegangan 10 kv dinaikan menjadi 150 kv melalui trafo utama dan
disalurkan melalui jaringan transmisi 150 kv yang terinterkoneksi dengan sistem
Sumbagtengsel yang harus mengikuti aturan Unit Pengaturan Beban (UPB)
yang terletak di Lubuk Alung, yaitu:
1
Line 1
: Pariaman
Line 2
: Lubuk Alung
Line 3
: Padang Luar
Line 4
: Simpang 4 I (satu)
Line 5
: Simpang 4 II (dua)
10
28 Desember 1983, saat itu PLTA Maninjau berada dibawah pengawasan dan
operasional PLN
11
3. Struktur Organisasi
14
Satuan
15
1
2
3
4
235 Km2
94 Km2
464m
461,5m
5. Bendungan
Satuan
Tinggi
Lebar Masing-masing
Panjang Puncak Total
Elevasi Dasar
Tinggi Air Maksimum
2m
60 m
6m
462 m
462 m
6. Weir
Tabel 3.Dataweir
No
1
2
3
4
Data Weir
Tipe
Tinggi
Lebar
ElevasiDasar
Satuan
DoubleGate
2,5 m
2 x 3,5 m
462 m
16
Gambar 1.9.Intake
Tabel 4.Data Intake
No
1
2
3
4
Data Intek
Tipe
Tinggi
Lebar
ElevasiDasar
Satuan
RollerGate
3,4 m
2 ,4 m
453,75 m
Satuan
Diameter
Panjang
Diameter Pipa
Panjang Pipa
3,4 m
4,3km
2,7 m
584m
17
5
6
Sudut Kemiringan
ManiFold
60
Steel Linier
9. TailRace
Satuan
2(2,8X 3,3)m
350 m
18
Satuan
Tipe
Panjang
Lebar
Tinggi
Semi UnderGruond
56m
28 m
45 m
19
Data Turbin
Satuan
Type
VF-IRS
Merek
TOSHIBA
Kapasitas terpasang
17,5 KW
Serial No.
3601075
Rate Head
210,1m
226m
9,54m
Kecepatan Putar
600 rpm
EnergiYang Dihasilkan
99,2m/kW
Kecepatan Awal
1,02 rpm
10
20
Data Generator
Satuan
Type
VF-IRS
Frekuensi
50 Hz
Kapasitas terpasang
4 x17,KW
Output
4x 21,5MVA
Power Factor
0,79 %
226m
Speed
Voltage
HubunganGulungan
Double Star
Perbandingan Shortcircuit
: 1,15
10
TekananOliPenggerak
110 Kg/cm2
11
Tekanan UdaraPenggerak
12 18 Kg / cm2
12
PendinginUdara
1300 liter/liter
13
KelasIsolasi
B Class
14
Arus
2150 A
15
TeganganExiter
150 volt
16
Standard
jec. 144
17
Produksitahunan
1981
10 KV
21
Gambar 1.15.Transformator
Tabel 13.Trafo
No
Data Trafo
Satuan
Tipe
BoarDiagraf
Kapasitas
16000/21500kVA
Tegangan
P.10KV,S 150KV
Frekuensi
50Hz
Cooling
Onan
22
Line
Line
Line
Line
Line
1
2
3
4
5
: Maninjau Pariaman 40 km
: Maninjau Lubukalung 56 km
: Maninjau - Padang luar 42 km
: Maninjau - Simpang 4 I (satu) 75 km
: Maninjau - Simpang 4 II (dua) 75 km
Feeder 1
Feeder 2
Feeder 3
Feeder 4
: Maninjau
: Lubuk Basung 1
: Pasar Usang
: Lubuk Basung
Hubungan
Industri
(UHI).
Penulis
melaksanakan
PLI
di
PT.
23
a. Pengenalanterhadapsejarahperusahaan,
ruanglingkupkerja,
tatatertibperusahaandanstrukturorganisasiperusahaan.
b. Pengenalan proses produksiperusahaan.
c. Pengenalanalattentang bagian-bagian Main coolingwaterpumpyang
digunakan di PLTA Maninjau.
2. Kegiatan Khusus :
a. Mengetahuiapa itu Cooling Water systempada PLTA Maninjau
b. Mengetahui fungsicooling Watersystem di PLTA Maninjau.
c. Observasi langsung kelapangan untuk mengetahui peralatan-peralatan
yang digunakan pada PLTA Maninjau.
d. Bertanya kepada karyawan dan staf di PLTA Maninjau.
e. Metode mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku penunjang
sebagai referensi.
Penulis berharap Pengalaman Lapangan Industri ini dapat dilaksanakan
pada tanggal 20 Juni 2016 s/d 10 Agustus 2016.
Rincian kegiatan dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 14. Jadwal Pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri
No
Tanggal
Kegiatan
Catatan
1
2
20 Juni 2016
21 Juni 23 Juni 2016
Kedatangan di Perusahaan
OrientasiLapangan
Tanggal dan
Kegiatanpengambilan data
ini dapat
berubah
10 Agustus 2016
KembalikeKampus
lama kegiatan
sesuai dengan
kondisi
perusahaan.
24
25
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASPEK TEORITIS
1. Prinsip dasar Pembangkitan PLTA Maninjau
sehingga
26
Fungsi dari sistem pendingin pada PLTAadalah untuk menjaga agar mesin tidak
beroperasi padatemperatur yang sangat tinggi(overheating) maka sangatdiperlukan
sistem pendinginyang efektif. Jika mesindioperasikan pada temperatur tinggi maka
efisiensi
mesin
akanmenurun.
Pada
dasaarnya
sistem pendingin
pada
PLTAmenggunakan air yang diambildari water supply dan dipompaoleh sebuah pompa
sentrifugal.
27
28
29
Gambar 2.17.MotorMCWP
Main Strainersebelum di
30
Head tank memilki total kapasitas 8x3,5x7 Volume air.Head tank berfungsi untuk
menjaga flow dari air pendingin didalam close auxiliary cooling water system pada
supply utama dari sirkulasi sistem low.Head tank dilengkapi oleh dengan sebuah
vitting,level indikator dan sebuah tabung Level (Level Botlle).Level Botlle di lengkapi
Floating Swicth.
.
Gambar 2.19.Head Tank PLTA Maninjau
e. Main Strainer
Main Strainer berfungsi untuk menyaring kotoran yang terdapat pada air sebelum
di gunakan untuk pendingin pada seluruh peralatan yang pada PLTA Maninjau. Air yang
digunakan berasal darihead tank yang kemudian di alirkan ke main strainer
menggunakan gravitasi.Di dalam main strainer air disaring ke Booster pump untuk
dinaikan tekananya.Booster Pump ini berfungsi untuk menaikan tekanan air di dalam
pipa yang berasal dari valve 20 WC,yang kemudian dialirkan ke water plow relay
menuju turbin bearing dan shaftseal dan ada juga yang dialirkan ke sub strainer dan
alat penditeksi tekanan air (63 WB dan 63 W).Selain itu booster pump juga berfungsi
untuk memompa air dari main strainer ke stuffing box untuk Pendinginan Shaft seal
dan menahan tekanan dari
31
Gambar 2.20.Main
stariner
f. Sub Strainer
Sub
Strainer
berfungsi sebagai
penyaring
airyang
dialirkan ke shaft
seal danTurbin Bearing dan ada juga yang dialirkan menuju alat pengukur tekanan dan
alat pendeteksi air.
g. Water flow Relay
Water flow Relay berfungsi untuk menditeksi aliran air yang mengalir didalam
pipa pendingin.
32
Motor dilindungi oleh over load jika pompa macet atau ampere naik
2.
3.
33
34
2 Predictive Maintenance
Pemeliharaan predictive adalah sistem pemeliharaan preventive berbasis kondisi
peralatan dengan cara memonitori peralatan secara terus menerus atau berkala pada saat
mesin operasi atau stop. Hasil pengecekan dianalisa dan di evaluasi serta di simpulkan
prakiraan kondisi untuk di tuangkan dalam rekomendasi pemeliharaan.
Pengecekan rutin kondisi mesin ada 2 macam yaitu :
35
C. PEMBAHASAN
1. Sistem Air Pendingin PLTA Maninjau
36
1 - 2 unit yang beroperasi hanya satu pompa akan beroperasi secara hidup mati
3 unit yang beroperasi satu pompa akan bekerja terus menerus
4 unit yang beroperasi pompa prioritas akan bekerja terus menerus dan pomp
bantu akan bekerja hidup mati.
Untuk mensupply air dari hasil pemakaian turbin di Tail Race menuju Head Tank
pada elevasi 257,5 mdpl melewati Check Valve dengan ketinggian 30 M kemudian air
tersebut disupply secara gravitasi melalui Main Stainer untuk disaring selanjutnya
menuju ke Upper & Thrust Bearing sebanyak 300 liter/menit, Air Cooler sebanyak
1300liter/menit, Lower Bearing sebanyak 120 liter/menit kemudian keluar ke Tail Race
melalui Flow Relay sedangkan untuk Turbin Bearing sebanyak 130 liter/menit, Shaft
Seal sebanyak 30 liter/menit, keluarannya ke Sump pit melalui Flow Relay. Supply air
pendingin untuk Genset tidak melewati Main Stainer dan keluarannya langsung ke Tail
Race Manifold. Apabila ketiga Main Water Pump tidak bisa di hidupkan sementara di
butuhkan air pendingin,supply air bisa di ambil melalui Reducing valve.
2. Uraian Pemeliharaan
Bagian peralatan sistem pendingin merupakan bagian yang penting dari sistem
pendinginan yang dioperasikan pada PLTA Maninjau. Secara umum Sistem air
pendingin / sirkulasi air pedingin
TankFloating Switch akan memerintahkan Main Water Pump bekerja memompakan air
37
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan pengalaman lapangan industri di PT. PLN (Persero)
Pembangkitan unit Maninjau berlangsung, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Prinsip kerja PLTA Maninjau merupakan salah satu pembangkit hidro sektor
Bukittinggi yang bersumber dari Danau Maninjau. Energi Potensial yang dimiliki
Danau Maninjau mengalirkan air melalui headrace tunel. Air tersebut akan
38
water
39
system pada PLTA Maninjau terjadi kerusakan pada flow relay, dan pompa mati.
Predictive Maintenance adalah sistem pemeliharaan preventive berbasis kondisi
peralatan dengan cara memonitori peralatan secara terus menerus atau berkala
pada saat mesin operasi atau stop. hasil pengecekan dianalisa dan di evaluasi
serta di simpulkan prakiraan kondisi untuk di tuangkan dalam rekomendasi
1
2
pemeliharaan.
Pengecekan rutin kondisi mesin ada 2 macam yaitu :
Kondisi langsung
Kondisi tidak langsung
Objek yang di pantau pada cooling water system PLTA Maninjau untuk
keperluan pemeliharaan predictive meliputi, Tahanan isolasi, Vibrasi Bearing
MCWP dan Temperatur panel MCB.
B. Saran
Dari hasil diskusi dan pengalaman lapangan industri penulis menyarankan:
Dalam pemeliharaan selalau mengunakan alat pelindung diri (APD).
Mengutamakan keselamatan kerja dan menjaga kebersihan lingkungan unit.
40